ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MAKANAN BERPROTEIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE REGRESI TOBIT Nama Mahasiswa NRP Jurusan Dosen Pembimbing : Ufi Laily : 1305 100 044 : Statistika FMIPA ITS : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.Si Abstrak Peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak terlepas dari salah satu faktor yaitu faktor kesehatan. Salah satu indikator kesehatan adalah pemenuhan protein. Hal ini disebabkan karena fungsi protein sebagai zat pembangun yang menggantikan sel-sel yang mati dan habis terpakai pada saat pertumbuhan. Sangat penting mengetahui karakteristik rumahtangga yang menyediakan pengeluaran untuk konsumsi makanan berprotein dan faktor-faktor yang berpengaruh guna mempermudah pengendalian kualitas protein dalam rumah tangga. Kecukupan konsumsi protein dapat dilihat melalui pengeluaran untuk konsumsi sumber-sumber protein. Sumber protein yang sangat dikenal oleh masyarakat antara lain susu, daging dan telur. Beragamnya nilai pengeluaran untuk dan tidak sedikit rumah tangga yang tidak menganggarkan pengeluaran untuk pembelian maka didapatkan data yang memiliki dua skala yang berbeda. Data campuran ini dapat disebut sebagai data tersensor. Adanya data campuran maka metode yang disarankan adalah metode regresi tobit. Pada penelitian ini digunakan data sekunder hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional provinsi Jawa Timur tahun 2006. Dengan jumlah sampel sebanyak 29.950 rumah tangga. Variabel respon yang digunakan adalah pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi protein, konsumsi daging, konsumsi susu dan konsumsi telur. Sedangkan variabel prediktor terdiri dari jumlah anggota rumah tangga, tingkat pendidikan tertinggi kepala rumah tangga, lapangan pekerjaan, usia, proporsi pengeluaran untuk konsumsi ikan/ udang/ cumi/ kerang, kacang-kacangan, tembakau dan sirih, proporsi pengeluaran makanan dan rata-rata pengeluaran per kapita. Variabel kendali terdiri dari variabel wilayah tempat tinggal dan jenis rumah tangga. Hasil deskriptif didapatkan keterangan bahwa rumah tangga di perkotaan lebih banyak yang mengeluarakan pengeluaran untuk konsumsi protein, daging dan telur daripada rumah tangga di pedesaan. Sedangkan hasil pemodelan secara serentak pada pengeluaran untuk konsumsi protein, daging, susu dan telur didapatkan keterangan bahwa setiap pemodelan memiliki variabel signifikan yang berbedabeda dan terdapat tiga variabel signifikan secara bersama pada 16 model persamaan tersebut. Berdasarkan wilayah tempat tinggal di pedesaan diperoleh keterangan bahwa variabelvariabel yang signifikan adalah jumlah anggota, usia, proporsi pengeluaran untuk konsumsi ikan/udang/ cumi/kerang, kacang-kacangan, tembakau dan sirih, dan pengeluaran perbulan perkapita. Sedangkan data di perkotaan, variabel yang signifikan adalah jumlah anggota, proporsi pengeluaran untuk konsumsi tembakau dan sirih, pengeluaran perbulan perkapita. Berdasarkan jenis rumah tangga maka diperoleh keterangan bahwa variabel yang signifikan pada data rumah tangga miskin adalah jumlah anggota, umur, proporsi pengeluaran untuk konsumsi tembakau dan sirih, serta pengeluaran perbulan perkapita. Variabel yang signifikan pada non rumah tangga miskin adalah jumlah anggota, pendidikan, proporsi pengeluaran untuk konsumsi kacangkacangan, tembakau dan sirih, proporsi pengeluaran untuk makanan dan pengeluaran perbulan perkapita. Kata kunci: regresi tobit, data tersensor, pengeluaran rumah tangga, makanan berprotein