BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Narkotika

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA) di Indonesia merupakan sesuatu yang bersifat komplek dan
urgent, permasalahan ini menjadi marak dalam kurun waktu satu dekade.
Penyalahgunaan narkoba mempunyai dampak yang mengancam masa
depan dan kelangsungan hidup saja, tetapi juga masa depan bangsa dan
negara. Hingga saat ini tingat peredaran narkoba sudah merambah bukan
hanya di perkotaan saja tetapi sudah sampai ke pedesaan (Ricardo, 2012).
Perilaku menyimpang saat ini semakin meningkat dikalangan masyarakat,
penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA) jika digunakan dalam waktu yang berkepanjangan dapat
membahayakan kesehatan yang berarti dapat merusak fisik dan mental dan
juga dianggap sebagai pelanggaran hukum.
Narkoba jika digunakan secara terus menerus akan menyebabkan
kecanduan atau ketergantungan. Kecanduan dan ketergantungan akan
mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena adanya kerusakan
pada sistem syaraf pusat dan organ-organ tubuh contohnya seperti jantung,
hati, paru-paru dan ginjal bahkan dapat mengakibatkan kematian (Syafitri,
2013)
Berdasarkan laporan tahunan United Nations Office on Drugs and
Crime (UNODC) 2015 diketahui bahwa pada tahun 2013 diperkirakan 187
1
2
juta orang meninggal karena menggunakan narkoba (UNODC, 2015).
Penyalahgunaan obat dan ketergantungan obat diseluruh dunia menjadi
meningkat dalam masalah kesehatan masyarakat umum, di Amerika
Serikat pravelensi penggunaan zat sebesar 2-3% untuk zat terlarang dan 12
bulan tingkat penyalahgunaan zat atau ketergantungan 7% sampai 20%
selama masa remaja karena tingkat gelaja penyalahgunaan obat pada
remaja saat ini semakin meningkat pesat karena pergaulan dan lingkungan.
(Rhemtulla, 2016).
Hasil survei Badan Narkoba Nasional (BNN) tahun 2015
menunjukkan sekitar 1.123 orang pecandu dan penyalahguna yang
direhabilitasi. Proyeksi prevelansi penyalahgunaan Narkoba pada tahun
2011 sampai 2015 adalah sebagai berikut
Tabel 1.1 Proyeksi Prevelansi Penyalahgunaan Narkoba Tahun
2011 hingga 2015
No Tahun Jumlah Penyalahgunaan
Pravelansi
1.
2011
4.071.016
2,32%,
2.
2012
4.323.366
2,44%.
3.
2013
4.583.690
2,56%.
4.
2014
4.851.486
2,68%,
5.
2015
5.126.913
2,80%.
Sedangkan di provinsi Jawa Tengah didapatkan jumlah pengguna
penyalahgunaan narkoba sebanyak 444.157 jiwa dengan prevalensi 1,9%
dari total jumlah penduduk sebanyak 23.376.700 jiwa (BNN, 2015).
3
Menurut The Substance Abuse and Mental Health Services
Administration (SAMHSA) pada tahun 2011, The Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders, Edisi kelima (DSM-5)
mengatakan bahwa untuk menunjukkan suatu tingkat keparahan dalam
penyalahgunaan dan ketergantungan suatu zat menggunakan tingkat
ringan, sedang dan berat yang ditentukan oleh kriteria diagnostik pada
setiap individu yang menyalahgunakan zat. Dikatakan gangguan
penggunaan atau penyalahgunaan zat adalah keadaan fisik dan psikis yang
dihasilkan dari interaksi antara organisme dan zat, kondisi dimana selalu
menyertakan keharusan untuk menggunakan obat-obat itu terus menerus
(Baconi, 2015).
NAPZA bukan hanya terdiri dari narkotika dan psikotropika, tetapi
juga terdapat Zat adiktif. Zat adiktif ini adalah suatu zat atau bahan yang
sangat berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika. Menurut
Bagaskara (2013) zat adiktif itu dapat menimbulkan kecanduan dan
ketergantungan
jika
digunakan
terus
menerus,
bukan
hanya
ketergantungan fisik tetapi ketergantungan psikologis dan intensitas
penggunaan zat adiktif merupakan frekuensi atau berapa kali penggunaan
itu berlangsung.
Zat adiktif yang digunakan terus menerus akan menyebabkan
seseorang mengalami intoksikasi, menurut Hogan (2015) intoksikasi pada
alkohol mengacu pada keadaan mabuk atau mabuk yang terlalu parah dan
4
efek disebabkan oleh kimia dari zat adiktif. Tanda-tanda intoksikasi dapat
berupa bingung, tanda-tanda vital meningkat, sesak nafas.
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti
selama di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta dengan melakukan
wawancara terhadap 2 pasien diperoleh data bahwa pasien pernah
mengalami intoksikasi dan penyalahgunaan zat yang berkepanjangan atau
ketergantungan zat dapat membahayakan kesehatan yang berarti dapat
merusak fisik dan mental. Tanda dan gejala hasil survey pendahuluan
didapatkan data yaitu pasien saat intoksikasi merasakan seperti pusing,
mual, sulit tidur. Data dari Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta pada tahun
2015 terdapat 61 pasien penyalahgunaan napza dan terdapat 12 pasien
yang menggunakan zat adiktif.
Berdasarkan uraian dan fenomena diatas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang pengalaman pasien ketika terjadi
intoksikasi obat pada pengguna zat adiktif stimulant yang dirawat di
Rumah Sakit Jiwa Arif Zainudin Surakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka peneliti
mengangkat sebagai berikut “Bagaimana pengalaman pasien ketika terjadi
intoksikasi obat pada pengguna zat adiktif stimulant yang dirawat di
Rumah Sakit Jiwa Arif Zainudin Surakarta?”
5
C. Tujuan Penilitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengalaman pasien ketika terjadi intoksikasi
obat pada pengguna zat adiktif stimulant yang dirawat di Rumah Sakit
Jiwa Arif Zainudin Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mendiskripsikan karakteristik responden pengguna zat adiktif
b. Mendriskripsikan jenis-jenis zat adiktif yang digunakan oleh
responden
c. Mendiskripsikan pengalaman pasien ketika terjadi intoksikasi zat
adiktif
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui
informasi tentang
pengalaman ketika terjadi intoksikasi obat pada pasien pengguna zat
adiktif.
2. Bagi Ilmu Keperawatan
Penelitian ini diharapkan menjadi sumber bahan masukan keilmuan,
agar dapat dipelajari untuk ilmu keperawatan.
3. Bagi peneliti
Dapat dijadikan sebagai bahan refrensi untuk penelitian khususnya
pada pengalaman penggunaan zat adiktif.
6
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan
penelitian
yang
pernah
dilakukan
oleh
peneliti
sebelumnya terdapat beberapa penelitian yang mirip dengan penelitian ini
diantaranya :
1. Penelitian tentang “Pengalaman Residivis Remaja Ketika Melakukan
Tindakan
Kriminal
di
Bawah
Pengaruh
Napza
di
Daerah
Kiaracondong Bandung” oleh (Marlina, 2014). Jenis penelitian yang
digunakan adalah kualitatif dengan pendeatan fenomenologis. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan
wawancara mendalam dan observasi semi partisipasi. Penentuan
informan menggunakan purposive sampling, yang berjumlah 6
informan. Analisis data menggunakan analisis tematik. Berdasarkan
hasil penelitian, didapatkan 7 tema, yaitu lebih sensitif dan mudah
marah, berani, hiperaktif, tidak kontrol, bentuk solidaritas terhadap
teman, ajakan tema, dan memenuhi kebutuhan napza. Hasil ini
diharapkan perawat komunitas dapat meningkatkan pelayanan
keperawatan terhadap pengguna napza dengan upaya promotif, kuratif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Perbedaan dari penelitian yang
dilakukan adalah variabel yang digunakan. Peneliti melakukan
penelitian di RSJD daerah Surakarta, dan teknik pengumpulan data
hanya menggunakan wawancara mendalam.
2. Penelitian
tentang
“Pengalaman
Mantan
Pengguna
Dalam
Penyalahgunaan NAPZA Suntik” oleh (Santoso, 2012). Jenis
7
penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian yang
digunakan adalah fenomenologis. Pengambilan sampel pada penelitian
ini dengan menggunakan teknik purposive sampling yang merupakan
pemilihan secara sadar oleh peneliti terhadap subjek/elemen tertentu
untuk dimasukkan dalam penelitian. Penelitian ini tersaturasi pada
partisipan ke-7 dimana tidak ada lagi kategori atau tema yang
didapatkan. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan adalah variabel
yang digunakan dan tempat yang digunakan untuk penelitian.
Download