I. PENDAHULUAN 1. Latar belakang Lele merupakan jenis ikan air tawar yang banyak dibudidayakan. Hal ini dikarenakan lele memiliki beberapa keunggulan yaitu laju pertumbuhan cepat, mampu beradaptasi terhadap lingkungan yang kurang baik dan mudah dibudidayakan. Lele digemari oleh masyarakat luas karena memiliki citarasa yang enak, gurih, teksturnya empuk dan memiliki gizi yang cukup tinggi (Agustina et al., 2010). Pemberian pakan berprotein merupakan hal penting untuk menunjang terjadinya pertumbuhan. Kebutuhan protein benih lele untuk tumbuh ialah lebih dari 30 % dalam pakan (SNI, 2006). Pakan ikan merupakan komponen paling penting dalam usaha budidaya ikan, termasuk budidaya lele. Pengadaan pakan buatan merupakan komponen biaya terbesar dalam kegiatan budidaya, menurut Suprayudi et al. (2012) kebutuhan pakan merupakan investasi terbesar dari modal usaha yaitu mencapai 70 % dari total biaya pemeliharaan ikan. Penyebab tingginya harga pakan ikan ialah mahalnya salah satu bahan dasar pembuat pakan yaitu tepung ikan sebagai sumber protein hewani. Hal tersebut dikarenakan tepung ikan masih merupakan komoditas impor, sehingga perlu dicari bahan alternatif berupa sumber bahan baku lokal untuk mengurangi ketergantungan terhadap tepung ikan (Rachmawati dan Samidjan, 2013). Salah satu bahan baku lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif untuk mengurangi penggunaan tepung ikan dalam pakan yaitu limbah udang. Limbah udang merupakan bahan baku lokal berasal dari hasil samping budidaya udang yang dapat dijadikan sebagai sumber bahan protein hewani dalam pakan buatan. Limbah udang memenuhi persyaratan sebagai bahan baku alternatif karena ketersedianya yang mencukupi serta merupakan limbah yang belum banyak dimanfaatkan. Hasil menunjukkkan bahwa komposisi kimia dari tepung limbah udang berdasarkan analisis bahan kering yaitu protein sebesar 31,2 %, lemak 4,1 %, serat kasar 20,0 %, dan abu 28,9 % (Wiramiharja et al., 2007). Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa tepung limbah udang cukup 1 baik dijadikan sebagai bahan pakan ikan karena memiliki protein yang dapat digunakan sebagai sumber protein hewani dalam pakan. Berbagai penelitian mengenai penggunaan tepung limbah udang dalam pakan telah dilakukan. Nwanna (2003) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa penggunaan subtitusi fermentasi limbah kepala udang dengan tepung ikan hingga 30 % pada pakan lele dumbo (Clarias gariepinus) memberikan hasil terbaik dari pertumbuhan, sedangkan Hadi et al. (2009) menyebutkan bahwa penggunaan maksimal hanya sebesar 10 % dalam pakan nila (Oreocrhomis niloticus). Tepung limbah udang bila dipakai sebagai pengganti tepung ikan maka mempunyai kelemahan, yaitu serat kasar tinggi, Wiramiharja et al. (2007) menyebutkan bahwa tingkat pemberian tepung limbah udang yang direkomendasi untuk pakan sebaiknya tidak lebih dari 20 % untuk ikan jenis karnivora dan 10 % untuk ikan jenis omnivora. Pengelolaan kualitas air merupakan hal penting dalam kegiatan budidaya termasuk budidaya lele. Dalam kegiatan budidaya, kotoran ikan dan sisa pakan yang terakumulasi di dasar media pemeliharaan dapat menurunkan kualitas air. Hal ini dapat menggangu kehidupan ikan dari segi kelangsungan hidup serta pertumbuhan karena nafsu makan ikan akan menurun. Salah satu usaha untuk memperbaiki dan mempertahankan kualitas air ialah dengan cara penyiponan. Sipon merupakan tindakan untuk menyedot atau membuang kotoran ikan dan sisa pakan serta kotoran lain yang terdapat di dasar kolam. Pemanfaatan limbah udang hasil budidaya berupa udang mati beserta hasil moulting sebagai bahan tepung limbah udang merupakan pembeda dari penelitian sebelumnya. Perbedaan lain yaitu pada proses pengolahan limbah udang menjadi tepung limbah udang tidak melalui proses fermetasi/silase melainkan dengan proses penggilingan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif pembuatan pakan ikan yang dapat menekan biaya produksi bagi para pelaku pembudidaya ikan menengah ke bawah. 2 2. Tujuan Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk : a. Mengetahui pengaruh penggunaan tepung limbah udang dalam pakan dengan kadar yang berbeda terhadap pertumbuhan benih lele (Clarias sp.). b. Mengetahui pengaruh penggunaan tepung limbah udang dalam pakan dengan kadar yang berbeda terhadap konversi pakan benih lele (Clarias sp.). c. Mengetahui pengaruh penyiponan terhadap pertumbuhan dan konversi pakan benih lele (Clarias sp.). 3. Kegunaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu cara pemanfaatan limbah udang yang mampu mengurangi pencemaran terhadap lingkungan. Penggunaan limbah udang dapat menjadi inovasi baru dalam segi ilmu dan pengembangan teknologi dengan menciptakan formulasi pakan lele serta sebagai bahan baku alternatif yang mampu menekan biaya produksi bagi pembudidaya. 3