BAB II TINJAUAN PUSTAKA

advertisement
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk membahas permasalahan tentunya diperlukan suatu alat yang
menjadi dasar dalam pembahasan. Berikut ini beberapa kerangka konsep yang
akan mendukung peneliti dalam melakukan penelitian mengenai strategi
komunikasi pemasaran produk Up2date untuk meningkatkan brand awareness.
2.1
Komunikasi Pemasaran
Komuniksai pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur
pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Definisi dari komunikasi itu sendiri
adalah suatu proses sosial yang terjadi antara sedikitnya dua orang, dimana salah
seorang mengirimkan sejumlah simbol tertentu kepada orang lain4. Komunikasi
merupakan bidang yang memberikan wadah relasi sosial yang semakin intensif di
kalangan makhluk yang menggunakannya.
Komunikasi berlangsung dalam urutan kegiatan beberapa komponen untuk
menunjang tujuan tertentu. Wilbur Schramm, menyebutkan sekurang-kurangnya
ada tiga komponen komunikasi: sumber, pesan, dan tujuan5. Sebelumnya, konsep
komunikasi lebih dikenal dengan model komunikasi Laswell, yakni berupa
ungkapan verbal, yaitu: Who, says what, in which channel, to whom, with what
effect.
4
John E. Kennedy, Dermawan Soemanagara. Marketing Communication: Taktik dan Strategi.
(Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer. 2006), hlm. 2.
5
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005).
9
10
American Marketing Association (AMA) menyebutkan bahwa pemasaran
merupakan suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi,
penetapan harga, promosi, hingga distribusi barang-barang, ide-ide dan jasa-jasa,
untuk melakukan pertukaran yang memuaskan individu dan lembagalembaganya.6
Definisi lain dari pemasaran merupakan sekumpulan rancangan kegiatan
yang saling terkait untuk mengenali kebutuhan konsumen dan mengembangkan,
mendistribusikan, mempromosikan, serta menetapkan harga yang tepat dari
sebuah produk dan layanan untuk mencapai kepuasan dari konsumen yang
bertujuan untuk menghasilkan keuntungan.7
Komunikasi pemasaran mempresentasikan gabungan semua unsur dalam
bauran pemasaran yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan
suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau klien.
Definisi komunikasi pemasaran dari John E. Kennedy dan Soemanagara8
adalah bentuk kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan
kepada konsumen dengan menggunakan berbagai media, dengan harapan agar
komunikasi dapat menghasilkan tiga tahap perubahan, yaitu perubahan
pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan tindakan yang dikehendaki. Bentuk
komunikasi ini juga bertujuan untuk memperkuat strategi pemasaran guna meraih
segmentasi yang luas. Hal ini dikatakan sebagai upaya memperkuat loyalitas
pelanggan terhadap produk, yaitu barang atau jasa yang dimiliki perusahaan.
6
Renald Khasali. Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting Positioning. (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2000), hlm. 53.
7
Opcit, hlm. 13.
8
Ibid, hlm. 5.
11
Menurut Kotler dan Keller, komunikasi pemasaran adalah sarana yang
digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan
mengingatkan konsumen -langsung atau tidak langsung- tentang produk dan
merek yang mereka jual. Dalam pengertian tertentu, komunikasi pemasaran
menggambarkan ”suara” merek dan merupakan sarana yang dapat digunakan
untuk membangun dialog dan membangun hubungan dengan konsumen.9
2.2
Strategi Komunikasi Pemasaran
Dalam menentukan suatu strategi yang akan dilakukan, pastinya terdapat
suatu tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian, perlu dipertimbangkan segala
aspek atau resiko terhadap penggunaan atau penetapan suatu strategi karena tidak
semua strategi yang bagus menjadi tepat dalam pelaksanaannya apabila tidak
disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai perusahaan.
Komunikasi pemasaran bertujuan untuk mencapai tiga tahap perubahan
yang ditujukan konsumen. Tahap pertama yang ingin dicapai adalah tahap
perubahan pengetahuan. Dalam tahap ini, konsumen diharapkan dapat mengetahui
keberadaan sebuah produk, untuk apa produk tersebut diciptakan dan ditujukan
kepada siapa. Pesan yang disampaikan dalam tahap ini berisi informasi penting
dari produk yang dikomunikasikan. Tahap kedua adalah tahan perubahan sikap.
Pada tahap ini, “perubahan sikap yang terjadi ditentukan oleh tiga komponen,
yaitu pengetahuan (cognition), perasaan (affection), dan perilaku (conation).”10
Perubahan sikap yang diharapkan muncul adalah perubahan sikap positif yang
9
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran. (Jakarta: Ghalia. Indonesia, 2006),
hlm. 204.
10
T. P. Budi. Marketing Strategic. (Yogyakarta: Tugu Publisher, 2008), hlm. 17.
12
mengarah pada keinginan untuk mencoba produk. Tahap ketiga adalah tahap
perubahan perilaku. Pada tahap ini, strategi komunikasi yang dilakukan oleh
perusahaan dimaksudkan agar konsumen tidak beralih pada produk lain dan
menjadi terbiasa untuk menggunakan produk yang dikomunikasikan.
Strategi komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang
bertujuan untuk meraih massa, kelompok, dan persona sasaran. Massa adalah
komunikan yang luas dan tersebar, dan setiap komunikan dalam lingkup massa itu
dianggap tidak saling kenal. Kelompok adalah beberapa orang yang terdapat di
dalam suatu tempat yang setiap komunikannya saling berinteraksi dan saling
kenal. Sementara itu, persona adalah pribadi dari satu orang komunikan yang
langsung berinteraksi dengan komunikator.11
Menurut Alifahmi, dalam dunia pemasaran terdapat sinergi antara strategi,
komunikasi, dan pemasaran. Perpaduan antara strategi dan pemasaran dapat
menghasilkan strategi pemasaran, perpaduan antara strategi dengan komunikasi
akan menghasilkan komunikasi atau kehumasan perusahaan, serta perpaduan
antara pemasaran dan komunikasi dapat menghasilkan komunikasi pemasaran.
Perpaduan ketiganya, yakni strategi, komunikasi, dan pemasaran akan
menghasilkan strategi komunikasi pemasaran.12
11
John E. Kennedy dan Dermawan Soemanagara. Marketing Communication: Taktik dan Strategi.
(Jakarta: PT Buana Ilmu Populer, 2006), hlm. 41.
12
Hifni Alifahmi. Sinergi Komunikasi Pemasaran: Integrasi Iklan, PR dan Promosi. (Jakarta:
Quantum, 2005), hlm. 2.
13
Bagan 2.1
Strategi Komunikasi Pemasaran
STRATEGI
Strategi
Pemasaran
PEMASARAN
Strategi
Komunikasi
Pemasaran
Komunikasi
Pemasaran
Strategi
Komunikasi
KOMUNIKASI
Tom Duncan menjelaskan bahwa strategi komunikasi pemasaran
dipandang sebagai fungsi strategis dalam menebar pesan-pesan merek
(perencanaan, implementasi hingga evaluasi) untuk menciptakan kedekatan
hubungan dengan pelanggan, melakukan integrasi untuk menghasilkan sinergi.
Komunikasi pemasaran (marketing communication) merupakan istilah majemuk
untuk segala jenis strategi pesan terencana yang digunakan untuk membangun
sebuah brand melalui periklanan, hubungan masyarakat, sales promotion,
pemasaran langsung (direct marketing) penjualan secara personal (personal
selling), pengemasan, acara (event), sponsorship, dan pelayanan konsumen
(customer service). Pada beberapa dekade, komunikasi pemasaran lebih
ditekankan pada periklanan. Namun, di abad 21 ini terjadi pergeseran, yakni
komunikasi pemasaran dipergunakan secara strategis untuk melengkapi dan
mendukung.13
13
Tom Duncan. Principles of Advertising & IMC (Second Edition). Mc Graw-Hill. 2008, hlm. 7.
14
Strategi komunikasi pemasaran diawali dengan pengembangan dari
perencanaan pemasaran yang merupakan dasar dari perancangan keseluruhan
pemasaran. Proses enam langkah perencanaan bisa diterapkan di semua skala
perusahaan, dari penjualan retail kecil hingga perusahaan besar. Setiap cara dan
fungsi strategi komunikasi pemasaran memiliki kekuatan sendiri. Selanjutnya,
perusahaan dapat memutuskan kombinasi yang tepat dari penggunaan strategistrategi tersebut. Dalam hal ini fokus utamanya adalah membahas langkahlangkah dari strategi komunikasi pemasaran untuk meningkatkan brand
awareness produk adalah sebagai berikut14.
1. Mengindentifikasi khalayak sasaran yang dituju.
2. Menganalisis SWOT.
3. Menentukan objek dan tujuan komunikasi pemasaran.
4. Mengembangkan strategi program dan taktik komunikasi pemasaran.
5. Menetapkan anggaran komunikasi pemasaran.
6. Mengevaluasi hasil strategi komunikasi pemasaran.
2.2.1
Mengindentifikasi Khalayak Sasaran yang Dituju
Dalam mengindentifikasi khalayak sasaran diperlukan tiga hal. Pertama,
segmentasi pasar adalah suatu strategi untuk memahami struktur pasar dengan
cara mengelompokkan pembeli aktual maupun potensial yang berbeda, menurut
karakteristik
secara
umum,
kebutuhan,
atau
keinginan
yang
mungkin
membutuhkan produk atau bauran pemasaran tersendiri. Kedua, dilakukan
14
Ibid, hlm. 173.
15
penentuan pasar sasaran (targeting) guna memilih satu atau lebih segmen pasar
yang akan dilayani. Targeting mengacu pada menganalisis, mengevaluasi, dan
memprioritaskan segmen pasar dengan mempertimbangkan keuntungan yang akan
diraih. Ketiga, setelah dilakukan penentuan pasar sasaran maka langkah
selanjutnya adalah penentuan posisi pasar (positioning), yaitu membentuk dan
mengkomunikasikan manfaat utama yang membedakan produk dalam pasar.
2.2.2.1 Segmentasi
Di dalam pasar terdapat berbagai jenis pembeli yang merupakan pasar
yang potensial, karena masing-masing memiliki keinginan dan kebutuhan sendiri
yang secara spesifik bisa berbeda antara satu pembeli dengan pembeli yang lain.
Segmentasi pasar (market segmentation), merupakan strategi membagi-bagi pasar
yang heterogen menjadi kelompok-kelompok pembeli menurut jenis-jenis produk
dan yang memerlukan bauran pemasaran tersendiri. Perusahaan menetapkan
berbagai cara yang berbeda dalam membagi-bagi pasar tersebut, kemudian
mengembangkan profil-profil yang ada pada setiap segmen pasar dan menilai
daya tarik masing-masing segmen15.
Pengelompokan pembeli dalam segmen-segmen pasar tersebut, apabila
dilakukan dengan baik, akan dapat membantu manajemen untuk dapat memilih
satu atau beberapa segmen pasar yang mempunyai sifat atau karakteristik pembeli
yang sama. Dengan diketahuinya sifat dan karakteristik segmen yang dipilih, akan
memudahkan manajemen untuk mendesain strategi dan program pemasaran yang
15
Budiarto Subroto. Pemasaran Industri Business to Business Marketing. (Yogyakarta: Penerbit
Andi, 2011), hlm. 122.
16
khusus untuk segmen tersebut saja, sehingga tujuan dan sasaran perusahaan dapat
dicapai secara maksimal.
2.2.2.2 Targeting
Penentuan pasar sasaran (target marketing) yaitu kegiatan untuk menilai
dan memilih satu atau lebih segmen pasar, yang akan dimasuki perusahaan
tersebut.16 Strategi penentuan dan pemilihan segmen pasar sasaran yang akan
dituju perusahaan merupakan keputusan strategis yang paling menentukan karena
terkait dengan peluang yang akan diperoleh perusahaan. Strategi penentuan pasar
sasaran yang tepat merupakan salah satu tantangan manajemen yang paling
menuntut perhatian, mengingat keterbatasan sumber daya perusahaan yang
kebanyakan hanya mampu melayani atau memuaskan sebagian pembeli dari
keseluruhan pasar. Oleh karena itu, kesalahan dalam menetukan pasar sasaran
akan mengakibatkan pengalokasian sumber daya perusahaan yang tidak efektif.
Sehingga pada saat strategi segmentasi digunakan, strategi tersebut harus
dirancang dan analisis yang mendasarinya harus mengarah pada pemilihan pasar
sasaran, yang memberikan peluang baik kepada perusahaan.
16
Ibid, hlm.122.
17
2.2.2.3 Positioning
Penempatan produk (produk positioning), mencakup strategi/kegiatan
untuk menempatkan produk dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran
yang tepat dan terperinci.17 Setelah pasar potensial diidentifikasi, dianalisis, dan
disegmentasikan secera tepat, kemudian ditetapkan segmen pasar sasaran yang
akan dituju perusahaan, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh
pemasar industri adalah menentukan posisi atau memosisikan produk perusahaan
didalam hati dan fikiran konsumen yang prospektif, agar tertarik membeli produk
perusahaan. Penempatan produk merupakan suatu cara untuk mendefinisikan
produk bagi konsumen pada atribut yang penting serta tindakan penegasan satu
atau lebih aspek dari suatu produk, dimana segmen pasar sasaran telah memiliki
persepsi tertentu mengenai produk tersebut.
2.2.2
Menganalisa SWOT
Sebelum menentukan tujuan-tujuan pemasaran yang ingin dicapai,
hendaknya perusahaan menganalisis SWOT secara keseluruhan. Analisis SWOT
membandingkan antara faktor internal yaitu Strength/ kekuatan perusahaan dan
Weakness/ kelemahan perusahaan dengan faktor eksternal yaitu Opportinity/
peluang bisnis dan Treat/ hambatan atau ancaman untuk mencapai tujuan. Berikut
penjelasannya adalah sebagai berikut18:
17
18
Ibid, hlm. 122.
Tedjo Tri Pomo dan Udan. Manajemen Strategi. (Bandung: Rekayasa Sains, 2005), hlm. 62.
18
Bagan 2.2
Analysis SWOT
Situation Analysis
Internal Analysis
Strength
External Analysis
Weakness
Opportinity
Treat
1. Strenght merupakan kekuatan dari faktor pendukung dan pendorong
yang berasal dari dalam organisasi, dimana kekuatan di sini meliputi
semua komponen organisasi baik sumber daya maupun kemampuan
yang
dapat
dioptimalkan
sehingga
bermakna
positif
untuk
pengembangan organisasi ataupun sebuah program kerja.
2. Weakness merupakan suatu factor kekuatan “yang seharusnya dimiliki
oleh organisasi” namun tidak ada, yang akhirnya menjadi kelemahan
dalam organisasi tersebut. Maka weakness berarti kekurangankekurangan yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri.
3. Opportunity merupakan peluang bisnis yang ada di luar perusahaan.
Pertumbuhan atau perubahan kehidupan masyarakat sekitar sering kali
memeunculkan peluang yang menjanjikan kepada perusahaan yang
dapat menangkap peluang tersebut.
4. Threat merupakan berbagai macam hambatan untuk mencapai tujuan.
Perkembangan lingkungan bisnis yang kurang menguntungkan,
19
misalnya krisis ekonomi atau munculnya pesaing-pesaing produk
dapat menjadi penghambat perusahaan untuk mencapai tujuan.
Analis SWOT dapat dilakukan untuk menganalisis kondisi kebijakan dan
kemungkinan kondisi perusahaan pada saat sebelum kebijakan atau manajemen
dilaksanakan untuk menghasilkan sebuah gambaran apakah kebijakan atau
manajemen itu layak dilakukan atau tidak. Namun SWOT dapat pula dilakukan
ketika sebuah kebijakan dan manajemen sudah berlangsung untuk memberi
masukan apakah kebijakan itu dapat diteruskan, atau diubah strateginya atau
bahkan dihentikan sama sekali.19
2.2.3
Menentukan Objek dan Tujuan Komunikasi Pemasaran
Penentuan
objek dan
tujuan komunikasi pemasaran adalah hal
fundamental sebelum pelaksanaannya. Hal ini bertujuan untuk selalu menjaga
konsistensi pelaksanaan komunikasi pemasaran agar selalu di dalam satu koridor
dengan tujuan awal. Objek komunikasi pemasaran merupakan apa yang produsen
ingin penuhi dengan komunikasi pemasaran. Jika produsen benar-benar ingin
membuktikan rencana komunikasi marketing yang efektif atau tidak, mereka
harus terjun langsung. Dalam hal komunikasi pemasaran, komunikasi bertujuan
membangkitkan keinginan untuk membeli produk. Tetapi pembelian adalah hasil
dari proses panjang pembuatan konsumen. Komunikator pemasaran perlu
19
Freddy Rangkuti. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2006), hlm. 19.
20
mengetahui di posisi mana khalayak sasaran berada dan sampai ke tahap mana
khalayak perlu digerakan.
2.2.4
Mengembangkan Strategi Program dan Taktik Komunikasi Pemasaran
Setiap objek harus didukung oleh satu atau banyak strategi. Strategi adalah
ide tentang bagaimana mencapai sasaran. Taktik adalah aksi tertentu yang diambil
untuk menentukan strategi. Tiap-tiap alat komunikasi pemasaran memiliki
masing-masing kelebihan dan kekurangan. Dalam tahap ini akan diputuskan alatalat komunikasi pemasaran apa saja yang akan digunakan berdasarkan peranannya
masing-masing serta koordinasinya dengan elemen komunikasi pemasaran
tersebut. Banyak perusahaan masih sangat mengandalkan satu atau dua alat
komunikasi untuk mencapai tujuan komunikasinya. Praktik ini terus berlangsung,
meski sekarang ini terjadi disintegrasi dari pasar massal ke banyak pasar kecil,
masing-masing memerlukan pendekatan komunikasi tersendiri, berkembangannya
berbagai jenis media baru, dan semakin canggihnya konsumen.
Tom Duncan20 menyebutkan secara garis besar, komunikasi pemasaran
terdiri atas delapan elemen yang masing-masing memiliki penjelasan masingmasing, yaitu: periklanan (advertising), pemasaran langsung (direct marketing),
hubungan masyarakat (public relation), promosi penjualan (sales promotion),
penjualan personal (personal selling), pengemasan (packaging), events &
sponsorship, dan pelayanan konsumen (customer service).
20
Tom Duncan. Principles of Advertising & IMC (Second Edition). Mc Graw-Hill. 2008, hlm. 8.
21
2.2.4.1 Periklanan (Advertising)
Tom Duncan21 menjelaskan bahwa periklanan bersifat nonpersonal, yaitu
pembayaran suatu penyiaran oleh sponsor. Periklanan digunakan untuk meraih
jumlah audiens dalam skala besar, menciptakan kesadaran terhadap suatu merek,
membedakan suatu merek dengan merek lainnya yang notabene menjadi
kompetitornya, serta membangun citra suatu merek.
Periklanan
merupakan
kegiatan
komunikasi
pemasaran
yang
menggunakan media massa dalam proses penyampaian pesannya. Melalui tahap
periklanan, seorang produsen menyampaikan sebuah pesan kepada para pembeli
pada media seperti: televisi, surat kabar, radio, majalah-majalah, dan media
lainnya. Periklanan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang bagi
suatu produk, dan sisi lain memeprcepat penjualan. Tugas pokok periklanan
adalah mengkomunikasikan informasi seefeisien mungkin kepada orang-orang
yang ratusan bahkan ribuan jumlahnya. Dalam bidang komunikasi, periklanan
merupakan proses atau kegiatan yang melibatkan pihak-pihak sponsor (pemasang
iklan), media massa, dan agen periklanan (biro iklan)22.
Menurut Tjiptono23 dalam pengembangan program periklanan, langkah
pertamanya adalah mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli. Setelah itu,
barulah ditetapkan lima keputusan pokok yang terdiri atas:
a. Mission, yaitu menyangkut sasaran penjualan dan tujuan periklanan.
b. Money, yaitu besarnya anggaran iklan yang ditetapkan.
21
Ibid. hlm. 9
Kustadi Suhandang. Periklanan Manajemen. Kiat dan Strategi. (Bandung: Nuansa, 2005), hlm.
14.
23
Fandy Tjiptono. Pemasaran Jasa. (Malang: Bayu Media Publishing, 2008), hlm. 521.
22
22
c. Message,
yaitu
perancangan,
pengevaluasian,
pemilihan,
dan
pengeksekusian pesan yang disampaikan kepada audien sasaran.
d. Media, yaitu keputusan mengenai pemilihan media periklanan yang
akan digunakan.
e. Measurement, yaitu mengukur dampak komunikasi (communicatin
effect) dan dampak penjualan (sales-effect).
2.2.4.2 Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
Pemasaran langsung (direct marketing) adalah proses pengaturan dasar
komunikasi pemasaran yang bersifat interaktif yang menggunakan media tertentu
untuk mendorong respon konsumen dan calon konsumen. Nama-nama seperti
penjual atau anggota lain dalam bagian distribusi tidak dilibatkan dalam direct
marketing. Proses pengendalian data elemen komunikasi pemasaran ini
menggunakan media yang tepat, guna meningkatkan tanggapan konsumen dan
calon konsumen. Dalam direct marketing, tidak ada distributor, penjual grosir,
ataupun penjual eceran, jadi perusahaan menawarkan secara langsung produknya
kepada calon pembeli. Cara kerja direct marketing tidak hanya mengatur
penjualan namun juga menangani pengiriman produk atau pelayanan informasi.
Pemasaran langsung juga merupakan sebuah interaksi karena komunikasi dua arah
antara perusahaan dan konsumen yang membutuhkan dialog. Maka itu disebut
juga sebagai pemasaran respon langsung. Meskipun pemasaran langsung sering
kali digunakan untuk mengarahkan konsumen dalam proses pengambilan
keputusan seperti menyoba langsung, menggunakan sample, maupun berkunjung
23
langsung ke store atau pameran tapi sebagian besar pemasaran langsung
dirancang untuk menghasilkan transaksi yang menunjukkan kekuatan respon
langsung dalam mengambil keputusan.24
Menurut Fandy Tjiptono25, program direct marketing merupakan sistem
pemasaran interaktif yang menggunakan berbagai media komunikasi untuk
meningkatkan respon langsung yang sifatnya spesifik dan terukur. Program direct
marketing dapat dirancang untuk mencapai beberapa alternatif tujuan, diantaranya
seperti:
a) Mendorong leads atau percobaan produk (product trial) yang
dimanfaatkan untuk memperluas basis pelanggan perusahaan dengan
jalan menarik para non-pemakai ke kategori produk tertentu atau
merebut pelanggan pesaing. Sejumlah alternatif rancangan dapat
digunakan untuk mewujudkan tujuan ini, diantaranya menawarkan
kupon khusus kepada konsumen yang membeli merek pesaing,
menawarkan intensif kepada pelanggan saat ini agar mereka bersedia
memberikan daftar nama teman atau kenalannya yang dapat menjadi
pelanggan, serta menyediakan saluran telepon bebas pulsa, website
atau email dan SMS rutin agar memudahkan pelanggan mendapatkan
informasi tambahan.
b) Meningkatkan
kualitas
relasi
dengan
pelanggan.
Melalui
pengembangan database pelanggan yang memuat sejarah pembelian
pelanggan, perusahaan dapat melakukan seleksi segmen pasar secara
24
Tom Duncan. Principles of Advertising & IMC (Second Edition). Mc Graw-Hill. 2008, hlm.
573.
25
Opcit, hlm. 557.
24
lebih akurat, menstimulasi pembelian ulang, dan mendapatkan
gambaran lebih jelas mengenai level dan jenis bisnis tambahan yang
dapat dikembangkan dari masing-masing pelanggan individual.
c) Mempertahankan pelanggan program yang dapat dirancang untuk
mempertahankan pelanggan antara lain: (1) target discount, yaitu
menawarkan kupon atau insentif kepada pelanggan saat ini untuk
keperluan pembelian yang akan datang. (2) frequency program, yaitu
insentif yang disediakan untuk mempertahankan pelanggan agar
kembali lagi, namun tanpa aktivitas yang berhubungan dengan kupon,
misalnya melalui keanggotaan (membership).
d) Mengaktifkan kembali mantan pelanggan program ini dirancang untuk
merebut kembali pelanggan yang hilang karena tidak adanya variasi
produk yang dinginkannya atau karena pengalaman buruk sebelumnya
yang pernah dialami.
2.2.4.3 Hubungan Masyarakat (Public Relations)
Menurut Fandy Tjiptono26, public relations (PR) merupakan fungsi
manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan
prosedur organisasi demi kepentingan publik, dan melaksanakan program aksi dan
komunikasi untuk membentuk pemahaman dan akseptansi publik. Yang dimaksud
publik dalam konteks ini adalah semua kelompok yang memiliki kepentingan atau
26
Ibid, hlm. 556.
25
dampak aktual maupun potensial pada kemampuan perusahaan dalam mencapai
tujuannya.
Istilah hubungan masyarakat sering digantikan dengan kata publisitas.
Namun, kedua isitlah ini sebenarnya mempunyai makna yang berbeda. Publisitas
adalah cerita dan penyebutan merek yang disampaikan media masa tanpa
dipungut biaya. Menurut Public Relations Society of America27, hubungan
masyarakat adalah aktivitas komunikasi yang membantu suatu organisasi dan
khalayak untuk saling beradaptasi satu sama lain dalam usaha untuk meraih
dukungan dan kerjasama terhadap publik.
Hubungan masyarakat menjadi sebuah fungsi komunikasi yang digunakan
untuk mempromosikan sesuatu antara suatu organisasi dan sejumlah pemegang
saham. Dibawah ini adalah daftar kewajiban dan fungsi departemen hubungan
masyarakat:
•
Sebagai sumber informasi tentang organisasi dan saluran komunikasi
resmi antara organisasi dan khalayak.
•
Membawa perhatian publik, melalui media yang tepat, fakta-fakta
penting, opini, dan interpretasi yang akan melayani untuk menjaga
kesadaran publik terhadap peraturan organisasi dan aksi.
•
Mengkoordiansi aktifitas yang mempengaruhi hubungan organisasi
dengan publik atau pemegang saham.
•
Mengambil dan menganalisis informasi terhadap perubahan perilaku
kelompok tertentu atau pemegang saham terhadap organisasi.
27
Tom Duncan. Principles of Advertising & IMC (Second Edition). Mc Graw-Hill. 2008, hlm. 10.
26
•
Merencanakan dan mengelola program informasi yang dirancang
untuk memenuhi kewajiban secara efektif.
•
Mengkoordinasi
aktifitas
hubungan
masyarakat
dengan
usaha
komunikasi pemasaran dalam suatu organisasi dan membawa
pandangan yang sejalan terhadap area tersebut.
2.2.4.4 Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Menurut Kotler dan Kevin Keller, promosi penjualan sebagai unsur utama
dalam kampanye pemasaran, adalah berbagai kumpulan alat-alat insentif yang
sebagian besar berjangka pendek, yang dirancang untuk merangsang pembelian
produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau
pedagang. Kalau iklan menawarkan alasan untuk membeli, sedangkan promosi
penjualan menawarkan insenif untuk membeli.28
Kotler dan Kevin Keller melanjutkan ada beberapa alat promosi konsumen
yang biasa digunakan oleh pemasar diantaranya yaitu:
a) Sampel yang menjadi tawaran sejumlah produk atau jasa gratis yang
dikirimkan dari rumah ke rumah, dikirim melalui pos, diambil di toko,
disertakan pada produk lain, atau ditampilkan dalam tawaran iklan.
b) Kupon yaitu sertifikat yang memberi hak kepada pemegangnya atas
potongan harga yang telah ditetapkan untuk produk tertentu.
c) Tawaran uang kembali (rabat) dengan memberikan pengurangn harga
setelah pembelian, bukan pada saat di toko eceran.
28
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller,. Manajemen Pemasaran. Edisi 12, Jilid I. (Jakarta: PT
Indeks, 2007), hlm. 269.
27
d) Paket harga (transaksi potongan harga)yang ditawarkan kepada
konsumen penghematan dari harga biasa suatu produk, yang
dikurangkan pada label atau kemasan. Paket pengurangan harga adalah
suatu kemasan yang dijual dengan pengurangan harga seperti beli satu
dapat dua.
e) Premium (hadiah pembelian) terhadap barang yang ditawarkan dengan
harga yang relatif rendah atau gratis sebagai intensif untuk membeli
produk tertentu.
f) Hadiah (kontes, undian, permainan) yang merupakan tawaran
kesempatan untuk memenangkan uang tunai, perjalanan, atau barang
karena
membeli
sesuatu.
Kontes
mengharuskan
konsumen
menyerahkan masukan untuk dipelajari sekelompok juri yang akan
memilih masukan terbaik. Undian meminta konsumen menyerahkan
nama mereka ke dalam penarikan undian. Permainan memberikan
sesuatu kepada konsumen setiap kali mereka membeli huruf yang
hilang dan mereka akan memenangkan hadiah.
g) Imbalan berlangganan dalam bentuk tunai atau bentuk lain yang
sebanding dengan loyalitas berlangganan penjual atau sekelompok
penjual tertentu.
h) Garansi produk yang merupakan janji eksplisit atau implisit penjual
bahwa produk tersebut akan bekerja sebagaimana telah ditentukan atau
kalau
tidak,
penjual
tersebut
akan
memperbaikinya
atau
28
mengembalikan uang pelanggan tadi selama kurun waktu yang telah
ditetapkan.
i) Promosi bersama antara dua atau lebih merek atau perusahaan
bekerjasama dalam kupon, pengambilan uang, dan kontes untuk
meningkatkan daya tarik.
j) Pajangan dan peragaan di tempat pembelian (POP-Point-of-Purchase)
yang berlangsung di tempat-tempat pembelian atau penjualan.
Menurut Tjiptono promosi penjualan (sales promotion) merupakan segala
bentuk penawaran atau intensif jangka pendek yang ditujukan bagi pembeli,
pengecer atau pedagang grosir dan dirancang untuk memperoleh respon spesifik
dan segera.29 Secara garis besar terdapat tiga klasifikasi utama dari promosi
penjualan yaitu:
a) Promosi konsumen (consumer promotion), meliputi: kupon, produk
sampel gartis, premium, hadiah, undian, dan lain-lain.
b) Promosi dagang (trade promotion), meliputi: diskon kas, barang
dagangan, bantuan peralatan, atau intensif lain untuk pengecer atau
pedagang grosir.
c) Promosi wiraniaga (salesforce promotion), seperti kontes penjualan.
Promosi dalam Islam melarang adanya unsur penipuan atau
manipulasi.
29
Fandy Tjiptono. Pemasaran Jasa. (Malang: Penerbit Bayu Media Publishing, 2008), hlm. 546.
29
2.2.4.5 Penjualan Perorangan (Personal Selling)
Menurut Tom Duncan30, penjualan personal (personal selling) adalah
komunikasi antar personal dimana penjual menemukan dan memenuhi kebutuhan
pelanggan dan menguntungkan satu sama lain. Walaupun sebagian besar
pemasukan penjualan didasarkan pada seberapa banyak yang mereka jual, banyak
perusahaan memberikan kompensasi berdasarkan pada seberapa sukses penjual
membangun dan menjalin hubungan dengan konsumen. Pada kategori businessto-business (B2B), penjualan personal adalah fungsi dominan komunikasi
pemasaran.
Fandy Tjiptono31 menjelaskan personal selling menekankan aspek
penjualan melalui proses komunikasi person-to-person. Peranan personal selling
cenderung bervariasi antarperusahaan, bergantung pada sejumlah faktor, seperti
karakteristik produk atau jasa yang dipasarkan, ukuran organisasi, dan tipe
industri. Sedangkan dalam perusahaan yang memproduksi produk konsumen tidak
tahan lama dan berharga murah, peranan personal selling cenderung minim.
Program personal selling yang menggunakan wiraniaga (sales people) dan
menekankan dyadic communication (komunikasi timbal-balik antara dua orang
atau kelompok) memungkinkan perancangan pesan secara lebih spesifik dan
customized, komunikasi yang lebih personal, dan pengumpulan umpan balik
secara langsung dari pelanggan.
Tugas personal selling mencakup sejumlah tanggung jawab yang
berkaitan dengan lima tahap evolusi penjualan berikut ini:
30
31
Tom Duncan. Principles of Advertising & IMC (Second Edition). Mc Graw-Hill. 2008, hal 13.
Opcit, hlm. 556.
30
a) Provider stage, yaitu aktivitas penjualan terbatas hanya pada menerima
pesanan untuk produk pemasok yang tersedia dan menyampaikannya
kepada para pembeli.
b) Persuader stage, yaitu aktivitas penjualan menekankan usaha untuk
membujuk dan meyakinkan orang agar besedia membeli produk
pemasok.
c) Prospector stage, yaitu aktivitas penjualan yang berusaha mencari
calon pelanggan teseleksi yang diyakini memiliki kebutuhan,
kesediaan, sumber daya, dan wewenang untuk membeli produk
pemasok.
d) Porblem-solver stage, yaitu aktivitas penjualan yang mencakup usaha
menyelaraskan kebutuhan pelanggan dengan produk pemasok yang
dapat memecahkan masalah pelanggan.
e) Procreator stage, yaitu aktivitas penjualan yang berusaha memahami
masalah atau kebutuhan pelanggan dan solusinya melalui kolaborasi
aktif antara penjual dan pembeli, kemudian menciptakan produk yang
secara unik disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan tersebut.
Kelima tahap ini menunjukkan perkembangan dramatis dari yang semula
menekankan teknik-teknik persuasif ke arah upaya menjalin kemitraan dengan
pelanggan. Para wiraniaga merupakan ujung tombak perusahaan dalam menjalin
hubungan dengan pelanggan. Bahkan bagi sebagian pelanggan, wiraniaga adalah
perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan
31
secara cermat keputusan menyangkut perencanaan armada penjualannya: tujuan
dan strategi, struktur (berdasarkan teritorial, produk, pasar, atau kombinasinya),
ukuran, kompensasi, dan lain sebagainya.
2.2.4.6 Pengemasan (Packaging)
Dimana konsep pelayana sendiri dalam penjualan retail telah meluas.
Pengemasan menjadi pesan promosi yang penting untuk konsumen. Bahkan
menggantikan penjual. Saat konsumen memasuki toko yang penuh dengan
barang-barang mereka menyaring melihat cepat rak dengan rata-rata 300 jenis per
menit. Mengingat masalah ini pengemasan merupakan menarik perhatian dan
menjadi alat pengkomunikasi informasi tentang produk.
Pengemasan salah satunya adalah sebuah tempat, tapi lebih daripada itu
pengemasan memberikan kesan yang komplek mengenai kategori produk: dari
brand sebagaimana identitas dan image brand serta sebagaimana desain toko yang
mengirimkan pesan kuat tentang tokonya. Desain dan label kemasan
mengkomunikasikan pesan penting tentang produk di dalamnya. Kemasan adalah
pesan brand secara intrisik.
2.2.4.7 Event & Sponsorship
Event merupakan rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh pemilik
brand sehingga terjadi jalinan inetraksi antara kedua belah pihak, pelanggan dan
produk, dalam suatu aktifitas tertentu. Pertemuan antara kedua belah pihak
32
tersebut tidak hanya berupa persentuhan-persentuhan pasif, tetapi lebih terhadap
rangsangan persuasif.32
Event juga didefinisikan sebagai fenomena yang muncul dari kejadiankejadian yang sifatnya non rutin, yang di dalamnya ada unsur hiburan, budaya,
personal (khusus) atau tujuan perusahaan yang merupakan bagian dari aktifitas
normal/ kehidupan sehari-hari, yang tujuannya adalah mencerahkan, merayakan,
menghibur, atau memberikan pengalaman sekelompok orang.33
Sedangkan sponsorship merupakan salah satu teknik komunikasi
pemasaran yang dikemas untuk dapat menciptakan atau memperkuat kesadaran
akan sebuah merek, pemahaman terhadap produk, dan preferensi pembelian. 34
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan sponsorship adalah
ketepatan dalam memilih event dalam arti setiap kegiatan sponsorship yang
dilakukan harus dapat mempengaruhi sasaran yang merupakan bagian dari teknik
komunikasi. Kegiatan sponsorship dapat dilakukan melalui berbagai macam
event, seperti kegiatan olahraga, kegiatan-kegiatan social seperti donasi untuk
anak-anak, perbaikan fasilitas umum, dan publikasi seperti melalui media cetak.
Pada intinya sponsorship berperan sebagai pendukung strategi komunikasi yang
telah berhasil membangun tingkat kesadaran tertentu dan juga yang sedang
menyampaikan pesan-pesan secara tepat dengan cara lain.
32
Muhammad As’adi. Cara Pintar Promosi Murah dan Efektif. (Jogjakarta: PT Graha Ilmu,
2009), hlm. 102.
33
Anton Shone dan Bryn Parry. Successful Event Management. (London: Thomson Learning,
2004).
34
Uyung Sulaksana. Integrated Marketing Communication, Teks dan Kasus. (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2007), hlm. 72.
33
2.2.4.8 Pelayanan Konsumen (Customer Service)
Customer service adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan atau
ditujukan untuk memberikan kepuasan melalui pelayanan yang diberikan
seseorang secara memuaskan. Pelayanan yang diberikan termasuk menerima
keluhan atau masalah yang sedang dihadapi. Definisi customer service menurut
Imber Jane adalah departemen atau fungsi organisasi untuk merespon keinginan
atau keluhan pelanggan mengenai pelayanan atau organisasi. 35
Seorang customer service harus pandai dalam mencari jalan keluar untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi tamu. Tugas utama customer service
adalah memberikan pelayanan dan membina hubungan baik dengan masyarakat
sehingga harus ditekuni dengan penuh kemampuan, kecekatan, dan kesabaran
serta harus bertanggung jawab dari awal sampai selesainya suatu pelayanan.
2.2.5
Menetapkan Anggaran Komunikasi Pemasaran
Di dalam pemasaran, departemen dalam perusahaan bersaing satu sama
lain (seperti secara financial, produksi, dan sumberdaya manusia) dalam hal total
anggaran yang mereka keluarkan. Tiap departemen membawa anggaran disertai
proyek untuk anggaran tersebut serta kontribusinya terhadap keuntungan
perusahaan. Manajemen kemudian mengalokasikan porsi dari keseluruhan
anggaran untuk tiap departemen berdasarkan pertimbangan manajemen terhadap
keuntungan maksimal yang akan diperoleh.
35
Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi,
Ed. rev. (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), hlm. 277.
34
Salah satu keputusan tersulit yang dihadapi perusahaan adalah berapa
banyak biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan komunikasi pemasaran. Dalam
memutuskan besarnya anggaran komunikasi pemasaran total, terdapat empat
metode umum yang dapat digunakan,yaitu :
1. Metode sesuai dengan kemampuan (afford able method): metode yang
menetapkan anggaran promosi pada level yang dianggap oleh
manajemen mampu dikeluarkan oleh perusahaan.
2. Metode presentase penjualan (percentage of sales budgeting method):
metode yang menetapkan anggaran promosi pada presentase tertentu
dari penjualan saat ini atau yang diperkirakan bahkan melalui harga
jual. Metode ini memandang penjualan sebagai penentu promosi,
bukan sebagai hasil.
3. Metode keseimbangan persaingan (competitive parity method): metode
yang menyamakan anggaran promosi perusahaan dengan anggaran
pesaing.
4. Metode tujuan dan tugas (objective and task method): metode yang
digunakan
dimana
perusahaan
menetapkan
anggaran
promosi
berdasarkan apa yang ingin dicapai dengan mendefinisikan tujuan
yang jelas, menentukan tugas-tugas yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan ini, dan memperkirakan biaya untuk melaksanakan
tugas-tugas ini.
35
2.2.6
Mengevaluasi Hasil Strategi Komunikasi Pemasaran
Setelah menerapkan rencana komunikasi pemasaran, produsen/ komunikator
harus mengukur dampaknya pada khalayak sasaran. Hal ini mencakup
menanyakan khalayak sasaran apakah mereka mengenali atau mengingat pesan
yang telah disampaikan, beberapa kali mereka melihatnya, hal-hal apa saja yang
mereka ingat, bagaimana perasaan mereka tentang pesan tersebut, dan sikap
mereka sebelumnya dan sekarang tentang produk dan perusahaan itu.
2.3 Kesadaran Merek (Brand Awareness)
2.3.1 Pengertian Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Menurut American Marketing Association dalam Rangkuti definisi merek
adalah sebagai berikut: “Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau
rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang bertujuan untuk
mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan
untuk membedakannya dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing”.36
Durianto mendefinisikan kesadaran merek (brand awareness) adalah
kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu
merek sebagai bagian dari suatu kategori produk tertentu. 37
Berdasarkan beberapa definisi di atas, penelitian ini mengartikan merek
sebagai: “Kelengkapan dari suatu produk maupun jasa yang terdapat di dalamnya,
yaitu berupa: nama, istilah, simbol, tanda gambar/logo, kemasan serta
36
Freddy Rangkuti. Riset Pemasaran. Cetakan Kelima. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2004), hlm. 2.
37
Sugiarto Darmadi Durianto dan Tony Sitinjak. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset
Ekuitas dan Perilaku Merek. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004), hlm. 54.
36
kombinasinya yang memiliki fungsi tujuan sebagai identitas dari suatu produk
sehingga akan mudah dibedakan dengan produk lainnya dari pesaing, serta
memberikan jaminan dari pembuatnya akan produk yang dihasilkan”.
Brand Awareness adalah bagian dari sebuah brand equity, dan Brand
Awareness adalah sebuah tingkat dimana sebuah merek yang dulu tidak dikenal
menjadi dikenal sekarang. Lebih jelasnya pada gambar berikut ini yang
menjelaskan bagaimana perkembangan sebuah merek dari awal hingga akhir.
Kesadaran akan merek dibutuhkan dalam upaya merencanakan tindakan
yang harus dilakukan hingga pada tahap paling tinggi yaitu top of mind. Proses
tumbuh berkembangnya sebuah merek harus disertakan dalam tindakan yang
dilakukan agar mereka berkembang sesuai pada segmetasi yang ditujunya. Dalam
hal ini, tidajk pernah luput dari upaya komunikasi pemasaran yang dilakukan
secara terus menerus. Menjadikan merek ini bergerak pada lapisan piramida brand
awareness melalui rencana yang telah disusun dan dievaluasi pada setiap rencana
yang sudah dijalankan agar perkembangan merek terus terdeteksi dan mencapai
nilai yang diharapkan perusahaan.
2.3.2 Peranan Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Menurut Durianto peran brand awareness dalam membantu merek dapat
dipahami dengan mengkaji bagaimana kesadaran merek menciptakan suatu nilai.
Penciptaan nilai ini dapat dilakukan dengan empat cara yaitu38 :
38
Ibid, hlm. 8.
37
1. Jangkar yang menjadi cantolan bagi asosiasi lain
Suatu merek yang kesadarannya tinggi akan membantu asosiasi-asosiasi
melekat pada merek tersebut karena daya jelajah merek tersebut menjadi sangat
tinggi dibenak konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika
kesadaran suatu merek rendah, suatu asosiasi yang diciptakan oleh pemasar akan
sulit melekat pada merek tersebut.
2. Familiar atau rasa suka
Jika kesadaran merek kita sangat tinggi, konsumen akan sangat akrab
dengan merek kita dan lama-kelamaan akan timbul rasa suka yang tinggi terhadap
merek yang kita pasarkan.
3. Substansi atau komitmen
Kesadaran merek dapat menandakan keberasaan, komitmen, dan inti yang
sangat penting bagi suatu perusahaan. Jadi jika kesadaran akan merek tinggi,
kehadiran merek itu akan selalu dapat kita rasakan. Sebuah merek dengan
kesadaran konsumen tinggi biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Diiklankan secara luas
b. Eksistensi yang sudah teruji oleh waktu
c. Jangkauan distribusi yang luas
d. Merek tersebut dikelola dengan baik
e. Mempertimbangkan merek
Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah menyeleksi merekmerek yang dikenal dalam suatu kelompok untuk mempertimbangkan dan
38
diputuskan merek mana yang akan dibeli. Merek dengan Top of Mind yang tinggi
mempunyai nilai petimbangan yang tinggi. Jika suatu merek tidak tersimpan
dalam ingatan, merek tersebut tidak akan dipertimbangkan dalam benak
konsumen. Biasanya merek-merek yang disimpan dalam ingatan konsumen adalah
yang disukai atau dibenci.
2.3.3 Tingkatan dalam Kesadaran Merek (Brand Awareness)
Menurut David Aaker peran brand awareness dalam keseluruhan ekuitas
merek bergantung pada sejauh mana tingkatan awareness yang dicapai oleh suatu
merek. Adapun tingkatan dalam brand awareness adalah sebagai berikut39:
1. Puncak pikiran (Top of Mind)
Yang dimaksud dengan Top of Mind adalah merek yang pertama kali
diingat oleh responden atau pertama kali disebut ketika responden ditanya tentang
suatu produk tertentu. Top of Mind menggunakan single respond question yang
artinya responden hanya boleh memberikan satu jawaban untuk pertanyaan
mengenai hal ini.
2. Pengingatan kembali merek (Brand Recall)
Brand recall adalah pengingat kembali merek yang dicerminkan dengan
merek lain yang diingat oleh responden setelah responden menyebutkan merek
yang pertama. Brand recall menggunakan multi respond questions yang artinya
memberikan jawaban tanpa dibantu.
39
Ibid, hlm. 57.
39
3. Pengenalan merek (Brand recognition)
Brand recognition adalah pengenalan merek yaitu tingkat kesadaran
responden terhadap suatu merek diukur dengan diberikan bantuan seperti ciri-ciri
suatu produk.
4. Tidak menyadari merek (Unware of brand)
Merupakan tingkat yang paling rendah dari piramida brand awareness
dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.
Gambar 2.1 Piramida Kesadaran40
40
Ibid, hlm. 55.
Download