BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian ilmu komunikasi pada dasarnya mempunyai karakteristik yang sama dengan pengertian ilmu komunikasi secara luas. Hanya saja objek perhatiannya difokuskan pada peristiwa-peristiwa komunikasi antar manusia. Salah satu definisi komunikasi dalam praktek humas pada dasarnya adalah komunikasi yang berlangsung dua arah dan saling timbal balik antara komunikator dengan komunikan dengan lambang-lambang yang sama (Komunikasi Paradigmatik). 8 Komunikasi yang efektif, yaitu bagaimana antara pesan dan penerima pesan dapat menimbulkan suatu pengertian yang sama tentang suatu pesan melalui komunikasi dua arah. Didalam komunikasi manusia saling mengutarakan sesuatu, pendapat, opini, dan menceritakan mengenai sesuatu hal yang tentunya memiliki tujuan tertentu seperti yang dikatakan Everett Rogers : “Communication is the process by which an idea is transferred form source to receiver with the intension of changing his or her behavior.”9. 8 Rosady Ruslan, Praktik dan Solusi Pr Dalam Situasi dan Pemulihan Citra , Ghalia Indonesia, 1995, Hal 23 9 Everett M. Rogers and Agarwala Rogers, Communications and Organization New York, The Free Press, 1996, hal 11 15 16 Komunikasi berlangsung seperti hanya mentransfer informasi dan komunikator kepada komunikan melalui suatu media yang tepat untuk mendapat feedback untuk mencapai saling pengertian. Menurut Anwar Arifin 10 , Ilmu Komunikasi adalah suatu ilmu kemasyarakatan yang mempelajari secara sistematis segala segi pernyataan manusia. Pengertian ilmu komunikasi pada dasarnya mempunyai karakteristik yang sama dengan pengertian ilmu komunikasi secara luas. Hanya saja objek perhatiannya difokuskan pada peristiwa-peristiwa komunikasi antar manusia. Salah satu definisi komunikasi dalam praktek humas pada dasarnya adalah komunikasi yang berlangsung dua arah dan saling timbale balik antara komunikator dengan komunikan dengan lambang-lambang yang sama (Komunikasi Paradigmatik). 11 Ilmu Komunikasi adalah pengetahuan tetang peristiwa komunikasi yang diperoleh melalui sesuatu penelitian tentang system, proses, dan pengaruhnya yang dilakukan secara rasional dan sistematis, kebenarannya dapat diuji dan digeneralisasikan. Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi yang efektif, yaitu bagaimana antara pesan dan penerima 10 Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, hal 10 11 Rosady Ruslan, Praktik dan Solusi Pr Dalam Situasi dan Pemulihan Citra , Ghalia Indonesia, 1995, Hal 23 17 pesan dapat menimbulkan suatu pengertian yang sama tentang suatu pesan melalui komunikasi dua arah. Didalam komunikasi manusia saling mengutarakan sesuatu, pendapat, opini, dan menceritakan mengenai sesuatu hal yang tentunya memiliki tujuan tertentu seperti yang dikatakan Everett Rogers : “Communication is the process by which an idea is transferred form source to receiver with the intension of changing his or her behavior.”12. Komunikasi berlangsung seperti hanya mentransfer informasi dan komunikator kepada komunikan melalui suatu media yang tepat untuk mendapat feedback untuk mencapai saling pengertian. Komunikasi menurut Katz & Robert Khan, dua ahli psikologi social dari Pusat Riset Survei Universitas Michigan, adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna yang merupakan hal utama dari suatu system social atau organisasi. Jadi komunikasi sebagai suatu “proses penyampaian informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain dan satu-satunya cara mengelola aktivitas dalam suatu organisasi adalah melalui proses komunikasi” 13 Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigm yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Functin of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik 12 Everett M. Rogers and Agarwala Rogers, Communications and Organization New York, The Free Press, 1996, hal 11 13 Ruslan,Rosady, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Raja Grafindo, Jakarta,2003, Hal. 83 18 untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Paradigma Lasswell diatas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsure sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni: 1. 2. 3. 4. 5. Komunikasi (communicator, source, sender) Pesan (message) Media (Channel, Media) Komunikan (communicant, communicatee,receiver, recipient ) Efek (Effect, impact, influence) Jadi berdasarkan paradigm Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu 14 Menurut A.W Widjaja fungsi komunikasi dapat dirumuskan sebagai berikut : 15 1. Informasi Yaitu pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat 2. Sosialisasi Yaitu menyediakan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang untuk bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif didalam masyarakat 3. Motivasi Yaitu menjelaskan tujuan setiap masyarakat, baik jangka panjang maupun jangka pendek, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginan serta mendorong kegiatan individu 14 Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, Hal, 10 15 A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, Hal. 64 19 4. Diskusi 5. Yaitu menyediakan dan saling menyebar fakta yang diperlukan untuk persetujuan 2.2 Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. 16 Komunikasi organisasi sekarang sangat diperhatikan dalam mewujudkan tujuan dalam suatu perusahaan. Setiap langkah dalam manajemen dan pengoperasian suatu organisasi sangat tergantung pada komunikasi misalnya peningkatan aktivitas, penyelesaian konflik, memperbaiki semangat kerja dan meningkatkan produksi. Komunikasi menyediakan alat-alat untuk pengambilan keputusan, melaksanakan keputusan, menerima umpan balik dan mengoreksi tujuan serta prosedur organisasi. “Apabila komunikasi berhenti maka aktivitas organisasi akan berhenti. Dengan demikian tinggalah kegiatan-kegiatan individu yang tidak terorganisasi” 17. 2.2.1 Komunikasi Internal Dalam komunikasi organisasi, komunikasi antar karyawan (employee relations) sangat penting karena karyawan dalam suatu organisasi yang bisa dikatakan suatu kerangka kerja dari suatu manajemen, yaitu sesuatu yang 16 Prof. Dr. Khomsahrial Romli.Msi , Komunikasi Organisasi Lengkap , Grasindo:Jakarta, 2011, hal 2 17 Drs. Tommy Suprapto,Ms , Pengantar Teori Komunikasi, Yogyakarta: Media Presindo, 2006, hal 100 20 menunjukan adanya pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan dan bawahan dalam suatu system manajemen modern. Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi seperti komunikasi antara pimpinan dan bawahan, antara sesama bawahan , dsb. Proses komunikasi internal ini bisa berwujud komunikasi antar pribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua sebagai berikut. a. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertical, pimpinan memberikan instruksiinstruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi kepada bawahannya. Sedangkan para bawahan member laporan-laporan, saran-saran,pengaduanpengaduan, dan sebagainya. Kepada pimpinan. b. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan , manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama didalam organisasi atau mengalir antar-bagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.18 Dalam komunikasi organisasi, komunikasi antar karyawan (Employee Relations) sangat penting karena karyawan dalam suatu organisasi yang bisa dikatakan suatu kerangka kerja dari suatu manajemen, yaitu sesuatu yang 18 Prof. Dr. Khomsahrial Romli.Msi, Komunikasi Organisasi Lengkap , Grasindo:Jakarta, 2011, hal 6 21 menunjukan adanya pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan dan bawahan dalam suatu system manajemen modern. 2.3 Public Relations 2.3.1 Pengertian Menurut Jeffkins, pengertian Public Relations adalah : 19 “Public Relations consist of all form of Plan communication outward and inward, between and organization and its public for the purpose of of achieving specific objective concercing mutual understanding. Public Relations is system of communication to create a goodwill” Dapat diartikan bahwa PR merupakan suatu bentuk yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik kedalam maupun keluar, antara suatu perusahaan dengan khalayak untuk mencapai tujuan yang spesifik yang berlandaskan saling pengertian. Misi Public Relations dewasa ini sudah jelas yaitu untuk meciptakan suatu kondisi yang kondusif agar perusahaan mencapai tujuan. Adapun factor yang akan menciptakan kondisi yang kondusif adalah kepercayaan masyarakat kepada perusahaan yang bersangkutan, sehingga peran dari public relations adalah bagaimana meningkatkan kepercayaan masyarakat melalui penyampaian informasi yang benar dan akurat tetap terpelihara. Untuk mencapai misi tersebut, public relations diharapkan dapat menjalin komunikasi dengan masyarakat agar masyarakat tidak salah tafsir sehingga 19 Franks, Jeffkins, Public Relations, Cetakan Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1996, hal 9 22 dapat memahami mengenai segala permasalahannya yang mungkin terjadi di lingkungan masyarakat. 2.3.2 Peran Public relations Peran public Relations Officer secara garis besar aktivitas utamanya berperan sebagai berikut: 20 1. Communicator Artinya, kemampuan sebagai komunikator baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui media cetak/elektronik dan lisan atau tatap muka dan sebagainya disamping itu juga berindak sebagai mediator sekaligus persuader. 2. Relationship Kemampuan peran PR membangun hubungan yang positif antara lembaga yang diwakilinya dengan public internal, juga berupaya menciptakan saling pengertian, dukungan, kerjasama, dan toleransinya antara kedua belah pihak 3. Back up management Melaksanakan dukungan manajement atau kegiatan lain seperti manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia, dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan/ organisasi 4. Good maker image Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi, dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi Public Relations dalam emlaksanakan manajemen humas membangun citra/ nama baik lembaga/ organisasi dan produk yang diwakilinya. 20 Rosady Ruslan, Management Humas dan Management Komunikasi. PT. Raja Grafindo, Jakarta,1999 23 2.3.4 Khalayak Public Relations Sebagai wakil dari organisasi dalam menyamakan persepsi dan membentuk citra positif, Public Relations memiliki dua macam khalayak (Stakeholder), yaitu : 1. Stakeholder internal, terdiri dari : a. Karyawan b. Pemegang Saham c. Manajemen, dll 2. Stakeholder Eksternal, terdiri dari : a. Lingkungan komunitas b. Pemerintah c. Konsumen, dll21 2.4 Employee Relations 2.4.1 Pengertian Employee Relations Karyawan dalam organisasi sangat berperan penting dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan. Karyawan yang termotivasi dengan baik mampu berkerja dan menghasilkan sesuatu yang mampu menguntungkan kedua belah pihak. Masih banyak perusahaan dan organisasi-organisasi yang mengabaikan karyawan sebagai sasaran kegiatan humas. Kebanyakan perusahaan memfokuskan kegiatannya kepada public eksternal, semestinya public internal mendapat perhatian yang sama dan seimbang. 21 Anwar Arifin (1998), ibid, hal.27 24 Dalam public internal, ada komunikasi vertical (atas bawah) dan juga ada komunikasi horizontal (antar karyawan), kedua komunikasi ini harus berjalan harmonis. Dengan memperhatikan hubungan dengan para karyawan lembaga atau instansi, melalui personal-contact, maka akan dapat goodwill pengertian bersama dan saling mempercayai serta saling menghargai. Employee Relations yaitu memelihara hubungan khusus antara manajemen dengan karyawan dalam kepegawaian secara formal. Misalnya mengenai penempatan, pemindahan, kenaikan pangkat pemberhentian, pensiun, dan sebagainya. Pengertian employee Relations yang lain adalah hubungan yang terjadi di dalam lingkungan perusahaan antara pimpinan dan karyawan, hal tersebut menjadi perhatian utama dalam kegiatan manajemen perusahaan.22 Definisi employee relations menurut Yeni Yualianita dalam buku-buku Dasar-Dasar Public Relations adalah kegiatan Public Relations untuk memelihara hubungan, khususnya antara manajemen dengan para karyawannya.23 Landasan bagi hubungan karyawan yang baik adalah kebijaksanaan personalia yang logis yang mendorong perusahaan untuk memberikan pekerjaan yang teratur, kondisi pekerjaan yang teratur, kondisi pekerjaan yang baik, upah yang memadai, kesempatan untuk memperoleh kemajuan penghargaan terhadap prestasi, pengawasan yang baikm kesempatan untuk mengemukakan 22 23 pendapat serta keuntungan yang diinginkan Rhenald Khasali. Manajemen Public Relations. Jakarta: Grafiti. 1994. Hal 78 Neni Yualianita, Dasar-dasar Public Relations. kepada 25 karyawannya. Kebijaksanaan kepuasan kepada karyawannya sehingga mereka akan memberikan usaha dan kecakapan dan kesetiaannya secara maksimum kepada perusahaan tersebut. 24 Untuk menyampaikan suatu infromasi mengenai suatu program perusahaan atau masalah perusahaan, maka dilakukan kkomunikasi dua arah. Kegagalan dalam menyajikan informasi kepada karyawan tentang kebijakan dan perkembangan perusahaan yang mempengaruhi kepentingannya akan menimbulkan kesalah pahaman, desas-desus palsu, dan ancaman. Sehingga terkadang karyawan akan membuat ansumsinya sendiri tentang perusahaan. Selain itu juga menjadikan komunikasi tidak efektif. 25 Dengan demikian dapat juga diartikan bahwa hubungan kepegawaian (employee relations) tersebut tidak dilihat dalam pengertian yang sempit, yaitu sama dengan hubungan industrial yang hanya menekankan pada unsure-unsur proses “Produksi dan upah”, yang terkait dengan lingkungan kerja. Pengertiannya lebih dari itu, hubungan tersebut dipengaruhi oleh hubungan komunikasi internal antara karyawan dengan karyawan lainnya atau hubungan antara karyawan dan manajemen perusahaan yang efektif. 26 24 Frazier Moore, Humas membangun citra dengan komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal 4 25 Rosady Ruslan. Hubungan Masyarakat Prinsip Kasus dan Masalah (Vol 1). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.1987. Hal 138-140 26 Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi edisi revisi 10. Jakarta: Rajawali. 2010. Hal 271 26 2.4.2 Tujuan Employee Relations Menurut S.K Bonar Employee Relations pada umumnya bertujuan untuk: a. Memberikan spirit atau semangat dan kekuatan batin pada organisasi b. Membentuk suatu pengabdian atau loyalitas yang baik pada pegawai-pegawai dan bawahannya seluruhnya dalam perusahaan c. Mengatur kerja sama antara berbagai pegawai dan berbagai macam pekerjaan27 Tolak ukur tingkat kepuasan yang mutlak tidak ada karena setiap individu karyawan berbeda standar kepuasannya. Indicator kepuasan kerja hanya diukur dengan kedisiplinan. Moral kerja, dan turnover kecil muka secara relative kepuasan kerja karyawan baik. Kepuasan kerja karyawan dipengaruhi factorfaktor berikut: 1. Balas jasa yang adil dan layak 2. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian 3. Berat-ringannya pekerjaan 4. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan 5. Sikap pimpinan dalam kepemimpinan 6. Sifat pekerjaan monoton atau tidak. 28 2.4.3 Kegiatan Employee Relations Maksud dan tujuan kegiatan komunikasi hubungan masyarakat internal yang dilaksanakan oleh Public Relations melalui program kerja Employee Relations, antara lain: 27 S.K Bonar. Hubungan Masyarakat Modern . Jakarta: Rineka Cipta, 1993. Hal 56 H. Malayu SP Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Bumi Aksara. Jakarta: 2007. Hal 202 28 27 1. Sebagai sarana komunikasi internal secara timbale balik yang dipergunakan dalam suatu organisasi/ perusahaan 2. Untuk menghilangkan kesalah pahaman atau hambatan komunikasi antara manajemen perusahaan dengan para karyawannya. 3. Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam upaya menjelaskan tentang kebijaksanaan, peraturan, dan ketata-kerjaan dalam sebuah organisasi/ perusahaan 4. Sebagai media komunikasi internal bagi pihak karyawan untuk menyampaikan keinginan-keinginan atau sumbang saran dan informasi serta laporan kepada pihak manajemen perusahaan (pimpinan) Selanjutnya kegiatan Employee Relations dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dilaksanakan dalam bentuk berbagai macam aktivitas dan program, antara lain sebagai berikut: 1. Program pelatihan dan pendidikan Program pendidikan dan pelatihan dilaksanakan oleh perusahaan dalam upaya meningkatkan kinerja dan ketrampilan (skill) karyawan, dan kualitas maupun kuantitas pemberian jasa pelayanan dan sebagainya. 2. Program motivasi kerja berprestasi Program tersebut dikenal dengan istilah Achievement Motivation Training (AMT), dimana dalam pelatihan tersebut diharapkan dapat mempertemukan antara motivasi dan prestasi (etos) kerja serta disiplin karyawan dengan harapan-harapan atau keinginan dari pihak perusahaan dalam mencapai produktivitas yang tinggi. 28 3. Program penghargaan Program penghargaan yang dimaksudkan disini adalah upaya pihak perusahaan (pimpinan) memberikan suatu penghargaan kepada para karyawan, baik yang berprestasi kerja maupun cukup lama masa pengabdian pekerjaan. Dalam hal ini, penghargaan yang diberikan itu akan menimbulkan loyalitas dan rasa memliki (sense of belonging) yang tinggi terhadap perusahaan. 4. Program acara khusus Yakni merupakan program khusus yang disengaja dirancang di luar , bidang pekerjaan sehari-hari. Misalnya dalam rangka event ulang tahun perusahaan, diadakan kegiatan keagaamaan, olahraga, lomba, dan hingga berpiknik bersama yang dihadiri oleh pimpinan dan semua para karyawannya. Kegiatan dan program tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa keakraban bersama diantara sesame karyawan dan pimpinan. 5. Program media komunikasi internal Membentuk media komunikasi internal melalui buketin, news release (majalah dinding) dan majalah perusahaan/PR yang berisikan pesan, informasi, dan berita yang berkaitan dengan kegiatan antar karyawan atau perusahaan dari pimpinan. 29 29 Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta. 2005. Hal 272-274 29 2.5 Produktivitas 2.5.1 Pengertian Produktivitas Menurut formulasi nasional Productivity Board (NPB) Singapore, dikatakan bahwa: Produktivitas adalah sikap mental (attitude of mind) yang mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan perbaikan. Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pengertian produktivitas memiliki dua dimensi, yakni efektifitas dan efisiensi. Dimensi pertama berkaitan dengan pencapaian unjuk kerja yang maksimal, dalam arti pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu. Sedangkan dimensi kedua berkaitan dengan upaya membandingkan masukan dengan realisasi penggunaannya atau bagaiman pekerjaan tersebut dilaksanakan. 30 Perhatian akan produktivitas dilaksanakan dalam berbagai jenis seperti slogan yang berskala regional, maupun nasional . tingkat perhatian ini dapat dimengerti mengingat produktivitas mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat efektifitas can efisiensi pembangunan guna tercapainya tujuan yang dikehendaki. 30 Ibid hal 58 30 2.5.2 Produktivitas Kerja Produktivitas kerja adalah perbandingan kegiatan antara efektivitas keluaran dengan efisiensi masukan, artinya sebagai sikap mental yang diperlukan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan dalam setiap pekerjaannya. Produktivitas tidak hanya berorientasi pada peningkatan hasil dari suatu kegiatan organisasi dalam sewaktu-waktu tertentu, melainkan juga menyangkut kemampuan mental untuk dapat meningkatkan kualitas dari produksinya. Upaya pencapaian tujuan suatu organisasi dengan organisasi lainnya sudah berbeda, untuk ini maka para pemimpin organisasi dituntut mengembangkan pendekatan yang sesuai dengan kondisi dari masing-masing organisasi yang dipimpinnya. 31 2.6 Karyawan Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi, karya, karyawan aktif dalam menetapkan rencana, system, proses, dan tujuan yang ingin dicapai suatu perusahaan. Salah satu ciri dari organisasi adalah penggunaan karyawan yang terdiri dari berbagai macam-macam karyawan dengan spesialisasi dan keahlian masingmasing. Fungsi karyawan adalah membantu pimpinan dalam menjalankan 31 Haryono Sudriamunawar. Kepemimpinan, Peran Serta dan Produktivitas. Bandung: Mandar Maju. 2006. Hal 75 31 kepemimpinannya, sehingga dapat diartikan karyawan adalah para pembantu pemimpin yang terdiri dari penjabat-penjabat dengan spesialisasinya. 32 Karyawan adalah penjual jasa (pikiran dan tenaganya) dan kompetensi terbesarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Mereka wajib untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan berhak memperoleh upah/ gaji sesuai dengan perjanjian. 33 Kata dasar dari karyawan adalah karya yang berarti kerja, sehingga pengertian karyawan adalah orang yang bekerja pada sebuah organisasi atau perusahaan, dimana mereka diberikan upah sebagai balas jasa untuk tenaga dan pikiran yang mereka telah berikan kepada perusahaan. 34 32 Ig. Wursanto. Dasar-dasar Ilmu Organisasi, Penerbit: Andi Yogyakarta, Hal 179 Rhenald Khasali, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: Pustaka utama Grafiti, 2006, hal 72 34 Dan Latimoore, Botis Bastin. Public Relations: Profesi dan Praktek. Jakarta: Salemba Humanika. 2009 hal 72 33