Kritik Terhadap Ajaran Mu’tazilah 3 4 5 Guna memenuhi tugas Mata kuliah : Tauhid Dosen pengampu : Bpk. Ghofir Romas Yang disusun oleh : 1. 2. 3. Halimatussa‟diyah ( 1601016073 ) Laili Ristiani ( 1601016074 ) Ayu Ning Tias ( 1601016075 ) FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2016 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aliran mu‟tazilah adalah suatu aliran ilmu kalam yang merupakan aliran teologi islam terbesar dan tertua yang berpengaruh besar dalam sejarah pemikiran dunia islam hampir setiap pemikiran penting dalam ilmu kalam ditentukan landasan-landasannya dikalangan mereka. Aliran mu‟tazilah sangat mengesakan Allah SWT menurut mereka Allah bukanlah jisim juag bukan bayangan. Kaum mu‟tazilah menfilsafatkan sedemikian rupa teori-teori keesaan Allah. Banyak sekali pemikiran mu‟tazilah dengan kaum lainnya. Untuk lebih jelasnya pemakalah berusaha menjelaskan lebih detail tentang aliran mu‟tazilah. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian aliran mu‟tazilah? 2. Bagaimana aliran mu‟tazilah 3, 4, 5? 3. Bagaimana kritik terhadap aliran Mu‟tazilah? 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian aliran Mu‟tazilah Kaum mu‟tazilah adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis daripada persoalan-persoalan yang dibawa oleh kaum khawarij dan murji‟ah. Dalam pembahasannya mereka banyak memakai akal, sehingga mereka mendapat nama “kaum rasionalis islam”. Kata mu‟tazilah diambil dari bahasa arab yaitu اعثزلyang aslinya adalah kata عزلyang berarti memisahkan atau menyingkirkan. Menurut Ahmad Warson, kata azzala mempunyai arti yang sama dengan kata asalnya. Arti yang sama juga akan kita temui di munjid, meskipun ia menambahkan satu arti yaitu mengusir. Secara harfiah kata mu‟tazilah berasal dari I‟tazala yang berarti berpisah atau memisahkan diri, yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri secara teknis, istilah mu‟tazilah menunjukkan ada dua golongan. Panggilan atau nama yang mereka pilih itu yakni ahli keadilan disebabkan mereka memberi hak asasi bagi setiap manusia untuk menerima atau menafsirkan eksistensi dari sifat-sifat Allah maka tidak terdapat paksaan dari Allah bahkan manusia memiliki kekuasaan Qodrat untuk meletakan pilihannya dalam hidup ini. Munculnya aliran mu‟tazilah disebabkan oleh para kelompok pemuja dan aliran ini muncul di kota Bashrah (iraq) pada abad ke 2 Hijriyah, tahun 105-110 Hijriyah, tepatnya pada massa pemerintahan khalifah Abdul Malik Bin Marwan dan khalifah Hisyam Bin Abdul Malik. Pelopornya adalah penduduk Bashrah mantan murid Al-hasan Al- Bashari yang bernama Washil Bin Atha‟ Al- Makhzumi Al- Ghozzal. Mu‟tazilah timbul berkaitan dengan peristiwa Washil bin Atha‟ dan temannya amr bin ubaid dan Hasan al-basri, sekitar tahun 700 M. Washil termasuk orang yang aktif mengikuti kuliahkuliah yang diberikan oleh Al- Hasan Al- Basri di masjid Basrah. Ada beberapa alasan mengapa aliran ini di sebut dengan aliran mu‟tazilah, diantaranya yaitu: 1) Karena mereka menjauhkan dari semua pendapat yang telah ada tentang hukum orang yang mengerjakan dosa besar. Faham Murji‟ah berpendapat bahwa membuat dosa besar termasuk orang mukmin, menurut faham khawarij az-zariqoh, ia termasuk kafir. Sedangkan menurut Hasan al-Basri ia menjadi orang yang munafik, kemudian datang Wasil bin Atha berpendapat ia bukan mukmin dan bukan kafir tetapi fasiq. 3 2) Karena Washil bin Atha‟ dan amr bin Ubaid menjauhkan diri dari pengajian Hasan Basri di masjid Bashra, dengan berpendapat bahwa orang yang mengerjakan dosa-dosa tidak mukmin sepenuhnya, juga tidak kafir sepenuhnya, tetapi berada dalam satu tempat diantara dua tempat tersebut sehingga menjauhkan diri atau memisahkan diri dan disebut orang mu‟tazilah. 3) Karena di tinjau dari si pembuat dosa besar itu sendiri, kemudian menjadi sifat atau aliran yang berpendapat demikian yaitu si pembuat dosa besar menyendiri dari orang-orang kafir. Dalam aliran mu‟tazilah terdapat beberapa tokoh , diantaranya yaitu: 1) Washil bin Atha‟ (80-131 H) , sebagai pendiri aliran mu‟tazilah dan sebagainya pimpinannya yang pertama 2) M‟alaf (135-226 H) , puncak kebesarannya Al- ma‟mun karena khalifah ini pernah menjadi muridnya dalam perdebatan mengenai soal agama dan aliran- aliran pada masanya 3) An-nazzam (wafat 231 H) ia mempunyai kekuatan otak yang luar biasa ia menemukan metode keraguan. 4) Al- Jubbai (wafat 303 H) ia guru imam Al- Asy‟ari (tokoh ahlusunnah) 5) Bisyir bin al mu‟tamir (wafat 226 H) ia pendiri aliran mu‟tazilah di Baghdad. 6) Al- Khayyat ( wafat 300 H )via hidup pada kemunduran aliran mu‟tazilah 7) Al- Qodhi Abdul Jabbar( wafat 1024 H), ia seorang menemu rumus aljabbar dalam matematika. 8) Az-Zamahsyari (467-538 H) ia menjadi tokoh dalam ilmu tafsir, nahwu, dan peran sastra seperti dapat dilihat dalam tafsirnya “al kasysyaf” B. Aliran Mu‟tazilah 3,4,5 1. Al- Wa‟du wal-Wa‟id (janji dan ancaman Allah) Tuhan Yang Maha Adil dan Bijaksana tidak akan melanggar janjiNya. Kaum mu‟tazilah yakin bahwa janji dan ancaman itu pasti terjadi, yaitu janji tuhan yang berupa pahala atau surga bagi orang yang berbuat baik dan ancaman bagi orang-orang yang berbuat dosa maka balasannya adalah neraka. Begitupula, janji tuhan untuk memberikan pengampunan bagi orang-orang yang bertaubat. Adapun yang mereka maksud dengan landasan itu adalah wajib bagi Allah untuk memenuhi janji-Nya (al-Wa‟ad) bagi pelaku dosa besar (walaupun dibawah sirik) agar dimasukan kedalam neraka, kekal abadi didalamnya. Akan tetapi, siksa yang diberikan kepada mereka lebih ringan 4 dari siksa orang kafir. Inilah yang mereka sebut dengan janji dan ancaman, mereka sering disebut dengan wa‟idiyyah. 2. Al-Manzilah baina Al-Manzilataini (tempat diantara dua tempat) Pokok ajaran al-manzilah baina al-Manzilataini adalah orang islam yang melakukan dosa besar atau maksiat selain sirik dan belum bertaubat, ia tidak dikatakan kafir dan tidak dikatakan mukmin tetapi fasiq. Hal itu. Karena keimanan menuntut adanya kepatuhan kepada Tuhan dan tidak cukup hanya pengakuan dan pembenaran. Sementara di akhirat kelak orang yang melakukan dosa besar itu tidak akan dimasukan kedalam surge dan tidak dimasukan kedalam neraka yang dasyat, seperti orang kafir. Dalam konteks ini timbul sebuah pertanyaan ,”siapakah yang disebut kafir oleh aliran mu‟tazilah ? “ Menurut komunitas mu‟taziah, orang kafir adalah orang yang tidak patuh pada yang wajib dan sunnah atau disebut pelaku maksiat. Mereka membagi maksiat menjadi dua bagian, yaitu maksiat besar dan maksiat kecil. Maksiat besar dinamakan kufur. Adapun yang membawa seseorang yang membawa pada kekufuran ada tiga macam yaitu sebagi berikut: a. Seorang yang menyamakan allah dengan makhluk b. Seorang menganggap allah tidak adil dan dzalim c. Seorang yang menolak eksistensi nabi Muhammad yang menurut nas telah disepakati kaum muslimin. 3. Al-amru bl ma‟ruf wa an-nahyu „anil munkar Kaum mu‟tazilah sepakat mengatakan bahwa akal manusia sanggup membedakan yang baik dan yang buruk hal itu disebabkan sifatsifat dari yang baik dan yang buruk itu dapat dikenal dan manusia berkewajiban memilih yang baik dan menjauhi yang buruk. Metode mu’tazilah Ciri khas paling khusus dari mu‟tazilah ialah bahwa mereka meyakini sepenuhnya kemampuan akal prinsip ini mereka gunakan untuk menghukum berbagai hal. Dengan prinsip ini mereka berjalan begitu jauh. Mereka berpendapat bahwa alam punya hukum kokoh yang tunduk kepada akal. Mereka tidak mengingkari naql (teks alqur‟an dan hadist), tapi tanpa ragu mereka menundukkan naql kepada hukum akal. Mereka menaklilkan ayat-ayat mutasyabihat, menolak hadis-hadis yang tidak diakui oleh akal secara global, mereka mereka menghindari hadis ahad. 5 C. kritik terhadap aliran Mu‟tazilah Dari pemaparan aliran mu‟tazilah diatas menurut pemakalah aliran mu‟tazilah adaah aliran yang paling mengutamkan akal daripada mengutamakan hadis-hadis nabi dan ayat-ayat allah. Tetapi liran mu‟tazilah tidak sepenuhnya benar dalam menggunakan akal karena akal tidak selalu benar dalam menafsirkan suatu hal dan apalagi untuk menetapkan hukum Kritik yang kedua, pengklaiman mu‟tazilah yang mengganggap bahwa alirannya adalah aliran yang paling benar dan merasa harus diterima semua jenis aliran, serat sikapnya yang semena-mena dalam menuduh orang lain murtad, kafir dan lainnya sangat tidak layak, bagi sebuah aliran beragama. Mu‟tazilah mengaku dirinya paling benar hanya dengan menggunakan logika akal. 6 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Kaum mu‟tazilah adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis daripada persoalanpersoalan yang dibawa oleh kaum khawarij dan murji‟ah. Dalam pembahasannya mereka banyak memakai akal, sehingga mereka mendapat nama “kaum rasionalis islam. Adapun doktrin-doktrin dari aliran mu‟tazilah adalah keadaan tuhan, keesaan (attauhid), Al- Wa‟du wal-Wa‟id (janji dan ancaman Allah), AlManzilah baina Al-Manzilataini (tempat diantara dua tempat), Al-amru bil ma‟ruf wa an-nahyu „anil munkar. Mu‟tazilah adalah aliran yang selalu mengutamkan akal. 7 DAFTAR PUSTAKA Romas gofir.ilmu tauhid, semarang:uin walisongo Abudinata.1998.ilmu kalam filsafat dan tasawuf. Jakarta:rajawali press 8