My Office About The Leipzic Way In Leipzic Way it's all about being programmer-writer, mentoring, sharing life, loving God, Indonesia, and Christine Problem Mendengar, Problem Hubungan dengan Allah Posted on 15 March 2014 — 2 Comments Kemajuan teknologi rupanya tidak hanya memiliki dampak positif. Ada beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi. Apa yang saya alami rupanya diamini oleh survey Barna Group tentang bagaimana kecenderungan anak muda masa kini (kelahiran di atas open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com tahun 1990an). Ada banyak kelebihan yang dimiliki generasi ini, namun memiliki efek samping yang mungkin akan membuat heran generasi orang tua, yaitu generasi yang lahir di bawah umur 1970an. Mereka adalah generasi yang lahir dan lekat dengan gadget. Bayangkan anak umur 2 tahun sekarang seperti memiliki kemampuan intuitif untuk mengenal gadget. Tanpa diajari pun mereka akan mampu mencari tahu bagaimana mengoperasikannya, mungkin diawali dengan meniru apa yang dilakukan orang tua. Gadget adalah alat yang dibuat untuk ‘melayani’ penggunanya. Lekatnya anak dengan gadget tanpa diimbangi dengan pengertian yang tepat akan membuat mereka memiliki kecenderungan untuk lebih ingin dilayani daripada melayani, didengar daripada mendengar. Yang saya alami, dalam tiap semester yang berjalan selama beberapa tahun mengajar, selalu ada saja mahasiswa yang mengaku tidak tahu terhadap sebuah informasi, padahal informasi tersebut telah disampaikan sejak beberapa pertemuan sebelumnya. Jadi selalu ada kelompok mahasiswa yang wanprestasi dan tidak berlaku sesuai dengan kesepakatan, di samping kelompok lainnya yang berlaku sesuai. Kejadian-kejadian ini membuat saya berkesimpulan bahwa ada sebuah masalah besar tentang mendengar. Blog saya sebelumnya tentang mengasihi berarti siap mendengar akan menjelaskan open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com sekelumit tentang masalah mendengar. Namun, kemampuan mendengar rupanya memiliki efek yang luar biasa dalam kehidupan. Mari kita baca petikan ayat berikut, “ Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur. Sebab TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah. Bagian-bagian bumi yang paling dalam ada di tangan-Nya, puncak gununggunungpun kepunyaan-Nya. Kepunyaan-Nya laut, Dialah yang menjadikannya, dan darat, tangan-Nyalah yang membentuknya. Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaanNya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku. Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: “Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku.” Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: “Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.” ~ Amsal 95 Rupanya, masalah mendengar bukanlah masalah zaman ini, tetapi sudah sejak lama. Bahkan Tuhan berkata bahwa bangsa Israel yang ‘gagal’ mendengar suaraNya akan mendapatkan konsekuensi. Ada open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com beberapa hal penting yang kita dapat pelajari tentang hal ini, 1. Setiap aksi yang Tuhan lakukan dalam kehidupan kita selalu memiliki satu tujuan, yaitu supaya kita berpaling dan ingat kepadaNya. 2. Masalahnya, setiap manusia memiliki masalah yang sama (yang sebenarnya merupakan esensi dari dosa) yaitu tidak suka diatur Tuhan. Frasa sesat hati di atas merujuk pada hati dari orang-orang Israel yang memiliki kecenderungan untuk ingin keluar dari jalan Tuhan serta menentukan jalannya sendiri. Kesesatan hati selalu berakibat pada kegagalan untuk mengenal Allah. Padahal pada diri Allah terletak seluruh kesuksesan yang manusia bisa dapatkan. Kegagalan mengenal Allah sama dengan kegagalan manusia untuk meraih kesusesannya. Padahal pada ayat-ayat pertama, Tuhan telah menunjukkan diri sebagai Allah yang maha kuasa, yang selalu menolong dan menunjukkan diriNya sebagai Allah yang hidup. Jelas bahwa orang tidak bertobat lewat sebuah mujizat, itulah mengapa Yesus tidak pernah berfokus pada mujizat dalam pelayananNya meskipun Ia melakukannya karena belas kasihan. 3. Kegagalan mendengar selalu berakibat pada hati yang keras. Dan ini berhubungan erat dengan posisi hubungan seseorang. Kegagalan mendengar Tuhan sebenarnya adalah akibat bagi kita, Tuhan bukan Allah yang dekat. Bangsa Israel jelas tidak ingin mendekati Tuhan. Waktu peristiwa turunnya 10 Perintah Allah di Gunung Sinai, Bangsa Israel berkata bahwa mereka takut bertemu dengan Allah dan dengan itu menjadikan Musa sebagai ‘tumbal’, sehingga jika Allah tidak open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com berkenan, maka yang mati biarlah Musa saja. Akibatnya justru terbalik, Musa disebut sebagai orang yang berkenan kepada Allah. 4. Panggilan Allah selalu berbicara tentang kerinduan Allah berhubungan dengan umatNya. Bandingkan dengan Ibrani 3 dimana Rasul Paulus mengulangi panggilan yang sama dengan di atas dua kali, yaitu panggilan untuk mengenal Allah dan tidak murtad dari padaNya. Pada kitab yang sama, Rasul Paulus juga menjelaskan bahwa pengorbanan Yesus telah membuat manusia yang percaya memiliki kemampuan secara intuitif untuk mengenalNya. Ibrani 8:11 berkata bahwa orang tidak perlu mengajari orang lain bagaimana cara mengenal Tuhan karena mereka akan mengenal Allah dengan sendirinya. Kata ‘mengenal’ di sini menggunakan kata ‘eido‘ yang artinya adalah kemampuan untuk mengenal secara intuitif. 5. Dan pada akhirnya, kegagalan untuk mengenal Allah bukan mengakibatkan murka Allah. Allah murka hanya karena ‘gemas’ melihat ‘kebodohan’ manusia, karena sudah diberi peta lengkap cara menuju kesuksesan, tetapi masih tidak digunakan. Kegagalan untuk mengenal Allah berakibat pada kegagalan manusia untuk masuk dalam tempat perhentian. Tahukah kita bahwa Allah adalah pribadi yang beristirahat? Banyak orang berkata bahwa Allah masih bekerja sampai sekarang. Saya pribadi lebih setuju bahwa yang bekerja adalah sistem yang indah yang telah Allah ciptakan sebelumnya. Artinya, kalau kita melakukan kesalahan, yang ‘menghukum’ sebenarnya bukan Allah tetapi adalah sistem open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com tersebut. Jika kita selidiki di Alkitab, kapan kita tahu bahwa Allah bekerja? Hal apa yang membuatNya melakukan pekerjaan? Jawabannya tidak bisa dipungkiri bahwa Allah bekerja waktu Ia ingin lebih dekat dengan kita. Apa buktinya? Pertama, Allah bekerja menciptakan langit, bumi dan segala isinya. Untuk siapa Ia melakukan itu? Bukankah kita? Supaya kita bisa hidup dan menikmatiNya! Allah (Yesus) kemudian bekerja waktu Ia menebus dosa manusia. Apa esensi penebusan dosa? Restorasi hubungan kita denganNya bukan? Terakhir Allah (Roh Kudus) bekerja untuk membawa penginsafan dan pembaharuan (pertobatan) dalam hidup manusia (Titus 3:5-7) sehingga kita dimeteraikan (2 Korintus 1:22, Efesus 1:13, Efesus 4:30) sehingga keselamatan (restorasi hubungan kita dengan Allah) adalah suatu hal yang pasti. Lalu apa yang Ia lakukan sekarang? Ia sedang beristirahat! Setelah Allah menciptakan manusia, Ia beristirahat. Mengapa? Supaya waktu manusia tersebut hidup dan membuka matanya pertama kali, Ia melihat Allah bukan sebagai pribadi yang bekerja dan tidak memiliki waktu baginya. Allah ingin meluangkan waktu dengan manusia. Buktinya, Allah suka berjalan-jalan di taman Eden (Kejadian 3:8), dan saya yakin Ia memiliki kebiasaan jalan-jalan bersama Adam, bukan sendirian, buktinya Adam mengenal langkah kaki Allah. Kemudian Ibrani 12:2 juga berkata bahwa Yesus telah duduk di sebelah kanan takhta Allah. Kata duduk merujuk pada suatu kegiatan yang dilakukan setelah sebuah pekerjaan selesai. Kitab Ibrani adalah kitab yang mengukuhkan posisi keimaman Yesus bagi bangsa Yahudi (dan seluruh umat manusia). Tugas open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com utama imam adalah menjadi perantara bagi manusia dan Allah, karena manusia berdosa dan Allah adalah pribadi yang alergi terhadap dosa. Itulah mengapa, dalam Bait Suci atau Kemah Suci, benda yang tidak pernah ada adalah sebuah kursi. Tujuannya adalah untuk mengingatkan semua imam bahwa pekerjaan mereka tidak akan pernah berhenti atau habis, karena pasti akan selalu ada orang yang minta diperdamaikan dengan Allah. Tapi tidak dengan Yesus, Ia sudah selesai melakukan pekerjaanNya dan beristirahat. Kejadian 2:2 berkata bahwa Ia telah selesai bekerja dan Ia berhenti dari pekerjaanNya. Sabat berarti berhenti untuk menikmati. Allah menguduskan Sabat bukan untuk mengekang kehidupan kita sehingga kita tidak dapat melakukan aktifitas apapun. Itulah yang Yesus lakukan waktu Ia tetap menyembuhkan orang pada hari Sabat. Sabat berarti waktu bagi Allah untuk menikmati ciptaanNya, dan Ia menciptakan segala sesuatu untuk manusia. Tuhan bukan Allah yang bisa lelah (Yesaya 40:28), jadi jelas, Ia beristirahat bukan karena lelah, tetapi karena Ia memiliki sifat untuk menikmati segalanya. Kutukan terhadap laki-laki bukanlah kutukan untuk bekerja, tetapi laki-laki akan susah payah dalam bekerja dan dengan itu tidak dapat menikmati pekerjaannya. Ketidakmampuan manusia untuk menikmati Allah mengakibatkan ia untuk tidak mampu berhenti ‘bekerja’. Kata ‘bekerja’ tersebut bukan berbicara tentang profesi kita. Pernahkah kita merasa kuatir, lelah dan serasa muak untuk bekerja? Itu adalah kutukan dan akibat dari jauhnya kita dari Tuhan. Mengapa? Karena di dalam Tuhan tidak ada kekuatiran, kalau kita mencari kerajaan Allah dan kebenarannya, kita tidak perlu open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com kuatir akan segalanya (Matius 6:33-34). Kegagalan untuk mengenal Allah pasti menghalangi kita untuk masuk dalam peristirahatan yang Allah sediakan dalam kehidupan kita. Kita beristirahat karena Allah sudah melakukan dan menyediakan semuanya bagi kita. Ketidakpercayaan terhadap Allah mengakibatkan kita akan ‘bekerja’ mencari pemenuhan seluruh kebutuhan kita. Ironisnya, semuanya sudah Allah sediakan jika kita masuk dalam peristirahatanNya. Yang kita perlukan hanya percaya padaNya dan biarkan rencanaNya yang sudah Ia tetapkan sejak mulanya terjadi dalam kehidupan kita dengan sebuah perbuatan sederhana, ketaatan! Poke others by... Related posts: Keselamatan Berarti open in browser PRO version Keselamatan Adalah Tentang Mengasihi Berarti Siap Mendengar Are you a developer? Try out the HTML to PDF API Hubungan Iman dan Kasih Keutamaan Pasangan: pdfcrowd.com Posted in: Life Paradigm | Tagged: hubungan, kesuksesan, ketaatan, mengasihi Allah, pengenalan, sabat ← Esensi Dalam Pembapaan Pola Dosa: Merayu, Mengikat, Menjerumuskan → 2 Comments agnes9etty 25 March 2014 at 11:55 sangat terberkati thankyou Reply Victor Lipesik 26 March 2014 at 00:39 open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com Senangnya ada yang comment.. hehe.. Reply Leave a Reply Your email address will not be published. Required fields are marked * Name * Email * Website open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com Comment POST COMMENT Translate To: Select Language Pow ered by Translate Search ... open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com This blog is about… Select Category The posts are about… berkuasa bijaksana Change The World Christianity Community Conditions Daily Living desain hidup dosa egois Entertainment Experiences Feelings garam dan terang hubungan iman integritas Intimacy With God kasih kasih Allah keintiman kekristenan kemaksimalan kepemimpinan kepercayaan kerajaan Allah kerendahan hati keselamatan konsistensi kesempurnaan kesombongan kesuksesan ketaatan komunitas Leadership Love-Sex-Dating Marketplace mengasihi mengasihi Allah mengasihi sesama pembaharuan budi pengenalan pertumbuhan pertumbuhan rohani visi Visit my friends... Arah Bola Beautiful Indonesia Scenery open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com DanWee Desi Yoanita Donald Alexander Fani Lauw Harley Matair Jessie Monika Natasha Benita Oei Sin Sing Stefanny Pynustan Sylvie Amelina Teguh Sutanto Copyright © 2014 The Leipzic Way. Theme by ThemeHall. open in browser PRO version Are you a developer? Try out the HTML to PDF API pdfcrowd.com