BAB II Tinjauan Pustaka

advertisement
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.
2.1
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan indikator bahwa negara
ttersebut
te
er
berkategori miskin, berkembang atau maju, sehingga setiap negara akan
bbe
e
berusaha
agar pertumbuhan ekonominya dapat tumbuh atau naik setiap tahunnya.
Pertumbuhan
ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan produk domestik
P
e
bruto
per kapita. Produk domestik bruto (gross domestic product) adalah nilai
bbr
r
pasar
ppa
a keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi
dan
dda
a jasa akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor
produksi
yang berlokasi di dalam sebuah negara.
ppr
r
Menurut Todaro dan Smith (2006), angka pendapatan nasional bruto per
kka
a
kapita
merupakan konsep yang paling sering dipakai sebagai tolak ukur tingkat
kke
e
kesejahteraan
ekonomi penduduk di suatu negara. Konsep ini merupakan
iin
n
indikator
yang paling umum digunakan untuk mengukur besar-kecilnya aktivitas
pe
perekonomian secara keseluruhan. Angka pendapatan nasional bruto adalah nilai
tambah atas segenap kegiatan ekonomi yang dimiliki oleh penduduk suatu negara,
tam
baik dari aset yang mereka miliki di dalam negeri maupun di luar negeri tanpa
ba
dikurangi oleh depresiasi atas stok modal domestik.
dik
Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita
dalam
jangka panjang. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam definisi
dda
a
tersebut,
yaitu: (1) proses, (2) output per kapita, dan (3) jangka waktu yang
tte
er
panjang.
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran
ppa
a
ekonomi
pada suatu saat. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi merupakan
eek
k
perubahan
mendasar untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang
ppe
e
llebih
le
eb baik secara keseluruhan dalam jangka panjang. Jadi pertumbuhan ekonomi
yang
baik diukur berdasarkan pendapatan dan kekayaan negara untuk
yya
a
memperbaiki taraf hidup penduduknya. Tiga komponen pertumbuhan ekonomi
m
6
yangg m
mempunyai arti penting, yaitu akumulasi modal, pertumbuhan penduduk,
dan kem
kemajuan teknologi. Akumulasi modal akan diperoleh bila sebagian dari
pend
dapa
pendapatan
yang diterima ditabung dan diinvestasikan lagi dengan tujuan untuk
men
ningk
meningkatkan
output dan pendapatan di masa depan.
2.2
Ak
Akumulasi Modal
M
Menurut Todaro dan Smith (2006), modal sebagai suatu konsep ekonomi
dipe
erg
gun
dipergunakan
dalam konteks yang berbeda-beda. Dalam rumusan yang sederhana,
defin
nissii modal adalah barang atau uang, yang bersama-sama faktor produksi tanah
ni
definisi
tenaga
kerja menghasilkan barang-barang baru. Dalam artian yang lebih luas
dan te
ena
n
dan da
ddalam
ala tradisi pandangan ekonomi pada umumnya, modal mengacu kepada
aset yyang
an dimiliki seseorang sebagai kekayaan (wealth) yang tidak segera
dikonsumsi,
melainkan untuk disimpan (saving adalah potential capital), atau
diko
onnssu
dipakai
dipa
akaai untuk menghasilkan barang/jasa baru (investasi). Dengan demikian,
modal
berwujud barang dan uang. Tetapi, tidak setiap jumlah uang dapat
mod
dal dapat
da
d
diseb
but modal. Sejumlah uang itu menjadi modal kalau ia ditanam atau
bu
disebut
diinv
vesstt
ve
diinvestasikan
untuk menjamin adanya suatu kembalian (rate of return). Dalam
arti ini
ni modal
ni
m
juga mengacu kepada investasi itu sendiri yang dapat berupa alatfinansial seperti deposito, stok barang, ataupun surat saham yang
alat fin
mencerminkan
hak atas sarana produksi, atau dapat pula berupa sarana produksi
men
ncerm
fisik.
itu dapat berupa pembayaran bunga, ataupun klaim atas suatu
fisik
k. Kembalian
K
keuntungan.
Modal yang berupa barang (capital goods), mencakup durable
keun
ntun
(fixed)
((fixe
e d ) capital dalam bentuk bangunan pabrik, mesin-mesin, peralatan
transportasi,
kemudahan distribusi, dan barang-barang lainnya yang dipergunakan
trans
spor
sp
or
untuk
barang/jasa baru; dan no-durable (circulating) capital,
untu
uk memproduksi
m
dalam
dala
am bbentuk barang jadi ataupun setengah jadi yang berada dalam proses untuk
diolah
barang jadi.
diola
ah menjadi
ah
m
Akumulasi modal (capital accumulation) akan diperoleh bila sebagian dari
A
Ak
pendapatan
yang diterima saat ini ditabung dan diinvestasikan lagi dengan tujuan
pend
dap
apa
meningkatkan
output dan pendapatan di masa depan. Pabrik-pabrik, mesin,
men
ning
ni
ngk
peralatan,
pera
allaata
ta dan bahan-bahan baku baru akan meningkatkan stok modal (capital
7
sto
stok) fisik suatu negara (yaitu total nilai riil neto dari semua barang modal
pr
produktif secara fisik) dan memungkinkan untuk meningkatkan tingkat output
ya
yang ingin dicapai. Sebagai contoh, investasi yang dilakukan petani dalam traktor
ba
baru dapat meningkatkan output total dari sayur-sayuran yang dia produksi, tetapi
tan
tanpa fasilitas transportasi yang memadai untuk mengangkut produk ekstra ini ke
ppa
a lokal, maka investasinya tidak dapat menambah produksi pangan nasional.
pasar
Investasi dalam sumber daya manusia dapat memperbaiki kualitas pekerja
dda
a oleh karenanya, mempunyai pengaruh yang sama atau bahkan lebih kuat
dan
terhadap
produksi seiring dengan meningkatnya jumlah manusia. Sekolah formal,
tter
te
e
program-program
kejuruan dan on-the-job training, serta pendidikan informal
ppr
r
bagi
bba
a masyarakat dan jenis lainnya dapat meningkatkan keterampilan pekerja
secara
lebih efektif sebagai hasil dari investasi langsung dalam bangunan,
sse
e
peralatan,
dan bahan-bahan (misalnya, buku-buku, proyektor film, komputer
ppe
e
personal,
peralatan ilmu pengetahuan, alat-alat kerja dan lainnya). Selain itu,
ppe
e
perbaikan
di bidang kesehatan secara signifikan juga dapat meningkatkan
ppe
e
ppr
r
produktivitas.
Karena itu, konsep investasi di bidang sumber daya manusia dan
ppenciptaan
pe
e
modal manusia (human capital), merupakan fenomena bentuk-bentuk
investasi yang bertujuan mengakumulasi modal.
inv
2.3
Pengertian Pendapatan dan Kekayaan
Pendapatan adalah penerimaan suatu negara yang bersumber dari pajak dan
sumber lainnya untuk membiayai kepentingan umum. Pendapatan per kapita
su
adalah pendapatan nasional dibagi jumlah penduduk. Kaya adalah mempunyai
ad
banyak
harta (uang dan sebagainya). Kekayaan adalah perihal (yang bersifat,
bba
a
kaya; harta (benda) yang menjadi milik orang (Depdikbud 2005).
bberciri)
be
e
Kekayaan
negara identik dengan banyaknya stok uang yang bisa ditumpuk atau
K
e
dimiliki
oleh pemerintah di negara bersangkutan. Dengan mengekspor lebih
ddi
im
banyak
dan membatasi impor, maka perdagangan akan menghasilkan surplus,
bba
a
yang
akan menambah stok uang sehingga pendapatan dan kekayaan negara
yya
a
tersebut
akan meningkat.
tte
er
8
Pa
Pandangan bahwa pendapatan dan kekayaan bukanlah tujuan akhir
mela
aink sarana untuk mencapai tujuan-tujuan yang lainnya sudah muncul sejak
melainkan
zam
man A
zaman
Aristoteles. Pemenang Hadiah Nobel untuk bidang ekonomi tahun 1998,
Ama
artya Sen, berpendapat bahwa “kapabilitas untuk berfungsi” adalah yang
Amartya
palin
ng menentukan
m
paling
status miskin-tidaknya seseorang. Sen berkata, “Pertumbuhan
ekon
noom
m dengan sendirinya tidak dapat dianggap sebagai tujuan akhir.
ekonomi
Pem
mbaan
mb
n
Pembangunan
haruslah lebih memperhatikan peningkatan kualitas kehidupan
yangg kkita
it jalani dan kebebasan yang kita nikmati. Selanjutnya, Sen memaparkan
bahwa
bahw
wa ttingkat kemiskinan tidak dapat diukur dari tingkat pendapatan atau bahkan
seperti pemahaman konvensional; yang paling penting bukanlah apa
dari uutilitas
til
ti
seseorang (kekayaan) ataupun kepuasan yang ditimbulkan dari
yangg dimiliki
di
barang-barang
tersebut melainkan apakah yang dapat dilakukan oleh seseorang
bara
anng
g-b
dengan
deng
gan
an barang-barang tersebut. Yang berpengaruh terhadap kesejahteraan bukan
hanya
hany
ya kkarakteristik komoditas yang dikonsumsi, seperti dalam pendekatan utilitas,
tetapi
apa yang dapat diambil oleh konsumen dari komoditi-komoditi
tetap
pi manfaat
pi
m
terse
ebut
eb
ut Contohnya, sebuah buku memiliki nilai yang kecil bagi orang yang buta
tersebut.
huru
uf ((T
T
huruf
(Todaro
dan Smith 2006).
Kualitas kehidupan memang mensyaratkan adanya pendapatan yang lebih
Ku
tinggi,
yang dibutuhkan bukan hanya itu. Pendapatan yang lebih tinggi
tingg
gi, namun
n
hanya
salah satu dari sekian banyak syarat yang harus dipenuhi.
hany
ya merupakan
m
Banyak
Bany
yak hal lain yang juga harus diperjuangkan, yakni pendidikan yang lebih baik,
peningkatan
standar kesehatan dan nutrisi, pemberantasan kemiskinan, perbaikan
peni
ingk
kondisi
kond
disi lingkungan hidup, pemerataan kesempatan, peningkatan kebebasan
individual,
indiv
vviidduu dan pelestarian ragam kehidupan budaya (Todaro dan Smith 2006).
Pendapatan
yang tinggi akan menambah kekayaan, namun kekayaan yang
P
e
banyak
bany
yak
ak kadang tidak menambah kebahagiaan bagi penduduknya. Kekayaan itu
sendiri
senddiirri memungkinkan negara untuk menambah pilihan di dalam pengeluaran
untuk
sehingga diperlukan kemampuan untuk mengendalikan segala
untu
uk belanja,
b
sesuatu
sesuuaattu yang lebih jelas. Dengan demikian, peningkatan pendapatan dan kekayaan
suatu
memang diperlukan tetapi yang terpenting adalah peningkatan
suattu negara
n
9
sta
standar hidup, seperti perbaikan kualitas pendidikan, penambahan penyediaan
lap
lapangan pekerjaan, peningkatan kesehatan atau yang lainnya.
Di negara berkembang, pertumbuhan ekonomi tidak selalu berbanding lurus
de
dengan penurunan angka pengangguran. Pertumbuhan ekonomi dan angka
pe
pengangguran memang saling terkait, namun sangat bergantung pada kondisi dan
sstruktur
st
tr
perekonomian negara bersangkutan. Hal ini berbeda dengan negara
kka
a
kapitalis,
yang berbasis tenaga kerja, atau negara-negara maju. Kepala Biro
Hu
H
Hubungan Masyarakat Badan Pusat Statistik, M Sairi Hasbullah, mengatakan
bahwa
ketika pertumbuhan ekonomi melambat, justru bisa saja terjadi penurunan
bba
a
pengangguran.
Sebaliknya, ketika ekonomi tumbuh, pengangguran justru
ppe
e
bertambah
banyak. Sebagai contoh, petani meningkatkan nilai tambah dalam
bbe
e
produksi
saat mengalami pertumbuhan ekonomi. Implikasi, pengangguran justru
ppr
r
bertambah,
lantaran penggunaan tenaga kerja dalam sektor pertanian digantikan
bbe
e
ooleh
ol
l mesin. Petani yang dulunya hanya memiliki luas lahan satu hektar, semakin
kaya
kka
a ia, semakin ia memperkaya teknologi pertaniannya. Sehingga tidak ada
rru
u
rumus
baku yang menyatakan bahwa berapa persen pertumbuhan ekonomi akan
ddiikuti dengan berapa persen penurunan angka pengangguran (Triana 2010).
di
Sejak tahun 1990, Human Development Index (HDI) digunakan untuk
memeringkat semua negara dari skala 0 (tingkat pembangunan manusia yang
m
paling rendah) hingga 1 (tingkat pembangunan manusia yang tertinggi)
pa
berdasarkan tiga tujuan atau produk akhir pembangunan: masa hidup yang diukur
be
dengan usia harapan hidup, pengetahuan yang diukur dengan kemampuan baca
de
tulis
ttu
u orang dewasa secara tertimbang dan rata-rata tahun bersekolah, serta standar
kehidupan
yang diukur dengan pendapatan riil per kapita, disesuaikan dengan
kkee
paritas
daya beli dari mata uang setiap negara untuk mencerminkan biaya hidup
pa
pa
dan
ddaa untuk memenuhi asumsi utilitas marjinal yang semakin menurun dari
pendapatan.
HDI digunakan untuk memeringkat semua negara menjadi tiga
ppee
kelompok:
tingkat pembangunan manusia yang rendah (0,0 hingga 0,499), tingkat
k
ke
pembangunan
manusia menengah (0,5 hingga 0,799), dan tingkat pembangunan
pe
pe
manusia
yang tinggi (0,8 hingga 1,0) (Todaro dan Smith 2006).
m
1100
In
Indeks pendapatan suatu negara dapat dihitung dengan cara menghitung log
natu
ural dari
d pendapatan saat ini dikurangi dengan log natural 100 (karena diyakini
natural
pend
dapa per kapita paling rendah dari suatu negara adalah $100) dibagi dengan
pendapatan
log jumlah
jum
maksimum pendapatan yang dicapai sebuah negara (paritas daya beli)
yangg dipatok
dip
oleh UNDP sebesar $40.000 dikurangi log natural $100. Hasilnya
adal
lah
h aangka indeks yang berkisar antara 0 sampai 1. Sebagai contoh, Negara
adalah
Arm
menniia mempunyai pendapatan per kapita tahun 1999 sebesar $2.215, dari
me
Armenia,
pend
dap
apa tersebut, maka indeks pendapatannya dapat dihitung sebagai berikut:
pendapatan
Ž‘‰
ŽŽ‘
‘ ሺʹǤʹͳͷሻെŽ‘‰ ༌
ሺͳͲͲሻ
Ž‘‰
ሺͳͲͲሻ
Ž‘‰ ሺͶͲǡͲͲͲሻെŽ‘‰ ༌
Ž‘
ൌ Ͳǡͷͳ͹
Dengan
Denng
ngaan
n nilai indeks pendapatan yang berada di sekitar pertengahan antara titik
minimum
miniim
mu
u dan maksimum (0,517 dekat dengan 0,5), untuk kasus Negara Armenia,
um
mudah
mudda
dah uuntuk melihat bahwa di sini terdapat efek utilitas marjinal yang semakin
menurun.
mennu
nuru
run Pendapatan sebesar $2.215, yang kurang dari 6% dibandingkan dengan
pos tujuan
tuuju maksimum paritas daya beli sebesar $40.000, sudah cukup untuk
mennjan
ang
an
menjangkau
lebih dari setengah nilai maksimum indeks tersebut. Dari indeks
penddap
apa
pendapatan
tersebut, Armenia merupakan negara dengan tingkat pembangunan
manusia
mannusia menengah (Todaro dan Smith 2006).
2.4
Fungsi
Fu
Stok Uang
Stok adalah persediaan barang keperluan untuk perbekalan (Depdikbud
St
2005).
fungsi stok uang adalah persediaan uang sebagai saham, modal atau
20055). Jadi
J
kekayaan
kekaayaa yang dimiliki yang berfungsi untuk meningkatkan produksi dan tingkat
output
outp
puutt yyang ingin dicapai.
2.4.1
Teori Nilai Uang
1 T
Menurut nilainya, uang dibedakan menjadi uang penuh (full bodied money)
M
dan ua
uuang
an tanda (token money). Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila
nilaii yang
yyaan tertera pada uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan.
Dengan
Den
ngan
ng
an kata lain, nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai intrinsik yang
terkandung
terka
andu
and
an
du dalam uang tersebut. Jika uang itu terbuat dari emas, maka nilai uang
11
itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya. Sedangkan yang dimaksud
de
dengan uang tanda adalah apabila nilai yang tertera pada uang lebih tinggi dari
ni
nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan kata lain nilai
no
nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk membuat
ua
uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya Rp750,00.
Teori nilai uang membahas masalah-masalah keuangan yang berkaitan
dde
dengan
e
nilai uang. Nilai uang menjadi perhatian para ekonom, karena tinggi atau
rre
en
rendahnya
nilai uang sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi. Hal ini
terbukti
dengan banyaknya teori uang yang disampaikan oleh beberapa ahli. Teori
tte
er
nilai
nni
i uang terdiri atas dua teori, yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis .
Teori
T
e uang statis
Teori uang statis atau disebut juga "teori kualitatif statis" bertujuan
menjawab pertanyaan: apakah sebenarnya uang? Dan mengapa uang itu ada
m
harganya?
Mengapa uang itu sampai beredar? Teori ini disebut statis karena tidak
hha
a
m
mempersoalkan perubahan nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi.
T
e uang dinamis
Teori
Teori ini mempersoalkan sebab terjadinya perubahan dalam nilai uang.
Teori yang membahas uang dinamis yang terkenal yaitu teori kuantitas dari David
Te
Ricardo dan Irving Fisher. Menurut David Ricardo, perubahan jumlah uang yang
Ri
beredar akan memengaruhi harga. Jika jumlah uang yang beredar sedikit, hargabe
harga akan turun sehingga nilai uang akan naik. Jika jumlah uang yang beredar
ha
banyak,
harga-harga akan naik sehingga nilai uang akan turun. Oleh karena itu,
bba
a
menurut teori ini jika jumlah uang yang beredar ditambah dua kali lipat maka
m
harga-harga
juga akan naik dua kali lipat sehingga nilai uang akan turun menjadi
hha
a
atau sebaliknya. Sedangkan Irving Fisher menyempurnakan teori dari
ssetengahnya
se
e
David
Ricardo yaitu memasukkan unsur kecepatan peredaran uang, barang dan
D
Da
a
jasa
jja
as sebagai faktor yang memengaruhi nilai uang. Menurut Irving Fisher, nilai
uuang (yang ditunjukkan oleh tinggi rendahnya harga) sangat dipengaruhi oleh
ua
1122
juml
lah uang yang beredar, kecepatan peredaran uang dan volume perdagangan
jumlah
(Bau
umo dan Binder 2003).
(Baumol
2.4.22 T
Teori Permintaan dan Penawaran Uang
M
Menurut Untoro (2007), salah satu teori klasik yang mengupas mengenai
perm
min
inta
t
permintaan
uang adalah teori kuantitas uang (the quantity theory of money). Teori
ini membahas
meem
m
permintaan dan sekaligus penawaran akan uang beserta interaksi
anta
araa kkeduanya yang berfokus pada hubungan antara penawaran uang (jumlah
antara
uangg yyang
a beredar) dengan nilai uang (tingkat harga). Teori kuantitas dari David
Ricardo
Rica
arddo merumuskan hubungan hal tersebut yaitu:
‫ ܯ‬ൌ ݇ܲ
‫ܯ‬, jumlah
juuml uang yang beredar, ݇, konstanta, dan ܲ, nilai uang.
Selanjutnya
teori kuantitas Irfing Fisher menyempurnakan dari teori David
Sela
anjjut
Ricardo
Rica
arddo dengan memasukkan unsur kecepatan peredaran uang dan volume
perd
dag
ga
perdagangan
yaitu:
‫ܯ‬
‫ ܸܯ‬ൌ ܲܶ
‫ܯ‬, jumlah
juml uang yang beredar, ܸ, kecepatan peredaran uang, ܲ, nilai uang, dan ܶ,
volume
volu
ume perdagangan. ܸ, transaction velocity of circulation adalah variabel yang
ditentukan
diten
ntuk oleh kelembagaan yang ada di dalam masyarakat, dan dalam jangka
pendek
pend
dek dapat dianggap konstan. ܶ, volume transaksi, dalam suatu periode tertentu
ditentukan
diten
ntuk oleh tingkat pendapatan nasional ataupun output masyarakat.
ͳ
‫ ݀ܯ‬ൌ ܸ ܲܶ.
Dengan
Denng
ngan
an demikian ‫ ݀ܯ‬, permintaan uang masyarakat adalah sesuatu proporsi
tertentu
terteen
entu
tu
ͳ
ܸ
dari nilai transaksi (ܲܶ). ܶ dan ܸ menunjukkan variabel-variabel yang
dianggap
dian
ngg
gga konstan dalam jangka pendek. Dalam kondisi keseimbangan ‫ ݏܯ‬,
persediaan
uang (‫ ݀ܯ‬ൌ ‫ ) ݏܯ‬diperoleh persamaan yaitu:
pers
sedia
ddii
13
ͳ
‫ ݏܯ‬ൌ ܸ ܲܶ.
Dalam jangka pendek tingkat harga umum (ܲ) berubah secara proporsional
dengan perubahan uang yang diedarkan pemerintah. Dalam teori ini ܶ ditentukan
de
oleh tingkat output ekuilibrium masyarakat (oleh Fisher dan ahli ekonomi klasik
ol
disebut full employment, hukum Say atau Say’s Law).
di
Fisher menyatakan bahwa permintaan uang akan timbul dari penggunaan
uang
dalam proses transaksi, dimana tiap perekonomian sesuai tahapan
uua
a
pertumbuhannya
memiliki sistem kelembagaan tersendiri yang menentukan sifat
ppe
e
proses
transaksi. Faktor kelembagaan akan mengalami perubahan secara gradual
ppr
r
dalam
jangka panjang, sedangkan dalam jangka pendek kebutuhan akan uang
dda
a
relatif
terhadap volume transaksi bisa dianggap konstan. Demikian pula volume
rre
e
transaksi
relatif terhadap output masyarakat bisa dianggap mempunyai proporsi
tra
ttr
r
yyang
a konstan dalam jangka pendek.
Dalam teori Cambridge, menganggap bahwa permintaan uang adalah
proporsional
dengan tingkat pendapatan nasional. Dengan demikian persamaan
ppr
r
permintaan
uang adalah
ppe
e
‫ ݀ܯ‬ൌ ܻ݇ܲ
de
dengan ܻ adalah pendapatan nasional riil. Suplai (persediaan) uang (‫) ݏܯ‬
ditentukan oleh pemerintah. Dalam kondisi keseimbangan maka:
dit
‫ ݏܯ‬ൌ ܻ݇ܲ
Dalam kondisi full employment yaitu dimana pendapatan riil tidak bisa naik
llagi,
la
ag maka kenaikan ‫ ݏܯ‬akan menyebabkan kenaikan ܲ (bukan lagi kenaikan ܻ)
sse
secara
e
proporsional (meskipun ada economies of scale). Efek seperti ini juga
ddi
dijumpai
ij
dalam keadaan dimana tidak ada economies of scale:
‫ ݏܯ‬՜ ʹ‫ݏܯ‬
‫ ݏܯ‬ൌ ʹ‫ ݀ܯ‬.
1144
Dala
am kondisi
k
Dalam
proporsional (tidak ada economies of scale) adalah:
‫ ݀ܯ‬ൌ ܻ݇ܲ
ʹ
ʹ‫ ݀ܯ‬ൌ ܻ݇ሺʹܲሻ
(ܶ dan ܻ adalah full employment income).
2.5
Ekuilibrium
E
Ek
k
Menurut Chiang dan Wainwright (2005), salah satu definisi ekuilibrium
M
adalah
adallah
h ssuatu kumpulan variabel-variabel terpilih yang saling berhubungan dan
disesuaikan
satu dengan yang lainnya dengan cara sedemikian rupa, sehingga
disesuuai
tidakk ada
ad kecenderungan yang melekat (inherent) dalam model tersebut untuk
berubah.
beru
ubaah
Perkataan
terpilih menunjukkan kenyataan bahwa ada variabel yang tidak
P
e
dimasukkan
dalam model. Jadi, ekuilibrium dalam pembahasan ini hanya relevan
dima
assu
uk
dengan
deng
gaan
n himpunan variabel-variabel tertentu yang dipilih, dan bila modelnya
diperluas
dipe
erlluuaa untuk memasukkan variabel tambahan, maka ekuilibrium pada model
semula
dapat digunakan lagi.
semu
ullaa tidak
t
Perkataan saling berhubungan menyatakan bahwa untuk dapat mencapai
Pe
ekuilibrium,
maka semua variabel dalam model harus secara bersamaan dalam
ekui
ilibri
keadaan
kead
daan tetap. Keadaan tetap dari setiap variabel harus cocok dengan variabel
lainnya;
lainn
nya; jika tidak, maka beberapa variabel akan berubah, sehingga akan
mengakibatkan
variabel lainnya juga berubah dalam reaksi yang berantai, dan
men
ngak
karenanya
kare
enan tidak terjadi ekuilibrium.
Perkataan
melekat menyatakan bahwa dalam kondisi ekuilibrium, keadaan
Pe
P
e
dalam model hanya didasarkan pada penyeimbangan kekuatan
tetapp vvariabel
a
internal
inter
rnaall dari model tersebut, sedangkan faktor-faktor eksternal dianggap tetap.
rn
rna
Secara
Seca
arraa operasional, ini berarti bahwa parameter dan variabel eksogen
diperlakukan
konstan. Jika faktor eksternal ternyata berubah, maka terjadi
dipe
errllak
ak
ekuilibrium
baru atas dasar nilai parameter baru, tetapi dalam kondisi ekuilibrium
ekui
ili
libbrri
baru,
nilai
baru
u, nni
il parameter yang baru juga diasumsikan tetap tidak berubah.
15
Pada pokoknya, ekuilibrium untuk model tertentu adalah suatu keadaan
ya
yang mempunyai ciri tidak ada kecenderungan untuk berubah. Kenyataan bahwa
ek
ekuilibrium berarti tidak ada kecenderungan untuk berubah dapat mendorong
se
seseorang untuk menarik kesimpulan bahwa suatu ekuilibrium harus berarti
ad
adanya suatu keadaan yang ideal atau keadaan yang diinginkan, karena hanya
ppa
a keadaan ideal saja tidak ada dorongan terjadinya perubahan.
pada
22.
.6
2.6
Fungsi Produksi
Dalam pembahasan fungsi produksi banyak digunakan fungsi homogen
derajat
pertama sebagaimana diungkapkan oleh Chiang dan Wainwright (2005).
dde
e
Suatu fungsi disebut homogen derajat ‫ݎ‬, jika perkalian setiap variabel bebasnya
Su
S
dengan
konstanta ݆ akan mengubah nilai fungsi dengan proporsi ݆ ‫ ݎ‬, yaitu:
dde
e
݂ሺ݆‫ ͳݔ‬ǡ ǥ ǡ ݆‫ ݊ݔ‬ሻ ൌ ݆ ‫݂ ݎ‬ሺ‫ ͳݔ‬ǡ ǥ ǡ ‫ ݊ݔ‬ሻ.
Secara umum, ݆ dapat berupa sembarang nilai. Namun, agar persamaan di
aatas
at
ta mempunyai arti, ሺ݆‫ ͳݔ‬ǡ ǥ ǡ ݆‫ ݊ݔ‬ሻ tidak boleh terletak di luar domain (daerah
asal)
aas
s fungsi ݂. Dalam penerapan ekonomi konstanta ݆ biasanya bernilai positif,
karena sebagian besar variabel ekonomi tidak boleh bernilai negatif. Apabila
kka
‫ ݎ‬ൌ ͳ, fungsi ݂ merupakan fungsi homogen derajat pertama atau sering
dinyatakan sebagai fungsi homogen secara linear.
din
Penerapan fungsi homogen secara linear sering digunakan dalam fungsi
produksi, misalnya:
pr
‫ ܨ‬ൌ ݂ሺ‫ܭ‬ǡ ܰሻ.
(2.1)
Apakah
diterapkan pada tingkat mikro atau pun makro, asumsi matematik
A
p
secara linear akan sama dengan asumsi ekonomi mengenai hasil yang
hhomogen
o
kkonstan terhadap skala (constant return to scale), karena homogen secara linear
ko
bahwa kenaikan semua input (variabel bebas) sebanyak ݆ kali lipat akan
bberarti
be
e
selalu
menaikkan output (nilai fungsi) tepat sebesar ݆ kali lipat pula.
sse
e
1166
Sifat
t-sif khas yang memberi ciri fungsi produksi homogen secara linear adalah:
Sifat-sifat
Sifa
at 1:
Sifat
Jikaa fun
fungsi produksi ‫ ܨ‬ൌ ݂ሺ‫ܭ‬ǡ ܰሻ homogen secara linear , maka rata-rata produk
buru
uh ddan rata-rata produk modal dapat dinyatakan sebagai fungsi dari rasio
buruh
‫ܭ‬
mod
dal – buruh, ݇ ‫ ܰ ؠ‬saja.
da
modal
Bukti:
Bukkti:
i::
Untuk
membuktikan sifat 1, bagilah setiap variabel bebas fungsi produksi
U
n
ͳ
padaa ((2.1)
dengan suatu faktor ݆ ൌ . Hal ini akan mengubah output dari ‫ܨ‬
2
ܰ
‫ܨ‬
menjadi
men
njad
aaddi ݆‫ ܨ‬ൌ ܰ . Ruas kanan dari (2.1) akan menjadi:
‫ܰ ܭ‬
‫ܭ‬
‫ܭ‬
݂ ቀܰ ǡ ܰ ቁ ൌ ݂ ቀܰ ǡ ͳቁ ൌ ݂ሺ݇ǡ ͳሻ dengan ݇ ‫ ܰ ؠ‬.
Karena
variabel-variabel ‫ ܭ‬dan ܰ pada fungsi semula harus diganti secara
K
a
bertuur
uruutt
berturut-turut
dengan ݇ dan l, sebagai akibatnya ruas kanan menjadi fungsi rasio
modda
dal dengan
d
modal
buruh ݇ saja, katakan ݂ሺ݇ሻ, yang merupakan fungsi dengan
argu
umen tunggal ݇, meskipun dua variabel bebas ‫ ܭ‬dan ܰ sebenarnya terlibat
argumen
dala
am ar
dalam
argumen tersebut. Dengan demikian akan diperoleh:
‫ܨ‬
ܰ
‫ܨ‬
‫ܭ‬
ൌ ݂ሺ݇ሻ dan
‫ܰܨ‬
ൌ ܰ‫ ܭ‬ൌ
݂ሺ݇ሻ
݇
(2.2)
.
(2.3)
Karena
Kareennaa kedua rata-rata produk bergantung pada ݇ saja, maka homogen secara
‫ܭ‬
linear
lineaar
ar m
menerangkan bahwa selama rasio ܰ tetap konstan (apapun tingkat absolut ‫ܭ‬
ܰ),
dan ܰ
)),, rata-rata akan menjadi konstan juga. Oleh karena itu, fungsi produksi
homogen
hom
moggee berderajat satu adalah homogen derajat nol pada variabel-variabel ‫ ܭ‬dan
mo
ܰ. Ja
JJadi
ad perubahan proporsional yang sama dalam ‫ ܭ‬dan ܰ (dengan
mempertahankan
konstanta ݇) tidak akan mengubah besaran rata-rata produk.
mem
mper
mp
er
17
Si
Sifat 2:
Bi
Bila diberikan fungsi produksi homogen secara linear, maka produk marjinal
da
dapat dinyatakan sebagai fungsi dari ݇ saja.
Bu
Bukti:
Untuk mendapatkan produk marjinal, mula-mula dituliskan produk total
sse
e
sebagai
‫ ܨ‬yang menurut persamaan (2.2) menjadi:
‫ ܨ‬ൌ ݂ܰሺ݇ሻ
(2.4)
Jika
JJi
ik ݇ didiferensiasikan terhadap ‫ ܭ‬dan ܰ, akan diperoleh:
߲݇
߲‫ܭ‬
߲
‫ܭ‬
ͳ
߲݇
߲
‫ܭ‬
ൌ ߲‫ ܭ‬ቀܰ ቁ ൌ ܰ ǡ ߲ܰ ൌ ߲ܰ ቀܰ ቁ ൌ
െ‫ܭ‬
ܰʹ
(2.5)
K
Kemudian
e
‫ ܨ‬didiferensiasikan terhadap ‫ ܭ‬dan ܰ, sehingga akan diperoleh:
߲‫ܨ‬
߲‫ܭ‬
ൌ
߲
߲‫ܭ‬
ൌܰ
ሾ݂ܰሺ݇ሻሿ
߲݂ ሺ݇ሻ
߲‫ܭ‬
ൌܰ
݂݀ ሺ݇ሻ ߲݇
݀݇
߲‫ܭ‬
ͳ
ൌ ݂ܰ Ԣ ሺ݇ሻ ൌ ݂ Ԣ ሺ݇ሻ
ܰ
߲‫ܨ‬
߲ܰ
(aturan rantai)
(menurut (2.5))
(2.6)
߲
ൌ ߲ܰ ሾ݂ܰሺ݇ሻሿ
ൌ ݂ሺ݇ሻ ൅ ܰ
߲݂ ሺ݇ሻ
(aturan hasil kali)
߲ܰ
ൌ ݂ሺ݇ሻ ൅ ݂ܰ Ԣ ሺ݇ሻ
ൌ ݂ሺ݇ሻ ൅ ݂ܰ Ԣ ሺ݇ሻ
߲݇
߲ܰ
െ‫ܭ‬
ൌ ݂ሺ݇ሻ െ ݂݇ Ԣ ሺ݇ሻ.
ܰʹ
(aturan rantai)
(menurut (2.5))
(2.7)
1188
Sepe
erti produk rata-rata, produk marjinal akan tetap sama selama rasio modal
Seperti
buru
uh dipertahankan
d
buruh
konstan. Oleh karena itu, fungsi produksi homogen
berd
deraj satu adalah homogen derajat nol pada variabel-variabel ‫ ܭ‬dan ܰ.
berderajat
Sifa
at 3 (Dalil
(
Sifat
Euler):
߲‫ܨ‬
߲‫ܨ‬
Bilaa ‫ ܨ‬ൌ ݂ሺ‫ܭ‬ǡ ܰሻ homogen secara linear, maka ‫ ܭ߲ ܭ‬൅ ܰ ߲ܰ ‫ܨ ؠ‬
Buk
kti:
i::
Bukti:
߲‫ܨ‬
߲‫ܨ‬
‫ ܭ߲ ܭ‬൅ ܰ ߲ܰ ൌ ‫ ݂ܭ‬Ԣ ሺ݇ሻ ൅ ܰሾ݂ሺ݇ሻ െ ݂݇ Ԣ ሺ݇ሻሿ (menurut (2.6) dan (2.7))
‫ܭ‬
ൌ ‫ ݂ܭ‬Ԣ ሺ݇ሻ ൅ ݂ܰሺ݇ሻ െ ‫ ݂ܭ‬Ԣ ሺ݇ሻǢ ݇ ‫ܰ ؠ‬
ൌ ݂ܰሺ݇ሻ ൌ ‫ܨ‬
(menurut (2.4))
Hasil
H
a ini valid untuk setiap nilai ‫ ܭ‬dan ܰ. Itu sebabnya mengapa sifat 3
dapat
sebagai kesamaan identik. Apa yang dinyatakan oleh sifat 3 adalah
dapa
at dditulis
i
bahw
wa nnilai sebuah fungsi yang homogen secara linear selalu dapat dinyatakan
bahwa
seba
aga
gai suatu penderivatif parsial orde pertama terhadap variabel itu, tanpa
sebagai
mem
mper
memperhatikan
besarnya kedua input yang sungguh-sungguh digunakan. Tetapi
߲‫ܨ‬
߲‫ܨ‬
hend
dakn
hendaknya
berhati-hati untuk membedakan antara identitas ‫ ܭ߲ ܭ‬൅ ܰ ߲ܰ ‫ܨ ؠ‬
(dali
(dalil
il Euler
Eu yang hanya diterapkan pada hasil yang konstan terhadap kasus skala
߲‫ܨ‬
߲‫ܨ‬
dari ‫ ܨ‬ൌ ݂ሺ‫ܭ‬ǡ ܰሻሻ dengan persamaan ݀‫ ܨ‬ൌ ߲‫ ܭ݀ ܭ‬൅ ߲ܰ ݀ܰ (diferensial total ,
untuk
fungsi ‫ ܨ‬ൌ ݂ሺ‫ܭ‬ǡ ܰሻ).
untu
uk setiap
se
Secara
ekonomi, sifat 3 berarti bahwa pada kondisi hasil yang konstan
Se
S
e
terhadap
terha
adap skala, bila setiap faktor input dibayar sesuai dengan jumlah produk
ad
ada
marjinalnya,
produk total akan sepenuhnya terbagi di antara semua faktor input
marj
jin
inal
al
ekuivalen keuntungan ekonomi yang murni akan nol. Karena situasi
atau
u ssecara
eecc
gambaran ekuilibrium jangka panjang pada persaingan murni,
ini merupakan
meeru
m
pernah
pern
nah ddianggap bahwa hanya fungsi produksi yang homogen secara linear yang
na
mempunyai arti ekonomi. Keuntungan ekonomi sebesar nol dalam
akann m
ekui
iliibr
bri
ekuilibrium
jangka panjang itu merupakan hasil kekuatan persaingan melalui
19
m
masuk dan keluarnya perusahaan, tanpa memperhatikan sifat fungsi produksi
kh
khusus yang sungguh-sungguh berlaku. Jadi tidaklah diharuskan untuk
m
mempunyai fungsi produksi yang menjamin pemakaian produk untuk masingm
masing keseluruhan pasangan ሺ‫ܭ‬ǡ ܰሻ. Selanjutnya pada kondisi persaingan tidak
se
sempurna dalam pasar faktor produksi, pemberian balas jasa kepada faktor
pproduksi
pr
r
bisa tidak sama dengan produk marjinal, yang akibatnya dalil Euler
m
menjadi tidak relevan untuk gambaran dalam fungsi produksi. Namun fungsi
ppr
r
produksi
yang homogen secara linear sering kali sesuai untuk digunakan karena
ddi
i
didukung
oleh adanya berbagai sifat matematiknya.
Fungsi
Produksi Cobb-Douglas
F
u
Salah
satu bentuk khusus fungsi produksi yang dipakai secara luas dalam analisis
S
a
ekonomi
adalah fungsi produksi Cobb-Douglas:
eek
k
‫ ܨ‬ൌ ‫ͳ ܰ ߙ ܭܣ‬െߙ
(2.8)
dde
e
dengan
‫ ܣ‬adalah konstanta positif dan ߙ adalah pecahan positif. Versi umum dari
ffu
u
fungsi
produksi tersebut yaitu:
‫ ܨ‬ൌ ‫ߚܰ ߙ ܭܣ‬
(2.9)
de
dengan ߚ adalah pecahan positif lainnya yang dapat sama dengan atau tidak sama
de
dengan ͳ െ ߙ. Jika ߙ >ߚ, maka faktor produksi modal mempunyai kemampuan
lebih besar daripada tenaga kerja sehingga disebut padat modal, sedangkan untuk
leb
ߙ <ߚ, maka faktor produksi tenaga kerja lebih dominan daripada modal sehingga
disebut
padat karya.
ddi
i
Menurut Soekartawi (1994), returns to scale (RTS) perlu diketahui untuk
melihat suatu kegiatan produksi. Jika persamaan (2.9) dipakai untuk menjelaskan
m
hhal ini maka jumlah besaran elastisitas ߙ dan ߚ kemungkinannya ada tiga
ha
alternatif
yaitu:
aal
lt
11.. Decreasing return to scale, bila (ߙ+ ߚ) < 1. Dalam keadaan demikian dapat
diartikan bahwa proporsi penambahan faktor produksi melebihi proporsi
2200
ppenambahan
enam
produksi. Misalnya, bila penggunaan produksi ditambah 25%,
m
aka produksi akan bertambah sebesar 15%.
maka
2. C
ons
Constant
return to scale, bila (ߙ + ߚ) = 1. Dalam keadaan demikian dapat
diarti
diartikan
bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan proporsional
deng proporsi penambahan produksi. Misalnya, bila penggunaan produksi
dengan
dittaam
di
ditambah
25% , maka produksi akan bertambah sebesar 25%.
In
nccrre
3. Increasing
return to scale, bila (ߙ + ߚ) > 1. Dalam keadaan demikian dapat
diar
aarrrtti
diartikan
bahwa proporsi penambahan faktor produksi kurang dari proporsi
penambahan
produksi. Misalnya, bila penggunaan produksi ditambah 10%,
pena
pe
nam
maka
maka
ma
k produksi akan bertambah sebesar 20%.
Dalam
penelitian ini digunakan constant return to scale yakni (ߙ+ߚ)=1.
D
a
Dalam
Dala
am keadaan seperti ini, walaupun input ditambah pada tingkatan tertentu,
maka
produksi dapat dihitung dengan mudah. Misalnya, kalau faktor
mak
ka tambahan
ka
ta
produksi
prod
duukks ditambah dua kali, maka:
ܳʹ ൌ ‫ܣ‬ሺʹ‫ܭ‬ሻߙ ሺʹܰሻߚ
ൌ ʹߙ൅ߚ ‫ߚܰ ߙ ܭܣ‬
ൌ ʹܳͳ
dengan
deng
gan ܳͳ ൌ ‫ ߚܰ ߙ ܭܣ‬dan ߙ+ߚ=1.
Dengan
Denngan demikian, bila faktor produksi ‫ ܭ‬dan ܰ ditambah ݊ kali, maka produksi
jugaa aakan
kkaa bertambah ݊ kali.
2.7
Model Pertumbuhan Ekonomi Satu Sektor (One-Sector Growth)
M
Model pertumbuhan satu sektor adalah model yang dikembangkan oleh
M
Zhang
Zhan
ng ((2005), berdasarkan dari model pertumbuhan satu sektor Solow. Fungsi
produksi
prod
duks
uks yang diberikan adalah:
uk
‫ܨ‬ሺ‫ݐ‬ሻ ൌ ‫ܨ‬ሺ‫ܭ‬ሺ‫ݐ‬ሻǡ ܰሺ‫ݐ‬ሻሻ
(2.10)
21
de
dengan ‫ ܭ‬adalah modal pada waktu ‫ ݐ‬dan ܰ adalah banyaknya tenaga kerja pada
wa
waktu ‫ݐ‬.
Si
Sifat-sifat khas yang memberi ciri fungsi produksi homogen secara linear adalah:
(i)
(ii)
((i
ii
‫ܨ‬
ܰ
ൌ ‫ܨ‬ሺ݇ǡ ͳሻ ‫݂ ؠ‬ሺ݇ሻǡ݇ ‫ܭ ؠ‬ȀܰǢ
߲‫ܨ‬
‫ ܭܨ‬ൌ
ൌ ݂ Ԣ ሺ݇ሻ ൐ ͲǢ
߲‫ܭ‬
(iii)
((i
ii ‫ ܰܨ‬ൌ ݂ሺ݇ሻ െ ݂݇ Ԣ ሺ݇ሻ ൐ ͲǢ
‫ ܭܨ‬dan ‫ > ܰܨ‬0 atau bernilai positif maksudnya setiap kenaikan modal akan
meningkatkan faktor produksi.
((i
(iv)
iv Teorema Euler: ‫ ܭܨܭ‬൅ ܰ‫ ܰܨ‬ൌ ‫ܨ‬
Tujuan
produksi adalah memaksimumkan keuntungan yaitu:
T
u
ߨሺ‫ݐ‬ሻ ൌ ‫݌‬ሺ‫ݐ‬ሻ‫ܨ‬ሺ‫ݐ‬ሻ െ ‫ݎ‬ሺ‫ݐ‬ሻ‫ܭ‬ሺ‫ݐ‬ሻ െ ‫ݖ‬ሺ‫ݐ‬ሻܰሺ‫ݐ‬ሻ,
p(t) harga produksi, r(t) suku bunga, dan z(t) upah buruh.
ddengan
e
Pada sistem ini, tingkat suku bunga ‫ ݎ‬dan tingkat upah ‫ ݖ‬ditentukan oleh
ppa
a
pasar,
diasumsikan harga produksi ‫݌‬ሺ‫ݐ‬ሻ ൌ ͳ dan dianggap bahwa ‫ ܭ‬dan ܰ adalah
va
variabel bebas, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
‫ ݎ‬ൌ ‫ ܭܨ‬ൌ ݂ Ԣ ሺ݇ሻǢ ‫ ݖ‬ൌ ‫ ܰܨ‬ൌ ݂ሺ݇ሻ െ ݂݇ Ԣ ሺ݇ሻ.
(2.11)
(b
(bukti: lihat Lampiran 1).
Berdasarkan sifat-sifat khas yang memberi ciri fungsi produksi homogen
secara linear dan persamaan (2.11), maka fungsi produksi dapat dinyatakan
se
sebagai:
sse
e
‫ ܨ‬ൌ ‫ ܭܨܭ‬൅ ܰ‫ ܰܨ‬ൌ ‫ ܭݎ‬൅ ‫ܰݖ‬.
(2.12)
Pendapatan bersih ܻ merupakan penjumlahan dari faktor-faktor produksi
dda
dalam
a
perekonomian, yaitu modal dan tenaga kerja yang dinyatakan dengan:
ܻሺ‫ݐ‬ሻ ൌ ‫ݎ‬ሺ‫ݐ‬ሻ‫ܭ‬ሺ‫ݐ‬ሻ ൅ ‫ݖ‬ሺ‫ݐ‬ሻܰሺ‫ݐ‬ሻǤ
Be
B
e
Berdasarkan
persamaan (2.12), maka ܻሺ‫ݐ‬ሻ ൌ ‫ܨ‬ሺ‫ݐ‬ሻ.
(2.13)
2222
Pe
Pendapatan kotor merupakan penjumlahan dari penghasilan bersih ܻሺ‫ݐ‬ሻ
deng
gan m
dengan
modal ‫ܭ‬ሺ‫ݐ‬ሻ, didefinisikan dengan:
ܻ ‫ כ‬ሺ‫ݐ‬ሻ ൌ ܻሺ‫ݐ‬ሻ ൅ ‫ܭ‬ሺ‫ݐ‬ሻ
Misalkan
Misaalka diberikan batasan anggaran belanja adalah:
‫ܥ‬
‫ܥ‬ሺ‫ݐ‬ሻ ൅ ߜ݇ ‫ܭ‬ሺ‫ݐ‬ሻ ൅ ܵሺ‫ݐ‬ሻ ൌ ܻ ‫ כ‬ሺ‫ݐ‬ሻ ൌ ܻሺ‫ݐ‬ሻ ൅ ‫ܭ‬ሺ‫ݐ‬ሻǡ
(2.14)
dengan
deng
gan ߜ݇ adalah rasio depresiasi kapital, 0 ≤ ߜ݇ < 1.
ga
Pendapatan
yang siap dibelanjakan ܻ݀ ሺ‫ݐ‬ሻ adalah didefinisikan sebagai pendapatan
Pend
daappa
kotor
koto
or dikurangi
ddiik
depresiasi kapital (modal), dinyatakan:
ܻ݀ ሺ‫ݐ‬ሻ ‫ܻ ؠ‬ሺ‫ݐ‬ሻ ൅ ‫ܭ‬ሺ‫ݐ‬ሻ െ ߜ݇ ‫ܭ‬ሺ‫ݐ‬ሻ ൌ ‫ݎ‬ሺ‫ݐ‬ሻ‫ܭ‬ሺ‫ݐ‬ሻ ൅ ‫ݖ‬ሺ‫ݐ‬ሻܰሺ‫ݐ‬ሻ ൅ ߜ‫ܭ‬ሺ‫ݐ‬ሻ
ൌ ܻሺ‫ݐ‬ሻ ൅ ߜ‫ܭ‬ሺ‫ݐ‬ሻ, dengan ߜ ‫ ͳ ؠ‬െ ߜ݇
(2.15)
P
Pendapatan
e
bersih yang siap dibelanjakan digunakan untuk konsumsi dan
simp
pana
aan
n atau tabungan. Pada setiap titik waktu, seseorang mendistribusikan
simpanan
selur
ruh anggaran untuk konsumsi ‫ܥ‬ሺ‫ݐ‬ሻ dan simpanan ܵሺ‫ݐ‬ሻǤ Kendala pembiayaan
ru
seluruh
adal
lah
h:
adalah:
ܻ݀ ሺ‫ݐ‬ሻ ൌ ‫ܥ‬ሺ‫ݐ‬ሻ ൅ ܵሺ‫ݐ‬ሻ.
(2.16)
Utilitas
Utiliitas ܷሺ‫ݐ‬ሻ untuk konsumen bergantung pada tingkat konsumsi ‫ܥ‬ሺ‫ݐ‬ሻ dan
tabungan
tabu
unga bersihܵሺ‫ݐ‬ሻ yang diberikan oleh persamaan:
ܷሺ‫ݐ‬ሻ ൌ ‫ ߦ ܥ‬ሺ‫ݐ‬ሻܵ ߣ ሺ‫ݐ‬ሻǢ ߦǡ ߣ ൐ ͲǢ ߦ ൅ ߣ ൌ ͳ
(2.17)
deng
dengan
gan ߦ adalah kecenderungan untuk mengonsumsi barang-barang dan ߣ adalah
ga
kecenderungan
untuk menabung. Solusi dari optimasi fungsi utilitas pada
kece
end
nde
persamaan
pers
saam
ma (2.17) dengan kendala pembiayaan pada persamaan (2.16) adalah
tunggal,
tung
gggaall,, yaitu:
‫ כ ܥ‬ሺ‫ݐ‬ሻ ൌ ߦܻ݀ ሺ‫ݐ‬ሻǡ ܵ ‫ כ‬ሺ‫ݐ‬ሻ ൌ ߣܻ݀ ሺ‫ݐ‬ሻ
(buk
kti
ti: lihat
l
(bukti:
Lampiran 2)
(2.18)
23
Ak
Akumulasi modal ‫ܭ‬ሶ dinyatakan dengan:
‫ܭ‬ሶ ሺ‫ݐ‬ሻ ൌ ܵሺ‫ݐ‬ሻ െ ‫ܭ‬ሺ‫ݐ‬ሻ.
(2.19)
Da
Dari persamaan (2.18), (2.15) dan ܻሺ‫ݐ‬ሻ ൌ ‫ܨ‬ሺ‫ݐ‬ሻ, diperoleh:
ܵሺ‫ݐ‬ሻ ൌ ߣܻ݀ ሺ‫ݐ‬ሻ
ൌ ߣ൫ܻሺ‫ݐ‬ሻ ൅ ߜ‫ܭ‬ሺ‫ݐ‬ሻ൯
ൌ ߣ൫‫ܨ‬ሺ‫ݐ‬ሻ ൅ ߜ‫ܭ‬ሺ‫ݐ‬ሻ൯.
(2.20)
Jika
JJi
ik persamaan (2.20) disubstitusikan ke persamaan (2.19), maka diperoleh
akumulasi
modal yang merupakan model dari OSG yaitu:
aak
k
‫ܭ‬ሶ ሺ‫ݐ‬ሻ ൌ ߣ‫ܨ‬ሺ‫ݐ‬ሻ ൅ ߣߜ‫ܭ‬ሺ‫ݐ‬ሻ െ ‫ܭ‬ሺ‫ݐ‬ሻ
ൌ ߣ‫ܨ‬ሺ‫ݐ‬ሻ െ ߦ݇ ‫ܭ‬ሺ‫ݐ‬ሻ
(2.21)
ddengan
e
menggunakan: ߦ ൅ ߣ ൌ ͳ; ߜ ‫ ͳ ؠ‬െ ߜ݇ ; ߦ݇ ‫ ߦ ؠ‬൅ ߣߜ݇
(bukti:
((b
b
lihat Lampiran 3).
2.8 Proportional Error
Misalkan ‫ ݅ݕ‬adalah data sebenarnya ke-݅ dan ‫ݕ‬ො݅ adalah data yang diperoleh
de
dengan menggunakan metode tertentu sebagai nilai pendugaan untuk ‫ ݅ݕ‬. Menurut
Nachmias dan Guerrero (2010), proportional error (PE) didefinisikan sebagai
Na
berikut:
be
ܲ‫ ܧ‬ൌ
σ݊݅ൌͳ ȁ‫ ݅ ݕ‬െ‫ݕ‬ො ݅ ȁ
σ݊݅ൌͳ ‫݅ ݕ‬
ǡ ݅ ൌ ͳǡʹǡ ǥ ǡ ݊.
Model secara umum memberikan kecocokan yang baik dengan data apabila
nnilai
ni
i PE semakin kecil dan di bawah 10%.
Download