BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Bab ini akan menjelaskan mengenai evaluasi pengendalian internal dari hasil proses pembelian sesuai dengan prosedur pembelian material dan fungsi dari pembelian material guna kelancaran produksi yang dijalankan pada PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk. Evaluasi ini dengan menilai apakah kegiatan pembelian telah dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen. Selain itu, evaluasi juga dilakukan dengan menilai apakah terdapat pengendalian internal yang cukup baik atas pembelian material. Untuk kelemahan yang terjadi pada kegiatan operasional perusahaan terkait pembelian, penulis memberikan saran dan rekomendasi untuk perbaikan kelemahan-kelemahan tersebut. 4.1 Evaluasi Awal Pembelian material dilakukan secara kredit sekitar 95%, sedangkan untuk sisanya sebesar 5% dilakukan secara tunai, dan pembelian tunai dilakukan hanya kepada material yang dibutuhkan dalam jumlah kecil. Bahan-bahan material dipasok dari beberapa wilayah di Indonesia seperti Medan, Palembang, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Jakarta. Namun ada beberapa bahan material yang dipasok dari luar negeri seperti Cina, Singapura, dan Eropa. Barang dipesan oleh bagian user dengan menggunakan bukti permintaan barang yang diberikan kepada gudang untuk meminta barang yang diperlukan. Sehingga material yang telah dikirim, akan diterima terlebih dahulu oleh gudang yang berada di kebun, setelah itu dikirim sesuai permintaan user. Anggaran yang biasanya diperlukan untuk pembelian material utama seperti pupuk yaitu sebesar Rp 64.288.450.361 tiap semester. Ada beberapa metode pengadaan yang tidak dianggarkan tetapi dilakukan apabila memenuhi beberapa kriteria seperti berikut: a. Barang atau jasa bersifat penting tetapi tidak selalu terkait secara langsung dengan bisnis perusahaan 49 50 b. Pengadaan yang tidak terencanakan sebelumnya (unbudgeted) atau pengadaan dengan nilai yang melebihi anggaran (overbudget). c. Tidak memerlukan penanganan awal pada saat kebutuhan pengadaan terjadi. Permintaan pengadaan tidak dianggarkan atau melebihi anggaran yang dibuat atau diinisiasi oleh pengguna terkait. Pengajuan permintaan pengadaan yang tidak dianggarkan atau melebihi anggaran dilakukan dengan mengisi Unbudgeted Request Form yang memuat sekurangnya dasar permintaan keadaan serta dampak terhadap operasional perusahaan. Permintaan pembelian yang tidak dianggarkan atau melebihi anggaran harus mendapat verifikasi dan persetujuan dari pihak-pihak yang berwenang. Anggaran pembelian yang ada pada Bagian Pembelian dilakukan dengan menganggarkan per item barang pada periode bulanan, semester, dan tahunan. PT. PP London Sumatra Indonesia tbk selalu menjaga hubungan antara perusahaan dengan beberapa pemasok agar selalu terjalin dengan baik. Pada Bagian Gudang, perusahaan tidak membagi gudang menjadi beberapa bagian untuk pemisahan bahan material yang diterima sebagai persediaan yang ada. Oleh sebab itu, penulis menyarankan bahwa Bagian Gudang membagi tempat menjadi beberapa bagian agar mudah dalam penyimpanan dan mempermudah user dalam pemakaian. Sehingga, material tidak tercampur dari jenis maupun asal material yang didapat dari dalam maupun luar negeri. Selain itu, dapat mempermudah pengendalian penyimpanaan persediaan material. Dokumen yang digunakan dalam prosedur pembelian adalah : a) Surat Permintaan Harga Barang (Request for Quotation) Surat Permintaan Harga Barang atau disebut dengan Request for Quotation dibuat oleh bagian pengadaan atau procurement dengan tujuan untuk meminta list harga material yang diinginkan kepada suppliersupplier untuk melakukan perbandingan harga yang ada. 51 b) Surat Penawaran Harga (Quotation) Surat Penawaran Harga atau Quotation dibuat oleh bagian supplier ditujukan kepada bagian pengadaan atau procurement dengan tujuan untuk memberikan list penawaran harga berdasarkan deskripsi barang, kuantitas, kegunaan barang, kualitas, merk barang, harga barang, dan jangka waktu pembayaran. c) Purchase Order Purchase Order dibuat oleh bagian pengadaan yang ditujukan kepada supplier untuk mengadakan material yang dimaksud berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat. Informasi yang diberikan pada form purchase order yaitu nomer urut tercetak, deskripsi barang, waktu pengiriman, kuantitas, jangka waktu pembayaran, harga per unit barang, total harga, nomer purchase order, waktu pembuatan purchase order, dan lokasi yang membutuhkan. d) Canvas Sheet Canvas Sheet dibuat oleh bagian procuremet atau pengadaan yang digunakan sebagai laporan hasil penawaran dan perbandingan harga dari beberapa supplier. Sehingga pada canvas sheet sudah dilampirkan supplier yang terpilih disertai dengan alasan. Pada lampiran ini diberikan penjelasan mengenai nomer kode, deskripsi barang, merk atau spesifikasi, kuantitas, harga per unit, total harga, waktu pengiriman, jangka waktu pembayaran, serta tanda tangan approval dari pimpinan. Aktivitas ini dilakukan setelah diberikannya Quotation sebelumnya dari supplier. e) Capital Expenditure / Retail Asset (CERA) CERA dibuat oleh bagian user, pembuatan dokumen ini bertujuan sebagai dokumen permintaan barang terutama aset yang diperlukan untuk produksi kepada Bagian Pembelian. CERA yang ada dilengkapi dengan berapa unit yang diperlukan, harga, jenis barang, kuantitas, jadwal pengiriman, alasan kebutuhan material dan total anggaran. Dokumen ini 52 juga harus sudah diotorisasi oleh pihak yang terkait yaitu manager unit, AMA atau AME, dan Cost Control & Tech Review. f) Purchase Requisition (PR) Pada Purchase Requisition memiliki kegunaan dan fungsi yang sama dengan CERA yaitu sebagai dokumen permintaan barang apa saja yang diperlukan untuk produksi kepada Bagian Pembelian. Namun Purchase Requisition ini hanya digunakan ketika melakukan permintaan barang yang akan habis kurang dari satu tahun seperti misalnya pupuk. Purchase Requisition ini dilengkapi dengan informasi yaitu nomer Purchase Requisition, deskripsi barang, tujuan barang, waktu yang dibutuhkan, kuantitas, harga per item, total harga, dan waktu pengiriman. Purchase Requisition ini tidak ada approval penandatanganan dengan pimpinan yang teratas seperti approval yang dilakukan pada CERA, tetapi Purchase Requisition ini hanya dilakukan approval oleh Bagian General Manager saja. g) Surat Jalan Surat Jalan adalah formulir yang diterima oleh bagian gudang sebagai bukti bahwa material yang dipesan telah diterima oleh bagian gudang. h) Invoice Invoice merupakan tagihan yang diberikan oleh supplier kepada perusahaan yang berisi dengan nama barang, kualitas, kuantitas, harga, total harga dan jangka waktu pembayaran. i) Bukti Permintaan Barang Bukti permintaan barang digunakan sebagai bukti pengeluaran barang di gudang atas permintaan barang yang diperlukan. Bukti Permintaan Barang memiliki kegunaan fungsi dokumen yang sama dengan Purchase Order. 53 4.2 Evaluasi Pengendalian Internal atas Fungsi Pembelian Pengendalian Internal sangat penting dilakukan oleh perusahaan terutama untuk melancarkan operasi dan efisiensi perusahaan. Kegiatan operasional akan tetap lancar pada kapasitas yang maksimal dan kemajuan-kemajuan dalam penjualan maupun pembelian yang selalu diimbangi oleh pelayanan yang mendukung. Dengan adanya pengendalian internal yang dilakukan setiap periodik, maka akan didapat evaluasi kelemahan-kelemahan dan adanya perbaikan yang diperlukan. Dari penelitian ini, akan didapat pemahaman mengenai pengendalian internal perusahaan, penulis akan menggunakan wawancara terkait dengan pengendalian internal terhadap fungsi dan prosedur pembelian dan pembuatan Flow Chart yang dibuat berdasarkan hasil wawancara. Selain melakukan wawancara, juga didapat dari dokumentasi dengan mempelajari tahap-tahap prosedur pembelian material dengan dokumendokumen pendukung yang digunakan oleh bagian fungsi pembelian dan gudang. Penelitian juga didukung dengan melakukan pengamatan aktivitas permintaan pembelian material dengan beberapa supplier. Dari hasil beberapa kegiatan penelitian yang dilakukan, terdapat hal-hal positif yang menunjukkan bahwa pengendalian internal perusahaan telah berjalan dengan cukup baik, yaitu : 1. Tugas dan tanggung jawab telah dijalankan sesuai dengan struktur organisasi yang ada pada perusahaan. Semua kegiatan dan aktivitas yang dijalankan telah terlampir pada kebijakan dan prosedur secara tertulis yang ada pada SOP (Standar Operasi Prosedur). Karena petunjuk-petunjuk pelaksanaan yang ada, merupakan pelengkap yang harus selalu mengacu dan tunduk pada pedoman kebijakan pengadaan yang berlaku. 2. Manajemen telah membuat target jangka panjang agar tujuan perusahaan tercapai sesuai dengan penyusunan rencana yang dibuat di awal. Visi dan Misi perusahaan merupakan tujuan dasar perusahaan yang diterjemahkan ke dalam beberapa strategi. Strategi perusahaan kemudian disesuaikan dan diterjemahkan ke dalam strategi pada masing-masing departemen yang juga mencakup tujuan dari fungsi departemen tersebut. Keberhasilan dari kaitan antara strategi departemen dan strategi serta visi atau misi perusahaan 54 bergantung pada dikembangkannya proses bisnis yang mendukung keterkaitan tersebut serta memberikan nilai tambah. Terutama pada strategi pengadaan yang bersifat jangka panjang telah diformulasikan ke dalam beberapa aspek yang memiliki tujuan tiap aspeknya, yaitu aspek keuangan, aspek pelanggan, aspek proses internal, aspek pengembangan komunitas sekitar, dan aspek pengembangan dan pertumbuhan kompetensi. 3. Selain membuat target jangka panjang, setiap akhir periode dilakukan evaluasi terhadap target yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam pencapaian target perusahaan, serta upaya dalam pencapaian target tersebut. Sehingga operasional yang berjalan pada perusahaan dapat terus meningkat dan memberi keuntungan kepada perusahaan. Tabel 4.1 Penyusunan Rencana Pengadaan Sourcing Critical Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Code Product Jumlah Nilai Jumlah Nilai Jumlah Nilai Category Kebutuhan Pengadaan Kebutuhan Pengadaan Kebutuhan Pengadaan A01 Material 100 xxx 50 xxx 55 xxx A02 Material 80 xxx 75 xxx 80 xxx 4. Prosedur permintaan barang yang dilakukan oleh perusahaan sudah cukup baik, bagian pengadaan perlu mempersiapkan Purchase Order, dengan syarat bahwa harus dilampirkan Surat Permintaan Barang atau yang dinamakan CERA. Karena, Surat Permintaan Barang dijadikan sebagai bukti bahwa bagian pembelian atau pengadaan pernah melakukan permintaan barang dan sesuai dengan yang tertera di PO (Purchase Order). Surat Permintaan Barang dikeluarkan ketika terdapat permintaan barang dari bagian User, yang sebelumnya dilakukan pengecekan terlebih dahulu ke bagian Gudang. Jika persediaan tidak ada maka dibuatlah Surat Permintaan Barang atau CERA oleh Bagian User dengan dua lampiran. Lampiran 1 : diberikan kepada bagian Procurement untuk permintaan barang Lampiran 2 : disimpan oleh bagian User sebagai arsip 55 Informasi yang diberikan pada Surat Permintaan Barang telah cukup baik, berisi Spesifikasi jenis barang yang dipesan, kualitas barang, dan kuantitas barang yang dibutuhkan. Surat Permintaan Barang dilengkapi dengan otorisasi oleh pihak yang terkait untuk mencegah kecurangan dan agar terdapat penanggung jawaban jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 5. Pengajuan pemesanan material dibuat dengan mempertimbangkan purchase order dan jumlah persediaan material. Perusahaan ini menggunakan Job Order dalam sistem pembeliannya yaitu melakukan pembelian jika ada pesanan atau dapat dijelaskan secara detail yaitu perusahaan melakukan pemesanan material ketika perusahaan menerima order terlebih dahulu dari user sehingga meminimalkan pembelian material lebih dan juga meminimalkan biaya atas peyimpanan material digudang. Sehingga, jika persediaan material masih memiliki kuantitas yang lebih, maka tidak perlu dilakukan pembelian bahan material yang baru. Perusahaan menghindari beberapa risiko dalam pemesanan material, karena jika persediaan material yang disimpan oleh Gudang mengalami kelebihan, dapat menimbulkan penambahan beban modal kerja. Sedangkan, apabila terjadi kekurangan persediaan dapat mengakibatkan hambatan terhadap proses produksi yang berdampak pada hilangnya kesempatan memperoleh pendapatan perusahaan. Perusahaan menerapkan sistem seperti ini dikarenakan nilai dari sebuah project cukup besar sehingga apabila melakukan pembelian diluar project akan mengkawatirkan keuangan perusahaan. 6. Dalam pelaksaan kegiatan pembelian, bagian pembelian atau pengadaan telah melakukan dengan baik secara prosedural. Bagian pembelian memiliki daftar harga yang berlaku dari pemasok. Daftar harga dapat diberikan setelah bagian pembelian memberikan Request for Quotation (RFQ) yaitu form permintaan harga barang kepada supplier, lalu supplier memberikan Quotation yang berisi daftar penawaran harga material yang dibutuhkan. Dari beberapa harga yang diberikan, bagian pembelian akan melakukan perbadingan harga dengan menggunakan form perbandingan harga atau yang disebut dengan Canvas Sheet. Sehingga dapat memudahkan Bagian Pembelian dalam melakukan 56 perbandingan dan penawaran yang disertai dengan alasan terpilihnya supplier yang terpilih. 7. Untuk mendapatkan material yang berkualitas dengan harga yang terjangkau, bagian pembelian memiliki arsip sendiri mengenai prestasi supplier untuk dijadikan pedoman dalam memilih supplier dan selalu melakukan refresh pada supplier yang baru dengan melihat apakah supplier memiliki kualitas barang yang baik dengan harga yang minimal. Kecuali untuk pembelian minyak yang selalu diambil langsung pada satu supplier tetap. Hal ini ditujukan agar mempermudah Bagian Pembelian dalam melakukan pengendalian supplier dan mempermudah Bagian Pembelian dalam memilih supplier yang terbaik untuk keberlangsungan operasional perusahaan. 8. Karena perusahaan memiliki banyak supplier material, namun perusahaan selalu berusaha untuk mencari informasi untuk mendapatkan supplier yang baru. Material yang digunakan oleh perusahaan terkadang berbeda dan tidak semua supplier yang dimiliki perusahaan dapat menyediakan material yang dimaksud. Sehingga pembelian melakukan pencarian kepada supplier yang ada di luar dari supplier yang terdaftar. Hal ini juga dikarenakan untuk perbandingan harga, jika pada supplier baru memiliki harga yang cukup terjangkau, maka pembelian langsung memakai supplier baru tersebut dan menjadikannya sebagai supplier pada daftar arsip supplier yang telah ada sebelumnya. Tetapi, dalam pemilihan supplier tersebut, perusahaan juga menggunakan sistem kontrak, sehingga tidak diperlukan lagi dengan melakukan negosiasi harga. Sistem kontrak yang dimaksud adalah ada supplier yang telah memiliki kontrak selama satu tahun, sehingga ketika terdapat pemesanan pembelian, perusahaan dapat menggunakan harga yang tercantum pada kontrak, dan tidak melakukan penawaran lagi. Hal ini terjadi ketika tidak ada perubahan pada harga yang ada pada kontrak. Jika harga sewaktu-waktu berubah dan mengalami kenaikan, maka Bagian Pembelian perlu melakukan perbandingan dan penawaran harga untuk mencari supplier yang lebih baik lagi. 57 9. Bagian Pembelian membuat Surat Penawaran Harga yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi harga dari para pemasok. Surat Penawaran Harga digunakan untuk mengetahui harga yang diberikan oleh supplier sehingga Bagian pembelian dapat melakukan perbandingan dan memutuskan supplier yang akan menyediakan material berdasarkan harga yang ditawarkan. 10. Bagian Pembelian membuat laporan perbandingan harga antar supplier yang dinamakan Canvas Sheet. 11. Form permintaan pembelian (Purchase Order) telah memberikan informasi mengenai material yang akan dipesan yaitu Description (jenis barang yang dipesan), tanggal pengiriman barang, harga satuan, jumlah rupiah, kuantitas, dan kualitas barang. Hal ini diperlukan agar material yang dikirim sesuai dengan pemesanan yang dilakukan oleh Bagian Pembelian. Purchase Order dilengkapi dengan PO number untuk memudahkan dalam pencatatan pengarsipan dan untuk menghindari terjadinya kecurangan dalam pencatatan ganda, penyalahgunaan dokumen serta mempermudah dalam penelusuran jika terjadi kesalahan. 12. Dalam prosedur pembelian, syarat penawaran dari supplier mengenai pengangkutan dan jangka waktu pengiriman harus dipertimbangkan dengan baik. Karena jika perusahaan membutuhkan material dalam waktu dekat, bagian pembelian akan lebih cermat dalam memilih supplier yang siap untuk memberikan kebutuhan perusahaan tepat pada waktunya dan kemungkinan perusahaan harus mencari supplier yang siap untuk dikirim atau ready stock. 13. Dalam pemilihan supplier, sewaktu-waktu Bagian Pembelian mencoba untuk memusatkan pembelian pada perusahaan tertentu untuk mendapatkan diskon kuantitas. Hal ini terjadi jika seperti contohnya Bagian Pembelian membeli barang pada supplier A secara terus menerus, dikarenakan supplier A merupakan distributor dari barang tersebut. Jika barang tidak tersedia pada supplier tersebut maka Bagian Pembelian mencari barang tersebut pada supplier lain. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa Bagian Pembelian bukan hanya fokus pada satu perusahaan atau supplier tertentu untuk mendapatkan 58 diskon kuantitas. Perusahaan lebih terbuka dengan supplier manapun ketika supplier utama tidak dapat menyediakan barang yang dipesan oleh Bagian Pembelian. Sehingga Bagian Pembelian dapat menerima supplier baru, tetapi juga harus dilihat bagaimana harga dan kualitas barang pada supplier baru diluar daftar list supplier yang sudah ada. Hal ini juga bertujuan agar memberikan kesempatan kepada supplier lain, dan tidak stuck pada satu perusahaan atau supplier tertentu saja dengan kata lain agar dapat berkembang. 14. Fungsi pembelian dan fungsi gudang memiliki tugas dan fungsi yang terpisah. Fungsi pembelian dilakukan oleh Bagian Pembelian, yang memiliki tugas untuk mencari supplier yang akan menyediakan bahan material, melakukan penawaran harga, mem follow up supplier, dan melakukan pemesanan pembelian. Sedangkan Fungsi Gudang untuk melakukan penyimpanan bahan material yang telah dilakukan pembelian oleh Bagian Pembelian, lalu disimpan di Bagian Gudang. Pemisahan tugas ini bertujuan untuk menghindari kecurangan dalam kedua fungsi tersebut dan menghindari adanya penyalahgunaan wewenang. 15. Bagian Pembelian membuat laporan pembelian secara bulanan. Laporan bulanan merupakan laporan ikhtisar pelaksanaan operasi perusahaan dalam jangka waktu satu bulan. Jadi setiap bulan diterbitkan satu laporan yang menginformasikan hasil yang telah dicapai perusahaan pada bulan tersebut. Bagian pembelian membuat laporan bulanan agar dapat mengontrol dan menghindari biaya-biaya yang timbul atas kelebihan persediaan (Cost of Over Supply) maupun yang timbul atas kekurangan persediaan (Cost of Stock Out). Selain itu untuk mengendalikan hal-hal yang kemungkinan terjadi seperti adanya jumlah pengadaan barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi pengguna maupun jumlah barang yang terlambat penerimaannya dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi lainnya. 16. Material yang datang atas permintaan user, telah dicocokan terlebih dahulu antara Surat Jalan dengan Purchase Order. Karena untuk memastikan bahwa material yang datang dan diterima telah sesuai dengan kuantitas permintaan 59 yang tertera pada Purchse Order, sehingga tidak ada kekurangan maupun kelebihan material yang akan menyebabkan pengendalian persediaannya menjadi rusak. Material yang dikirim pun telah sesuai dengan kualitas yang diinginkan oleh user. Sehingga dapat meminimalisasikan kemungkinan terjadinya kerusakan pada material saat diterima oleh User. 17. Material yang diterima oleh Bagian User sebagian besar dapat digunakan untuk proses produksi, karena permintaan pembelian pun sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh User dengan kualitas terbaik, kecuali material yang sudah rusak maupun usang. 18. Pada saat Bagian Produksi atau User melakukan permintaan pembelian material, hal tersebut dilengkapi dengan dokumen tertulis yang dinamakan Bukti Permintaan Barang memiliki kesamaan fungsi dokumen dengan Purchase Order, yang berisi informasi mengenai tanggal permintaan, nomer urut tercetak, jenis barang yang diinginkan, dan kuantitas barang. Dokumen tersebut diberikan setelah mendapat otorisasi dari pihak terkait yaitu AMA (Area Manager Agronomy) untuk Perkebunan dan AME (Area Manager Engineering) untuk Pabrik. 19. Untuk menghindari adanya kecurangan maupun penyalahgunaan wewenang, diperlukan adanya pengawasan secara efektif dalam pos penjagaan untuk mengawasi arus keluar masuk material, yang biasanya diawasi oleh Bagian Gudang itu sendiri yang ada di pabrik dan kebun maupun Bagian Managing Director Human Resource & General Services (MDHRGS) yang memiliki tanggung jawab tersebut. Pengendalian Internal pada PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk juga terindikasi adanya beberapa masalah, yaitu : 1. Supplier tidak mensupply barang sesuai dengan waktu penerimaan Ketika Bagian Pembelian melakukan permintaan pembelian atas barang material yang dibutuhkan kepada supplier. Dengan waktu penerimaan yang telah ditentukan sebelumnya, dan waktu pengiriman juga telah dicatat pada Purchase Order. Tetapi terkadang ada supplier yang tidak 60 mensupply barang sesuai dengan waktu penerimaan yang telah ditentukan, sehingga mengakibatkan pengiriman yang lebih lama atau disebut juga dengan outstanding. Biasanya barang terjadi outstanding dalam pengirimannya dikarenakan barang yang dibutuhkan sedang langka dan sulit didapat dalam waktu yang dekat. Dan juga disebabkan karena ada hal-hal yang tidak terduga pada saaat pengiriman seperti kecelakaan sehingga barang yang dibutuhkan rusak atau hancur maka akan terjadi keterlambatan pada saat pengiriman barang. Ketika barang yang seharusnya dapat dipesan, tetapi supplier tidak bisa memberikan permintaan tersebut atau barang sudah tidak bisa dipakai maka diperlukannya revisi pada Purchase Order. Perusahaan sebaiknya harus memonitoring kepada supplier dengan cara mengkonfrmasi untuk waktu pengiriman yang akan dilakukan, jika ternyata supplier mengatakan bahwa barang yang dibutuhkan sulit didapat atau langka, maka Bagian Pembelian harus segera mencari supplier baru yang dapat memenuhi kebutuhan dari perusahaan. Resikonya adalah pengiriman barang akan outstanding dan lebih lama dalam waktu penerimaan nya, tetapi Bagian Pembelian juga harus tetap mengontrol dalam setiap aspek, dari kualitas, harga, kuantitas, dan waktu penerimaannya. Agar dapat memenuhi permintaan dengan baik dan permasalahan sebelumnya tidak terulang kembali. 2. Keterlambatan penerimaan material yang dikirim Sama hal nya dengan permasalahan yang diatas, bahwa barang yang telah dipesan bisa mengalami keterlambatan penerimaan material pada proses pengiriman. Hal ini biasanya disebabkan oleh faktor kelangkaan barang, tidak adanya transportasi untuk melakukan pengiriman, tidak adanya kontrol dari supplier terhadap waktu pengiriman yang telah ditentukan. Oleh sebab itu, perusahaan sebaiknya tetap harus mengontrol kepada supplier atas pengiriman barang tersebut. Karena jika penerimaan material mengalami keterlambatan, akan mengganggu kegiatan operasional terutama proses produksi. Ketika terdapat permasalahan ini, perusahaan harus memberikan surat teguran kepada supplier agar tidak 61 ada keterlambatan dalam proses pengiriman ketika perusahaan melakukan pemesenan pembelian pada supplier yang. sama dan pada periode yang berbeda. Tabel 4.2 Monitoring Pupuk (per semester) UREA Estate Qty Sche dule PO Supplier Delivery Sisa Delive ry(%) Ket SUMUT REGION LIMA PULUH 450160 Gunung 1 Malayu 187.650 Sept Estate (GME) 187.700 Sept Rumbiya Bah Lias 3 Estate (BLE) Dolok 4 Estate (DLE) Sibulan 5 50.200 Sept Estate (SRE) Estate (SBE) 50.250 Sept Bulian 167.900 167.900 Sept Sept Bumi Tani 8875 Subur 2.670 99% Selesai 186.650 1.050 99% Selesai 8906 Goautama 520 99% Selesai 450160 Bumi Tani 8892 Subur 100% Selesai 49.680 50.250 8744 Goautama 450160 Bumi Tani 8714 Subur 165.710 2.190 99% Selesai 167.452 448 100% Selesai 78.230 1.220 98% Selesai 450160 79.450 79.500 Sept Sept 8783 Goautama 450160 Bumi Tani 8773 Subur 78.730 770 99% Selesai 8806 Goautama 23.290 410 98% Selesai 450160 Bumi Tani 8802 Subur 23.350 350 99% Selesai 8826 Goautama 50.610 640 99% Selesai 450160 Bumi Tani 8820 Subur 51.250 - 100% selesai 450160 23.700 23.700 Sept Sept 450160 51.250 Sept Estate (BBE) 450160 184.980 450160 Bah 6 Goautama 450160 Sei 2 8881 51.250 Sept 62 3. Perputaran karyawan yang terlalu tinggi Setiap organisasi mempunyai tujuan yang akan dicapai melalui penggunaan sumber daya yang dimiliki. Salah satu tujuan yang akan dicapai oleh organisasi adalah kinerja yang tinggi tetapi juga efisien. Kinerja yang diperoleh suatu organisasi berhubungan dengan faktor sumber daya manusia (tenaga kerja) yang ada dalam organisasi, karena tenaga kerja merupakan faktor penentu dalam pencapaian kinerja tersebut, dan yang menggerakkan berbagai peralatan-peralatan yang beroperasi dalam suatu organisasi. Pencapaian produktivitas kerja berhubungan dengan stabilitas kerja dalam suatu organisasi, dan stabilitas kerja tersebut dipengaruhi oleh keluar masuknya karyawan (perputaran karyawan) dalam organisasi. Sebagai mahluk hidup, karyawan mempunyai keterbatasan, baik fisik maupun kemampuan. Oleh karena itu, karyawan dalam suatu organisasi pada suatu saat akan mengalami perputaran karena pensiun, mengundurkan diri atau dikeluarkan oleh organisasi. Adanya karyawan yang pensiun, mengundurkan diri atau yang dikeluarkan organisasi, menyebabkan organisasi harus mencari pengganti karyawan tersebut. Adanya pergantian atau perputaran karyawan dalam suatu organisasi akan mempengaruhi stabilitas kerja karyawan, karena karyawan juga mempunyai hubungan dengan sesama karyawan. Dengan adanya pergantian, karyawan akan memulai hubungan baru lagi dengan karyawan yang baru, demikian juga dalam hal pelaksanaan kerja, karyawan yang baru membutuhkan waktu untuk mengetahui proses pekerjaan dalam organisasi sehingga mampu mengikuti karyawan lama lainnya. Hal ini terkadang dapat mengganggu aktivitas kerja pada perusahaan, karena karyawan baru tidak mengetahui detail job desk nya, dan memerlukan bantuan karyawan yang sudah lama bekerja pada perusahaan. Pada perusahaan ini perputaran karyawan dengan posisi staff memiliki perputaran dengan waktu kerja 6 bulan dan untuk posisi non staff dengan waktu kerja 2 sampai dengan 3 bulan lalu memutuskan untuk keluar. Menurut pendapat karyawan yang berada di perusahaan ini, 63 perputaran karyawan yang relatif cukup tinggi ini terjadi dikarenakan ketidakpuasan gaji yang didapat, seperti misalnya gaji terlalu rendah, kondisi lingkungan kantor yang tidak nyaman dan atasan atau pimpinan yang membuat bawahannya tidak memiliki suasana yang kondusif. Perekrutan karyawan baru pun dilakukan dilihat dari ketergantungan kebutuhan dari pimpinan. Perusahaan akan mendapatkan karyawan baru dengan periode 1 hingga 2 bulan kemudian setelah karyawan lama memutuskan untuk keluar. Oleh sebab itu, perusahaan telah memberikan training untuk karyawan baru, agar karyawan baru tersebut dapat mengetahui secara detil apa saja yang harus dikerjakan, dan bekerja secara efektif sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Training juga tidak hanya dilakukan oleh karyawan baru, tetapi perusahaan juga menetapkan bahwa training dapat dilakukan untuk karyawan lama, agar dapat meningkatkan produktivitas para karyawan. Selain itu, pada PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk ada yang dinamakan masa percobaan untuk karyawan baru bergabung didalamnya, dan biasanya masa percobaan dilakukan selama 3 bulan atau selama waktu yang ditentukan oleh pimpinan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah karyawan yang bergabung oleh perusahaan memiliki kinerja yang cukup baik dan memiliki visi misi yang sama oleh perusahaan. 4. Tidak adanya pemisahan tugas antara Bagian Penerimaan dan Bagian Gudang Pada fungsi pembelian material ini, material akan dikirimkan oleh pihak supplier. Namun ketika supplier telah mengirimkan barang sesuai dengan pesanan pembelian, material yang dikirim akan diterima oleh Bagian Penerimaan, dimana Bagian Penerimaan juga sebagai fungsi yang menyimpan persediaan setelah dilakukan adanya pengiriman yaitu melakukan tugas sebagai Fungsi Bagian Gudang. Bagian gudang bertugas sebagai penerima barang yang dikirimkan oleh supplier dan juga bertugas sebagai penyimpanan barang hal ini dikarenakan perusahaan belum memiliki bagian penerimaan. Hal ini dapat 64 menyebabkan terjadi penyalahgunaan wewenang yang dapat mengakibatkan terjadi kecurangan karena bagian penerimaan dan penyimpanan ditangani oleh bagian gudang. Sehingga, Bagian Gudang juga merangkap tugas sebagai Bagian Penerimaan. Perusahaan beranggapan tidak perlu adanya bagian penerimaan material karena bagian gudang bisa menjalani tugas sebagai bagian penerimaan dan juga karena perusahaan beranggapan apabila harus membuat bagian penerimaan yang terpisah dari bagian gudang akan menambah biaya operasional perusahaan. Melainkan dengan adanya bagian penerimaan akan meminimalkan terjadi kecurangan dalam penyimpanan material sehingga dapat melindungi asset perusahaan. Seperti yang diketahui bahwa kriteria dari pengendalian internal yaitu : a) Keandalan pelaporan keuangan b) Efektivitas dan efisiensi operasi c) Keputusan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Dengan menetapkan serta menerapkan pengendalian internal maka perusahaan mampu mencapai tujuan dan meminimalkan resiko. Pengendalian Internal dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan, mencegah terjadinya kecurangan dan menghindari adanya penyalah gunaan wewenang. Seperti contohnya dengan adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi. Oleh sebab itu, perusahaan sebaiknya memisahkan tugas antara Bagian Penerimaan dan Bagian Gudang. Karena, jika tidak adanya pemisahan tugas rentan akan adanya kecurangan yang terjadi didalamnya, penyalahgunaan wewenang, dan kemungkinan risiko yang tidak terduga. Penulis merekomendasikan agar perusahaan membuat bagian penerimaan dan bagian gudang yang terpisah agar perusahaan dapat melindungi bahan material dari kecurangan. Tetapi, jika perusahaan tidak ingin adanya pemisahan antara 2 bagian tersebut dikarenakan perusahaan harus mengeluarkan biaya yang lebih untuk pengerekrutan untuk bagian yang baru, maka penulis menyarankan untuk diberlakukannya compensating 65 controls atau pengendalian kompensatif yaitu salah satu jenis sistem pengendalian manajemen pengendalian karena yang dimaksudkan terabaikannya suatu untuk aktivitas memperkuat pengendalian. Pengawasan langsung pemiliki usaha terhadap kegiatan pegawainya pada usaha kecil, karena ketidak adanya pemisahan fungsi. 5. Perusahaan belum memiliki prosedur pembelian secara tertulis Perusahaan memang memiliki prosedur pembelian yang sangat baik, namun perusahaan belum memiliki prosedur pembelian secara tertulis. Kegiatan pembelian perusahaan dapat menjadi kurang efektif dan internal control menjadi lemah karena tidak adanya prosedur yang jelas secara tertulis. Perusahaan menganggap tidak perlu membuat flow chart dan prosedur pembelian secara tertulis karena prosedur yang ada telah berjalan dengan cukup baik selama ini. Dengan prosedur pembelian yang disampaikan secara lisan, perusahaan beranggapan bahwa tidak terdapat masalah dan mudah untuk disampaikan kepada staff pembelian yang terkait, tetapi dapat dikhawatirkan juga akan terjadi penyimpangan antara prosedur yang ditetapkan dengan kegiatan operasional yang dilakukan. Perusahaan juga tidak memiliki flow chart dari setiap prosedur yang terkait dengan proses pembelian. Perusahaan hanya memiliki flow chart untuk internal dari Bagian User kepada Bagian Procurement, tetapi tidak memiliki flow chart untuk penjelasan yang detail dari pada saat pemesanan hingga pembayaran. Prosedur pembelian sebaiknya dibuatkan flow chart dan dibuatkan penjelasannya secara tertulis, agar lebih memperjelas tugas dari setiap fungsi yang terkait di dalam dan membantu perusahaan menjalankan kegiatan pembelian. Oleh sebab itu, perusahaan sebaiknya membuat flow chart serta membuat prosedur secara tertulis, agar kegiatan operasional perusahaan dapat terkontrol dengan baik. 66 4.3 Evaluasi Pengendalian Internal menurut COSO 4.3.1 Lingkungan Pengendalian 4.3.1.1 Integritas dan Nilai Etika Pada perusahaan PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk ini integritas dan nilai etika yang ada sudah berjalan dengan baik. Karena setiap pekerja telah diberikan orientasi dari awal mengenai peraturan tata tertib dan kedisiplinan kerja yang tercantum pada SOP (Standar Operasional Prosedur) perusahaan, terutama dalam kebijakan dan azas berperilaku dan bertindak ketika didalam maupun diluar kerja dengan membawa nilai kerja perusahaan yaitu memiliki integritas (integrity) dengan mampu bertindak jujur dan bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang kemungkinan akan terjadi di dalam perusahaan, baik pada segi positif maupun negatif, memiliki kerja sama (teamwork) yang tercipta antar pekerja baik sikap saling menghormati antara pimpinan dan karyawan, tetapi juga peduli antar karyawan, pada perusahaan ini pimpinan berkenan ikut andil dan membantu karyawan atau bawahannya jika mengalami kesulitan, dan pimpinan tersebut tidak malu jika karyawan atau bawahannya memberikan saran ketika terdapat kesalahan yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan, dan nilai kerja perusahaan yang terakhir yaitu unggul (excellence), mampu menerapkan pola kedisiplinan dan bersedia untuk melakukan perbaikan secara terus menerus. Didalam sebuah perusahaan, integritas dan nilai etika merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi lingkungan pengendalian. Hal ini sesuai dengan yang tercantum pada unsur dari komponen pengendalian internal COSO, integritas dan nilai etika yaitu semua personel dalam organisasi dari bawahan sampai manajemen puncak mempraktikkan standar yang tinggi dari perilaku etis. Untuk meningkatkan integritas dan nilai etika, manajemen perusahaan juga perlu mempertimbangkan tingkat kompetensi yang terdiri dari pengetahuan dan keahlian yang diperlukan dari tiap bidang pekerjaan yang dimiliki oleh karyawan pada saat penerimaan karyawan berlangsung, karna perusahaan memiliki kebijakan tersendiri dalam perekrutan tenaga kerja yang jelas mengutamakan kompetensi dan keahlian serta kemampuan seseorang, 67 dan dalam jangka panjang, manajemen perusahaan telah menjalankan komitmen terhadap pengembangan dan peningkatan kompetensi karyawan dengan mengikuti training dan workshop. Sehingga jika karyawan memiliki kinerja yang meningkat pada saat pengevaluasian terhadap kinerja karyawan, perusahaan memberikan benefit yaitu promosi jabatan berdasarkan periodical performance yang dilaksanakan selain secara berkala dan sistematis, tetap juga review yang telah dilaksanakan dengan seksama sehingga menghasilkan kesimpulan yang maksimal. Orientasi terhadap kebijakan dan prosedur yang dimiliki oleh perusahaan terhadap karyawan, baik atasan maupun bawahan sangat diperlukan. Pada PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk ini, kebijakan dan prosedur telah dimiliki secara tertulis dan diimplementasikan dengan baik oleh seluruh karyawan. Pengawasan juga dilakukan oleh Managing Director Human Resources & General Services (MDHRGS) guna memastikan bahwa kebijakan dan prosedur yang dilakukan telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang tertulis, tidak hanya itu tetapi juga laporan yang telah dibuat akan disetujui oleh pihak Dewan Direksi. Pada perusahaan ini, juga terdapat coffee break time yang dilakukan oleh karyawan, tetapi kebijakan ini tidak terdapat di prosedur kebijakan perusahaan, tetapi kegiatan ini dilakukan tetap dengan pengawasan atasan, untuk menghindari terjadinya hal-hal yang berkaitan mengenai pelanggaran peraturan perusahaan. Perusahaan juga telah melakukan penerapan tindakan disiplin kerja yang dijalankan terhadap karyawan ketika melakukan pelanggaran tata tertib kerja, maupun kebijakan dan peraturan kerja. Tetapi, perusahaan belum memiliki sanksi keterlambatan mulai bekerja kembali setelah jam istirahat maupun sanksi melakukan aktivitas lain didalam jam kerja, hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan atau mengganggu proses operasional perusahaan. Terhadap kelemahan pengendalian internal tersebut penulis menyarankan manajemen harus memberikan sanksi yang tegas dan juga manajemen harus melakukan pengawasan yang lebih ketat disaat jam istirahat, lalu memberikan teguran kepada karyawan yang bersangkutan, tidak hanya itu, tetapi juga teguran terhadap karyawan yang melakukan aktivitas 68 lain di dalam jam kerja dengan alasan yang jelas, agar tercipta disiplin kerja yang lebih baik. 4.3.1.2 Komitmen terhadap Kompetensi Dalam pengrekrutan karyawan, manajemen sangat memperhatikan sekali kompetensi karyawan terhadap pekerjaannya dengan melihat kemampuan dan keahlian yang mendukung dalam melakukan tanggung jawab dari suatu jabatan yang telah tertulis pada prosedur dan kebijakan atas tugas dan tanggung jawabnya. Dalam menjalankan suatu perusahaan atau instansi merupakan pekerjaan kelompok (team) dan bukan merupakan pekerjaan yang dikerjakan secara individu, maka dibutuhkan adanya komitmen organisasi yang dapat menimbulkan perilaku yang positif bagi karyawan. Hal ini sesuai dengan unsur dari komponen pengendalian internal COSO, komitmen terhadap kompetensi yaitu mencakup pertimbangan manajemen mengenai pengetahuan dan keahlian yang diperlukan, dan bauran dari intelegensi, pelatihan, dan pengalaman yang diperlukan untuk mengembangkan kompetensi tersebut. Sumber daya manusia menjadi aset yang harus ditingkatkan efisiensi dan produktifitasnya. Untuk mencapai hal tersebut, maka perusahaan harus mampu menciptakan kondisi yang dapat mendorong dan memungkinkan karyawan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan serta ketrampilan yang dimiliki secara optimal. Salah satu upaya yang dapat ditempuh oleh perusahaan untuk menciptakan kondisi tersebut adalah dengan memberikan motivasi kepada karyawannya. Selain itu, untuk kepentingan jangka panjang perusahaan, manajemen melakukan komitmen terhadap pengembangan dan peningkatan kompetensi karyawan dengan memberikan pelatihan (training) dan workshop. Dengan adanya kesesuaian komitmen terhadap kompetensi yang diterapkan pada perusahaan dengan kompetensi yang ada di dalam unsur komponen pengendalian internal COSO maka penulis menyimpulkan bahwa komitmen perusahaan terhadap kompetensi sangat baik karena perusahaan 69 menetapkan komitmen perusahaan terhadap kompetensi dan melakukan pengembangan atas kompetensi yang dimiliki oleh karyawan. 4.3.1.3 Dewan Direksi dan Komite Audit Perusahaan mempunyai dewan direksi yang bertanggung jawab pada pengelolaan Perseroan sehari-hari di bawah pengawasan Dewan Komisaris (Board of Commisioner). Tanggung jawab Direksi antara lain meliputi penetapan dan pelaksanaan rencana usaha, anggaran dan kebijakan tahunan, serta pengawasan dan pengelolaan risiko, pengelolaan aset, sumber daya dan reputasi perseroan secara hati-hati, rekrutmen dan pengawasan perilaku karyawan, serta pembentukan dan operasional komite manajemen dalam tata kelola Perseroan sehari-hari. Direksi terdiri dari sepuluh anggota, termasuk Presiden Direktur dan Wakil Presiden Direktur, dimana seluruh anggota merupakan profesional berkualifikasi dengan reputasi di masing-masing area kompetensinya. Dewan Komisaris bertugas untuk melakukan pengawasan kepada manajemen Perseroan serta memberikan nasihat kepada Direksi. Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris menyelenggarakan tiga rapat resmi dengan Direksi selama periode berjalan. Dewan Komisaris terdiri dari sembilan anggota, termasuk Presiden Komisaris, Wakil Presiden Komisaris serta tujuh Komisaris, tiga diantaranya adalah Komisaris Independen yang tidak memiliki afiliasi dengan Komisaris atau Direksi lainnya, ataupun dengan pemegang saham pengendali. Semua anggota Dewan Komisaris merupakan profesional yang kompeten dengan pengalaman dan bidang keahlian yang luas. Dalam rangka menjalankan fungsi pengawasannya, Dewan Komisaris dibantu oleh dua Komite yaitu Komite Audit dan Komite Nominasi dan Remunerasi. Pada PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk, Komite Audit memiliki mandat yang luas termasuk melakukan penelaahan terhadap laporan keuangan interim, efektivitas sistem pengendalian internal dan sistem tata kelola Perseroan, kinerja, dan Independensi auditor eksternal Perseroan, efektivitas fungsi Audit Internal Perseroan, serta memastikan adanya 70 kerangka kerja pengelolaan risiko yang mendukung proses identifikasi profil risiko secara tepat dan penerapan strategi mitigasi risiko yang efektif. 4.3.1.4 Filosofi dan Gaya Manajemen Untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur yang telah dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai secara efisien maka pengawasan dilakukan oleh bagian Managing Director Human Resource & General Service (MDHRGS) dan untuk melengkapi hasil monitoring yang dilakukan secara rutin terhadap resiko-resiko yang mungkin dapat terjadi, dilengkapi dengan laporan-laporan yang telah dibuat dan dilakuka persetujuan oleh Dewan Direksi. Pimpinan perusahaan cenderung melakukan sistem formal seperti yang tertera di dalam kebijakan yang telah tertulis dengan cara mengirimkan laporan audit kepada masing-masing departemen. Filosofi dan gaya operasi manajemen memiliki dampak terhadap lingkungan pengendalian. Seperti yang terdapat pada unsur dari komponen pengendalian internal, filosofi dan gaya operasi manajemen, yaitu upaya manajemen untuk mencapai anggaran, laba, serta tujuan bidang keuangan dan sasaran operasi lainnya. Dalam hal ini, penulis menyarankan agar pimpinan bisa lebih mengandalkan pada pertemuan informal (face to face) yang dilakukan pimpinan perusahaan, agar jika terjadi suatu permasalahan, dapat dengan segera menyelesaikan masalah tersebut serta pembicaraan tersebut tidak dijadwalkan sehingga dapat dikomunikasikan setiap saat dan mendapatkan solusi pada masalah yang ada secara tepat. Tetapi untuk pengawasan dan pendekatan risiko yang dilakukan perusahaan dengan memonitor kelengkapan dokumen sudah sangat baik dan sesuai dengan kebijakan prosedur perusahaan. Oleh sebab itu, penulis menyimpulkan filosofi dan gaya manajemen yang ada sudah cukup baik, walaupun masih ada yang harus diperbaiki. 71 4.3.1.5 Struktur Organisasi Struktur Organisasi yang digambarkan oleh perusahaan secara tertulis sudah dengan jelas teruraikan tugas tanggung jawab dan wewenang dari setiap jabatan yang ada pada perusahaan. Setiap bagian memiliki pimpinan yang dapat mengawasi kinerja yang ada pada setiap bagian atau departemen. Struktur ini juga disusun berdasarkan fungsi-fungsi penting yang ada pada perusahaan seperti Procurement & General Services Directorate, President’s Office, Human Resources Directorate, dan Finance Directorate. Setiap departemen memiliki satu manajer tiap fungsinya dan dilengkapi dengan beberapa staff. Manajer memiliki tanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan oleh para staff, juga mengkomunikasikan permasalahan, penyimpangan atau isu yang terkait dengan pelaksanaan kebijakan yang ada pada lapangan kepada Head of Departement. Struktur yang dibuat oleh perusahaan sudah mendukung untuk mencapai tujuan dari perusahaan itu sendiri. Wewenang dan tanggung jawab sudah dijelaskan pada setiap bagiannya. Perusahaan juga membuat garis pelaporan yang tepat. Dengan ini penulis menyimpulkan bahwa struktur organisasi yang di buat perusahaan sudah baik dan mendukung tujuan dari perusahaan itu sendiri. 4.3.1.6 Wewenang dan Tanggung Jawab Pimpinan perusahaan mendelegasikan wewenangnya kepada kepala bagian masing-masing fungsi bila pimpinan (direktur) meninggalkan tempat kerja, dan begitu juga masing-masing kepala bagian mendelegasikan wewenangnya kepada bawahan yang berada satu level dibawahnya bila kepala bagian meninggalkan pekerjaannya. Pendelegasian ini memastikan kelangsungan kepemimpinan dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan dan membantu perusahaan dalam pencapaian target dan tujuan perusahaan dan pendelegasian tersebut diarahkan dengan baik serta diberikan kepada karyawan-karyawan yang dinilai berkompetensi baik dan mempunyai pengalaman yang cukup baik dibidangnya. 72 Perusahaan harus memiliki cakupan yang jelas mengenai wewenang dan tanggung jawab perusahaan dan oleh siapa wewenang dan tanggung jawab tersebut dibebankan. Setiap karyawan harus mengetahui apa yang harus dilakukanya dengan jelas dan mengetahui hal apa yang menjadi pertanggung jawaban bagi karyawan tersebut. Perusahaan sudah menjelaskan dengan baik mengenai bagaimana dan kepada siapa wewenang dan tanggung jawab untuk semua aktivitas entitas dibebankan dan ini sesuai dengan unsur dari komponen COSO tentang penetapan wewenang dan tanggung jawab, oleh karena itu penulis menyimpulkan bahwa pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang ada di perusahaan sudah baik. 4.3.1.7 Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia Perusahaan mempunyai kebijakan dalam perekrutan tenaga kerja. Kebijakan perekrutan ini sangat mengutamakan kompetensi dan keahlian yang dimiliki oleh seseorang. Namun perputaran karyawan pada perusahaan terlalu sering, sehingga membuat kegiatan operasional sedikit terganggu. Karena, ketika perusahaan merekrut karyawan baru, maka karyawan tersebut masih belum mengetahui dengan baik job desk yang harus dikerjakan selama bekerja pada perusahaan ini. Sehingga bantuan dari staf lain sangat dibutuhkan, dan hal itu terkadang membuat aktivitas yang sedang dilakukan terganggu. Oleh sebab itu, perusahaan telah memberikan training pada karyawan baru maupun sistem percobaan kerja selama tiga bulan atau selama waktu yang ditentukan oleh pimpinan. Pelaksanaan pengevaluasian terhadap kinerja karyawan telah dilaksanakan secara berkala dan sistematis, sehingga promosi jabatan berdasarkan periodical performance review juga sudah dilaksanakan. Penerapan tindakan disiplin kerja yang dijalan karyawan telah dilakukan cukup baik terhadap karyawan yang melakukan pelanggaran tata tertib kerja maupun kebijakan dan peraturan kerja. Penerapan atau pelaksanaan pendisiplinan diberikan berdasarkan tingkat kesalahan dengan menerapkan sanksi sesuai peraturan ketenagakerjaan RI. 73 Penting bahwa kebijakan dan prosedur sumber daya manusia (human resources policies and procedures) yang diterapkan dapat menjamin bahwa personel entitas memiliki tingkat integritas, nilai etika, dan kompetensi yang diharapkan. Praktik tersebut mencakup kebijakan perekrutan dan proses penyeleksian yang dikembangkan dengan baik. Tindakan pendisiplinan untuk pelanggaran terhadap perilaku yang diharapkan. Semua ini bedasarkan unsur dari komponen COSO tentang kebijakan dan praktik sumber daya manusia. Penulis menyarankan untuk menjaga kinerja perusahaan dan mencegah terjadinya kecurangan maka perusahaan dapat menerapkan sistem cuti kepada karyawan karena dengan diadakannya sistem cuti, suatu pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan bisa dialihkan kepada karyawan lainnya sehingga dapat terdeteksi kesalahan atau kecurangan karyawan yang sedang cuti tersebut oleh karyawan penggantinya. Dari setiap masalah atau kinerja yang telah dilakukan perusahaan harus selalu melakukan evaluasi secara periodik agar dapat menjaga dan meningkatkan kinerja menjadi lebih baik lagi. 4.3.2 Penilaian Risiko Penilaian risiko telah dilakukan oleh perusahaan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dengan adanya risiko yang telah diketahui dan diatasi dengan sebaik-baiknya, seperti: 1. Risiko yang timbul terkait dengan perubahan lingkungan. Manajemen melaksanakan meeting mingguan dan bulanan untuk membahas risiko-risiko yang terkait dengan perubahan lingkungan, kemudian perubahan lingkungan tersebut didokumentasikan dan digunakan sebagai referensi dalam menentukan kebijakan atas operasional perusahaan. Perusahaan juga harus memiliki sikap kepedulian yang terjadi pada sekitar pabrik dan perkebunan. Ketika dalam wilayah pabrik, perusahaan sangat peduli terhadap pencemaran lingkungan sekitar pabrik dan memonitor disegala aspek, serta mengambil tindakan cepat bila terjadi pencemaran. Demikian pula terhadap masyarakat dan pengembangan produksi perkebunan kelapa sawit dengan melihat kondisi perawatan perkebunan setiap hari dan 74 minggunya. Selain itu, perusahaan juga memberikan fasilitas kepada pekerja yang ada pada pabrik dan perkebunan, seperti perumahan, fasilitas kesehatan, transportasi dan sebagainya yang dapat membantu produktivitas pekerja sehingga dapat meningkatkan kinerja yang baik karena didukung oleh lingkungan yang baik. Bagian Pembelian juga melakukan penyesuaian harga pembelian material seperti pupuk ketika harga mengalami kenaikan. Hal ini dilakukan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. 2. Risiko terhadap kecurangan karyawan Pimpinan perusahaan sangat memperhatikan terhadap terjadinya resiko kecurangan. Perusahaan akan mengontrol pengendalian internal yang terjadi pada perusahaan dengan mengisi form berisikan pernyataan penandaaan bahwa tidak adanya kecurangan yang terjadi pada Bagian Pembelian atau Bagian manapun. Form tersebut akan disetujui oleh pimpinan yang terkait dan dengan pengawasan yang dilakukan setiap harinya. Selain itu, Bagian Pembelian tidak diperbolehkan menerima barang selain barang dari permintaan barang, karena dikhawatirkan akan adanya kecurangan atau ketidaksalahpahaman dari berbagai pihak tersebut. Perusahaan pernah melakukan pemasangan teknologi baru kedalam kegiatan operasionalnya sehingga mengubah resiko yang berhubungan dengan pengendalian internal yaitu dengan mengganti sistem LSIpro menjadi sistem SAP, yang memiliki kelebihan dapat menghilangkan input data duplikasi, menyediakan informasi yang berkualitas untuk pengambilan keputusan perusahaan, cepat dan efisien, dan dapat mengubah risiko yang berkaitan dengan pengendalian internal. Sistem ini sangat memudahkan Bagian Pembelian dalam mengupayakan pembeliannya karena lebih mudah dipakai, pemakaiannya otomatis semua bagian yang terkait saling berhubungan sehingga lebih mudah untuk melakukan pengendaliannya dan mencakup informasi yang lebih detail. 3. Risiko atas keterbatasan karyawan Karyawan yang dimiliki perusahaan saat ini dengan jumlah yang sangat banyak. Sehingga dapat mengatasi risiko apabila karyawan pada salah satu bagian tersebut tidak masuk kantor dikarenakan sakit, keluar kota atau 75 ada keperluan lainnya, maka harus ada bagian lain yang menggantikan tugasnya. Perusahaan telah mempunyai karyawan yang dapat mengisi kekosongan yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan saat ini. Direktur telah menyadari bahwa memiliki karyawan yang sedikit akan menimbulkan risiko terhambatnya aktivitas perusahaan. Maka dari itu, direktur merekrut karyawan dengan jumlah yang besar agar dapat menimalisasikan risiko yang kemungkinan terjadi. Hal ini sesuai dengan komponen pengendalian internal penilaian risiko bahwa manajemen perlu untuk menentukan risiko-risiko yang mungkin terjadi dan bagaimana mengelola risiko yang diidentifikasikan tersebut. Apabila karyawan cuti, sakit, terkena musibah atau ada keperluan yang sangat mendesak, hal tersebut perlu menjadi perhatian perusahaan. Oleh sebab itu, penulis menyimpulkan bahwa dengan jumlah karyawan yang dipekerjakan sangat besar, hal ini dapat membantu kinerja perusahaan maupun kegiatan operasional lebih baik dan tidak ada hambatan. Karyawan yang ada dengan jumlah yang besar pun juga harus dilihat dari kualitas kinerja yang dimiliki oleh mereka. Sehingga perusahaan merasa terbantu dalam melaksanakan produktivitas mencapai tujuan perusahaan tersebut. 4.3.3 Informasi dan Komunikasi Informasi dan komunikasi yang diterapkan oleh perusahaan sudah dilakukan dengan baik. Dalam sistem akuntansi perusahaan, perusahaan telah menjamin bahwa seluruh transaksi penerimaan kas, pengeluaran kas, pembelian yang valid dicatat dengan benar, lengkap dan tercemin dalam laporan keuangan pada periode yang sesuai. Transaksi yang dilakukan telah dilengkapi dengan dokumen penunjang yang dicatat dalam jurnal pembukuan pada sistem komputer, sehingga pelaporan keuangan tiap akhir periode bulanan dapat mencerminkan kelengkapan dan keakurasian data yang terkait, sehingga tidak ada pencatatan transaksi ganda. Perusahaan telah memiliki pedoman kebijakan, atau prosedur pelaporan akuntansi dan keuangan yang telah dikomunikasikan dan diterapkan dengan sangat baik kepada karyawan perusahaan. Dalam prosedur pelaporan akuntansi yang ada. tidak ditemukan kekeliruan atau kesalahaan di 76 dalam pengolahan data akuntansi. Dan juga perusahaan telah menjamin terlaksananya pengendalian internal yang maksimal. Pencatatan transaksi keuangan dapat diandalkan karena telah dilengkapi dengan dokumen yang telah sesuai dengan kebijakan perusahaan. Dokumen dan catatan keuangan yang dilakukan perusahaan sudah bisa diandalkan sebagai bukti atas terjadinya transaksi dan dijadikan dasar di dalam penyusunan laporan keuangan. Bagian pembelian material terutama pupuk melaporkan setiap hari bagaimana kondisi dan jumlah pupuk yang akan dibeli melalui SAP, karena melalui sistem tersebut dapat membantu pengendalian dengan lebih baik dan terhubung dengan kondisi yang ada di kebun. Perusahaan telah melakukan modifikasi terhadap sistem informasinya yaitu dengan mengganti sistem LSIpro menjadi sistem SAP, yang memiliki kelebihan dapat menghilangkan input data duplikasi, menyediakan informasi yang berkualitas untuk pengambilan keputusan perusahaan, cepat dan efisien, dan dapat mengubah risiko yang berkaitan dengan pengendalian internal. Dengan menggunakan sistem daapt mempermudah pihak pabrik atau kebun ketika memerlukan material seperti pupuk dapat langsung terhubung oleh Bagian Pembelian. Bagian Pembelian akan melaporkan informasi mengenai total pembelian untuk setiap bulannya. Setiap pembelian dilengkapi dengan formulir pemesanan pembelian yang mencantumkan harga beli, jumlah material yang akan dibeli, waktu pengiriman, total harga, kualitas material, harga satuan serta total harga. Semua upaya pembelian material perusahaan didukung oleh sistem informasi pembelian yang memadai dengan menggunakan SAP. Sistem ini sangat memudahkan Bagian Pembelian dalam mengupayakan pembeliannya karena lebih mudah dipakai, pemakaiannya otomatis sehingga semua bagian yang terkait saling berhubungan sehingga lebih mudah untuk melakukan pengendaliannya dan mencakup informasi yang lebih detail. Komunikasi yang dilakukan antara pimpinan dan bawahan telah terjalin sangat baik, dikarenakan perusahaan ini sangat membangun kekeluargaan satu sama lain tanpa melihat jabatan seseorang, sehingga jika terjadi suatu permasalahan yang ada didalamnya, dapat segera didiskusikan bersama untuk penyelesaiannya. Selain itu, dengan menjalin hubungan yang baik antara pimpinan dan bawahan maka tidak akan ada terjadinya 77 kesalahpahaman terhadap pekerjaan yang ada serta dapat meningkatkan solidaritas sesama pekerja dan dapat meningkatkan pengawasan di dalam proses operasional. Berdasarkan unsur dari komponen pengendalian internal yang ada sistem informasi dan komunikasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang memasukan sistem akuntansi, terdiri dari metode-metode dan catatan-catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalsis, mengklarifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi tiap bagian. Komunikasi memberikan pemahaman yang jelas mengenai peran dan tanggung jawab individu berkenaan dengan pengendalian intern atas pelaporan keuangan. Penulis menyimpulkan bahwa sistem informasi dan komunikasi yang dilakukan perusahaan dari sistem akuntasi yang ada dan komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan dan kesesuaiannya dengan unsur dari komponen pengendalian intern yang ada maka informasi dan komunikasi yang diterapkan perusahaan sudah baik. 4.3.4 Aktivitas Pengendalian 4.3.4.1 Pemisahaan Tugas di Dalam Organisasi Pada PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk, pemisahan tugas yang berkaitan dengan prosedur pembelian sudah dilakukan antara fungsi pembelian dan fungsi penerimaan. Fungsi pembelian dilakukan oleh bagian procurement department, sedangkan untuk fungsi penerimaan telah dilakukan oleh bagian general services department maupun bagian gudang atau warehouse staff yang memastikan jumlah material seperti pupuk yang telah dibeli dan diterima di bagian gudang telah sama dengan jumlah material yang dibutuhkan user di kebun guna kelancaran produksinya. Berdasarkan teori yang ada, yaitu tentang perancangan organisasi dalam sistem akuntansi pembelian harus didasarkan pada unsur pokok sistem pengendalian intern yang salah satunya adalah harus adanya pemisahan tanggung jawab yang dibebankan kepada individu yang berbeda antara fungsi pembelian dengan fungsi penerimaan di perusahaan. 78 Tetapi, pada perusahaan ini, tidak adanya pemisahan tugas antara fungsi penerimaan dan fungsi penyimpanan barang. Kedua aktivitas tersebut dilakukan oleh bagian yang sama yaitu Bagian Gudang. Perusahaan menyatakan hal tersebut terjadi karna menurut perusahaan dapat mengefesiensikan tenaga kerja. Oleh karena itu, sangat disarankan bahwa seharusnya fungsi penerimaan dan fungsi penyimpanan dapat dilakukan oleh dua bagian yang berbeda, agar tidak terjadi adanya kecurangan dan hal-hal yang dapat merugikan operasional dan kinerja perusahaan Fungsi pembelian maupun fungsi akuntansi juga terdapat pemisahan tugas antara keduanya. Setiap buyer yang melakukan kegiatan pembelian akan melakukan transaksi pembelian yang demikian pencatatan transaksi dilakukan oleh bagian akuntansi. Sebagian besar, perusahaan telah memisahkan tugas untuk setiap bagian dan jabatan sesuai dengan job description secara tertulis. Semua bagian dan masing-masing karyawan telah melakukan tugas dan tanggung jawabnya telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang tertulis pada SOP (Standar Operational Prosedur) perusahaan. Perusahaan belum pernah menemukan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan terhadap kelemahan yang ada sehingga penulis menyimpulkan kegiatan transaksi yang dilakukan oleh beberapa individu di tiap bagian sudah baik karena hal ini masih dapat dipantau oleh kegiatan pengawasan yang dilakukan perusahaan. Perusahaan sudah memisahkan tugas untuk setiap bagian dan jabatan sesuai dengan job description yang tertulis dan semua bagian dari masingmasing karyawan sudah melakukan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan job description masing-masing bagian. Tugas dan tanggung jawab tersebut telah disepakati bersama dengan pihak perusahaan. 4.3.4.2 Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan Surat permintaan pembelian yang dibuat oleh Bagian User dengan bentuk CERA selalu dilengkapi dengan otorisasi penanggung jawab Bagian Penyimpanan. Hal tersebut untuk meminimalisasikan risiko-risiko tidak terduga yang kemungkinan dapat terjadi pada perusahaan. Setiap melakukan 79 pembelian material, transaksi akan dikonfirmasi dengan menggunakan formulir purchase order yang mencantumkan PO No, tanggal pembuatan PO, nomer urut tercetak, deskripsi barang, waktu pengiriman, kuantitas, harga per unit barang, total harga, dan jangka waktu pengiriman. Dokumen ini telah diapproval oleh Bagian Procurement Buyer dan Procurement Manager, sehingga pemesanan pembelian dapat diawasi dan sudah melalui penanggung jawab yang terkait.Terkait dengan penerimaan barang, setiap delivery pupuk ke bagian gudang, delivery form dicek oleh penerima dan ditandatangani sebelum diserahkan kepada bagian pembayaran. Hal ini bertujuan bahwa untuk memberikan persetujuan bahwa barang yang diterima adalah sama dengan barang yang dipesan oleh Bagian Pembelian dan tidak ada kecurangan yang terjadi didalamnya. Bagian Akuntansi juga telah melakukan pencatatan yang sesuai dengan prosedur pencatatan yang ada pada perusahaan, sehingga tidak akan adanya kekeliruan yang terjadi. Penulis menyimpulkan bahwa, dari kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dari Bagian Permintaan hingga Bagian Penerimaan telah dilakukan dengan baik dan semua kegiatan tersebut sudah berjalan dengan melalui otorisasi pihak-pihak yang terkait dan tidak ada pencatatan yang salah, sehingga pencatatan telah benar dilakukan sesuai dengan apa yang seharusnya. Hal ini menyatakan bahwa pengendalian internal terhadap sistem otorisasi dan pencatatan telah berjalan dengan baik. Berikut ini pada table 4.3 merupakan contoh tabel yang menjelaskan mengenai otorisasi untuk permintaan barang dan/atau jasa yang menjelaskan mengenai yang otorisasi atas permintaan barang dan/atau jasa dengan menjelaskan jumlah wilayah yang digunakan, untuk keadaan yang mendesak seperti apa dan anggaran yang perlu dikeluarkan. 80 Tabel 4.3 Tabel Otorisasi untuk Permintaan Barang dan/atau Jasa Type of Requisition Method Authorized Local Normal Officer Centrali Unbudge zed ted Capex-Project Capex Emergen Non- cy Urgent project Estate/Mill Up Manager Mill/month value Up Any GM (for to to 10 15 Any estate) Mill/month value Branch Up BBM office Mill/month to 15 NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA NA Up to 50 Up Up to 500 NA NA Mill Mill/PR Mill/PR 50 NA NA NA NA < 500 Mill < NA NA <=1 Value <=1 Manager Head of NA Up to Up to Service 100 500 Depart Mill/PR Mill/PR NA NA Head of NA Service Mill<Val Depart. And ue<=100 ACRA Mill Head od 100 Mill 500 Service Dept < Value Mill and <= Value Their Director NA Mill 500 NA < 500 Value Bill to Mill 500 Bill <=1 Bill Tabel 4.4 dibawah ini menjelaskan mengenai otorisasi atas penentuan pemasok yang digunakan untuk melaksanakan pembelian atas material yang diperlukan dengan menjelaskan pemegang otorisasi yang bertanggung jawab atas penentuan pemasok dengan melihat bagaimana pembelian dilakukan dengan menggunakan simple tender atau complex tender. 81 Tabel 4.4 Tabel otorisasi untuk Penetuan Pemasok No Authorized Officer Simple Tender Complex Direct Appointment Tender 1 Proc. manager Up to 20 Mill. / NA NA NA Any significant value Vendor 2 Head of Proc 20 Mill.<Value<=250 for sole agent Mill 3 Tender Committee 4 Tender Committee with NA <500 Mill NA NA >=500 Mill NA NA NA Any significant value min. 1 BoD approval 5 EMT for emergency situation 6 Board of Director NA NA Any significant value for certain criteria Tabel 4.5 dibawah ini lebih menjelaskan otorisasi yang dilakukan untuk keberlangsungan Purchase Order (PO) atau Kontrak dalam pembelian. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kecurangan yang mungkin terjadi. Tabel 4.5 Tabel Otorisasi untuk PO/Kontrak No Authorized Officer PO Contract BPO 1 Proc. manager Up to 20 Mill. / NA NA NA NA NA Depend of fuel procurement Vendor 2 Head of Proc 20 Mill.<Value<=250 Mill 3 Branch Office Manager NA schedule (Quota Statement for BBM) 4 Head of PMT / Head of NA Up to 100 Mill 100 Mill. < Value < 100 500 Mill Value NA Service Department 5 1 member od BoD Mill. < < NA 500 Mill 6 2 members of BoD >=500 Mill >=500 Mill NA 82 4.3.4.3 Praktek yang sehat Perusahaan menggunakan formulir untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan dan formulir-formulir tersebut bisa digunakan untuk pemeriksaan ulang dan dapat digunakan untuk membuat laporan keuangan, namun formulir-formulir perusahaan telah menggunakan nomor urut cetak seperti formulir perhitungan dan tanda terima pembelian pupuk, formulir order pembelian, dan lainlain telah menggunakan nomor urut cetak. Berdasarkan salah satu dari ketiga unsur pokok pengendalian intern akuntansi yang diterapkan dalam sistem akuntansi pembelian harus diperhatikan salah satunya praktek yang sehat, di dalam praktek yang sehat tersebut menjelaskan bahwa perusahaan harus menggunakan formulir yang bernomor urut cetak. Formulir bernomor urut cetak ini tidak ditulis oleh individu melainkan sudah dicetak melalui perangkat keras. Perusahaan menggunakan formulir bernomor urut cetak karena perusahaan sudah menganggap bahwa nomor yang di tulis di dalam formulir dapat menghindari dari tindakan kecurangan dari karyawan yang dapat menukar formulir-formulir tersebut dengan formulir yang baru dan datanya telah di manipulasi. Ini dapat menyebabkan kerugian untuk perusahaan sendiri. Perusahaan memilih pemasok berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing di pasar dari berbagai pemasok berdasarkan penawaran harga mereka, sehingga dapat mengendalikan keuntungan perusahaan yang meningkatkan dan mencegah terjadinya kerugian dalam perusahaan. Perusahaan melakukan pemeriksaan terhadap barang yang diterima oleh fungsi penerimaan. Setiap pengiriman material yang dikirimkan oleh supplier, bagian penerimaan melakukan perhitungan kembali, Perhitungan dilakukan jika fungsi penerimaan tersebut telah menerima surat order pembelian dari fungsi pembelian dan memisahkan kualitas material berdasarkan kriteria kualitas yang ada. Pemeriksaan ini dilakukan saat material sampai di gudang atau bagian general services. Jika kualitas tersebut tidak sesuai dengan kriteria yang ada maka akan ada penyesuaian harga kembali atas bahan baku tersebut yang disepakati bersama oleh pemasok atau pengembalian dan melakukan revisi atas bukti permintaan barang atau purchase order tersebut. 83 Berdasarkan salah satu dari tiga unsur pokok pengendalian intern akuntansi yang diterapkan dalam sistem akuntansi pembelian, yang harus diperhatikan salah satunya adalah praktek yang sehat, di dalam parktek yang sehat tersebut menjelaskan bahwa barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan jika fungsi ini telah menerima tembusan surat order pembelian dari fungsi pembelian. Penulis menyimpulkan bahwa pemeriksaan barang yang dilakukan oleh fungsi penerimaan tersebut sudah baik karena pemeriksaan itu dilakuakan hanya jika fungsi penerimaan telah menerima tembusan surat order pembelian dari fungsi pembelian dan pemeriksaan sangat sesuai dengan praktek sehat yang harus diperhatikan pada sistem akuntansi pembelian. Dengan adanya kesesuaian dari proses aktual yang dilakukan oleh perusahaan yaitu bagian penerimaan melakukan perhitungan terhadap bahan baku yang masuk dengan surat order pembelian dan melakukan penyesuaian harga jika ada kualitas bahan baku yang tidak sesuai dengan kriteria, maka penulis menyimpulkan proses yang diterapkan perusahaan ini sudah baik. Fungsi pembayaran perusahaan selalu melakukan pengecekan harga dengan cara memeriksa dan mencocokkan pembayaran berdasarkan harga yang disetujui dalam formulir konfirmasi pembelian, pemeriksaan ini agar tidak terjadi kesalahan dalam perhitungan dan juga fungsi pembayaran dapat memperhatikan kembali syarat pembelian yang ada sebelum dilanjutkan prosesnya kepada proses pembayaran material. Pemeriksaan ini dapat meminimalkan kesalahan yang dapat terjadi. Kecocokkan antara praktek yang dilakukan oleh fungsi pembayaran ini sangat sesuai dengan teori yang ada bahwa terdapatnya pengecekan harga yang dilakukan oleh fungsi penerimaan begitu juga dengan pemeriksaan syarat pembelian yang ada dan pemeriksaan dengan teliti perkalian dalam faktur yang ada ini maka, penulis menyimpulkan bahwa pengecekan harga, syarat pembelian, dan perhitungan perusahaan sudah baik. Di dalam praktek sehat yang merupakan salah satu unsur pokok dari pengendalian intern yang diterapkan dalam sistem akuntasi pembelian, bukti kas keluar beserta dokumen pendukungya harus dicap “Lunas” oleh fungsi pembayaran setelah cek dikirimkan kepada pemasok. Form permintaan barang yang diterima oleh Bagian Pembelian juga dilengkap dengan cap “Tgl 84 Permintaan” dan “Tgl Penerimaan” ketika barang yang dipesan telah diterima oleh Bagian User. Pengendalian akses telah digunakan dengan baik dalam perusahaan. Beberapa karyawan ada yang memakai tanda pengenal identifikasi diri ada yang tidak memakai tanda pengenal identifikasi karena beranggapan bahwa karyawan sudah saling mengenal antar individu disetiap bagian. Akses ke gudang juga dikunci dan hanya bisa dibuka jika ada bahan material yang masuk saja dan kunci tersebut dipegang oleh bagian penerimaan dan pihak yang lebih tinggi memegang kunci cadangan untuk berjaga-jaga jika bagian penerimaan berhalangan hadir. Pengendalian akses juga digunakan pada saat keluar masuk ruangan, karena yang hanya bisa masuk ke dalam ruangan kantor hanya karyawan yang memiliki identitas diri dengan menggunakan fingerprint. Selain itu, dapat masuk ke dalam ruangan kerja dengan menggunakan bel sehingga, tidak sembarangan orang yang bisa masuk ke dalam ruang kerja. Penggunaan password digunakan di setiap komputer yang digunakan oleh seluruh karyawan. Sehingga penggunaan password ini hanya bisa diakses oleh pemilik komputer saja disetiap bagian dan kata kunci masingmasing dijaga dengan baik, tidak disebarluaskan kepada pihak manapun karena takut ada tindak kecurangan yang bisa mencuri data atau memanipulasi data yang ada di dalam komputer tersebut. Penulis menyimpulkan bahwa pengendalian akses yang ada di perusahaan sudah baik dengan penggunaan password yang digunakan komputer perusahaan, menggunakan fingerprint untuk akses keluar masuk ruangan dan untuk tanda pengenal identifikasi menurut penulis masih perlu digunakan karena dengan ukuran perusahaan yang relatif besar serta dengan menggunakan tanda pengenal diri maka identifikasi masih dapat dilakukan dengan mudah di lingkungan perusahaan. 4.3.5. Pemantauan Perusahaan telah memiliki bagian audit internal sehingga fungsi ini tidak dibebankan kepada direktur atau dewan komisaris yang ada. Perusahaan sudah menjalankan fungsi audit internal secara baik. 85 Fungsi audit internal ini diperlukan karena dengan adanya fungsi tersebut, maka fungsi tersebut bertanggung jawab untuk melakukan audit atas kepatuhan dan kelayakan terhadap kebijakan dan prosedur yang telah dibuat oleh perusahaan berupa SOP dan memberikan rekomendasi perbaikan kepada manajemen yang bersangkutan. Penulis menyimpulkan bahwa perusahaan telah menjalankan fungsi audit intenal dengan baik. Setiap proses kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan terkadang menimbulkan suatu masalah, sesuai dengan penemuannya penyimpangan atau laporan dari pihak-pihak terkait, maka audit internal perusahaan segera melakukan pemeriksaan sesuai dengan penyimpangan atau sesuai dengan laporan yang ada. Setelah mengetahui penyimpangan atau laporan yang ada audit internal selanjutnya menetapkan langkah-langkah untuk mencari solusi perbaikan sebagai tanggapan dari laporan dan penyimpangan yang terjadi. Pihak manajemen perusahaan harus melakukan tindakan yang cepat dan benar berdasarkan informasi keluhan atau kelemahan yang diterima dari pemasok atau supplier, user, dan auditor eksternal. Pihak perusahaan terutama direktur sudah menanggapi penyimpangan atau laporan-laporan dari pihak terkait jika terjadi keluhan terkait dengan proses atau kegiatan operasional perusahaan. Dengan ini penulis menyimpulkan perusahaan sudah melakukan tindakan korektif dengan baik berdasarkan informasi yang diperlukan terkait dengan penyimpangan yang timbul di dalam kegiatan operasional maupun laporan dari pihak terkait. Permasalahan tersebut ditanggapi oleh direktur perusahaan yang bertanggung jawab untuk menetapkan langkah-langkah sebagai solusi dari masalah yang ada. Perusahaan telah menerapkan pengecekan independen atau evaluasi terhadap kinerja karyawan di setiap bagian. Pengecekan ini dilakukan oleh dewan komisaris secara periodik dan terpisah, selain itu juga penanggung jawaban evaluasi terhadap kinerja yang dilakukan oleh karyawan di setiap bagian ini juga dibebankan kepada dewan komisaris. Berdasarkan salah satu unsur dari komponen pengendalian internal tentang pemantauan menyatakan bahwa pemantauan dapat dilaksanakan melalui aktivitas yang berkelanjutan atau dapat juga dilaksanakan melalui pengevaluasian periodik secara terpisah. Perusahaan telah melakukan 86 pengevaluasian periodik secara terpisah wewenang ini dibebankan kepada dewan komisaris. Dengan adanya evaluasi periodik secara terpisah yang dibebankan kepada dewan komisaris maka evaluasi perusahaan tersebut sudah baik, karena dengan adanya pengecekan atau evaluasi periodik secara terpisah ini dapat meningkatkan efektifitas kinerja karyawan dan juga dapat meningkatkan efisiensi dari kinerja karyawan yang ada. Pemantauan yang dilakukan oleh pihak manajemen serta memberikan data-data terkait dengan masalah yang ada di dalam perusahaan. Data-data atau hasil laporan terkait dengan masalah yang ada diperusahaan ini diberikan kepada direktur dan dengan diskusi tentang permasalahan yang terkait dengan fungsi yang ada direktur mengikutsertakan bagian yang bertanggung jawab atas masalah tersebut untuk mencari solusi yang baik dan hasil diskusi inilah yang digunakan direktur untuk mengambil langkah perbaikan sebagai tanggapan dari masalah yang ada tersebut. Manajemen telah menggunakan laporan-laporan dari pihak terkait sebagai acuan untuk dijadikan pedoman bagi pimpinan untuk menentukan langkah perbaikan. Hal ini sesuai dengan salah satu unsur dari komponen pengendalian internal yang dijelaskan di dalam aktivitas pemantauan bahwa perusahaan harus mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Maka, penulis menyimpulkan bahwa langkah perbaikan yang dilakukan pimpinan perusahaan sudah dilakukan baik. 4.4 Usulan Prosedur Pembelian Material Tertulis Prosedur-prosedur yang terkait dengan proses pembelian yaitu : 1. Bagian User yang terdiri dari Estate (perkebunan) atau Mill (pabrik) membuat permintaan dengan membuat CERA yaitu dokumen permintaan barang material dari user untuk melakukan produksi. CERA digunakan jika hanya untuk membeli material yang tidak habis dalam satu tahun, jika melakukan permintaan pembelian untuk material yang habis dalam satu tahun, maka dapat mengeluarkan PR atau Purchase Requisition. 2. CERA tersebut terdiri dari dua rangkap yang sudah dilengkapi dengan spesifikasi dan kelengkapan dokumen berupa spesifikasi, gambar/foto. CERA tersebut harus sudah mendapat approval tanda telah disetujui oleh Manager 87 Unit dan AMA (Area Manager Agronomy) untuk Perkebunan dan AME (Area Manager Engineering) untuk Pabrik sebelum dikirim kepada OAD/Engineering dan bagian Procurement 3. Bagian Procurement menerima salah satu CERA dari user untuk dilakukan pencarian material, jika material tidak mencukupi jumlahnya maka bagian pembelian akan menghubungi beberapa supplier dengan membuat RFQ (Request For Quotation) yaitu Surat Permintaan Harga dan diberikan ke supplier. Setelah supplier menerima RFQ, supplier akan membuat Quotation yaitu Surat Penawaran Harga yang diberikan kepada Procurement. Setelah itu Bagian Procurement melakukan pencarian harga atau negosiasi dengan membandingkan atau mematok harga beli yang ada pada tahun lalu dengan beberapa supplier yang ada. 4. Dengan adanya pelaksanaan pencarian harga atau negosiasi maka bagian pengadaan akan mengeluarkan Canvas Sheet, yaitu data yang berisi perbandingan harga dari beberapa supplier, dilihat supplier mana yang memiliki harga yang paling murah (dengan catatan barang yang di pesan memiliki spesifikasi yang sama) dan jika dimungkinkan adanya penawaran harga. Jika sudah fix dengan supplier yang dipilih maka dilakukan full approval. 5. Setelah terdapat full approval maka bagian pembelian membuat Purchase Order (PO). Purchase Order yang dibuat terdiri dari empat rangkap yang akan diberikan kepada bagian pembelian sebagai file, accounting, OAD, dan vendor. 6. Bagian OAD/ Engineering menerima salah satu CERA dari user perihal permintaan material. CERA diverifikasi dan dilakukan approval oleh bagian Cost Control dan Reviewer. Selain itu, PO (Purchase Order) yang telah dibuat oleh bagian pembelian disimpan di bagian OAD/ Engineering sebagai file. 7. Bagian Vendor yang akan mengirimkan barang yang telah dipesan oleh bagian pembelian akan mendapatkan Purchase Order (PO) dan membuat surat jalan beserta invoice yang dibuat 2 rangkap untuk diberikan kepada accounting untuk penagihan pembayaran dan 1 rangkap dilampirkan bersama dengan melakukan pengiriman barang. 88 8. Setelah barang dikirim, barang tersebut akan diterima oleh User atau Good Receive yang biasanya dilakukan pencatatan penerimaan berdasarkan DO dan fisik barang oleh gudang/warehouse, pengecekan spesifikasi oleh pemohon. 9. Ketika barang sudah diterima, Laporan Penerimaan Barang (delivery form) harus dicek dan ditandatangani oleh bagian penerima sebelum diberikan kepada bagian pembayaran, lalu barang disimpan di gudang 10. Bagian akuntansi akan mengecek Purchase Order (PO) dan mencocokkan dengan Invoice yang diberikan oleh supplier, apakah pemesanan yang dilakukan telah sama dengan barang yang telah dikirim dengan kualitas yang baik dan harga yang sesuai. Jika cocok maka bagian akuntansi melakukan pencatatan transaksi dan membuat laporan yang akan diberikan kepada bagian treasury. Selain itu, bagian akuntansi juga membuat bukti pembayaran yang juga akan di tindak lanjuti oleh bagian treasury. 11. Bagian treasury menerima bukti pembayaran dari bagian akuntansi dan juga delivery form, lalu bukti dan form tersebut dicatat dan diverifikasi dengan benar, setelah itu melakukan pembayaran dimana transaksi bayar tersebut akan dicatat di laporan yang telah dibuat oleh bagian akuntansi. Setelah itu jadilah laporan keuangan yang terjadi selama periode tersebut. 4.5 Usulan Flow Chart Dari temuan penulis terhadap fungsi dan prosedur pembelian material pada PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk terdapat kelemahan-kelemahan yang ditemukan, oleh karena itu penulis mencoba memberikan usulan flow chart atas prosedur pembelian material. 89 Gambar 4.1 Usulan FlowChart Prosedur Pembelian Material USER OAD / ENGINEERING 1 Mulai Estate PROCUREMENT 2 Menerima CERA Menerima CERA CERA CERA Melakukan Verifikasi Membuat RFQ atau Mill Membuat CERA Mengajuk an CERA (Perminta an dari User) RFQ Approve Sudah dilengkapi dengan spesifikasi dan kelengkapan dokumen berupa gambar Dikirim ke supplier Cost Control Reviewer 2 4 Approve 1.Disetujui oleh Manager Unit 2. Disetujui oleh AMA (Area Manager Agronomy) atau AME (Area Maneger Engineering) Menerima PO Purchase Order (PO) Simpan sebagai file CERA 1 2 90 Gambar 4.2 Usulan FlowChart Prosedur Pembelian Material (lanjutan..) PROCUREMENT SUPPLIER 3 2 Menerima Quotation Menerima RFQ Melakukan pencarian harga (Negosiasi) Membuat Quotation Quotation Canvas Dikirim ke Procurement Full Approval 3 Menginput PO 3 Surat 3 Purchase Order (PO) Purchase Order (PO) Membuat Invoice 4 5 6 Pengiriman Barang Invoice 7 6 Purchase Order (PO) Simpan sebagai file Barang diterima pada User Disimpan di Gudang Delivery Form 8 91 Gambar 4.3 Usulan FlowChart Prosedur Pembelian Material (lanjutan..) ACCOUNTING 5 TREASURY 7 1 8 Purchase Order (PO) Invoice Delivery Form Menerima Bukti Pembayaran Mencocokan PO dengan Invocie Mencatat transaksi Membuat bukti pembayaran Dokumen atau bukti Pembayaran 1 Membuat Laporan Mencatat dan Memverifikasi Melakukan pembayaran Tr. Bayar Membuat Laporan Laporan Keuangan N END