BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Berbagai definisi yang dibuat untuk merumuskan makna komunikasi pada dasarnya menyatakan bahwa komunikasi merupakan suatu proses pada saat seseorang berusaha untuk menyampaikan informasi dan mendapatkan hal – hal yang menjadi sasarannya. Melalui komunikasi maka manusia dapat saling berinteraksi, dan di dalam berinteraksi maka dapat terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan serta pengalaman antara komunikator dan komunikan. Rosady Ruslan 1 mengatakan bahwa “komunikasi adalah interaksi antar manusia yang bertujuan untuk menumbuhkan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dengan komunikan (penerima pesan).” Sutisna 2 menyatakan bahwa Dalam proses pertukaran terjadi proses komunikasi baik langsung maupun tidak langsung. komunikasi dapat menginformasikan dan membuat konsumen menyadari atas keberadaan produk yang ditawarkan. Komunikasi juga dapat digunakan sebagai pengingat bagi konsumen terhadap produk. Suatu perusahaan dapat bertahan karena adanya konsumen, untuk itu perusahaan harus berusaha untuk mempertahankan konsumennya. Peran penting dari komunikasi juga berkaitan dengan membujuk konsumen untuk melakukan pembelian. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi sifatnya persuasif, yaitu bagaimana membujuk konsumen agar melakukan tindakan pembelian. Menurut dedy Mulyana 3 menyatakan bahwa kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang 1 Rosady Ruslan. Kampanye Public relations. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2005. Hal 17 Sutisna. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya. 2001. Hal 266 3 Dedy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar cet.Ke-9 (edisi revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2007. hal.46 2 16 17 mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Menurut William Al Big dalam Kennedy dan Soemanegara 4 menyatakan bahwa : Komunikasi sebagai “the process of transmitting meaningful symbols between individuals” Definisi itu mengimplikasikan bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial yang terjadi antara sedikitnya dua orang, di mana salah seorang mengirimkan sejumlah simbol tertentu pada orang lain. Komunikasi terjadi jika kedua pihak sama-sama dapat mengolah dengan baik simbol yang disampaikan. Simbol itu dapat disebut sebagai pesan, di mana proses penyampaiannya dilakukan dengan media, dan terjadi perubahan atau respon terhadap pesan yang disampaikan. 2.1.1 Komunikasi Bisnis Dalam kehidupan suatu organisasi bisnis, komunikasi merupakan faktor yang sangat penting bagi pencapaian tujuan perusahaan. Definisi komunikasi bisnis menurut Purwanto 5 adalah “komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencangkup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal untuk mencapai tujuan tertentu”. Menurut Purwanto 6 pada dasarnya ada dua bentuk dasar komunikasi yang lazim digunakan dalam dunia bisnis, yaitu : 1. Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam dunia bisnis untuk menyampaikan pesan – pesan bisnis kepada pihak lain baik secara tertulis maupun lisan. Bentuk komunikasi verbal ini memiliki struktur yang teratur dan terorganisasi dengan baik, sehingga tujuan 4 John E. Kennedy & R. Dermawan Soemanagara. Marketing Communication Taktik dan Strategi. cet.ke-3. Jakarta : PT. Buana Ilmu Populer. 2009. Hal.2 5 Djoko Purwanto. Komunikasi Bisnis. Jakarta : Erlangga.2006. Hal 4 6 Ibid. 5-6 18 penyampaian pesan- pesan bisnis dapat tercapai dengan baik. Contohnya : membuat dan mengirim surat pengantar barang ke suatu perusahaan, membuat dan mengirim surat pengumuman ke media massa. 2. Komunikasi Nonverbal, bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi nonverbal. Menurut teori antropologi, sebelum manusia menggunakan kata – kata, mereka telah menggunakan gerakan – gerakan tubuh, Bahasa tubuh sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Contoh : mengerutkan dahi tanda sedang berfikir keras. Secara umum dapat dikemukakan bahwa yang dimaksudkan dengan komunikasi bisnis adalah setiap komunikasi yang digunakan untuk membangun patnerships, sumber daya intelektual, untuk mempromosikan satu gagasan; suatu produk; service; atau suatu organisasi, dengan sasaran untuk menciptakan nilai bagi bisnis yang dijalankan. Komunikasi bisnis meliputi pengetahuan yang menyeluruh dari sisi internal dan eksternal bisnis. Komunikasi (perseroan/perusahaan), internal strategi, termasuk rencana – komunikasi rencana, visi kultur/budaya perusahaan, nilai – nilai dan prinsip dasar yang terdapat diperusahaan, motivasi karyawan, serta gagasan- gagasan dan lain – lain. Komunikasi eksternal termasuk merek, pemasaran, iklan, hubungan pelanggan, hubungan masyarakat, hubungan- hubungan media, negosiasi bisnis, dan lain – lain. Bagaimanapun bentuknya, semua hal tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan suatu nilai bisnis. Dari penjelasan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencangkup segala bentuk komunikasi verbal dan nonverbal, dimana 19 meliputi pengetahuan yang menyeluruh dari sisi internal dan eksternal bisnis. 2.1.2 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi Bisnis Jika dilihat dari orientasi terhadap laba, organisasi dibagi menjadi 2 yaitu organisasi yang berorientasi laba dan organisasi nirlaba.namun apapun bentuk organisasi bisnis, menurut Sutrisna 7 komunikasi akan berfungsi sebagai berikut : 1. Informatif Organisasi membutuhkan banyak sekali informasi berkaitan dengan upaya organisasi untuk mencapai tujuan 2. Pengendalian Komunikasi berfungsi sebagai pengatur dan pengendali organisasi. Komunikasi dalam hal ini berupa peraturan, prosedur, perintah, laporan, dan lain – lain. 3. Persuasif Komunikasi berfungsi mengajak orang lain mengikuti atau menjalankan ide/ gagasan yang diingikan organisasi 4. integratif dengan adanya komunikasi, organisasi terbagi menjadi beberapa bagian atau department namun akan tetap merupakan satu kesatuan yang utuh dan terpadu. Peran komunikasi dangat penting bagi manusia dalam kehidupan sehari – hari, sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat persuasif, edukatif dan informatif. Sebab tanpa komunikasi maka tidak adanya proses interaksi, saling tukar pengetahuan, pengalaman, pendidikan, persuasi, informasi dan lain sebagainya. Apabila dikaitkan dengan Public Relations maka sarana komunikasi tersebut adalah hal yang sangat penting dalam meyampaikan pesan – pesan demi tercapainya tujuan bersama dengan publik, khalayak sasarannya. 7 Dewi Sutrisna. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta : CV Andi Offset. 2007. Hal 23 20 2.2 Public Relations Public Relations (PR) menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik bersifat komersial maupun non komersial. Kehadirannya tidak dapat dicegah, terlepas dari kita menyukai atau tidak. Kita tidak bisa memutuskan untuk menghadirkan atau sebliknya meniadikan Public Relations. Sebenarnya, Public Relations terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya. Menurut Scott M. Cutlip and Allen H. Centre dalam Ruslan 8 mengatakan bahwa “Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar. Antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan – tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.” Sedangkan Dr. Rex Harlow dalam Ruslan 9 menyatakan bahwa : ‘Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktifitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama ; dukungan manajemen untuk mamapu menanggapi opini publik; secara efektif; bertindak sebagai system peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.” Walaupun berbagai definisi kehumasan memiliki redaksi yang berbeda akan tetapi prinsip dan pengertiannya sama. Sebagai acuan, salah satu definisi 8 9 Rosady Ruslan. Kiat dan Strategi Public Relations. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2007. Hal 6 Rosady Ruslan. Kampanye Public Relations. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2008. Hal 20 21 Public relations yang diambil dari The British Institute of Public Relations dalam Rosady Ruslan 10 berbunyi : a. “Public relations activity is management of communications between an organization and its publics”. dapat diartikan dengan “Aktivitas Public Relations adalah mengelola komunikasi antara organisasi dan publiknya”. b. “Public Relations practice is deliberate, planned and sustain effort to establish and maintain mutual understanding between an organization and its public”. dapat diartikan “Praktik Public Relations adalah memikirkan, merencanakan dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya”. Jadi secara garis besar definisi dari PR sendiri adalah sebuah manajemen komunikasi yang menjembatani antara pihak internal dan eksternal perusahaan untuk memikirkan, merencanakan, membangun serta menjaga saling pengertian antara organisasi dengan publiknya sehingga dapat tercipta komunikasi dua arah secara positif. 2.3. Maketing Public Relations Menurut Wilcox (1992) dalam Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto11 menyatakan bahwa alat dan teknik Public Relations (PR) yang sering digunakan untuk menunjang marketing dan sasaran penjualan suatu bisnis disebut “Komunikasi Marketing” atau “Marketing Public Relations”. Staf PR yang bekerja dibidang ini biasanya bergabung dalam divisi marketing. Public Relations yang berorientasi marketing dibentuk oleh suatu divisi baru yakni “ Komunikasi dan Marketing” Public Relations (PR) dapat memperluas peranannya dalam bidang pemasaran produk atau jasa pada akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an di Amerika Serikat. Banyak pengelola marketing menerapkan PR sebagai pendukung unsur promosi dalam Marketing Mix (bauran pemasaran terdiri dari product, price, 10 Rosady Ruslan. Manajemen Public relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, Cetakan kelima. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2003. Hal 15 - 16 11 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto. Dasar – Dasar Public Relations Cetakan Keenam. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2008. Hal153 22 place, promotion). Masuknya bidang PR ke dalam marketing, karena peningkatan kebutuhan dan minat konsumen, harga semakin kompetitif, perlu memperluas distribusi, banyaknya promosi dari produk/jasa sejenis. Berubahnya cara marketing dengan memasukkan PR ke dalamnya, bagi dunia usaha di Amerika disebabkan oleh : 1. 2. 3. 4. Adanya sikap kritis konsumen dan ketatnya pengawasan dari pemerintah Penarikan berbagai produk, selalu menghiasi berita utama di media massa Adanya kesan negatif konsumen kepada setiap produk yang ditawarkan Perlunya pemasangan iklan dengan muatan yang mencerminkan kebutuhan sosial dan tanggung jawab produsen 5. Seringkali bermunculan berbagai isu produk dan perusahaan 6. Masalah citra perusahaan dan produk yang selalu harus dipelihara dan ditingkatkan PR dapat menjadi efektif menopang fungsi marketing, harus terlebih dahulu diperjelas dalam perencanaan marketing. Perencanaan harus matang dalam menentukan sasaran dan target perusahaan, yaitu dengan penerapan strategi dan taktik promosi untuk penjualan suatu produk. Menurut Soleh Soemirat dan Elviaro Ardianto 12 PR digunakan dalam perencanaan marketing untuk mencapai sejumlah sasaran 1. Membantu perusahaan dan nama produknya agar lebih dikenal 2. Membantu mengenalkan produk baru atau peningkatan produk 3. Membantu meningkatkan suatu produk life of style contohnya menyempurnakan pesan iklan dan promosi penjualan dengan menambah informasi baru 4. Mencari pangsa pasar baru dan memperluas keberadaannya 5. Memantapkan semua image (citra) yang positif bagi produk dan usahanya Menurut Rhenal Kasali 13 “khalayak marketing PR adalah “masyarakat dan konsumen”. MPR menunjukkan adanya lintas informasi dua arah mengenai produk 12 Ibid 154 23 dan atau organisasi. Lebih dan menyampaiakn informasi MPR mengkomunikasikan segenap konsep dan gagasan organisasi sehingga dalam benak public sasaran berkembang motivasi untuk melakukan pembelian. Begitu erat dan pentingnya kerjasama antara bidang public relations dan marketing, sehingga ada istilah untuk menggabungkan aktifitas keduanya yang disebut dengan Marketing Public Relations (MPR). Thomas L haris dalam Soemirat dan Ardianto 14 mendefinisikan dengan sangat spesifik bahwa : “Marketing Public Relations merupakan proses dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program – program yang mendorong minat beli serta kepuasan konsumen, melalui penyampaian informasi dan kesan yang meyakinkan, dalam usaha memperlihatkan bahwa perusahaan dan produk –produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, dan minat konsumen.” Ada dua frasa dari kata kunci tersebut, yang pertama “ mendorong minat beli dan kepuasan konsumen” merupakan hal yang mendasar dari sasaran pemasaran dan yang kedua “ melalui penyampaian informasi dan kesan meyakinkan” kata kesan meyakinkan harus digaris bawahi karena mengandung publisitas media dan PR. Ada suatu kredibilitas atau kepercayaan, keunggulan nyata dari publisitas melalui iklan dan publisitas media kiranya hanya dapat diperoleh melalui PR. MPR penekanannya bukan pada selling (seperti pada kegiatan periklanan) namun peran pemberian informasi, pendidikan dan upaya peningkatan pengertian lewat penambahan pengetahuan mengenai suatu produk/ jasa/ perusahaan akan lebih kuat dampaknya dan agar lebih lama diingat oleh konsumen. Dengan tingkatan komunikasi yang lebih intensif dan komprehensif bila dibandingkan dengan iklan, maka MPR merupakan suatu konsep yang lebih tinggi dan lengkap 13 Rhenal Kasali. Management Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta : Grafiti Media Pers. 2000. Hal 27 14 Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto.2008,Op.Cit., 154 24 dari iklan yang biasa. Kombinasi antara MPR dan iklan, dapat senantiasa dilakukan untuk memeperkuat kegiatan penampilan perusahaan. MPR memberikan penekanan pada aspek managemen dari pemasaran dalam bentuk suatu produk atau jasa secara profesiona dengan memperhatikan kesejahteraan konsumen. 2.3.1 Hubungan Public relations dan Pemasaran Public Relations kini telah menjadi alat komunikasi dengan peran lebih besar, bukan hanya dalam membangun citra perusahan tapi juga pada citra produk dan merek. Hal ini terlihat dengan banyaknya sekarang ini perusahaan yang memperluas strategi PR mereka dengan menggabungkan social media, corporate/ product branding, advertising. Mengenai perluasan fungsi PR dalam pemasaran, Frank Jefkins 15 mengungkapkan bahwa : “Since PR concern the total communication of any organizations. Commercial or non commercial… it is involved in every aspect of the marketing mix. Since the marketing director is constantly involved in human relations and communication he needs to be PR minded.” Pada dasarnya Public Relations mengisi semua lini komunikasi yang terjadi di semua organisasi. Baik komersial maupun nonkomersial. Tak terkecuali dalam berbagai aspek di dunia pemasaran yang pada dasarnya juga memerlukan komunikasi dan hubungan antar pribadi, seperti antara perusahaan dengan target khalayak, dengan konsumen dan dengan pelanggan. Philip Kotler dan Willlian dalam Rhenal Kasali 16 mengusulkan beberapa model konsep yang menghubungakan Public Relations dan 15 Frank Jefkins. Public Relations Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga. 2005. Hal 32 25 Marketing, salah satu bentuk modelnya adalah terisah tetapi fungsinya sama, yaitu : “model ini mendekati model tradisional dalam pemasaran dan Public Relations, dimana masing – masing berdiri dari sudut yang berbeda karena ilmunya beda. Meski demikian, orang diluat kedua disiplin ini melihat objective dan fungsi keduanya tetap sama. Marketing bergerak pada sector pelayanan dan kepuasan konsumen untuk memperoleh laba. Public Relations dibutuhkan karena bergerak dalam sector citra sehingga masyarakat mempunyai kesan yang baik terhadap perusahaan dan perusahaan memperoleh laba.” Menurut De Lozier 17 menyatakan kelebihan Public Relations dalam pemasaran memang terletak pada aspek komunikasi, menjadi alat utamanya. Komunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam pemasaran barang, jasa maupun ide, atau citra lembaga. Komunikasi berfungsi sebagai saluran serta pesan- pesan yang bersifat informatif dan persuasif Membangun citra perusahaan sehingga mendukung produknya Wilcox dan Nolte dalam Elvinaro Ardianto 18 menyatakan bahwa ada delapan aktifitas PR yang berkontribusi mendorong sasaran marketing : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 16 Mengembangkan prospek baru untuk pasar- pasar baru, seperti orang – orang yang memerlukannya setelah melihat atau mendenganr pemuatan produk dalam media berita. Meningkatkan dukungan dalam surat kabar, majalah, radio dan televise dalam bentuk news release tentang produk – produk atau jasa perusahaan, keterlibatan komunitas, penemuan – penemuan dan perencanaan – perencanaan baru Mengungguli penjualan secara umum, biasanya melalui artikel dalam pers perdagangan tentang produk – produk dan jasa – jasa baru. Membuka jalan untuk permintaaan penjualan Memperluas periklanan organisasi dan mendukung pengenalan perusahaan dan produk – produknya. Menyediakan media penjualan murah karena artikel tentang perusahaan dan produk – produknya dapat dicetak ulang sebagai Rhenal Kasali. 2000,Op. Cit., 59 M.W. De Lozier. The Marketing Communication Process. New York : McGraw Hill. 1996. Hal 164 18 Elvinaro Ardianto. Handbook of Public Relations Pengantar Komprehensif. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. 2011. Hal .278 - 279 17 26 7. 8. lembaran – lembaran informasi untuk memperoleh pelanggan – pelanggan prospektif Kemapanan korporasi sebagai sebuah sumber informasi yang memiliki kewenangan pada pemberian produk Bantuan untuk menjual produk – produk minor yang tidak memiliki anggaran periklanan yang besar Thomas L. Harris dalam Belch & Belch 19 menyebut kegiatan Public Relations yang dirancang untuk mendukung tujuan pemasaran sebagai fungsi Marketing Public Relations (MPR). tujuan pemasaran yang dapat dibantu penyampaian oleh kegiatan informasi kehumasan kesadaran dan termasuk meningkatkan mendidik, mendapatkan pemahaman, membangun kepercayaan, memberikan konsumen alasan untuk membeli, dan memotivasi daya terima konsumen. MPR menambah nilai program pemasaran terpadu dalam beberapa cara: 1. Membangun lingkungan marketing yang kondusif sebelum dijalankannya aktivitas periklanan. 2. Meningkatkan Return On Invesment (ROI). 3. Membentuk berita umum bukan berita produk melalui aktivitas periklanan. 4. Mengenalkan produk dengan aktivitas periklanan atau tanpa aktivitas periklanan. 5. Menyiapkan nilai tambah pelayanan konsumen. 6. Membangun brand untuk konsumen 7. Mempengaruhi para tokoh masyarakat 8. Mengurangi produk yang mengandung resiko dan memberi konsumen alasan untuk membeli. Menurut De Lozier 20 menyatakan kelebihan Public Relations dalam pemasaran memang terletak pada aspek komunikasi, menjadi alat utamanya. Komunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam pemasaran barang, jasa maupun ide, atau citra lembaga. Komunikasi berfungsi sebagai saluran serta pesan- pesan yang bersifat informatif dan persuasif 19 George E.Belch & Michael A. Belch . Advertising and Promotions an Intefrated Marketing Communications Perspective sixth edition. New York : McGraw Hill. 2012. Hal 568 -567 20 M.W. De Lozier, Op. Cit., 164 27 2.3.2 Fungsi, Peran dan Tujuan Marketing Public Relations Fungsi utama MPR adalah komunikasi atas informasi yang kredible, sponsorship serta memperlihatkan kepedulian yang memberikan manfaat kepada masyarakat. Ada beberapa fungsi MPR menurut Kotler (1997) dalam Asep Suryana 21 yang berkaitan dengan komunikasi pemasaran yaitu : a. Membantu peluncuran produk baru, dimana dengan bantuan MPR publisitas, hal itu akan membawa pada keberhasilan penjualan produk b. Membantu memposisikan kembali produk mapan, dimana melalui MPR dapat dibangun citra produk, merek, organisasi, bahkan yang lebih besar dari itu, popularitas kota dan negara c. Membangun minat untuk suatu kategori produk, dimana melalui MPR, dapat dibangun minat terhadap komoditas yang semakin menurun, serta memperluas terhadap konsumsi produk tertentu d. Mempengaruhi kelompok sasaran tertentu, untuk memperoleh citra perusahaan baik e. Membela produk yang mengalami masalah publik Fungsi utama MPR adalah komunikasi atas informasi yang kredible, sponsorship serta memperlihatkan kepedulian yang memberikan manfaat kepada masyarakat. Ada beberapa fungsi MPR menurut Kotler (1997) dalam Asep Suryana 22 yang berkaitan dengan komunikasi pemasaran yaitu : a. Membantu peluncuran produk baru, dimana dengan bantuan MPR publisitas, hal itu akan membawa pada keberhasilan penjualan produk b. Membantu memposisikan kembali produk mapan, dimana melalui MPR dapat dibangun citra produk, merek, organisasi, bahkan yang lebih besar dari itu, popularitas kota dan negara c. Membangun minat untuk suatu kategori produk, dimana melalui MPR, dapat dibangun minat terhadap komoditas yang semakin menurun, serta memperluas terhadap konsumsi produk tertentu d. Mempengaruhi kelompok sasaran tertentu, untuk memperoleh citra perusahaan baik e. Membela produk yang mengalami masalah publik f. Membangun citra perusahaan sehingga mendukung produknya 21 22 Asep Suryana.Komunikasi Pemasaran Edisi ketiga. Jakarta : Universitas Terbuka. 2010. Hal 8.75 Ibid. 8.75 28 Adapun pendorong meningkatnya peran MPR menurut LM FEUI dan Indofood Group 23 adalah : 1. Pecahnya pasar yang bersifat massal. 2. Peledakan informasi dan teknologi 3. Peningkatan persaingan 4. Jaringan periklanan semakin kurang kuat 5. Dampak dari VCR (Video Cassette Recorder) 6. Biaya iklan televisi meningkat 7. Pergeseran biaya promosi 8. Ketahanan iklan berkurang 9. Ketahanan efektivitas TV 10. MPR dalam Marketing Mix 11. Biro periklanan membutuhkan PR 12. Peluang media yang berkembang 13. Kemungkinan – kemungkinan yang lebih luas Peran dari PR semakin terus bertambah, mengingat semakin diperlukan untuk berhadapan dengan masyarakat luas, memasarkan produk – produk yang ada, dan peran interaksinya dengan memperhatikan kultur global yang ada. Para pelaku pemasaran diminta untuk terus mengembangkan pesan – pesan yang bersifat meningkatkan kredibilitas yang ada serta dampak positif bagi konsumen sehingga dibutuhkannya peran MPR dalam meningkatkan awareness perusahaan/ produk/ jasa. Menurut Rosady Ruslan 24 peranan Marketing Public Relations sangat berpengaruh dalam pencapaian tujuan. Adapun peranan MPR adalah sebagai berikut: 1) Dilihat dari segi pemasaran, marketing public relations berperan sebagai salah satu cara dalam pencapaian tujuan pemasaran dan bertujuan untuk memuaskan konsumennya, antara lain: a) Mengadakan riset pasar, untuk mendapatkan informasi bisnis yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya. 23 LM FEUI dan Indofood Group. Marketing Public Relations Upaya Memenangkan Persaingan Melalui Pemasaran Yang Komunikatif. Jakarta :PT. Ikrar Mandiri. 1994. Hal. 49 24 Rosady Ruslan. 2003, Op.Cit., 244 - 249 29 b) Menciptakan produk atau jasa sesuai dengan riset pasar. c) Menentukan harga produk atau jasa yang rasional dan kompetitif. d) Menentukaan dan memilih target konsumen atau perusahaan yang menjadi sasaran. e) Merencanakan dan melaksanakan kampanye promosi produk (pre-project selling) yang akan diluncurkan. f) Komitmen terhadap pelayanan purna jual dan kepuasan pelanggan akan terpenuhi. 2) Hal dari segi komunikasi Marketing Public Relations berperan untuk: a) Menumbuh kembangkan citra positif perusahaan (corporatae image) terhadap publik eksternal atau masyarakat luas, demi tercapainya saling pengertian bagi kedua belah pihak yaitu perusahaan dan khalayak. b) Membina hubungan positif antar karyawan (employe relations ) dan dengan pimpinan atau sebaliknya, sehingga akan tumbuh corporate culture (budaya perusahaan) motivasi kerja serta profesionalisme tinggi, serta memiliki sense of belongin (loyalitas) terhadap perusahaan dengan baik. 3) Peranan Marketing Public Relations dalam upaya mencapai tujuan utama organisasi/perusahaan dalam berkompetisi, secara garis besar yaitu sebagai berikut: a) Menumbuh kembangkan kesadaran konsumen terhadap produk b) Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau manfaat (benefit) atas produk yang digunakan dan ditawarkan atau digunakan. c) Mendorong antusiasme (sales force) melalui suatu artikel sponsor (advetorial) tentang kegunakan dan manfaat suatu produk. d) Menekan biaya promosi iklan komersial, baik di media elektronik maupun media cetak dan sebagainya demi tercapainya efisien biaya. e) Komitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen, termasuk upaya untuk mengatasi keluhan-keluhan (complaint handling) dan lain sebagainya demi tercapainya kepuasan pihak pelanggan. f) Membantu mengkampanyekan peluncuran produk-produk baru dan sekaligus merencanakan perubahan posisi produk yang lama. g) Mengkomunikasikan terus menerus melalui media Public Relations (house public relations journal) tentang aktivitas dan program kerja yang berkaitan kepedulian sosial dan lingkungan hidup, agar tercapai publikasi yang positif dimata masyarakat atau publik. 30 h) Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang dan jasa, baik segi kuantitas maupun kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumennya. i) Berupaya secara proaktif dalam menghadapi suatu kejadian negatif yang mungkin akan muncul dimasa mendatang, misalnya terjadi krisis kepercayaaan, menurunnya citra perusahaan hingga resiko terjadinya krisis manajemen, krisis moneter, krisis multidimensional dan lain sebagainya. Tujuan MPR menurut Rosady Ruslan 25 adalah : 1) Menumbuhkan citra perusahaan positif public eksternal atau masyarakat dan konsumen 2) Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan 3) Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relations 4) Efektif dalam membangun pengenalan merk dan pengetahuan merk 5) Mendukung bauran pemasaran Dengan adanya tujuan MPR tersebut diharapkan dapat menumbuhkan citra positif perusahaan serta memberikan pengertian kepada khalayak sasaran dengan memberikan informasi ataupun edukasi sehingga tercipta sinergi pemasaran dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek. 2.3.3 Kegiatan dan Ruang Lingkup Marketing Public Relations Membangun citra perusahaan sehingga mendukung produknya Wilcox dan Nolte dalam Elvinaro Ardianto 26 menyatakan bahwa ada delapan aktifitas PR yang berkontribusi mendorong sasaran marketing : 1. Mengembangkan prospek baru untuk pasar- pasar baru, seperti orang – orang yang memerlukannya setelah melihat atau mendenganr pemuatan produk dalam media berita. 2. Meningkatkan dukungan dalam surat kabar, majalah, radio dan televise dalam bentuk news release tentang produk – produk 25 26 Rosady Ruslan. 2003, Op.Cit., 239 Elvinaro Ardianto. 2011, Op. Cit., .278 - 279 31 3. 4. 5. 6. 7. 8. atau jasa perusahaan, keterlibatan komunitas, penemuan – penemuan dan perencanaan – perencanaan baru Mengungguli penjualan secara umum, biasanya melalui artikel dalam pers perdagangan tentang produk – produk dan jasa – jasa baru. Membuka jalan untuk permintaaan penjualan Memperluas periklanan organisasi dan mendukung pengenalan perusahaan dan produk – produknya. Menyediakan media penjualan murah karena artikel tentang perusahaan dan produk – produknya dapat dicetak ulang sebagai lembaran – lembaran informasi untuk memperoleh pelanggan – pelanggan prospektif Kemapanan korporasi sebagai sebuah sumber informasi yang memiliki kewenangan pada pemberian produk Bantuan untuk menjual produk – produk minor yang tidak memiliki anggaran periklanan yang besar Menurut Rosadi Ruslan 27 menyatakan bahwa dalam perkembangan aktivitas terakhir ini.MPR cukup efektif dan efesien dalam penyebaran informasi atau pesan. Selain itu MPR mengandung kekuatan membujuk dan sekaligus mendidik masyarakat atau publiknya. Ditambahlah dengan kecanggihan elektronik juga memberikan berbagai manfaat bagi Marketing Public Relations. Diantaranya manfaaat tersebut adalah sebagai berikut : a. Dapat saling efektif dan efesien dalam penggunaan publikasi mengingat semakin tingginya biaya promosi di media massa b. Saling melengkapi dengan promosi periklanan c. Dapat meningkatkan kredibilitas dari pesan –pesan yang disampaikan melalui jalur Public Relations, sehingga dapat menembus situasi yang relative sulit dijangkau oleh iklan atau memiliki kemampuan menjembatani kesenjangan informasi jika disampaikan melalui teknik periklanan serba terbatas itu. d. Kampanye melalui iklan mempunyai keterbatasan pada ruang dan waktu yang tersedia di media elektronik dan media cetak, oleh karena itu penggunaan promosi iklan tersebut harus membeli ruang dan waktu siarnya agar pesan/ informasi dapat dimuat atau ditayangkan oleh media bersangkutan. Sedangkan kampanye melalui PR tidak membeli space media agar dapat dimuat atau ditayangkan. Pesan – pesan atau informasi PR 27 Rosadi Ruslan. Manajemen Public Relations & Media komunikasi Konsep dan Aplikasi Cetakan ke-10. Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada. 2010. Hal 251-252 32 tersebut diolah dan dikemas sedemikian rupa ke dalam bentuk suatu berita, artikel news atau feature sehingga mampu menarik pembacanya. Menurut Rosady Ruslan 28 Dalam kegiatannya MPR memilki ruang lingkup tugas PR dalam sebuah lembaga antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut : 1. Membina hubungan kedalam (publik internal) Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan itu sendiri. Seorang PR harus mampu mengindentifikasi atau mengenali hal hal yang menimbulkan gambaran negative di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi. 2. Membina hubungan keluar (publik eksternal) Yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum (masyarakat) mengusahakan tumbuhnya sikap gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya. Menurut Kasali 29 ruang lingkup pekerjaan Marketing Public Relations secara umum adalah sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) Memposisikan perusahaan sebagai “ leader” atau “expert” Membangun kepercayaan (confidence and trust) konsumen. Memperkenalkan produk atau jasa yang dimiliki perusahaan. Menghapus, meluncurkan kembali (relaunch) produk-produk yang sudah dewasa (mature). Atau produk yang sudah direnovasi kembali. 5) Mengkomunikasikan keuntungan-keuntungan produk lama. 6) Mempromosikan cara-cara pemakaian baru atas produk maupun jasa yang sudah dikenal. 7) Melibatkan atau menggerakkan masyarakat terhadap produk atau jasa perusahaan. 8) Menekan pasar yang lemah atas pesaing. 9) Memperluas jangkauan iklan. 10) Menyebarkan berita sebelum beriklan. 11) Membuat iklan lebih berbunyi yaitu menjadikan iklan marak dan bahan pembicaraan publik. 12) Memperoleh publisitas atas produk-produk maupun jasa yang tidak boleh di iklankan. 28 29 Rosady Ruslan . 2003, Op.Cit., 23 Rhenald Kasali. Manajemen Public Relations. Jakarta : PT. Pustaka Utama Grafiti. 1994. Hal 13 33 13) Memperoleh pemberitaan televisi atas produk -produk maupun jasa yang di iklankan di televisi. 14) Mengetes konsep pemasaran. 15) Mengidentifikasi produk (merek), jasa dengan nama perusahaan. 16) Mendapatkan dukungan konsumen dengan menjelaskan misi perusahaan. 17) Mendorong motivasi tenaga-tenaga penjual (sales force). 18) Memperoleh dukungan dari para penyalur (pengecer). Membina hubungan sangat diperlukan bagi MPR dalam menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif sehingga dapat mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak. Hubungan harus dijaga dengan baik antara publik internal dan publik eksternal agar tercipta suasana yang kondusif diantara keduanya. Ada tujuh tolak ukur kegiatan Marketing Public Relations menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller 30, yaitu: 1) Publikasi (publications) Publikasi yaitu perusahaan mempercayakan perluasan produk berdasarkan dari publikasi materi untuk mempengaruhi dan menarik pembeli atau konsumen yang dituju. Yang termasuk didalamnya membuat laporan tahunan, brosur, artikel, Koran perusahaan, majalah dan materi audio visual. 2) Identity Media Identity Media yaitu perusahaan perlu membuat identitas yang bisa dikenal oleh masyarakat dengan mudah. Misalnya: logo perusahaan, alat-alat tulis, brosur, tanda, formulir perusahaan, kartu nama, bangunan, seragam dan peraturan pakaian. 3) Events Events yaitu perusahaan bisa menarik perhatian mengenai prodak baru ataupun kegiatan perusahaan dengan cara mengadakan acara khusus seperti wawancara, seminar, pameran, kompetisi, konteks dan ulang tahun dari barang itu supaya dapat menjangkau dari masyarakat luas. 4) News (berita) Salah satu tugas utama marketing public relations adalah untuk membuat media tertarik memuat berita dan hadir dalam konferensi press. 30 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Marketing manajement 12th Edition. New Jersey : Prenctice Hall inc. 2006. Hal. 553 34 5) Pidato (speeches) Semakin tinggi kebutuhan perusahaan untuk dapat menjawab setiap keperluan masyarakat dengan menjawab pertanyaan dari media atau memeberikan pengarahan diasosiasi penjualan dan di meeting yang bertujuan untuk membicarakan soal penjualan produk maupun jasa, dan dapat membangun citra perusahaan. 6) Public Service Activities (berperan sebagai aktivitas sosial) Public Service Activities (berperan sebagai aktivitas sosial) yaitu perusahaan bisa membangun citra yang positif dengan cara menyumbang uang atau waktu dalam kegiatan sosial dan dalam hal- hal yang positif. 7) Pensponsoran (sponsorship) Pensponsoran (sponsorship ) yaitu perusahaan bisa memasarkan barang maupun jasa mereka dengan menseponsori acara olah raga atau acara kebudayaan yang bermanfaat bagi kelangsungan perusahaannya Publik sasaran MPR meliputi pelanggan, konsumen, dan masyarakat. Sehingga berdasarkan prndapat telah dikemukakan, MPR dapat dipandang sebagai komunikasi eksternal organisasi dengan pelanggan, konsumen, dan masyarakat baik secara langsung tanpa media dan tidak langsung menggunakan media. 2.2.4 Tahapan Kerja Marketing Public Relations Perencanaan MPR adalah untuk tercapainya sinergi antara fungsi manajemen dan PR. Saka Abadi dalam Alifahmi 31 menyebutkan perencanaan MPR dimulai dengan : 1. Penetuan Corporate Misssion : Penetapan objective (sasaran) 2. Penentuan masalah kegiatan 3. Perencanaan dan Programming, pada langkah ini kebijakan dan program yang ditetapkan dalam kaitannya dengan perusahaan itu sendiri dan program PR dan pemasaran 4. Tindakan dan komunikasi, pada tahap ini direncanakan implementasi dari rencana dan program melalui kegiatan dan komunikasi agar tercapai sasaran khusus yang berkaitan dengan tujuan perusahaan. 31 Hifni Alifahmi. Marketing Public Relations Upaya Memenangkan Melalui Pemasaran Yang Komunikatif. Jakarta : Publikasi. Lembaga Manajement FEUI. 2004. Hal 57 35 5. Evaluasi program, melakukan penilaian dari hasil program yang sudah dilaksanakan. Gambar 2.1 Proses Tahapan Kerja Marketing Public Relations menurut Saka Abadi Berdasarkan dari penjelasan di atas, maka peneliti melakukan pencarian data guna mengetahui seperti apa tahapan kerja MPR di PT. Cleanshop Indonesia dalam kaitannya dengan strategi komunikasi yang digunakan untuk memenangkan persaingan bisnis. 2.3. Integrated Marketing Communications (IMC) 2.3.1. Pengertian Integrated Marketing Communications Belakangan ini terjadi satu tren aplikasi dengan istilah intregated marketing communications atau komunikasi pemasaran terpadu. Bahkan tren ini merupakan salah satu perkembangan yang penting dalam dunia pemasaran di tahun 1990-an. Perusahaan sering menganggap elemen komunikasi sebagai aktivitas yang terpisah dari pemasaran, sedangkan 36 filosofi pemasaran saat ini menekankan pentingnya integrasi keduanya untuk meraih sukses. Belch & Belch 32 menyatakan bahwa mengingat tanggung jawab Public Relations yang lebih luas, isu tersebut adalah bagaimana mengintegrasikannya ke dalam bauran promosi. perusahaan memiliki sejumlah cara mereka mengatur fungsi pemasaran dan Public Relations. dalam hal ini kita menganggap Public Relations sebagai elemen Program Integrated marketing Communications (IMC). ini berarti bahwa peran yang luas harus mencakup tanggung jawab tradisional, maupun yang baru. Antara pekerjaan PR dengan marketing terkadang bisa menjadi overlap maka menurut Amie Primarni 33 dijelaskan sebagai berikut : 1. Public Relations adalah fungsi manajemen yang memfokuskan pekerjaannya pada pola yang panjang, yaitu PR mempunyai interaksi yang begitu kuat dengan organisassi dan seluruh publiknya. Baik yang bersifat supportive, maupun tidak supportive. PR melihat suatu kesempatan berhubungan dengan menciptakan suatu pengertian, goodwill dan support. 2. Marketing Communication adalah fungsi managemen yang lainnya yang lebih memfokuskan pada produk dan service dimana tujuannya adalah memuaskan dan mendapatkan respon dari consumers. Intinya marketing communication ingin membantu untuk memenuhi kebutuhan consumernya. Marketing jauh lebih meamakan banyak uang dari pada public relations, marketing communication termasuk advertising didalamnya. Maka dengan adanya kedua perbedaan tersebut ada yang menamakan dengan Integrated Communication yang artinya gabungan fungsi PR dengna fungsi marketing. Dimana dalam integrated communication, Public Relations mensupport penuh kegiatan marketing communication. PR mengcover bagian public, dan marketing mengcover bagian produk. “PR become one of the most important aspect of the marketing mix” atau diartikan “PR menjadi salahsatu aspeek yang paling 32 33 George E.Belch & Michael A. Belch.,Op. Cit., 568 Amie Primarni. Introduction to Public Relations. Jakarta : Lentera Ilmu Cendekia. Hal 88 37 penting dari marketing mix. Integrated communication kemudian disebut sebagai gabungan antara PR dan advertising. Maka dijelaskan pada kutipan Chairman (1990) dan Schultz dalam Terence A. Shimp 34 dibawah ini : “Pemasar yang sukses dalam lingkungan baru adalah orang yang mengkoordinasikan bauran komunikasi secara ketat, sehingga anda dapat melihat dari media (periklanan) yang satu ke media lainnya, dari program event yang satu ke program even lainnya dan secara instant dapat melihat bahwa merek tersebut berbicara dengan satu suara. Alasan mendasar dari komunikasi pemasaran terpadu ini adalah bahwa komunikasi pemasaran akan menjadi satu – satunya keunggulan kompetitif yang terus berlanjut – dari suatu organisasi pemasaran di tahun 1990-an memasuki abad 21.” Don Schultz (2003) dalam Estaswara 35 definisi IMC dari 4As pada tahun 1989 dibawah ini : “Sebuah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang menunjukkan nilai tambah dari suatu rencana yang komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai macam disiplin komunikasi, seperti general advertising, direct response, sales promotion, serta public relations dan mengombinasikan berbagai disiplin ini guna menciptakan dampak komunikasi secara jelas, kosisten, dan maksimal”. Definisi menurut Shimp 36 yang memuat perspektif secara luas diterima sebagai berikut : ”IMC adalah proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program komunikasi persuasif kepada pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan.. Tujuan IMC adalah mempengaruhi dan memberikan efek langsung kepada perilaku khalayak sasaran yang dimilikinya. IMC mengangap seluruh sumber yang dapat menghubungkan pelanggan dan calon 34 Terence A. Shimp. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran terpadu. Jakarta : Erlangga. 2012. Hal 22-23 35 Estaswara. Think IMC! Efektivitas Komunikasi Untuk Menciptakan Loyalitas Merek Dan Laba Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 2008. Hal 49 36 Terence A. Shimp,Op.Cit., 24 38 pelanggan dengan product atau jasa dari suatu merek atau perusahaan dalah jalur yang potensial untuk menyampaikan pesan dimasa datang. IMC menggunakan segala bentuk komunikasi yang relevan serta yang dapat diterima oleh pelanggan dan calon pelanggan kemudian berbalik kepada perusahaan untuk menentukan dan mendefinisikan bentuk dan metode yang perlu dikembangkan bagi program komunikasi yang persuasive.” Selanjutnya pengertian Intregated Marketing Communications di kemukakan oleh Smith dan Zee Zook 37 yaitu : “Merupakan bentuk dari komunikasi pemasaran yang terpadu dalam sebuah organisasi. Semua organisasi modern baik perusahaan bisnis maupun nirlaba, menggunakan berbagai bentuk komunikasi pemasaran untuk mempromosikan apa yang mereka tawarkan dan mencapai tujuan financial dan non financial.” Sementara itu menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong38 mengartikan IMC sebagai konsep dimana suatu perusahaan secara hati – hati mengintegrasikan dan mengkoordinasikan saluran komunikasinya yang banyak untuk menyampaikan pesan yang jelas, konsisten, dan meyakinkan mengenai perusahaan dan produknya. Jadi dapat disimpulkan Integrated marketing Communication merupakan proses bisnis strategis yang digunakan untuk merencanakan, menyusun, mengeksekusi dan mengevaluasi koordinasi, kemampuan mengukur, program komunikasi brand yang persuasif sepanjang waktu dengan konsumen, calon konsumen, karyawan, prospek, kelompok dan target lainnya baik internal maupun eksternal khalayak. Tujuannya adalah adanya pengambilan finansial secara jangka pendek dan membangun brand jangka panjang serta nilai dari kepemilikan saham di organisasi. 37 P.R Smith dan Zee Zook. Marketing Communication : Integrated Offline dan Offline with Social Media. USA : Kogen Page. 2011. Hal 265 38 Khotler & Amstong. Prinsip – Prinsip Pemasaran. Jilid 2. Jakarta : Erlangga. 2001. Hal 138 39 2.3.2 Ciri – Ciri Integrated Marketing Communication Terence A. Shimp 39 menyatakan bahwa definisi tersebut menunjukkan lima ciri yang melekat pada filosofi dan aplikasi komunikasi pemasaran terpadu adalah sebagai berikut : 1. Mempengaruhi Perilaku Tujuan IMC adalah untuk mempengaruhi perilaku khalayak sasarannya. Hal ini berarti komunikasi pemasaran lebih dari sekedar mempengaruhi kesadaran merek atau “memperbaiki” perilaku konsumen terhadap merek. Sebaliknya kesuksesan IMC membutuhkan usaha- usaha komunikasi yang diarahkan kepada peningkatan beberapa bentuk respon dari perilaku konsumen. Dengan kata lain, tujuannya adalah menggerakkan orang utuk bertindak. 2. Berawal dari pelanggan dan calon pelanggan Prosesnya diawali dari pelanggan atau calon pelanggan kemudian berbalik kepada komunikator merek untuk menemukan metode yang paling tepat dan efektif dalam membangun progtam komunikasi persuasif. 3. Menggunakan seluruh bentuk “Kontak” IMC menggunakan seluruh bentuk komunikasi dan seluruh “kontak” yang menghubungkan merek atau perusahaan dengan pelanggan mereka sebagai jalur penyampaian pesan yang potensial. Istilah “kontak” dipakai untuk menerangkan segala jenis media penyampai pesan yang dapat meraih pelanggan dalam menyampaikan merek yang dikomunikasikan melalui cara yang mendukung. 4. Menciptakan Sinergi Semua elemen komunikasi (iklan, tempat pembelian, promosi penjualan, event, dan lain – lain) harus berbicara dengan satu suara; koordinasi merupakan hal yang amat penting untuk menghasilkan citra merek yang kuat dan utuh, serta dapat membuat konsumen melakukan aksi. 5. Menjalin Hubungan Kepercayaan bahwa komunikasi pemasaran yang sukses menbutuhkan terjalinnya hubungan antara merek dengan pelanggannya. Dapat dikataan bahwa pembinaan hubungan dalah kunci dari pemasaran modern dan bahwa IMC adalah kunci dari dari terjalinnya hubungan tersebut. 39 Terence A. Shimp. Op. Cit.,24 -29 40 2.3.3 Tools Integrated Marketing Communication Promosi telah didefinisikan sebagai koordinasi semua penjual dimulai upaya untuk mengatur saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau mempromosikan ide. Sementara komunikasi yang tersirat terjadi melalui berbagai elemen pemasaran campuran, sebagian besar komunikasi organisasi dengan pasar berlangsung sebagai bagian dari program promosi yang direncanakan dan dikendalikan dengan hati-hati. Alat dasar digunakan untuk mencapai tujuan komunikasi organisasi sering disebut sebagai bauran promosi. Biasanya bauran promosi sudah termasuk empat elemen: advertising, sales promosi, publikasi / humas, dan penjualan personal. Namun, dalam teks ini kita melihat pemasaran langsung serta media interaktif sebagai elemen bauran promosi utama yang modern pemasar gunakan untuk berkomunikasi dengan target pasar mereka. setiap elemen dari bauran promosi dipandang sebagai komunikasi pemasaran terpadu alat yang memainkan peran khusus dalam program IMC. Setiap dapat mengambil berbagai bentuk. Dan masing-masing memiliki kelebihan tertentu. Belch and Belch 40 menjelaskan ada 6 elemen tools yang digunakan IMC dalam bauran promosi sebagai berikut : 40 George E. Belch and Michael A. Belch. Op. Cit,. 18 - 26 41 Gambar 2.2 Elemen The Promotional Mix Belch & Belch 1. Adevertising Advertising atau periklanan adalah sumber paid form dari komunikasi non personal mengenai suatu organisasi (perusahaan), produk,jasa atau ide yang dilakukan oleh suatu sponsor tertentu. Adapun maksud dibayar pada definisi tersebut menunjukkan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata nonpersonal berarti berarti suatu iklan melibatkan media massa (TV, radio, majalah, Koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan. Menurut Musman dan Sugeng 41 menyatakan media untuk menyampaikan pesan dalam periklanan dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu iklan above the line dan below the line. Iklan media above the line adalah media yang bersifat massa dimana khalayak sasaran berjumlah besar dan pesan iklan menerpa secara serempak. Media yang termasuk kategori above the line yaitu: surat kabar, majalah, tabloid, televisi, film, radio, dan internet. Sedangkan iklan below the line adalah iklan yang menggunakan media khusus yaitu: poster, spanduk, baliho, x-banner, umbul umbul, point of purchase (POP), sticker, pamflet dan lain - lain. Untuk kegiatan promosi below the line suatu brand paling banyak dilakukan melalui beragam event. Adanya perbedaan penggunaan iklan melalui IMC yaitu iklan yang dimaksud untuk membujuk dengan tujuan menjual sesuatu, sedangkan iklan dengan pendekatan PR adalah memberikan informasi dengan tujuan mendidik. Menurut Amie Primarni42 bahwa ada perbedaan advertising dengan PR, advertising mengcover seluruh public sedangkan PR mengcover public tertentu sehingga sasaran tepat pada apa yang diharapkan oleh perusahaan. Namun kegiatan advertising merupakan awal dari kegiatan PR, dengan perusahaan membuat advertising dalam memasarkan produknya maka akan muncul brand awareness, munculah keinginan untuk membeli produk dan pada saat itu PR membuat suatu program – program yang bisa mendukung produk ini. Dari 41 Atmi Musman dan Sugeng. Marketing Media Penyiaranan Bukan Sekedar Jual Kecap. Yogyakarta : Cahaya Atma Pustaka. 2011. Hal.83 42 Amie Primarni. Op.Cit., 89 42 situ munculah komunitas- komunitas dari produk tersebut. Tujuan utama periklanan pada umumnya untuk berkomunikasi. Periklanan adalah suatu bentuk komunikasi massa dan harus dibayar untuk menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap atau mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan. Seperti yang dikemukakan oleh Kottler 43 , secara garis besar iklan dapat dikategorikan menjadi empat kategori sesuai dengan tujuan spesifik iklan tersebut dikomunikasikan, yaitu: 1. Iklan Informatif Merupakan iklan yang dianggap penting dalam peluncuran kategori produk baru. Tujuan dari jenis iklan ini adalah merangsang permintaan produk dan meningkatkan awareness khalayak. 2. Iklan Persuasif Iklan jenis ini merupakan iklan yang penting jika adanya persaingan dari penjualan produk yang dipasarkan. Beberapa iklan persuasif juga dapat membangun referensi pada brand tertentu. Beberapa iklan persuasif pun bisa mendorong adanya comparative advertising yang membanding-bandingkan dua produk atau lebih secara eksplisit, contohnya ialah iklan Pepsi dibandingkan dengan Coca-cola. 3. Iklan yang Mengingatkan (reminder advertising) Iklan jenis ini biasanya dibuat untuk produk yang memiliki tahap kedewasaa dan telah mendapatkan tempat di tengahtengah khalayak. 4. Iklan yang Menguatkan (reinforcement advertising) Iklan yang bertujuan untuk menguatkan ini dibuat untuk meyakinkan konsumen yang telah menggunakan produk tersebut, bahwa mereka telah mengambil keputusan yang tepat. Sasaran atau tujuan iklan adalah tujuan komunikasi spesifik dan tingkat prestasi yang harus dicapai pada audiens spesifik dalam periode waktu tertentu. Tujuan iklan semestinya merupakan kelanjutan atau turunan dari keputusan perusahaan sebelumnya tentang target market, positioning dan integrated marketing. Selain itu tujuan iklan harus didasarkan pada analisa mendalam atas situasi pasar terkini.10 2. Direct Marketing merupakan salah satu sektor yang sangat berkembang di dalam perekonomian amerika serikat. Direct marketing adalah komunikasi yang dilakukan secara direct atau langsung yang dilakukan oleh suatu organisasi atau perusahaan dengan target customers untuk selanjutnya menuju kepada sebuah respon dan atau sebuah transaksi. Teknik pemasaran langsung pun digunakan oleh perusahaan yang 43 Philip Kotler. Marketing Management. Singapore : Pretince Hall Inc. 2003. Hlm. 591 43 mendistribusikan produknya melalui saluran distribusi tradisional atau perusahaan yang memiliki tenaga penjualan sendiri. Pemasaran langsung memainkan peran penting dalam program komunikasi pemasaran terpadu bagi perusahaanperusahaan yang menghasilkan produk untuk konsumen ataupun produk untuk suatu industri. Perusahaan biasanya dituntut untuk menganggarkan dana yang cukup besar untuk mengembangkan database yang berisikan alamat dan nomor telepon pelanggan ataupul calon konsumen yang ditargetkan. Mereka menggunakan telemarketing untuk menelpon pelanggan dan berusaha untuk menjual produk yang dipasarkannya. Banyak pengelola yang mempersuasi konsumennya dengan mengirimkan surat sederhana, lembar promosi, flyers, brosur, katalog dan bahkan videotape sebagai usaha untuk menginformasikan produk dan jasa yang ditawarkan. Teknik pemasaran langsung juga digunakan untuk mendistribusikan contoh produk/sampel, khususnya kepada konsumen yang telah menggunakan produk yang dihasilkan oleh perusahaan kompetitor. 3. Interactive/ internet marketing Perubahan dan perkembangan teknologi yang pesat membuat marketing mengalami perubahan yang dahsyat, begitu juga dengan promotion dan advertising. perubahan tersebut membawa kepada pertumbuhan komunikasi yang dramatis melalui media interaktif seperti internet. Menurut Arnie Primarni 44 sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, PR online telah menjadi bagian dari strategi PR. Dimana dalam prakteknya, PR memiliki metode tersendiri dalam mengaktualisasikan media PR online dan strategi marketing diantaranya adalah press release, expert articles, email newsletter, Blog, web seminars, dan podcast. Media interaktif memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik yang memungkinkan pengguna dapat berpartisipasi dan memodifikasi bentuk dan isi informasi pada saat itu juga (real time). Media interaktif pun memungkinkan pengguna dalam melakukan berbagai fungsi seperti menerima dan mengubah informasi dan gambar, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan tentu saja melakukan transaksi pembelian. 4. Sales promotion Sales promotion disefinisikan sebagai suatu kegiatan – kegiatan marketing yang menyajikan nilai lebih atau insentif kepada sales force, distributor, atau konsumen unggulan dan dapat menstimulus penjualan segera. Sales promotion pada IMC berorientasi pada aksi yang mendorong pembeli untuk membeli atau paling sedikit mencoba produk ataupun jasa yang ditawarkan sedangkan pada PR sales promotion lebih dikemas pada jangka panjang dengan mementingkan kepuasan pelanggan. Menurut Arnie Primarni 45 44 45 Amie Primarni.Op.Cit,. 90 Ibid. 169 - 170 44 Fungsi PR dalam melakukan sales promosi harus memiliki keahlian dalam memikirkan design yang menarik untuk membuat brochure periklanan dan juga memberi ide baik untuk membantu pemasaran produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Salah satu ide baik tersebut adalah membuat perusahaan tersebut dikenal oleh pihak lain sehingga akan mempermudah proses pemasaran dalam perusahaan serta membuat pihak lain tidak merasa ragu untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan perusahaan. Cakupan promosi penjualan begitu lebar, termasuk promosi bagi konsumen (sample, kupon, cash refund, potongan harga/diskon, hadiah, produk gratis, garansi, tie-in promotion, promosi silang, poinyt-of-purchase display, dan demonstrasi produk). Promosi bagi pedagang (potongan harga/diskon, subsidi iklan dan display, juga barang gratis), serta promosi bisnis dan pramuniaga (pameran dagang dan konvensi, kontes untuk pramuniaga, dan speciality advertising). Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari promosi penjualan menurut Uyung Sulaksana 46 sebagai berikut : 1. Promosi penjualan menghasilkan respon yang lebih cepat dan terukur pada penjualan daripada iklan. 2. Promosi cenderung tidak menciptakan pembeli baru yang loyal di pasar yang sudah mencapai kedewasaan karena hanya mampu memikat konsumen yang berganti-ganti merek hanya karena ada promosi. 3. Pelanggan loyal cenderung tak mengubah pola pembeliannya sebagai dampak dari adanya promosi. 4. Iklan nampaknya lebih mampu memperdalam loyalitas merek. 5. Promosi harga semata tak akan mampu mengingatkan secara permanen total volume pasar atas kategori produk tertentu 5. Publicity/ Public Relations Definisi dari publicity adalah suatu komunikasi nonpersonal yang berkenaan dengan sebuah organisasi, produk, jasa atau ide yang tidak secara langsung dibiayai atau berjalan di bawah suatu sponsor tertentu. sedangkan public relations secara umum memiliki tujuan yang lebih luas daripasa publicity, dimana tujuannya untuk menciptakan dan menjaga citra positif dari sebuah perusahaan di dalam publik. Menurut Rosady Ruslan 47 setiap fungsi dan tugas PR adalah menyelenggarakan publikasi atau menyebar luaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan yang pantas diketahui public. Setelah itu menghasilkan publisita untuk memperoleh tanggapan positif di masyarakat. Maka tugas Pro adalah menciptakan berita untuk mencari publisitas 46 Uyung Sulaksana. Integrated Marketing Communications. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2003 Hlm. 109 47 Rosady Ruslan. Kiat dan Strategi Kampanya Public Relations. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2008. Hal 38 45 melalui kerjasama dengan pihak pers/ wartawan dengan tujuan menguntungkan citra lembaga atau oraganiasasi yang diwakilinya. Berdasarkan penjelasan tentang public relations di atas, marketing public relations (MPR) merupakan fungsi public relations yang mendukung berjalannya promosi dan penjualan produk. MPR bertanggung jawab untuk menjembatani perbedaan pendapat di antara manajer pemasaran yang berorientasi laba dan praktisi public relations yang fungsi utamanya adalah menyiapkan dan menyebarkan komunikasi. MPR secara langsung mencoba untuk mendukung promosi perusahaan akan produk serta pembentukan brand image. Sulaksana 48 berpendapat bahwa MPR memiliki fungsi yang lebih penting dari sekedar publisitas, serta memiliki tanggung jawab dalam beberapa aspek, seperti: mendukung peluncuran produk, membantu repositioning produk, mempopulerkan kategori produk tertentu, mempengaruhi kelompok sasaran tertentu, membela produk yang mengalami suatu permasalahan atau kontroversi, serta membangun citra perusahaan yang berpartisipasi dalam mendongkrak citra produk. 6. Personal selling merupakan suatu format komunikasi person to person dimana seller mencoba untuk membantu dan atau mengajak prospective buyers untuk membeli produk atau jasa atau ide suatu perusahaan Komunikasi yang bersifat individual dan personal dalam penjualan personal ini memungkinkan pihak penjual menyesuaikan pesan berdasarkaan kebutuhan khusus atau situasi khusus calon pembeli. Penjualan personal memungkinkan terjadinya umpan balik secara langsung dan lebih tepat karena dampak dari presentasi penjualan yang dilakukan dapat dilihat dari reaksi calon pembeli. Jika umpan balik dinilai kurang baik, maka penjual dapat memodifikasi pesanpesannya.Penjualan personal juga dapat ditujukan kepada calon pembeli yang dinilai paling potensial dan paling prosfektif untuk menjadi pelanggan kedepannya Enam elemen dari promotional mix atau bauran promosi di atas merupakan alat yang digunakan pada marketers untuk berkomunikasi dengan konsumen saat ini dan konsumen potensialnya. Dalam komunikasi pemasaran terpadu perusahaan berhati – hati memadukan dan mengkoordinasikan semua saluran komunikasinya dimulai dari pemasangan 48 Uyung Sulaksana. Op.Cit,. 126 46 iklan di media massa, internet marketing, promosi penjualan, humas dan publisitas, penjualan personal dan pemasaran langsung, untuk menyampaikan pesan dan informasi yang jelas, konsisten dan saling mendukung antara perusahaan dengan produknya. Elvinaro Ardianto 49 menyatakan komponen IMC terdiri dari : 1. Iklan tradisional. Dalam IMC, iklan berperan untuk menciptakan brand awareness (kesadaran merk). Iklan memiliki berbagai bentuk : a) COBA (consumer-oriented, brand-advertising), berorientasi membetuk sikap positif konsumen; b) Retail advertising, berorientasi pada citra dan membentuk kesadaran produk yang dijual c) B2B advertising (business to business), berorientasi menmbangun sikap positif , tidak hanya diantara pelanggan, tetapi juga diantara penjual dan aspek lain system distribusi d) Corporate image advertising, iklam yang mempromosikan perusahanan di bidang produk atau jasa di pasar. 2. Promosi. Tidak hanya sales promotion, tetapi promosi juga bagian dari komunikasi pemasaran untuk mendukung peningkatan proses keputusan pembeli. Bentuk – bentuk promosi : promosi pelanggan, retail promosi, trade promosi 3. Media baru dan opsi – opsi IMC lainnya. Internet (advertising on net), mobile marketing/ mobile telephoning, sponshorship, event marketing, trade show and fair, personal selling, buzz marketing (ward to mouth atau pemasaran dari mulut ke mulut, dapat digunakan juga dalam peluncuran produk baru) produk placement. Dua media baru yang saat ini telah diguanakan dalam promosi yaitu direct marketing dan chanel marketing (pemasaran langsung dan saluran pemasaran). Yang termasuk dalam direct marketing yakni : telemarketing, mass media, interactive media. Chanel marketing mengkombinasikan taktik pemasiran dan iklan tradisional. 2.3.4 Perencanaan Integrated marketing Communications Larry Percy 50 menyatakan ada lima perencanaan integrated marketing communication yaitu : 49 Elvinaro Ardianto. 2011. Op. Cit,. 294 47 1. Perusahaan harus mengidentifikasi dan menyeleksi target audience yang tepat bagi produk yang akan diluncurkan. 2. Perusahaan harus memastikan bagaimana target audience menentukan pilihan terkait produk dan brand yang ada di pasar. 3. Perusahaan harus menentukan bagaimana posisi produk atau brand dalam praktek marketing communication dan perusahaan harus memilih bentuk bauran communication mix yang sesuai untuk membantu posisi tersebut. 4. Perusahaan harus menetapkan communication objective 5. Perusahaan harus memilih media yang tepat dan konsisten dengan cara mengkomunikasikan produk atau brand. Dengan adanya perencanaan yang tepat, pengimplementasian strategi komunikasi pemasaran diharapkan mampu mencapai communication dan marketing objective yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Perencanaan mengenai program komunikasi pemasaran mana yang akan diintegrasikan memegang peranan penting, karena dengan pemilihan contact point yang tepat perusahaan dapat mendekati konsumen dari segala arah dan dari penetrasi media yang memungkinkan dan sesuai karakteristik target konsumennya. Menurut Wilarjo 51 menyatakan bahwa kendala utama yang sering terjadi dalam pengimplementasian IMC adalah rendahnya perhatian top management atau CEO. Hal ini mengakibatkan IMC hanya dapat diimplementasikan secara operasional dan tidak bersifat strategis. Selain itu konflik yang berbasis disiplin professional sangat berpotensi muncul antara profesi public relationsdengan pemasaran, komunikasi pemasaran atau periklanan, bahkan pada tatanan tertentu dan spesifik, konflik terjadi pada semua permutasi yang ada. Konflik juga sangat berpotensi antara perusahaan dengan agensinya. Kesiapan skill dan kualifikasi yang dibutuhkan dalam implementasi IMC yang efektif dan efesien juga menjadi kendala tersendiri. Di luar itu, perubahan struktur organisasi menuju “The IMC Company” seringkali sulit dijalankan.Keterbatasan sumber daya finansial untuk berinvestasi pada strategi IMC juga menjadi kendala sendiri. Hal ini dikarenakan implementasi IMC membutuhkan investasi yang sangat 50 Larry Percy. Strategic Integrated Marketing Communications : Theory and Practice. Oxford : Elsevier. Inc.2008. Hal.26 51 Setia Budi Wilarjo.Integrated Marketing Communications. http://jurnal.unimus.ac.id. Value Added, Vol.5 No.2, maret – agustus. 2009 :10-11. 48 besar dan berjangka waktu panjang, komitmen perusahaan dalam menjalankan secara bersungguh – sungguh, serta pengukuran yang tepat atas ROCI (Return on Communication Investment) 2.4 Media Public Relations Pada era globalisasi yang diwarnai pesatnya perkembangan teknologi, meningkatnya arus informasi dan komunikasi, meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat, dunia harus menghadapi berbagai permasalahan dan persoalan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Hal ini bukan saja akan berpengaruh terhadap nama baik atau citra organisasi, namun lebih jauh bahkan dapat mengancam kelangsungan kegiatan yang dilakukan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka organisasi akan banyak mengharapkan bantuan dari praktisi PR dalam mengangani permasalahan yang berkaitan dengan opini publik, untuk dapat melakukan komunikasi dengan khalayaknya ada beberapa media menurut Jefkins 52 yang biasa digunakan oleh PR sesuai dengan tujuan dan jenis khalayak yang ingin dituju. Media kegiatan PR adalah sebagai berikut : a. Media Pers (Press). Media ini terdiri dari berbagai macam media cetak yang beredar di masyarakat secara umum maupun hanya dalam jumlah terbatas untuk kalangan tertentu. b. Audio-Visual. Media ini terdiri dari slide dan kaset video yang dapat diputar kembali ketika dibutuhkan. c. Radio Kategori ini meliputi semua jenis radio. d. Televisi e. Pameran (exhibiton). Dalam melaksanakan suatu program atau kampanye PR, para praktisi PR juga sering memanfaatkan acara eksibisi atau pameran. f. Bahan-bahan cetakan. 52 Frank Jefkins. Public Relations. 5th edition. Jakarta : Erlangga. 2003. Hal 68 - 70 49 Yakni berbagai macam bahan cetakan yang bersifat mendidik, informatif, dan menghibur yang disebarkan dalam berbagai bentuk guna mencapai tujuan PR tertentu. g. Penerbitan buku khusus (sponsored books). Buku yang berisikan tentang produk yang dikeluarkan oleh perusahaan. h. Surat langsung (direct mail). i. Pesan lisan. Penyampaian pesan PR tidak hanya melalui media massa tetapi bisa melalui komunikasi langsung atau tatap muka. j. Pemberian Sponsor. Suatu organisasi atau perusahaan bisa pula menjalankan kegiatanPRnya melalui penyediaan dana atau dukungan tertentu atas penyelenggaraan suatu acara. k. Jurnal Organisasi Istilah ini sering disebut sebagai jurnal internal atau Bulletin internal perusahaan. l. Identitas perusahaan (corporate identity) Bentuknya bisa bermacam-macam tergantung pada bentuk dan karakter perusahaan. Media ini sengaja diciptakan untuk mengingatkan khalayak atas keberadaan organisasi yang bersangkutan. m. Bentuk media PR lainnya. Selain itu masih banyak lagi bentuk- bentuk media PR. Seiring dengan evolusi waktu dan kemajuan teknologi bisa dipastikan bahwa bentuk media tersebut akan bervariasi di masa mendatang. Pemilihan media yang akan digunakan oleh humas harus benar – benar cermat sesuai dengan tujuan dan aktifitas public baik internal maupun eksternal, untuk menjadikan media internal sebagai media komunikasi yang baik. Seorang praktisi humas harus mampu memperhatikan nilai yang mengacu terhadap media komunikasi yang digunakan. Menurut Rheinal Kasali 53 sebuah media komunikasi yang baik setidaknya memiliki empat nilai strategi didalamnya, yaitu : 1. Media Informasi Media komunikasi menampilkan pendidikan nilai – nilai informasi yang bermutu dan berguna bagi khalayak. Umumnya nilai informasi yang terkadang dalam sebuah media komunikasi bersifat langsung menuju sasaran, mengungkapkan fakta yang digunakan bila audience 53 Rheinal Khasali. Manajemen Public Relations. Jakarta : PT. Pustaka Utama Garfiti. 2003. Hal 62 50 menghendaki pengungkapan secara langsung, seperti pada pengumpulan kebijakan baru. 2. Nilai Pendidikan Nilai pendidikan yang terdapat pada media tersebut menyampaikan halhal yang berkaitan dengan peningkatan efesiensi kerja. Membantu memecahkan dan menetapkan motivasi baru untuk produktifitas kerja. 3. Nilai Hiburan Cukup banyak penelitian yang baru memulai karirnya melupakan strategi ini. Mereka lupa bahwa tulisan dimedia tidak hanya dimaksudkan untuk memberikan informasi dan mendidik masyarakat, tetapi juga menghibur dalam arti mampu memberikan rasa santai kegembiraan terhadap khalayak yang membacanya. 4. Nilai Emosi Nilai emosi umumnya dimaksudkan untuk membujuk. Dapat dipakai dalam kampanye – kampanye dimana penerima pesan dengan menggugah perasaan seseorang. Cara yang dapat dipakai adalah memilih kata atau struktur kalimat yang sifatnya menggugah perasaan, seperti patriotism, romantisme atau kadang humor. Penggunaan internet oleh para professional merupakan cikal bakal dari perkembangan teknologi internet. Banyak ahli menyebutkan pemakaian internet terutama pada masa krisis komunikasi, dapat mengindentifikasi masalah dalam manajemen untuk kemudian dikomunikasikan kepada public. Umumnya aktifitas Public Relations (PR) atau Humas dalam menggunakan internet masih terbatas pada penggunaan media satu arah, yaitu dari atas ke bawah. Akan tetapi perkembangan tekno;ogi saat ini mengubah pandangan tersebut dan mengubah pola komunikasi yang lebih actual setelah lahirnya internet. Banyak praktisi PR atau Humas organisasi telah mempertimbangkan kegunaan internet sebagai salah satu strategi komunikasi PR dan menjadikan internet sebagai bagian dari budaya organisasi. Organisasi yang mengadopsi internet akan mengalami perkembangan pesat di tengah – tengah masyarakat yang semakin heterogen dan dapat meraup khalayak sasaran dengan jumlah yang lebih besar. 51 Kini dunia PR masa keemasan, dimana teknologi internet telah membawa praktisi PR mampu mencapai public sasaran secara langsung. menurut Elvinaro Ardianto 54 ada beberapa hal yang perlu diperhatikan para praktisi PR dalam penggunaan internet adalah : 1. PR harus menyadari bahwa khalayak/ publik dapat mengakses semua press release atau news release yang dikirim melalui internet atau server. 2. publik dapat mengakses press release dalam home page yang ada di word wide web ( bila perusahaan itu memiliki home page). 3. PR dapat membuat mailing list dari publiknya. Mailing list adalah perangkat elektronik yang dapat menyebarkan press release kepada publiknya melalui kontak e-mail Aktifitas melalui internet memungkinkan PR dalam menjalin hubungan baik untuk mempertahankan dukungan publik internal dan eksternal. publik sangat tergantung pada PR sebagai sumber informasi berita yang tidak tersaji di surat kabar dan media massa lainnya. Melalui internet, PR mampu menghemat biaya dibandingakan dengan mengirimkan press release melalui pos atau faksimili. Menurut Elvinaro Ardianto 55 keutungan PR dalam menggunakan internet adalah sebagi berikut : 1. Informasi cepat sampai pada publik 2. Internet dapat berfungsi sebagai iklan, media, alat marketing, sarana penyebaran informasi dan promosi. 3. Siapapun dapat mengakses internet 4. Tidak terbatas oleh ruang dan waktu 5. Internet dapat membuka kesempatan melakukan hubungan komunikasi dalam bidang pemasaran secara langsung. 54 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, dan Siti Karlinah. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. 2007. Hal 193 55 Ibid. 52 Media dalam PR dapat disebut sebagai media konvensional, karena tidak mencakup karakter yang jelas. Dalam perkembangan selanjutnya, internet merupakan salah satu media PR yang perlu diperhitungkan keberadaanya. 2.5. Customer Relations Dalam sebuah perusahaan, pihak managemen harus mampu menjalani fungsi – fungsi yang dapat membantu untuk merangkul pelanggan hingga akhirnya pelanggan akan selalu loyal dengan produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Oleh sebab itulah, diperlukan sebuah bagian dalam perusahaan yang disebut Customer Relations. Dewasa ini, baik perusahaan middle hingga perusahaan berkelas internasionalpun sudah pasti memiliki divisi ini. Melalui Customer Relations itulah perusahaan mampu meningkatkan pundi – pundi keuntungan yang menjadi tujuan utama perusahaan disamping menjalin hubungan yang baik dan intens (kontinyu) dengan pelanggannya. Perusahaan apapun yang menghasilkan jasa atau product yang digunakan oleh masyarakan merupakan perusahaan yang mempunyai tanggung jawab terhadap seseorang konsumen yang menggunakan produk atau jasanya, meskipun orang tersebut bukanlah pelanggan yang secara berkelanjutan menggunakan produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Tanggung jawab itulah yang akan di emban Customer Relations sbagai pihak yang secara langsung berhubungan dengan konsumen yang menggunakan produk atau jasa perusahaan. Tidak hanya itu tanpa bagian Customer Relations, perusahaan tidak dapat mengetahui siapa saja pengguna product atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Karena itulah fungsi seorang Customer Relations 53 menjadi sangat penting ketika perusahaan ingin menggandeng para konsumennya untuk lebih loyal terhadap produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Customer Relations merupakan hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan konsumen atau pelanggan pengguna produk atau jasa perusahaan dalam waktu yang berkelanjutan dengan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan pelanggan terhadap produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut Rhenald Kasali 56 kegiatan Customer Relations diadakan untuk menjalin hubungan baik dengan konsumen dan tujuannya untuk memberikan kepuasan pada para pelanggan. Untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan dibutuhkan pelayanan yang prima bukan hanya sebgai slogan yang dibesarbesarkan belaka, tetapi benar – benar ditujukan kepada semua konsumen. Kepentingan konsumen apabila direalisasikan maka dapat disebut sebagai kriteria kepuasan yang ditujukan berdasarkan kualitas, pelayanan dan lokasi. Menggunakan seorang Customer Relations dalam setiap kegiatan bsinis perusahaan apapun sangat diperlukan untuk menjalin hubungan yang lebih intim dengan pelanggan, hal itu diwujudkan dengan cara melayani konsumen atau pelanggan sebaik mungkin, sehingga timbullah suatu persepsi atau pandangan positif dari pelanggan terhadap perusahaan. Customer relations dalam hubungan masyarakat berfungsi untuk menjalin hubungan secara berkelanjutan dengan pelanggan perusahaan dengan mempersuasifkan pelanggan tentang pandangan yang dimiliki perusahaan, agar perusahaan mendapatkan citra baik dimata pelanggannya, walaupun didalamnya terdapat pemikiran tentang keuntungan yang akan diperoleh perusahaan karena membantu bagian marketing perusahaan. Pada dasarnya Customer Relations berada dibawah pimpinan Humas dan Pemasaran, akan tetapi dengan tujuan akhir yang berbeda – beda. 56 Rhenald Khasali. 1994. Op.Cit,. 65 54 Untuk memenangkan persaingan dan meningkatkan kepercayaan dalam bisnis jasa maka sebuah organisasi harus menumbuhkan kesan atau persepsi yang positif kepada pelanggan (customer oriented). Sehubungan dengan itu maka peran kontak personal (personal contact), customer service, customer relations menjadi suatu yang penting dalam menetukan kualitas layanan. Melalui sistem yang menerapkan peran customer relations perusahaan dapat membentuk hubungan yang lebih dekat dengan pelanggannya. Dari Peran customer relations tersebut perusahaan dapat mengetahui kebutuhan pelanggan dan menyediakan produk atau layanan yang sesuai dengan permintaan pelanggan. Terdapat dua kegiatan dalam customer relations menurut Wilcox adalah 57 : 1. Consumer Information Informasi memegang peran penting untuk membantu pelanggan dalam menjatuhkan pilihannya atas suatu produk atau jasa yang akan digunakan. Informasi yang diberikan kepada pelanggan haruslah sesuai dengan produk yang ditawarkan. Informasi tersebut harus benar, jujur, jelas dalam penyampaiannya karena informasi merupakan kebutuhan pokok yang diperlukan pelanggan sebelum mereka menentukan suatu produk yang akan digunakan. Konsumen memproses informasi produk dengan atribut-atributnya, merk, perbandingan dengan merk lain, atau kombinasi beberapa faktor tersebut. Jika informasi yang didapatkan dianggap kurang, dapat mengakibatan salah penggunaan. Hal tersebut sangat menekankan bahwa sebelum pelanggan memilih salah satu produk atau jasa yang ditawarkan, sebelumnya pelanggan harus mendapatkan informasi yang sejelas -jelasnya mengenai produk atau jasa tersebut. Kegiatan consumer information ini berkaitan erat dengan consumer education. Namun consumer education lebih mengarah kepada hak penuh konsumen mengenai informasi suatu produk atau jasa. Perlunya consumer education pada sebuah perusahaan dapat menjadi solusi tepat untuk mencegah penyalahgunaan produk atau jasa. 2. Complaint Handling Complaint merupakan suatu wujud rasa ketidakpuasan konsumen. Complaintsangat berpengaruh besar dalam kemajuan sebuah perusahaan. Complaint yang terselesaikan dengan baik dan profesional 57 Dennis L Wilcox, Glen T. Cameron, Phillip H. Ault, Warren K. Agee. Public Relations: Strategies and Tactics, Seventh Edition. New York : Pearson Education. Inc. 2003. Hal 108 55 akan berdampak positif nantinya bagi perusahaan tersebut, karena dengan begitu pelanggan tersebut merasa sangat di hargai pendapatnya. Hal itu merupakan hak bagi para konsumen untuk menyampaikan rasa ketidak puasannya. Tetapi alangkah baiknya kalau kita bisa mencegah complaint itu terjadi dengan memperhatikan hal-hal yang sedetail mungkin, dan mengetahui apa yang di butuhkan oleh konsumen sebelum mereka sendiri yang meminta 2.5.1 Pelanggan Pelanggan merupakan unsur penting yang sangat erat kaitannya dengan pertumbunhan dan kemajuan suatu perusahaan. Pelanggan merupakan individu atau kelompok atau khalayak luas dibalik kebesaran suatu perusahaan. Pelangganlah yang menentukan apakah perusahaan memiliki kualitas yang terbaik dalam bidang produk atau jasa yang dihasilkan dibandingkan dengan peaing lainnya. Tanpa adanya pelanggan, perusahaan tidak dapat menjalani kewajibannya sebagai organisasi yang berpandangan terhadap kepuasan pelanggan. Hal itu akan mempengaruhi kehidupan perusahaan di masa yang akan datang. Selain itu pelanggan bagi suatu perusahaan dapat menjadi modal bagi perusahaan tersebut untuk meningkatkan kualitas dan mutu terbaik produk atau jasa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Yoeti dalam S. Abdul Majid 58 menyatakan bahwa pelanggan adalah yang membeli produk dan jasa-jasa pada suatu perusahaan. Pelanggan dapat berupa seorang seseorang (individu) dapat pula suatu perusahaan. Lebih lanjut dikatakan bahwa pelanggan terdiri dari dua jenis, pertama, internal customer, yaitu orang yang telibat dalam proses produksi yang kita hasilakan. Hal itu bisa terdapat pada jajaran direksi, kepala bagian, pengawas, atau karyawan. Kedua, external customer merupaka jenis pelangganyang secara relative mudah diidentifikasi. Mereka adalah orang yang berada di luar organisasi perusahaan, yaitu menerima atau menggunakan barang – barang atau jasa- jasa dari perusahaan. 58 Suharto Abdul Majid. Customer Service Dalam Bisnis Jasa Transportasi. Jakarta : Rajawali Pers. 2013. Hal 11 56 Sedangkan menurut Nasution dalam S. Abdul Majid 59 menyatakan bahwa pelanggan adalah semua orang yang menuntut kita atau perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu, dan karena itu akan memberikan pengaruh pada performa kita atau perusahaan. Francis Buttle 60 berpendapat beda tentang definisi pelanggan, adalah “Pelanggan dalam konteks bisnis ke bisnis (B2B) berbeda dari pelanggan dalam konteks bisnis ke konsumen (B2C). pelanggan B2B adalah organisasi perusahaan atau institusi, sedangkan pelanggan B2C adalah konsumen akhir, yakni seorang individu atau sebuah keluarga.” Pelanggan menurut definisi diatas dapat diartikan pelanggan yang bertujuan untuk menjual kembali produk atau jasa perusahaan dan pelanggan yang hanya menggunakan produk atau jasa perusahaan untuk dirinya sendiri. Kosep pelanggan dalam Customer relations Management difokuskan kepada individu akhir yang menggunakan produk atau jasa dari sebuah perusahaan dengan mengesampingkan keuntungan lebih yang ingin diperoleh perusahaan penyedia jasa atau produk. Kelebihan seorang PRO adalah dapat menjaga minat pelanggan pasca jual, hal tersebut penting dilakukan untuk menciptakan kepuasan pelanggan. Dalam hal ini digunakan trik PR untuk mendapatkan efek komulatif, sehingga apapun yang perusahaan lakukan memiliki kesempatan atau efek tambahan. Salah satu yang dapat dilakukan dengan berpartisipasi 59 Ibid. 12 Francis Buttle. Customer Relationship Management : Concept and Tools. Malang : Bayumedia Publising. 2004.Hal 126 -127 60 57 disetiap pameran atau membuat tulisan artikel atau feature mengenai cara menikmati produk atau layanan. 2.7. Community Menurut Halalah dalam Yosal Iriantara 61, dalam pengertian klasik komunitas dipandang hanya satu bagian dari publik yang dilayani dalam kegiatan PR yang dikategorikan sebagai publik eksternal. Namun dalam praktik PR mutakhir, yang cenderung mengganti dan mengubah istilah public dengan community. Komunitas adalah semua stakeholder yang dilayani organisasi. Sedangkan menurut Stewart E. Perry (2007) dalam Yosal Iriantara 62 menyatakan dalam CED Definition and Terminology memandang ada dua makna komunitas : 1. Komunitas sebagai kategori yang mengacu pada orang yang saling berhubungan berdasarkan nilai – nilai dan kepentingan bersama yang khusus. Seperti para penyandang cacat, Jemaah masjid atau kelompok imigran. 2. Secara khusus menunjuk pada satu kategori manusia yang berhubungan satu sama lain karena berdasarkan pada lokalitas tertentu yang sama yang karena kesamaan lokalitas itu secara tak langsung membuat mereka mngacu pada kepentingan dan nilai – nilai yang sama. Sedangkan Carol Anne Ogdin (1998) dalam Yosal Iriantara 63 menyatakan beberapa alasan yang menyebabkan komunitas berbeda dari perkumpulan manusia lain seperti kerumunan atau kelompok manusia. Ada 5 faktor yang membedakan hal tersebut antara lain : 61 Yosal Iriantara. Community Relations Konsep dan Aplikasinya Cetakan ke-2. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. 2007. Hal 22 62 Ibid.24 63 Ibid. 58 1. Pembatasan dan eksklusivitas yang berdasarkan hal ini bisa dirumuskan siapa yang menjadi anggota dan bukan anggota komunitas tersebut. 2. Tujuan yang merupakan landasan keberadaan komunitas 3. Aturan yang memberi pembatasan terhadap perilaku anggota komunitas, termasuk ancaman disingkirkan untuk yang berperilaku melanggar aturan itu; 4. Komitmen terhadap kesejahteraan orang lain, sehingga ada kepedulian terhadap orang lain yang berada dalam komunitas yang sama, atau setidaknya ada tanggung jawab bagi individu terhadap komunitas secara keseluruhan; dan 5. Kemandirian yakni memiliki kebebasan sendiri untuk menentukan apa yang dilakukan dan cara memasuki komunitas Dengan demikian, untuk kepentingan PR kita bisa memandang komunitas berdasarkan lokalitas sebagai kelompok orang yang berdiam diri pada lokasi yang sama. Misalnya orang yang tinggalnya disekitar kompleks pabrik, lahan pertambangan, atau lahan perkebunan. Komunitas dapat juga dipandang sebagai interaksi dalam struktur sosial yang berdiam pada lokasi yang berbeda atau mungkin berjauhan namun dipersatukan oleh kepentingan dan nilai – nilai yang sama. Misalnya komunitas seniman, komunitas pekerja, komunitas hijab.