30 Kesimpulan Kooptasi terhadap pebisnis merupakan

advertisement
Kesimpulan
Kooptasi terhadap pebisnis merupakan upaya PKC untuk beradaptasi secara
institusional. PKC dituntut untuk menyesuaikan diri dengan situasi Cina kontemporer demi
menjaga dominasinya sebagai partai penguasa. Untuk menghindari tuntutan reformasi dari
luar partai, PKC bertekad untuk menginisiasi perubahan dari dalam. Transformasi dilakukan
secara sistematis dan struktur untuk menjaga kondusivitas partai yang beranggotakan lebih
dari 85 juta orang ini. Upaya adaptasi yang dilakukan oleh PKC menunjukkan responsivitas
rezim penguasa Cina dalam menghadapi tantangan jaman.
Untuk menjelaskan bagaimana PKC mempertahankan dominasinya secara politik,
penulis menggunakan teori institusionalisme Hungtington. Sesuai dengan teori tersebut,
terdapat empat indikator upaya adaptasi PKC yang ditemukan oleh penulis. Pertama,
adaptabilitas. Relasi dengan pebisnis memungkinkan PKC untuk menperoleh aliran
informasi dan mengelola kepentingan kolektif secara damai. Keterlibatan pebisnis dalam
proses politik menunjukkan upaya PKC untuk mengakomodasi aneka kepentingan
masyarakat yang semakin heterogen dan kompleks. Kedua, kompleksitas institusional.
Kooptasi pebisnis adalah cara PKC untuk memastikan loyalitas pebisnis terhadap partai
penguasa. Pebisnis dilibatkan dalam hierarki kelembagaan di berbagai tingkatan. Ketiga,
mempertahankan kohesivitas partai. Masuknya pebisnis dalam struktur partai tidak disambut
dengan tangan terbuka oleh semua anggota partai. Beberapa pejabat partai yang cenderung
ortodoks khawatir bahwa adanya nilai dan norma baru dari kalangan pebisnis akan merusak
sinergi antarelit. Keempat, otonomi organisasi. Otonomi membatasi dan memperlunak
dampak dari masuknya kelompok-kelompok baru. Kooptasi terhadap pebisnis mencegah
mereka untuk bergabung dalam gerakan yang mengancam eksistensi rezim. Terkait berbagai
isu, pebisnis cenderung untuk menyelaraskan pandangan mereka dengan pemerintah Cina.
Kooptasi terhadap pebisnis dilakukan oleh PKC dengan tujuan untuk memperkuat
sistem. PKC terdiri atas sejumlah komponen yang terkoordinasi untuk menjalankan fungsi
pemerintahan. Penulis menemukan sejumlah motivasi PKC dalam mengkooptasi pebisnis.
Pertama, pebisnis merupakan strata sosial yang penting. Dengan demikian, pebisnis
memiliki modal ekonomi maupun sosial untuk memobilisasi massa. Mengingat PKC
membutuhkan kader-kader dengan kecakapan teknis dan manajerial yang mencukupi untuk
beradaptasi menjawab tantangan jaman, akan sulit apabila ia hanya mengandalkan dukungan
dari kaum buruh dan petani. Kedua, kooptasi dilakukan untuk mempertahankan legitimasi
PKC. Keterlibatan pebisnis dalam proses politik meningkatkan kredibilitas partai di mata
30
publik. Semakin beragam golongan masyarakat yang mengerahkan dukungan untuk PKC;
basis legitimasi partai penguasa tersebut menjadi semakin kuat. Ketiga, PKC menginginkan
perubahan dari dalam sistem, bukan terhadap sistem. PKC ingin mengontrol dinamika sosioekonomi Cina dengan melibatkan sebanyak mungkin aktor yang relevan, termasuk pebisnis.
Pebisnis adalah salah satu golongan masyarakat yang paling dekat dengan perubahan.
Melalui kooptasi terhadap pebisnis, PKC dapat menyerap ide dan gagasan baru. Keempat,
PKC mewaspadai potensi ancaman dari pebisnis. Kepentingan ekonomi pebisnis memberi
kepada mereka orientasi terhadap liberalisasi dan ekonomi pasar bebas yang berhubungan
dengan demokrasi. Ini menjadi kekhawatiran PKC. Kooptasi memungkinkan PKC mencegah
pebisnis untuk mendirikan asosiasi di luar partai yang bertentangan dengan agendanya.
Relasi antara PKC dan pebisnis lebih bersifat simbiosis alih-alih interdependensi.
Dalam hal ini, keuntungan tidak hanya diperoleh oleh PKC, melainkan juga oleh pebisnis.
Tujuan PKC mengkooptasi pebisnis adalah untuk menjaga dominasi rezim. Sementara itu,
partisipasi politik pebisnis tidak lepas dari motif-motif ekonomi mereka, khususnya untuk
mendapatkan iklim investasi yang kondusif. Yang terakhir ini diperkirakan akan semakin
mudah untuk dicapai apabila lebih banyak pebisnis yang terlibat dalam proses pembuatan
keputusan di Cina.
31
Download