TUGAS MMR ANGKATAN 7 PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA TUTORIAL KELOMPOK 2 Gilang Pambudi Ika Nurmalita Imram Radne Rimba Putri Kunto Budi Santoso Kurnia Ayu N. Muallim Hawari Mugi Restiana Utami M. Bayu Wicaksono M. Faried Fahda M Zaky Febrian Naufal Kurnia Ramadhan Nenden Kartika D. Niken Dwi S. Nurhasanah SASARAN STRATEGIK RUMAH SAKIT X 1. Peningkatan kapasitas dan kemampuan manajemen staf RS dalam penyediaan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir 2. Peningkatan kapasitas staf RS dalam upaya memperkuat sistem rujukan 3. Mengirim staf dokter RS untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Inisiatif strategik :Meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan SDM di RS tersebut yang terkait dengan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Program kerja : Pelatihan Penanggulangan Gawat Darurat (PPGD) Rincian Kegiatan : PELATIHAN PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT OBSTETRI DAN NEONATUS A. Pendahuluan Penanggulangan penderita gawat darurat obstetri dan neonatus adalah suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah, dan terpadu bagi dokter dan paramedis yang berada dalam keadaan gawat darurat. Pada umumnya yang menemukan pertama kali penderita gawat darurat di tempat kejadian adalah masyarakat yang dikenal dengan istilah “orang awam”. Oleh karena itu amatlah penting memberikan pelatihan penanggulangan kegawat daruratan pada orang awam. Berpangkal tolak dari hal tersebut RSAB Siti Fatimah Kraksaan bermaksud untuk memberikan pelatihan kegawat daruratan pada orang awam sebagai salah satu bentuk pelayanannya dalam SPGDT. B. Latar Belakang Rumah Sakit X adalah rumah sakit C dengan 150 tempat tidur yang ditunjuk menjadi rumah sakit rujukan pelayanan obstetri dan neonatal . sesuai dengan salah satu program sasaran strategik manajemen rumah sakit X, yaitu meningkatkan kapasitas dan kemampuan manajemen staf RS dalam penyediaan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, perlu ..... Angka Kematian Ibu dan Anak masih tinggi di Indonesia dan dunia, sehingga menjadi perhatian pula dalam MDGs Tenaga Bidan menjadi ujung tombak dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak di daerah sehingga dibutuhkan tenaga bidan yang terampil dan tanggap dalam masalah gawat darurat ibu dan anak C. Tujuan Meningkatkan mutu pelayanan gawat darurat dalam bidang obstetri dan neonatal tenaga dokter umum, perawat, dan bidan D. Sasaran : 1. terlaksananya program PPGD sesuai dengan waktu yang telah ditentukan 2. peserta adalah dokter umum, perawat, dan bidan jaga UGD E. Kegiatan pokok Pelatihan Penanggulangan Gawat Darurat Obstetri dan Neonatus F. Cara melaksanakan kegiatan 1. Membentuk tim kepanitiaan pelaksana PPGD Obstetri dan Neonatus 2. Rapat panitia pelaksana PPGD Obstetri dan Neonatus untuk membahas : a. Menentukan waktu pelaksanaan dan menyusun susunan acara b. Menyediakan peralatan dan tempat kegiatan c. Menentukan anggaran dana kegiatan d. Menentukan materi kegiatan Dasar-dasar PPGD MDGs : Kebijakan menurunkan Angka Kematian ibu dan anak di Provinsi Jawa Barat Aborsi dan KB dari Aspek Hukum Pengelolaan Airway Breathing RJP Penanganan Sirkulasi dan Syok Resusitasi Neonatus Kegawatan Nafas pada Anak Syok dan Resusitasi cairan pada Anak Kedaruratan Psikiatri Post Partum Kewaspadaan Universal di Unit Bersalin Kegawatdaruratan Obsterti Perdarahan pada persalinan Preeklampsi/Eklampsi Latihan Kasus e. Menggalang sponsor f. Mengundang wartawan untuk publikasi acara 3. Pelaksanaan evaluasi kegiatan Format 2 1. Indicator: Tingkat pengetahuan dan keterampilan klinis dokter umum perawat serta bidan IGD dalam kegawat daruratan obsetri dan neonatal 2. Dimensi Mutu: Mutu keterampilan klinis dan mendiagnosis 3. Tujuan Indikator: Untuk menurunkan angka kematian bayi baru lahir dan ibu 4. Rasionalisasi: Tingginya AKI dan AKB pada daerah “X” 5. Definisi Terminologi yang Digunakan: AKI: banyaknya ibu yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas per 100000 kelahiran hidup AKB: banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahu yang sama Kemampuan Dx: kemampuan dokter untuk membangun sebuah deferential diagnose dan menetapkan diagnosis dari berbagai gejala yang ada pada pasien secara cepat dan tepat. Keterampilan klinis: kemampuan dokter untuk menangani kasus kegawat daruratan obstetric dan neonatal yang berkaitan dengan ABC 6. Frekuensi pengumpulan data: Frekuensi pengumpulan data yang dibutuhkan untuk memperoleh nilai indicator yang diharapkan adalah selama 3 bulan mengingat 1x periode penilaian di butuhkan waktu selama 6 bulan 7. Periode dilakukan analisis Sebelum dilakukannya penilaian kemajuan indicator yaitu 1 bulan sebelum pelatihan dan 1 bulan sesudah pelatihan untuk menilai ada tidak nya peningkatan indicator yang di analisis, dengan demikian total masa yang dibutuhkan 1 kali analisis adalah 5 bulan dengan 1 bulan reses. 8. Numerator: Angka kematian ibu dan angka kematian bayi 9. Denominator: Jumlah ibu hamil dan jumlah bayi lahir dalam wilayah tersebut 10. Sumber daya: Dinkes bagian survielence wilayah tersebut 11. Penanggung jawab: Direktur RS Rujukan FORMAT 3 1. Indicator input AKI tinggi AKB tinggi SDM kurang cakap a. Cara mengukur Mengukur AKB= banyakanya kematian bayi (<1thn) / banyaknya kelahiran hidup x 1000 Mengukur AKI= jumlah kematian Ibu / jumlah kelahiran hidup x 100000 Banyaknya kompalin dari pihak luar tentang proses penanganan kegawat daruratan b. Cara mengevaluasi Mengukur ulang jumlah AKB dan AKI di daerah tersebut setiap 1 tahun Mengukur kinerja SDM dirumah sakit dengan dilakukan kuesioner kepada pelanggan mengenai pelayanan di RS. 2. Indicator Proses Mengenal kegawat daruratan obstetric dan neonatal Management syok Resusitasi neonatal Pertolongan pertama antepartum dan post partum a. Cara Mengukur Penanganan penyulit kehamilan dan persalinan Audience dalam pemberian materi lebih dari 70% telah mencapai nilai 75 atau sudah sesuai standart yang ditetapkan Lebih dari 75% audience lulus post test dari materi yang telah disampaikan b. Cara Evaluasi Pemateri: memberikan materi secara jelas dan sesuai yang dibutuhkan audience, meng update materi terbaru mengenai obstetric dan neonatal. Audience: mendapatkan materi sesuai dengan kebutuhan 3. Indicator Output Pengetahuan sikap dan Keterampilan SDM a. Cara mengukur Lulus post test dari teori pelatihan >75% Menguasai skill yang diajarkan sebesar 75% Survey profesionalisme SDM b. Cara evaluasi Evaluasi dalam 6 bulan setelah pelatihan Pelayanan IGD cepat dan tepat Menurunnya angka complain sebesar <50% 4. Indicator Outcome: Banyaknya jumlah AKI dan AKB a. Cara mengukur Laporan tiap kasus yang terjadi melalui kuesioner Tindakan yang dilakukan membaik atau tidak Meningkatnya jumlah pasien obstetric dan neonatal Mengukur AKB= banyakanya kematian bayi (<1thn) / banyaknya kelahiran hidup x 1000 Mengukur AKI= jumlah kematian Ibu / jumlah kelahiran hidup x 100000 b. cara evaluasi sesuai tidak nya laporan dengan pembukuan laporan kasus AKI dan AKB membaik menurunnya jumlah complain dari pihak luar