BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini

advertisement
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui letak kesulitan
belajar materi sistem sirkulasi dan faktor dominan yang berpengaruh terhadap
kesulitan belajar pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Muntilan tahun ajaran
2015/2016. Adapun hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah nilai
indeks kesukaran (thresholds) dari hasil analisis item soal dan jawaban
ulangan harian sistem sirkulasi menggunakan program QUEST, hasil analisis
skor angket, dan hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran
biologi.
Nilai thresholds dari hasil analisis dengan program QUEST
menunjukkan tingkat kesukaran suatu item soal. Semakin positif nilai
thresholds, maka item soal semakin sulit. Nilai thresholds dari hasil analisis
dengan QUEST ini selanjutnya dikelompokkan menjadi tiga kategori tingkat
kesukaran, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Pengelompokan dilakukan
dengan menentukan jarak antar kelas interval, yaitu:
Nilai thresholds terbesar – Nilai thresholds terkecil
Jarak Interval =
Jumlah Kelas
= 3,16 – (-2,55)
=
3
= 1,90
90
Selanjutnya item dikelompokkan ke dalam tabel berdasarkan kategori
masing-masing item.
Tabel 7. Item Soal Ulangan Harian Sistem Sirkulasi Siswa Kelas XI SMA
Negeri 1 Muntilan Tahun Ajaran 2015/2016 dengan Kategori
Kesukaran Rendah
Rentang Nilai
No.
Thresholds
Item
-2,55 ≤ thresholds ≤ -0,65
Kategori
Persoalan
Item
4
Struktur dan fungsi sel darah
17
18
Struktur dan fungsi pembuluh
darah
Mekanisme peredaran darah
27
Mekanisme pembekuan darah
29
Struktur dan fungsi pembuluh
darah
Tes golongan darah
30
Kesukaran
Rendah
Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa item yang termasuk dalam
kategori kesukaran item rendah adalah item dengan nilai thresholds lebih dari
atau sama dengan -2,55 sampai kurang dari atau sama dengan -0,65. Item
dengan kategori kesukaran rendah berjumlah 6 item soal, atau 20% dari
keseluruhan jumlah item. Item dengan tingkat kesukaran rendah berarti
termasuk dalam item yang mudah, terdapat pada item nomor 4, 17, 18, 27,
29, dan 30.
Sub materi yang tergolong dalam kategori tingkat kesukaran rendah
adalah struktur dan fungsi sel darah, struktur dan fungsi pembuluh darah,
91
mekanisme peredaran darah, mekanisme pembekuan darah, dan tes golongan
darah.
Item dengan kategori tingkat kesukaran sedang dapat dilihat dalam
tabel di bawah ini.
Tabel 8. Item Soal Ulangan Harian Sistem Sirkulasi Siswa Kelas XI SMA
Negeri 1 Muntilan Tahun Ajaran 2015/2016 dengan Kategori
Kesukaran Sedang
Rentang Nilai
No.
Thresholds
Item
Persoalan
Struktur dan fungsi sel darah
2
Pembentukan sel darah
5
Struktur dan fungsi sel darah
6
Komponen sel darah
9
Kelainan sistem sirkulasi
10
Teknologi sistem sirkulasi
12
14
Struktur dan fungsi pembuluh
darah
Struktur dan fungsi pembuluh
darah
Kelainan sistem sirkulasi
15
Struktur dan fungsi jantung
16
Struktur dan fungsi sel darah
19
Mekanisme peredaran darah
20
21
Struktur dan fungsi pembuluh
darah
Struktur jantung
22
Kelainan sistem sirkulasi
25
Struktur dan fungsi organ
limfatik
Struktur jantung
28
Kesukaran
Item
1
13
-0,65 ≤ thresholds ≤ 1,25
Kategori
92
Sedang
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa item yang termasuk dalam kategori
tingkat kesukaran sedang adalah item dengan nilai thresholds lebih dari atau
sama dengan -0,65 dan kurang dari atau sama dengan 1,25. Item yang
termasuk dalam kategori tersebut berjumlah 17 item atau sekitar 56,7% dari
total jumlah item soal yang diujikan. Adapun item yang termasuk dalam
kategori kesukaran sedang adalah item dengan nomor 1, 2, 5, 6, 9, 10, 12, 13,
14, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 25, dan 28.
Sub materi yang termasuk ke dalam kategori tingkat kesukaran sedang
antara lain struktur dan fungsi sel darah, pembentukan sel darah, komponen
sel darah, kelainan sistem sirkulasi, teknologi sistem sirkulasi, struktur dan
fungsi pembuluh darah, struktur dan fungsi jantung, mekanisme peredaran
darah, struktur jantung, serta struktur dan fungsi organ limfatik.
Item dengan kategori tingkat kesukaran tinggi dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 9. Item Soal Ulangan Harian Sistem Sirkulasi Siswa Kelas XI SMA
Negeri 1 Muntilan Tahun Ajaran 2015/2016 dengan Kategori
Kesukaran Tinggi
Rentang Nilai
No.
Thresholds
Item
1,25 ≤ thresholds ≤ 3,16
Kategori
Persoalan
Kesukaran
Item
3
Struktur keping darah
7
Sistem golongan darah
23
Kelainan sistem sirkulasi
24
Jenis sistem sirkulasi
26
Fungsi sistem peredaran darah
93
Tinggi
Lanjutan Tabel 9.Item Soal Ulangan Harian Sistem Sirkulasi Siswa Kelas XI
SMA Negeri 1 Muntilan Tahun Ajaran 2015/2016 dengan
Kategori Kesukaran Tinggi
Rentang Nilai
No.
Thresholds
Item
Zero Score
Kategori
Persoalan
Kesukaran
Item
8
Sistem golongan darah
11
Struktur dan fungsi pembuluh
darah
Tinggi
Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa item yang termasuk dalam
kategori kesukaran item tinggi adalah item dengan nilai thresholds lebih dari
atau sama dengan 1,25 dan kurang dari atau sama dengan 3,16. Selain itu
terdapat dua item dengan zero score, yang berarti semua testi menjawab item
tersebut salah (tidak ada testi yang menjawab dengan benar). Hal tersebut
mengindikasikan bahwa item tersebut termasuk dalam item dengan tingkat
kesukaran tinggi. Jumlah item dengan kategori kesukaran tinggi adalah 7 item
atau sekitar 23,3% dari total item soal yang diujikan. Adapun item tersebut
adalah item bernomor 3, 7, 8, 11, 23, 24, dan 26.
Sub materi yang termasuk dalam item dengan kategori kesukaran tinggi
antara lain struktur keping darah, sistem golongan darah, kelainan sistem
sirkulasi, jenis sistem sirkulasi, fungsi sistem peredaran darah, serta struktur
dan fungsi pembuluh darah. Dari sub-sub materi tersebut, terdapat dua sub
materi dimana seluruh testi menjawab salah (zero score), yaitu sub materi
sistem golongan darah dan struktur fungsi pembuluh darah. Kedua sub materi
94
tersebut menjadi letak kesulitan belajar sistem sirkulasi yang dialami oleh
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Muntilan tahun ajaran 2015/2016.
Hasil penelitian kedua adalah rerata jumlah skor pada angket. Angket
ini digunakan untuk mengetahui faktor dominan yang menjadi penyebab
kesulitan belajar sistem sirkulasi. Skor yang didapatkan dari angket kemudian
dijumlahkan dan dihitung reratanya dari tiap faktor. Selanjutnya dari rerata
tersebut masing-masing faktor dikelompokkan dalam tiga kategori faktor,
yaitu lemah, sedang, dan kuat. Faktor yang memiliki rerata jumlah skor
tertinggi diasumsikan sebagai faktor dominan penyebab kesulitan belajar
sistem sirkulasi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Muntilan tahun ajaran
2015/2016. Untuk mengelompokan kategori faktor tersebut, terlebih dahulu
menentukan jarak antarkelas interval, yaitu:
Rerata skor terbesar – Rerata skor terkecil
Jarak Interval =
Jumlah Kelas
= 160,75 – 106,50
=
3
= 18,08
Selanjutnya hasil penghitungan rerata skor angket dengan kategori
pengaruh faktor lemah dapat dilihat dalam tabel berikut.
95
Tabel 10. Hasil Penghitungan Rerata Jumlah Skor Angket Faktor Penyebab
Kesulitan Belajar Sistem Sirkulasi dengan Kategori Lemah
Rentang Rerata Jumlah Skor Angket
105,40 ≤ rerata jumlah skor ≤ 123,85
Faktor
Rerata
Kategori
Jumlah
Pengaruh
Skor
Faktor
Guru
105,40
Keluarga
106,50
Lemah
Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa faktor guru dan keluarga
merupakan faktor penyebab kesulitan belajar sistem sirkulasi yang termasuk
dalam kategori berpengaruh lemah. Guru sebagai pendidik berperan
menyampaikan informasi kepada peserta didik terkait materi yang akan
disampaikan. Berdasarkan penghitungan rerata jumlah skor dari angket,
faktor guru mempunyai rerata jumlah skor sebesar 108,10. Faktor guru
termasuk ke dalam kategori pengaruh faktor lemah.
Keluarga mempunyai peran dalam kegiatan pembelajaran siswa di
rumah, khususnya dari sisi orangtua siswa. Dari penghitungan rerata jumlah
skor angket, faktor keluarga mempunyai rerata jumlah skor paling rendah jika
dibandingkan dengan faktor lainnya yaitu sebesar 106,50. Faktor keluarga
termasuk ke dalam faktor dengan kategori pengaruh faktor lemah.
Selanjutnya hasil penghitungan rerata skor angket dengan kategori
pengaruh faktor sedang dapat dilihat dalam tabel berikut.
96
Tabel 11. Hasil Penghitungan Rerata Jumlah Skor Angket Faktor Penyebab
Kesulitan Belajar Sistem Sirkulasi dengan Kategori Sedang
Rentang Rerata Jumlah Skor Angket
123,85 ≤ rerata jumlah skor ≤ 142,30
Faktor
Siswa
Rerata
Kategori
Jumlah
Pengaruh
Skor
Faktor
128,83
Sedang
Berdasarkan tabel 11, dapat dilihat bahwa faktor siswa termasuk ke
dalam faktor penyebab kesulitan belajar sistem sirkulasi dalam kategori
berpengaruh sedang. Berdasarkan hasil penghitungan, siswa mempunyai
rerata jumlah skor 128,83.
Selanjutnya hasil penghitungan rerata skor angket dengan kategori
pengaruh faktor kuat dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 12. Hasil Penghitungan Rerata Jumlah Skor Angket Faktor Penyebab
Kesulitan Belajar Sistem Sirkulasi dengan Kategori Kuat
Rentang Rerata Jumlah Skor Angket
142,30 ≤ rerata jumlah skor ≤ 160,75
Faktor
Rerata
Kategori
Jumlah
Pengaruh
Skor
Faktor
Materi
170,25
Sekolah
157,70
Kuat
Bedarasarkan tabel 12, dapat dilihat bahwa faktor materi dan faktor
sekolah merupakan faktor penyebab kesulitan belajar sistem sirkulasi dengan
kategori pengaruh faktor kuat. Materi merupakan faktor penyebab kesulitan
belajar sistem sirkulasi dengan rerata jumlah skor tertinggi, yaitu 170,25.
97
Sedangkan rerata skor tertinggi kedua terdapat pada faktor sekolah yang
merupakan tempat para siswa mengikuti proses pembelajaran. Rerata jumlah
skor faktor sekolah sebesar 157,70. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
faktor dominan yang berpengaruh pada kesulitan belajar sistem sirkulasi
adalah faktor materi.
Hasil penelitian yang ketiga adalah hasil wawancara terhadap guru
pengampu mata pelajaran biologi kelas XI SMA Negeri 1 Muntilan tahun
ajaran 2015/2016. Informasi yang diperoleh dari wawancara antara lain guru
sudah hampir 15 tahun mengampu mata pelajaran biologi. Metode
pembelajaran yang diterapkan saat pembelajaran sistem sirkulasi adalah
pengamatan di laboratorium, ceramah dan diskusi presentasi, dengan model
pembelajaran yang digunakan scientific. Sebelum masuk ke materi
pembelajaran
selalu
disampaikan
terlebih
dahulu
cakupan
tujuan
pembelajaran yang harus dicapai pada materi yang akan disampaikan.
Respon siswa pada materi sistem sirkulasi beragam, tiap kelas memiliki
respon yang berbeda. Ada yang memperhatikan dengan baik, namun ada juga
yang mengeluh materinya susah. Keluhan dalam pembelajaran materi sistem
sirkulasi tentu ada. Keluhan yang banyak dari siswa adalah materinya sulit,
banyak istilah asing yang sulit dipahami oleh siswa seperti nama-nama bagian
organ jantung, nama pembuluh darah yang sering terbalik dan sulit
dibedakan, dan ciri dari masing-masing jenis sel darah. Dalam pembelajaran
sistem sirkulasi terdapat pula kegiatan praktikum di laboratorium.
Kebermaknaan kegiatan praktikum untuk mengatasi kesulitan dalam
98
mempelajari materi sistem sirkulasi hanya sebatas membantu pemahaman
mengenai bentuk dan ciri umum sel darah.
Sekitar 90% siswa memiliki buku paket sebagai sumber belajar materi
sistem sirkulasi. Selain itu siswa juga menggunakan sumber belajar lainnya
yaitu internet dan LKS (Lembar Kegiatan Siswa) yang dibeli oleh siswa.
Sekitar 75% siswa mengumpulkan tugas yang berkaitan dengan materi sistem
sirkulasi tepat waktu. Keaktifan siswa laki-laki dan perempuan tiap kelas
berbeda. Secara umum sekitar 80% siswa perempuan lebih serius dalam
mengikuti pembelajaran, lebih aktif dan lebih sering bertanya karena rasa
ingin tahu yang lebih tinggi. Tetapi beberapa siswa laki-laki ada pula yang
aktif dalam pembelajaran.
B. Pembahasan
1. Letak Kesulitan Belajar Sistem Sirkulasi pada Siswa Kelas XI
Semester 1 SMA Negeri 1 Muntilan Tahun Ajaran 2015/2016
Kesulitan belajar materi sistem sirkulasi yang dialami oleh siswa
kelas XI IPA SMA Negeri 1 Muntilan dapat dilihat dari penguasaan
beberapa sub materi pada materi pembelajaran sistem sirkulasi yang masih
belum maksimal. Adapun sub materi yang belum dapat dikuasai dengan
maksimal oleh siswa dari materi sistem sirkulasi adalah sub materi sistem
golongan darah dan struktur fungsi pembuluh darah.
Sub materi sistem golongan darah merupakan salah satu sub materi
yang berdasarkan hasil analisis data merupakan sub materi yang tergolong
memiliki tingkat kesulitan tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa
99
pemahaman siswa terhadap materi sistem golongan darah belum
maksimal, yang dapat dilihat dari item soal nomor 8 di mana seluruh siswa
menjawab salah (zero score). Hal tersebut jika ditinjau dari segi item soal
ulangan harian yang diberikan kepada siswa dapat diketahui bahwa istilah
yang digunakan pada soal nomor 8 kurang lazim didengar oleh siswa.
Berdasarkan wawancara dengan siswa, banyak siswa yang mengeluh
bahwa istilah yang biasa didengar oleh siswa adalah aglutinin α dan β.
Pada item soal digunakan istilah aglutinin negatif, sehingga siswa tidak
dapat memahami soal dengan baik.
Istilah yang dimengerti oleh siswa adalah istilah yang terdapat pada
buku paket sebagai sumber belajar, yaitu menggunakan istilah aglutinin α
dan β. Informasi dari hasil wawancara terhadap guru biologi menunjukkan
bahwa 90% siswa memiliki buku paket sebagai sumber belajar siswa, yang
berarti masih terdapat siswa yang tidak memiliki buku paket sebagai
sumber belajar.
Selain menggunakan buku paket sebagai sumber belajar utama,
terdapat pula siswa yang menggunakan LKS dan internet sebagai sumber
belajar pendukung. Tentunya tidak semua siswa mempunyai LKS dan aktif
menggunakan internet sebagai sumber belajar pendukung dikarenakan
berbagai faktor, misalnya saja dari latar belakang ekonomi keluarga. Siswa
yang berasal dari keluarga menengah ke atas biasanya diberikan fasilitas
smartphone yang dapat digunakan untuk mengakses informasi dari internet
100
kapan saja. Asumsinya, semakin aktif siswa belajar dari berbagai sumber
maka akan memiliki pengetahuan yang luas.
Sub materi lain yang menjadi letak kesulitan belajar materi sistem
sirkulasi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Muntilan adalah sub materi
struktur fungsi pembuluh darah. Berdasarkan data yang diperoleh dari
hasil analisis jawaban ulangan harian siswa, dapat dilihat bahwa
pemahaman siswa mengenai sub materi struktur fungsi pembuluh darah
belum maksimal, khususnya dalam hal mengidentifikasi nama pembuluh
darah yang berawal dari bagian jantung tertentu. Dalam hal ini, namanama pembuluh darah menggunakan istilah-istilah asing dan mempunyai
nama yang mirip satu sama lain. Hal ini merupakan salah satu hal yang
kurang dapat dipahami oleh siswa, sesuai dengan informasi yang diperoleh
dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi bahwa keluhan
yang banyak dari siswa adalah banyak istilah asing yang sulit dipahami
oleh siswa seperti nama pembuluh darah yang sering terbalik dan sulit
dibedakan.
Informasi yang diperoleh dari wawancara guru biologi, dalam
pembelajaran materi sistem sirkulasi digunakan metode pengamatan di
laboratorium dan diskusi presentasi. Dengan melakukan pengamatan
secara langsung di laboratorium, maka siswa akan lebih memahami dan
lebih mudah mengingat. Namun pengamatan di laboratorium hanya
dilakukan untuk mengamati bentuk-bentuk sel darah dan ciri umumnya.
Diskusi presentasi hanya akan memberikan pemahaman yang kuat pada
101
materi yang dipresentasikan oleh kelompok tertentu, sedangkan kelompok
lain yang berlaku sebagai audience pemahamannya kurang kuat.
Dalam sub materi struktur fungsi pembuluh darah terdapat berbagai
nama pembuluh darah yang berasal dari jantung atau menuju ke jantung.
Dengan hanya melalui metode diskusi presentasi, maka kemungkinan
besar siswa kurang dapat memahami dan mengingat dengan baik namanama pembuluh darah tesebut. Untuk mengatasi hal tersebut guru
hendaknya menggunakan metode dan media tertentu yang dikhususkan
untuk sub materi tersebut. Misalnya dengan menggunakan tayangan video
animasi mengenai sistem peredaran darah manusia, atau animasi
pergerakan darah dari atau menuju ke jantung.
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru juga menentukan
tingkat pemahaman siswa terhadap suatu materi. Hal ini dikarenakan siswa
memiliki perbedaan dalam pemahaman materi. Hal ini didukung oleh
pendapat Nyayu Khodijah (2014:164), bahwa di lingkungan pendidikan
ditemukan perbedaan individual anak didik cukup banyak, yang semuanya
merupakan ciri kepribadian anak didik sebagai individu. Perbedaan
individual anak didik tersebut harus disikapi oleh guru secara bijaksana.
Artinya, guru harus mengupayakan semaksimal mungkin agar setiap siswa
mencapai tujuan belajar meski dengan perbedaan yang ada, misalnya
dengan menggunakan metode yang bervariasi dan memberikan waktu
yang cukup serta perhatian yang lebih pada anak didik yang memiliki
kapasitas yang minimal.
102
2. Faktor Dominan Penyebab Kesulitan Belajar Sistem Sirkulasi pada
Siswa Kelas XI Semester 1 SMA Negeri 1 Muntilan Tahun Ajaran
2015/2016
Kesulitan belajar materi sistem sirkulasi yang dialami oleh siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Muntilan tahun ajaran 2015/2016 dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor.Adapunfaktor yang tergolong dalam kategori
pengaruh faktor lemah adalah faktor guru, faktor keluarga, dan faktor
siswa dari aspek motivasi siswa khususnya usaha untuk belajar materi
sistem sirkulasi.
Penguasaan materi merupakan salah satu hal yang sangat penting
dalam proses pembelajaran, dikarenakan akan sangat berpengaruh pada
keberhasilan belajar siswa. Dalam penelitian ini penguasaan materi
tergolong dalam kategori berpengaruh lemah, yang berarti penguasaan
materi guru sudah baik dan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap
kesulitan belajar materi sistem sirkulasi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Nana
Syaodih
Sukmadinata
(2005:
255),
bahwa
agar
mampu
menyampaikan ilmu pengetahuan atau bidang studi yang diajarkannya,
guru harus menguasai ilmu atau bidang tersebut secara mendalam dan
meluas.
Kecakapan komunikasi dan keakraban guru dengan siswa termasuk
ke dalam kategori faktor yang berpengaruh lemah terhadap kesulitan
belajar siswa. Kecakapan komunikasi guru dapat dilihat dari penggunaan
bahasa baku dan kosa kata yang mudah dipahami oleh siswa, sehingga
tidak menimbulkan kebingungan dan kesulitan pada siswa. Menurut Nana
103
Syaodih Sukmadinata (2005: 259), agar dapat berkomunikasi dengan baik,
guru perlu memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Ia perlu memiliki
kekayaan bahasa dan kosa kata yang cukup banyak, sebab dengan
menggunakan kata-kata tertentu saja siswa belum dapat memahami
maknanya, mereka membutuhkan kata-kata atau istilah lain. Guru perlu
menguasai struktur kalimat dan ejaan yang benar. Struktur kalimat dan
ejaan yang salah dari guru akan ditiru salah pula oleh siswa, dan dapat
membingungkan.
Keakraban atau kedekatan guru dengan siswa akan membuat siswa
merasa lebih dekat dan tidak takut bertanya jika mengalami kesulitan
belajar. Kedekatan guru dengan siswa akan membuat siswa merasa
nyaman dalam menyampaikan pendapat pula. Dalam proses pembelajaran,
guru yang berperan sebagai orang tua siswa di sekolah hendaknya dapat
menciptakan suasana yang harmonis sehingga proses pembelajaran akan
berjalan dengan nyaman. Namun, keakraban guru dengan siswa tidak
boleh berlebihan karena dapat menimbulkan kesenjangan sosial, misalnya
kedekatan guru dengan siswa lawan jenis yang dapat menimbulkan
perasaan jatuh cinta dan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Kepribadian guru merupakan salah satu aspek dari faktor guru yang
berpengaruh lemah terhadap kesulitan belajar siswa. Guru sebagai
pendidik dituntut untuk menjadi teladan yang baik bagi siswanya, baik
dalam hal tutur kata, cara berpakaian, dan perilakunya.
104
Dalam penelitian ini, aspek kepribadian guru dilihat dari kedisiplinan
guru dan penampilan guru. Kedua indikator tersebut termasuk ke dalam
faktor dengan kategori berpengaruh lemah terhadap kesulitan belajar
siswa. Kedisiplinan guru tercermin dari ketepatan waktu memulai dan
mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan jadwal. Penampilan guru
tercermin melalui cara berpakaian dan bertutur kata. Guru dituntut untuk
memiliki kepribadian yang baik, dikarenakan baik ataupun buruknya akan
ditiru oleh siswa. Guru yang memiliki kompetensi kepribadian baik akan
bertutur kata dengan baik, mengenakan pakaian dengan rapi, mengenakan
asesoris dan make up dengan wajar dan tidak berlebihan, karena akan
berpotensi mengganggu konsentrasi siswa saat belajar. Dalam hal ini guru
pengampu mata pelajaran biologi sudah memiliki penampilan dan tutur
kata yang baik.
Program remedial dilaksanakan sebagai wujud tindaklanjut terhadap
hasil evaluasi kegiatan pembelajaran. Kegiatan remedial ini membantu
memperbaiki pemahaman siswa terhadap materi tertentu. Selain itu,
program remedial juga dapat memperbaiki nilai siswa yang belum dapat
melampaui kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan.
Pelaksanaan program remedial ini tentunya menjadi solusi bagi kesulitan
belajar siswa sehingga pengaruhnya kecil bagi kesulitan belajar siswa.
Menurut Sugihartono (2012: 60), program remedial yaitu pemberian
layanan pendidikan kepada siswa yang mengalami kesulitan atau
hambatan dengan memberikan pelajaran dan atau tugas tambahan secara
105
individual sehingga mereka dapat mengikuti pembelajaran secara klasikal
dan menyelesaikan program sesuai dengan waktu yang ditentukan serta
mencapai hasil belajar secara optimal.
Pelaksanaan program pengayaan merupakan salah satu fakor yang
berpengaruh
lemah
terhadap
kesulitan
belajar
sistem
sirkulasi.
Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa program pengayaan sudah
dilakukan oleh guru setelah pembelajaran sistem sirkulasi. Program
pengayaan ini dapat meningkatkan pengetahuan siswa mengenai materi
yang dipelajari. Menurut Sugihartono (2012: 60), program pengayaan
(enrichment), yaitu pemberian pelayanan pendidikan sesuai potensi
kecerdasan dan bakat istimewa yang dimiliki siswa, dengan penyediaan
kesempatan
dan
fasilitas
belajar
tambahan
yang
bersifat
perluasan/pendalaman, setelah yang bersangkutan menyelesaikan tugastugas yang diprogramkan untuk siswa lainnya.
Faktor lain yang termasuk ke dalam kategori berpengaruh lemah
adalah faktor keluarga. Proses pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam
kelas atau di sekolah saja, namun juga terjadi di rumah, dimana keluarga
juga memiliki pengaruh di dalamnya. Proses belajar di lingkungan kelurga
juga dipengaruhi berbagai faktor, misalnya keadaan ruang belajar,
ketersediaan alat dan buku pendukung untuk belajar. Orang tua sebaiknya
menyediakan ruang belajar khusus untuk belajar anak di rumah, yang
dilengkapi dengan peralatan, penerangan yang cukup, serta buku
pendukung sumber belajar yang cukup. Dalam penelitian ini ketersediaan
106
alat dan buku belajar merupakan faktor dengan kategori berpengaruh
lemah terhadap kesulitan belajar.
Faktor yang tergolong dalam kategori berpengaruh lemah adalah
faktor siswa dari aspek motivasi siswa khususnya usaha untuk belajar
materi sistem sirkulasi. Hal ini berarti siswa memiliki usaha yang cukup
baik untuk mempelajari materi sistem sirkulasi. Motivasi merupakan salah
satu faktor internal dari individu siswa yang berpengaruh besar terhadap
keberhasilan belajar siswa.
Faktor yang tergolong dalam kategori berpengaruh sedang terhadap
kesulitan belajar sistem sirkulasi adalah sub faktor minat siswa, sub faktor
kemampuan siswa, sub faktor motivasi siswa khususnya perhatian
terhadap pembelajaran sistem sirkulasi, dan faktor guru khususnya dari
metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran sistem sirkulasi.
Minat siswa dalam pembelajaran sistem sirkulasi tergolong dalam
kategori faktor yang berpengaruh sedang terhadap kesulitan belajar sistem
sistem sirkulasi. Dalam hal ini berarti minat siswa terhadap pembelajaran
sistem sirkulasi belum baik. Kurangnya minat siswa tersebut dapat dilihat
dari ketertarikan siswa terhadap pembelajaran dan sikap siswa terhadap
pembelajaran sistem sirkulasi yang masih kurang. Hal ini didukung dengan
hasil wawancara guru biologi bahwa respon siswa saat guru memberikan
materi sistem sirkulasi beragam, tiap kelas memiliki respon yang berbeda.
Ada yang memperhatikan dengan baik, namun ada juga yang kurang
107
memperhatikan dan mengeluh materinya susah. Hal inilah yang diduga
menjadikan
minat
siswa
terhadap
pembelajaran
sistem
sirkulasi
menduduki kategori faktor yang berpengaruh sedang terhadap kesulitan
belajar.
Subfaktor kemampuan siswa juga termasuk dalam salah satu faktor
penyebab kesulitan belajar dengan kategori berpengaruh sedang, yang
berarti memiliki pengaruh yang tidak cukup besar terhadap kesulitan
belajar siswa. Kemampuan siswa ini dapat dilihat dari kemampuan
memahami materi sistem sirkulasi dan kemampuan menyelesaikan soal
sistem sirkulasi. Siswa yang membutuhkan waktu lama untuk memahami
materi atau menyelesaikan soal sistem sirkulasi dapat diduga memiliki
kemampuan yang kurang.
Sub faktor motivasi khususnya dalam hal perhatian siswa terhadap
pembelajaran materi sistem sirkulasi juga termasuk ke dalam kategori
berpengaruh sedang terhadap kesulitan belajar siswa. Hal ini berarti bahwa
perhatian siswa terhadap materi sistem sirkulasi belum cukup baik dan
menjadikan siswa sendiri kurang termotivasi untuk mempelajari materi
sistem sirkulasi.
Faktor guru khususnya dari metode yang digunakan guru dalam
proses pembelajaran sistem sirkulasi merupakan salah satu yang termasuk
dalam kategori berpengaruh sedang terhadap kesulitan belajar sistem
sirkulasi. Dari hasil angket dapat diketahui bahwa guru menggunakan
108
metode yang kurang bervariasi sehingga siswa terkadang merasa bosan
ketika proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan wawancara dengan
guru pengampu biologi, metode yang digunakan dalam pembelajaran
sistem sirkulasi adalah pengamatan di laboratorium dan diskusi presentasi.
Metode
yang bervariasi
dapat
dilakukan untuk menunjang
tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut Nuryani Y. Rustaman
(2003:107), sebelum melakukan proses belajar mengajar, seorang guru
menentukan pendekatan dan metode yang akan digunakan agar tujuan
pembelajaran yang telah disusun dapat tercapai. Pemilihan suatu
pendekatan dan metode tentu harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran dan sifat materi yang akan menjadi objek pembelajaran.
Pada hakikatnya tidak pernah terjadi satu materi pelajaran disajikan
dengan
menggunakan
hanya
satu
metode.
Pembelajaran
dengan
menggunakan banyak metode akan menunjang pencapaian tujuan
pembelajaran yang lebih bermakna.
Pengamatan di laboratorium pada materi sistem sirkulasi dilakukan
untuk mengamati bentuk sel darah dan ciri-ciri umum yang dapat diamati
secara langsung, yang berarti kegiatan pengamatan di laboratorium
tersebut hanya dapat bermakna sebatas pada sub materi bentuk dan ciri
morfologis sel darah. Kegiatan tersebut merupakan salah satu bagian dari
metode eksperimen. Nuryani Y. Rustaman (2003:129) mengemukakan
bahwa dengan melakukan eksperimen, siswa akan menjadi lebih yakin atas
suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya
109
pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan
bertahan lebih lama dalam ingatan siswa.
Metode lainnya yang digunakan dalam pembelajaran sistem sirkulasi
adalah metode diskusi dengan presentasi. Berdasarkan wawancara dengan
guru biologi, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan keaktifan antara
siswa laki-laki dan siswa perempuan. Secara umum siswa perempuan lebih
serius dalam mengikuti pembelajaran, lebih aktif dan lebih sering bertanya
karena rasa ingin tahu yang lebih tinggi. Tetapi beberapa siswa laki-laki
ada pula yang aktif dalam pembelajaran. Selain itu, sebagian besar siswa
lebih memahami dengan baik hanya pada materi yang ia presentasikan
saja,
dan
kurang
dapat
memahami
dengan
baik
materi
yang
dipresentasikan oleh teman.
Metode diskusi ialah cara pembelajaran dengan memunculkan
masalah. Dalam diskusi dapat saja muncul pertanyaan, tetapi pertanyaan
tersebut tidak direncanakan terlebih dahulu. Dalam diskusi terjadi tukar
menukar gagasan atau pendapat untuk memperoleh kesamaan pendapat.
Metode diskusi ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain merangsang
keberanian dan kreativitas siswa dalam mengemukakan gagasan,
membiasakan siswa bertukar pikiran dengan teman, menghargai dan
menerima pendapat orang lain, dan yang lebih penting melalui diskusi
mereka akan belajar bertanggungjawab terhadap hasil pemikiran bersama
(Nuryani Y. Rustaman, 2003:125-126).
110
Metode diskusi memiliki beberapa kekurangan, antara lain
pembicaraan seringkali didominasi orang-orang tertentu yang sudah
terbiasa mengeluarkan pendapat, pembicaraan terkadang meluas dan
mengambang. Untuk mengatasi hal tersebut, guru perlu berkeliling pada
tiap kelompok diskusi untuk membantu mengatasi jika terjadi hal-hal yang
mengganggu kelancaran diskusi (Nuryani Y. Rustaman, 2003:127-128).
Faktor yang tergolong dalam kategori berpengaruh kuat terhadap
kesulitan belajar sistem sirkulasi adalah faktor materi, faktor guru
khususnya dalam penggunaan media pembelajaran sistem sirkulasi, dan
faktor sekolah. Media pembelajaran yang digunakan dalam suatu proses
pembelajaran juga mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap
keberhasilan
proses
pembelajaran.
Dalam
penelitian
ini,
media
pembelajaran termasuk dalam faktor yang berpengaruh kuat terhadap
kesulitan belajar sistem sirkulasi. Berdasarkan hasil angket siswa
menyatakan bahwa media yang digunakan dalam pembelajaran sistem
sirkulasi kurang beragam sehingga siswa merasa bosan. Adapun menurut
keterangan siswa, media yang digunakan oleh guru adalah powerpoint
disertai dengan gambar.
Dalam sistem pembelajaran modern saat ini, siswa tidak hanya
berperan sebagai penerima pesan, bisa saja siswa berperan sebagai
komunikator
atau
penyampai
pesan.
Dalam
bentuk
komunikasi
pembelajaran manapun sangat dibutuhkan peran media untuk lebih
meningkatkan tingkat keefektifan pencapaian tujuan pembelajaran. Secara
111
umum
salah
satu
kegunaan
media
pembelajaran
adalah
untuk
menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar, dan memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalis (Rudi
Susilana, 2009: 9).
Salah satu fungsi media pembelajaran adalah untuk meningkatkan
kualitas proses belajar-mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa
menggunakan
pembelajaran
akan
bertahan
lebih
lama
sehingga
kualitaspembelajaran memiliki nilai yang tinggi. Media pembelajaran juga
memiliki manfaat untuk membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak.
Konsep-konsep yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan
secara langsung kepada siswa bisa dikonkretkan atau disederhanakan
melalui pemanfaatan media pembelajaran. Misalnya untuk menjelaskan
sistem peredaran darah manusia, dapat menggunakan media animasi.
Faktor sekolah juga merupakan salah satu faktor dengan kategori
berpengaruh kuat terhadap kesulitan belajar sistem sirkulasi. Dalam hal ini
yang dimaksud adalah kondisi fasilitas yang tersedia dalam kelas, kondisi
gedung dan letak gedung. Fasilitas yang tersedia dalam kelas menurut
siswa kurang nyaman digunakan dan terkadang mengganggu konsentrasi
siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Informasi yang didapatkan
dari siswa, hal yang paling mengganggu adalah kondisi meja yang
terkadang panjang kakinya tidak sama sehingga tidak nyaman digunakan.
Selain itu, proyektor LCD yang terdapat di ruang kelas terkadang
112
berwarna kuning sehingga mengganggu pandangan dan konsentrasi siswa
saat belajar.
Dalam lingkungan tempat belajar, kondisi ergonomik fasilitas belajar
juga harus diperhatikan. Ergonomik merupakan studi tentang penerapan
kaidah-kaidah teknologi terhadap peralatan yang digunakan untuk
kesesuaian dan keseimbangan kehidupan kemanusiaan, baik dalam
beraktivitas maupun istirahat untuk menuju peningkatan kualitas hidup.
Dalam hal ini, tempat duduk siswa di sekolah perlu mendapatkan perhatian
dari sisi ergonomik, karena kondisi tempat duduk berpengaruh terhadap
kenyamanan dan konsentrasi belajar siswa, dan selanjutnya berpengaruh
terhadap hasil belajar mereka. Kondisi meja kursi yang digunakan siswa
pada umumnya belum disesuaikan dengan kondisi fisik siswa sehingga
kenyamanan dan konsentrasi belajar dapat terganggu yang berpotensi
merendahkan hasil belajar yang sesungguhnya. Kondisi fisik lainnya di
dalam kelas adalah perbandingan besarnya ruangan kelas dengan jumlah
peserta didik, pengaturan suhu udara dan cahaya. Ketidaknyamanan dan
ketidakseimbangan
unsur-unsur
tekno-fisik
itu
semuanya
dapat
mengganggu atau merendahkan keberhasilan proses pembelajaran
(Prayitno, 2009: 363-364).
Kondisi ruangan kelas hendaknya memiliki pencahayaan yang tidak
kurang dan tidak berlebihan, serta memiliki sirkulasi udara yang baik
sehingga nyaman digunakan. Dalam hal ini, ruangan kelas memiliki
pencahayaan yang kurang baik, terkadang menyilaukan sehingga tulisan di
113
papan tulis whiteboard tidak dapat terlihat dengan jelas. Selain itu,
ruangan kelas ketika siang hari pengap dan fasilitas kipas angin tidak dapat
berfungsi
dengan
baik,
sehingga
mengganggu
konsentrasi
dan
kenyamanan siswa.
Letak gedung yang berada di tepi jalan raya juga membuat siswa
merasa terganggu oleh kebisingan kendaraan yang berlalu-lalang. Dalam
hal ini, sebaiknya pihak sekolah menata kembali posisi ruangan sehingga
ruang kelas yang ditempati oleh siswa cukup jauh dari kebisingan.
Misalnya dengan menempatkan kantor, lapangan basket, aula, studio band,
dan kantin di gedung yang dekat dengan jalan raya dan menempatkan
ruangan kelas di bagian tengah dan belakang. Hal ini didukung oleh
pendapat dari Prayitno (2009:364), bahwa kondisi yang nyaman tidak
hanya untuk fasilitas belajar saja, namun juga untuk bangunangedung
secara keseluruhan beserta kelengkapannya. Hendaknya lingkungan
tempat belajar bersuasana cerah dan ceria, lega, sejuk, tenang dan nyaman.
Materi merupakan faktor yang berpengaruh paling kuat terhadap
kesulitan belajar siswa. Faktor materi yang dimaksud adalah materi sistem
sirkulasi yang dipelajari di kelas XI semester 1. Dalam penelitian ini,
kesulitan dari segi materi sebagian besar disebabkan oleh banyaknya
istilah asing dan kompleksitas materi yang tinggi, yang menyebabkan
siswa sulit memahami materi. Semakin tinggi jenjang pendidikan, maka
materi yang dipelajari akan semakin kompleks. Materi sistem sirkulasi
yang dipelajari di jenjang SMA lebih kompleks dibandingkan materi yang
114
dipelajari saat jenjang SMP. Hal ini didukung oleh hasil wawancara
terhadap guru pengampu mata pelajaran biologi bahwa keluhan yang
banyak dari siswa adalah materinya sulit, banyak istilah asing yang sulit
dipahami oleh siswa seperti nama-nama bagian organ jantung, nama
pembuluh darah yang sering terbalik dan sulit dibedakan, dan ciri dari
masing-masing jenis sel darah.
Banyak istilah asing yang ditemukan dalam materi sistem sirkulasi.
Dalam hal tersebut, siswa kesulitan untuk membedakan nama-nama
pembuluh darah dengan menggunakan istilah asing dan sering terbalik.
Berdasarkan informasi dari guru pengampu, siswa merasa kesulitan
menghafal istilah asing dalam materi ini seperti istilah ductus limfatikus
yang di belakangnya terdapat istilah dekstra dan sinistra, istilah arteri
pulmonalis dan vena pulmonalis, serta istilah asing lainnya yang memiliki
kemiripan sehingga siswa mengalami kesulitan.
Cakupan materi yang luas juga membuat siswa mengalami kesulitan
yang cukup berarti. Mulai dari struktur fungsi organ dalam sistem
sirkulasi, jenis-jenis sistem sirkulasi, sistem limfatik, kelainan yang terjadi
dalam sistem sirkulasi, hingga teknologi yang dikembangkan terkait
masalah sistem sirkulasi. Siswa mengeluh bosan karena materi sangat
banyak dan sulit dipahami. Guru pengampu mata pelajaran biologi juga
merasa kesulitan dan membutuhkan waktu ekstra untuk memahamkan
siswa mengenai materi sistem sirkulasi tersebut. Hal ini didukung oleh
informasi dari guru bahwa dalam pelaksanaan RPP kadang ada beberapa
115
sub materi yang kurang dapat tersampaikan dengan baik. Kendala yang
paling besar adalah masalah waktu. Kadang waktu untuk pembelajaran
materi ini sudah habis, tetapi siswa masih belum paham pada beberapa sub
materi sehingga membutuhkan penjelasan ulang. Maka ada beberapa sub
materi yang tidak sempurna penyampaiannya, dan sebagai solusi biasanya
dengan belajar mandiri di rumah. Hal ini diduga juga berpengaruh
terhadap kesulitan belajar materi sistem sirkulasi.
116
Download