SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP )/ RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RKPS) 1. 2. 3. 4. 5. Nama Mata Kuliah Dosen Pembina Kode/ SKS Mata Kuliah Prasyarat Status Mata Kuliah : Perencanaan Pembangunan Daerah : Drs. Achmadur Rifa’i : 010 – 023311/ 3 SKS : Tidak Ada : Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKKB) 6. Deskripsi Singkat Mata Kuliah Setelah mempelajari dan memahami perencanaan pembangunan daerah maka mahasiswa dapat mengetahui konsep – konsep perencanaan pembangunan di daerah berdasarkan potensi lokal sehingga dengan demikian menjadi pengetahuan yang komprehensif dalam rangka pembangunan daerah. 7. Tujuan Pembelajaran Umum Untuk mengetahui kedudukan strategis perencanaan pembangunan hubungan hubungannya dengan pelaksanaan pembangunan daerah berdasarkan potensi daerah. 8. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat diharapkan memahami dasardasar dan tata kerja perencanaan pembangunan di daerah baik sector maupun sub sector. RENCANA JADWAL KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu Ke I II III Topik Bahasan 1. Pendahuluan 1.1.Konsep-konsep Perencanaan Pembangunan 2.1.Konsep Perencanaan Pembangunan Daerah 2.2.Siklus Perencanaan Pembangunan Daerah. 3.1. Proses Perencanaan 3.2. Pembangunan Daerah 3.2.1. Musrenbang Metode Pembelajaran Referensi Tutorial Media OHP Sitanggang : 1999 Idem Idem Idem Odang : 2003. UU No. 25 Th.2004 IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI 3.2.2. RPJM Lembaga Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapeko/Bapekab) 5.1. Beberapa Indikator Pembangunan Daerah 5.1.1. Potensi Ekonomi 5.1.2. Potensi Penduduk 5.1.3. Potensi wilayah Peranan Data dan Statistik Perencanaan Pembangunan Daerah Pengumuman Rencana Jangka Panjang Daerah (RPJMD) UTS Penyusunan Rencana Jangka Panjang Menengah Daerah (RPJMD) Rencana Strategi Daerah (Renstrada ) 11.1. Dukungan Dana / Anggaran Keuangan Pembangunan Daerah 11.2. Kebijakan Umum Daerah Pengawasan Pembangunan Daerah Hambatan-hambatan dlm Perencanaan Pembangunan Daerah Analisa & Evaluasi Perencanaan Daerah Partisipasi Masyarakat Daerah UAS Idem Idem Idem Idem Idem BPS : 2003 Idem Idem Idem Idem Idem Idem Tutorial Kepres No.17 Th. 2000 tentang APBN Idem UU No. 32 Th. 2004 Tentang Pemda Bachrawi : 2000. Tutorial Airlangga : 2000 Tutorial Diskusi Idem Referensi: Bachrawi Sanusi, 2000, Sistem Ekonomi Pembangunan Indonesia, Jakarta. Biro Pusat Statistik, 2003, Buku Statistik, Jakarta. Odang, Yusuf Abdullah, 2003, Planning, Programing, Budgeting System, Lembaga Administrasi Negara (LAN), Jakarta. Sitanggang, 1999, Perencanaan Pembangunan, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Perekonomian Indonesia, Abad XXI, Peluang & Kendala, Airlangga, Jakarta. UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. (APBN). UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Keputusan Presiden No.17 Th. 2000 Tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara BAB I PENDAHULUAN SEJARAH ILMU POLITIK - Ilmu politik lahir abad XIX sebagai salah satu cabang ilmu sosial. - Ilmu politik bisa berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu sosial lainnya seperti antropologi, sosiologi, psikologi, dan lain-lain. - Obyek ilmu politik adalah Negara, pemikiran Negara sebagai obyek ilmu politik dimulai sejak k.l. 450 SM yang dipelopori oleh Herodotus, Plato, Aristoteles, dsb. - Di Indonesia dipelopori oleh penulisan kitab “negaraketagama” abad 13 – 15 Masehi pada masa kerajaan majapahit. - Di eropa dan Amerika Serikat abad 18 – 19 M dipengaruhi oleh ilmu hukum dengan focus perhatian semata-mata hanya pada Negara. - Perkembangan berikutnya disebabkan oleh adanya tekanan untuk membahas ilmu politik daripengaruh yuridis maka ilmu politik banyak mendasarkan diri atas pengumpulan data empiris sehingga tidak hanya pada Negara, akan tetapi juga berfokus pada tingkah laku politik ( political behaviour ). - Setelah perang dunia ke-2 ilmu poltik semakin pesat perkembangannya khususnya di AS dan Belanda dengan didirikannya fakultas ilmu politik serta mendapatkan dorongan dari badan-badan PBB seperti UNESCO. - Sebagai tindak lanjut UNESCO pada tahun 1948 mengadakan survey terhadap 30 negara mengenai kedudukan ilmu politik dan akhirnya menghasilkan sebuah buku yang bernama Contemporery Political Science 1948. - Disamping itu berdiri pula berdirilah organisasi ilmuan politik yaitu International Political Science Assosiation ( IPSA ) th. 1949. ILMU POLITIK SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN Ilmu politik sebagai ilmu pengetahuan mempunyai criteria sebagai berikut : a) Memiliki obyek yaitu Negara, tingkah laku politik. b) Mempunyai metode ilmiah yaitu mengidentifikasi pola-pola proses politik dan pendekatan-pendekatan ( approach ). c) Sistematis dan analaisis berdasarkan gejala-gejala atau fenomena politik yang lebih sistematis dan empiris “ behavioural approach “ seperti pendapat G. Almond dan David Easton. d) Ruang lingkup dan tujuan Pada decade th. 60-an timbul post behaviouralism di AS yang dipelopori oleh Herbert Marcuse, C. Wright Mills yaitu mengarah pada ilmu pengetahuan yang murni dengan pendekatan eksakta. PENDEFINISIAN ILMU POLITIK - Politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis yang artinya kota atau negara kota (city state). - Ilmu politik ( politics ) : ilmu yang mempelajari tentang kekuasaan, cara-cara mendapatkan kekuasaan atau memperoleh kekuasaan, mempertahankan kekuasaan, dan memelihara kekuasaan. - Pendapat dari Montesquieu, politik adalah bagaimana fungsi pemerintah bisa dimasukkan ke dalam kategori legislative, eksekutif, dan yudikatif. Pendapat ini dikembangkan oleh J. J Rosseau yang berkembang menjadi teori trias politika. - Harold D. Lasswell dan Abraham Kaplan mengatakan ilmu politik adalah salah satu dari ilmu kebijakan yang mempelajari pengaruh dan kekuasaan, dst. - Berdasarkan definisi-definisi tsb maka konsepsi politik itu berfokus pada : 1) Negara ( state ). 2) Kekuasaan ( power ). 3) Pengambilan keputusan ( decision making ). 4) Kebijaksanaan ( Policy ). 5) Pembagian ( distribution ). 6) Alokasi ( allocation ). PEMBAGIAN ILMU POLITIK MENURUT KONTEMPORERY POLITICAL SCIENCE UNESCO DIBAGI DALAM 4 BIDANG : I. Teori-teori politik : 1. Teori politik 2. sejarah perkembangan ide-ide politik. II. Lembaga-lembaga politik 1. UUDS atau Konstitusi 2. pemerintahan nasional (pusat) 3. pemda ( local ). 4. fungsi ekonomi sosial pemerintah. 5. perbandingan lembaga-lembaga politik. III. Partai-partai/golongan-golongan ( group ) public opinion ( pendapat umum ) IV. Hubungan internasional 1. politik internasional 2. organisasi administrasi internasional 3. hukum internasional MAKNA ILMU POLITIK Menurut Harold Lasswell, politics adalah Who gets whats when, how? Maksudnya siapa mendapatkan apa, kapan dan bagaimana.