TEKNIK INFORMATIKA PERTANIAN Topik Pembahasan: Database Management SystemS (DBMS) oleh: Prof. DR. Ir. Kudang B. Seminar, MSc. Ir. M. Solahudin, MS DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 1 Database Management Systems (DBMS) MANAJEMEN DATA: Data dan Informasi Bagi Manajemen Kebanyakan organisasi mengenal informasi sebagai sumberdaya organisasi yang mempunyai nilai yang dapat diperhitungkan. Saat ini teknologi informasi tidak hanya merupakan dampak dari pengolahan data saja akan tetapi juga mempengaruhi cara orang melaksanakan tugas pekerjaannya, bagaimana organisasi dapat mencapai misi dan visinya serta bagaimana mereka menjaga kelangsungan kegiatannya secara berkesinambungan. Dengan demikian pengolahan data menjadi informasi bagi kebanyakan organisasi telah menjadi suatu obyek kepentingan strategis. Berdasarkan pengertian dasarnya, Informasi dapat dibedakan dari data. Data dalam hal ini adalah bahan baku bagi adanya informasi, yang merupakan suatu kumpulan fakta yang sifatnya pasif, yang dapat berupa kumpulan simbol-simbol yang menggambarkan jumlah, tindakan, dan lain-lain. Sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang berarti bagi yang menerima dan mempunyai nilai untuk suatu keputusan atau bakal keputusan. Dengan demikian data dapat menjadi informasi manakala data tersebut telah melalui filter berupa prosesor sehingga memiliki arti dan nilai bagi manusia. Contoh dari data misalnya kumpulan nama orang dan alamat serta tujuan pergi penumpang disuatu kantor penerbangan. Pada saat perusahaan penerbangan ingin mengetahui berapa harga tiket yang harus ditetapkan dan kemana rute penerbangannya, maka data di atas harus diolah sedemikian rupa sehingga karakteristik penumpang dapat mencermin- kan nilai ekonomi yang dapat diperoleh perusahaan. Disini data diolah menjadi informasi yang memungkinkan menetapkan harga atas dasar rata-rata tujuan keberangkatan. Contoh lain misalnya nilai-nilai hasil ujian mahasiswa di perguruan tinggi adalah kumpulan data sementara Indeks Prestasi belajar akademiknya merupakan informasi. Ada perbedaan yang cukup prinsipil antara data dan informasi. Perbedaan tersebut dapat dijelaskan dengan mengatakan bahwa data adalah " bahan baku " yang harus diolah sedemikian rupa sehingga berubah sifatnya menjadi informasi. Perbedaan ini penting untuk didasari, karena sebenar-nya data tidak menpunyai nilai untuk mengambil keputusan. Hanya informasilah yang mempunyai nilai, dalam arti bahwa informasi akan memudahkan seorang pemimpin untuk mengambil keputusan. Hubungan data dan informasi dapat dilihat pada gambar berikut ini : KOMPUTER DATA PENGAMBILAN KEPUTUSAN PROSES INFORMASI MANAJER Gambar 7.1. Hubungan Data dan Informasi 2 Beberapa perbedaan antara data dengan informasi adalah sebagaimana disajikan pada tabel berikut : Tabel 7.1. Perbedaan Data dan Informasi DATA Fakta yang disimpan/tersimpan Tidak aktif Basisnya teknologi Digabung dari berbagai sumber INFORMASI Fakta yang disajikan Aktif Basis kegiatan (bisnis misalnya) Merupakan transformasi dari data Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa suatu organisasi tidak akan dapat membuat keputusan dalam kegiatan-kegiatannya apabila di dalamnya tidak terdapat kegiatan yang mengelola dan mengatur sistem data yang baik. Oleh karena keputusan dapat dibuat apabila ada informasi dan informasi dapat diperoleh apabila data yang menunjang untuk keputusan tersebut ada. Secara makro pengelolaan data dan informasi dalam suatu organisasi di-masukkan dalam suatu sistem dengan apa yang dinamakan Manajemen Sistem Informasi. Tujuan dari sistem informasi ini antara lain adalah : Untuk efisiensi operasional, karena memungkinkan pelaksanaan tugas rutin dengan lebih baik, lebih cepat dan lebih murah. Efektivitas fungsional lebih baik karena proses pengambilan keputusan dapat lebih cepat dan lebih baik. Memudahkan dalam mencari dan mengambil peluang Pelayanan lebih baik, cepat, tepat dan akurat Memungkinkan munculnya ide-ide dan kreasi-kreasi baru dalam pekerjaan Mampu untuk mengubah basis kompetisi Menempatkan dan menetapkan posisi pelanggan atau mitra Dapat mengunci pesaing ata merupakan komponen vital dalam suatu sistem informasi, karena bahan utama untuk produksi informasi adalah data. Mutu informasi akan sangat ditentukan oleh mutu data yang digunakan untuk memproduksi informasi tersebut. Aza ini dikenal dengan azas GIGO (Garbage In Garbage Out), yang berarti jika yang masuk ke dalam sistem adalah sampah (berkualitas buruk) maka keluaran (informasi) yang dihasilkan sistem tersebut baik (bermutu). Lebih dari itu jika data yang disimpan dalam suatu sistem adalah fakta sejarah masa lampau, maka jika terjadi kehilangan data tersebut, berarti kehilangan sesuatu yang tak mungkin diperoleh/dibangkitkan kembali karena tidak mungkin kembali kemasa lalu. Untuk sumberdaya informasi lainnya seperti software, hardware, netware, dan brainware masih bisa diganti dengan baru jika terjadi kehilangan atau kerusakan permanen. Umumnya informasi dihasilkan dari beberapa koleksi data yang berkaitan yang mungkin berasal dari berbagai sumber data. Dengan demikian, data perlu dikelola 3 sebaik mungkin agar keberadaanya dapat mendukung produksi informasi yang baik dan berkelanjutan. Database adalah koleksi terpadu dari data-data yang saling berkaitan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan suatu enterprise (organisasi). Keterpaduan dikarakterisasi antara lain dengan adanya (1) kompatibilitas struktur dan semantik (arti) antar data, (2) konsistensi logik antar data, dan (3) integritas (keutuhan) data. Keterkaitan antar data dikarakterisasi oleh adanya hubungan logik antar data yang terpelihara dengan baik dan aman. Pengertian bahwa database dirancang untuk suatu enterprise dimaksudkan bahwa data tersebut telah dikaji dan dirancang sesuai dengan kebutuhan spesifik suatu organisasi. Data Data Data Gambar 7.2. Ilustrasi Definisi Database Database Management System (DBMS) adalah koleksi terpadu dari semu alat bantu software (software tools) untuk merawat dan mengakses database. Semua user harus menggunakan alat bantu yang sudah tersedia pada DBMS, sehingga dapat dijamin konsistensi akses terhadap database, integritas dan validitas database (Gambar 7.3). DBMS menjamin keamanan dan konsistensi penggunaan dan perawatan database.; sehingga database menjadi sumberdaya milik bersama (sharable resources). Contoh paket DBMS komersial adalah Microsoft Access, Oracle, MySQL, Postgre SQL. Gambar 7.3. Arsitektur DBMS. 4 Jika user masih memerlukan alat bantu lain yang masih belum diakomodir oleh DBMS, maka user dapat mengembangkan program aplikasi yang dapat mengakomodir kebutuhan user tersebut. Namun program aplikasi tersebut seyogyanya tetap dihubungkan (link) dengan DBMS yang digunakan. Karena DBMS masih tetap dilalui dalam akses ke database maka konsistensi akses ke database masih dapat dipertahankan. Dengan pendekatan DBMS tersebut maka beberapa keuntungan yang diperoleh adalah: Data menjadi sumberdaya bersama (shareable resources) dari berbagai pengguna (users) maupun program aplikasi Metoda untuk akses dan perawatan data menjadi baku dan konsisten Tidak terjadi redudansi data dan variasi struktur data Data tidak tergantung pada perubahan program aplikasinya (data independence) Keterkaitan logik antar data terpelihara Beberapa contoh alat bantu yang tersedia dalam DBMS antara lain: • Designing Tools : ERD (Entity Relationship Diagram), DDL (Data Definition Language) • Inputing & Manipulating Tools: DML (Data Modification Language), QL (Query Language), Multimedia processor • Searching & Retrieving Tools: QL (Query Language): SQL * QBE • Converting & Squeezing Tools: Encoder & Decoder, Data Converter & Squeezer, Multimedia processor • Optimizing Tools : Data Organizer & Analyzer • Calculating Tools: Math & statistical functions • Presenting Tools: Report Generator, Multimedia Processor Siklus Manajemen Database Siklus manajemen database adalah tahapan pengelolaan database mulai dari tahap observasi dunia nyata sampai tahap penggunaan yang dapat berulang tergantung dari dinamika perubahan kebutuhan dari penggunanya (Gambar 7.4). Dari semua tahap tersebut tahap yang paling vital adalah tahap obrservasi dan identifikasi dunia nyata yang justru menentukan apa data yang diperlukan dan apa kaitan antar data yang ada. Disini akan terkait dengan kondisi, proses kerja kebijakan dari enterprise yang memerlukan database. 5 Real World • Observing • •UMpdoantiitnogring• Analyzing • Identifying • • Optimizing Pro•teBcrto inwgsing • Conceptualizing • Representing • Structuring • Coding Gambar 7.4. Siklus pengelolaan database Tingkatan Abstraksi Data Database yang tersimpan dalam memori komputer tersimpan dalam bentuk file yang berisi serentetan bit tidak menjadi fokus dari pengguna ataupun perancang database yang lebih berfokus pada substansi logik yang sesuai dengan abstraksi manusia. Oleh karenanya perlu ada hirarkhi abstraksi dari yang paling tinggi (yang langsung menjadi konsumsi user) sampai ke abstraksi terendah (yang menjadi konsumsi mesin komputer), seperti disajikan pada Gambar 7.5. View 1 … View 2 Conceptual schema View n External Level Conceptual Level Internal Level Internal schema Physical Level Database Gambar 7.5. Tingkatan Abstraksi Data. 6 Extenal Level : mendeskripsikan bagian dari data base yang relevan untuk user tertentu Coneptual Level : mendeskripsikan data “apa” (entiti dan atribut) , batasan, semantik, keutuhan (integriti), sekuriti, serta “relasi” antar data Internal Data : mendeskripsikan “bagaimana” data disimpan (alokasi memori, indeksasi, kompresi, dan enkripsi data) Physical Level : deskripsi file yang membentuk database. S ELESAI