BAB V PENUTUP KESIMPULAN Dari uraian bab-bab sebelumnya dapat dilihat bahwa kepentingan AS dalam reunfikasi Korea menjadi dasar tindakan AS untuk mengambil keputusan mengenai hubungannya dengan Korea dan Asia Timur pada umumnya. Tiap negara akan melakukan berbagai upaya untuk menjamin keamanan negara mereka. Peningkatan kemampuan militer, kebijakan dalam mengatasi ancaman dan persenjataan yang memadai merupakan beberapa bentuk upaya negara-negara dalam menjamin keamanan mereka. Selain dari upaya-upaya yang diatas, ada beberapa upaya lain, seperti aliansi pertahanan dan menjaga negara-negara yang dianggap penting dalam konsep keamanan bagi negara yang bersangkutan. Begitu juga dengan AS, sebagai salah satu negara super power, AS selama bertahun-tahun mengembangkan keamanannya, terutama dengan meningkatkan kemampuan militer mereka AS adalah aktor eksternal yang paling dominan di Semenanjung Korea. Secara historis, geopolitik dan geoekonomis, kepentingan Amerika Serikat di wilayah Asia Timur dapat dikatakan cukup besar, terlebih ketika Perang dingin berlangsung. Semenanjung Korea adalah papan catur perpolitikan dan hegemoni liberal yang dibangun oleh AS. Jepang dan Korsel adalah dinding pembendung yang mencegah paham komunis menyebar di Asia. Setelah Perang Dingin berakhir, kerjasama pertahanan dengan Jepang dan Korsel tidak berakhir. Jepang dan Korsel adalah mitra ekonomi AS di Asia Timur. Hingga saat ini, pasukan militer AS masih ditempatkan di Korea dan Jepang, Asia Timur. Terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan AS untuk mengirim pasukannya kepada negara atau wilayah tertentu, faktor tersebut adalah yaitu kepentingan AS yang berada di kawasan tersebut, letak geografi dari wilayahnya, ancaman yang dihadapi, kekutan region, struktur komando dan wilayah pengawasan. Asia Timur adalah kawasan yang meiliki nilai yang tinggi bagi AS. Kawasan ini tidak hanya kuat secara ekonomi, tetapi perkembangan militernya juga semakin meningkat. Adapun kepentingan AS terhadap reunifikasi Korea adalah, pertama, terkait masalah keamanan nasional AS. AS mendukung reunifikasi, dengan syarat reunifikasi tersebut menghasilkan Korea bersatu dengan bentuk Korsel. Dengan kata lain reunfikasi hanya boleh terjadi dengan bentuk liberal yang demokratis. AS tidak ingin Korea bersatu adalah Negara dengan paham yang diyakini oleh Rezim Kim di utara. Jika hal ini terjadi maka Korea akan manjadi ancaman bagi banyak pihak. Gabungan antara militer Korut yang memiliki jumlah besar dan didukung oleh senjata nuklir mereka dengan militer Korsel yang menggunakan persenjataan modern, meski Korut terdiri dari wilayah yang rusak, namun masih banyak sumber daya alam yang belum digali yang nantinya akan ditunjang oleh Korsel yang memiliki kekuatan ekonomi. Namun jika reunifikasi terjadi dengan model Korut, maka ini adalah ancaman, terutama bagi AS. Kepentingan kedua adalah masalah yang timbul dari reunifikasi Korea yang lain adalah, pengaruh AS di Asia Timur. Ketika Korea bersatu, maka secara otomatis mereka akan mengurangi jumlah pasukan AS yang ada di wilayah mereka. AS harus menarik pasukannya dari Semenanjung yang berpengaruh juga pada jumlah pasukan AS di kawasan tersebut. Stabilitas keamanan Asia Timur juga pada akhirnya bergantung pada kekuatan AS yang berada di wilayah ini. Sebagai perimbangan dari kekuatan yang ada di Asia Timur, seperti Cina dan Rusia, AS benar-benar menjalankan perannya sebagai balancer. Untuk memastikan peningkatan kekuatan militer Cina dan Jepang menuju perlombaan senjata dan untuk mengimbangin nuklir Korea yang bukan hanya mengancam Korsel dan Jepang, sebagai aliansi AS, tetapi juga mengancam seluruh kawasan. Stabilitas keamanan di Asia Timur benra-benar rentan, dan konflik dapat kapan saja terjadi. Keberadaan militer AS di kawasan ini meningkatkan stabilitas keamanan. Kepentingan AS yang ketiga terkait dengan keamaan ekonomi AS di Asia Timur. Asia adalah pasar yang besar untuk barang-barang AS. Dan Asia Timur adalah gerbang dari Asia secara keseluruhan. Dengan turut menjadi bagian dari Asia Timur, akan mempermudah AS untuk menguasai pasar Asia secara keseluruhannya. Jika unifikasi dibawah liberal dan demokrasi, maka system kapitalisme juga berlaku di Korea. Hal ini akan sangat membantu kerjasama ekonomi dengan AS. Banyak skenario yang nantinya akan menggambarkan wilayah Asia Timur setelah reunifikasi terjadi, tapi hampir semua prediksi mengarah kepada tetap dipertahankannya keberadaan pasukan AS di kawasan Asia Timur. Meski jumlah pasukan militer tersebut tidak akan sebesar sebelum reunifikasi terwujud, tapi AS tetap harus mengirim pasukannya di region tersebut. Hal ini tersebut dilakukan untuk memastikan stabilitas kemanan Asia Timur dapat terwujud. Lebih dari itu, apapun tindakan dan kebijakan AS di Asia Timur adalah cerminan dari kepentingan nasional mereka yang harus dipenuhi demi keberlangsungan AS sendiri. Keamanan nasional sebagai bagian dari kepentingan nasional AS menjadikan AS aktif untuk selalu mengikuti segala bentuk perkembangan dan pergerakan yang ada di Korea. termasuk juga unifikasi yang hingga saat ini masih belum dapat diwujudkan. Sebagaimana tujuan politik luar negeri pada umumnya, masalah keamanan (security) suatu negara ditentukan oleh apa yang dilakukan oleh negara lain. Hal ini membuat keamanan nasional menjadi bagian penting dari kepentingan nasional sebuah negara. Keamanan nasional AS terkait juga dengan kepentingan nasional mereka yang berada di luar teritori kedaulatan negara mereka juga harus terjamin keamanannya. Asia Timur adalah wilayah yang penting bagi AS, baik itu menyangkut keamanan nasional AS, kepentingan ekonomi AS dan jaminan penjagaan aliansi AS dan yang lebih utama, AS ingin tetap mempertahankan status balancer-nya untuk tetap dapat menyebarkan pengaruhnya di Asia Timur dan Asia secara keseluruhannya.