Indonesian Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem

advertisement
Indonesian Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res.
44
FORMULASI SABUN CAIR BERBAHAN AKTIF MINYAK
KEMANGI SEBAGAI ANTIBAKTERI DAN PENGUJIAN
TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS
Rahmi Muthmainnah, Dwiarso Rubiyanto, Tatang Shabur Julianto
Program Studi Ilmu Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Islam Indonesia
[email protected]
INTISARI
Penyakit kulit saat ini masih menjadi salah satu masalah bagi masyarakat
Indonesia. Salah satu penyakit kulit yang meresahkan yaitu penyakit bisul. Penyakit ini
disebabkan karena infeksi dari bakteri gram positif Staphylococcus Aureus. Bakteri
Staphylococcus aureus merupakan bakteri patogen yang paling banyak menyerang
manusia yang hidup sebagai saprofit dalam membran pencernaan dan kulit manusia.
Salah satu antibakteri yang saat ini telah banyak diteliti yaitu sifat antibakteri dari minyak
atsiri daun kemangi. Minyak atsiri daun kemangi memiliki daya aktivitas antibakteri yang
cukup tinggi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan minyak kemangi dalam sabun
mandi cair dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus Aureus. Penambahan
minyak kemangi sebesar 0,25 mL kedalam sabun mandi cair 10 mL menunjukkan
aktivitas yang baik yaitu dengan rata-rata diameter hambat 7,8 mm. Aktivitas tertinggi
ditunjukkan oleh minyak kemangi 0,75 mL dalam sabun mandi cair 10 mL, yaitu dengan
rata-rata diameter hambat 9,8 mm. Namun, formulasi sabun cair yang paling diminati
oleh responden adalah sabun minyak kemangi 5%, yaitu 0,5 mL minyak kemangi
ditambahkan kedalam 10 mL sabun cair dengan diameter hambat 8,3 mm.
Kata Kunci: Minyak Kemangi, Sabun Cair, Staphylococcus aureus, Antibakteri
dapat langsung menuju bagian yang
PENDAHULUAN
Staphylococcus
terinfeksi. Dan tentunya sediaan
aureus
diharapkan memiliki daya antibakteri
merupakan bakteri gram positif yang
yang
juga saprofit pada kulit manusia.
yang
langsung ke bagian yang terinfeksi.
dapat
saat
masyarakat
menyebabkan
ini
digemari
adalah
sabun
oleh
mandi
dalam bentuk cair dan berbasis bahan
infeksi pada kulit bila bakteri ini
alam. Selain dalam bentuk cair,
mengenai luka.
sabun mandi berbahan aktif sebagai
Sediaan yang lazim dijumpai
antibakteri dan berbasis bahan alam
seperti sabun, gel, salep atau lotion
Volume 1
menghambat
aureus. Salah satu jenis sabun mandi
disebabkan oleh bakteri ini umumnya
ini
untuk
pertumbuhan bakteri staphylococcus
Pengobatan untuk penyakit yang
Bakteri
cukup
juga sangat diminati masyarakat.
No. 1
Agustus 2014
Indonesian Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res.
laboratorium
Minyak kemangi (Ocimum
citriodorum) memiliki kandungan
nutrient
dominan
merk Oxoid.
berupa
antibakteri.
sitral
Dimana,
sebagai
cis-sitral
mikrobiologi
agar
(NA),
UII,
amoksisilin
kandungan
sitral pada minyak kemangi terbagi
atas
45
dan
Alat
trans-sitral.
timbangan digital merk Satorius
Menurut Rubiyanto (2012) minyak
kemangi
memiliki
daya
BP410, piknometer, gelas beker,
hambat
termometer, kaca arloji, spatula, hot
sebesar 23,7 mm terhadap bakteri
Staphylococcus aureus.
plate merk Labinco Hot Plate Stirrer
Penelitian ini dilakukan untuk
model
memformulasi sabun mandi cair
berbahan
aktif
(Ocimum
antibakteri.
minyak
kemangi
citriodorum)
sebagai
Sabun
mandi
L-81,
magnetic
stirrer,
pengering, labu ukur, pipet ukur,
seperangkat alat uji bakteri, alat
cair
analisis merk Interscience seri SCAN
diharapkan dapat menjadi salah satu
500.
alternatif pengobatan dalam infeksi
penyakit kulit yang disebabkan oleh
bakteri Staphylococcus aureus. Dan
melihat aktivitas daya hambat dari
Prosedur Penelitan
sabun minyak kemangi yang telah
Pada
diformulasi.
METODE PENELITIAN
penelitian
ini,
penelitian
dimulai
menformulasi
sabun
prosedur
dengan
cair
dengan formulasi sebagai berikut:
Bahan
perdagangan,
-
Minyak zaitun : 30 mL
minyak zaitun, asam stearat, Na-
-
KOH 40%
: 16 mL
CMC, KOH 40 %, aquades, strain
-
Na-CMC
: 1 gr
bakteri
Staphylococcus
aureus
-
Asam stearat : 0,5 gr
ATCC
yang
dari
-
Aquadest
Minyak
Volume 1
dasar,
kemangi
dibiakkan
No. 1
: 200 mL
Agustus 2014
Indonesian Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res.
46
Pengukuran pH sabun cair sebelum
bentuk, bau dan warna dari sabun
penambahan
cair.
minyak
kemangi.
Pengukuran pH pada sabun dasar
Penambahan
Minyak
Kemangi.
hasil formulasi dilakukan dengan
Penambahan
minyak
kemangi
menggunakan
dilakukan
pH
meter
yang
dengan
menambahkan
dikalibrasi terlebih dahulu dengan
minyak kemangi sebanyak 0,25 mL
menggunakan larutan buffer pH 4,
dalam 10 mL sabun cair (2,5%), 0,5
pH 7 dan pH 9. Pengukuran pH
mL dalam 10 mL sabun cair (5%)
dilakukan
dan 0,75 mL dalam 10 mL sabun cair
dengan
pengulangan
sebanyak dua kali.
(7,5%). Sabun mandi cair yang telah
Pengukuran berat jenis sabun cair
telah ditambahkan minyak kemangi
sebelum
kemudian diukur pH, berat jenis dan
penambahan
minyak
kemangi. Pengukuran berat jenis
uji organoleptiknya.
pada sabun dasar hasil formulasi
Uji
dilakukan
dilakukan
dengan
menggunakan
antibakteri.
Uji
dengan
antibakteri
menggunakan
piknometer yang telah dicuci dengan
bakteri staphylococcus aureus yang
aquadest
dan
telah dikultur selama 1 malam pada
Piknometer
yang
dikeringkan.
telah
kering
suhu 37°C
dalam media nutrient
ditimbang sebagai berat awal dari
agar.
antibakteri
piknometer, lalu piknometer diukur
dengan metode difusi menggunakan
suhunya sebagai suhu piknometer.
amoxycilin sebagai kontrol positif
Piknometer kemudian diisi larutan
dan disk tanpa penambahan minyak
sabun
kemangi sebagai kontrol negatif. Uji
sebagai
berat
akhir
dari
Uji
dilakukan
piknometer.
antibakteri
Uji organoleptik. Uji organoleptik
sabun mandi cair tanpa penambahan
dilakukan dengan mengamati fisik
minyak kemangi.
dari sediaan sabun cair yang telah
Uji Hedonik. Uji hedonik dilakukan
diformulasi dengan menggunakan
dengan menyebarkan angket kepada
pancaindera. Sediaan sabun cair yang
20
telah diformulasi diamati dari segi
pertanyaan
Volume 1
No. 1
orang
juga
dilakukan
responden
seputar
suka
pada
dengan
atau
Agustus 2014
Indonesian Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res.
Tabel 1. Uji pH dan Berat Jenis
tidaknya responden dengan sabun
cair yang telah diformulasi.
pH
Hasil dan Pembahasan
Formulasi sabun cair dasar
dilakukan
dengan
47
Berat Jenis
2,50%
5%
7,50%
10,42
10,57
11,21
2,50%
0,849
gr/mL
5%
0,789
gr/mL
7,50%
0,761
gr/mL
mencampurkan
Uji organoleptik dari sabun
semua bahan dengan pengadukan
pada suhu diatas suhu kamar. Sabun
minyak
cair yang telah diformulasi memiliki
konsentrasi
rata-rata pH sebesar 10,8 dan berat
memiliki hasil yang berbeda-beda
jenis rata-rata dari sabun dasar
untuk setiap penambahan minyak
sebesar 0,746 gr/mL.
kemangi. Berikut tabel hasil uji
cair
dasar
yang
dengan
minyak
variasi
kemangi
organoleptik sabun minyak kemangi:
Hasil uji organoleptik dari
sabun
kemangi
telah
Tabel 2. Uji Organoleptik Sabun
diformulasi yaitu memiliki warna
Minyak Kemangi.
kehijauan yang ditimbulkan dari
minyak zaitun. Bentuk sabun cair
dasar
hasil
formulasi
No
Sampel
Bau
1
A
Menyengat
2
B
3
C
memiliki
bentuk kental namun agak cair. Dari
segi bau, bau yang ditimbulkan dari
formulasi
dasar
ditambahkan
Kuning
Kental
Agak
Kental
Agak
encer
A = Sabun Cair Minyak Kemangi
7,5%
B = Sabun Cair Minyak Kemangi
5%
C = Sabun Cair Minyak Kemangi
2,5%
minyak zaitun.
cair
Agak
Menyengat
Tidak
Menyengat
Bentuk
Ket:
hasil formulasi yaitu bau seperti
sabun
Warna
Kuning
Cerah
Kuning
Cerah
hasil
dengan
minyak kemangi dengan konsentrasi
yang berbeda yaitu 2,5%, 5% dan
Sabun
7,5%. pH dan berat jenis sabun
kemudian
minyak kemangi berbeda pada setiap
masing-masing konsentrasi. Berikut
tabel hasil pengukuran pH dan berat
minyak
kemangi
diukur
aktivitas
daya
hambat
antibakteri
dari
sabun
minyak
kemangi
untuk
masing-
masing variasi minyak kemangi.
jenis dari sabun minyak kemangi:
Volume 1
No. 1
Agustus 2014
Indonesian Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res.
A
B
C
48
D
Gambar 1. Hasil uji analisis antibakteri, (A) Sabun minyak kemangi 2,5%,
(B) Sabun minyak kemangi 5%, (C) Sabun minyak kemangi 7,5%,
(D) Sabun tanpa minyak kemangi
KN = Kontrol negatif
Dari gambar-gambar diatas
Dari tabel dapat dilihat bahwa
dapat dilihat daerah-daerah hambat
bakteri
sabun minyak kemangi memiliki
staphylococcus aureus. Berikut tabel
hasil yang baik dalam menghambat
hasil analisis uji antibakteri terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcus
sabun
aureus. Hal ini dapat dikarenakan
dari
sampel
terhadap
minyak
kemangi
dengan
dan
adanya
sitral
kontrol negatif disk kertas tanpa
sebagai
senyawa
sampel bahan aktif.
minyak
kemangi
Senyawa
sitral
golongan
dari
kontrol
positif
amoxycilin
Tabel 3. Hasil uji analisis antibakteri
yang
terkandung
dominan
itu
pada
sendiri.
termasuk
senyawa
dalam
aldehid.
Ket:
A
= Sabun minyak kemangi 2,5%
B
= Sabun minyak kemangi 5%
C
= Sabun minyak kemangi 7,5%
Diameter Hambat (mm)
no sampel
ket
U1
U2
RU
KP
KN
1.
A
7,8 7,8 7,8 12,1
0
+
U2 = Uji kedua
2.
B
8,1 8,5 8,3 11,7
0
+
RU = Rata-rata uji
3.
C
9,6
10
0
+
4.
D
0
0
0
-
U1 = Uji pertama
9,8 11,5
KP = Kontrol positif
Volume 1
No. 1
0
11,7
Agustus 2014
Indonesian Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res.
Senyawa
aldehid
49
merupakan
sedangkan pada blok suka dan sangat
antimikroba yang paling efektif.
suka, sabun minyak kemangi 5%
Mekanisme
antibakteri
memiliki diagram yang cukup tinggi.
aldehid,
mana
di
senyawa
ini
Hal ini dapat dimungkinkan
dengan
karena sabun cair minyak kemangi
membentuk ikatan silang kovalen
5% memiliki warna, bentuk dan bau
dengan
organik
yang pas bagi responden. Sabun cair
fungsional pada protein, yaitu –NH 2,
minyak kemangi 2,5% memiliki
-OH, -COOH dan –SH (Pratiwi,
bentuk
2008).
konsumen sedangkan sabun cair
menginaktivasi
senyawa
protein
beberapa
gugus
ini
berguna
kurang
menyengat,
untuk
sehingga
mengetahui sejauh mana konsumen
merasa kurang nyaman.
menerima
Kesimpulan
sediaan
yang
diminati
7,5% memiliki bau yang cukup
Uji hedonik yang dilakukan pada
penelitian
yang
telah
responden
Formulasi sabun cair minyak
diformulasi. Berdasarkan hasil uji
hedonik yang dilakukan terhadap 20
kemangi 7,5% memiliki aktivitas
orang responden, didapat hasil dalam
antibakteri tertinggi. Namun sabun
diagram dibawah ini:
cair minyak kemangi 7,5% tidak
begitu disukai oleh responden. Sabun
cair minyak kemangi 5% sangat
disukai responden dengan persentasi
Gambar 2. Hasil uji hedonik
73%. Formulasi sabun cair minyak
Dari diagram diatas dapat dilihat
kemangi
bahwa sebagian besar responden
lebih
menyukai
sabun
memiliki
aktivitas
antibakteri dengan hasil yang cukup
minyak
kemangi 5%, hal ini ditandai dengan
baik. Dimana sabun cair minyak
rendahnya diagram sabun minyak
kemangi 2,5% memiliki daya hambat
kemangi 5% pada blok tidak suka,
Volume 1
sebesar 7,8 mm, sabun cair minyak
No. 1
Agustus 2014
Indonesian Journal of Chemical Research – Indo.J.Chem.Res.
50
kemangi 5% memiliki daya hambat
Shabur Julianto, M.Si., yang telah
sebesar 8,3 mm, dan sabun cair
memberikan
minyak kemangi 7,5% memiliki daya
bimbingannya kepada kami untuk
hambat sebesar 9,8 mm.
menyelesaikan penelitian ini, dan
Ucapan Terimakasih
terima kasih kepada teman-teman
Penulis mengucapkan terima
kasih
kepada
Bapak
yang
Dwiarso
telah
kesempatan
membantu
dan
dalam
penelitian ini.
Rubiyanto, M.Si., dan bapak Tatang
Daftar Pustaka
Anggraini, D., Rahmides, W.S., Malik, M., 2012, Formulasi Sabun Cair Ekstrak
Batang Nanas Untuk Mengatasi Jamur, Jurnal Penelitian Farmasi
Indonesia, ISSN 2302-187X, Pekanbaru
Hasan, I., 2005, Pokok-pokok Materi Statistika I (Statistika Deskriptif), Bumi
Aksara, Yogyakarta
Idrus, M., & Partino., 2009, Statistika Deskriptif, Safiria Insania Press,
Yogyakarta
Jawetz, E., 2005, Mikrobiologi Kedokteran Diterjemahkan Oleh Edi Nugroho,
R.F. EGC, Jakarta
Naibaho, O.H., YamLean, P.V.Y. dan Wiyono, W., 2013, Pengaruh Basis Salep
Terhadap Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Daun Kemangi Pada Kulit
Punggung Kelinci yang Dibuat Infeksi Staphylococcus Aureus, Jurnal
Ilmiah Farmasi UNSRAT, ISSN 2302-2493, Vol. 2, No. 02, Manado
Pratiwi, Sylvia T., 2008, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, Jakarta
Rubiyanto, D., 2009, Isolasi dan Analisis Komponen Utama Minyak Atsiri Daun
Kemangi (Ocimum Citriodorum) Serta Pengujian Bioaktivitasnya
Terhadap Belalang, Jurnal LOGIKA, ISSN 1410-2315, Vol. 6, No. 2,
Yogyakarta
Rubiyanto, Dwiarso., 2010, Diktat Proses Industri Kimia, Universitas Islam
Indonesia, Yogyakarta.
Rubiyanto, Dwiarso., 2012, Biokontrol dan Biopestisida Tanaman Sayur dan
Buah dari Minyak Atsiri Tanaman Kemangi, Selasih Ungu dan Selasih
Hijau, Laporan Penelitan Hibah Bersaing, Dirjen Dikti, Yogyakarta.
Saddiq, A.A., dan Khayyat, S.A., 2010, Chemical and Antimicrobial Studies Of
Monoterpene: Citral, Elsevier Pesticide Biochemistry and Physiology, 98
(2010) 89-93, Saudi Arabia
Sastrohamidjojo, Hardjono., 2004, Kimia Minyak Atsiri, Liberty, Yogyakarta
Volume 1
No. 1
Agustus 2014
Download