leverage - SInTA UKDW

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Besarnya rasio manajemen utang (leverage) menunjukkan seberapa besar
perusahaan menggunakan utang untuk mendanai investasi yang dilakukan untuk
operasi perusahaan. Pada situasi perekonomian yang normal, pendanaan dengan
menggunakan utang hingga tingkat tertentu akan memberi dampak positif bagi
arus kas perusahaan, antara lain adanya penghematan pajak dan menyisakan lebih
banyak laba operasi yang tersedia bagi investor. Jadi, utang dapat digunakan
untuk ”meningkatkan” tingkat pengembalian atas ekuitas. Akan tetapi pada masa
resesi, pendanaan dengan menggunakan utang juga dapat memberikan hasil yang
terbalik. Investor akan menghadapi risiko kerugian pada masa resesi. Jadi,
perusahaan dengan rasio manajemen utang (leverage) yang rendah akan
mempunyai risiko yang lebih kecil, tetapi mereka juga memiliki kesempatan
untuk meningkatkan pengembalian atas ekuitas. Prospek pengembalian yang
tinggi sangat diinginkan oleh investor, tetapi mereka enggan menghadapi risiko.
Dalam kondisi perusahaan memiliki utang yang besar (leverage tinggi),
manajer melakukan manajemen laba agar dapat menarik kreditor dan
menunjukkan kepada pasar bahwa kinerja perusahaannya baik, walaupun
sebenarnya perusahaan tersebut memiliki risiko yang besar karena utangnya besar.
Hal ini sesuai dengan hipotesis positive accounting theory yang dikemukakan oleh
Watts dan Zimmerman (1986) dalam Pudjiastuti dan Mardiyah (2006) yaitu debt
1
2
to equity hypothesis yang menyatakan bahwa pada perusahaan yang mempunyai
rasio debt to equity yang tinggi, manajer perusahaan cenderung menggunakan
metoda akuntansi yang dapat meningkatkan pendapatan atau laba karena dengan
rasio debt to equity yang tinggi, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam
memperoleh dana tambahan dari pihak kreditor bahkan perusahaan terancam
melanggar perjanjian utang sehingga perusahaan terancam bangkrut.
Hubungan antara utang dengan manajemen laba telah diteliti oleh Gul et
al. (2000) dalam Siregar (2002). Hasil penelitian menunjukkan tingkat utang
berasosiasi positif dengan discretionary accrual, yang berarti bahwa manajer
perusahaan yang mempunyai tingkat utang yang tinggi lebih mungkin melakukan
earning management. Siregar (2002) menyatakan bahwa discretionary accrual
berhubungan positif dan signifikan dengan utang. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Defond dan Jiambalvo (1994), Chau dan
Lee (1999), DeAngelo et al. (1994), dan Gul et al. (2003). Besarnya utang
perusahaan akan menyebabkan perusahaan meningkatkan manajemen laba dengan
tujuan untuk mempertahankan kinerja yang baik di mata kreditor. Akan tetapi,
hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan Lobo dan Zhou
(2001) yang menemukan adanya hubungan negatif yang signifikan antara
leverage dan manajemen laba. Fanani (2006) menguji pengaruh utang terhadap
manajemen laba dan menemukan pengaruh signifikan utang terhadap manajemen
laba. Penelitian yang dilakukan Nuswantara (2004) tidak berhasil dalam menguji
utang berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Hal ini disebabkan karena
monitor kreditor terlalu longgar dan akan memotivasi manajemen laba.
3
Pengaruh utang terhadap reaksi pasar telah diteliti oleh Gul et al. (2003)
membuktikan bahwa utang berpengaruh negatif terhadap harga saham yang
berarti bahwa semakin tinggi utang, maka pasar akan bereaksi negatif yang
berakibat harga saham menurun. Christianti dan Lestari (2005) menguji pengaruh
positif struktur modal yang ditunjukkan oleh debt to equity ratio (DER) terhadap
return saham, menemukan bahwa pengaruh perubahan struktur modal terhadap
return saham dalam jangka panjang akan membuat investor percaya bahwa
penggunaan utang yang semakin besar akan menyebabkan kemampuan likuiditas
suatu perusahaan semakin menurun. Amir dan Kama (2005) melakukan penelitian
dengan hasil yang berbeda dengan penelitian sejenis, yang menemukan bahwa
pasar bereaksi positif terhadap leverage yang meningkat.
Penulis tidak dapat menemukan penelitian terbaru yang benar-benar mirip
dengan penelitian ini. Penelitian ini menguji reaksi pasar yang positif (negatif)
yang terjadi pada perusahaan yang DER-nya menurun (meningkat) dan
manajemen laba positif yang terjadi pada perusahaan yang DER-nya meningkat.
Penelitian sebelumnya hanya menguji pengaruh tingkat utang (yang sering
diproksikan dengan leverage) terhadap pasar (harga saham/return saham) dan
menguji pengaruh DER terhadap manajemen laba. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu penelitian ini menguji hipotesis
bahwa kenaikan atau penurunan DER akan mengakibatkan pasar bereaksi positif
atau negatif, serta pada penelitian ini penulis membagi sampel menjadi
perusahaan yang menaikkan DER dan perusahaan yang menurunkan DER. Selain
itu, penelitian ini juga menguji besaran reaksi pasar pada perusahaan yang DER-
4
nya menurun apakah berbeda dengan besaran reaksi pasar pada perusahaan yang
DER-nya meningkat.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas di atas, maka masalah
yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Apakah pasar bereaksi positif (negatif) pada perusahaan yang DER-nya
menurun (meningkat)?
2. Apakah besaran reaksi pasar yang terjadi pada perusahaan yang DER-nya
menurun berbeda dengan besaran reaksi pasar yang terjadi pada perusahaan
yang DER-nya meningkat?
3. Apakah perusahaan yang DER-nya meningkat diikuti dengan adanya
manajemen laba yang positif?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris mengenai reaksi pasar
dan manajemen laba yang terjadi pada perusahaan yang mengubah debt to equity
ratio (DER) serta menguji perbedaan besaran reaksi pasar pada perusahaan yang
DER-nya menurun dengan besaran reaksi pasar pada perusahaan yang DER-nya
meningkat.
5
1.4 Kontribusi Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak
yang berkepentingan:
1. Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan
masukan ataupun bahan pembanding bagi mahasiswa lain yang ingin
melakukan penelitian serupa atau penelitian yang lebih besar.
2. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak manajemen
sebagai masukan dalam mengelola perusahaan agar kinerja perusahaan
semakin meningkat.
3. Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran untuk
menilai kinerja suatu perusahaan agar investor tidak salah dalam menentukan
keputusan investasi.
4. Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sesuatu yang baru yang
dapat menambah ilmu, khususnya di bidang akuntansi keuangan dan pasar
modal selain yang telah diperoleh di bangku kuliah. Selain itu, diharapkan
juga dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan kepada penulis.
6
1.5 Batasan Penelitian
1. Objek Penelitian
Penelitian ini berfokus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta dan yang mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember
2000 sampai dengan tahun 2006. Penelitian ini hanya membahas reaksi pasar
yang terjadi dan manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen pada
perusahaan yang mengubah debt to equity ratio (DER), yaitu pada saat DERnya menurun atau DER-nya meningkat serta perbedaan besaran reaksi pasar
pada perusahaan yang DER-nya menurun dengan perusahaan yang DER-nya
meningkat.
2. Sampel yang Digunakan
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari JSX Statistics
dan ISMD (indonesian securities market databases). Sampel yang digunakan
adalah perusahaan manufaktur yang debt to equity ratio-nya mengalami
kenaikan atau penurunan, yaitu pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2006.
Download