8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Kasmir (2004) mendefinisikan bank secara lebih sederhana, yakni lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Sehubungan dengan fungsi bank dalam menghimpun dana, maka bank disebut juga sebagai lembaga kepercayaan sehingga seluruh kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah. Pengaturan secara ketat oleh pemerintah sebagai pemegang otoritas moneter, dikarenakan bank dapat memengaruhi jumlah uang yang beredar yang menjadi salah satu sasaran pengaturan yang dilakukan pemerintah melalui berbagai kebijakan moneter (Siamat, 2005). 2.2. Fungsi dan Usaha Bank Umum Menurut UU No. 10 Tahun 1998, bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Terkait dengan peran sebagai lembaga intermediasi keuangan, bank umum memberikan jasa-jasa keuangan kepada unit surplus maupun unit defisit. Siamat (2005) mengemukakan bahwa bank umum memiliki beberapa fungsi pokok sebagai berikut: 1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi. 2. Menciptakan uang. 3. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat. 4. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain. 9 Adapun kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan adalah sebagai berikut (Siamat, 2005): 1. Menghimpun dana dari masyarakat. 2. Memberikan kredit. 3. Menerbitkan surat pengakuan hutang. 4. Membeli, menjual atau menjamin surat-surat atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya. Surat-surat berharga tersebut antara lain: a. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diaksep oleh bank. b. Surat pengakuan hutang. c. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah. d. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) e. Obligasi f. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun. g. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun. 5. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabahnya. 6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya. 7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga. 8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga. 9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak (custodian). 10. Melakukan penempatan dana dari menambah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek. 11. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya. 10 12. Melakukan kegiatan anjak piutang (factoring), kartu kredit dan kegiatan wali amanat (trustee). 13. Menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. 14. Melakukan kegiatan lain, misalnya kegiatan dalam valuta asing, melakukan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek dan asuransi, serta melakukan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit. 15. Kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang. 2.3. Sumber Dana Bank Menurut Kasmir (2004), sumber dana bank adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat. Bank dapat menghimpun dana dari masyarakat luas atau lembaga lainnya. Dana juga dapat diperoleh dari modal sendiri dengan cara mengeluarkan atau menjual saham dalam rangka untuk membiayai kegiatan operasinya. Perolehan dana harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan dari penggunaan dana itu sendiri, serta perlu mempertimbangkan biaya dari masing-masing sumber dana. Kebutuhan dana untuk kegiatan utama bank dipenuhi dari berbagai bentuk simpanan masyarakat maupun nasabah institusi. Sedangkan kebutuhan dana untuk melakukan investasi baru atau perluasan usaha dipenuhi dari modal bank itu sendiri. Hal inilah yang mendasari pentingnya pemilihan sumber dana yang tepat bagi bank. Adapun sumber dana bank dapat diperoleh sebagai berikut. 1. Dana yang berasal dari bank itu sendiri Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri adalah dana yang diperoleh dari dalam bank. Perolehan dana ini biasanya digunakan apabila bank mengalami kesulitan untuk memperoleh dana dari luar. Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri atas: a. Setoran modal dari pemegang saham merupakan modal dari para pemegang saham lama atau pemegang saham baru. b. Cadangan laba merupakan laba yang setiap tahun dicadangkan oleh bank dan sementara waktu belum digunakan. 11 c. Laba bank yang belum dibagi merupakan laba tahun berjalan tapi belum dibagikan kepada para pemegang saham. 2. Dana yang berasal dari masyarakat luas Sumber dana ini merupakan sumber dana utama dan penting bagi bank untuk dikelola agar memperoleh keuntungan. Kemampuan bank dalam menghimpun dana dari sumber ini dapat juga dijadikan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Menurut UU No. 10 Tahun 1998, sumber dana yang berasal dari masyarakat luas terdiri atas: a. Simpanan giro Simpanan giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Jenis rekening giro dapat berupa rekening atas nama perorangan, rekening atas nama suatu badan usaha atau lembaga dan rekening bersama atau gabungan. Sumber dana ini memerlukan biaya yang relatif lebih murah karena bunga yang dibayarkan bank kepada pemegang rekening giro umumnya lebih rendah dibandingkan dengan suku bunga tabungan maupun deposito. Akan tetapi sumber dana ini dapat dikategorikan sangat labil karena dapat ditarik sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada bank dan tidak memiliki waktu jatuh tempo. b. Simpanan tabungan Simpanan tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Peran tabungan dalam komposisi sumber dana bank umumnya relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan giro atau deposito. c. Simpanan deposito Simpanan deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah 12 penyimpan dengan bank. Sumber dana yang berasal dari simpanan deposito ini dapat dikategorikan sebagai sumber dana yang mahal karena bunga yang dibayarkan bank kepada deposan relatif lebih tinggi dibandingkan giro maupun tabungan. 3. Dana yang bersumber dari lembaga lain Dana yang diperoleh dari lembaga lain terdiri atas: a. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) merupakan kredit yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya. b. Pinjaman antar bank (call money) yang umumnya diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak mampu untuk membayar kekalahannya. c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri, merupakan pinjaman yang diperoleh perbankan dari pihak luar negeri. d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dalam hal ini pihak bank menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non-keuangan. 2.4. Alokasi Dana Bank Menurut Siamat (2005), penempatan atau alokasi dana mempunyai beberapa tujuan, yaitu: a. Untuk mencapai tingkat profitabilitas yang cukup b. Untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman. Dendawijaya (2005) mengemukakan bahwa alokasi dana bank didasarkan pada prioritas penggunaan dana terkait dengan ketentuan tentang cadangan dan sifat aktiva bank. Adapun uraian deskriptif tiap klasifikasi alokasi dana adalah sebagai berikut. 1. Prioritas penggunaan dana Alokasi dana bank berdasarkan prioritas terdiri atas dua, yaitu: a. Cadangan primer (primary reserve) Prioritas utama dalam alokasi dana adalah menempatkan dana untuk memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia. Pembentukan 13 cadangan primer atau primary reserve dimaksudkan untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum, keperluan operasi bank, semua penarikan simpanan dan pencairan kredit dari nasabah. Disamping itu, cadangan primer juga digunakan untuk penyelesaian kliring antar bank dan kewajiban-kewajiban bank lainnya yang harus segera dibayar. Cadangan primer berupa dana dalam kas dan saldo rekening koran bank pada Bank Indonesia dan bank-bank lainnya, serta warkat-warkat dalam proses penagihan. b. Cadangan sekunder (secondary reserve) Prioritas kedua di dalam alokasi dana bank adalah penempatan danadana ke dalam aset likuid bukan kas yang dapat memberikan pendapatan kepada bank dan terdiri atas surat-surat berharga jangka pendek yang mudah diperjualbelikan, antara lain Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan surat berharga jangka pendek lainnya. Cadangan sekunder digunakan untuk berbagai kepentingan, yaitu memenuhi kebutuhan likuiditas yang bersifat jangka pendek seperti penarikan simpanan oleh nasabah dan pencairan kredit oleh nasabah deposan dalam jumlah besar, memenuhi kebutuhan likuiditas dan kebutuhan lainnya yang sebelumnya tidak diperkirakan, serta sebagai tambahan apabila cadangan primer tidak mencukupi. c. Kredit (Loan Portfolio) Prioritas ketiga di dalam alokasi dana bank adalah penyaluran kredit. Bank dapat menentukan besarnya volume kredit yang akan diberikan setelah bank mencukupi cadangan primer dan kebutuhan cadangan sekundernya. d. Portofolio Investment Prioritas terakhir di dalam alokasi dana bank adalah dengan mengalokasikan sejumlah dana tertentu pada investasi portofolio. Alokasi dana bank ke dalam kategori ini adalah dana sisa setelah penanaman dana dalam bentuk pinjaman (kredit) telah memenuhi kriteria atau target tertentu. Investasi ini berupa penanaman dalam 14 bentuk surat-surat berharga jangka panjang atau surat-surat berharga yang berlikuiditas tinggi. Investasi pada surat berharga ini bertujuan untuk memberikan tambahan pendapatan dan likuiditas bank. 2. Sifat aktiva Alokasi dana bank berdasarkan sifat aktiva adalah pengalokasian dana bank ke dalam bentuk-bentuk aktiva, baik aktiva yang dapat memberikan hasil (income) maupun aktiva yang tidak memberikan hasil. Adapun penggunaan dana berdasarkan sifat aktiva dapat dibedakan sebagai berikut. a. Aktiva produktif (Earning Assets) Aktiva produktif atau earning assets adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Pengelolaan dana dalam aktiva produktif merupakan sumber pendapatan bank yang digunakan untuk membiayai keseluruhan biaya operasional bank, termasuk biaya bunga, biaya tenaga kerja dan biaya operasional lainnya. Komponen aktiva produktif terdiri atas kredit yang diberikan, penempatan dana pada bank lain, surat-surat berharga dan penyertaan modal. b. Aktiva tidak produktif (Non-earning Assets) Alokasi dana dalam aktiva tidak produktif atau non-earning assets adalah penanaman dana bank ke dalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank. Komponen dana dalam bentuk aktiva tidak produktif ini terdiri atas : (1) alat likuid, yakni aktiva yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank seperti kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain dan warkat dalam proses penagihan; (2) aktiva tetap atau inventaris seperti tanah, gedung kantor, peralatan kantor, peralatan promosi dan lainlain. 15 2.5. Penyaluran Dana melalui Kredit 2.5.1. Pengertian Kredit Siamat (2005) mengemukakan bahwa kegiatan bank terkonsentrasi dalam penyaluran kredit dikarenakan: (1) sifat usaha bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan; (2) penyaluran kredit memberikan spread yang pasti sehingga besarnya pendapatan dapat diperkirakan; (3) perbankan merupakan sektor usaha yang paling diatur dan dibatasi dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Pengertian kredit menurut UU No. 10 Tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Menurut Kasmir (2004), kredit adalah memperoleh barang dengan membayar cicilan atau angsuran di kemudian hari atau memperoleh pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan di kemudian hari dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian. Selanjutnya menurut Rivai dalam Rohaeni (2009), kredit adalah penyerahan barang, jasa atau uang dari satu pihak (kreditor atau pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak. 2.5.2. Tujuan dan Fungsi Kredit Menurut Kasmir (2001), bank memiliki tujuan tertentu dalam pemberian suatu fasilitas yang tidak terlepas dari misi bank itu sendiri. Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain: 1. Mencari keuntungan Bank memberikan fasilitas kredit dengan tujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. 16 2. Membantu usaha nasabah Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. 3. Membantu pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Adapun keuntungan bagi pemerintah antara lain penerimaan pajak dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank, membuka kesempatan kerja baru dengan adanya perluasan usaha, meningkatkan jumlah barang dan jasa, menghemat devisa negara untuk produk-produk yang sebelumnya diimpor dan meningkatkan devisa negara apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk keperluan ekspor. Menurut Rivai dalam Rohaeni (2009), kredit memiliki fungsi di dalam perekonomian, perdagangan dan keuangan terdiri atas: a. Kredit dapat meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang. b. Kredit meningkatkan utility (daya guna) suatu barang. c. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. d. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat. e. Kredit sebagai alat stabilisasi ekonomi. f. Kredit sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional. g. Kredit sebagai alat hubungan ekonomi internasional. 2.6. Risiko Penghimpunan Dana Bank Kegiatan menghimpun dana yang dilakukan oleh bank tidak terlepas dari berbagai risiko yang dihadapi. Risiko-risiko dalam memobilisasi dana dari masyarakat kepada perbankan dipengaruhi oleh jenis sumber dana yang diterima oleh bank. Tiap sumber dana memberikan dampak resiko yang berbeda-beda terhadap bank. Selain biaya, berbagai risiko ini harus menjadi 17 pertimbangan bank dalam menghimpun dana sehingga dapat memaksimalkan keuntungan atau nilai investasi pemilik bank. Menurut Siamat (2005), sumber-sumber dana bank memengaruhi risiko utama bank, antara lain: 1. Risiko likuiditas Risiko likuiditas yang berkaitan dengan sumber dana bank adalah adanya kemungkinan deposan atau debitur menarik dananya dari bank. Risiko penarikan dana tersebut berbeda antara masing-masing jenis sumber dana. Giro memiliki risiko likuiditas yang lebih tinggi karena sifatnya yang sangat labil dimana nasabah dapat menarik dananya kapan pun sehingga bank harus mampu memproyeksikan kebutuhan likuiditasnya untuk memenuhi permintaan penarikan dana tersebut. Sementara itu, deposito memiliki risiko likuiditas relatif lebih rendah karena bank dapat memproyeksikan kebutuhan likuiditasnya sesuai dengan jatuh tempo deposito tersebut. 2. Risiko tingkat bunga Risiko tingkat bunga yang dikaitkan dengan sumber dana bank sangat tergantung pada sensitivitas tingkat bunga dari aset yang dibiayai dengan dana tersebut. Bank harus mampu membandingkan sensitivitas tingkat bunga dari semua sumber dana dengan sensitivitas tingkat bunga yang dibiayai dengan dana tersebut. 3. Interaksi dengan risiko kredit Sumber dana pada dasarnya tidak memiliki pengaruh langsung atas risiko kredit. Akan tetapi sumber dana dapat berdampak tidak langsung, yakni biaya dana yang mahal dapat menjadi efek samping bagi kekhawatiran deposan mengenai kemampuan bank mengembalikan dananya pada saat ditarik atau jatuh tempo. Selain itu, apabila bank memiliki biaya dana yang tinggi, maka secara langsung akan meningkatkan risiko kreditnya dalam usahanya untuk mempertahankan marjin. 18 4. Interaksi dengan risiko modal Sumber dana bank memiliki dampak langsung terhadap risiko modal dan leverage bank. Biaya modal bank yang melebihi biaya simpanan dan pinjamannya disebabkan oleh besarnya ketidakpastian yang dikaitkan dengan return on equity, sehingga bank mungkin merendahkan biaya dananya dengan meningkatkan leveragenya. 2.7. Pendapatan Bank Menurut Dendawijaya (2005), pendapatan operasional bank terdiri atas semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang benar-benar telah diterima. Pendapatan operasional bank secara rinci adalah sebagai berikut. 1. Hasil bunga Merupakan pendapatan bunga, baik dari pinjaman yang diberikan maupun dari penanaman-penanaman yang dilakukan oleh bank, seperti giro, simpanan berjangka, obligasi dan surat pengakuan utang lainnya. 2. Provisi dan komisi Merupakan provisi dan komisi yang dipungut atau diterima oleh bank dari berbagai kegiatan yang dilakukan, seperti provisi kredit, provisi transfer, komisi pembelian atau penjualan efek-efek dan lain-lain. 3. Pendapatan valuta asing lainnya Merupakan keuntungan yang diperoleh bank dari berbagai transaksi devisa, misalnya selisih kurs pembelian atau penjualan valuta asing, selisih kurs karena konversi provisi, komisi dan bunga yang diterima dari bank-bank di luar negeri. 4. Pendapatan lainnya Merupakan pendapatan lain yang berasal dari hasil langsung yang diberikan kegiatan operasional bank yang tidak termasuk ke dalam rekening pendapatan yang telah dikemukakan sebelumnya seperti deviden yang diterima dari saham yang dimiliki. 19 2.8. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang terkait dan mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Putra (2008), Rohaeni (2009) dan Rismayanti (2009) pada jurusan Manajemen. Penelitian Putra (2008) menganalisis portofolio sumber dana sebagai instrumen optimalisasi budgeting dan pengambilan strategi pada PT Bank Lampung KCP Antasari. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: (a) Sumber dana bank terdiri atas simpanan dana pihak ketiga (DPK) dan transfer dana dari kantor cabang utama. Pada periode 2005-2007, dana transfer antar kantor memberikan kontribusi terbesar terhadap portofolio sumber dana, selanjutnya diikuti dengan simpanan tabungan, deposito berjangka dan giro swasta; (b) Portofolio sumber dana PT Bank Lampung KCP Antasari secara keseluruhan berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan. Secara parsial, seluruh sumber dana yang berasal dari simpanan masyarakat memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan bank, akan tetapi sumber dana yang berasal dari transfer antar kantor berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan bank. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan tiap sumber dana dan biaya berupa bunga yang harus dibayarkan oleh bank kepada nasabah; (c) Model regresi portofolio sumber dana dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan kebijakan pengelolaan aset dan biaya operasional kantor serta kebijakan pemasaran produk-produk penghimpun DPK. Rohaeni (2009) melakukan penelitian di PT Bank X, Tbk yang berlokasi di Jakarta. Penelitiannya bertujuan untuk menganalisis komposisi dana pihak ketiga (giro, tabungan, deposito), menganalisis perkembangan dana pihak ketiga, kredit bermasalah dan laba, dan menganalisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah terhadap laba. Dalam penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif, analisis korelasi pearson product moment dan analisis regresi berganda, serta diolah menggunakan minitab 14. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi dana pihak ketiga PT Bank X selama periode 1999-2007 didominasi oleh deposito dengan kontribusi terbesar terhadap total dana pihak ketiga. 20 Selanjutnya perkembangan dana pihak ketiga, NPL dan laba mengalami fluktuasi selama periode 1999-2007 dimana pada tahun 1999 PT Bank X memperoleh dana pihak ketiga dengan jumlah terendah, tingkat NPL yang tertinggi dan kerugian yang terbesar. Penelitian ini juga membuktikan bahwa secara keseluruhan dana pihak ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba, sementara kredit bermasalah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap laba. Sedangkan secara parsial dana pihak ketiga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laba dan kredit bermasalah berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap laba. Penelitian yang dilakukan Rismayanti (2009), menganalisis portofolio kredit (produktif dan konsumtif) dan pengaruhnya terhadap laba pada PT Bank X, Tbk periode 1999-2007. Data dianalisis menggunakan metode analisis korelasi, analisis regresi berganda termasuk uji asumsi klasik model regresi berganda, analisis trend dan analisis per komponen, yang kemudian diolah dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2007 dan Minitab versi 14. Berdasarkan hasil analisis trend, jika dilihat dari tahun dasar pertumbuhan pendapatan bunga kredit modal kerja dan kredit konsumsi bernilai negatif selama kurun waktu tiga tahun hingga 2001 sedangkan kredit investasi bernilai negatif selama lima tahun hingga 2003. Secara keseluruhan kredit konsumsi dan kredit modal kerja mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Sedangkan kredit investasi mengalami keadaan yang berfluktuasi. Hasil penelitian ini membuktikan secara keseluruhan perubahan portofolio kredit, pendapatan lain-lain dan total biaya berpengaruh secara signifikan terhadap laba. Secara parsial pendapatan bunga kredit modal kerja, pendapatan bunga kredit investasi, pendapatan bunga kredit konsumsi dan pendapatan lain-lain berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap laba. Sedangkan total biaya berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap laba. Penelitian ini pada dasarnya memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra (2008), perbedaannya terletak pada objek penelitian yang digunakan dalam periode yang berbeda pula, yakni penelitian ini terbatas pada menganalisis pengaruh portofolio sumber dana 21 terhadap pendapatan pada salah satu bank umum milik pemerintah. Selanjutnya persamaan penelitian ini juga ditemukan pada penelitian Rohaeni (2009) dan Rismayanti (2009). Penelitian Rismayanti menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh portofolio kredit (produktif dan konsumtif) terhadap laba, sementara penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh portofolio sumber dana terhadap pendapatan. Analisis per komponen dan analisis trend digunakan untuk mengetahui kontribusi dan pertumbuhan tiap sumber dana pada bank. Seperti halnya analisis per komponen dan analisis trend yang digunakan oleh Rismayanti untuk melihat pertumbuhan pendapatan bunga dari tiap jenis kredit.