motor listrik yang digunakan untuk berbagai keperluan sesuai

advertisement
Makalah Seminar Kerja Praktek
PEMELIHARAAN PMT 20 KV MEDIA ISOLASI GAS SF6
KUBIKEL OUTGOING 7 GIS KALISARI
Johanes Nugroho Adhi Prakosa, Ir. Juningtyastuti, MT.
Mahasiswa dan Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedharto, Tembalang, Semarang
Email : [email protected]
Abstrak
Sistem ketenagalistrikan akhir-akhir ini telah mengarah pada peningkatan efisiensi dan kualitas dalam
penyaluran energi listrik terutama pada gardu induk.. Namun seiring dengan peningkatan tersebut, diperlukan
peralatan-peralatan yang harus siap sedia dan handal saat beroperasi.
Pada GIS Kalisari terdapat ruang panel distribusi 20 KV yang berisi beberapa kubikel. Kubikel sendiri
merupakan kesatuan dari beberapa peralatan tegangan menengah, salah satunya Pemutus Tenaga atau PMT. PMT
ini memiliki media isolasi berupa gas SF6 yang digunakan untuk memadamkan busur api saat PMT trip.
PMT tentunya juga memilik masa hidup (lifetime). Masa hidup ini akan berkurang cepat apabila PMT
sering beroperasi dalam keadaan sistem tenaga yang tidak stabil. Tidak jarang pula PMT harus diganti apabila
kondisinya dinyatakan tidak layak. Oleh karena itu, dibutuhkan pemeliharaan, yang dalam hal ini dilakukan oleh
PT PLN (PERSERO) APD Jawa Tengah – DI Yogyakarta – Divisi HAR 20 KV, untuk dapat menjaga kondisi PMT
agar tetap beroperasi dengan baik.
Makalah kerja praktek ini berisi tentang metode pemeliharaan yang dilakukan oleh tim HAR 20 KV pada
PMT di GIS Kalisari. Selain itu, akan dijelaskan pula berbagai macam pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
kondisi terbaru PMT sebelum maupun dalam keadaan masih beroperasi. Hasil pengujian tersebut diharapkan dapat
menjadi acuan untuk menentukan kelayakan PMT.
Kata kunci : Sistem distribusi, PMT 20 KV, pemeliharaan, pengujian
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan sistem ketenagalistrikan dewasa ini telah mengarah pada
peningkatan efisiensi dan kualitas dalam
penyaluran energi listrik, khususnya pada
Gardu Induk. Salah satu cara untuk
meningkatkan efisiensi dan kualitas
peralatan Gardu Induk tersebut yaitu dengan
melaksanakan pemeliharaan secara berkala.
Pemeliharaan peralatan listrik bertujuan
untuk mempertahankan kondisi dan
meyakinkan
bahwa
peralatan
dapat
berfungsi sebagaimana mestinya serta
mendapatkan kepastian atau jaminan bahwa
sistem suatu peralatan yang dipelihara akan
berfungsi
secara
optimal
untuk
meningkatkan
umur
teknisnya
dan
keamanan bagi personil, sehingga dapat
mencegah terjadinya gangguan yang
menyebabkan kerusakan.
Salah satu peralatan utama yang
berada di Gardu Induk adalah pemutus
tenaga (PMT). Untuk menjaga PMT dapat
beroperasi secara maksimal dan optimal
maka dilakukan pemeliharan terhadap
peralatan tersebut. PMT perlu dipelihara
secara periodik sesuai dengan jenis dan tipe
PMT yang digunakan sebab penundaan
pemeliharaan
akan
memperbe-sar
kemungkinan
terjadinya
kerusakan
peralatan. Oleh karena itu dari beberapa hal
tersebut
mendorong
penulis
untuk
mengetahui dan memahami lebih jauh cara
dan proses dalam pemeliharaan PMT di
Gardu Induk.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan laporan kerja praktek
ini adalah untuk mengetahui kondisi dari
PMT yang akan dipasang pada GIS Kalisari.
Makalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY
1
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dibahas di
dalam Laporan Kerja Praktek ini adalah
menentukan layak atau tidaknya PMT
dengan metode pengujian standar dari PT
PLN (PERSERO) APD Jateng-DIY.
f. Kubikel Bus Riser / Bus Tie (Inter-face)
II. DASAR TEORI
2.1 Kubikel 20 KV
Kubikel merupakan seperangkat panel
hubung bagi dengan tegangan kerja 20.000
Volt yang dipasang dalam gardu induk
berfungsi sebagai pembagi, pemutus,
penghubung, pengontrol dan proteksi sistem
penyaluran tenaga listrik ke pusat - pusat
beban.
Bagian-bagian
dari
kubikel
ditunjukkan oleh gambar 2.1
Gambar 2.2 Kubikel outgoing 7 GIS Kalisari
Gambar 2.1 Peralatan dalam kubikel 20 KV
Keterangan :
a.
Kompartemen Busbar
b.
Kompartemen Lemari Kontrol
c.
Pemisah Rel
d.
Pemutus Tenaga (PMT)
e.
Pemisah Kabel
f.
Kompartemen Kabel
g.
Trafo Arus
h.
Trafo Tegangan
Berdasarkan fungsi atau penempatannya, kubikel 20 kV di Gardu Induk antara
lain :
a. Kubikel Incoming
b. Kubikel Outgoing
c. Kubikel Pemakaian Sendiri (Trafo PS)
d. Kubikel Kopel (bus kopling)
e. Kubikel PT / LA
2.2 PMT 20 KV SF6
Pemutus tenaga (PMT) ialah alat yang
digunakan
untuk
memutus
atau
menghubungkan rangkaian pada sistem
tenaga listrik dalam kondisi berbeban
maupun tidak berbeban, dan kondisi hubung
singkat. PMT berfungsi sebagai alat untuk
memutus dan menyambung arus beban baik
pada kondisi normal maupun gangguan.
PMT memiliki kemampuan untuk dialiri
arus secara kontinu baik dalam keadaan
membuka dan menutup.
Media pemutus yang digunakan pada
PMT 20 KV GIS Kalisari adalah Gas SF6
(Sulfur Hexafluoride). Sifat-sifat gas SF6
murni ialah tidak berwarna, tidak berbau,
tidak beracun dan tidak mudah terbakar.
Pada temperatur diatas 150o C gas SF6
mempunyai sifat tidak merusak metal,
plastik dan bermacam-macam bahan yang
umumnya digunakan dalam pemutus tenaga
tegangan tinggi.
Makalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY
2
 Frekuensi kerja PMT 50 atau 60
Hz
 M = massa total PMT 275 kg
(a)
(b)
Gambar 2.3 PMT 20 KV SF6 (a) dan nameplate (b)
Keterangan gambar :
A. SF6 pole units
B. Drawout truck
C. Operating mechanism front plate
D. Operating lever
E. Fron cover
F. Keylock option
G. Padlock option
H. LV power supply connector
I. Disconnecting contacts
J. Nameplate
 n = nomor seri PMT 01149 95/02
 U = tegangan kerja rata-rata PMT
sebesar 24 kV
 Uw = tegangan surja maksimal
yang dapat ditahan oleh PMT
sebesar 125 kV
 Isc = kapasitas arus hubung
singkat yang dapat ditahan oleh
PMT sebesar 125 kA
 In = arus nominal PMT sebesar
630 A
III. PEMELIHARAAN PMT 20 KV SF6
GIS KALISARI
3.1. Pengujian PMT
Pengujian PMT ini terdiri dari 6 tahap
yaitu :
a. Pengujian tekanan gas
b. Pengujian kebocoran arus
c. Pengujian tahanan isolasi
d. Pengujian tahanan kontak
e. Pengujian keserempakan
f. Pengujian coil
3.1.1 Pengujian Tekanan Gas
Pengujian tekanan gas dilakukan
untuk mengetahui tekanan gas SF6 yang
terdapat pada tiap tabung PMT. Pengujian
dilakukan dengan alat ukur berupa
Microteknik FDT 3iP. Alat ukur tersebut
diletakkan pada lubang bagian bawah
tabung gas PMT. Batas standar untuk
tekanan gas pada PMT yang diizinkan
adalah sebesar 2,5 bar.
Setelah dilakukan pengujian maka
diperoleh data yang ditunjukkan pada tabel
3.1
Tabel 3.1 Hasil pengujian tekanan gas PMT
Hasil Uji (bar)
Fasa R
Fasa S
Fasa T
4,9
4,9
4,9
Dari tabel 3.1 terlihat bahwa tekanan
gas pada setiap tabung bernilai 4,9 bar (>2,5
bar) sehingga PMT masih layak beroperasi.
3.1.2 Pengujian Kebocoran Arus
Pengujian kebocoran arus dilakukan
untuk mengetahui besaran kebocoran arus
yang masih dapat mengalir ketika kontak
PMT dalam kondisi open dalam satuan μA.
Batas standar untuk kebocoran arus pada
PMT kubikel outgoing yang di izinkan
Makalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY
3
adalah sebesar 300 μA. Alat ukur yang
digunakan dalam pengujian ini adalah
Vacuum Bottle Tester merk Vanguard tipe
80P yang ditunjukkan pada gambar 3.1.
d. Menentukan besaran waktu uji kebocoran
arus (5 detik)
e. Menguji kebocoran arus (posisi PMT
open)
f. Mencatat hasil uji pada blangko yang
tersedia
Setelah dilakukan pengujian maka diperoleh
data yang ditunjukkan pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Data pengujian kebocoran arus PMT
Test Time
5 detik
Hasil Ukur (μA)
Test Limit
Gambar 3.1 Vaccum Bottle Tester Vanguard 80P
Rangkaian pengujian kebocoran
ditunjukkan pada tabel 3.2
Test
Voltage
arus
Test
Voltage
Tabel 3.2 Rangkaian pengujian kebocoran arus PMT
Rangkaian
Keterangan
Kontak atas PMT
(A) dihubungkan
ke fasa vacuum
bottle
tester
sedangkan kontak
bawah PMT (B)
dihubungkan
netral
ke
vacuum
bottle tester.
300 μA
Fasa R
Fasa S
Fasa T
24 kV
0,74
0,74
0,74
36 kV
2,73
1,23
0,99
Dari tabel 3.3 terlihat bahwa kondisi
PMT tersebut masih baik atau masih layak
digunakan karena sudah sesuai standar yang
ada (< 300 μA).
3.1.3 Pengujian Tahanan Isolasi
Mengetahui besarnya tahanan isolasi
dari suatu peralatan listrik merupakan hal
yang penting untuk menentukan apakah
peralatan tersebut dapat dioperasikan dengan
aman. Isolasi yg dimaksud adalah isolasi
antara bagian yang bertegangan dengan
bertegangan maupun dengan bagian yang
tidak bertegangan seperti body / ground.
Untuk mengukur tahanan isolasi digunakan
Megger (Mega Ohm Meter) seperti yang
ditunjukkan pada gambar 3.2.
Langkah pengujian :
a. Menyiapkan alat uji kebocoran arus
b. Merakit kabel uji sesuai pada tabel 3.2
c. Menentukan besaran tegangan uji
kebocoran arus (24 kV dan 36 kV)
Makalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY
Gambar 3.2 Megger Merek Kyoritsu Model 3125
4
dihubungkan
Sebagai catatan, bila tahanan isolasi PMT ≥
20 MΩ maka PMT tersebut dianggap masih
layak bekerja.
Rangkaian pengujian tahanan isolasi
dapat diketahui dari tabel 3.4
ke
probe netral megger
(d).
Tabel 3.4 Rangkaian pengujian tahanan isolasi
Rangkaian Pengujian
Keterangan
3.
1. Kontak PMT Atas-Bawah
Kontak
PMT
Bawah-
Ground
Kontak
bawah
PMT
Kontak atas PMT
dihubungkan ke
(A) dihubungkan
probe fasa 5 kV
ke probe fasa 5
kV
megger
megger
(c)
ground
bawah PMT (B)
probe
(c)
sedangkan
sedangkan kontak
dihubungkan
(A)
PMT
(B)
ke
dihubungkan ke
netral
probe
megger (d).
netral
megger (d).
2. Kontak PMT Atas-Ground
4. Kontak PMT FasaKontak atas PMT
Ground
(A) dihubungkan ke
Kontak
atas
probe fasa 5 kV
PMT
(A)
megger
dihubungkan
sedangkan
PMT
(c)
ground
ke probe fasa
(B)
5 kV megger
(c) sedangkan
kontak bawah
PMT
(B)
dihubungkan
Makalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY
5
ke probe netral
Fasa – Ground
megger
PMT ON
PMT
(d).
273.000
284.000
272.000
dalam
Dari tabel 3.5 terlihat bahwa kondisi
tahanan isolasi PMT tersebut masih baik
atau masih layak digunakan karena sudah
sesuai standar yang ada (≥ 20 MΩ).
posisi ON.
Langkah pengujian :
1. Mempersiapkan PMT dan alat uji tahanan
isolasi.
2. Mengukur tahanan isolasi PMT dengan
memasang probe pada titik-titik yang
akan diuji.
a. Untuk pengukuran PMT dalam posisi
OFF
• Kontak PMT atas dan bawah
• Kontak PMT atas dan ground
• Kontak PMT bawah dan ground
b. Untuk pengukuran PMT dalam posisi
ON, titik pengukurannya pada
kontak PMT (atas/bawah) dengan
ground.
3. Pilih tegangan pengujian 5000 V.
4. Tekan tombol START pada alat ukur &
baca penunjukan pada alat ukur.
5. Tekan tombol STOP.
6. Mencatat hasil pengukuran pada blangko
pengujian.
Setelah dilakukan pengujian maka
diperoleh data yang ditunjukkan pada tabel
3.5
3.1.4 Pengujian Tekanan Kontak
Tahanan kontak merupakan pertemuan
dari beberapa konduktor menyebabkan suatu
hambatan tahan terhadap arus yang
melaluinya sehinga akan terjadi panas dan
menjadikan kerugian teknis. Pengukuran
tahanan kontak pemutus tenaga ( PMT )
ini dilakukan pada saat posisi ON dengan
menggunakan alat ukur Micro Ohm Meter
yang ditunujukkan pada gambar 3.3.
Tahanan kontak dikatakan baik apabila <100
μΩ.
Gambar 3.3 Micro Ohm Meter ATO 400P
Rangkaian pengujian
diketahui dari tabel 3.6
tahanan
kontak
Tabel 3.5 Hasil pengujian tahanan isolasi PMT
Titik Ukur
Atas - Bawah
Hasil Ukur (MΩ)
Fasa R
Fasa S
Fasa T
915.000
799.000
704.000
657.000
652.000
554.000
366.000
387.000
325.000
PMT OFF
Atas – Ground
PMT OFF
Bawah – Ground
PMT OFF
Makalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY
6
Tabel 3.6 Rangkaian pengujian tahanan kontak PMT
Rangkaian
Penjelasan
Kontak atas PMT
(A)
terhubung
dengan fasa dari
current
load
connector
(d1)
serta
voltage
sensing con-nector
(e1).
Kontak
bawah
PMT
(B)
terhubung dengan
netral dari current
load
connector
(d2) dan voltage
sensing connector
(e2).
Langkah-langkah pengujian tahanan kontak
:
a. Menyiapkan alat uji kebocoran arus
b. Merakit kabel uji sesuai dengan tabel 3.6
c. Menentukan besaran tegangan uji
kebocoran arus (1,5 kali tegangan
nominal)
d. Menentukan besaran waktu uji kebocoran
arus
e. Menguji kebocoran arus PMT (posisi
close)
f. Mencatat hasil uji pada blangko yang
tersedia
Setelah dilakukan pengujian maka
diperoleh data yang ditunjukkan pada tabel
3.7
Tabel 3.7 Hasil pengukuran tahanan kontak PMT
Titik Ukur
Arus
Injeksi
100
A
Arus
Injeksi
Hasil Ukur (μΩ)
Fasa
Fasa
Fasa
R
S
T
43,5
43,1
53,8
400
A
46,7
43,7
53,1
Dari data pada tabel di atas terlihat
bahwa tahanan kontak PMT ≤100 μΩ.
Sehingga PMT inilayak untuk digunakan.
Apabila tahanan kontak PMT ˃100μΩ maka
rugi-rugi daya pada kontak PMT akan
menjadi lebih besar. Hal tersebut sesuai
dengan persamaan Ploss = I2xR di mana
semakin besar nilai resistansi R sedangkan
nilai arus I konstan maka rugi daya Ploss
akan semakin besar.
3.1.5 Pengujian Keserempakan
Keserempakan merupakan indikator
untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan
kontak PMT untuk menutup maupun
membuka. Kontak tiap fasa (R, S dan T)
pada PMT tidak selalu membuka serta
menutup dalam waktu yang bersamaan.
Pengujian
keserempakan
ini
menggunakan alat yang bernama Digital
Breaker Analyzer milik Vanguard tipe CT
6500 P seperti pada gambar 3.4.
Gambar 3.4 Digital breaker analyzer CT
6500 P
Hasil pengujian ini berupa selisih
waktu (Δt) fase membuka atau menutup
dalam satuan milisekon. Apabila selisih
waktunya <10 ms maka PMT masih
diyatakan layak bekerja.
Makalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY
7
Rangkaian
percobaan
pengujian
keserempakan PMT dapat dilihat pada tabel
3.8
Tabel 3.8 Rangkaian pengujian keserempakan
Rangkaian
Keterangan
Kontak atas PMT
(A)
terhubung
6. Tekan start, maka PMT akan open dan
close, kemudian alat ukur akan
menunjukan kecepatan PMT Open/Close.
Setelah dilakukan pengujian maka
akan diperoleh data yang ditunjukkan pada
tabel 3.9
Tabel 3.9 Hasil pengujian keserempakan PMT
Hasil Uji (ms)
Titik
Ukur
pada fasa dari C,
sedangkan kontak
bawahnya
(B)
terhubung
pada
DC
terhubung
pada
titik
input
tegangan
Fasa S
Fasa T
Δt
72,5
72,5
72,5
0,0
55,0
54,0
54,5
1,0
CLOSE
Speed
OPEN
netral dari C.
Sumber
Speed
Fasa R
rendah
PMT.
Langkah pengujian :
1. Persiapkan dan cek power suply alat
tersebut.
2. Pasang kabel pada ujung atas dan bawah
PMT, hubungkan kabel tersebut dengan
start dan stop timer alat ukur.
3. Setting tegangan keluaran dari alat ukur
(sebesar 110 VDC).
4. Hubungkan kabel dari alat ukur yang
mengeluarkan tegangan dengan common
dan negative pada tombol Open (untuk
mengetahui kecepatan membuka) dipanel
Kubikel.
5. Hubungkan kabel dari alat ukur yang
mengeluarkan tegangan dengan common
dan negative pada tombol Close (untuk
mengetahui kecepatan menutup) di panel
kubikel.
Δt merupakan selisih dari fasa dengan
waktu terlama dan fasa dengan waktu
tercepat, baik itu dalam proses PMT
membuka atau menutup. Misal pada uji
Speed OPEN, fasa R 55 ms, fasa S 54
msdan fasa T 54,5 ms, sehingga diperoleh
selisih waktu dari fasa R (waktu terlama)
dan fasa S (waktu tercepat) Δt sebesar 1 ms.
Karena selisih waktunya <10 ms maka PMT
masih layak bekerja.
Semakin kecil selisih waktu PMT
untuk membuka atau menutup maka
semakin kecil kemungkinan gangguan yang
akan terjadi. Bila salah satu fasa PMT
terlambat akan menyebabkan gangguan pada
sistem baik berupa gangguan antar fasa
hingga 3 fasa sekaligus.
3.1.6 Pengujian Coil
Pengukuran tripping dan closing coil
merupakan pengujian tambahan yang
dikembangkan oleh pihak Har 20 KV APD
berdasarkan pengalaman yang ada dengan
tujuan untuk menguji kondisi kerja coil trip
maupun close.
Pengujian koil ini dilakukan dengan
cara
mengukur
tahanan
coil
dan
membandingkannya dengan tahanan koil
yang tertera dalam nameplate coil.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan
Makalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY
8
AVO meter. Apabila didapatkan hasil
pengukuran yang terlampau jauh dengan
tahanan yang tertera pada name plate koil
maka mengindikasikan bahwa koil sudah
dalam kondisi buruk.
Rangkaian pengujian coil ditunjukkan
pada tabel 3.10
langkah penggantian PMT ditunjukkan pada
tabel 3.
Tabel 3.11 Proses penggantian PMT
Proses
Keterangan
Memasukkan PMT
yang baru
Tabel 3.10 Rangkaian pengujian coil
Rangkaian
Keterangan
Probe
positif
AVOmeter
(a)
diletakkan pada titik
pengujian
positif
A
(sisi
coil)
dan
Menghubungkan
PMT baru dengan
sumber tegangan
DC 110 V
probe negatifnya (b)
diletakkan pada titik
pengujian
B
(sisi
negatif coil)
PMT baru dalam
posisi siap untuk
rack-in
Setelah diukur dengan AVO meter maka
diperoleh data berikut :
 Tripping coil
: 297,65 Ω
 Closing coil
: 189,44 Ω
Rack-in PMT baru
3.2 Penggantian PMT
Sebuah peralatan listrik pada suatu
saat pasti akan menurun kinerjanya. Bila
dianggap tidak layak maka akan diganti.
Begitu pula dengan circuit breaker. Ada
kalanya bila masa kerjanya telah habis
circuit breaker akan diganti.
PMT pada kubikel outgoing 7 GIS
Kalisari memang sudah tidak layak bekerja
lagi menurut tim APD bagian Har 20 KV, di
mana tahanan isolasinya sudah berada di
bawah 20 MΩ dan tahanan kontak lebih dari
100μΩ. Penggantian ini merupakan salah
satu bagian dari pemeliharaan. LangkahMakalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY
9
PMT baru sudah masuk
ke dalam kubikel dan
tersambung ke dalam
sistem
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Semakin besar tahan isolasi maka
semakin kecil arus yang dapat mengalir
ke bagian yang tidak bertegangan.
2. Semakin besar tahanan kontak maka
semakin besar rugi-rugi I2R yang kan
dihasilkan pada kontak PMT.
3. Semakin kecil selisih waktu PMT untuk
membuka atau menutup maka semakin
kecil kemungkinan gangguan yang akan
terjadi.
4. Pemeliharaan
berfungsi
untuk
mengetahui kelayakan PMT yang
beroperasi
di
kubikel
tegangan
menengah.
4.2 Saran
1. Jika dalam pengujian terdapat nilai yang
tidak
memenuhi
standar
maka
sebaiknya dilakukan pengujian ulang
dan
pengecekan
PMT
untuk
menganalisa penyebab kesalahan.
2. Saat proses pemeliharaan sebaiknya
perlu diperhatikan sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja
(SMK3) sehingga dapat mengurangi
peluang terjadinya kecelakaan kerja.
3. Pemeliharaan sebaiknya dilakukan
setiap 3 bulan sekali agar PMT maupun
peralatan jaringan distribusi lainnya
tetap beroperasi dengan baik dan
handal.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonim, Buku Saku Pelayanan
Teknik, Bekasi, Garamond, 2011
[2] APD Semarang, COP Petunjuk
Pengukuran dan Pengujian dalam
Pemeliharaan
Kubikel
20
kV,
Semarang,
PT
PLN
(Persero)
Distribusi Jateng & D.I.Y APD
Semarang, 2009
[3] APD Semarang, Standard Operating
Procedure (SOP). Semarang, PT PLN
(Persero) Distribusi Jateng & D.I.Y
APD Semarang, 2009
[4] Guntoro, Hanif, “Circuit Breaker –
Sakelar Pemutus Tenaga / PMT
Bagian
II”
http://dunialistrik.blogspot.com/2008/10/jenisjenis-circuit-breaker-sakelar.html
[5] Pramaharsi,
Dayinta,
Proses
Pemeliharaan PMT Kubikel Outgoing
20 kV di Gardu Induk Ungaran,
Semarang, 2012
[6] Rao, Sunil S., Switchgear And
Protection, Delhi, Khanna Publishers
[7] Sarimun, Wahyudi, Proteksi Sistem
Distribusi Tenaga Listrik, Bekasi,
Garamond, 2012
[8] Sopyandi, Endi, “Kubikel 20 kV”.
http://electricdot.wordpress.com/2012/
07/01/kubikel-20-kv/
[9] Tobing, Bonggas L., Peralatan
Tegangan Tinggi, Jakarta, PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2003
[10] Utama, Satria Cakar, Evaluasi Seting
Relay Proteksi Outgoing Feeder 20 kv
antara Pabrikan dengan Kesepakatan
Koordinasi RJTD dan Distribusi, 2009
[11] Wildi, Theodore, Electrical Machines,
Drives and Power System 5th Edition,
New Jersey, Prentice Hall, 2002
Makalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY
10
BIODATA
Johanes Nugroho Adhi
Prakosa
dilahirkan
di
Semarang, Jawa Tengah pada
tanggal 19 Februari 1992.
Penulis telah menempuh
pendidikan di SD dan SMP
Xaverius 1 Bandar Lampung,
SMA Xaverius Bandar Lampung. Pada
tahun 2010, penulis melanjutkan studi di
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas
Diponegoro
Semarang,
Konsentrasi Ketenagaan dan sampai saat ini
masih menempuh pendidikan Strata-1 (S-1).
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Ir. Juningtyastuti, MT.
NIP. 195209261983032001
Makalah Kerja Praktek PT. PLN (Persero) APD JT-DIY
11
Download