BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pemasaran 2.1.1.1 Pengertian Pemasaran Kotler dan Keller (2009:5) mendefinisikan pemasaran adalah sebagai berikut : “Pemasaran suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.” Definisi pemasaran menurut Amstrong dan Kotler (2013:33) adalah sebagai berikut : “Marketing as the process by which companies create value for customers and build strong customer relationship in order to capture value from customers in return.” Sedangkan definisi pemasaran secara formal menurut AMA (American Marketing Association) yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2009:5) adalah sebagai berikut : “Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya.” 12 13 Dari berbagai definisi mengenai pemasaran di atas, pada dasarnya mempunyai tujuan dan persepsi yang sama dan dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu rangkaian aktifitas atau kegiatan dimana individu atau suatu kelompok dapat membuat gagasan atau ide yang bernilai, proses komunikasi, dan menyampaikan nilai, melalui proses pertukaran barang dan jasa yang bernilai dan membangun hubungan dengan pihak lain yang kuat untuk kepentingan individu dan organisasi. 2.1.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Kotler dan Keller (2009:5) mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai berikut : “The art and science of choosing target markets and getting, keeping, and growing customer through creating, delivering, and communicating superior customer value”. Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa Manajemen Pemasaran tidak hanya berfungsi untuk menentukan dan mempertahankan target pasar, tetapi juga meningkatkan konsumen tersebut dengan cara menciptakan dan mengkomunikasikan nilai konsumen. Jadi Manajemen Pemasaran berusaha memilih dan mempertahankan target pasar serta dapat menjaga hubungan dengan konsumen, agar dapat mencapai nilai konsumen yang baik dan dapat membantu organisasi atau perusahaan mencapai sasarannya. 2.1.2 Jasa 2.1.2.1 Pengertian Jasa Perguruan tinggi termasuk jasa dan pada dasarnya produk terbagi atas dua jenis yaitu barang dan jasa dan menurut Pengertian jasa menurut Kotler yang dikutip oleh Ratih Hurriyati (2010:27) ialah setiap tindakan atau kinerja yang 14 ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan. Sedangkan definisi jasa menurut Zeithalm dan Bitner yang dikutip oleh Buchari Alma (2011:243) ialah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah (seperti kenikmatan, hiburan, santai, sehat) bersifat tidak wujud. Definisi jasa menurut Menurut William J. Stanton yang dikutip oleh Buchari Alma (2011:243) bahwa jasa ialah sesuatu yang dapat diidentifikasikan secara terpisah tidak berwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, para ahli pemasaran menyatakan bahwa jasa pada dasarnya memiliki unsur-unsur penting yaitu sesuatu yang tidak berwujud, yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan konsumen. Selain itu, dalam memproduksi jasa dapat menggunakan bantuan suatu produk fisik tetapi bisa juga tidak. Disamping itu juga tidak mengakibatkan peralihan hak suatu barang secara fisik atau nyata, jadi jika seseorang pembeli jasa memberikan jasa pada orang lain, maka tidak ada pemindahan hak milik secara fisik, terakhir dalam jasa terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan konsumen pada waktu yang bersamaan. 2.1.2.2 Klasifikasi dan Karakteristik Jasa Menurut Edward Wheatley yang dikutip oleh Buchari Alma (2011:244), ada beberapa perbedaan antara jasa dan barang, antara lain : 1. Pembelian jasa sangat dipengaruhi oleh motif yang didorong oleh emosi 2. Jasa bersifat tidak berwujud, berbeda dengan barang yang bersifat berwujud, dapat dilihat, dirasa, dicium, memiliki berat, ukuran dan lainlain 3. Barang bersifat tahan lama, tetapi jasa tidak. Jasa dibeli dan dikonsumsi pada waktu yang sama 4. Barang dapat disimpan, sedangkan jasa tidak dapat disimpan 5. Ramalan permintaan dalam marketing barang merupakan masalah, tidak demikian halnya dengan marketing jasa 15 6. Usaha jasa sangat mementingkan unsure manusia 7. Distribusinya bersifat langsung, dari produsen kepada konsumen. Sifat-sifat khusus jasa perlu diperhatikan dan pertimbangan dalam merancang program pemasaran. Menurut Kotler yang dikutip oleh Ratih Hurriyati (2010:28) bahwa jasa memiliki empat ciri utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu sebagai berikut : 1. Tidak berwujud Hal ini menyebabkan konsumen tidak dapat melihat, mencium, meraba, mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka membelinya. Untuk mengurangi ketidakpastian, konsumen akan mencari informasi tentang jasa tersebut, seperti lokasi perusahaan, para penyedia dan penyalur jasa, peralatan dan alat komunikasi yang digunakan serta harga jasa produk tersebut. Beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan calon konsumen, yaitu sebagai berikut : pertama, meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud menjadi berwujud. Kedua, menekankan pada manfaat yang diperoleh. Ketiga, menciptakan suatu nama merek (brand name) bagi jasa dan yang. Keempat, memakai nama orang terkenal untuk meningkatkan kepercayaan konsumen. 2. Tidak terpisahkan Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, yaitu perusahaan jasa yang menghasilkannya. Jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Jika konsumen membeli suatu jasa, maka ia akan berhadapan langsung dengan sumber atau penyedia jasa tersebut, sehingga penjualan jasa lebih diutamakan untuk penjualan langsung dengan skala operasi terbatas. 3. Bervariasi Jasa yang diberikan sering kali berubah-ubah tergantung dari siapa yang menyajikannya, kapan dan dimana penyajian jasa tersebut dilakukan. Ini mengakibatkan sulitnya menjaga kualitas jasa berdasarkan suatu standar. 4. Mudah musnah 16 Jasa tidak dapat disimpan atau mudah musnah, sehingga tidak dapat dijual pada masa yang akan datang. Keadaan mudah musnah ini bukanlah suatu masalah jika permintaannya stabil, karena mudah untuk melakukan persiapan pelayanan sebelumnya. Jika permintaan berfluktuasi, maka perusahaan akan menghadapi masalah yang sulit dalam melakukan persiapan pelayanannya. Untuk itu perlu dilakukan perencanaan produk, penetapan harga serta program promosi yang tepat untuk mengatasi ketidaksesuaian antara penawaran dan permintaan jasa. Buchari Alma (2011:244) mengemukakan bahwa ada 3 karakteristik jasa, antara lain sebagai berikut : 1. Lebih bersifat tidak berwujud daripada berwujud 2. Produksi dan konsumsi bersamaqan waktu 3. Kurang memiliki standard an keseragaman. Untuk menciptakan keseimbangan antara permintaan dan penawaran harus disusun strategi-strategi yang tepat. Beberapa hal yang dapat dilakukan dari sudut permintaan, diantaranya adalah : a. Melakukan perbedaan harga pada saat permintaan ramai dan permintaan sepi. b. Mengembangkan jasa yang kurang diminati konsumen. c. Menambahkan jasa sebagai pelengkap jasa yang ada selama permintaan ramai. d. Menggunakan sistem pemesanan tempat untuk mengatur tingkat permintaan. Industri jasa sangat beragam, sehingga tidak mudah untuk menyamakan cara pemasarannya. Klasifikasi jasa dapat membentu memahami batasan-batasan dari industri jasa dan memanfaatkan pengalam industri jasa lainnya yang mempunyai masalah dan karakteristik yang sama untuk diterapkan pada suatu bisnis jasa. Di dalam buku Ratih Hurriyati (2010:33) ada beberapa macam tipe kalsifikasi jasa menurut beberapa para ahli, antara lain menurut Gronroos, jasa dapat dapat diklasifikasikan berdasarkan : 17 1. Jenis jasa (type of service) 2. Jasa professional (professional service) 3. Jenis pelanggan (type of customer) 4. Individu (individuals) 5. Jasa lainnya Menurut Kotler, mengklasifikasikan jasa berdasarkan beberapa sudut pandang yang berbeda, antara lain : 1. Jasa dibedakan menjadi jasa yang berbasis manusia (people based) atau jasa yang berbasis peralatan (equipment based) 2. Tidak semua jasa memerlukan kehadiran klien (clients presence) dalam menjalankan kegiatannya 3. Jasa dapat dibedakan menjadi jasa untuk kebutuhan pribadi atau jasa untuk kebutuhan bisnis. Sedangkan menurut Adrian Payne, klasifikasi jasa dapat dikelompokkan berdasarkan pembagian, diantaranya ialah : 1. Tipe jasa (type of service) 2. Tipe penjual (type of seller) 3. Tipe pembeli (type of purchaser) 4. Karakteristik permintaan (demand characteristics) 5. Tingkat ketidaknyataan (degree of intangibility) 6. Alasan pembelian (buying motives) 7. Berdasarkan manusia dan pelanggan (Equipment based versus people based) 8. Banyaknya interaksi dengan para pelanggan (amount of customer contact) 9. Syarat-syarat penyerahan jasa (service delivery requirements) 10. Tingkat fleksibilitas produk (degree of customization) 11. Tingkat intensitas pekerja (degree of labour intensity) 2.1.2.3 Sistem Bisnis Jasa 18 Menurut pandangan Lovelock yang dikutif oleh Ratih Hurriyati (2010:36-37) bahwa jasa merupakan suatu proses yang menyangkut input dan output. Terdapat empat jenis input yang dapat diproses dalam suatu jasa, yaitu sebagai berikut : a. Pemrosesan terhadap pelanggan (People processing) Merupakan suatu proses dimana pelanggan mencari jasa yang dibutuhkan pada suatu sistem jasa. Dalam proses ini diperlukan kehadiran fisik pelanggan dan hasilnya adalah pelanggan merasakan adanya perbedaan dalam dirinya. b. Pemrosesan terhadap barang/milik (Posessioning process) Merupakan suatu proses dimana pelanggan mencari organisasi atau penyedia jasa untuk menyediakan jasa terhadap barang miliknya. c. Pemrosesan terhadap stimulus mental (Mental stimulus processing) Merupakan suatu proses yang diarahkan pada pikiran pelanggan. Jasa dalam kategori ini diantaranya mencakup dunia hiburan, pendidikan. d. Pemrosesan terhadap informasi (Informating processing) Merupakan proses pengolahan informasi yang berasal dari pelanggan dan hasilnya diolah melalui komputer. Informasi ini merupakan bentuk jasa yang tidak berwujud, namun hasilnya dapat dalam bentuk fisik seperti laporan atau dokumen tertentu. Disamping suatu proses, jasa dalam buku Ratih Hurriyati (2010:37-38) menurut Lovelock dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut : a. Sistem operasi jasa (service operating system) Merupakan komponen yang terdapat dalam total sistem jasa, dimana input proses dan unsur produk jasa diciptakan melalui komponen sumber daya manusia dan komponen fisik. b. Sistem penyerahan jasa (service delivery system) 19 Berhubungan dengan bilamana, dimana dan bagaimana jasa diserahkan kepada pelanggan. Sistem ini tidak hanya meliputi unsur-unsur sistem dalam operasi jasa, tetapi termasuk juga hal-hal yang disiapkan pada konsumen lainnya. c. Pemasaran jasa (service marketing) Meliputi seluruh titik kontak atau interaksi dengan konsumen yang mencakup : iklan, penagihan dan penelitian pasar. Suatu aktivitas pemasaran jasa apabila dipandang sebagai suatu sistem akan terdiri dari sistem bisnis jasa dan elem-elemennya yang memberi kontribusi kepada pandangan konsumen terhadap organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Elemen-elemen lain tersebut mencakup upaya-upaya komunikasi atau kontak yang intensif kepada pelanggan melalui berbagai aktif media. 2.1.3 Jasa Pendidikan 2.1.3.1 Pengertian Jasa Pendidikan Berdasarkan Ensiklopedia Indonesia yang dikutip oleh Fuad Ihsan dalam bentuk dasar-dasar kependidikan (2003:7), pendidikan dapat diartikan sebagai proses dimana seseorang mengembankan kemampuan sikap dan bentukbentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat dimana ia hidup, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum. Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan pembentukan keterampilan saja, namum diperluas sehingga mencakup usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan, dan kemampuan individu sehingga tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan. Pendidikan bukan semata-mata sebagai sarana untuk persiapan kehidupan yang akan datang, tetapi kehidupan anak sekarang yang sedang mengalami perkembangan menuju tingkat kedewasaannya. 20 Terdapat ciri-ciri atau unsur umum dalam pendidikan (Fuad Ihsan, 2003;6): a. Pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai, yaitu individu yang kemampuan-kemampuan dirinya berkembang sehinga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya sebagai seorang individu, warga negara atau warga masyarakat. b. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan perlu melakukan usaha-usaha yang disengaja dan berencana dalam memilih isi (materi), strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai. c. Kegiatan tersebut dapat diberikan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, pendidikan formal dan pendidikan non formal. 2.1.3.2 Jasa Pendidikan Tinggi Menurut Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani (2006 : 148) ditinjau dari sudut lembaga pendidikan tinggi, karakteristik penting yang terdapat di dalamnya antara lain bahwa : 1) Perguruan tinggi termasuk ke dalam kelompok jasa murni (pure services), di mana pemberian jasa yang dilakukan didukung alat kerja atau sarana pendukung semata. Seperti ruangan kelas, kursi, meja, dan buku-buku. 2) Jasa yang diberikan membutuhkan kehadiran pengguna jasa (mahasiswa), yang dalam hal ini pelanggan mendatangi lembaga pendidikan tersebut untuk mendapatkan jasa yang diinginkan (meski dalam perkembangannya ada juga yang menawarkan program kuliah jarak jauh (distance learning), universitas terbuka, dan lain-lain). 3) Penerima jasa adalah orang, jadi merupakan pemberian jasa yang berbasis orang. Atau dalam jasa biasa disebut sistem kontak tinggi (high contact system), yaitu hubungan pemberian jasa dengan pelanggan tinggi. Pelanggan dan penyedia jasa terus berinteraksi selama proses pemberian jasa berlangsung. Dengan kata lain, untuk 21 menerima jasa, pelanggan harus menjadi bagian dari sistem jasa tersebut. 4) Hubungan dengan pelanggan adalah hubungan keanggotaan (member relationship) di mana pelanggan telah menjadi anggota lembaga pendidikan tersebut. Sistem pemberian jasanya secara terus menerus dan teratur sesuai kurikulum yang telah ditetapkan. 2.1.4 Bauran Pemasaran 2.1.4.1 Pengertian Bauran Pemasaran jasa Salah satu strategi perusahaan agar tetap bisa bertahan selain berusaha meningkatkan mutu produk dan merancang strategi pemasaran dengan baik adalah dengan berusaha meningkatkan kualitas bauran pemasaran jasa. Zeithaml and Bitner (2006 : 25) mengemukakan definisi bauran pemasaran sebagai berikut : ”Marketing mix defined as the elements an organization controls that can be used to satisfy or communicate with customer. These element appear as core decision variables in any marketing text or marketing plan” Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa marketing mix merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir dan digunakan dengan tepat, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam memasarkan suatu produk diperlukan suatu bauran pemasaran (marketing mix) dengan merancang dan menentukan 4P: product, price, place, promotion untuk dapat memenangkan persaingan, memperoleh profit, dan bertahan hidup. Sedangkan untuk produk jasa, para pakar menambahkan tiga unsur lain : people, process dan physical evidence. 22 2.1.4.2 Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan Menurut Buchari Alma (2011 : 382) bahwa elemen-elemen strategi bauran pemasaran dalam lembaga pendidikan terdiri dari empat P ditambah dengan P ke lima, yaitu: produk (product), harga (price), tempat (place), promosi (promotion), sarana fisik (physical evidence), sumber daya manusia (people), proses (process). 1) Bauran Produk (product), merupakan barang, jasa, atau kombinasi keduanya yang ditawarkan kepada mahasiswa. Secara umum adalah mendesain produk pendidikan yang tangible hares memperhatikan hal-hal di bawah ini: (1) Features, komponen individual dari penawaran yang mudah ditambahkan atau dikurangi tanpa mengubah kualitas dan model jasa. Features juga merupakan alat untuk membedakan program lembaga pendidikan yang satu dengan yang lain. (2) Quality, mewakili tingkat penerimaan kinerja jasa. Kualitas jasa sangat penting karena sangat bervariasi, tergantung keahlian penyedia jasa, motivasi dan situasi kondisi seseorang serta pengendalian dari lembaga itu sendiri. (3) Packaging, bagaimana kemasan dalam pemberian jasa akan berpengaruh dan lingkungannya akan mendukung fungsi pendidikan dari suatu perguruan tinggi. (4) Branding, program dan jasa suatu lembaga pendidikan dapat diberikan suatu merek, seperti diberikan nama, simbol, tanda, dan rancangan atau desain atau beberapa kombinasi yang dapat membedakan mereka dari penawaran pesaing lain. Produk pendidikan merupakan elemen bauran pemasaran pertama yang perlu diketahui, sehingga dapat disusun bauran pemasaran selanjutnya yang sesuai dengan jenis produk tersebut. 2) Bauran Harga/Biaya pendidikan (Price), merupakan sejumlah uang yang harus dikeluarkan mahasiswa untuk memperoleh jasa pendidikan yang dipilihnya. Penetapan harga bagi perguruan tinggi sangat penting, karena 23 mereka bergantung kepada uang perkuliahan dan uang jasa lainnya untuk kegiatan operasionalnya. Di perguruan tinggi swasta, komponen price antara lain mencakup: (1) Uang registrasi/registrasi ulang tiap awal semester (2) Uang perkuliahan, secara garis besarnya meliputi uang Biaya Penyelenggaraan Pendidikan (BPP), juga hal yang berhubungan dengan pengembangan dan pembinaan kegiatan kokurikuler dan akstra kurikuler, seprti uang buku, peralatan, dan sebagainya per semester. (3) Biaya per SKS (satuan kredit semester) (4) Uang sumbangan pembangunan gedung, hanya sekali dibayar pada saat diterima di lembaga bersangkutan Pada perguruan tinggi swasta di Indonesia, umumnya semua biaya dibebankan kepada mahasiswa, balk biaya operasional maupun biaya investasi. Besarnya biaya yang dibebankan kepada mahasiswa (price) ada yang berdasarkan program studi, ada yang berdasarkan tahun angkatan, dan kombinasinya. Bagi mahasiswa, uang yang dibayarkan kepada perguruan tinggi adalah untuk memperoleh jasa yang diinginkan. Dengan membandingkan antara biaya dan manfaat yang diperoleh (the consumer's costs and benefit). Biaya/costs antara lain waktu dan tenaga, dana pinjaman, pendapatan atau tabungan pribadi dan keluarga dan sebagainya. Sedangkan manfaat/benefits antara lain prospek karir, prestige, keunikan program, pengalaman selama menjalankan pendidikan, kualitas pergaulan, dan lain-lain. Mahasiswa sebagai konsumen biasanya cenderung untuk mencari harga yang lebih rendah tetapi memberikan nilai yang tinggi. Jasa pendidikan adalah suatu pengalaman yang tidak dapat dinilai sebelum kita mengalami atau merasakan sendiri. Hasil jasa tersebut belum jelas atau nyata, sampai lulusannya dapat memperoleh pekerjaan dan menjadi seorang profesional. Memang harus disadari bahwa harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran, yang mempengaruhi pilihan konsumen. Banyak dari mereka (mahasiswa) bersedia membayar lebih untuk mendapatkan pendidikan 24 yang berkualitas tinggi. Jika lembaga lokasinya nyaman, fasilitasnya lengkap, telah punya nama yang dikenal luas karena kualitasnya, tentu akan lebih menarik perhatian calon mahasiswa. Apabila perguruan tinggi bemiat melakukan kenaikan harga untuk program pendidikannya, maka harus didukung oleh kampanye komunikasi yang mengindikasikan jumlah dan waktu peningkatan tersebut, alasannya dan usaha lembaga untuk memperbaiki efektivitas, seperti usaha peningkatan bantuan finansial, usaha penambahan dana, atau menghapuskan pengeluaran yang tidak penting. 3) Lokasi (place)/sistem delivery, merupakan perencanaan dan pelaksanaan program jasa pendidikan yang akan dirasakan oleh mahasiswa. Pengertian tempat dalam konsep bauran pemasaran meliputi saluran distribusi, lokasi dan persediaan. Sistem penyampaian suatu perguruan tinggi harus dapat menyempurnakam tujuan lembaga itu sendiri, ketika memberikan pengertian kepada mahasiswa sebagai konsumen. Juga misi dan sumber daya lembaga, keberadaan program atau jasa yang akan didistribusikan, dan ketersediaan alternatif. Perguruan tinggi juga harus mempertimbangkan daya tarik dan kenyamanan bagi mahasiswa. Dalam mendesain sistem penyampaian yang efisien, pihak perguruan tinggi pertama harus memutuskan tingkat kenyamanan yang dapat dan harus ditawarkan pada pasar sasarannya. Sering kali lembaga tidak dapat menawarkan tingkat yang maksimum dari kenyamanan konsumen, tetapi masih mungkin untuk membuat beberapa perbaikan. Dapat juga membuka tambahan fasilitas atau sistem penyampaian alternative untuk melayani pasar. Perguruan tinggi juga dapat memodifikasi lokasi dan skedul untuk memenuhi tujuan jasa penyampaian mereka. Contohnya, untuk orang-orang tertentu yang tidak dapat kuliah pagi atau siang karena bekerja atau hal lainnya, disediakan kuliah malam hari. 4) Promosi (promotion) merupakan cara yang dilakukan perguruan tinggi dalam upaya menginformasikan produk pendidikan dan jasanya pada masyarakat dan calon mahasiswa, sehingga calon mahasiswa 25 termotivasi/terdorong untuk memilih masuk menjadi mahasiswa. Selain itu, promosi juga dilakukan kepada mahasiswa lama agar mengetahui perkembangan dan kemajuan yang dilakukan perguruan tinggi, sehingga mahasiswa akan mendapatkan kepuasan. Definisi promosi menurut (Alma, 2011:179) : “Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberikan penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa.” Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan menyakinkan calon konsumen. Promosi mempunyai lima perangkat utamanya antara lain iklan, pemasaran langsung, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan penjualan personal. Kombinasi dari aktivitas tersebut disebut sebagai bauran promosi. Definisi dari masingmasing promosi tersebut menurut Kotler dan Keller (2006:269) adalah sebagai berikut: Sampel : Tawaran sejumlah produk atau jasa gratis yang dikirimkan dari rumah ke rumah, dikirim melalui pos, diambil di toko, desertakan pada produk lain, atau ditampilkan dalam tawaran iklan. Kupon : Sertifikat yang memberi hak kepada pemegangnya atas potongan harga yang ditetapkan untuk produk tertentu: dikirim lewat pos, dimasukkan dalam produk lain atau dilampirkan, atau disisipkan dalam iklan majalah dan koran. Paket Harga (transaksi potongan harga) : Menawarkan kepada konsumen penghematan dari harga biasa suatu produk, yang dikurangkan pada label atau kemasan. Peket pengurangan harga (reduced-price pack) adalah suatu kemasan yang dijual dengan pengurangan harga (seperti beli satu dapat dua). Paket gabungan (banded pack) adalah dua produk terkait digabungkan bersama (seperti sikat gigi dan pasta gigi). Premium (hadiah pemberian) : Barang yang ditawarkan dengan 26 harga yang relatif rendah atau gratis sebagai insentif untuk membeli produk tertentu. premium bersama kemasan (with-pack premium) diberikan bersama produk tersebut bersama produk tersebut dalam kemasannya. Premium pos gratis (free-in-the-mail premium) dikirim melalui pos kepada konsumen yang telah mengirimkan bukti pembelian, seperti tutup atas kotak atau kode UPC. Premium yang diuangkan sendiri (self-liquadating premium) dijual di bawah harga eceran normalnya kepada konsumen yang memintanya. Program Frekuensi : Program yang memberikan imbalan yang terkait dengan frekuensi dan intesitas konsumen membeli produk atau jasa perusahaan tersebut. Hadiah (kontens, undian, permainan) : Hadiah adalah tawaran kesempatan untuk memenangkan uang tunai, perjalanan, atau barang karena membeli sesuatu. Kontes mengharuskan konsumen menyerahkan masukan untuk dipelajari sekelompok juri yang akan memilih masukan terbaik. Undian meminta konsumen menyerahkan nama mereka ke dalam penarikan undian. Permainan memberikan sesuatu kepada konsumen setiap kali mereka membeli-nomor bingo, huruf yang hilang-mungkin akan membantu mereka memenangkan hadiah. Imbalan Berlangganan : Nilai dalam bentuk tunai atau bentuk lain yang sebanding dengan loyalitas berlangganan penjual atau sekelompok penjual tertentu. Pengujian Gratis : Janji eksplisit atau implisit penjual bahwa produk tersebut akan bekerja sebagaimana telah ditentukan atau, kalau tidak, penjual tersebut akan memperbaikinya atau mengembalikan uang pelanggan tadi selama kurun waktu yang telah ditetapkan. Promosi Bersama : Dua atau lebih merek atau perusahaan bekerja sama dalam kupon, pengembalian uang, dan kontes untuk 27 meningkatkan daya tarik. Promosi-Silang : Menggunakan satu merek untuk mengiklankan merek lain yang tidak bersaing. Pajangan dan Peragaan di Tempat Pembelian (POP-Point-OfPurchase) : Pajangan dan peragaan di tempat pembelian berlangsung di tempat-tempat pembelian dan penjualan. 5) SDM (people), merupakan orang-orang yang terlibat dalam menjalankan semua aktivitas pendidikan di perguruan tinggi, mulai dari tenaga dosen asisten dosen, tenaga adminstrasi dan support lainnya. Kualitas pada bauran ini sangat menentukan kualitas perguruan tinggi di mata mahasiswa. Salah satu karakteristik jasa pendidikan adalah dominannya unsur interpersonal approach mulai jajaran karyawan di bagian administrasi (back office) sampai ke dosen atau pengajar. Hasil akhir dari proses pemasaran produk dan jasa, pada akhirnya akan dinilai dari unsur pelayanan para pekerjanya. Oleh sebab itu meskipun secara konsep 4P sudah dikemas dengan baik, tetapi hasilnya tetap tidak akan optimal apabila tidak didukung oleh kehandalan pekerjanya dalam memasarkan produknya. Elemen people ini memiliki 2 aspek, yaitu: (1) Service People Dalam organisasi jasa, service people biasanya memegang jabatan ganda, yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut. Dengan pelayanan yang baik, cepat, ramah, teliti dan akurat akan menciptakan kepuasan dan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan nama baik perusahaan. (2) Customer Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada di antaranya para pelanggan. Pelanggan dapat memberikan persepsi kepada nasabah lain, tentang kualitas jasa yang pemah didapatnya dari perusahaan. Keberhasilan dari pemasaran jasa berkaitan erat dengan seleksi, pelatihan,motivasi dan manajemen dari sumber daya manusia. Telah bank contoh dari jasa jasa yang jatuh atau berhasil sebagai 28 akibat dari tidak efektif atau efektifnya manajemen sumber daya manusia. Pentingnya sumber daya manusia dalam pemasaran jasa telah mengarah pada perhatian yang besar pada pemasaran internal. Pemasaran internal semakin diakui perusahaan jasa dalam menentukan sukses pemasaran ke pelanggan eksternal. 6) Sarana fisik/fasilitas (physical evidence). Physical evidence ini merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen, untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk di dalam physical evidence antara lain lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan service yang diberikan seperti sampul, label, dan lain sebagainya. Selain itu atmosfir dari perusahaan yang menunjang seperti visual, aroma, suara, tata ruang, dan lain-lain. Dalam industri jasa pengelolaan physical evidence merupakan strategi yang penting untuk keberhasilan pemasaran jasa, penggunaan unsur yang tangible, untuk memperkuat arti dan pokok dari produk jasa yang bersifat intangible. Dalam industri pendidikan, physical evidence merupakan strategi yang penting untuk keberhasilan pemasaran, penggunaan unsur yang tangible, untuk memprkuat arti dan nilai produk jasa bersifat intangible. 7) Proses (process), merupakan aktivitas perguruan tinggi dalam melaksanakan jasa pendidikannya. Pengertian proses mencakup sistem dan prosedur baik berupa persyaratan ataupun mencakup berbagai ketentuan yang diberlakukan oleh perguruan tinggi terhadap produknya. Sistem dan prosedur pada akhirnya akan merefleksikan suatu penilaian yang praktis seperti lamban atau cepat. Proses dalam perguruan tinggi diatur dalam prosedur-prosedur yang berkaitan satu sama lain, mulai dari penerimaan mahasiswa baru sampai dengan wisuda. Tetapi proses utama yang ada di perguruan tinggi adalah bagaimana meningkatkan kemampuan dan kemandirian mahasiswa melalui kegiatan akademik yang baik. 29 Ketujuh bauran pemasaran jasa pendidikan di atas menjadi perhatian pimpinan perguruan tinggi dalam menyusun program kerjanya untuk mendapatkan mahasiswa dan sekaligus untuk menjaga keberlanjutan program akademik bagi mahasiswa aktif. Bagi Mahasiswa, sebagai komponen, ketujuh bauran pemasaran jasa pendidikan di atas menjadi komponen evaluasi, baik pada saat memutuskan untuk menjadi mahasiswa perguruan tinggi maupun untuk memutuskan tetap aktif sebagai mahasiswa sampai lulus. 2.1.5 Niat Beli Ulang 2.1.5.1 Pengertian Niat Beli Definisi niat beli menurut Mowen dan Miror (2007:43) yang dikutip oleh Rustamat dan Andjarwati (2013) yaitu : “Niat beli adalah penentuan dari pembeli untuk melakukan suatu tindakan seperti membeli produk atau jasa.” Perusahaan atau pemasar harus dapat mengetahui bagaimana niat beli konsumen pada suatu barang atau jasa, karena hal tersebut dapat menjadi acuan untuk memprediksi bagaimana perilaku konsumen di waktu yang akan datang. 2.1.5.2 Pengertian Niat Beli Ulang Menurut Hellier et al (2003) dikutip oleh Eric Kusnadi Kartika (2014) niat beli ulang merupakan keputusan konsumen untuk melakukan pembelian kembali suatu produk atau jasa berdasarkan atas pengalaman dengan mengeluarkan biaya untuk memperoleh barang atau jasa, serta cenderung dilakukan secara berkala.. Boyd dan Mason (1999) mengutarakan konsep, dimana konsumen dalam memakai suatu produk akan melakukan evaluasi terhadap karakteristik produk tersebut, dan jika evaluasi tersebut menarik bagi konsumen, maka daya tarik konsumen akan semakin bertambah dan hal ini akan meningkatkan kemungkinan konsumen tersebut untuk melakukan pembelian ulang. 30 Niat beli ulang adalah tindakan membeli suatu produk atau merk yang dibeli sebelumnya (Schiffman dan Kanuk; 2000:G10) 2.1.6 Hubungan antara Bauran Pemasaran Jasa dengan Niat Beli Ulang atau Niat Melanjutkan Menurut Kotler & Amstrong (2012) bauran pemasaran terdiri atas segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya, atribut produk seperti kualitas produk, rancangan, kemasan yang baik, maupun fitur yang menarik dapat menjadi alternatif pilihan bagi konsumen untuk menikmati produk tersebut, sehingga dapat menimbulkan niat beli ulang. Seperti yang dikatakan oleh Hellier et al (2003), niat beli ulang merupakan keputusan konsumen untuk melakukan pembelian kembali suatu produk atau jasa berdasarkan atas pengalaman dengan mengeluarkan biaya untuk memperoleh barang atau jasa, serta cenderung dilakukan secara berkala. Dengan kata lain, pengalaman yang diperoleh konsumen dari suatu produk atau jasa yang baik, akan menimbulkan kesan positif yang menunjukkan bahwa konsumen mendapatkan apa yang diinginkannya, sehingga konsumen akan melakukan pembelian ulang. Niat beli ulang konsumen ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya dipengaruhi oleh faktor bauran pemasaran yang melekat pada produk tersebut. 2.2 Penelitian Sebelumnya Untuk mendukung kajian teori dari isi penelitian ini, Penulis memasukkan beberapa jurnal sebagai bahan referensi bagi penulis. Jurnal yang dipilih adalah berdasarkan variabel-variabel yang diteliti, yaitu bauran pemasaran jasa sebagai variabel independen, dan niat beli ulang sebagai variabel dependen. Berikut merupakan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang mempunyai kaitan dengan bauran pemasaran jasa terhadap niat beli ulang. 31 Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya No. Peneliti Judul, Tahun, dan Sumber Variabel Penelitian 1 Eric Pengaruh Bauran Pemasaran Kusnadi Terhadap Niat Beli Ulang Kartika Sepeda Motor Honda Kategori Sport Mid. (2014) Hasil dan Kesimpulan - Bauran 1. Bauran Pemasaran pemasaran sepeda - Niat Beli Ulang motor Honda Sport Mid yang saat ini Sumber : E-Journal Graduate dilakukan oleh PT. Unpar Astra Honda Motor lebih mengutamakan bauran pemasaran Price di dalam memasarkan sepeda motor Honda Sport Mid dibandingkan bauran pemasaran Product, Place, dan Promotion. 2. Bauran pemasaran (Product, Price, Place, Promotion) secara simultan berpengaruh terhadap niat beli ulang sepeda motor 32 Honda Sport Mid. 3. Bauran pemasaran, secara partial (Product dan Place), berpengaruh terhadap niat beli ulang sepeda motor Honda Sport Mid, dengan bauran pemasaran Place lebih berpengaruh terhadap niat beli ulang sepeda motor Honda Sport Mid daripada bauran pemasaran Product. 2 Septiani Pengaruh Marketing Mix - Bauran - Tanggapan Amelya Jasa Terhadap Niat Beli Pemasaran responden Ulang Konsumen Kepada jasa mengenai PT.Adira Finance Cabang - Niat Beli marketing mix jasa Bandung 2 (2013) Ulang adalah sebesar Sumber : Repository 3.88, nilai tersebut Universitas Widyatama berada pada interval 3,40-4,19. Artinya rata-rata responden bahwa marketing mix jasa 33 dari PT.Adira Finance Cabang Bandung 2 dinilai Baik. - Tanggapan responden mengenai niat beli ulang adalah sebesar 3,91 nilai tersebut berada pada interval 3,40 – 4,19. Artinya niat konsumen untuk membeli ulang pada PT. Adira Finance cabang bandung 2 dapat dinilai baik, karena nilai rata – rata keseluruhan pernyataan sebesar 3,91 dan dapat menunjukan loyalitas konsumen. 3. Hafrizal Pengaruh Bauran Pemasaran -Bauran - Produk, harga, Okta Jasa Terhadap Keputusan Pemasaran promosi, dan bukti Pembelian Kartu Perdana Jasa fisik tidak Prabayar XL di Kota Padang -Keputusan berpengaruh (2012) Pembelian Sumber : Jurnal Manajemen signifikan terhadap 34 dan Kewirausahaan, Volume keputusan 3, Nomor 1, (ISSN:2086 – pembelian kartu 5031) perdana prabayar XL di Kota Padang. - Distribusi, karyawan dan proses berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kartu perdana prabayar XL di Kota Padang. Tabel 2.1 memperlihatkan terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh antara bauran pemasaran jasa terhadap niat beli ulang yaitu penelitian yang dilakukan oleh Eric Kusnadi Kartika yang menyatakan bahwa bauran pemasaran jasa berpengaruh terhadap niat beli ulang. 2.3 Kerangka Pemikiran Program bauran pemasaran jasa yang telah dijalankan manajemen Program Magister Akuntansi Universitas Widyatama antara lain terdiri dari product, price, place, promotion, physical evidence, people & process. Dengan program bauran pemasaran ini diharapkan bisa mempengaruhi niat mahasiswa lulusan S-1 Akuntansi Universitas Widyatama untuk melanjutkan studi di Program Magister Akuntansi Universitas Widyatama. Berdasarkan uraian diatas, maka Penulis melihat adanya hubungan bauran pemasaran jasa dengan niat Mahasiswa lulusan S-1 Akuntansi Universitas Widyatama untuk kuliah di Program Magister Akuntansi Universitas Widyatama sedangkan faktor-faktor lainnya dianggap konstan atau tetap (cateris paribus). 35 Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran Bauran Jasa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pemasaran Produk Harga Lokasi Promosi Orang Bukti Fisik Proses Niat Mahasiswa Melanjutkan Studi di Maksi Widyatama 1. Waktu 2. Tempat 3. Hambatan 2.4 Hipotesis Berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan diatas, maka hipotesis penelitian dapat diirumuskan sebagai berikut : Bauran Pemasaran Jasa berpengaruh Terhadap Niat Mahasiswa Program S-1 Akuntansi Universitas Widyatama Untuk Melanjutkan Studi Magister Akuntansi Universitas Widyatama . Di Program