BAB II KAJIAN TEORI A. Perkembangan Kognitif Anak

advertisement
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f493fc8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
1. Pengertian Perkembangan Kognitif Pada Anak Usia Dini
Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek perkembangan yang
sangat penting untuk dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini.
Perkembangan kognitif juga menggambarkan bagaimana cara berkembang dan
berfungsi, sebagai proses berfikir pada anak usia dini. Proses berfikir
berhubungan dengan tingkat kecerdasan yang menandai seseorangdengan
berbagai minat terutama sekali ditunjukkan kepada ide-ide dan aktivitas
pembelajaran.
Menurut Piaget seperti yang dikutip Jamaris dalam Hendra Sofyan
2014:37 menyatakan, perkembangan kognitif adalah prpses yang terjadi secara
internal didalam otak pada waktu manusia sedang berfikir.
2. Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif.
Jean Piaget dalam Sofyan 2004:38 menyatakan bahwa perkembangan
kognitif memiliki empat tahapan, yaitu :
a. Tahap Sensori-Motoris (0-2 tahun) pembentukan konsep “ketetapan objek”
dan kemajuan bertahap dari perilaku refleksi keperilaku yang diarahkan.
b. Tahap Praoperasional (2-7 tahun) pada tahap ini terjadi dalam diri anak ketika
berumur 2 sampai 7 tahun. Perkembangan kemampuan menggunakan simbol-
7
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f493fc8
simbol untuk melambangkan objek di dunia ini. Pemikiran tetap egosentris
dan terpusat.
c. Tahap Operasional Konkrit (7-11 tahun): pada tahap ini anak memperoleh
tambahan kemampuan yang disebutsatuan langkah berfikir. Kemampuan
satuan berfikir ini berfaedah bagi anak untuk mengkoordinasikan pemikiran
dan idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam systempemikirannya sendiri.
Satuan langkah berfikir anak terdiri atas aneka ragam tatanan langkah yang
masing-masing berfungsi sebagai skema kognitif khusus yang merupakan
perbuatan intern yang tertutup yang dapat di bolak-balik atau ditukar dengan
operasi-operasi lainnya.Satuan langkah berfikir anak kelak akan menjadi dasar
terbentuknya intelegensi.
d. TahapOperasional Formal (11 tahun keatas): dalam tahap perkembangan
formal-operasional, anak yang sudah menjelang atau sudah menginjak masa
remaja, yaitu usia 11-15 tahun, akan dapat mengatasi masalah keterbatasan
pemikiran konkret-operasional seperti yang telah disinggung dalam uraian
sebelumnya. Dalam perkembangan kognitif tahap akhir ini seorang remaja
telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara serentak maupun
berurutan dua ragam kemampuan kognitif.
Berdasarkan
tahap-tahap
perkembangan
kognitif
diatas
dapat
disimpulkan bahwa untuk mengetahui perkembangan kognitif harus
mengetahui tahap sensori-motoris, tahap praoperasional, tahap operasional
konkrit, tahap operasional formal. Sehingga dalam proses pengembangan
8
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f493fc8
kognitif anak usia dini dapat sisesuiakan dengan tahapan yang sesuai dengan
umur anak.
Menurut Vigotsky dalam Juanita dalam Sofyan 2014:39 menyatakan
agar kognitif anak harus dihadapkan perspektif konstekstual sehingga anak
lebih mudah memahami sesuatu.
Adapun Perkembangan kognitif terjadi pada usia 5-6 tahun menurut
Yulaini Nuraini Sujiono dalam Sofyan 2014:40 sebagai berikut:

Menunjukan perhatian pada masa pertumbuhan pertumbuhan.

Dapat mengurutkan objek dalam urutan yang tepat.

Dapat mengelompokkan objek.

Melakukan berbagai hal dengan sengaja, lebih sedikit menuruti
kata hati.

Sering kali kesulitan dalam membedakan antara antara khayalan
dan kenyataan.

Mulai menggunakan bahasa dengan agresif, terutama dalam
pengolongan.

Mulai menyadari tentang kesadaran mengenai gambaran dan katakata yang dapat menghadirkan benda nyata.

Menjadi tertarik dalam jumlah dan menulis huruf.

Mengetahui warna.

Tidak dengan secara spontan menggunakan latihan didalam tugas
memori.
9
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f493fc8

Dapat melakukan sampai 3 perintah sekaligus.

Beberapa anak-anak mulai mengunakan angka, jumlah, panjang.
Menurut Rita dkk 2008:34
Ada dua pendekatan dasar yang sering dilakukan orang banyak untuk
memahami kognisi. Pendekatan pertama adalah piagetian approach
yang menekankan perubahan kualitatif dengan cara berfikir mereka
ketika berkembang. Kedua adalah tiori vigotsky.
Menurut Piaget dalam Rita dkk 2008:34 mengajarkan bahwa
perkembangan kognitif adalah hasil gabungan dari kedewasaan otak dan
system syaraf, serta adaptasi pada lingkungan kita. Ia menggunakan lima
istilah untuk mengambarkan dinamika perkembangan kognitif yaitu:
a. Skema hal ini menunjukkan struktur mental, pola berpikir orang lain
gunakan untuk mengatasi situasi tertentu dilingkungan. Minsyalnya bayi
bayi melihat benda yang mereka inginkan, sehingga mereka belajar
menangkap apa yang mereka lihat. Mereka membentuk skema yang tepat
dengan situasi.
b. Adaptasi adalah proses menyesuaikan pemikiran dengan memasukan
informasi baru kedalam pemikiran individu.
c. Asimilasi bearti memperoleh informasi dan memasukannya kedalam
skema sekarang dalam respon terhadap stimulus lingkungan yang baru.
d. Akomodasi
meliputi
penyesuaian
pada
informasi
baru
dengan
menciptakan skema yang baru ketika skema lama tidak berhasil. Anakanak mungkin melihat anjing untuk pertama kalinya (asimilasi), kemudian
belajar bahwa beberapa anjing aman untuk dipelihara dan anjing lainnya
10
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f493fc8
tidak (akomodasi). Ketika anak-anak memperoleh semakin banyak
informasi, mereka menyusun pemahamannya tentang dunia secara
berbeda.
e. Equilibration didefinisikan sebagai kopensasi untuk gangguan eksternal.
Perkembangan intelektual menjadi kemajuan terus menerus dari satu
ketidak keseimbangan structural kekeseimbangan yang baru yang lebih
tinggi.
Menurut Lev Vygotsy dalam Rita dkk 2008:36 menyatakan
perkembangan kognitif dan bahasa yang berkaitan dengan proses belajar
manusia. Vygotsky telah mengubah cara pendidik berfikir tentang interaksi
anak-anak dengan orang lain. Buah pikiranya menunjukkan bahwa
perkembangan kognitif dan sosial berhubungan serta saling melengkapi.
Secara umum, ahli kognitif memberikan sumbangan nyata dengan
memfokuskan perhatian pada proses mental dan peranya dalam mengarahkan
perilaku. Piaget menekankan pentingnya pendidik dengan memperhatikan
tahapan perkembangan kognitif setiap individu, sehingga metode pendekatan
pembelajaran dapat diberikan dengan tepat. Rita dkk 2008:39.
Perkembangan kognitif menurut pandangan kontemporer adanya
sejumlah data data penelitian terbaru menunjukkan bahwa kemampuan
kognitif anak munjul dari pada yang difikirkan oleh Piaget dan perkembangan
mereka selanjutnya lebih panjang dari pada yang di perkirakanya. Desmita
2008:107
11
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f493fc8
3. Kararteristik Perkembangan Kognitif Anak.
Menurut Sudarna 2014:16 karakteristik perkembangan anak usia dini
merupakan masa perkembangan dan pertumbuhanyang sangat membutuhkan
perkembangan masa lanjutnya. Secara umum, anak usia dini mempunyai
karakteristik seperti: unik, egosentris, aktif dan energik, rasa inigin tahu yang kuat
dan antusias tentang banyak hal, eksplorasi dan berjiwa pelualangan, senang dan
kaya fantastik, masih mudah frustasi, masih kurang mempertimbangkandalam
melakukan sesuatu dalam melakukan sesuatu, daya perhatian pendek, bergairah
untuk belajar dan banyak belajar dari permainan yang semakin menunjukkan
minat terhadap teman.
Menurut Piaget dalam Upton 2012:159. Egosentrisme anak memandang
dunia hanya dengan sudut pandang mereka sendiri dan mereka tidak memiliki
kesadaran bahwa orang lain memiliki sudut pandang yang berbeda.
Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik maupun
psikis. Karena masa anak-anak merupakan masa pembentukan fondasi dan dasar
kepribadian yang akan menentukan pengalaman anak selanjutnya. Dan
pengalaman yang sudah dialami anak akan bertambah lama bahkan tidak dapat
dihapuskan.Karakteristik perkembangan seorang anak sangat diperlukan sebagai
upaya untuk memberikan program stimulasi yang sesuai denganperkembangan.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Kognitif anak.
Setiap perkembangan anak usia dini pasti berbeda-beda, hal ini dapat
dilihat daribeberapa faktor yang mempengaruhinya. Pada perkembangan kognitif
12
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f493fc8
anak usia dini dipengaruhioleh beberapa faktor pendukung seperti faktor
keturunan,
faktor
makanan,
faktor
pembawaandan
faktor
lingkungan
disekitaranak usia dini. Faktor-faktor inilah faktor pendukungperkembangan
kognitif anak usia dini.
Menurut
Susanto
(2011:59-60),
ada
banyak
faktor
yang dapat
mempengaruhiperkembangan kognitif anak, namun sedikitnya faktor yang
mempengaruhi perkembangankognitif anak usia dini dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Faktor bawaan: dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang dibawa sejak
lahir. Bataskesanggupan atau kecakapan seseorang dalam memecahkan
masalah, antara lain ditentukanoleh faktor bawaan. Oleh karena itu, di dalam
satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh,agak pintar, dan pintar sekali,
meskipun mereka menerima pelajaran dan pelajaran yangsama.
b. Faktor minat dan pembawaan khas: faktor minat mengarahkan perbuatan
kepadasuatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri
manusia terdapatdorongan atau motif yang mendorong manusia untuk
berinteraksi dengan dunia luar,sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat
memberikan dorongan untuk berbuat lebih baik.
c. Faktor Pembentukan adalah segala keadaan diluar diri seseorang yang
mempengaruhiperkembangan intelegensi. Disini dapat dibedakan antara
pembentukan yang direncanakanseperti, dilakukan di sekolah sedangkan
pembentukan yang tidak direncanakan, seperti pengaruh alam sekitarnya.
13
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f493fc8
d. Faktor kematangan tiap organ dapat dikatakan matang jika telahmencapai
kesanggupan
menjalankan
fungsinya
masing-masing.
Kematangann
berhubunganerat dengan usia kronologis anak.
e. Faktor
kebebasanyaitu
keleluasaan
manusia
untukberfikir
divergen
(menyebar) yang berarti bahwa manusia dapat memilih metode tertentudalam
memecahkan masalah-masalah, juga bebas dalam memiliki masalah
sesuaikebutuhannya.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kelima faktor
perkembangan kognitif anakdiatas saling berkaitan satu dengan yang
lainnya.Jadi untuk menentukan perkembangan kognitif anak, tidak dapat
berpedoman atau berpatokan kepada salah satu faktor saja melainkan
kelimafaktor tersebut agar sejalan dan seimbang.
5. Tingkat Pencapai Perkembangan Kognitif AUD
a. belajar dan pemecahan masalah, mencakup kemampuan memecahkan masalah
sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan cara fleksibel dan diterima
sosial serta menerapkan pengetahuan atau pengalaman dalam konteks yang
baru;
b. berfikir logis, mencakup berbagai perbedaan, klasifikasi, pola, berinisiatif,
berencana, dan mengenal sebab-akibat; dan
c. berfikir simbolik, mencakup kemampuan mengenal, menyebutkan, dan
menggunakan
konsep
bilangan,
mengenal
huruf,
serta
mampu
merepresentasikan berbagai benda dan imajinasinya dalam bentuk gambar.
14
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f493fc8
6. Problematika perkembangan kognitif pada anak usia dini
Pada dasarnya perkembangan kognitif pada anak usia dini ditunjukan agar
anak usia dini dapat mengeksplorasi lingkungan disekitarnya melalui alat indra
dan otaknya untuk mendapatkan berbagai pengetahuan. Berbagai dari
pengetahuan hasil dari eksplorasi tersebut sangat bermanfaat bagi dirinya dalam
menyelesaikan tugas perkembangannya, namun sayangnya tidak semua anak usia
dini dapat melakukan kegiatan eksplorasi tersebut. Hal itu dikarenakan anak usia
dini dapat mengalami maslah terkait denan perkembangan kognitifnya.
Ada sepuluh masalah terkait denga perkembangan kognitif pada anak usia
dini, antara lain:
1. Berfikir irasional
2. Berfikir negative
3. Suka menyalahkan orang lain
4. Malas masuk sekolah
5. Tidak mau belajar
6. Sulit menhafal kata
7. Tidak kosentrasi dalam belajar
8. Terlambat berfikir
9. Pelupa
10. Rendah rasa ingin taunya
15
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f493fc8
7. Table 2.1 Ruang Lingkup Perkembangan Menurut Kurikulum 2013
Lingkup
perkembangan
Kognitif
Belajar dan
pemecahan masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tingkat pencapaian perkembangan anak
Usia 4-5 tahun
Usia 5-6 tahun
Mengenalkan benda berdasarkan
1. Menunjukan aktivitas yang
fungsi (pisau untuk memotong,
bersifat eksploratif dan dan
pensil untuk menulis)
menyelidik (seperti apa
Menggunakan benda-benda
yang terjadi ketika air
sebagai permainan simbolik (kursi
ditumpahkan)
sebagai mobil)
2. Memecahkan masalah
Mengenal konsep sederhana
sederhana dalam kehidupan
dalam kehidupan sehari-hari
sehari-hari dengan cara
(gerimis, hujan, gelap, terang,
fleksibel dan diterima sosial
temaram, dsb)
3. Menerapkan pengetahuan
Mengetahui konsep bangyak dan
atau pengalaman dalam
sedikit
konteks yang baru
Mengkreasikan sesuatu sesuai
4. Menunjukkan ide kreatif
dengan idenya sendiri yang terkait
dalam menyelesaikan
dengan pemecahan masalah
masalah (ide, gagasan di
Mengamati benda-benda dan
luar kebiasaan)
gejala dengan rasa ingin tahu
Mengenal pola kegiatan dan
pentingnya waktu
Memahami posisi/kedudukan
dalam keluarga ruang ,
lingkungan sosial (minsal: sebagai
peserta didik, anak, teman)
B. Playdough
1. Pengertian Media Playdough
Media playdough adalah media yang menarik, bahannya yang kenyal serta
mudah
didapat.
Media
playdough
mampu
mengasah
keterampilan
serta
perkembangan dalam aspek kognitif anak usia dini. Dilihat dari pengenalan
bentuk,warna, ukuran, serta mengingat cara pembuatan playdough yang telah
dilakukan dalam aktivitas pembelajaran anak usia dini.
Playdough juga mempunyai nama lain yaitu plastisin yang merupakan bentuk
modern dan tanah liat merupakan permainan lama yang juga pernah dimainkan pada
16
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f493fc8
saat orang-orang belum mengenal playdough atau plastisin, tanak liat ini sangat
tradisional tampa buatan manusia karna tanah liat ini didapatkan dipada alam yang
terbentang dan juga mudah di dapatkan dan sangta ramah lingkungan dan juga tidak
punya masa kadaluarsa atau jamuran dan bisa dikatan anan buat kesehatan anak dan
tidak lupa juga pada saat bermain harus ada pengawasan orang tua atau guru,
playdough mudah digunakan dan disukai oleh anak-anak.
plastisin adalah bahan yang kenyal yang bisa dibuat menjadi berbagai bentuk.
Ada beraneka ragam jenis plastisin. Ada yang berbau dan ada pula yang polos. Dari
beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa playdough merupakan media
yang sangat mudah digunakan dalam aktifitas belajar anak usia dini, yang mana
media ini dapat mengembangkan perkembangan kognitif anak seperti pengenalan
warna, membedakan bentukdan ukuran, mengenal konsep angka, sehingga dengan
media playdough dapat meningkatkan rasa ingin tahu anak, sekaligus mengajarkan
anak tentang pemecahan masalah yang berguna dalam meningkatkan daya pikir anak.
2. Manfaat Playdough
Media playdough merupakan media yang menarik dan mudah digunakan
sebagai bahandalam aktivitas belajar. Dengan bahan yang aman dan menarik
dapat memberikan manfaatkepada anak usiadini, yaitu:
a. Manfaat untuk perkembangan kognitif dengan pengenalan bentuk, warna
sertapemecahan masalah anak usia dini
b. Manfaat untuk perkembangan motorik anak dengan menggerakkan tangan
untukmembentuk playdough sesuai dengan bentuk yang ditentukan
17
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f493fc8
c. Manfaat untuk perkembangan bahasa dengan mendengarkan perintah guru
ketikamenggunakan media playdough
d. Perkembangan sosial manfaat bagi anak dengan saling bekerja sama
ketikamenggunakan media playdough
e. Manfaat
untuk
perkembangan
nilai
agama
moral
anak
dengan
memperkenalkan mediaplaydough yang dibentuk seperti bunga, bahwa yang
menciptakan bunga adalah TuhanYang Maha Esa.
playdough juga memiliki manfaat bagi anak diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Melatih kemampuan sensorik. Salah satu cara mengenal sesuatu adalah
melalui sentuhan.Dengan bermain playdough, anak belajar tentang tekstur dan
cara menciptakan sesuatu.
b. Mengembangkan kemampuan berfikir. Media playdough bisa mengasah
kemampuan berfikir anak. Latihlah anak dengan memberikan contoh
caramembuat sesuatu dengan playdough.
c. Self esteem. Media playdough adalah media yang tanpa aturan sehingga
berguna untuk mengenbangkan kemampuan imajinasi dan kreativitas anak.
d. Mengasah kemampuan berbahasa. Meremas, berguling, membuat bola, dan
berputar adalah beberapa kata yang sering didengar anak saat menggunakan
media playdough.
e. Memupuk kemampuan sosial. Berilah kesempatan kepada anak untuk
menggunakan media playdough dengan teman-temannya.Dengan melakukan
18
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f493fc8
kegiatan bersama, anak mempunyai kesempatan menjalin interaksi yang akrab
dengan teman-temannya.
Berdasarkan mamfaat playdough yang telah diuraikan diatas dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan media playdough mampu
mempengaruhi perkembangan bahasa, socialemosional, nilai agama moral,
fisik-motorik, dan perkembangan kognitif sesuai denganpenggunaan media
playdough yang telah disediakan.
3. Cara Membuat Playdough
Playdough adalah salah satu media yang mudah digunakan, tidak terlalu
mahal dan dapat dibuat sendiri, bahan yang digunakan untuk membuatnya
sangat sederhana dan mudah untuk mendapatkannya.
Alat dan bahan yang digunakan:
a. Guru menyediakan bahan yang dibutuhkan untuk membuat playdough
yaitu tepung terigu, minyak sayur, serbuk pewarna makanan garam, air
secukupnya.
b. Gurumenyediakan peralatan yang digunakan untuk membuat playdough
yaitu celemek, sendok,baskom plastik, plastik bening untuk alas, tempat
wadah untuk menyimpan hasil playdough.
Kegiatan dalam pembuatan Playdough:
a.
Guru membagikan bahan secara proposional untuk setiap kelompok.
19
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f493fc8
b.
Untuk membuatplaydough, anak-anak dapat mencampur semua bahan
menjadi satu (terigu, minyak, garam, air) diaduk sehingga tidak lengket
dan menjadi adonan yang dapat dibentuk.
c.
Untuk menghasilkan playdough yang menarik anak-anak dapat
memberikan pewarna adonan tadi, sehingga playdough menjadi
berwarna. Jika menginginkan playdough yang berwarna-warni,adonan
yang belum diberi warna dapat dibagi menjadi beberapa bagian terlebih
dahulu kemudian baru diberi warna sesuai dengan keinginan anak.
d. Setelah itu guru membericontoh bagaimana membentuk playdough sesuai
dengan tema, misalnya : tema: binatang,tema bunga, tema rumah,tema
pakaian.
e. Dalam penelitian ini, peneliti sudah menyiapkan media playdough yang
akan digunakananak, disini anak akan mencontoh playdough yang sudah
dibuat peneliti sesuai dengan bentukdan warna playdough tersebut.
4. Cara Menggunakan Media Playdough
a. Guru menyediakan bahan playdough yang sudah jadi dan siap dipakai.
b. Guru menyuruhanak mengambil sedikit adonan playdough yang sudah
siap dibentuk.
c. Ambil sedikitadonan playdough sesuai dengan bentuk yang kita perlukan,
seperti bentuk bulat, lonjong,panjang, kotak, dan sebagainya.
d. Jika seorang anak mengalami kesulitan dalam membuatsendiri sebuah
bentuk benda, maka untuk memudahkannya dalam berkreasi playdough,
20
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f493fc8
makaanak bisa menggunakan media cetakann khusus playdough dengan
bentuk yang beragam.
e. Jika anak sudah pintar membentuk bermacam-macam karakter, maka kita
bisatingkatkan dengan membentuknya dari bahan plastisin.
C. Kaitan perkembangan kognitif dengan media playdough
Pengembangan kognitif ini dapat dilakukan oleh orang tua atau guru, menurut
Yuliani Nuraini Sujiono dan Bambang Sujiono dalam Sofyan 2014:39 pekembangan
kognitif dapat dilakukan dengan bermain seperti yang dikemukan oleh: Catron dan
Allen dalam Yuliani dalam Sofyan 2014:39 sebagai berikut:
Bermain dapat memenuhi kebutuhan anak secara aktif terlibat dalam
lingkungan, untuk bermain dan bekerja dalam menghasilkan suatu karya.
Selama bermain anak menerima pengalaman baru, memanipulasi bahan dan
alat, berinteraksi dengan orang lain, serta mulai merasakan dunia mereka.
Bermain menyediakan kerangka kerja untuk anak mengembangkan
pemahaman tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan lingkungan. Bermain
adalah awal dari semua fungsi kognitif selanjutnya, oleh karena itu bermain
sangat diperlukan dalam kehidupan anak-anak.
Salah satu hak dasar anak adalah untuk tumbuh dan berkembang. Artinya
anak memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang baik
fisik maupun psikologis.Seorang individu tentu menggunakan kemampuan kognitif
untuk
memecahkan
masalah
dalam
kehidupannya.
Berfikir,
merenung,
berkonsentrasi, mengingat, mempertimbangkan suatu keputusan merupakan jenisjenis aktivitas yang melibatkan kapasitas kognitif. Oleh karena itu betapa pentingnya
fungsi dan kegunaan kemampuan kognitif untuk mempertahankan hidup dan
21
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f493fc8
mengembangkan diri secara optimal. Perkembangan kognitif adalah suatu proses
berfikir,
yaitu
kemampuan
individu
untuk
menghubungkan,
menilai,
dan
mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan
dengan tingkat kecerdasan yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama
sekali ditujukan kepada ide-ide. Perkembangan kognitif seorang anak tidak hanya
diukur dari sisi fungsi otak semata, melainkan diukur dari sisi psikologisnya, yaitu
tahap-tahap perkembangan atau tumbuh cerdas. Artinya anak cerdas bukan hanya
otaknya saja yang berkembang cepat, tetapi cepat dalam pertumbuhan dan
perkembangan pada aspek kognitif, fisik motorik, bahasa, social emosional dan nilai
agama moral. Semakin lengkap dan sempurna tahap-tahap perkembangan pada semua
aspek tersebut, semakin sempurna kecerdasan anak tersebut. Semakin rendah tingkat
pencapaian perkembangan pada kelima aspek tersebut, semakin rendah pula tingkat
kecerdasannya. Untuk itu guru juga harus mampu menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, salah satu media pengajaran yang mampu mempengaruhi kognitif
anak adalah melalui media playdough. Media playdough mampu mengasah
keterampilan dan perkembangan kognitif anak seperti pengenalan warna.bentuk,
symbol, dan ukuran. Dengan media playdough anak dapat meningkatkan rasa ingin
tahunya, sekaligus mengajarkan tentang pemecahan masalah yang berguna untuk
meningkatkan daya pikir anak.Media playdough akan memberikan kegiatan yang
menyenangkan bagi anak karena memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak
untuk membentuk playdough sesuai dengan warna, ukuran dan tema
22
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f493fc8
D. Penelitian Yang Relevan
1. Dian Angraini Yunikowati (2014) yang mengkaji tentang peningkatan
kemampuan kognitif dalam mengenal konsep bilangan dengan permainan cetak
angka play dough pada anak pada kelompok TK A talenta semarang taun
pelajaran 2013/2014. Penelitian ini awalnya hanya 20% dari siswa yang ada
keterampilan menghitung, setelah di berikan perlakuan mengunakan play dough
dalam bermain cetak angka, ketrampilan menghitung anak mencapai 75% (Jurnal
Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang)
2. Nurul Huda Siregar 2014 yang mengkaji tentang pengaruh media Playdough
terhadap perkembangan kognitif anak usia 5-6 tahun di TK Mesjid Agung Medan
TA.2013-2014.
3. Chica Haryani (2014), yang mengkaji tentang “Penerapan Metode Bermain
dengan media Playdough dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep
Bilangan dan Lambang Bilangan Pada Anak Usia Dini Kelompok B1 PAUD
Assalaam Kelurahan Pematang Gubernur Kecamatan Muara Bangkahulu Kota
Bengkulu
Tahun
Pelajaran
2013/2014”
bertujuan
untuk
meningkatkan
kemampuan mengenal konsep bilangan dan lambang bilangan pada anak usia dini
kelompok B1 PAUD Assalaam Kelurahan Pematang Gubernur Kecamatan Muara
Bangkahulu Kota Bengkulu .
Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya persentase hasil belajar anak
yang pada kondisi awal dari jumlah 11 anak, anak yang sudah mampu
23
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f493fc8
melaksanakan kegiatan secara mandiri hanya 1 anak (9,09%), pada siklus I
meningkat menjadi 6 anak (54,55%) dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 8
anak (72,73%), sedangkan pada silus III meningkat menjadi 9 anak (81,82%).
Sehingga menurut Peneliti sebaiknya diterapkan metode bermain dengan media
playdough dalam meningkatkan kecerdasan jamak pada Anak Usia Dini dan
dalam meningkatkan berbagai aspek perkembangan pada anak.
Kondisi awal
E. Tabel 2.2 Kerangka Berfikir
Guru belum melaksanakan proses pembelajaran
dengan pendekatan tematik secara optimal
Guru kurangmengembengkan kegiatan, metode,
media secara optimal dalam pembelajaran
Penarapan kaitan pembelajaran dengan
perkembangan setiap aspek belum optimal
tindakan
Penerapan peningkatan perkembangan anak usia
dini dengan pendekatan tematik
Siklus 1 dan evaluasi
Siklus 11 dan eveluasi
Kondisi akhir
Ada peningkatan perkembangan anak usia dini
dengan pendekatan tematik dalam proses
pembelajaran
24
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f493fc8
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka hipotesis tindakan penelitian ini dapat
dirumuska, bahwa: “dengan menggunakan media Playdough dapat meningkatkan
perkembangan kognitif anak usia dini di TK Titian Sejahterah Tanjung Pauh Talang
Pelita Muaro Jambi Tahun Ajaran 2016.
25
Download