eJournal Ilmu Komunikasi, 2015, 3 (2 ) : 244 - 262 ISSN 0000-0000, ejournal.ikom.fisip-unmul.org © Copyright 2015 EFEKTIVITAS SOSIALISASI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN (DKP) KOTA SAMARINDA TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK Suryani1 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisa efektifitas Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda dalam mensosialisasikan pengelolaan sampah organik bagi masyarakat Kelurahan Baqa RT.01 Kecamatan Samarinda Seberang serta untuk mengetahui faktorfaktor yang menjadi pendukung dan penghambat pada saat pelaksanaan sosialisasi mengenai pengolaan sampah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang berusaha menggambarkan atau menjabarkan obyek yang diteliti berdasarkan fakta yang ada di lapangan dan pengambilan sumber data menggunakan teknik Purposive Sampling. Dimana purposive sampling (Sugiyono: 53) adalah teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek / situasi sosial yang diteliti. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, Efektifitas Sosialisasi Dinas Kebersihan Dan Pertamanan (DKP) Kota Samarinda Tentang Pengelolaan Sampah Organik Secara keseluruhan, dari fakta di Lapangan dan hasil penelitian termasuk hasil wawancara dengan narasumber bahwa jika ditinjau dari perihal dasar mengenai sampah hingga ke pengelolaanya, maka efektifitas yang berlangsung saat ini adalah suatu hal yang sangat penting, hanya butuh sosialisasi terus menerus agar seluruh masyarakat samarinda mampu mengikuti jejak masyarakat samarinda kelurahan baqa yang sangat peduli dengan perkembangan masa depan sampah-sampah yang hanya akan menjadi penumpukan global tanpa ada tindakan guna pemanfaatan kembali sampahsampah itu. Kata Kunci : Efektivitas, Sosialisasi dan Pengelolaan Pendahuluan Sampah sampai saat ini merupakan persoalan nasional yang belum memiliki pemecahan optimal bahkan cenderung menjadi masalah yang tetaplah menjadi masalah setiap tahunnya. Penanganan dan pengelolaan sampah masih 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email : [email protected] Efektifitas Sosialisai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda (Suryani) lemah, salah satunya dikarenakan kebijakan atau program pengelolaannya yang kurang terintegrasi serta kurangnya dukungan dan peran serta masyarakat (baik dunia usaha maupun masyarakat umum). Sebagai acuan dalam pengelolaan sampah di Indonesia adalah Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan. Masyarakat dalam mengelola sampah masih bertumpu pada pendekatan akhir (End Of Pipe), yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah. Padahal, timbunan sampah dengan volume yang besar di lokasi dalam memproses akhir sampah berpotensi melepas gas metan (CH4) yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan memberikan kontribusi terhadap pemanasan global. Agar timbunan sampah dapat terurai melalui proses alam diperlukan jangka waktu yang lama dan diperlukan penanganan dengan biaya yang besar. Indonesia memiliki penduduk 327 juta jiwa berbanding lurus dengan produksi sampah setiap harinya. Diperkirakan tahun 2025 produksi sampah di Indonesia akan mencapai angka 130.000 ton perhari. Ancaman itu bukan tanpa alasan. Pasalnya aktivitas masyarakat pada umumnya menuntut untuk selalu berhubungan dengan makanan dalam kemasan. Hitungan rata – ratanya tiap orang diperkirakan membuang sampah 0,5 kg sampah perhari. Sementara angka produksi sampah plastik Indonesia telah mencapai 5,4 juta per tahun. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda dibentuk berdasarkan Perda Pemerintah Daerah Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Penjabaran Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Struktur Organisasi Dinas Daerah Kota Samarinda. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kota Samarinda yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Samarinda. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda sebagai pelaksana dibawah langsung dan bertanggung jawab kepada walikota memiliki tanggungjawab yang diemban guna mewujudkan Kota Samarinda yang juga merupakan Ibu Kota Propinsi Kalimantan Timur bukanlah pekerjaan yang ringan, penuh dengan segala tantangan atau rintangan namun hal itu tidak membuat Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda pesimis dan sebaliknya menjadi cambuk yang dapat memberikan dorongan untuk melaksakan tugas-tugas pokok juga sebagai bahan evaluasi untuk melangkah ke depan dalam mewujudkan Kota TEPIAN (Teduh Rapi Aman dan Nyaman). Untuk mendapatkan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi dalam penanganan sampah, maka diperlukan upaya untuk mengurangi permasalahan yang ditimbulkan oleh sampah yaitu dengan meningkatkan kinerja operasional 245 eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 2, 2015:244-262 sistem pengelolaan sampah yang berdaya guna dan memperhatikan segi kesehatan lingkungan yang berkelanjutan, sekaligus disertai upaya pengembangan potensi ekonomi dari sampah sehingga diharapkan mempunyai keuntungan berupa nilai tambah. Untuk mencapai hal tersebut maka perlu pemilihan cara dan teknologi yang tepat, perlu partisipasi aktif dari masyarakat penghasil sampah dan perlu dilakukan kegiatan sosialisai mengenai pengelolaan sampah dan pemanfaatan sampah antar lembaga pemerintah yang dalam hal ini dilakukan oleh DKP Kota Samarinda serta semua pihak yang terkait, karena sistem pengelolaan sampah merupakan sistem yang terkait dengan banyak pihak, mulai dari penghasil sampah, pengelola, pembuat peraturan, sektor informal, maupun masyarakat yang terkena dampak pengelolaan sampah tersebut sehingga penyelesaiannya pun membutuhkan keterlibatan semua pihak terkait dan beragam pendekatan. Kelurahan Baqa secara khusus sebagai salah satu kelurahan yang ada di Kota Samarinda, Kecamatan Samarinda Seberang juga masih belum bisa terlepas dari permasalahan persampahan dan pengelolaan persampahan. Hal inilah yang menjadi dasar Pemerintah Kota Samarinda mendirikan Rumah Kompos di RT 01 Kelurahan Baqa Kecamatan Samarinda Sebrang. Selain untuk mengurangi beban penampungan pada TPA Bukit Pinang, hasil kompos sampah organik tersebut dapat menjadi wirausaha bagi masyarakat RT 01 Kelurahan Baqa Kecamatan Samarinda Sebrang. Rumusan Masalah Bagaimana Efektivitas Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda dalam mensosialisasikan pengelolaan sampah organik dan apa faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam mensosialisasikan pengelolaan sampah organik terhadap kewirausahaan bagi masyarakat RT.01 Kelurahan Baqa Kecamatan Samarinda Seberang. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dan menganalisis efektivitas Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda dalam mensosialisasikan pengelolaan sampah organik dan untuk mendeskripsikan faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam mensosialisasikan pengelolaan sampah organik bagi masyarakat RT.01 Kelurahan Baqa Kecamatan Samarinda Seberang. Manfaat penelitian Setiap penelitian diharapkan akan mendapat suatu hal yang berguna bagi semua pihak dan sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat antara lain: 1. Segi teoritis, melalui penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dan memperkaya perbendaharaan kepustakaan bagi 246 Efektifitas Sosialisai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda (Suryani) 2. pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan bagi jurusan ilmu komunikasi khususnya yang berkaitan dengan Efektivitas Sosialisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Samarinda tentang Pengelolaan Sampah Organik bagi Masyarakat RT.01 Kelurahan Baqa Kecamatan Samarinda Seberang, serta sebagai masukan pada penelitian – penelitian mendatang. Segi Praktis, hasil penelitian ini di harapkan juga dapat berguna bagi kedua belah pihak baik pihak DKP Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Samarinda maupun mahasiswa khususnya mahasiswa ilmu komunikasi, dimana hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan informasi dan evaluasi serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan efektifitas kegiatan sosialisasi. Kerangka Dasar Teori Teori dan Konsep Komunikasi menurut Effendi (2003:28) adalah sebuah proses pernyataan antarmanusia. Pernyataan yang dimaksud adalah dapat berupa pikiran atau perasaan aseseorang yang disampaikan kepada orang lain dan pernyataan tersebut disampaikan dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Menurut Everett (Mulyana, 2005), komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Pendapat tersebut hampir sama dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hovland yang mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain. Berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh Everett dan Hovland, Laswell (Mulyana, 2005:62) menerangkan bahwa komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa dan hasil apa? Atau lebih dikenal dengan “Who Says What Which In Channel to Whom With What Effect?”. Dalam rumus Laswell tersebut terdapat beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Jawaban dari pertanyaan tersebut merupakan komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam komunikasi terdapat komunikasi Interpersonal dan Intrapersonal. Komunikasi interpersonal menurut Effendi adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan. Jenis komunikasi ini dianggap oleh Effendi adalah komunikasi yang efektif dalam upaya megubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik sifatnya langsung, sehingga komunikator mengetahui tanggapan komunikan saat itu juga, apakah respon yang diberikan positif atau negatif, berhasil atau tidak berhasil. Komunikasi intrapersonal (komunikasi intrapribadi) adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara self (dirinya sendiri) dengan God (Tuhan), menurut Wikipedia Indonesia, sedangkan 247 eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 2, 2015:244-262 menurut Rakhmat (2000:49) komunikasi intrapersonal adalah proses pengolahan informasi. Jika dikaitkan dengan komunikasi terapeutik yang terjadi antara dokter dan pasiennya, maka digolongkan sebagai komunikasi interpersonal. Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik secara lisan (langsung) maupun tidak langsung (melalui media). Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Menurut Everett M. Rogers Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Menurut D. Lawrence Kincaid (1981) komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. Menurut Carl I. Hovland Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan menggunakan lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, komunikasi adalah sebuah cara yang digunakan sehari-hari dalam menyampaikan pesan/rangsangan (stimulus) yang terbentuk melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih. Dimana satu sama lain memiliki peran dalam membuat pesan, mengubah isi dan makna, merespon pesan/rangsangan tersebut, serta memeliharanya di ruang publik. Dengan tujuan sang "receiver" (komunikan) dapat menerima sinyal-sinyal atau pesan yang dikirimkan oleh "source" (komunikator). Hambatan Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Dinamika Komunikasi”, faktor-faktor penghambat komunikasi adalah hambatan sosiopsikologis yaitu permasalahan yang terdapat pada komunikan, hambatan semantik yaitu bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan, hambatan mekanis yaitu dijumpai pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi, dab hambatan ekologis yang terjadi disebabkan oleh gangguan lingkungan terhadap proses berlangsungnya komunikasi, jadi datangnya dari lingkungan. Pengertian Efektivitas Efektif merupakan kata dasar yang berarti berhasil guna atau tepat guna. Sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas. Onong Uchjana Effendy, 248 Efektifitas Sosialisai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda (Suryani) mendefinisikan “efektivitas” sebagai Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan, dan jumlah personil yang ditentukan” (Effendy, 1989: 14). Onong Uchjana Effendy mengemukakan bahwa kita memerlukan perencanaan komunikasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi isi pesan. Ada beberapa jenis pesan, antara lain Information Message (pesan yang mengandung informasi), Instructional Message (pesan yang mengandung petunjuk, dan Motivasional Message (pesan yang berusaha mendorong) (Liliweri, 1997:20). Pengertian Sosialisasi Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi kegenerasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). sosialisasi merupakan suatu proses manusia dalam mempelajari tata cara kehidupan untuk memperoleh sikap pengertian, gagasan serta tingkah laku dalam dunia sosial dengan tahapan tertentu yang memiliki 2 tipe yaitu formal dan informal. Pengertian Efektivitas Sosialisasi Efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya atau dapat dikatakan bahwa efektivitas merupakan tingkat ketercapaian tujuan dari aktivitas-aktivitas yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan sosialisasi adalah merupakan suatu proses manusia dalam mempelajari tata cara kehidupan untuk memperoleh sikap pengertian, gagasan serta tingkah laku dalam dunia sosial dengan tahapan tertentu, jadi secara garis besar efektivitas sosialisasi adalah tingkat ketercapaian tujuan dari aktivitas-aktivitas dalam sosialisasi yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya, yang meliputi kegiatan formal dan nonformal. Sampah Organik Sampah merupakan material sisa yang tidak di inginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses – proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk – produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan 249 eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 2, 2015:244-262 konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira – kira mirip dengan jumlah konsumsi. Jenis-Jenis Sampah Ada 3 jenis sampah yaitu sampah alam, sampah manusia, dan sampah konsumsi. Sampah Berdasarkan Sifatnya Terdiri dari 2 yaitu sampah Organik yang dapat mengurai atau diuraikan dan sampah Anorganik yang tidak dapat mengurai atau tidak dapat terurai. Jenis sampah Organik Ada 2 yaitu sampah basah dan sampah kering. Kelebihan Mengolah sampah Organik 1. Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan. 2. Mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat tinggal. 3. Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat. 4. Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA). 5. Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA). 6. Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga dan binatang pengerat. Kekurangan Mengolah Sampah Organik Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan sebagai penyubur tanah. Adapun kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara relatif lama diserap tumbuhan, pembuatannya lama, dan sulit dibuat dalam skala besar. Oleh karena itu untuk mendukung peningkatan hasil – hasil pertanian diperlukan pupuk buatan. 250 Efektifitas Sosialisai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda (Suryani) Definisi Konsepsional Dalam proses pendeskripsian apa yang diteliti, penulis memilih key information sebagai sumber informasi data dengan menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu yang dianggap paling tahu dan menguasai tentang apa yang penulis ingin teliti. Sosialisasi merupakan suatu proses manusia dalam mempelajari tata cara kehidupan untuk memperoleh sikap pengertian, gagasan serta tingkah laku dalam dunia sosial dengan tahapan tertentu. Pihak DKP memiliki dua tipe sosialisasi, yang pertama formal yaitu Sosialisasi DKP melalui lembaga – lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku didalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi (Universitas), yang kedua informal yaitu sosialisasi DKP yang terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok – kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat Metode Penelitian Fokus Penelitian Ada 2 hal yang menjadi fokus dalam penelitian ini, yaitu : 1. Mengetahui seberapa besar efektifitas Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda dalam mensosialisasikan pengelolaan sampah organik yang tergolong dalam dua tipe, yaitu : a. Sosialisasi Formal yang terjadi oleh DKP Samarinda, yang dilakukan oleh kepala dinas dan anggotanya yang bergerak di bagian penyuluhan, dimana yang menjadi objeknya adalah DKP dan sosialisasi yang dilakukan melalui lembaga, organisasi resmi, dan tempat maupun yang hadir dalam kegiatan sosialisasi ini adalah benar terstruktural dengan menuju suatu pencapaian bersama. b. Sosialisasi Informal yang terjadi di luar area kantor DKP Samarinda, dilakukan oleh pihak yang bertanggung jawab dalam penyuluhan mengenai pengelolaan sampah organik kepada masyarakat Rt.01 Kelurahan Baqa Kecamatan Samarinda Seberang. Sosialisasi ini dilakukan melalui agen soaialisasi dan media massa yang ada. 2. Faktor pendukung dan penghambat dalam proses sosialisasi pengelolaan sampah organik di Kelurahan Baqa Rt.01 kecamatan Samarinda Seberang yang terjadi antara tim penyuluhan dan masyarakat. 251 eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 2, 2015:244-262 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif. Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang memaparkan dan bertujuan memberikan gambaran serta penjelasan dari variabel yang diteliti, dalam penelitian ini yaitu Efektivitas Sosialisasi DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) Kota Samarinda tentang Pengelolaan Sampah Organik bagi Masyarakat Kelurahan Baqa RT. 01 Kecamatan Samarinda Seberang. Teknik Sampling Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat berbagai sampling yang digunakan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Dimana purposive sampling (Sugiyono: 53) adalah teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek / situasi sosial yang diteliti. Sumber dan Jenis Data Penelitian Data primer, yaitu data yang di peroleh dari narasumber dengan cara melakukan Tanya jawab secara langsung kepada pihak tertentu di DKP Samarinda yang dipandu melalui pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan fokus penelitian yang di persiapkan sebelumnya. Data sekunder yaitu data yang di peroleh melalui beberapa sumber informasi antara lain dokumen-dokumen, laporan, catatan dan profil serta buku-buku ilmiah atau hasil penulisan yang relevan dengan penelitian ini. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian di sini dimaksudkan sebagai alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan itu menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2000:134). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan intrumen penelitian berupa daftar pertanyaan untuk wawancara kepada key informan dan informan, serta foto-foto sebagai dokumentasi. 252 Efektifitas Sosialisai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda (Suryani) Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah penelitian lapangan meliputi observasi yaitu pengamatan yang di lakukan untuk mengamati objek penelitian secara langsung, wawancara yaitu cara yang dipakai untuk memperoleh informasi melalui tanya jawab secara tatap muka antara peneliti dengan informan, penelitian kepustakaan yaitu penulis mempelajari dan menggali konsep-konsep yang relevan baik yang berasal dari literatur, kitab Undang-Undang atau peraturan-peraturan yang berhubungan dengan penelitian ini, dan pencarian di Internet (Internet Searching), yaitu pencarian melalui situs internet (Internet Searching), merupakan proses dimana peneliti menemukan informasi-informasi yang mendukung kelengkapan data dan terdapat kaitan dengan penelitian melalui media on-line. Teknik Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitataif. Sehingga penelitian ini berusaha memberikan gambaran dari data-data yang dikumpulkan untuk ditarik suatu kesimpulan mengenai efektivitas sosialisasi DKP (dinas kebersihan dan pertamanan) kota Samarinda tentang pengelolaan sampah organik masyarakat Kelurahan Baqa RT. 01 Kecamatan Samarinda Seberang. Hasil Penelitian dan Pembahasan Sejarah Singkat DKP (Dinas Kebersihan DanPertamanan) Kota Samarinda Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda dibentuk berdasarkan Perda Pemerintah Daerah Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Penjabaran Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Struktur Organisasi Dinas Daerah Kota Samarinda. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kota Samarinda yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Samarinda. Selanjutnya Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) menjadi Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) dibentuk berdasarkan Perda Nomor 13 Tahun 1991 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kotamadya Tingkat II Samarinda. Perda Nomor 3 Tahun 2001 tanggal 23 Februari 2001 tentang pembentukan susunan dan tata kerja kantor kebersihan, pertamanan dan pemakaman Kota Samarinda merubah Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) menjadi Kantor Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (KKPP). Kemudian Perda Nomor 40 Tahun 2004 tanggal 9 Agustus tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan dan 253 eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 2, 2015:244-262 Pertamanan Kota Samarinda menjadi status Kantor Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (KKPP) menjadi Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), dimana seksi Pemakaman dipindah ke Kantor Kesejahteraan Sosial Kota Samarinda dan sebagaimana tertuang dalam Perda Nomor 11 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Samarinda pada tahun 2009 Urusan Pemakaman bergabung kembali dalam Bidang Pertamanan dan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) pada seksi pertamanan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda hingga saat ini Tugas Pokok DKP Samarinda Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda menurut Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Samarinda memiliki tugas pokok membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah dibidang pekerjaan umum khususnya urusan persampahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembentukan dalam merumuskan kebijakan perencanaan operasional program kegiatan pengaturan, pembinaan dan pembangunan serta pengawasan pengembangan prasarana dan sarana, pengelolaan dan bantuan teknik kepada Kecamatan dan Kelurahan dan kelompok masyarakat dalam penanganan persampahan, kebersihan dan pertamanan sesuai norma, standar, prosedur dan kriteria kebijakan umum daerah yang mengacu pada kebijakan umum nasional dan provinsi. Fungsi Pokok DKP Samarinda 1. Perumusan kebijakan teknis perencanaan program operasional kebersihan dan pertamanan dalam upaya pembinaan, pengembangan, koordinasi, monitoring, evaluasi penyelenggaraan urusan kebersihan sampah, pertamanan, lampu penerangan jalan umum dan pemakaman sesuai norma, standar dan prosedur yang berlaku dan searah kebijakan umum daerah. 2. Penyelanggaraan urusan pemerintahan umum dibidang pekerjaan umum khususnya persampahan dengan melaksanakan perkoordinasian kebijakan program kedinasan dalam pengaturan penetapan peraturan daerah, kebijakan pengembangan prasarana dan sarana persampahan, lokasi tempat pengolahan sampah terpadu dan atau tempat pemrosesan akhir serta tempat penampungan sementara dengan teknik kebersihan lingkungan angkutan sampah, pengelolaan TPA dan limbah cair sesuai norma, standar, prosedur dan kriteria kebijakan umum daerah mengacu pada kebijakan umum nasional dan provinsi. 3. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan kinerja peningkatan kapasitas manajemen dunia usaha dan masyarakat dalam penyelenggaraan 254 Efektifitas Sosialisai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda (Suryani) pengembangan prasarana sarana persampahan oleh pihak lain dan pemberian bimbingan teknik kepada kecamatan, Kelurahan dan kelompok masyarakat serta pelayanan ijin dengan pemberian rekomendasi dan atau advis teknis dan pengelolaan kebersihan, pertamanan, lampu penerangan jalan umum dan pemahaman serta melakukan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat. 4. Penyelenggaraan dan pembiayaan pembangunan prasarana persampahan, penyusunan rencana induk pengembangan prasarana persampahan, kebersihan, pertamanan, LPJU dan pemakaman serta melakukan sistem tanggap darurat, pengawasan, pemantauan dan evaluasi secara berkala setiap 6 bulan selama 20 tahun terhadap tempat pemrosesan akhir sampah dengan sistem pembungan terbuka yang telah ditutup serta pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan dan atau diperintahkan oleh Kepala Daerah sesuai dengan kebijakan umum daerah dan ruang lingkup tupoksi dan tanggung jawab kewenangan. Visi Misi DKP Samarinda 1. 2. 3. 4. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian warga dalam mengelola sampah rumah tangga. Memberi pengertian atau pengarahan atau dorongan agar warga masyarakat berbuat memperlakukan sampah secara ramah, membuang sampah pada tempatnya dan pada waktu yang telah ditentukan. (Sampahku tanggung jawabku). Menumbuhkan kepribadian para fasilisator atau kader lingkungan sebagai panggilan bahwa mengelola kebersihan sebagai ibadah (ANADZOFATHU MINAL IMAN ). Terbentuknya lembaga masyarakat Ragam Pelayanan DKP Samarinda 1. Pelayanan Intensif (Pekerja membersihkan, menyapu) rutin mengambil dan mengangkut, 2. Pelayanan Non Intensif (gotong royong, HBS, Keramaian, dll) 3. Pelayanan perbantuan (diperbantukan kepada tempat-tempat tertentu) 4. Penyapuan Jalan (rutin) 5. Pembuatan dan Pemeliharaan taman kota 255 eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 2, 2015:244-262 6. Pembersihan parit 7. Pelayanan tinja Hasil Penelitian dan Pembahasan Gambaran Umum Bank Ramli (Ramah Lingkungan) Samarinda Bank Sampah yang kemudian lebih populer disebut dengan Bank Ramah Lingkungan (BANK RAMLI) merupakan salah satu Organisasi Masyarakat yang berdiri atas kesadaran menjaga lingkungan hidup dan memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh sampah. Selama ini sampah merupakan sebuah masalah terbesar yang dihadapi di seluruh kota di dunia ini selain karena permasalahan yang timbul akibat tidak baiknya pengelolaan sampah yang dilakukan pemerintah juga diperparah karena minimnya kesadaran masyarakat akan lingkungan hidup sehingga banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Bank Ramli Baqa Hijau Lestari saat ini memliki dua belas orang pengurus yang mengurus mulai dari sosialisasi, penimbangan, pendataan, sortir, penumpukan, penjualan, dll dengan direktur saat ini adalah Bapak Sunardi. Bank Ramli hanya beroperasi pada hari minggu, dan pada minggu kedua setiap bulannya Bank Ramli tidak beroperasi untuk memberikan waktu libur kepada pengurus. Dalam pelaksanaan kegiatan operasional Bank Ramli Baqa Hijau Lestari semua proses pendataan dan penulisan transaksi nasabah, serta laporan mingguan, laporan bulanan, dan saldo kas dilakukan secara manual. Data transaksi nasabah ditulis pada buku nasabah dan laporan mingguan sehingga penyimpanan data transaksi belum terorganisir dengan baik karenanya tidak menutup kemungkinan buku tempat penyimpanan data transaksi nasabah hilang atau rusak. Sejarah Bank Ramli Baqa Hijau Lestari Bank Ramli Baqa Hijau Lestari didirikan atas inisiatif dari kelurahan yang mengundang tokoh-tokoh masyarakat yang berada di lingkungan kelurahan Baqa pada bulan Mei 2012. Bank Ramli Baqa Hijau Lestari ini resmi beroperasi pada bulan September 2012 menggunakan gedung bekas home industri hibah dari PT Pupuk Kaltim yang lama tidak di gunakan. Seiring waktu berjalan saat ini nasabah Bank Ramli Baqa Hijau Lestari mencapai 110 nasabah yang terdiri dari anak-anak hingga orang tua. Penyajian Data Pada bagian ini akan disajikan mengenai hasil penelitian dan wawancara yang penulis lakukan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda 256 Efektifitas Sosialisai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda (Suryani) mengenai Efektifitas Sosialisasi DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) Kota Samarinda Tentang Pengolaan Sampah organik. Seperti yang diketahui bahwa DKP memiliki tugas pokok membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah dibidang pekerjaan umum khususnya urusan persampahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembentukan dalam merumuskan kebijakan perencanaan operasional program kegiatan pengaturan, pembinaan dan pembangunan serta pengawasan pengembangan prasarana dan sarana, pengelolaan dan bantuan teknik kepada Kecamatan dan Kelurahan dan kelompok masyarakat dalam penanganan persampahan, kebersihan dan pertamanan sesuai norma, standar, prosedur dan kriteria kebijakan umum daerah yang mengacu pada kebijakan umum nasional dan provinsi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka jelaslah bahwa keefektifitasan dalam sosialisasi yang dilakukan oleh DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) kota Samarinda harus mendasari dari apa yang menjadi tugas pokok DKP itu sendiri yang erat kaitannya dengan perencanaan operasional program kegiatan pengaturan, pembinaan dan pembangunan serta pengawasan pengembangan prasarana dan sarana, pengelolaan dan bantuan teknik kepada Kecamatan dan Kelurahan dan kelompok masyarakat dalam penanganan persampahan, kebersihan dan pertamanan sesuai norma, standar, prosedur dan kriteria kebijakan umum daerah Samarinda itu sendiri. Berdasarkan dari data yang dihasilkan dalam penelitian mengenai apa yang dilaksanakan oleh DKP samarinda dalam menjalankan tugasnya sudah sangat efektif dan sesuai S.O.P (standar operasional prosedur), walaupun pada kenyataanya sampah di Samarinda tidak pernah ada akhirnya, maka dari itu sosialisasi yang dilakukan ke daerah-daerah adalah hal yang mendasari dari nilai pentingnya dalam menjaga lingkungan dari masing-masing pemikiran individu sebagai masyarakat samarinda. Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa yang menjadi fokus penelitian ini adalah Mengetahui seberapa besar efektivitas Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda dalam mensosialisasikan pengelolaan sampah organik kepada masyarakat kelurahan Baqa Rt.01 Samarinda Seberang, yang tergolong dalam dua tipe, yaitu yang pertama formal, sosialisasi yang terjadi dalam area kantor DKP Samarinda, yang dilakukan oleh kepala dinas bersama anggota yang bergerak di bagian penyuluhan, dimana yang menjadi objeknya adalah DKP dan media yang digunakan berupa brosur, iklan, radio, dan spanduk. Yang kedua Informal, sosialisasi yang terjadi di luar area kantor DKP Samarinda, dilakukan oleh pihak yang bertanggung jawab dalam penyuluhan mengenai pemanfaatan sampah organik kepada masyarakat Rt.01 Kelurahan Baqa Kecamatan Samarinda Seberang. 257 eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 2, 2015:244-262 Kelompok masyarakat yang bertanggung jawab tersebut dinamai Bank Ramli (Ramah Lingkungan). Selain itu yang menjadi fokus penelitian yaitu Faktor pendukung dan penghambat dalam proses sosialisasi pengelolaan sampah organik di Kelurahan Baqa Rt.01 kecamatan Samarinda Seberang yang terjadi antara tim penyuluhan dan masyarakat sekitar atau peserta penyuluhan tersebut. Pembahasan Efektifitas Sosialisasi Formal Dari peninjauan lapangan dan penelitian dalam berbagai proses sosialisasi yang dilakukan pihak DKP samarinda dalam mencapai keefektifitasan, penulis menyimpulkan bahwa semua yang direncanakan berjalan sesuai harapan, hingga saat inisistem pengelolaan sampah merupakan sistem yang terkait dengan banyak pihak, mulai dari penghasil sampah, pengelola, pembuat peraturan, sektor informal, maupun masyarakat yang terkena dampak pengelolaan sampah tersebut sehingga penyelesaiannya pun membutuhkan keterlibatan semua pihak terkait dan beragam pendekatan. Berdasarkan wawancara peneliti dengan Bapak Drs. Syahrir, M.Si selaku Kabid. Penyuluhan dan Pengawasan adalah beliau mengharapkan dengan sosialisasi Perda 02. Tahun ini dapat mewujudkan Kota Samarinda sebagai kota metropolitan berbasis industri, perdagangan dan jasa yang maju, berwawasan lingkungan yang hijau, bersih dan sehat dari sampah yang dilakukan dengan penanganan sampah secara komprehensif dan terpadu yang merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah Daerah, masyarakat dan usaha secara proporsional, efektif dan efisien, segenap instansi DKP akan memaksimalkan rencana kegiatan yang adadengan merangkul segala instansi mulai dari lembaga-lembaga resmi, pendidikan, hingga segala wilayah samarinda. Salah satunya sosialisasi mengenai sampah sangat sering dilakukan oleh masyarakat samarinda sebrang tepatnya di Kelurahan Baqa secara khusus sebagai salah satu kelurahan yang ada di Kota Samarinda, juga masih belum bisa terlepas dari permasalahan persampahan dan pengelolaan persampahan. Hal inilah yang menjadi dasar Pemerintah Kota Samarinda mendirikan Rumah Kompos di RT 01 Kelurahan Baqa Kecamatan Samarinda Sebrang. Selain untuk mengurangi beban penampungan pada TPA Bukit Pinang, hasil kompos sampah organik tersebut dapat menjadi wirausaha bagi masyarakat RT 01 Kelurahan Baqa Kecamatan Samarinda Sebrang, sehingga terus-teruskan diadakannya sosialisasi yang bersifat formal semacam ini. Efektifitas Sosialisasi Informal sosialisasi yang terjadi di luar area kantor DKP Samarinda, dilakukan oleh 258 Efektifitas Sosialisai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda (Suryani) pihak yang bertanggung jawab dalam penyuluhan mengenai pemanfaatan sampah organik kepada masyarakat Rt.01 Kelurahan Baqa Kecamatan Samarinda Seberang. Sosialisasi ini dilakukan melalui agen soaialisasi dan media massa yang ada, inilah yang dimaksud dengan sosialisasi informal. Pada hasil wawancara sesuai yang dikatakan bapak Darsono selaku penanggung jawab wilayah, beliau berkata pada peneliti bahwa berbicara tahap bersosialisasi dan bagaimana prosesnya, banyak hal yang harus dipertimbangkan, menghimbau masyarakat dalam melakukan penjinakan sampah, itu adalah hal mudah namun tidak mudah memberikan asummsi secara akurat guna kesadaran mereka, maka dari selain melalui lembaga dan organisasi lain, kami pun melakukan sosialisasi menggunakan media sosial dan sebagainya yang sifatnya relatik lebih global namun santai, menanggapi ini penulis hanya inin berkomentar maka dari itu melalui media manapun yang harus qt sadarkan bukan saja masyarakat-masyarakat dewasa namun juga kita harus tanamkan dari dini bagi anak-anak penerus masa depan ini, karena jika dari awal mereka terbiasa akan masukan-masukan mengenai penanggulangan sampah sampah dan bagaimana menjaga kebersihan maka beberapa jangka waktu kedepan akan dipastikan diatas 50% meremehkan kegiatan ini. Faktor Pendukung dan Penghambat efektivitas sosialisasi Secara keseluruhan dari faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi proses efektifitas sosialisasi DKP samarinda dalam pengolaan sampah organic sudah berjalan dengan sempurna walaupan terdapat sedikit kendala seperti aktualisasi hasil kegiatan agar pihak luar mau meniru apa yang dilakukan masyarakat kelurahan Baqa yang sangat menyadari pentingnya memanfaatkan sampah yang tidak layak pakai menjadi manfaat besar untuk kedepannya seperti adanya pupuk kompos termasuk bank ramLi (ramah lingkungan) yang memfasilitasi proses pengolaan sampah-sampar organic itu. Dari beberapa hal diatas maka penjelasan yang berkaitan erat hubungannya dengan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Kamim Tohari selaku tim pengawas kebersihan di DKP Samarinda yang mengenai proses pemanfaatan melalui segala sosialisasi dan penyuluhan yang dilakukan pihak DKP, maka segala hal positif dan negatif yang diterima akan terus dijadikan masukan bersama, dan sebagai pihak DKP, mereka meyakini dibawah kepemimpinan Bapak Sahri Jaang sekarang akan berjalan sukses demi mewujudkan samarinda bersih. Penutup Kesimpulan Dari penelitian mengenai “ Efektifitas Sosialisasi Dinas Kebersihan Dan 259 eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 2, 2015:244-262 Pertamanan (DKP) Kota Samarinda Tentang Pengelolaan Sampah Organik”, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. 2. Pada intinya keefektifitasan dari sosialisasi yang dilakukan DKP secara global yang tergolong dalam 2 hal yaitu secara Formal dimana sosialisasi yang dilakukan pihak DKP kepada masyarakat secara langsung ditengah khalayak yang pada saat itu berada pada saat pelaksanaan penyuluhan, mungkin tidak bisa 100% kenyataan berjalan sesuai harapan, karena dari informasi yang didapat dari narasumber bahwa masyarakat masih kurang antusias untuk mengikuti sosialisasi ini, namun dari hal ini sedikit banyaknya pihak DKP dapat memberikan pemahaman mengenai sampah, begitupun sosialisasi yang dilakukan pihak DKP dalam bentuk Informal yaitu melalui berbagai media, dari media cetak, media massa termasuk penyampaian-penyampain yang tidak sengaja seperti ke sesama teman dan keluarga, hal ini pun sangat membantu proses penyampaian pesan tersebut. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi, dimana faktor pendukungnya adalah maksimalnya kinerja para petugas DKP dalam menjalankan tugastugas mereka, seperti memisahkan sampah kering dan basah, pembersihan parit, sapu jalanan, namun yang selalu jadi penghambatnya adalah masyarakat yang memiliki kurangnya kesadaran dalm menjaga kebersihan yang tidak mampu bekerjasama dengan pihak tenaga kebersihan. Saran Adapun saran yang dapat di berikan oleh peneliti berdasarkan penelitian mengenai Efektifitas Sosialisasi Dinas Kebersihan Dan Pertamanan (DKP) Kota Samarinda Tentang Pengelolaan Sampah Organik yang dihubungkan dengan keefektifitasan sosialisasi pihak DKP secara formal maupun informal serta faktor pendukung dan penghambatnya adalah sebagai berikut : 1. Diharapkan pihak DKP tetap memaksimalkan sosialisasi program kebersihan dan mempertahankan segala kegiatan pemanfaatan bahan organic dan terus berusaha mengembangkan pemikiran-pemikiran masyarakat luas tentang hal ini guna misi penyelamatan kota Samarinda. 2. Diharapkan agar pihak DKP yang bergerak dalam sosialisasi mengenai pengolaan sampah di samarinda ini semakin giat mencari orang-orang yang mau terlibat dalam misi penyelamatan kota ini. 3. Diharapkan agar DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) dapat mempertahankan pelayanan dan terus menjadi pacuan bagi tenaga-tenaga pembersih lingkungan dan terus mengejar efektifitas sosialisasi-sosialisali yang berlangsung selama ini. 4. Diharapkan pemanfaatan anggaran guna misi penyelamatan kota ini dapat dimaksimalkan bersama dalam penggunaanya maupun bagi masyarakat yang turut berpartisipasi dalam pendanaan misi ini. 5. Diharapkan pihak DKP terus melaksanakan sosialisasi serta penyuluhan guna kesadaran masyarakat atau pihak yang tidak peduli kebersihan 260 Efektifitas Sosialisai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Samarinda (Suryani) lingkungan yang selalu menjadi faktor penghambat menjadi lebih terminimalisir. Daftar Pustaka Bugin, Burhan, 2006, Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Kencana Persada Media Group, Jakarta. Cangara, Hafied, 2006, Pengantar Ilmu Komunikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hussein, Adnan, 2011, Mix Methodology, Mata Padi Pressindo, Jakarta. Kriyantono, Rachmat, 2007, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Miles, matthew and Michael Huberman, 1992, Analisis Data Kualitatif, Universitas Indonesia Press. Rakhmat, Jalaluddin, 1989, Metode Penelitian Komunikasi, Remadja Karya, Bandung. Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom, 2006, Effective Public Relations, Kencana Persada Media Group, Jakarta. Soegiyono, 2007, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, CV. Alfabeta, Bandung. Uchjana Effendy, Onong, 2005, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, Remaja Rosdakarya, Bandung. Sumber lain : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Artikel berjudul “ Sosialisasi” diakses dari http://home.unpar.ac.id/~hasan/SOSIALISASI.doc Artikel berjudul " Komunikasi Efektif" diakses dari http://yusrizalfirzal.wordpress.com/2009/09/24/komunikasi-efektif/ 261 eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 2, 2015:244-262 Artikel berjudul "http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/461/jbptunikompp-gdlresminings-23003-10-unikom_h-i.pdf Artikel berjudul "Audit Komunikasi Sebagai Alat Untuk Mengukur Efektifitas dan Efesiensi Komunikasi dalam Suatu Organisasi” diakses dari http://h0404055.wordpress.com/2010/04/02/audit-komunikasisebagai-alat-untuk-mengukur-efektifitas-dan-efisiensi-komunikasidalam-suatu-organisasi/ http://musliadipnl.files.wordpress.com/2012/01/andi-promosi1.pdf Artikel berjudul “Sampah Organik” diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah_Organik Artikel berjudul "DKP Samarinda" diakses dari www.dkpsamarinda.com Artikel berjudul ”Jumlah Sampah di Indonesia” diakses dari www.medialingkungan.com 262 eJournal Ilmu Komunikasi, 2015, 3 (2 ) : 244 - 262 ISSN 0000-0000, ejournal.ikom.fisip-unmul.org © Copyright 2015 EFEKTIVITAS SOSIALISASI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN (DKP) KOTA SAMARINDA TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK Suryani eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 2, 2015