Document 2732187

advertisement
PENGARUH KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN TERHADAP
KANDUNGAN KUALITAS INFORMASI LABA AKUNTANSI DENGAN
VARIABEL KONTROL PERSISTENSI, PERTUMBUHAN DAN
KETERPREDIKSIAN LABA , BETA, STRUKTUR MODAL, UKURAN
PERUSAHAAN”
(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2008-2009)
Dian Indriana Trilestari, SE.,MSi., Akt- Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Semarang (USM)
Saifudin,SE.,B.Ec.,MSi.- Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Semarang (USM)
ABSTRAKSI
Tujuan utama penelitian ini adalah menguji secara empiris pengaruh ketepatan waktu
absolut riil dan ketepatan waktu absolut setelah pengauditan penyampaian laporan keuangan
serta variabel kontrol berupa persistensi, pertumbuhan dan keterprediksian laba, beta, struktur
modal, ukuran perusahaan terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi. Sehingga
dapat mengungkapkan peran informasi laporan keuangan ketika dipublikasikan berdasarkan
reaksi para pelaku pasar modal terhadap kandungan informasi laba akuntansi. Reaksi pasar
ditunjukkan oleh besaran kekuatan hubungan antara laba akuntansi dan harga saham dalam yang
tercermin oleh Cumulative Abnormal Returns (CAR.)
Obyek penelitian ini adalah jenis perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek
Indonesia tahun 2008-2009. Para investor sangat membutuhkan informasi yang akan
mempengaruhi pengambilan keputusan. Untuk itu perusahaan emiten harus menyajikan laporan
keuangan secara tepat waktu sehingga dapat meningkatkan kualitas laba akuntansi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Ketepatan waktu absolut riil penyampaian laporan keuangan
berpengaruh secara signifikan terhadap kandungan kualitas laba akuntansi. Ketepatan waktu
absolut setelah pengauditan penyampaian laporan keuangan tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kandungan kualitas laba akuntansi. Variabel kontrol berupa Tingkat persistensi,
pertumbuhan, keterprediksian laba dan Struktur modal berpengaruh secara signifikan terhadap
Cumulative Abnormal Returns. Namun variabel kontrol berupa Beta dan Ukuran perusahaan
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Cumulative Abnormal Returns.
Kata
kunci
: ketepatan waktu absolut riil, kualitas informasi laba akuntansi
persistensi, pertumbuhan dan keterprediksian laba, beta, struktur modal, ukuran
perusahaan, Cumulative Abnormal Returns.
1. PENDAHULUAN
Ketepatan waktu (Timeliness) sebagai salah satu kriteria pendukung dari sifat
kerelevanan (FASB,1980), secara normatif harus dimiliki oleh informasi keuangan.
Dalam perspektif riset pasar modal diketahui bahwa ketepatan waktu penyajian informasi
keuangan merupakan unsur penting agar dapat memberi manfaat bagi investor dalam
pembuatan keputusan rasional. Namun, unsur ketepatan waktu pada penyajian informasi
keuangan merupakan hal yang sering dilupakan ketika para peneliti pasar modal
1
melakukan riset untuk mengungkapkan kerelevanan suatu informasi keuangan bagi para
pemakai laporan keuangan. Beberapa riset yang mengungkapkan fenomena ketepatan
waktu menunjukkan bahwa publikasi laporan keuangan yang mengandung informasi laba
akuntansi direspon secara berbeda ketika dipublikasikan pada tingkat ketepatan waktu
yang berbeda.
Berdasarkan penelitian Sutikno dan Sabeni (2000) dalam Made Gede (2004:2)
diperoleh temuan yaitu laporan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta telah
menyajikan informasi akuntansi yang dapat diandalkan namun tidak relevan dan
terbandingkan sebagai landasan pembuatan keputusan karena keterlambatan waktu
penyampaiannya. Pinasti (2004) dalam Made Gede (2004,2) menemukan pula bahwa
terjadi penurunan kerelevanan nilai informasi akuntansi dari waktu ke waktu di pasar
modal Indonesia, tercermin dari respon pelaku pasar terhadap informasi akuntansi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan peran informasi laporan keuangan
ketika dipublikasikan berdasarkan reaksi para pelaku pasar modal terhadap kandungan
informasi laba akuntansi. Reaksi pasar ditunjukkan oleh besaran kekuatan hubungan
antara laba akuntansi dan harga saham dalam ukuran Cumulative Abnormal Returns.
Kandungan kualitas informasi laba akuntansi sebagai wujud kredibilitas
dipengaruhi oleh ketepatan waktu publikasi laporan keuangan yang tercermin oleh
Cumulative Abnormal Returns (CAR) sebagai bentuk ukuran kuat - lemahnya hubungan
antara harga saham dan laba akuntansi yang juga merupakan hasil regresi antara proksi
dari harga saham dan laba akuntansi (Chandarin, 2001) dalam (Syafrudin, 2004:1).
Semakin tepat waktu informasi laba akuntansi dipublikasikan, maka diharapkan akan
semakin meningkat kandungan kualitas informasi laba akuntansi.
Para investor sangat memerlukan informasi sebelum membuat keputusan
investasi, yaitu memutuskan untuk membeli atau menjual saham. Selain berbagai
informasi yang lain, informasi yang dibutuhkan para investor adalah informasi akuntansi
yang dinyatakan dalam laporan keuangan periodik. Jadi laporan keuangan yang
dipublikasikan para emiten di bursa efek merupakan sumber informasi akuntansi yang
diharapkan bermanfaat bagi penggunanya, khususnya investor.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1).Apakah ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan dalam proksi ketepatan waktu absolut berpengaruh
terhadap kandungan kualitas laba akuntansi dan (2) Apakah berbagai variabel kontrol
berupa persistensi pertumbuhan dan prediktibilitas laba perusahaan, beta (resiko) dan
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kredibilitas atau kualitas laba yang
direfleksikan oleh return abnormal kumulatif (CAR) yang mencerminkan hubungan
antara harga saham dan laba akuntansi sehingga perlu dibuktikan konsistensi
pengaruhnya di pasar modal Indonesia.
2. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Pengaruh Ketepatan waktu Absolut Riil terhadap Kandungan Kualitas
Informasi Laba Akuntansi
Ketepatan waktu Absolut Riil diukur berdasarkan jumlah waktu dalam
ukuran hari sejak 31 Desember hingga hari tanggal penyerahan laporan keuangan
auditan ke Bapepam dan berada dalam batas waktu regulasian. Informasi yang
tersaji tepat waktu dapat berpengaruh pada keyakinan maupun ekspektasian
2
pengguna informasi dalam membuat keputusan investasi maupun bisnis dipasar
modal. Kekuatan pasar dapat mempengaruhi perilaku manajemen dalam
mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan keyakinan pasar terhadap nilai
perusahaannya. Perilaku manajemen perusahaan yang secara tepat waktu atau
menunda publikasi laporan keuangan merupakan suatu tindakan yang dapat
diamati dan dianggap memiliki indikasi tertentu sehingga pasar cenderung
bereaksi.
H1
: Ketepatan waktu absolut riil penyampaian laporan keuangan
berpengaruh secara signifikan terhadap kandungan kualitas informasi
laba akuntansi.
2.2 Pengaruh Ketepatan waktu Absolut Setelah Pengauditan terhadap Kandungan
Kualitas Informasi Laba Akuntansi
Ketepatan waktu absolut setelah pengauditan merupakan jumlah waktu
penundaan publikasi laporan keuangan auditan yang diukur sejak tanggal
ditandatanganinya laporan auditor independen (opini) sampai dengan tanggal
publikasi laporan keuangan auditan (tanggal diserahkan ke Bapepam). Lamanya
waktu audit dapat menyebabkan tertundanya publikasi laporan keuangan.
Ketepatan waktu informasi keuangan didasarkan pada kepatuhan terhadap
regulasi batas waktu publikasi laporan keuangan. Informasi yang dipublikasikan
selanjutnya berdampak kepada pasar modal yang didasari dari adanya reaksi
harga saham pada saat informasi keuangan dipublikasikan. Fenomena ini dapat
menjelaskan adanya indikasi tertentu yang dikandung suatu informasi keuangan
publikasian, khususnya untuk informasi laba akuntansi.
H2
: Ketepatan waktu absolut setelah pengauditan penyampaian laporan
keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap kandungan kualitas
informasi laba akuntansi.
2.3
Pengaruh Variabel kontrol terhadap Kandungan Kualitas Informasi Laba
Akuntansi
Temuan riset sebelumnya (Made Gede Wirakusuma, 2008:21) juga
menghasilkan bukti tentang konsistensi pengaruh dari determinan-determinan
lain terhadap kandungan kualitas laba akuntansi yaitu resiko (Beta), persistensi,
pertumbuhan dan keterprediksian laba, struktur modal, dan ukuran perusahaan.
Faktor resiko secara konsisten berpengaruh terhadap kandungan kualitas laba
akuntansi. Namun faktor persistensi, pertumbuhan dan keterprediksian laba serta
faktor struktur modal dan ukuran perusahaan terbukti tidak konsisten
berpengaruh terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi
3. METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional
1. Cummulative abnormal return (CAR)
Kandungan kualitas informasi laba akuntansi diukur dengan Cumulative
Abnormal Returns (CAR) yang menunjukkan hubungan laba akuntansi dan harga
3
saham suatu emiten. CAR dihitung dalam jendela amatan 11 hari, terdiri dari 5 hari
sebelum publikasi, hari publikasi dan 5 hari setelah publikasi. CAR dapat
diformulasikan sebagai berikut :
+5
CAR it = CAR it (-5;+5) = ∑ AR it
-5
(Jogiyanto Hartono, 2008)
Keterangan :
AR it (-5;+5) = return abnormal kumulatif perusahaan i selama periode amatan yaitu 5
hari sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan.
Menghitung abnormal return (AR) dengan market adjusted model. AR dihitung
dengan selisih antara return realisasi dengan return ekspektasi dengan rumus
sebagai berikut :
ARit = Rit – Rmt ( Jogiyanto Hartono, 2008)
Keterangan : ARit = abnormal return saham ke i pada hari ke t
Rit = return realisasi saham ke i pada hari ke t
Rm = return pasar saham ke i pada hari ke t
Menghitung return realisasi saham individual (Rit) selama periode peristiwa.
Return realisasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Rit = Pit - Pi, t-1
Pi, t-1
(Jogiyanto Hartono, 2008)
Keterangan : Pit
= harga saham ke i hari ke t
Pi, t-1 = harga saham ke i hari ke t-1
Menghitung return indeks pasar saham (Rmt) selama periode pengamatan.
Return indeks pasar saham dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Rmt = IHSGt – IHSGt-1
IHSGt-1
(Jogiyanto Hartono, 2008)
Keterangan : IHSGt = indeks pasar hari ke t
IHSGt-1 = indeks pasar hari ke t-1
2. Ketepatan waktu Absolut Riil
Ketepatan waktu Absolut Riil diukur berdasarkan jumlah waktu dalam ukuran
hari sejak 31 Desember hingga tanggal penyerahan laporan keuangan auditan ke
Bapepam dan berada dalam batas regulasian.
3. Ketepatan waktu Absolut Setelah Pengauditan
Ketepatan waktu Absolut Setelah Pengauditan merupakan jumlah waktu
penundaan publikasi laporan keuangan auditan yang diukur sejak tanggal
ditandatanganinya laporan auditor independen (opini) sampai dengan tanggal
publikasi laporan keuangan auditan (tanggal diserahkan ke Bapepam).
4. Persistensi, Pertumbuhan dan Keterprediksian Laba
Persistensi, Pertumbuhan dan Keterprediksian Laba terwakili dan terukur dalam
ukuran market value to book value to equity – MBV per 31 Desember (Bae dan
Sami, 1999; Syafrudin,2004).
Pertumbuhan suatu perusahaan dapat dihitung dengan cara nilai pasar dibagi nilai
buku.
4
MBV = Market capitalization
Book value of equity
(Sumber : Bae dan Sami, 1999; Syafruddin,2004)
Book value of equity atau nilai buku adalah aktiva bersih yang dimiliki oleh
pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham.
Nilai Buku =
Total Ekuitas
Jumlah lembar saham yang beredar
( sumber : Bae dan Sami, 1999; Syafruddin,2004)
5. Resiko (Beta)
Resiko (Beta) merupakan ukuran kepekaan return sekuritas terhadap return
pasar. Semakin besar beta suatu sekuritas, semakin besar kepekaan return sekuritas
terhadap perubahan pasar (Tandelilin, 2001).
Beta dihitung dengan meregresikan antara return pasar sebagai variabel bebas
terhadap return saham sebagai variabel terikatnya.
Rit
= α i + βi (Rmt ) + ε it (Aruzzi, M.Iqbal, dan Bandi,2003)
Keterangan :
Rit
= return saham perusahaan i pada tahun ke t
αi
= intersep dari regresi untuk masing-masing perusahaan i
βi
= beta untuk masing-masing perusahaan i
Rmt
= return indeks pasar
Return Saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi atau tingkat
keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas investasi yang dilakukannya
(Jogiyanto, 2003:107).
Rit
= (Pt-P t-1) ( Yustina dan Titik,2001)
Keterangan :
Rit
= Return saham masing-masing perusahaan
Pt
= Harga saham i pada tahun ke t
P t-1
= Harga saham i pada tahun ke t-1
Return pasar adalah model yang menganggap bahwa penduga yang terbaik
untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat
tersebut.
Rmt
= Indeks t – Indeks t-1
Indeks t-1
(Yustina dan Titik,2001)
Keterangan :
Rmt
= return indeks pasar pada periode estmasi
Indeks t = IHSG perusahaan pada tahun ke t
Indeks t-1 = IHSG perusahaan pada tahun ke t-1
6. Struktur Modal (SM)
Menurut Dhaliwal, dkk (1991) struktur modal dengan proksi leverage yaitu
rasio nilai buku utang dan total aktiva. Nilai buku utang dan total aktiva yang
digunakan dalam riset ini diperoleh dari laporan keuangan tahunan per 31
Desember setiap tahun sampel.
SM = Total Hutang
Total Aktiva (Setiati, Fita dan I.W. Kusuma,2004)
5
7. Ukuran perusahaan (SZ)
Ukuran perusahaan (SZ) diukur berdasarkan nilai pasar ekuitas setiap
perusahaan sampel pada setiap akhir tahun periode amatan (2008-2009). Nilai pasar
ekuitas pada akhir periode dikalikan jumlah saham yang beredar (nilai kapitalisasi
pasar).
SZ = nilai pasar saham x jumlah saham yang beredar (Jogiyanto Hartono,
2008)
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
tahun 2008-2009. Pemilihan kelompok perusahaan manufaktur sebagai populasi karena
jumlahnya relatif lebih besar bila dibandingkan kelompok perusahaan lain di BEI.
Tehnik penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive
sampling merupakan metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti secara objektif. Kriteria-kriteria yang digunakan untuk
menentukan sampel adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk periode 2008 – 2009
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan tahunan yang lengkap selama 2
tahun berturut-turut yaitu tahun 2008 sampai tahun 2009
3. Perusahaan yang memiliki laba positif mulai tahun 2008 - 2009
4. Publikasi laporan keuangan tahunan auditan yang tidak terlambat
5. Publikasi laporan keuangan tahunan auditan perusahaan pemanufakturan yang
dilakukan sampai batas waktu yang diregulasi atau tepat waktu.
6. Publikasi laporan keuangan dengan laba positif serta publikasi dengan opini
auditor Non-WTP atau WDP
Berdasarkan kriteria pemilihan sampel diatas, maka diperoleh sampel sebanyak 95
perusahaan dengan masing-masing dua tahun pengamatan sehingga jumlah sampel
sebanyak 190 sampel.
3.3. Metode Analisis
Metode yang digunakan adalah analisis regresi. Analisis regresi adalah studi
mengenai ketergantungan variabel dependen dengan salah satu atau lebih variabel
independen dengan tujuan mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata variabel
dependen
berdasarkan
rata-rata
variabel
independen
(Gujarati,1995:12)
Pengujian hipotesis menggunakan model regresi berganda dengan persamaan
regresinya adalah
Y = β0+β1X1+β2X2+β3X3+β4X4+β5X5+β6X6+€
Keterangan :
β0
=
konstanta
β1,β2,β3,
=
koefisien regresi
y
=
Cumulative Abnormal Returns
X1
=
ketepatan waktu absolut riil
X2
=
ketepatan waktu absolut setelah pengauditan
X3
=
tingkat persistensi, pertumbuhan dan prediktabilitas laba
X4
=
resiko sistematis (Beta)
X5
=
struktur modal
X6
=
ukuran perusahaan
6
€
=
4.Hasil dan Pembahasan
error
Dalam penelitian ini menggunakan pengujian statistik parametrik dengan analisis
regresi linier berganda. Dalam tahap ini dilakukan Ln terhadap variabel kontrol berupa
persistensi, pertumbuhan dan keterprediksian laba yang diproksikan dengan MBV, dan
ukuran perusahaan yang diproksikan dengan nilai pasar saham. Hal ini dilakukan untuk
menghindari nilai data yang bervariasi dalam variabel -variabel tersebut. Berdasarkan
hasil analisa data diperoleh output regresi linier berganda yang dapat dilihat pada tabel 1
berikut ini :
Tabel 1
Output Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
ketepatan_riil
ketepatan_audit
Ln_persistensi
resiko
struktur_modal
Ln_size
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-.007
.061
-.001
.000
.000
.000
.010
.003
.000
.003
.066
.025
-.005
.003
Standardized
Coefficients
Beta
-.206
.121
.280
.010
.188
-.135
t
-.109
-2.192
1.331
3.637
.133
2.592
-1.797
Sig.
.914
.030
.185
.000
.894
.010
.074
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.559
.591
.827
.950
.937
.869
1.790
1.691
1.210
1.052
1.067
1.151
a. Dependent Variable: car
Dari tabel 1 di atas diperoleh hasil regresi linier berganda yaitu sebagai berikut :
Y= -0,206 X1 + 0,121 X2 + 0,280 X3 + 0,010 X4 + 0,188 X5 - 0,135 X6 + e.
4.1.Hipotesis 1 : Ketepatan waktu absolut riil penyampaian laporan keuangan
berpengaruh secara signifikan terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi
Berdasarkan hasil analisa data Ketepatan Absolut Riil (X1) terhadap CAR (Y),
didapatkan angka t-hitung sebesar -2,192 dan angka probabilitas sebesar 0,030 < α =
5%, berarti secara parsial (individu) terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara
Ketepatan Absolut Riil (X1) terhadap CAR (Y). Hal ini membuktikan bahwa hipotesis
yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Ketepatan Absolut Riil
(X1) terhadap CAR (Y) diterima. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tepat
pelaporan riil perusahaan ke Bapepam, maka akan meningkatkan Cumulative Abnormal
Returns saham perusahaan. Dan sebaliknya, semakin tidak tepat pelaporan riil perusahaan
ke Bapepam, maka akan menurunkan Cumulative Abnormal Returns saham perusahaan
(CAR). Hal ini konsisten dengan hasil penelitian M. Syafrudin,2004 yang menyatakan
ketidaktepatan penyampaian laporan keuangan akan mempengaruhi keputusan investor
sehingga harga saham berfluktuasi. Reaksi harga saham diukur dengan menggunakan
abnormal return. Peningkatan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan akan
7
membuat pasar bereaksi positif sehingga mendukung kenaikan Cumulative Abnormal
Returns bila pasar menginterpretasikan bahwa ketepatan waktu absolut riil dianggap
sebagai tanda tentang prospek cerah perusahaan.
4.2.Hipotesis 2 : Ketepatan waktu absolut setelah pengauditan penyampaian laporan
keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap kandungan kualitas informasi laba
akuntansi.
Berdasarkan hasil hasil analisa data antara Ketepatan Absolut Setelah Pengauditan (X2)
terhadap CAR (Y), didapatkan angka t-hitung sebesar 1,331 dan angka probabilitas
sebesar 0,185 > α = 5%, berarti secara parsial (individu) tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara Ketepatan Absolut Setelah Pengauditan (X2) terhadap CAR (Y). Hal ini
membuktikan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara Ketepatan Absolut Setelah Pengauditan (X2) terhadap CAR (Y) ditolak. Hal ini
mengindikasikan bahwa tepat atau terlambatnya pelaporan setelah audit dilakukan
perusahaan, maka tidak berdampak tajam pada Cumulative Abnormal Returns saham
perusahaan. Hal ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Madegede Wirakusuma, 2004
yang menyatakan bahwa ketepatan waktu setelah pengauditan berpengaruh secara
signifikan terhadap kandungan kualitas laba akuntansi.
Sedangkan variabel kontrol berupa Tingkat persistensi, pertumbuhan, keterprediksian
laba dan Struktur modal berpengaruh secara signifikan terhadap Cumulative Abnormal
Returns.Namun variabel kontrol berupa Beta dan Ukuran perusahaan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap Cumulative Abnormal Returns.
5. Penutup
5.1.Simpulan55555.kes
1. Ketepatan waktu absolut riil penyampaian laporan keuangan berpengaruh secara
signifikan terhadap kandungan kualitas laba akuntansi artinya hipotesis 1 terbukti atau di
terima.
2. Ketepatan waktu absolut setelah pengauditan penyampaian laporan keuangan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kandungan kualitas laba akuntansi artinya
hipotesis 2 tidak terbukti atau di tolak.
5.2.Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini hanya menggunakan dua macam ketepatan waktu saja yaitu ketepatan
waktu absolut riil dan absolut setelah pengauditan.
5.3. Implikasi Penelitian Selanjutnya
Penelitian berikutnya dapat menggunakan empat macam ketepatan waktu yaitu ketepatan
waktu absolut riil, ketepatan waktu absolut setelah pengauditan, ketepatan waktu
ekspektasian riil, ketepatan waktu ekspektasian.
8
DAFTAR PUSTAKA
Aruzzi, M.Iqbal, dan Bandi, 2003, “Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Rasio Profitabilitas dan Beta
Akuntansi terhadap Beta Saham di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi
VI :647-658)
Gujarati, Domodar, 1999.Ekonometrika Dasar.Edisi 6.Jakarta :Erlangga
Hartono, Jogiyanto, 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE UGM, Yogyakarta.
Hartono, Jogiyanto, 2005. Pasar Efisien Secara Keputusan. PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta
Imam Ghozali, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, cetakan IV,
UNDIP, Semarang.
Setiati, Fita., dan I.W.Kusuma. 2004. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Koefisien Response
Laba pada Perusahaan yang Tumbuh dan Tidak Bertumbuh.” Proceeding Simposium Nasional
Akuntansi VII. IAI-Kompartemen Akuntan Pendidik.
Syafrudin, M. 2004. “Pengaruh Ketidaktepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan pada
Earnings Response Coefficients : Studi di Bursa Efek Jakarta." Proceeding Simposium Nasional
Akuntansi VII. IAI-Kompartemen Akuntan Pendidik.
Tandelilin, Eduardus, 2001, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama,
BPFE UGM, Yogyakarta.
Wirakusuma, M. G. 2004. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rentang Waktu Penyajian
Laporan Keuangan ke Publik (Studi Empiris Mengenai Keberadaan Divisi Internal Audit pada
Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta).” Proceeding Simposium
Nasional Akuntansi VII. IAI-Kompartemen Akuntan Pendidik.
Wirakusuma, M. G. 2008. “Pengaruh Ketepatan waktu Publikasi Laporan Keuangan Terhadap
Kandungan Kualitas Informasi Laba Akuntansi di Pasar Modal Indonesia.” Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia. Vol.11. No.3:286-311.
Yustina dan Titik Aryati, 2001, “Rasio Keuangan Sebagai Prediktor Laba dan Arus Kas dimasa
yang akan datang”, Jurnal Media Riset Akuntansi, Audit dan Informasi, Vol.1,No.2
………...……….Indonesia Capital Market Directory (ICMD) tahun 2008
………...……….Indonesia Capital Market Directory (ICMD) tahun 2009
9
10
Download