Pemerintah Cari Altematif Pembiayaan Usaha Mikro

advertisement
Pemerintah Cari Altematif Pembiayaan Usaha Mikro
Written by Artikel
Monday, 23 August 2010 09:07 -
Jakarta: PEMERINTAH terus mengupayakan mencari alternatif pembiayaan permodalan usaha
mikro kecil (UMK) karena masih terjadi kesenjangan kebutuhan modal UKM dan suplai modal
perbankan.
Deputi Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharam mengatakan pemerintah
terus menggali sumber alternatif pembiayaan UMK untuk tahun 2011.
"Dalam koordinasi pusat dan daerah, aspek pembiayaan tidak hentinya menjadi masalah yang
dibahas. Pemerintah sudah berupaya menghadirkan pembiayaan untuk pelaku usaha mikro
dan lewat PNPM Mandiri, dana bergulir, dan KUR. Di daerah juga ada pembiayaan altematif,"
katana dalam temu nasional pembiayaan di Jakarta, Jumat (20/8).
Menurut dia, suplai dan kebutuhan modal UMK tidak sesuai Hampir di semua wila-yah,
permodalan bank tidak cukup untuk modal UMK.
Mengacu data Badan Pusat Statistik 2008, jumlah UMKM mencapai 51,3 juta unit. Bila dirinci
menurut skala usaha sekira 50,7 juta unit mikro (UM), 520.200 usaha kecil (UK), dan 39.700
usaha menengah.
Apabila kebutuhan modal UM rata-rata RplO juta, maka kebutuhan permodalan 50.697.659 unit
UM sekira Rp506,97 triliun. Apabila kebutuhan modal UK sekira RplOO juta maka diperlukan
Rp52,O2 triliun untuk Rp520.222 unit UK. Apabila kebutuhan modal usaha menengah rata-rata
Rpl miliar, maka dibutuhkan Rp39,65 triliun untuk 39.657 unit usaha menengah. Sehingga
seluruh kebutuhan permodalan mencapai Rp598,65 triliun.
Data Kemenkop, modal perbankan untuk usaha mikro hanya terealisasi Rp47,319 triliun
sedangkan kebutuhan modal nonbank Rp459,651 triliununtuk 45.847.552 unit usaha.
Untuk usaha kecil, modal perbankan hanya Rp41,155 triliun sedangkan kebutuhan modal
sekira RplO.865 triliun untuk 2.542.270 unit usaha Untuk usaha menengah, kebutuhan modal
dari nonbank sekira Rp 1,139 triliun. Suplai modal perbankan sebesar Rp38.511 triliun dari
kebutuhan Rp39,65O triliun untuk 224.728 unit usaha menengah.
Pengamat ekonomi Umar Juoro mengatakan masalah dalam penyaluran kredit UMK karena
perbankan dan lembaga keuangan dengan UMK belum nyambung. "Ada kesenjangan." katanp.
Di Malaysia, rasio kredit perbankan terhadap PDB hampir 100 persen. Sebaliknra di indonesia
rasio kredit perbankan terhadap PDB hanya mencapai 25 persen. Hampir semua perusahaan di
Malaysia sudah memiliki akses kredit ke bank.
Sumber : Jurnal Nasional
1/1
Download