JURNAL ANY 0802055084.rtf - eJournal Ilmu Komunikasi

advertisement
eJournal Ilmu Komunikasi, 2015, 3 (2 ) : 244 - 262
ISSN 0000-0000, ejournal.ikom.fisip-unmul.org
© Copyright 2015
EFEKTIVITAS SOSIALISASI DINAS KEBERSIHAN DAN
PERTAMANAN (DKP) KOTA SAMARINDA TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK
Suryani1
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisa
efektifitas Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda dalam
mensosialisasikan pengelolaan sampah organik bagi masyarakat Kelurahan
Baqa RT.01 Kecamatan Samarinda Seberang serta untuk mengetahui faktorfaktor yang menjadi pendukung dan penghambat pada saat pelaksanaan
sosialisasi mengenai pengolaan sampah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu
penelitian yang berusaha menggambarkan atau menjabarkan obyek yang diteliti
berdasarkan fakta yang ada di lapangan dan pengambilan sumber data
menggunakan teknik Purposive Sampling.
Dimana purposive sampling
(Sugiyono: 53) adalah teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan
tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap
paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa
sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek / situasi sosial yang
diteliti.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, Efektifitas
Sosialisasi Dinas Kebersihan Dan Pertamanan (DKP) Kota Samarinda Tentang
Pengelolaan Sampah Organik Secara keseluruhan, dari fakta di Lapangan dan
hasil penelitian termasuk hasil wawancara dengan narasumber bahwa jika
ditinjau dari perihal dasar mengenai sampah hingga ke pengelolaanya, maka
efektifitas yang berlangsung saat ini adalah suatu hal yang sangat penting, hanya
butuh sosialisasi terus menerus agar seluruh masyarakat samarinda mampu
mengikuti jejak masyarakat samarinda kelurahan baqa yang sangat peduli
dengan perkembangan masa depan sampah-sampah yang hanya akan menjadi
penumpukan global tanpa ada tindakan guna pemanfaatan kembali sampahsampah itu.
Kata Kunci : Efektivitas, Sosialisasi dan Pengelolaan
Pendahuluan
Sampah sampai saat ini merupakan persoalan nasional yang belum
memiliki pemecahan optimal bahkan cenderung menjadi masalah yang tetaplah
menjadi masalah setiap tahunnya. Penanganan dan pengelolaan sampah masih
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email : [email protected]
Efektifitas Sosialisai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda (Suryani)
lemah, salah satunya dikarenakan kebijakan atau program pengelolaannya yang
kurang terintegrasi serta kurangnya dukungan dan peran serta masyarakat (baik
dunia usaha maupun masyarakat umum).
Sebagai acuan dalam pengelolaan sampah di Indonesia adalah Undang –
Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Selama ini sebagian
besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang sisa yang tidak
berguna, bukan sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan. Masyarakat dalam
mengelola sampah masih bertumpu pada pendekatan akhir (End Of Pipe), yaitu
sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan
Akhir) sampah. Padahal, timbunan sampah dengan volume yang besar di lokasi
dalam memproses akhir sampah berpotensi melepas gas metan (CH4) yang dapat
meningkatkan emisi gas rumah kaca dan memberikan kontribusi terhadap
pemanasan global. Agar timbunan sampah dapat terurai melalui proses alam
diperlukan jangka waktu yang lama dan diperlukan penanganan dengan biaya
yang besar.
Indonesia memiliki penduduk 327 juta jiwa berbanding lurus dengan
produksi sampah setiap harinya. Diperkirakan tahun 2025 produksi sampah di
Indonesia akan mencapai angka 130.000 ton perhari. Ancaman itu bukan tanpa
alasan. Pasalnya aktivitas masyarakat pada umumnya menuntut untuk selalu
berhubungan dengan makanan dalam kemasan. Hitungan rata – ratanya tiap orang
diperkirakan membuang sampah 0,5 kg sampah perhari. Sementara angka
produksi sampah plastik Indonesia telah mencapai 5,4 juta per tahun.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda dibentuk berdasarkan
Perda Pemerintah Daerah Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Penjabaran Tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Struktur Organisasi Dinas Daerah Kota Samarinda. Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda merupakan unsur pelaksana
Pemerintah Kota Samarinda yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota Samarinda.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda sebagai pelaksana
dibawah langsung dan bertanggung jawab kepada walikota memiliki
tanggungjawab yang diemban guna mewujudkan Kota Samarinda yang juga
merupakan Ibu Kota Propinsi Kalimantan Timur bukanlah pekerjaan yang ringan,
penuh dengan segala tantangan atau rintangan namun hal itu tidak membuat Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda pesimis dan sebaliknya menjadi
cambuk yang dapat memberikan dorongan untuk melaksakan tugas-tugas pokok
juga sebagai bahan evaluasi untuk melangkah ke depan dalam mewujudkan Kota
TEPIAN (Teduh Rapi Aman dan Nyaman).
Untuk mendapatkan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi dalam
penanganan sampah, maka diperlukan upaya untuk mengurangi permasalahan
yang ditimbulkan oleh sampah yaitu dengan meningkatkan kinerja operasional
245
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 2, 2015:244-262
sistem pengelolaan sampah yang berdaya guna dan memperhatikan segi kesehatan
lingkungan yang berkelanjutan, sekaligus disertai upaya pengembangan potensi
ekonomi dari sampah sehingga diharapkan mempunyai keuntungan berupa nilai
tambah.
Untuk mencapai hal tersebut maka perlu pemilihan cara dan teknologi
yang tepat, perlu partisipasi aktif dari masyarakat penghasil sampah dan perlu
dilakukan kegiatan sosialisai mengenai pengelolaan sampah dan pemanfaatan
sampah antar lembaga pemerintah yang dalam hal ini dilakukan oleh DKP Kota
Samarinda serta semua pihak yang terkait, karena sistem pengelolaan sampah
merupakan sistem yang terkait dengan banyak pihak, mulai dari penghasil
sampah, pengelola, pembuat peraturan, sektor informal, maupun masyarakat yang
terkena dampak pengelolaan sampah tersebut sehingga penyelesaiannya pun
membutuhkan keterlibatan semua pihak terkait dan beragam pendekatan.
Kelurahan Baqa secara khusus sebagai salah satu kelurahan yang ada di
Kota Samarinda, Kecamatan Samarinda Seberang juga masih belum bisa terlepas
dari permasalahan persampahan dan pengelolaan persampahan. Hal inilah yang
menjadi dasar Pemerintah Kota Samarinda mendirikan Rumah Kompos di RT 01
Kelurahan Baqa Kecamatan Samarinda Sebrang. Selain untuk mengurangi beban
penampungan pada TPA Bukit Pinang, hasil kompos sampah organik tersebut
dapat menjadi wirausaha bagi masyarakat RT 01 Kelurahan Baqa Kecamatan
Samarinda Sebrang.
Rumusan Masalah
Bagaimana Efektivitas Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda
dalam mensosialisasikan pengelolaan sampah organik dan apa faktor-faktor
pendukung dan penghambat dalam mensosialisasikan pengelolaan sampah
organik terhadap kewirausahaan bagi masyarakat RT.01 Kelurahan Baqa
Kecamatan Samarinda Seberang.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisis efektivitas Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Samarinda dalam mensosialisasikan pengelolaan sampah
organik dan untuk mendeskripsikan faktor-faktor pendukung dan penghambat
dalam mensosialisasikan pengelolaan sampah organik bagi masyarakat RT.01
Kelurahan Baqa Kecamatan Samarinda Seberang.
Manfaat penelitian
Setiap penelitian diharapkan akan mendapat suatu hal yang berguna bagi
semua pihak dan sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka
penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat antara lain:
1. Segi teoritis, melalui penelitian ini di harapkan dapat memberikan
sumbangan pikiran dan memperkaya perbendaharaan kepustakaan bagi
246
Efektifitas Sosialisai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda (Suryani)
2.
pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan bagi jurusan ilmu
komunikasi khususnya yang berkaitan dengan Efektivitas Sosialisasi Dinas
Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Samarinda tentang Pengelolaan
Sampah Organik bagi Masyarakat RT.01 Kelurahan Baqa Kecamatan
Samarinda Seberang, serta sebagai masukan pada penelitian – penelitian
mendatang.
Segi Praktis, hasil penelitian ini di harapkan juga dapat berguna bagi kedua
belah pihak baik pihak DKP Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota
Samarinda maupun mahasiswa khususnya mahasiswa ilmu komunikasi,
dimana hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan informasi dan
evaluasi serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan
dengan efektifitas kegiatan sosialisasi.
Kerangka Dasar Teori
Teori dan Konsep
Komunikasi menurut Effendi (2003:28) adalah sebuah proses pernyataan
antarmanusia. Pernyataan yang dimaksud adalah dapat berupa pikiran atau
perasaan aseseorang yang disampaikan kepada orang lain dan pernyataan tersebut
disampaikan dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.
Menurut Everett (Mulyana, 2005), komunikasi adalah proses dimana suatu
ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud
untuk mengubah tingkah laku mereka. Pendapat tersebut hampir sama dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Hovland yang mendefinisikan komunikasi
sebagai proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan
rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain.
Berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh Everett dan Hovland,
Laswell (Mulyana, 2005:62) menerangkan bahwa komunikasi pada dasarnya
merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran
apa, kepada siapa? Dengan akibat apa dan hasil apa? Atau lebih dikenal dengan
“Who Says What Which In Channel to Whom With What Effect?”.
Dalam rumus Laswell tersebut terdapat beberapa pertanyaan yang harus
dijawab. Jawaban dari pertanyaan tersebut merupakan komponen-komponen yang
saling berkaitan satu sama lain.
Dalam komunikasi terdapat komunikasi Interpersonal dan Intrapersonal.
Komunikasi interpersonal menurut Effendi adalah komunikasi antar komunikator
dengan komunikan. Jenis komunikasi ini dianggap oleh Effendi adalah
komunikasi yang efektif dalam upaya megubah sikap, pendapat, atau perilaku
seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik sifatnya
langsung, sehingga komunikator mengetahui tanggapan komunikan saat itu juga,
apakah respon yang diberikan positif atau negatif, berhasil atau tidak berhasil.
Komunikasi intrapersonal (komunikasi intrapribadi) adalah penggunaan
bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara self
(dirinya sendiri) dengan God (Tuhan), menurut Wikipedia Indonesia, sedangkan
247
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 2, 2015:244-262
menurut Rakhmat (2000:49) komunikasi intrapersonal adalah proses pengolahan
informasi. Jika dikaitkan dengan komunikasi terapeutik yang terjadi antara dokter
dan pasiennya, maka digolongkan sebagai komunikasi interpersonal.
Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik
secara lisan (langsung) maupun tidak langsung (melalui media). Komunikasi
secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan
oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam
komunikasi adalah manusia. Menurut Everett M. Rogers Komunikasi adalah
proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih,
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Menurut D. Lawrence Kincaid (1981) komunikasi adalah suatu proses
dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi
satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang
mendalam. Menurut Carl I. Hovland Komunikasi adalah suatu proses yang
memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan
menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, komunikasi
adalah sebuah cara yang digunakan sehari-hari dalam menyampaikan
pesan/rangsangan (stimulus) yang terbentuk melalui sebuah proses yang
melibatkan dua orang atau lebih. Dimana satu sama lain memiliki peran dalam
membuat pesan, mengubah isi dan makna, merespon pesan/rangsangan tersebut,
serta memeliharanya di ruang publik. Dengan tujuan sang "receiver" (komunikan)
dapat menerima sinyal-sinyal atau pesan yang dikirimkan oleh "source"
(komunikator).
Hambatan Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Dinamika Komunikasi”,
faktor-faktor penghambat komunikasi adalah hambatan sosiopsikologis yaitu
permasalahan yang terdapat pada komunikan, hambatan semantik yaitu bahasa
yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan
perasaannya kepada komunikan, hambatan mekanis yaitu dijumpai pada media
yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi, dab hambatan ekologis yang
terjadi disebabkan oleh gangguan lingkungan terhadap proses berlangsungnya
komunikasi, jadi datangnya dari lingkungan.
Pengertian Efektivitas
Efektif merupakan kata dasar yang berarti berhasil guna atau tepat guna.
Sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas. Onong Uchjana Effendy,
248
Efektifitas Sosialisai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda (Suryani)
mendefinisikan “efektivitas” sebagai Komunikasi yang prosesnya mencapai
tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang
ditetapkan, dan jumlah personil yang ditentukan” (Effendy, 1989: 14).
Onong Uchjana Effendy mengemukakan bahwa kita memerlukan
perencanaan komunikasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi isi pesan. Ada
beberapa jenis pesan, antara lain Information Message (pesan yang mengandung
informasi), Instructional Message (pesan yang mengandung petunjuk, dan
Motivasional Message (pesan yang berusaha mendorong) (Liliweri, 1997:20).
Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau
nilai dan aturan dari satu generasi kegenerasi lainnya dalam sebuah kelompok
atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai
peranan (role theory). sosialisasi merupakan suatu proses manusia dalam
mempelajari tata cara kehidupan untuk memperoleh sikap pengertian, gagasan
serta tingkah laku dalam dunia sosial dengan tahapan tertentu yang memiliki 2
tipe yaitu formal dan informal.
Pengertian Efektivitas Sosialisasi
Efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting karena mampu
memberikan gambaran mengenai keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai
sasarannya atau dapat dikatakan bahwa efektivitas merupakan tingkat
ketercapaian tujuan dari aktivitas-aktivitas yang telah dilaksanakan dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan sosialisasi adalah
merupakan suatu proses manusia dalam mempelajari tata cara kehidupan untuk
memperoleh sikap pengertian, gagasan serta tingkah laku dalam dunia sosial
dengan tahapan tertentu, jadi secara garis besar efektivitas sosialisasi adalah
tingkat ketercapaian tujuan dari aktivitas-aktivitas dalam sosialisasi yang telah
dilaksanakan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya, yang
meliputi kegiatan formal dan nonformal.
Sampah Organik
Sampah merupakan material sisa yang tidak di inginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam
proses – proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk – produk yang tak
bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas.
Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah
dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam
kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri
(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan
249
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 2, 2015:244-262
konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu,
dengan jumlah sampah yang kira – kira mirip dengan jumlah konsumsi.
Jenis-Jenis Sampah
Ada 3 jenis sampah yaitu sampah alam, sampah manusia, dan sampah
konsumsi.
Sampah Berdasarkan Sifatnya
Terdiri dari 2 yaitu sampah Organik yang dapat mengurai atau diuraikan dan
sampah Anorganik yang tidak dapat mengurai atau tidak dapat terurai.
Jenis sampah Organik
Ada 2 yaitu sampah basah dan sampah kering.
Kelebihan Mengolah sampah Organik
1.
Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan.
2.
Mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat
tinggal.
3.
Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat.
4.
Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir
(TPA).
5.
Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).
6.
Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau,
selokan macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh
serangga dan binatang pengerat.
Kekurangan Mengolah Sampah Organik
Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan sebagai
penyubur tanah. Adapun kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara relatif
lama diserap tumbuhan, pembuatannya lama, dan sulit dibuat dalam skala besar.
Oleh karena itu untuk mendukung peningkatan hasil – hasil pertanian diperlukan
pupuk buatan.
250
Efektifitas Sosialisai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda (Suryani)
Definisi Konsepsional
Dalam proses pendeskripsian apa yang diteliti, penulis memilih key
information sebagai sumber informasi data dengan menggunakan teknik
Purposive Sampling yaitu yang dianggap paling tahu dan menguasai tentang apa
yang penulis ingin teliti. Sosialisasi merupakan suatu proses manusia dalam
mempelajari tata cara kehidupan untuk memperoleh sikap pengertian, gagasan
serta tingkah laku dalam dunia sosial dengan tahapan tertentu. Pihak DKP
memiliki dua tipe sosialisasi, yang pertama formal yaitu Sosialisasi DKP melalui
lembaga – lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku didalam
negara, seperti pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi (Universitas), yang
kedua informal yaitu sosialisasi DKP yang terdapat di masyarakat atau dalam
pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama
anggota klub, dan kelompok – kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat
Metode Penelitian
Fokus Penelitian
Ada 2 hal yang menjadi fokus dalam penelitian ini, yaitu :
1. Mengetahui seberapa besar efektifitas Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kota Samarinda dalam mensosialisasikan pengelolaan sampah organik
yang tergolong dalam dua tipe, yaitu :
a. Sosialisasi Formal yang terjadi oleh DKP Samarinda, yang
dilakukan oleh kepala dinas dan anggotanya yang bergerak di
bagian penyuluhan, dimana yang menjadi objeknya adalah DKP
dan sosialisasi yang dilakukan melalui lembaga, organisasi resmi,
dan tempat maupun yang hadir dalam kegiatan sosialisasi ini
adalah benar terstruktural dengan menuju suatu pencapaian
bersama.
b. Sosialisasi Informal yang terjadi di luar area kantor DKP
Samarinda, dilakukan oleh pihak yang bertanggung jawab dalam
penyuluhan mengenai pengelolaan sampah organik kepada
masyarakat Rt.01 Kelurahan Baqa Kecamatan Samarinda
Seberang. Sosialisasi ini dilakukan melalui agen soaialisasi dan
media massa yang ada.
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam proses sosialisasi pengelolaan
sampah organik di Kelurahan Baqa Rt.01 kecamatan Samarinda Seberang
yang terjadi antara tim penyuluhan dan masyarakat.
251
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 2, 2015:244-262
Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif
Kualitatif. Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang memaparkan dan
bertujuan memberikan gambaran serta penjelasan dari variabel yang diteliti,
dalam penelitian ini yaitu Efektivitas Sosialisasi DKP (Dinas Kebersihan dan
Pertamanan) Kota Samarinda tentang Pengelolaan Sampah Organik bagi
Masyarakat Kelurahan Baqa RT. 01 Kecamatan Samarinda Seberang.
Teknik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai
sampling yang digunakan.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive
Sampling.
Dimana purposive sampling (Sugiyono: 53) adalah teknik
pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu
ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita
harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan
peneliti menjelajahi obyek / situasi sosial yang diteliti.
Sumber dan Jenis Data Penelitian
Data primer, yaitu data yang di peroleh dari narasumber dengan cara
melakukan Tanya jawab secara langsung kepada pihak tertentu di DKP
Samarinda yang dipandu melalui pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan
fokus penelitian yang di persiapkan sebelumnya. Data sekunder yaitu data yang di
peroleh melalui beberapa sumber informasi antara lain dokumen-dokumen,
laporan, catatan dan profil serta buku-buku ilmiah atau hasil penulisan yang
relevan dengan penelitian ini.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian di sini dimaksudkan sebagai alat bantu yang dipilih
dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan itu
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2000:134). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan intrumen penelitian berupa daftar pertanyaan
untuk wawancara kepada key informan dan informan, serta foto-foto sebagai
dokumentasi.
252
Efektifitas Sosialisai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda (Suryani)
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah penelitian lapangan
meliputi observasi yaitu pengamatan yang di lakukan untuk mengamati objek
penelitian secara langsung, wawancara yaitu cara yang dipakai untuk memperoleh
informasi melalui tanya jawab secara tatap muka antara peneliti dengan informan,
penelitian kepustakaan yaitu penulis mempelajari dan menggali konsep-konsep
yang relevan baik yang berasal dari literatur, kitab Undang-Undang atau
peraturan-peraturan yang berhubungan dengan penelitian ini, dan pencarian di
Internet (Internet Searching), yaitu pencarian melalui situs internet (Internet
Searching), merupakan proses dimana peneliti menemukan informasi-informasi
yang mendukung kelengkapan data dan terdapat kaitan dengan penelitian melalui
media on-line.
Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitataif.
Sehingga penelitian ini berusaha memberikan gambaran dari data-data yang
dikumpulkan untuk ditarik suatu kesimpulan mengenai efektivitas sosialisasi
DKP (dinas kebersihan dan pertamanan) kota Samarinda tentang pengelolaan
sampah organik masyarakat Kelurahan Baqa RT. 01 Kecamatan Samarinda
Seberang.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Sejarah Singkat DKP (Dinas Kebersihan DanPertamanan) Kota Samarinda
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda dibentuk berdasarkan
Perda Pemerintah Daerah Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Penjabaran Tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Struktur Organisasi Dinas Daerah Kota Samarinda. Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda merupakan unsur pelaksana
Pemerintah Kota Samarinda yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota Samarinda.
Selanjutnya Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) menjadi Dinas
Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) dibentuk berdasarkan Perda
Nomor 13 Tahun 1991 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kotamadya Tingkat II Samarinda.
Perda Nomor 3 Tahun 2001 tanggal 23 Februari 2001 tentang pembentukan
susunan dan tata kerja kantor kebersihan, pertamanan dan pemakaman Kota
Samarinda merubah Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP)
menjadi Kantor Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (KKPP).
Kemudian Perda Nomor 40 Tahun 2004 tanggal 9 Agustus tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan dan
253
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 2, 2015:244-262
Pertamanan Kota Samarinda menjadi status Kantor Kebersihan Pertamanan dan
Pemakaman (KKPP) menjadi Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), dimana
seksi Pemakaman dipindah ke Kantor Kesejahteraan Sosial Kota Samarinda dan
sebagaimana tertuang dalam Perda Nomor 11 tahun 2008 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Samarinda pada tahun 2009 Urusan
Pemakaman bergabung kembali dalam Bidang Pertamanan dan Lampu
Penerangan Jalan Umum (LPJU) pada seksi pertamanan pada Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kota Samarinda hingga saat ini
Tugas Pokok DKP Samarinda
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda menurut Peraturan
Daerah Kota Samarinda Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Daerah Kota Samarinda memiliki tugas pokok membantu Kepala Daerah
dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
pemerintah daerah dibidang pekerjaan umum khususnya urusan persampahan
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembentukan dalam merumuskan kebijakan
perencanaan operasional program kegiatan pengaturan, pembinaan dan
pembangunan serta pengawasan pengembangan prasarana dan sarana,
pengelolaan dan bantuan teknik kepada Kecamatan dan Kelurahan dan kelompok
masyarakat dalam penanganan persampahan, kebersihan dan pertamanan sesuai
norma, standar, prosedur dan kriteria kebijakan umum daerah yang mengacu pada
kebijakan umum nasional dan provinsi.
Fungsi Pokok DKP Samarinda
1.
Perumusan kebijakan teknis perencanaan program operasional kebersihan
dan pertamanan dalam upaya pembinaan, pengembangan, koordinasi,
monitoring, evaluasi penyelenggaraan urusan kebersihan sampah,
pertamanan, lampu penerangan jalan umum dan pemakaman sesuai norma,
standar dan prosedur yang berlaku dan searah kebijakan umum daerah.
2.
Penyelanggaraan urusan pemerintahan umum dibidang pekerjaan umum
khususnya persampahan dengan melaksanakan perkoordinasian kebijakan
program kedinasan dalam pengaturan penetapan peraturan daerah,
kebijakan pengembangan prasarana dan sarana persampahan, lokasi tempat
pengolahan sampah terpadu dan atau tempat pemrosesan akhir serta tempat
penampungan sementara dengan teknik kebersihan lingkungan angkutan
sampah, pengelolaan TPA dan limbah cair sesuai norma, standar, prosedur
dan kriteria kebijakan umum daerah mengacu pada kebijakan umum
nasional dan provinsi.
3.
Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan kinerja peningkatan kapasitas
manajemen dunia usaha dan masyarakat dalam penyelenggaraan
254
Efektifitas Sosialisai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda (Suryani)
pengembangan prasarana sarana persampahan oleh pihak lain dan
pemberian bimbingan teknik kepada kecamatan, Kelurahan dan kelompok
masyarakat serta pelayanan ijin dengan pemberian rekomendasi dan atau
advis teknis dan pengelolaan kebersihan, pertamanan, lampu penerangan
jalan umum dan pemahaman serta melakukan penyuluhan dan
pemberdayaan masyarakat.
4.
Penyelenggaraan dan pembiayaan pembangunan prasarana persampahan,
penyusunan rencana induk pengembangan prasarana persampahan,
kebersihan, pertamanan, LPJU dan pemakaman serta melakukan sistem
tanggap darurat, pengawasan, pemantauan dan evaluasi secara berkala
setiap 6 bulan selama 20 tahun terhadap tempat pemrosesan akhir sampah
dengan sistem pembungan terbuka yang telah ditutup serta pelaksanaan
tugas-tugas lain yang dilimpahkan dan atau diperintahkan oleh Kepala
Daerah sesuai dengan kebijakan umum daerah dan ruang lingkup tupoksi
dan tanggung jawab kewenangan.
Visi Misi DKP Samarinda
1.
2.
3.
4.
Meningkatkan kesadaran dan kepedulian warga dalam mengelola sampah
rumah tangga.
Memberi pengertian atau pengarahan atau dorongan
agar warga
masyarakat berbuat memperlakukan sampah secara ramah, membuang
sampah pada tempatnya dan pada waktu yang telah ditentukan.
(Sampahku tanggung jawabku).
Menumbuhkan kepribadian para fasilisator atau kader lingkungan sebagai
panggilan
bahwa
mengelola
kebersihan
sebagai
ibadah
(ANADZOFATHU MINAL IMAN ).
Terbentuknya lembaga masyarakat
Ragam Pelayanan DKP Samarinda
1.
Pelayanan Intensif (Pekerja
membersihkan, menyapu)
rutin
mengambil
dan
mengangkut,
2.
Pelayanan Non Intensif (gotong royong, HBS, Keramaian, dll)
3.
Pelayanan perbantuan (diperbantukan kepada tempat-tempat tertentu)
4.
Penyapuan Jalan (rutin)
5.
Pembuatan dan Pemeliharaan taman kota
255
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 2, 2015:244-262
6.
Pembersihan parit
7.
Pelayanan tinja
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Gambaran Umum Bank Ramli (Ramah Lingkungan) Samarinda
Bank Sampah yang kemudian lebih populer disebut dengan Bank Ramah
Lingkungan (BANK RAMLI) merupakan salah satu Organisasi Masyarakat yang
berdiri atas kesadaran menjaga lingkungan hidup dan memaksimalkan potensi
yang dimiliki oleh sampah. Selama ini sampah merupakan sebuah masalah
terbesar yang dihadapi di seluruh kota di dunia ini selain karena permasalahan
yang timbul akibat tidak baiknya pengelolaan sampah yang dilakukan pemerintah
juga diperparah karena minimnya kesadaran masyarakat akan lingkungan hidup
sehingga banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan.
Bank Ramli Baqa Hijau Lestari saat ini memliki dua belas orang pengurus
yang mengurus mulai dari sosialisasi, penimbangan, pendataan, sortir,
penumpukan, penjualan, dll dengan direktur saat ini adalah Bapak Sunardi. Bank
Ramli hanya beroperasi pada hari minggu, dan pada minggu kedua setiap
bulannya Bank Ramli tidak beroperasi untuk memberikan waktu libur kepada
pengurus.
Dalam pelaksanaan kegiatan operasional Bank Ramli Baqa Hijau Lestari
semua proses pendataan dan penulisan transaksi nasabah, serta laporan mingguan,
laporan bulanan, dan saldo kas dilakukan secara manual. Data transaksi nasabah
ditulis pada buku nasabah dan laporan mingguan sehingga penyimpanan data
transaksi belum terorganisir dengan baik karenanya tidak menutup kemungkinan
buku tempat penyimpanan data transaksi nasabah hilang atau rusak.
Sejarah Bank Ramli Baqa Hijau Lestari
Bank Ramli Baqa Hijau Lestari didirikan atas inisiatif dari kelurahan
yang mengundang tokoh-tokoh masyarakat yang berada di lingkungan kelurahan
Baqa pada bulan Mei 2012. Bank Ramli Baqa Hijau Lestari ini resmi beroperasi
pada bulan September 2012 menggunakan gedung bekas home industri hibah dari
PT Pupuk Kaltim yang lama tidak di gunakan. Seiring waktu berjalan saat ini
nasabah Bank Ramli Baqa Hijau Lestari mencapai 110 nasabah yang terdiri dari
anak-anak hingga orang tua.
Penyajian Data
Pada bagian ini akan disajikan mengenai hasil penelitian dan wawancara
yang penulis lakukan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda
256
Efektifitas Sosialisai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda (Suryani)
mengenai Efektifitas Sosialisasi DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) Kota
Samarinda Tentang Pengolaan Sampah organik.
Seperti yang diketahui bahwa DKP memiliki tugas pokok membantu
Kepala Daerah dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintah daerah dibidang pekerjaan umum khususnya urusan
persampahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembentukan dalam
merumuskan kebijakan perencanaan operasional program kegiatan pengaturan,
pembinaan dan pembangunan serta pengawasan pengembangan prasarana dan
sarana, pengelolaan dan bantuan teknik kepada Kecamatan dan Kelurahan dan
kelompok masyarakat dalam penanganan persampahan, kebersihan dan
pertamanan sesuai norma, standar, prosedur dan kriteria kebijakan umum daerah
yang mengacu pada kebijakan umum nasional dan provinsi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka jelaslah
bahwa keefektifitasan dalam sosialisasi yang dilakukan oleh DKP (Dinas
Kebersihan dan Pertamanan) kota Samarinda harus mendasari dari apa yang
menjadi tugas pokok DKP itu sendiri yang erat kaitannya dengan perencanaan
operasional program kegiatan pengaturan, pembinaan dan pembangunan serta
pengawasan pengembangan prasarana dan sarana, pengelolaan dan bantuan teknik
kepada Kecamatan dan Kelurahan dan kelompok masyarakat dalam penanganan
persampahan, kebersihan dan pertamanan sesuai norma, standar, prosedur dan
kriteria kebijakan umum daerah Samarinda itu sendiri.
Berdasarkan dari data yang dihasilkan dalam penelitian mengenai apa
yang dilaksanakan oleh DKP samarinda dalam menjalankan tugasnya sudah
sangat efektif dan sesuai S.O.P (standar operasional prosedur), walaupun pada
kenyataanya sampah di Samarinda tidak pernah ada akhirnya, maka dari itu
sosialisasi yang dilakukan ke daerah-daerah adalah hal yang mendasari dari nilai
pentingnya dalam menjaga lingkungan dari masing-masing pemikiran individu
sebagai masyarakat samarinda.
Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa yang menjadi fokus
penelitian ini adalah Mengetahui seberapa besar efektivitas Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Samarinda dalam mensosialisasikan pengelolaan sampah
organik kepada masyarakat kelurahan Baqa Rt.01 Samarinda Seberang, yang
tergolong dalam dua tipe, yaitu yang pertama formal, sosialisasi yang terjadi
dalam area kantor DKP Samarinda, yang dilakukan oleh kepala dinas bersama
anggota yang bergerak di bagian penyuluhan, dimana yang menjadi objeknya
adalah DKP dan media yang digunakan berupa brosur, iklan, radio, dan spanduk.
Yang kedua Informal, sosialisasi yang terjadi di luar area kantor DKP Samarinda,
dilakukan oleh pihak yang bertanggung jawab dalam penyuluhan mengenai
pemanfaatan sampah organik kepada masyarakat Rt.01 Kelurahan Baqa
Kecamatan Samarinda Seberang.
257
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 2, 2015:244-262
Kelompok masyarakat yang bertanggung jawab tersebut dinamai Bank
Ramli (Ramah Lingkungan). Selain itu yang menjadi fokus penelitian yaitu
Faktor pendukung dan penghambat dalam proses sosialisasi pengelolaan sampah
organik di Kelurahan Baqa Rt.01 kecamatan Samarinda Seberang yang terjadi
antara tim penyuluhan dan masyarakat sekitar atau peserta penyuluhan tersebut.
Pembahasan
Efektifitas Sosialisasi Formal
Dari peninjauan lapangan dan penelitian dalam berbagai proses sosialisasi yang
dilakukan pihak DKP samarinda dalam mencapai keefektifitasan, penulis
menyimpulkan bahwa semua yang direncanakan berjalan sesuai harapan, hingga
saat inisistem pengelolaan sampah merupakan sistem yang terkait dengan banyak
pihak, mulai dari penghasil sampah, pengelola, pembuat peraturan, sektor
informal, maupun masyarakat yang terkena dampak pengelolaan sampah tersebut
sehingga penyelesaiannya pun membutuhkan keterlibatan semua pihak terkait dan
beragam pendekatan.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan Bapak Drs. Syahrir, M.Si selaku Kabid.
Penyuluhan dan Pengawasan adalah beliau mengharapkan dengan sosialisasi
Perda 02. Tahun ini dapat mewujudkan Kota Samarinda sebagai kota metropolitan
berbasis industri, perdagangan dan jasa yang maju, berwawasan lingkungan yang
hijau, bersih dan sehat dari sampah yang dilakukan dengan penanganan sampah
secara komprehensif dan terpadu yang merupakan tanggung jawab bersama antara
Pemerintah Daerah, masyarakat dan usaha secara proporsional, efektif dan efisien,
segenap instansi DKP akan memaksimalkan rencana kegiatan yang adadengan
merangkul segala instansi mulai dari lembaga-lembaga resmi, pendidikan, hingga
segala wilayah samarinda.
Salah satunya sosialisasi mengenai sampah sangat sering dilakukan oleh
masyarakat samarinda sebrang tepatnya di Kelurahan Baqa secara khusus sebagai
salah satu kelurahan yang ada di Kota Samarinda, juga masih belum bisa terlepas
dari permasalahan persampahan dan pengelolaan persampahan. Hal inilah yang
menjadi dasar Pemerintah Kota Samarinda mendirikan Rumah Kompos di RT 01
Kelurahan Baqa Kecamatan Samarinda Sebrang. Selain untuk mengurangi beban
penampungan pada TPA Bukit Pinang, hasil kompos sampah organik tersebut
dapat menjadi wirausaha bagi masyarakat RT 01 Kelurahan Baqa Kecamatan
Samarinda Sebrang, sehingga terus-teruskan diadakannya sosialisasi yang bersifat
formal semacam ini.
Efektifitas Sosialisasi Informal
sosialisasi yang terjadi di luar area kantor DKP Samarinda, dilakukan oleh
258
Efektifitas Sosialisai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda (Suryani)
pihak yang bertanggung jawab dalam penyuluhan mengenai pemanfaatan sampah
organik kepada masyarakat Rt.01 Kelurahan Baqa Kecamatan Samarinda
Seberang. Sosialisasi ini dilakukan melalui agen soaialisasi dan media massa yang
ada, inilah yang dimaksud dengan sosialisasi informal.
Pada hasil wawancara sesuai yang dikatakan bapak Darsono selaku
penanggung jawab wilayah, beliau berkata pada peneliti bahwa berbicara tahap
bersosialisasi dan bagaimana prosesnya, banyak hal yang harus dipertimbangkan,
menghimbau masyarakat dalam melakukan penjinakan sampah, itu adalah hal
mudah namun tidak mudah memberikan asummsi secara akurat guna kesadaran
mereka, maka dari selain melalui lembaga dan organisasi lain, kami pun
melakukan sosialisasi menggunakan media sosial dan sebagainya yang sifatnya
relatik lebih global namun santai, menanggapi ini penulis hanya inin berkomentar
maka dari itu melalui media manapun yang harus qt sadarkan bukan saja
masyarakat-masyarakat dewasa namun juga kita harus tanamkan dari dini bagi
anak-anak penerus masa depan ini, karena jika dari awal mereka terbiasa akan
masukan-masukan mengenai penanggulangan sampah sampah dan bagaimana
menjaga kebersihan maka beberapa jangka waktu kedepan akan dipastikan diatas
50% meremehkan kegiatan ini.
Faktor Pendukung dan Penghambat efektivitas sosialisasi
Secara keseluruhan dari faktor pendukung dan penghambat yang
mempengaruhi proses efektifitas sosialisasi DKP samarinda dalam pengolaan
sampah organic sudah berjalan dengan sempurna walaupan terdapat sedikit
kendala seperti aktualisasi hasil kegiatan agar pihak luar mau meniru apa yang
dilakukan masyarakat kelurahan Baqa yang sangat menyadari pentingnya
memanfaatkan sampah yang tidak layak pakai menjadi manfaat besar untuk
kedepannya seperti adanya pupuk kompos termasuk bank ramLi (ramah
lingkungan) yang memfasilitasi proses pengolaan sampah-sampar organic itu.
Dari beberapa hal diatas maka penjelasan yang berkaitan erat
hubungannya dengan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Kamim Tohari
selaku tim pengawas kebersihan di DKP Samarinda yang mengenai proses
pemanfaatan melalui segala sosialisasi dan penyuluhan yang dilakukan pihak
DKP, maka segala hal positif dan negatif yang diterima akan terus dijadikan
masukan bersama, dan sebagai pihak DKP, mereka meyakini dibawah
kepemimpinan Bapak Sahri Jaang sekarang akan berjalan sukses demi
mewujudkan samarinda bersih.
Penutup
Kesimpulan
Dari penelitian mengenai “ Efektifitas Sosialisasi Dinas Kebersihan Dan
259
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 2, 2015:244-262
Pertamanan (DKP) Kota Samarinda Tentang Pengelolaan Sampah Organik”,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
2.
Pada intinya keefektifitasan dari sosialisasi yang dilakukan DKP secara
global yang tergolong dalam 2 hal yaitu secara Formal dimana sosialisasi
yang dilakukan pihak DKP kepada masyarakat secara langsung ditengah
khalayak yang pada saat itu berada pada saat pelaksanaan penyuluhan,
mungkin tidak bisa 100% kenyataan berjalan sesuai harapan, karena dari
informasi yang didapat dari narasumber bahwa masyarakat masih kurang
antusias untuk mengikuti sosialisasi ini, namun dari hal ini sedikit
banyaknya pihak DKP dapat memberikan pemahaman mengenai sampah,
begitupun sosialisasi yang dilakukan pihak DKP dalam bentuk Informal
yaitu melalui berbagai media, dari media cetak, media massa termasuk
penyampaian-penyampain yang tidak sengaja seperti ke sesama teman
dan keluarga, hal ini pun sangat membantu proses penyampaian pesan
tersebut.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi, dimana faktor pendukungnya
adalah maksimalnya kinerja para petugas DKP dalam menjalankan tugastugas mereka, seperti memisahkan sampah kering dan basah, pembersihan
parit, sapu jalanan, namun yang selalu jadi penghambatnya adalah
masyarakat yang memiliki kurangnya kesadaran dalm menjaga kebersihan
yang tidak mampu bekerjasama dengan pihak tenaga kebersihan.
Saran
Adapun saran yang dapat di berikan oleh peneliti berdasarkan penelitian
mengenai Efektifitas Sosialisasi Dinas Kebersihan Dan Pertamanan (DKP) Kota
Samarinda Tentang Pengelolaan Sampah Organik yang dihubungkan dengan
keefektifitasan sosialisasi pihak DKP secara formal maupun informal serta faktor
pendukung dan penghambatnya adalah sebagai berikut :
1.
Diharapkan pihak DKP tetap memaksimalkan sosialisasi program
kebersihan dan mempertahankan segala kegiatan pemanfaatan bahan
organic dan terus berusaha mengembangkan pemikiran-pemikiran
masyarakat luas tentang hal ini guna misi penyelamatan kota Samarinda.
2.
Diharapkan agar pihak DKP yang bergerak dalam sosialisasi mengenai
pengolaan sampah di samarinda ini semakin giat mencari orang-orang
yang mau terlibat dalam misi penyelamatan kota ini.
3.
Diharapkan agar DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) dapat
mempertahankan pelayanan dan terus menjadi pacuan bagi tenaga-tenaga
pembersih lingkungan dan terus mengejar efektifitas sosialisasi-sosialisali
yang berlangsung selama ini.
4.
Diharapkan pemanfaatan anggaran guna misi penyelamatan kota ini dapat
dimaksimalkan bersama dalam penggunaanya maupun bagi masyarakat
yang turut berpartisipasi dalam pendanaan misi ini.
5.
Diharapkan pihak DKP terus melaksanakan sosialisasi serta penyuluhan
guna kesadaran masyarakat atau pihak yang tidak peduli kebersihan
260
Efektifitas Sosialisai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda (Suryani)
lingkungan yang selalu menjadi faktor penghambat menjadi lebih
terminimalisir.
Daftar Pustaka
Bugin, Burhan, 2006, Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan
Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Kencana Persada
Media Group, Jakarta.
Cangara, Hafied, 2006, Pengantar Ilmu Komunikasi, Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Hussein, Adnan, 2011, Mix Methodology, Mata Padi Pressindo, Jakarta.
Kriyantono, Rachmat, 2007, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Miles, matthew and Michael Huberman, 1992, Analisis Data Kualitatif,
Universitas Indonesia Press.
Rakhmat, Jalaluddin, 1989, Metode Penelitian Komunikasi, Remadja Karya,
Bandung.
Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, 2006, Effective Public
Relations, Kencana Persada Media Group, Jakarta.
Soegiyono, 2007, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, CV.
Alfabeta, Bandung.
Uchjana Effendy, Onong, 2005, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Sumber lain :
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah.
Artikel berjudul “ Sosialisasi” diakses dari
http://home.unpar.ac.id/~hasan/SOSIALISASI.doc
Artikel berjudul " Komunikasi Efektif" diakses dari
http://yusrizalfirzal.wordpress.com/2009/09/24/komunikasi-efektif/
261
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 2, 2015:244-262
Artikel berjudul "http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/461/jbptunikompp-gdlresminings-23003-10-unikom_h-i.pdf
Artikel berjudul "Audit Komunikasi Sebagai Alat Untuk Mengukur Efektifitas
dan Efesiensi Komunikasi dalam Suatu Organisasi” diakses dari
http://h0404055.wordpress.com/2010/04/02/audit-komunikasisebagai-alat-untuk-mengukur-efektifitas-dan-efisiensi-komunikasidalam-suatu-organisasi/
http://musliadipnl.files.wordpress.com/2012/01/andi-promosi1.pdf
Artikel berjudul “Sampah Organik” diakses dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah_Organik
Artikel berjudul "DKP Samarinda" diakses dari www.dkpsamarinda.com
Artikel berjudul ”Jumlah Sampah di Indonesia” diakses dari
www.medialingkungan.com
262
eJournal Ilmu Komunikasi, 2015, 3 (2 ) : 244 - 262
ISSN 0000-0000, ejournal.ikom.fisip-unmul.org
© Copyright 2015
EFEKTIVITAS SOSIALISASI DINAS KEBERSIHAN DAN
PERTAMANAN (DKP) KOTA SAMARINDA TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK
Suryani
eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3,
Nomor 2, 2015
Download