BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak dilahirkan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejak dilahirkan, manusia telah menghadapi masalah untuk bisa tetap hidup
dan akan berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya dan untuk bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya
manusia harus selalu berusaha. Hal ini disebabkan karena tidak sesuainya jumlah
barang dan jasa yang tersedia dibandingkan dengan jumlah kebutuhan manusia.
Manusia tidak pernah merasa puas dengan apa yang mereka peroleh dan dengan apa
yang telah mereka capai (Hendrojogi, 1998).
Dengan berkembangnya zaman, kita melihat bahwa usaha manusia untuk
mempertahankan hidupnya tidak lagi diselesaikan dengan adat istiadat atau dengan
perintah, akan tetapi dengan tindakan-tindakan bebas dari orang yang mengejar
keuntungan yang satu sama lain saling terikat pada pasar. Sistem ini kemudian
dinamakan kapitalisme, dimana keuntungan menjadi ide dasarnya.
Dalam era kapitalisme inilah, inspirasi koperasi beserta gerakannya dilahirkan
dan merupakan cara yang digunakan masyarakat golongan ekonomi lemah,
khususnya kaum buruh, untuk memecahkan permasalahan ekonomi yang dihadapinya
dan yang dalam perkembangannya kemudian menjadi suatu sistem sendiri dalam
kehidupan ekonomi dalam masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Koperasi baik inspirasinya maupun gerakannya yang mula-mula timbul
adalah merupakan suatau defensive reflex (gerakan otomatis untuk membela diri) dari
suatu kelompok masyarakat terhadap tekanan-tekanan hidup yang dilakukan oleh
kelompok lain dalam masyarakat, baik yang berupa dominasi sosial maupun yang
berupa eksploitasi ekonomi (Hendrojogi, 1998:17).
Koperasi bermula pada abad ke-20 yang pada umumnya merupakan hasil dari
usaha yang tidak spontan dan tidak dilakukan oleh orang-orang yang sangat kaya.
Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi
dan sosial yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme semakin memuncak. Beberapa
orang yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas,
terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara spontan
mempersatukan diri untuk menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya.
Koperasi adalah asosiasi orang-orang yang bergabung dan melakukan usaha
bersama atas dasar prinsip koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang lebih besar
dengan biaya rendah melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis
oleh anggotanya. Asosiasi berbeda dengan kelompok, asosiasi terdiri dari orangorang yang memiliki kepentingan
yang sama, lazimnya yang menonjol adalah
kepentingan ekonomi (www.Sejarah-koperasi-perkembangan-di-indonesia.com).
Dalam undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian
disebutkan bahwa, “koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang
Universitas Sumatera Utara
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan” .
Koperasi merupakan suatu sistem ekonomi yang mengandung unsur sosial.
Hal ini berarti bahwa koperasi mengandung dua unsur, yaitu unsur ekonomi dan
unsur sosial. Sehingga jelas koperasi merupakan suatu sistem dan sebagaimana kita
ketahui sistem itu merupakan himpunan komponen-komponen atau bagian-bagian
yang saling berkaitan
yang bersama-sama berfungsi mencapai suatu tujuan
(Hendrojogi, 1998).
Koperasi bertujuan untuk memberi pelayanan kepada para anggota dan bukan
untuk mencari keuntungan, tetapi perlu diperhatikan dan diwaspadai dalam
pelaksanaannya, bahwa penjualan barang-barang atas dasar biaya (at cost basis) akan
bisa mendorong anggotanya untuk membeli banyak barang dari koperasi dengan
“harga koperasi” dan kemudian menjualnya diluar koperasi dengan harga pasar,
disamping, bahwa koperasi itu sendiri perlu mendapat surplus dari usahanya yang
dapat digunakan bagi pemupukan modalnya (Hendrojogi, 1998:24).
Dengan demikian, tujuan yang ingin dicapai oleh koperasi adalah tujuan
ekonomi atau dengan kata lain bahwa koperasi harus bekerja berdasrkan motif
ekonomi. Tentang unsur sosial seperti yang terdapat dalam defenisi tersebut bukanlah
arti kedermawanan, tetapi lebih untuk menerangkan kedudukan anggota dalam
Universitas Sumatera Utara
organisasi, hubungan antara sesama anggota dan hubungan anggota dengan pengurus.
Disamping itu unsur sosial tersebut dapat pula ditemukan dalam cara kerja koperasi
yang demokratis, kesamaan derajat, kebebasan keluar masuk, persaudaraan dan
kesatuan, pembagian sisa hasil usaha kepada anggota proporsional dengan
transaksinya serta menolong diri sendiri.
Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha tidaklah semata-mata
hanya pada orientasi laba (profit oriented), melainkan juga pada orientasi
manfaat(benefit oriented). Karena itu, dalam banyak kasus koperasi, manajemen
koperasi tidak mengejar keuntungan sebagi tujuan perusahaan karena mereka bekerja
didasari dengan pelayanan(service at cost). Untuk koperasi di Indonesia, tujuan badan
usaha koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya (UU No. 25/1992 pasal 3).
Untuk
meningkatkan
perekonomian
masyarakat
yang
dalam
arti
mensejahterakan perlu adanya sebuah modal. Akan tetapi tidak semua orang memiliki
modal yang cukup untuk memulai sebuah usaha tentu harus adanya bantuan dari
orang lain maupun dari sebuah perbankan yang mampu memberi pinjaman modal
bagi
setiap
orang
yang
membutuhkannya,
namun
perbankan
perlu
mempertimbangkan jumlah beban bunga yang diberikan kepada peminjam guna
membantu sipeminjam dalam memulai sebuah usaha yang dapat membangkitkan
dirinya dari kemiskinan, yang dalam pengertian bahwa bank harus bersedia memberi
pinjaman dengan bunga yang rendah. Karena dengan bunga yang tinggi justru
Universitas Sumatera Utara
mempersulit peminjam untuk mengembalikan pinjaman tersebut dan sebaliknya jika
dengan bunga yang rendah setiap peminjam akan selalu melunasi setiap pinjaman
yang telah diterimanya kepada bank tersebut. Kemudian sebuah bank harus memberi
keringanan dengan cara peminjam membayar dengan sistem angsuran, jika demikian
maka ekonomi rakyat akan berjalan baik dan tingkat kesejateraan masyarakat akan
lebih tinggi dari sebelumnya (Muhammat Yunus dalam bukunya Grammen bank).
Dengan demikian koperasi berperan sebagai sebuah cerminan dari sebuah
perbankan yang memberi pelayanan kepada setiap orang yang berkumpul didalamnya
untuk membantu tingkat ekonomi masyarakat yang lemah dan berusaha
mensejahterakannya dengan bantuan modal yang diberikannya kepada anggota
koperasi tersebut dalam sebuah upaya masyarakat yang akan memulai usaha serta
meningkatkan usahanya.
Dari beberapa jenis koperasi yang ada di Indonesia salah satunya yaitu
koperasi simpan pinjam, yang mana koperasi simpan pinjam didirikan untuk memberi
kesempatan kepada anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan bunga
ringan. Koperasi simpan pinjam berusaha untuk “ mencegah para anggotanya terlibat
dalam jeratan kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang
dengan jalan menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan
bunga yang serendah-rendahnya”
(http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi_Ssimpan_pinjam).
Universitas Sumatera Utara
Dalam undang-undang No.12/1967 tentang pokok-pokok perkoperasian pasal
32 ayat (1) ditentukan bahwa modal koperasi terdiri dari dan dipupuk dari simpanansimpanan, pinjaman-pinjaman, penyisihan-penyisihan dari hasil usahanya termasuk
cadangan serta sumber-sumber lain, dan kemudian bahwa modal bersumber dari
anggota yaitu berupa simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela.
Dengan demikian seiring berkembangnya jaman dan pentingnya koperasi,
maka sekelompok masyarakat desa Hutalontung membentuk sebuah koperasi simpan
pinjam sebagai wahana untuk membantu dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi
disana. Desa Hutalontung adalah sebuah desa di Kecamatan Muara, Kabupaten
Tapanuli Utara, yang letaknya strategis di pinggiran Danau Toba. Dan sumber
pencaharian masyarakat disana adalah mayoritas bertani dan nelayan serta sebagian
kecil berprofesi sebagai pegawai negeri sipil.
Sejak tahun 1998, krisis ekonomi yang begitu mengglobal membuat
masyarakat desa Hutalontung kesulitan untuk mengembangkan perekonomiannya, hal
itu dikarenakan minimnya modal ekonomi yang diperoleh untuk meningkatkan mutu
pertanian yang lebih maksimal. Sejak itulah muncul permasalahan ekonomi yang
begitu meresahkan masyarakat.
Berlatar belakang ekonomi yang tidak mendukung, muncullah ide-ide untuk
membantu meningkatkan ekonomi masyarakat yaitu dengan membentuk sebuah
kelompok koperasi simpan pinjam yang beranggotakan masyarakat petani dan
Universitas Sumatera Utara
nelayan yang disebut “koperasi Dosroha’. Dengan bantuan koperasi ini maka
masyarakat terbantu dengan modal yang diberikan koperasi untuk meningkatkan
produksi pertanian mereka. Kemudian koperasi ini tutup tahun 2005 akibat tidak
mendukungnya lagi produk pertanian yang disebabkan tidak mengijinkannya lagi
alam, yang mana masyarakata mayoritas bertani bawang merah.
Perekonomian kembali mengalami kemerosotan yang semakin membuat
masyarakat kesulitan dalam bidang ekonomi, akan tetapi pada tahun 2007 terbentuk
kembali kelompok koperasi simpan pinjam yang khusus beranggotakan para
masyarakat nelayan danau yang ada di Desa Hutalontung yang disebut dengan
“koperasi sada tahi” dan beranggotakan 31 orang. Sementara, jumlah nelayan danau
yang ada di Desa Hutalontung berjumlah 46 orang penangkap ikan dan 14 orang
pemelihara ikan. Akan tetapi tidak semuanya menjadi anggota koperasi dan mereka
memperoleh dana untuk mengembangkan usahanya dengan cara meminjam kepada
sesama masyarakat atau dari bank, sehingga mereka bisa mengembankan usahanya
dengan modal yang begitu cukup.
Jenis ikan yang didapat dan yang di pelihara adalah ikan mujahir, ikan nila,
ikan mas, dan juga ikan pora-pora. Nelayan mampu meminjam modal baik dari
koperasi maupun dari luar koperasi (yang bukan anggota koperasi) karena hasil yang
mereka peroleh mampu untuk melunasi kembali pinjaman yang mereka terima
dengan hasil nilai jual ikan yang meraka peroleh, ikan mujahir/nila Rp. 20.000,-/kg,
Universitas Sumatera Utara
ikan mas Rp. 25.000,-/kg, dan ikan pora-pora Rp.2.500,-/kg. sehingga dengan nilai
jual tersebut telah menguntungkan bagi masyarakat nelayan.
Koperasi sada tahi ini terbentuk atas kesepakatan para nelayan danau yang ada
di Desa Hutalontung, sehingga dengan tujuan, koperasi ini dapat membantu dan
mendorong masyarakat khususnya nelayan untuk mengembangkan usahanya dalam
bidang nelayan (penangkap ikan dan pemelihara ikan di Danau Toba). Pada
umumnya koperasi ini memberikan pelayanan kepada anggota berupa memberi
pinjaman untuk dijadikan sebagia modal dan pendukung dalam mengembangkan
usaha anggotanya. Dengan bantuan koperasi ini, anggota koperasi beranggapan akan
mampu menopang kesejahteraan ekonomi mereka. Untuk menjadi anggota koperasi,
setiap anggota harus membayar modal awal senilai Rp.250.000,- yang dijadikan
sebagai simpanan pokok para anggota. Kemudian koperasi akan mengelolah dana
tersebut dan memberi pinjaman bagi anggotanya untuk mengembangkan usaha
masing-masing guna mewujudkan kesejateraan ekonomi anggota koperasi.
Koperasi simpan pinjam (sada tahi) ini adalah terbentuk atas dasar
kesepakatan bersama dan kerjasama sekumpulan nelayan yang ada di Desa
Hutalontung. Koperasi ini berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku pada
koperasi yang diatur oleh undang-undang serta dikelola sesaui dengan azas-azas
koperasi yang ada di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Tentang unsur sosial yang terdapat dalam koperasi ini bukanlah arti
kedermawanan, tetapi lebih untuk menerangkan kedudukan anggota dalam
organisasi, hubungan antara sesama anggota dan hubungan anggota dengan pengurus.
Disamping itu menurut salah seorang tokoh sosiologi Dr.C.C Taylor mengatakan
bahwa koperasi adalah konsep sosiologi. Menurutnya koperasi ada dua ide dasar yang
bersifat sosiologi yang penting dalam pengertian kerjasama. (1) pada dasarnya orang
lebih menyukai hubungan dengan orang lain secara langsung. (2) manusia lebih
menyukai hidup bersama yang saling menguntungkan dan damai dari pada
persaingan.
Sehingga dengan bantuan koperasi ini, masyarakat yang tergolong dalam
koperasi simpan pinjam ini memperoleh keuntungan dan mampu mengangkat derajat
ekonominya dari kemiskinan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun yang menjadi perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ” Bagaimana fungsi koperasi simpan
pinjam terhadap kesejahteraan masyarakat nelayan”?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “bagaimana peran serta
dan fungsi koperasi simpan pinjam untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
nelayan di Desa Hutalontung, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
keilmuan khususnya yang berkaitan dengan perkoperasian sebagai wujud dari ilmu
sosial.
1.4.2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan bagaimana nilai sosial
masyarakat dalam sebuah kelompok koperasi dan hasil penelitian ini juga diharapkan
dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya, dan juga dapat memberi
sumbangan baru mengenai koperasi.
1.5. Defenisi Konsep
Dalam sebuah penelitian ilmiah, defenisi konsep sangat diperlukan untuk
memfokuskan penelitian sehingga dapat memudahkan selama proses penelitian.
Konsep adalah defenisi, abstraksi mengenaigejala atau realita maupun suatu
pengertian yang nantinya akan menjelaskan suatu gejala. (Moleong, 2006:67).
Disamping berfungsi untuk memfokuskan dan mempermudah suatu penelitian,
konsep juga berfungsi sebagai panduan yang nantinya digunakan peneliti untuk
menindak lanjuti sebuah kasus yang diteliti dan menghindari terjadinya kekacauan
Universitas Sumatera Utara
akibat kesalahan penafsiran dalam sebuah penelitian. Adapun konsep yang digunakan
sesuai dengan konteks penelitian ini, antara lain adalah:
a. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang –seorang atau
badan hokum koperasi dengan melandaskan kegiatannyaberdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar
atas asas kekeluargaan (UU No. 25 tahun 1992).
b. Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari pelayananpelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu
individu dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang
memuaskan dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan
mereka
mengembangkan
kemampuannya
sepenuh
mungkin
dan
meningkatkan kesejahteraannya secara selaras dengan kebutuhan keluarga
dan masyarakat.
c. Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang
bertujuan mencari laba dan keuntungan.
d. Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya
tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan
penengkapan ataupun budi daya (Imron, dalam Subri, 2005:7).
e. Masyarakat adalah organisasi hidup (kumpulan mahasiswa) dimana
mengalami perubahan, saling mempengaruhi satu sama lain dan setiap
Universitas Sumatera Utara
sistem mempunyai fungsi dan peranan yang berbeda-beda tetapi saling
mendukung (Spencer, 1985).
f. Masyarakat nelayan adalah masyarakat yang hidup, tumbuh dan
berkembang di kawasan pesisir, yakni suatu kawasan transisi antara
wilayah darat dan laut, (Kusnadi, 2009:27)
g. Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan atau
sama nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada
saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil selama
yang bersangkutan menjadi anggota.
h. Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus
sama, wajib dibayar oleh anggota, kepada koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil selama yang
bersangkutan menjadi anggota.
i. Ekonomi kerakyatan yaitu sebuah sistem perekonomian yang membangun
ekonomi secara mandiri tanpa adanya campur tangan dari para investor
asing, dimana fokusnya adalah membangun pada usaha kecil dan
menengah sebagai sebuah pondasi ekonomi yang kokoh.
Universitas Sumatera Utara
Download