PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA ENZIM Suhu, pH, dan konsentrasi garam Ir. Irfan D. Prijambada, M.Eng., Ph.D. PERSAMAAN REAKSI Konstanta Reaksi dan Persamaan Reaksi: Apakah yang dimaksud konstanta reaksi? Apakah yang dimaksud tingkat (order) reaksi? Persamaan di atas menunjukkan pengaruh perubahan konsentrasi reaktan terhadap kecepatan reaksi Bagaimana pengaruh faktor lain seperti suhu, atau keberadaan katalis? PENGARUH SUHU Persamaan Arrenhius Ea k A exp RT k = Konstanta kecepatan reaksi A = Faktor frekuensi Ea = Energi Aktivasi (selalu +) R = Konstanta gas ideal T = Suhu mutlak Kecepatan reaksi meningkat atau menurun dengan meningkatnya suhu? X‡ (TS) Eact E S P Koordinat Reaksi Setiap reaksi harus melampaui barier energi: transition state (TS, X‡). Pada suhu yang lebih tinggi, lebih banyak partikel reaktan yang mampu melampaui barier energi. TEORI TUMBUKAN k obs Ea P·Z·exp RT P = faktor kebolehjadian (tidak semua tumbukan efektif) Z = Jumlah tumbukan per detik PENGARUH SUHU TERHADAP PRODUKTIVITAS REAKSI YANG DIKATALISIS ENZIM PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS REAKSI YANG DIKATALISIS ENZIM KATALIS DARI PROTEIN MEMILIKI SIFAT PROTEIN —— masa inkubasi pendek; ----- masa inkubasi panjang PENGARUH pH Enzim adalah molekul amfoter yang mengandung sejumlah gugus fungsional yang bersifat asam maupun basa, terutama di bagian permukaannya. Muatan gugus fungsional tersebut berubah-ubah, tergantung kepada derajat disosiasi asamnya dan pH lingkungannya. Hal ini mempengaruhi reaktivitas gugus dari situs katalitik, muatan total enzim, dan distribusi muatan tersebut di permukaan enzim. pKa DAN KALOR IONISASI DARI GUGUS TERIONISASI ENZIM Gugus Karboksil (C-terminal, asam glutamat, asam aspartit) Sebaran pKa Muatan pada Kalor ionisasi pH 7 (kJ mol-1) 3-6 -1.0 ±5 Amonio (Nterminal, lisin) 7-9 +1.0 +45 9 - 11 +1.0 +45 Imidazolil (histidin) 5-8 +0.5 +30 Guanidil (arginin) 11 - 13 +1.0 +50 Fenolik (tirosin) 9 - 12 0.0 +25 Thiol (sistein) 8 - 11 0.0 +25 KATALIS DARI PROTEIN MEMILIKI SIFAT PROTEIN The effective charge of an amino acid at a specific pH: Dp= pI-pH PENGARUH pH EKSTREM TERHADAP ENZIM Dalam larutan alkalin (pH > 8), dapat terjadi kerusakan parsial dari residu sistin karena adanya reaksi eliminasi-b yang dikatalisis kondisi basa. Dalam larutan asam (pH < 4), dapat terjadi hidrolisis ikatan peptida yang labil, seringkali ditemukan setelah residu asam aspartat. PENGARUH LAIN DARI pH TERHADAP AKTIVITAS ENZIM Kelarutan substrat, Kelarutan produk, Perubahan kesetimbangan reaksi, Penghambatan ionisasi produk yang berperan pada pelepasannya, Penghambatan ionisasi produk yang berperan pada pengunduhannya dalam pelarut organik. PENGARUH ION TERHADAP AKTIVITAS ENZIM Tegangan permukaan, Kelarutan hidrokarbon, Agregasi dan dispersi, Denaturasi protein, Stabilitas protein. HOFMEISTER SERIES AGREGASI DAN DISPERSI Agregasi, pengendapan Dispersi, kelarutan KELARUTAN PROTEIN Salting In Penambahan garam dengan kekuatan ion yang rendah dapat meningkatkan kelarutan protein dengan menetralkan muatan di permukaan protein, sehingga mengurangi air yang menyelimuti protein dan meningkatkan entropi sistem. PENGENDAPAN PROTEIN Salting out (digunakan pada Fraksinasi) Jika konsentrasi garam netral berada pada tingkatan yang tinggi (>0,1M), dalam banyak kasus protein menjadi mengendap. Hal ini disebabkan keberadaan ion (yang tidak terikat protein) dalam jumlah yang banyak berkompetisi dengan protein untuk mendapatklan pelarut. Penurunan jumlah pelarut yang tersedia menyebabkan protein beragregasi dan mengendap. KELARUTAN KARBOKSI-HEMOGLOBIN PADA TITIK ISOELEKTRIK SEBAGAI FUNGSI KEKUATAN IONIK DAN TIPE ION NaCl KCl log S S’ MgSO4 Na2SO4 K4SO4 Kekuatan Ionik STABILISASI PROTEIN Protein paling stabil jika berada pada lingkungan dengan pH da kekuatan ionik yang mendekati kondisi fisiologis. pH: 7,4, (enzim lisosom, pH 5) I (kekuatan ionik) = 0,15 M PENGHITUNGAN KEKUATAN IONIK I = ½ciZi2 ci adalah konsentrasi (mol/L) jenis ion, dan Zi adalah muatan bersih dari ion tersebut. ① 0,1 M sodium asetat, CH3COONa I = ½ ([Na+]12 + [CH3COO-]12) = ½ (0,11 + 0,11) = 0,1 M (sama dengan molaritas) ② 0.1 M Na2HPO4 I = ½ ([Na+]12 + [HPO42-]22) = ½ (0,21 + 0,14) = 0,3 M (lebih besar daripada molaritas)