6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti “ membuat sama” (to make common). Komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media elektronik atau terlalu luas, misalnya “komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih”.5 Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok, maupun organisasi tidak akan mungkin dapat terjadi, dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing- masing melakukan aksi dan reaksi, aksi dan reaksi antar manusia inilah yang dalam ilmu komunikasi bisa disebut tindakan komunikasu. Tindakan komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai cara, baik secara verbal ( dalam bentuk kata-kata, baik lisan atau tulisan) ataupun non verbal (tidak dalam bentuk kata-kata, misalnya, sikap, tingkah laku, atau gambar-gambar, dan bentukbentuk lain yang mengandung arti).6 Bernard Berelson dan Garry A. Stainer dalam karyanya “ Human Behavior “ mendefinisikan komunikasi sebagai berikut : “Komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang, kata-kata, 5 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hal 41 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek,Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009, hal 12 6 6 7 gambar, bilangan,grafik, dan lain-lain. Kegiatan penyampaianlah yang biasanya dinamakan komunikasi “.7 Sebuah model verbal awal dalam komunikasi adalah model yang diusulkan lasswell (1948) dengan lima unsur : a. Unsur Sumber (who,siapa) b. Unsur Pesan (Says What, mengatakan apa) c. Unsur Komunikasi (in which channel, pada saluran yang mana) d. Unsur penerima (to whom, kepada siapa) e. Unsur Oengaruh (whit what effect, dengan pengaruh/dampak apa).8 Proses komunikasi pada khakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan biasa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainnya yang timbul dari lubuk hati. Proses komunikasi tebagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder 1. Proses komunikasi secara primer Adalah proses penyampaian pikiran, perasaan secara langsung kepada orang lain dengan mengunakan lambang atau simbol sebagai media. Lambang-lambang tersebut dapat diklasifikasikan sebagai lambang verbal 7 Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat Studi Komunilogis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,1998, hal 48 8 warner J. Severin dan James W. Tankard,Jr, Teori Komunikasi :Sejarah, metode, dan terapan di Dalam Media Massa, Edisi Kelima, Kencaba, Jakarta,2005,hal 55 8 dan non verbal, verbal yang dimaksud dalam melakukan komunikasi menggunakan bahasa baik lisan atau tulisan.Sedangkan non verbal berarti tanpa menggunakan kata-kata, dapat pula menggunakan gambar dan warna. 2. Proses komunikasi secara sekunder Adalah penyampaian pesan oleh seseorang dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media.Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Seperti surat, telephon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi, adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.9 2.2 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton tv, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan.10 Komunikasi massa (Mass Communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio,televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, 9 Onong Uchajan Effendy, Ilmu Komunikasi :Teori dan Praktek, PT RemajaRosdakarya, Bandung, 2006. Hal 11-16 10 Marhaeni Fajar, op cit,2009, hal 225 9 yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dengan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan sepintas (khususnya media elektronik). Komunikasi antarpribadi, komunkasi kelompok dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini.11 Komunikasi massa menjadi salah satu komunikasi yang melibatkan masyarakat besar, selain itu komunikasi massa berlangsung satu arah. Komunikator pada komunikasi massa melembaga seperti suatu organisasi atau institusi. Pesannya bersifat umum. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan karena kemampuannya yang dapat menyebar dengan cepat kepada khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebar dan sifat kimunikasi massa ialah heterogen.12 Komunikasi massa bisa didefinisikan dalam tiga ciri : 1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim. 2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara. 3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar. 13 11 Deddy Mulyana, op cit, hal 75 Onong Uchajan Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994, hal 22-25 13 Warner J. Severin dan James W. Tankard,Jr,op cit, hal 4 12 10 Joseph A. Devito dalam bukunya, communicology : An Introduction to the Study of communication, mengungkapkan definisinya mengenai komunikasi massa dengan lebih tegas, yakni : pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umunya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya : televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita. Seperti dikatakan oleh Severin dan Tankard, Jr. Komunikasi massa itu adalah keterampilan, seni, dan ilmu, dikaitkan dengan pendapat Devito bahwa komunikasi massa itu ditunjukan kepada massa dengan melalui media massa dibandingkan dengan jenis-jenis komunikasi lainnya, maka komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya.14 2.2.1 Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi Massa memiliki fungsi sebagai berikut :15 a. Fungsi Pengawasan Media massa merupakan sebuah medium dimana dapat digunakan untuk pengawasan terhadap aktivitas masyarakat pada umumnya. Fungsi pengawasan ini bisa berupa peringatan, kontrol sosial maupun kegiatan persuasif. 14 15 Onong Uchjana Effendy, op cit, 2006, hal 21 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Jakarta : Kencana, 2007, hal. 79-81. 11 b. Fungsi Social Learning Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat di mana komunikasi massa itu berlangsung. c. Fungsi Penyampaian Informasi Komunikasi massa yang mengandalkan media massa, memiliki fungsi utama, yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas. Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga fungsi informatif tercapat dalam waktu cepat dan singkat. d. Fungsi Transformasi Budaya Fungsi transformasi budaya ini menjadi sangat penting dan terkait dengan fungsi – fungsi lainnya terutama fungsi sosial learning, akan tetapi fungsitransformasi budaya lebih kepada tugasnya yang besar sebagai bagian dari budaya global. Sebagaimana diketahui bahwa perubahan – perubahan budaya yang disebabkan karena perkembangan telematika menjadi perhatian utama semua masyarakat didunia e. Hiburan Fungsi lain dari komunikasi massa adalah hiburan, komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi – fungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagaian dari fungsi komunikasi massa. 12 2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa juga mempunyai beberapa karakteristik yang dapat ada manfaatnya bagi khalayak, beberapa ini adalah karakteristik komunikasi massa: 1. Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditunjukan kepada khalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar, serta tidak mengenal batas geografis kultural. 2. Bentuk kegiatan melalui media massa bersifat umum, bukan perorangan atau pribadi. 3. Pola penyampaian pesan media massa. (Memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan secara cepat dan menjangkau khalayak luas). 4. Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah (umpan balik atau tanggapan dari pihak penerima lazimnya berlangsung tertunda) 5. Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, tejadwal, dan terorganisasi. 6. Penyampaian pesan melalui media massa (penyampaian pesan ini dilakukan secara berkala, tidak bersifat temporer) 7. Isi pesan yang disampaikan melalui media massa (isi pesan dapat mencangkup berbagai, budaya dan lain-lain).16 16 Sasa Djuarsa Sendjadja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta,2001, hal 73 13 2.3 Media Massa Media massa atau mass media adalah media yang khusus digunakan untuk komunikasi massa. Menurut Jalaluddin Rakhmat, media massa adalah media yang digunakan untuk menyalurkan komunikasi seperti televisi, radio, pers, film, dan sebagainya. Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Media massa memiliki beberapa peranan, diantaranya : a. Sebagai institusi pencerah masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi masyarakat yang maju. b. Media massa menjadi media informasi, yaitu media yang setiap saat menyampsikan informasi kepada masyarakat. Dengangan informasi yang terbuka dan jujur dan benar disampaikan media massa kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi masyarakat yang kaya akan informasi, masyarakat yang terbuka dengan informasi, sebaliknya pula masyarakat akan menjadi masyarakat informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan informasi dengan jujur kepada media massa. c. Media massa sebagai media hiburan, sebagai agent of change. Media massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya. 14 Secara lebih spesifik media massa saat ini lebih menyentuh persoalan yang terjadi di masyarakat secara aktual, seperti : a. Harus lebih spesifik dan proposional dalam melihat sebuah persoalan sehingga mampu menjadi media edukasi dan media informasi sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat. b. Dalam memotret, media massa harus fokus pada realitas masyarakat, bukan pada potret kekuasaan yang ada dalam masyarakat itu, sehingga informasi tidak menjadi propaganda kekuasaan, potret figure kekuasaan. c. Sebagai lembaga iedukasi, media massa harus dapat memilah kepentingan pencerahan dengan kepentingan media massa sebagai lembaga produksi, sehingga kasus – kasus pengaburan berita dan iklan tida terjadi dan merugikan masyarakat. d. Media massa juga harus menjadi early warning system, hal ini terkait dengan peran media massa sebagai media informasi, dimana lingkungan saat ini menjadi sumber ancaman.17 2.4 Fungsi Media Komunikasi Massa Pakar komunikasi dan hukum di Yale, mencatat ada 3 fungsi media massa pengamatan lingkungan, korelasi bagian – bagian dalam masyarakat untuk merespons lingkungan, dan penyampaian warisan masyarakat dari generasi ke generasi berikutnya, selain ketiga fingsi ini Wright menambahkan fungsi keempat, yaitu hiburan. 17 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Jakarta : Kencana, 2007, hal. 85-87. 15 Pengawasan atau Survellance fungsi pertama, memberikan imformasio dan menyediakan berita, dalam bentuk fungsi ini media sering kali memperingatkan kita akan bahaya yang mungkin trjadi seperti kondisi cuaca ekstrem atau berbahaya sepertiancaman militer. Fungsi pengawasan juga termasuk termasuk berita yang tersedia di media yang penting dalam ekonomi, publik dan masyarakat. Korelasi (Correlation), fungsi kedua adalah seleksi dan iterpretasi informasi tentang lingkungan. Media sering kali memasukan kritik dan cara bagaimana ses eorang harus bereaksi terhadap kejadian tertentu. Fungsi korelasi bertujuan mengekspos penyompangan, memberikan status dengan cara menyoroti individu terpilih, dan dapat berfungsi untuk mengawasi pemerintah. Penyampaian warisan sosial merupakan suatu fungsi dimana media menyampaikan informasi, nilai, dan norma dari satu generasi ke generasi berikutnya atau dari anggota masyarakat ke kaum pendatang. Dengan cara memperluas dasar pengalaman umum mereka. Hiburan, sebagian besar isi media mungkin dimaksudkan sebagai hiburan, bahkan di surat kabar sekali pun, mengingat banyaknya kolom, fitur, dan bagian selingan. Media hiburan dimaksudkan untuk memberi waktu istirahat dari masalah setiap hari dan mengisi waktu luang. Media mengekspos budaya massa berupa seni dan musik pada berjuta – juta orang, dan sebagian orang merasa senang karena biasa meningkatkan rasa dan pilihan publik dalam seni.18 18 Werner J. Saverin dan James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi :Sejarah, Metode dan Terapan di Dalam Media Massa, Kencana, Jakarta, 2005, Hal 386-388 16 2.5 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa Perkembangan media televisi begitu cepat, karena sebagai media massa dirasakan sangat besar manfaatnya, dimana suatu peristiwa yang terjadi dibelahan bumi yang berbeda, dapat diterima khalayak secara bersamaan dan serentak, dengan jumlah penonton yang relatif tidak terbatas jumlahnya. Maka dengan kondisi semakin berkembangnya teknologi komunikasi ini, menyebabkan abad ini sebagai abad informasi. Televisi sebagai salah satu media massa yang sangat berperan dalam pola perilaku khalayak luas. Hal ini disebabkan karena fungsi televisi untuk memberikan informasi, pendidikan, dan hiburan kepada masyarakat. Televisi sebagai media massa dengan kelebihan yang dimiliki bersifat ausio-visual, bersama media cetak dan radio (audiotif) merupakan Tritunggal media massa, yang mempunyai pengaruh dan dengan sendirinya akan membentuk kekuatan yang besar. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, televisi didefinisikan sebagai pesawat sistem penyiaran objek yang bergerak disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau media angkasa dan menggunakan alat yang menambah cahaya (gambar) dansebagai bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar, digunakan untuk penyiaran, pertunjukan, berita, dan sebagainya. Televisi sebgai perangkat elektronik bergambar merupakan media komunikasi yang populer bagi masyarakat. Televisi mempunyai keunggulan dibanding media massa lainnya karena sifatnya yang audiovisual yakni dapat 17 didengar sekaligus dilihat secara simultan. Sebagaimana dikemukakan oleh R.B Health, bahwa televisi sebagai media massa yang menggunakan media gambar yang bergerak disertai suara adalah suatu metode komunikasi yang efektif. Televisi adalah salah satu alat media audio visual yang dapat menghasilkan gambar atau rupa, dalam satu unit. Dengan demikian melalui televisi sebagai media elektronik, yang mampu menghasilkan gambar hidup, maka televisi dapat memberikan gambaran tentang kehidupan diluar sana dalam bentuk berbagai program-programnya. Sebagia media komunikasi massa, televisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Informasi disampaikan kepada komunikan melalui proses pemancar atau transmisi. 2. Isi pesan audiovisual. Artinya dapat didengar dan dilihat secara bersamaan pada waktu ada siaran. 3. Bersifat periodik. Tidak dapat diulang. 4. Bersifat Transitory (hanya meneruskan) pesan-pesan yang diterima hanya bisa dilihat dan didengar secara sekilas. 5. Serentak dan global 6. Meniadakan jarak dan waktu. 7. Dapat menyajikan peristiwa atau pendapat yang sedang terjadi, secara langsung atau orisinil dan tunda(perekaman) 8. Bahasa yang digunakan formal dan non formal 9. Kalimat singkat, padat, jelas, sederhana 18 10. Tujuan akhir dari penyampaian pesan untuk menghibur, mendidik, contol sosial, menghubungkan atau sebagai bahan informasi.19 2.5.1 Karakteristik Televisi Televisi memiliki 3 karakteristik, sebagai berikut : 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik, dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. 2. Berfikir dalam gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi, yakni menterjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambaran secara individual. Tahap kedua dari proses berfikir dalam gambar adalah penggambaran, yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan banyak orang. Peralatan yang digunakn pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil gan tarlatih.20 19 JB.Wahyudi, Komunikasi Jurnalistik dalam Wawasan Kusnadi, Komunikasi Massa Sebuah Analisa Media Televisi, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hal 8 20 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Suatu Pengantar, Simbiosa, Rekatan Media, Bandung, 2007, hal 128 19 2.6 Program Televisi Program televisi dapat dibedakan berdasarkan format teknis atau berdasarkan isi. Format teknis merupakan format-format yang menjadi acuan terhadap bentuk program televisi seperti talk show, dokumenter, kuis, misik, film, dan yang lainnya. Berdasarkan isi, program televisi berbentuk berita dapat dibedakan seperti program hiburan, olahraga, drama, dan agama. Sedangkan untuk program televisi berbentuk berita secara garis besar dikategorikan ke dalam “hard news” atau berita-berita penting yang baru saja terjadi dan “soft news” yang mengangkat berita bersifat ringan. 2.6.1 Jenis Program Tayangan Televisi Televisi banyak menyajikan jenis program tayangan yang jumlahnya besar dan beragam. Jenis program tayangan televisi tersebut dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu program informasi dan hiburan.21 1. Program Informasi Program informasi adalah segala jenis siaran yang bertujuan untuk memberikan tambahan informasi. Program informasi dibagi menjadi dua bagian yaitu: a. Hard News, segala informasi penting danmenarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang segera untuk diketahui oleh khalayak. 21 Morisson, Media Penyiaran, Tangerang, Ramdina Prakarsa, 2005. Hal 100 20 b. Soft News, segala informasi penting dan menarik namun sifatnya mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan.misalnya, current affair, magazine, talk show, documentary. 2. Program Hiburan Program hiburan adalah segalayang bentuk siaranyang bertujuan menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, misik dan permainan (game). a. Drama, pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain(artis) yang melibatkan konflik dan emosi. b. Musik, program yang dapat ditampilkan dalam dua format yaitu videoklip atau konser.program musik ini sangat ditentukan oleh kemampuan artis untuk menarik audiensnya. Baik itu dari kualitas suara maupun penampilan artis tersebut. c. Permainan (game),bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu atau kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. 2.7 Talk Show Talk show adalah aksen dari bahasa inggris di Amerika. Di Inggris sendiri, istilah Talkshow ini biasa disebut Chat Show. Pengertian Talkshow adalah sebuah program televisi atau radio dimana seseorang ataupun group berkumpul bersama 21 untuk mendiskusikan berbagai hal topik dengan suasana santai tapi serius, yang dipandu oleh seorang moderator. Kadangkala, Talk show menghadirkan tamu berkelompok yang ingin mempelajari berbagai pengalaman hebat. Di lain hal juga, seorang tamu dihadirkan oleh moderator untuk berbagi pengalaman. Acara Talkshow ini biasanya diikuti dengan menerima telpon dari para pendengar/penonton yang berada di rumah, mobil, ataupun ditempat lain.22 Talk show Rossy sendiri merupakan sebuah program talkshow yang membahas tentang problema teraktual. Menangkat masalah yang beredar di sekitar kehidupan kita. Beberapa narasumber akan ditampilkan untuk menceritakan kisah yang bisa memberikan inspirasi dan motivasi bagi para penonton. Acara ini dikemas secara santai dan menarik yang dibawakan oleh presenter terkenal, Rossy. 2.8 Persepsi Persepsi adalah pengamalan tentang objek, peristiwa, atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Pareek mengatakan, dalam bukunya psikologi umum karya Alex Shobur definisi persepsi adalah segala proses menerima, menyeleksi, mengorganisasokan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan pacaindra atau data.23 Persepsi merupakan proses yang kompleks yang melibatkan faktor-faktor struktural atau pengaruh dari rangsangan fisik dan faktor-faktor fungsional atau 22 23 http://www.hendra.ws/pengertian-talkshow/ Werner J Severin-James W. Tankard, Teori Komunikasi, Kencana, Jakarta, hal 100 22 pengaruh psikologis dari perasaan organisme. Diantara pengaruh-pengaruh psikologis ini meliputi rasa membutuhkan, keinginan, perasaan, pendirian, dan asumsi.24 Dalam perspektif ilmu komunikasi, persepsi bisa dikatakan sebagai inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interprestasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-balik (decoding) dalam proses komunikasi. Hal ini tampak jelas pada definisi John R. Wenburg dan William W. Wilmot : “Persepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna”. Atau definisi Rudolph F. Verderber :” Persepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi” (dalam Mulyana, 2000:167). Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, kita tidak mungkin berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antarindividu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya, semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas (Mulyana, 2000:167168).25 Banyak orang sulit membedakan sensasi dan persepsi. Kedua hal itu sebenarnya terjadi secara serempak. Dan ketiga tahap persepsi (sensasi, atensi, dan interpretasi) tidak dapat dibedakan secara tegas, kapan satu tahap berakhir dan kapan tahap berikutnya dimulai. 24 Alex Shobur, Psikologi Umum, 2003, hal 446 Alex Shobur, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, CV Pustaka Setia, Bandung, 2003, hal 445-446 25 23 Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama berikut: 1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas, dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. 2. Interpretasi yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorikan informasi yang diterimanya, yaitu proses meredukasi informasi yang komleks menjadi sederhana. 3. Interpretasi kemudian diterjamahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.26 Gambar 2.1. Proses Persepsi (Alex Shobur, Psikologi Umum, hal 449) 26 Terjadinya Stimulasi Stimulasi Alat Indra Alat Indra diatur Stimulasi Alat Indra dievaluasi-dtafsirkan Alex Sobur, Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah, CV Pustaka Setia, Bandung, 2003, hal 445-446 24 1. Terjadinya Stimulasi Alat Indra (Sensory Stimulation) Pada tahap pertama, alat-alat indra distimulasi(dirangsang) : kita mendengar musik.Kita mencium perfum orang yang berada didekat kita. Kita mencicipi sepotong kue. Kita merasakan telapak tangan yang berkeringat ketika berjabatan tangan. 2. Stimulasi terhadap Alat Indra Diatur Pada tahap kedua, rangsangan terhadap alat indra diatur menurut berbagai prinsip. Salah satu prinsip yang sering digunakan adalah prinsip proksimitas (proximity), atau kemiripan : Orang atau pesan yang secara fisik mirip dipersepsikan sebagai satu kesatuan (unity). 3. Stimulasi Alat Indra Ditafsirkan- Dievaluasi Proses perseptual adalah penafsiran – evaluasi. Kita menggabungkan kedua istilah ini untuk menegaskan bahwa keduanya tidak bisa dipisahkan. Langkah ketiga ini merupakan proses subjektif yang melibatkan evaluasi di pihak penerima. Penafsiran- evaluasi kita tidak semata-mata didasarkan pada ransangan luar, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, kebutuhan, keinginan, sistem nilai, keyakinan tentang yang seharusnya, kaadaan fisik dan emosi pada saat itu, dan sebagainya yang ada pada kita.27 Menurut Jalaludin Rakhmat, persepsi ditentukan oleh beberapa faktor yang berasal dari stimulus, yaitu : 1. Perhatian (Attention) Perhatian adalah proses mental ketika stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. 27 Ibid, hal 449-451 25 2. Penafsiran ( Interpretation) Persepsi sebagai suatuu proses dimana individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka. 3. Pengetahuan (Kognitif) Pengetahuan terjadi bila ada perubahan pada apa yang kita ketahui, dipahami, atau dipersepsikan pada khalayak. Kognisi terjadi pada komunikasi yang sifatnya informatif bagi lingkungan mereka. 2.9 Khalayak Khalayak diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa berbagai media.28 Kumpulan ini disebut sebagai khalayak dalam bentuk yang paling dikenali dan versi yang diterapkan hampir seluruh peneliti media itu sendiri. Berikut merupakan kadar kerumitan untuk membedakan keikut sertaan dan keterlibatan khalayak. 2.10 Teori Stimulus – Organisme - Respon ( S - O - R ) Pada saat kita menyaksikan suatu program yang bagus atau yang menarik maka kita akan berpikir untuk menonton dan terus mengikuti program tersebut, hal itu terjadi karena program tersebut merupakan sebuah rangsangan dan rangsangan tersebut diterima olah organisme atau si penerima pesan, lalu selanjutnya diberikan responyang merupakan efek dari stimulus tersebut. Pesan tersebut dipersiapkan dan didistribusikan secara sistematik dan dalam skala yang luas. Terpaan pesan media dalam tingkatan tertentu akan menghasilkan efek. 28 Denis Mc Quail, Teori K omunikasi Massa Suatu Pengantar, Jakarta, Erlangga, 1996, hal 203 26 Prinsip Stimulus respon pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana dalam reaksi terhadap stimuli tertentu dengan demikian sesesorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu ikatan erat antar pesan – pesan media dan reaksi audience, elemen utama dari teori ini adalah pesan (stimulus), penerima / reciver (organisme) dan efek (respon) atau lebih dikenal dengan teori S – O – R. Prinsip stimulus respon ini merupakan dasar teori hipodermik teori klasik yang mengenal proses terjadinya efek media massa yang sangat berpengaruh. Dalam teori ini isi media dipandang sebagai obat yang disuntikan. Seperti yang diharapkan dalam konsep ini terdapat dua pemikiran yang melandasinya 1. Gambaran mengenai suatu masyarakat modern yang merupakan agreai dan individu – individu yang relative terisolasi dan bertindak berdasarkan kepentingan pribadinya yang tidak terlalu berpengaruh oleh kendala atau ikatan sosial. 4. Suatu pandangan dominan mengenai media massa yang seolah olah sedang melakukan kampanye untuk hemobilisasi perilaku sesuai dengan tujuan dan berbagai kekuatan yang ada dalam masyarakat.29 Teori ini kurang lebih dapat berlaku bagi dampak yang diinginkan dan tidak diinginkan meskipun teori ini tidak menunjukan perbedaan atara tanggapan dan reaksi.30 29 SaSa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta, 2002, hal 414 30 Dennis Mc. Quail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta, 1996, hal 234