Wamen PU Buka Konvensi Nasional IAMPI IV 2013 Peran vital manajemen proyek dalam mewujudkan efisiensi dan efektifitas dalam penyelenggaraan berbagai proyek mulai dari pemikiran/ide, perencanaan sampai dengan pengoperasian berperan vital untuk meyakinkan agar pelaksanaan pekerjaan terpadu, tepat waktu, tepat mutu, dan tepat biaya. Dalam pelaksanaan pembangunan, proyek dapat sangat besar dan kompleks, strategis dan dapat pula single proyek yang memerlukan manajemen konstruksi. Demikian disampaikan Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) saat memberikan Sambutan pada acara Konvensi Nasional Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI) IV yang diadakan pada Selasa (8/10) di Hotel Santika, Jakarta. Dalam sambutannya Hermanto Dardak menekankan peran infrastruktur PU yang vital dalam mendukung percepatan pembangunan sektor riil sebagaimana tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan sektor sosial-budaya, serta menjaga kesatuan dan persatuan. “Indonesia yang saat ini termasuk 16 besar ekonomi dunia dengan visi (MP3EI) menjadi negara maju dan kekuatan 12 besar dunia tahun 2025 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan― ungkap Wamen PU. “Dengan potensi yang sangat besar dan visi 2025 tersebut tentunya diperlukan dukungan manajemen yang andal dalam perwujudannya dan untuk itu sektor konstruksi menyumbang sekitar 10.4 persen terhadap total PDB― tambahnya. Kebutuhan pembangunan melalui anggaran pemerintah menghadapi tantangan gap pendanaan sehingga perlu dukungan dari BUMN maupun dunia usaha. Untuk itu kerangka konektivitas page 1 / 3 kerja Asian Pacific Economic Cooperation (APEC) yg baru disepakati perlu dimaksimalkan mendukung MP3EI dengan konektivitas nasionalnya maupun Asean Connectivity. Hermanto menjelaskan proyek dalam tatanan porto folio, dapat berupa manajemen visi yaitu proses perubahan menerus dari kondisi kurang baik menjadi lebih baik, memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Manajemen Proyek sebagai sebuah profesi terus mengalami dinamika. Disaat yang sama, keilmuan dalam manajemen proyek juga terus berkembang. Hambatan yang dihadapi berbagai proyek menimbulkan kebutuhan untuk meningkatkan lagi body of knowledge dalam manajemen proyek Perkembangan tantangan dunia usaha dan perekonomian yang menimbulkan perubahan konstan, menghadapkan organisasi kepada tantangan untuk menjadi agile (cepat, terpadu, mudah), sehingga fleksibel dalam menghadapi perubahan. Orientasi kepada pekerjaan menerus dan operasi rutin kini telah mulai mempertimbangkan project-based organization, atau setidaknya menjadi organisasi yang kompatibel dengan ritme kerja yang berbasis proyek. Di sektor infrastruktur dikenal istilah pembiayaan proyek, peran swasta semakin ditingkatkan. Life cycle proyek menjadi holistik, dan yang terintegrasi dengan aspek perencanaan makro, desain, pendanaan, konstruksi hingga pemeliharaan dan pengoperasian. Sifat multi-disiplin menjadi semakin penting. Selain itu, proyek sudah tidak lagi terisolir, melainkan menjadi bagian dari jejaring. ―Pelaksanaan proyek akan membutuhkan suatu paradigma yang berbeda saat ini. Keberadaan lembaga seperti IAMPI dalam mengembangkan aspek keilmuan dan profesi project managementdiharapkan dapat menjawab tantangan ini― kata Hermanto menutup sambutannya. Pusat Komunikasi Publik 101013 page 2 / 3 page 3 / 3 Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)