Full Text - EJournal Stikes PPNI Bina Sehat Mojokerto

advertisement
HUBUNGAN PENGGUNAAN LENSA KONTAK DENGAN KEJADIAN
BLEFARITIS PADA MAHASISWA KEBIDANAN
STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
Siti Indatul Laili*, Nismawati**
STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto
ABSTRACT
A contact lens is a lens that attaches to the eye or the cornea used a person
with impaired vision to improve eyesight. The use of contact lenses can lead
blefaritis which is a severe inflammation of the eyelid are usually especially at the
edges of the petals and the base of the eyelashes can be easily communicable and
non communicable.
The purpose of this research was to knowing relationship use of contact
lenses with events blefaritis on midwifery students of STIKes Bina Sehat PPNI
Mojokerto. The research design used cross sectional. The population in this
research are all midwifery students of two and four semester STIKes Bina Sehat
PPNI Mojokerto use contact lenses a number of 30 respondents. The sampel was
all midwifery students of two and four semester STIKes Bina Sehat PPNI
Mojokerto use contact lenses with total sampling teckhnic. The instrument in this
research used interview. The time of this research 1-4 June 2015. Analyzing data
used was cross tabel frekuensi distribution.
The results showed that nearly half of respondents 12 respondents (40%)
experiencing moderate blefaritis. This shows use of contact lenses can lead
blefaritis, students feel like get smth in the eye, tears in her eyes, and feel the itch
when using contact lenses.
Keyword: Contact lens, blefaritis
Hasil
PENDAHULUAN
penelitian
Wakarie
Lensa kontak adalah lensa
(2013), di Universitas Sam Ratulangi
yang menempel pada mata atau
Manado, menujukkan produksi air
selaput bening yang dipergunakan
mata pada pengguna lensa kontak
seseorang
dengan
gangguan
30% >30 mm. Dan karakteristiknya
penglihatan
untuk
memperbaiki
mata terasa panas dengan 3 orang
penglihatannya
(Ilyas,
2004).
20%, mata terasa kering 13 orang
Dengan
kontak
lapang
86,7%, mata terasa kemasukan benda
pandangan menjadi lebih luas karena
asing 12 orang 80%, mata berair 4
tidak banyak terdapat efek aberasi
orang 26,7%, mata terasa berpasir 3
sferis ataupun gangguan tepi bingkai
orang 20%, mata merah 10 orang
lensa
kaca mata (Ilyas, 2006).
66,7%, penglihatan kabur 9 orang
mata, corneaulcer (luka terbuka pada
60%, total semua 15 orang 100%.
kornea
mata),
sampai
Lensa
kontak
telah
Studi
pendahuluan
pada
kebutaan.
banyak
di
tanggal 22 Desember 2014 di Stikes
gunakan untuk membantu mengatasi
Bina Sehat PPNI Mojokerto pada
kelainan refraksi. Pemakaian yang
prodi D3 kebidanan, yang dilakukan
ada ini telah memiliki fungsi tidak
dengan
5
hanya untuk memperbaiki kelainan
mahasiswa yang menggunakan lensa
refraksi yang ada akan tetapi juga
kontak, mengalami mata merah 3
digunakan
mahasiswa (60%), gatal-gatal dan
memperbaiki
mata merah 2 mahasiswa (40%), dari
nilai dari penampilan serta untuk
ke
keperluan
terapi.
Oleh
pengguna
lensa
kontak
wawancara
5
kepada
mahasiswa
memakai
lensa
mengatakan
kontak
tidak
sebagai
sarana
ataupun
untuk
menambah
karena
yang
berdasarkan resep dokter. Alasan
memiliki indikasi luas tersebut maka
mereka memakai lensa kontak yaitu
diperlukan pengetahuan yang cukup
untuk
4
dalam
bosan
2007).
mempercantik
mahasiswa
(80%)
diri
dan
memakai kacamata 1 mahasiswa
(20%).
penggunaannya
(Wahyuni,
Pengguna lensa kontak yang
lama bisa mengakibatkan edema
Seseorang dokter mata harus
kornea dan abrasi kornea. Pemakaian
mempertimbangkan beberapa kriteria
lensa kontak yang lama juga akan
dalam
mengeringkan
memberikan
resep
lensa
epitel
dan
kontak yang tepat untuk kebutuhan
menyebabkan robekan akibat iritasi
penderita kelainan refraksi mata.
permukaan lensa kontak terhadap
Masyarakat seringkali membeli lensa
kornea. Radang konjungtiva palpebra
kontak secara bebas tanpa mendapat
juga bisa terjadi pada kelopak mata
resep dokter adalah permasalahan
atas
yang terjadi. Kesalahan pemilihan
Adapun
lensa
hyperemia
kontak
mempunyai
resiko
dengan
dan
ketidaknyamanan,
karakteristik
radang
sensitivitas.
tanda-tanda
tersendiri bagi pemakainya, seperti
iritasi,
reaksi
sensivitas
konjungtiva,
konjungtiva
lakrimasi
menampakkan
peningkatan
cobblestone appearance (Indriana,
wawancara. Waktu penelitian 1-4
2004).
Juni
Penggunaan
lensa
kontak
tanpa resep dokter, harus menjaga
2015.
Analisa
data
menggunakan tabel silang distribusi
frekuensi.
kebersihan dan cuci tangan saat
melepas dan memasang lensa kontak,
jika lensa kontak di mata agak kering
segera
di
tetesi
dengan
obat,
perawatan juga harus diperhatikan
dan dilakukan untuk memberikan
oksigen pada kornea. Cairan air mata
dialirkan dibawah lensa kontak untuk
melembabkan
kornea
mengangkat
debris
dan
pada
saat
berkedip.
menunjukkan lebih dari setengah
METODE PENELITIAN
Desain
penelitian
digunakan adalah
Populasi
yang
cross-sectional.
penelitian
ini
dan IV STIKes Bina Sehat PPNI
Mojokerto yang menggunakan lensa
kontak berjumlah 30 Mahasiswa.
Sampel penelitian ini adalah seluruh
Mahasiswa Kebidanan semester II
dan IV STIKes Bina Sehat PPNI
Mojokerto yang menggunakan lensa
menggunakan
Tehnik
Total
responden
(60,0%)
menggunakan
lensa kontak kurang dari 12 jam.
seluruh
mahasiswa kebidanan semester II
kontak.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan
Lama Pemakaian Lensa
Kontak Pada Mahasiswa
Kebidanan Stikes Bina
Sehat PPNI Kabupaten
Mojokerto Pada Tanggal
1 – 4 Juni 2015
No
Lama
Frekuensi Prosentase
(F)
(%)
Pemakaian
1
< 12 jam
18
60
2
12 jam
9
30
3
> 12 jam
3
10
Total
30
100
Berdasarkan
tabel
1
sampling
sampling.
Instrumen yang digunakan lembar
Tabel
2 Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan
Usia Penggunaan Lensa
Kontak Pada Mahasiswa
Kebidanan Stikes Bina
Sehat PPNI Mojokerto
Pada Tanggal 1 – 4 Juni
2015
No
Usia
F
%
(Tahun)
1
18-20
29
96,7
2
> 20
1
3,3
Total
30
100
Berdasarkan
tabel
2
menunjukkan
hampir
seluruhnya
responden
berusia
18-20
tahun
(96,7%).
depan
kornea.
Penderita
yang
memakai lensa kontak dituntut lebih
menjaga kebersihan matanya untuk
Tabel 3 Hubungan Penggunaan
Lensa Kontak Dengan
Kejadian Blefaritis pada
Mahasiswa Kebidanan
STIKes Bina Sehat PPNI
Mojokerto Pada Tanggal
1 – 4 Juni 2015
Penggunaan
Kejadian
Lensa Kontak
No
Blefaritis
F
%
1 Tidak Blefaritis
0
0
2 Blefaritis
Ringan
8
26,7
Sedang
12
40
Berat
7
23,3
Sangat berat
3
10,0
Total
30
100
Berdasarkan
tabel
3
menunjukkan
bahwa
hampir
menghindari terjadinya infeksi pada
mata (Rita, 2008). Penggunaan lensa
kontak
dapat
mengakibatkan
blefaritis yang merupakan radang
berat
pada
kelopak
mata
yang
biasanya terutama pada tepi kelopak
dan pangkal bulu mata yang dapat
bersifat mudah menular dan tidak
menular (Ilyas, 2004).
Hal
ini
penggunaan
lensa
menunjukkan
kontak
dapat
mengkibatkan blefaritis, mahasiswa
merasakan
seperti
klilipan,
setengahnya responden mengalami
mengalami matanya berkaca-kaca,
blefaritis
dan merasakan mata gatal saat
sedang
sebanyak
12
menggunakan lensa kontak.
Mahasiswa (40%).
Berdasarkan
PEMBAHASAN
menunjukkan
Berdasarkan
menunjukkan
tabel
bahwa
3
responden
tabel
hampir
berusia
2
seluruhnya
18-20
tahun
hampir
(96,7%). Umur yang baik adalah bila
setengahnya responden mengalami
pemakai telah mengetahui resiko
blefaritis
pemakaian lensa kontak dimana
sedang
sebanyak
12
Mahasiswa (40%).
Lensa
resiko
kontak
yang
terpenting
adalah
merupakan
terjadinya infeksi. Biasanya akan
suatu lensa yang digunakan untuk
mudah memberikan pengertian pada
membantu penglihatan cacat mata
usia dewasa muda atau setelah
(Yohanes,
berusia 18-20 tahun.
2010).
Lensa
kontak
adalah lensa tipis yang diletakan di
Berdasarkan
tabel
1
Diharapkan hasil penelitian ini
menunjukkan lebih dari setengah
dapat
responden
referensi
(60,0%)
menggunakan
dijadikan
acuan
dasar
dan
untuk
lensa kontak kurang dari 12 jam.
melanjutkan penelitian dengan
Lensa kontak tertentu tidak dapat
tema
dilalui zat asam jika penggunaanya
penggunaan lensa kontak.
yang
terkait
dengan
lebih dari 12 jam.
SIMPULAN
Terdapat
hubungan
antara
DAFTAR PUSTAKA
Hartono.
2006.
Neurooftalmologi.
Yogyakarta:
Cendekia Press.
Sari
Pustaka
penggunaan lensa kontak dengan
kejadian
blefaritis
mahasiswa
kebidanan STIKes Bina Sehat PPNI
Mojokerto.
Hidayat, Alimul Aziz.2007. Metode
Penelitian Keperawatan Dan
Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika.
SARAN
1. Bagi Responden
Dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan
dalam
menggunakan
lensa
kontak
sehingga blefaritis tidak terjadi.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi
pendidikan
terutama
perpustakaan diharapkan dapat
menambah
tentang
lensa
referensi
dampak
kontak
dikembangkan
Hendrawati, Rita. 2008. Pengobatan
Dan Pencegahan Penyakit
Mata. Jakarta: PT Sunda
Kelapa Pustaka.
terbaru
penggunaan
dan
lagi
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Ilyas,
Sidarta. 2006. Kelainan
Refraksi Dan Kacamata.
Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Ilyas, Sidarta. 2009. Ikhtisar Ilmu
Penyakit
Mata.
Jakarta:
Fakultas
Kedokteran
Universitas Indonesia.
dapat
materi
tentang penggunaan lensa kontak
dalam pembelajaran.
Ilyas, Sidarta. 2004. Ilmu Perawatan
Mata. Jakarta: CV Sagung
Seto.
Ilyas, Sidarta. 2013. Ilmu Penyakit
Mata.
Jakarta:
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Indonesia.
Indriana, I. N.. 2004. Asuhan
Keperawatan
Klien
Gangguan Mata. Jakarta:
EGC.
James, Bruce. 2006. Lecture Notes
Oftalmologi.
Jakarta:
Erlangga Medical Seris.
Jane, Olver.2005. At A Glance
Oftalmologi.
Jakarta:
Erlangga.
Notoatmodjo,
Soekidjo.
2010.
Metodologi
Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka
Nursalam. 2011. Konsep Dan
Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
Keperawatan.
Jakarta:
Salemba Medika.
Riordan, Paul. 2009. Vaughan
&Asbury Oftalmologi Umum.
Jakarta: EGC.
Setiadi, 2013. Konsep Dan Praktik
Penulisan
Riset
Keperawatan.
Graham Ilmu.
Surya,
Yogyakarta:
Yohanes. 2010.
Tangeranng: PT
Golden Boulevard.
Optika.
Kandel
Wahyuni indri, 2007. Jurnal
Oftalmologi
Indonesia.
Surabaya:
fakultas
kedokteran UNAIR
Wakarie paulus rocky. 2013.
Perbandingan Produksi Air
Mata Pada Pengguna Lensa
Kontak Dengan Yang Tidak
Menggunakan Lensa Kontak.
Manado:
Fakultas
Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi
Yustina nanda, 2010. Sistem
Pendukung
Keputusan
Pemilihan Lensa Kontak Bagi
Penderita Kelainan Refraksi
Mata. Malang: Universitas
Brawijaya.
Download