1. cover - UNAIR REPOSITORY

advertisement
5
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Bank
2.1.1 Pengertian Bank
Sebagai lembaga keuangan yang dipercaya masyarakat, Bank merupakan
badan usaha yang sangat penting yang dapat menunjang keseluruhan program
pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga
yang melancarkan arus uang dari masyarakat.
Menurut Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998 yang di kutip oleh
Sembiring (2008:2), pengertian Bank adalah “Badan usaha yang menghimpun
dana
dari
masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak”.
Menurut (Kasmir, 2002;2) dalam bukunya Dasar-Dasar Perbankan, dijelaskan
bahwa “Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun
dan dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat, serta
memberikan jasa-jasa bank lainnya.”
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat dimpulkan bahwa bank
adalah
lembaga
keuangan
yang
kegiatan
utamanya
menghimpundanadari
masyarakat kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat.
2.1.2Jenis Bank
Dalam kegiatan perbankan dibedakan sesuai jenis-jenis bank. Setiap jenisjenis bank memiliki ciri dan tugas tersendiri dalam melakukan kegiatannya, maka
jenis-jenis bank terbagi menjadi berbagai macam. Menurut Ramly dan Rustan
(2005:15), jenis-jenis bank dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu:
5
6
a) Bank Umum
Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum dapat memberikan seluruh
jasa bank yang ada dan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh
wilayah.
b) Bank Perkreditan Rakyat
Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konversional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran serta wilayah operasionalnya terbatas.
Berdasarkan definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jenis bank
terbagi menjadi dua yaitu bank umum dan bank perkreditan rakyat yang di mana
kegiatan usaha secara konversional atas berdasarkan prinsip syariah dan kelebihan
dari bank umum adalah memberikan seluruh jasa bank yang ada serta wilayah
oprasionalnya sangat luas.
2.1.3 Fungsi Bank
Fungsi perbankan yaitu sebagai penghimpun, penyalur dan melayani jasa
dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang di masyarakat yang bertujuan
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, dalam rangka meningkatkan
pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak.
Menurut Susilo, Triandaru dan Budisantoso (2005:9), fungsi bank terdiri dari :
1. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam
hal menghimpun danamaupun meyalurkan dana. Masyarakat akan mau
menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan.
2. Agent of Development
Kegiatan sektor moneter dan sektor riil dalam perekonomian tidak dapat
dipisahkan.Kedua sektor tersebut berinteraksi saling mempengaruhi satu
7
samalainnya. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila
sektor moneter tidak bekerja dengan baik.
3. Agent of Services
Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank
juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan lain kepada masyarakat.
Menurut Undang-undang Pasal 3 No. 7 tahun 1992 yang dikutip oleh
Sembiring (2008:87), mengenai fungsi perbankan adalah:
1) Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat atau
penerima dana.
2) Bank sebagai penyalur dana kepada masyarakat atau sebagai lembaga
pemberi kredit.
3) Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan
pembayaran.
Ketiga fungsi bank diatas diharapkan dapat memberikan gambaran yang
menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian.Dengan
demikian bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan
atau financial intermediary institution.
2.1.4 Tujuan Bank
Menurut Undang-undang No 10 tahun 1998 (Pasal 1) yang dikutip oleh
Sembiring (2008:7), tujuan bank adalah:
“Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan dalam
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”.
Menurut Kuswandi (2000:5), tujuan bank adalah:
“Perbankan bertujuan untuk membantu pelaksanaan program pemerintah seperti
pelaksanaan
pembangunan,
menunjang
peningkatan kesejahteraan rakyat.”
pertumbuhan
perekonomian
dalam
8
2.2 Kredit
2.2.1 Pengertian Kredit
Dana yang diperoleh bank dalam simpanan disalurkan kembali dalam bentuk
kredit kepada masyarakat yang memerlukannya. Bank memperoleh keuntungan
dari selisih bunga yang diberikan kepada masyarakat. Kata kredit berasal dari bahasa
Yunani yaitu “Credere” yang artinya kepercayaan, sehingga seseorang atau badan
usaha diberikan pinjaman, diyakini dapat mengembalikan karena orang atau badan
usaha percaya bahwa dana yang diberikan akan kembali. Menurut Veithzal (2005;3)
kredit adalah penyerahan, barang, jasa atau uang dari satu pihak (kreditur/atau
pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau
pengutang/borrower) dengan janji membayara dari penerima kredit kepada pemberi
kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak.
Beberapa pengertian kredit menurut Undang-Undang Republik Indonesia,
yaitu:
a) Pengertian kredit menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.10
tahun 1998 tentang Perbankan pasal 1 ayat (11) adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga.
b) Pengertian kredit menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14
tahun 1998 tentang pokok-pokok Perbankan adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan
meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana peminjam
berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu dengan jumlah
bunga yang ditetapkan.
2.2.2 Tujuan Kredit
Secara ekonomis tujuan kredit yaitu untuk mendapatkn keuntungan, maka
bank akan hanya memberikan kredit jika betul-betul merasa yakin bahwa
penerima kredit mampu atau mau mengembalikan kredit.
9
Menurut Kasmir (2006:96), tujuan pemberian kredit antara lain :
1. Mencari keuntungan
Tujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tesebut.Hasil
tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sehingga
balas jasa dan biya administrsi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
2. Membantu usaha dari nasabah
Tujuan lainnya untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana,
baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.
3. Membantu pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti
adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor, seperti peneriman
pajak, membuka kesempatan kerja, menghemat devisa negara dan
meningkatkan devisa Negara.
Dari ketiga tujuan kredit di atas maka dapat memberikan gambaran yang
menyeluruh dan lengkap mengenai tujuan kredit dalam membantu perekonomian
negara.
Dengan
demikian
tujuan
kredit
adalah
membantu
masyarakat
dalammemenuhi kebutuhan dana yang diperlukan dan untuk mensejahterakan
masyarkat.
2.2.3 Fungsi Kredit
Fungsi kredit kehidupan
perekonomian
menurut
Kasmir (2006:96), adalah
sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan daya guna uang.
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya
adalah uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang
berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk
menghasilkan barang dan jasa oleh penerima kredit.
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
10
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu
wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan
memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang
dari daerah lainnya.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang.
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk
memperoleh barang yang tidak berguna menjadi berguna dan bermanfaat.
4. Untuk meningkatkan peredaran barang.
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari wilayah
ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar bertambah.
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi.
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi
karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang
yang diperlukan oleh masyarakat.
6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha.
Bagi penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha,
apalagi bagi nasabah yang memang modalnya pas-pasan.
7. Untuk meningkatkan penerapan pendapatan.
Semakin banyak kredit yang diberikan maka akan semakin baik terutama
dalam hal meningkatkan pendapatan.
8. Untuk meningkatkan hubungan internasional.
Pinjaman internasional dapat meningkatkanhubungan antara Negara
karena merasa saling membutuhkan antara penerima kredit dengan pemberi
kredit.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi
kredit terdiri dari meningkatkan daya guna dan barang, peredaran dan lalu lintas
uang, sebagai alat stabilitas ekonomi, meningkatkan kegairahan berusaha,
meningkatkan pendapatan, dan meningkatkan hubungan Internasional.Hal ini
merupakan fungsi penggunaan kredit bagi masyarakat.
11
2.2.4 Jenis Jenis Kredit
Pada prinsipnya kredit itu cuma satu macam saja yaitu uang bank yang
dipinjamkan kepada nasabah dan akan dikembalikan pasa suatu waktu tertentu
dimasa mendatang, disertai dengan suatu kontrak prestasi berupa bunga. Tetapi
berdasarkan berbagai keperluan usaha serta berbagai unsur ekonomi yang
mempengaruhi bidang usaha para nasabah. Jenis-jenis kredit menurut Rivai dan
Veithzal (2005:28), adalah :
1. Jenis kredit menurut bentuknya.
a) Cash Loan
Cash loan adalah pinjaman uang tunai yang diberikan bank kepada
nasabahnya sehingga dengan pemberian fasilitas cash loan ini, bank telah
menyediakan dana (fresh money) yang dapat digunakan oleh nasabah
berdasarkan ketentuan yang ada dalam perjanjian kreditnya.
b) Non-Cash Loan
Non-Cash Loan adalah fasilitas yang diberikan bank kepada nasabhnya,
tetapi atas fasilitas tersebut bank belum mengeluarkan uang tunai. Dalam
fasilitas yang diberikan ini bank baru menyatakn kesanggupan untuk
menjamin pembayaran kewajiban nasabah kepada pihak lain/pihak ketga,
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam surat jaminan yang
dikeluarkan oleh bank.
2. Jenis kredit menurut jangka waktu.
a) Kredit jangka pendek.
Kredit yang berjangka waktu maksimum satu tahun.
b) Kredit jangka menengah.
Kredit yang jangka waktu antara satu sampai dengan tiga tahun.
c) Kredit jangka panjang.
Kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga tahun.
d) Demand Loan atau Call loan
Kredit yang setiap waktu dapat diminta kembali.
12
3. Jenis menurut kegunaannya.
a) Kredit modal kerja.
Kredit yang diberikan dengan tujuan untuk modal kerja perusahaan dalam
rangka pembiayaan aktiva lancer perusahaan, seperti pembelian bahan
baku/mentah, bahan penolong atau pembantu, barang dagangan,
biaya
eksploitasi barang modal, piutang, dan lain-lain.
b) Kredit investasi.
Kredit investasi adalah kredit (berjangka enengah atau panjang) yang
diberikan untuk membiayai investasi suatu usaha guna merahabilitasi,
modernisasi, perluasan, ataupun pendirian model proyek baru, misalnya
kredit untuk membangun pabrik, membeli mesin dan pembangunan
infrastruktur lainnya.
c) Kredit konsumtif.
Kredit yang diberikan bank kepada pihak ketiga/perorangan untuk keperluan
konsumsi berupa barang atau jasa dengan cara membeli, menyewa, atau
dengan cara lain.
2.2.5 Analisa Kredit
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin
bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali, keyakinan tersebut
diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian
kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan
keyakinan tentang nasabahnya seperti melalui prosedur penilaian yang benar.
Biasanya kriteria yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah
yang benar benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.
Menurut Kasmir (2007:104), analisis 5C adalah :
1. Character
Pengertian character adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon
debitur.Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank
13
bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang memberikan kredit benarbenar dapat dipercaya.
2. Capacity (Capability)
Untuk
melihat
yangdihubungkan
kemampuan
dengan
nasabah
kemampuannya
dalam
membayar
mengelola
bisnis
kredit
serta
kemampuannya mencari laba.
3. Capital
Bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%. Artinya
setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus pula
menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri dengan kata lain
capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki
nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.
4. Colleteral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun non fisik.Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
5. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang
danuntuk masa yang akan datang sesuai dengan sektor masing-masing.
Sedangkan penilaian kredit dengan metode analisis 7P menuut Kasmir
(2007:106), adalah sebagai berikut :
1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari-hari maupun masa lalunya.Personality juga mencakup sikap, emosi,
tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
2. Party
Yaitu mengklarifikasi nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongangolongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
3. Perpose
Yaitu mengengetahui tujuan nasabah dalam pengambilan kredit, termasuk
jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat
14
bermacam-macam apakah tujuan untuk konsumtif atau untuk tujuan
produktif atau untuk tujuan perdagangan.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau
sebaliknya.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang
yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian
kredit yang diperolehnya.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari
laba.Profitability diukur dari peiode ke periode apakah akan tetap sama atau
akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan
diperolehnya dari bank.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank
namunmelalui suatu perlindungan.Perlindungan dapat berupa jaminan
barang atau orang atau jaminan asuransi.
Berdasarkan penjelasan diatas maka analisis kredit adalah penilaian yang
diberikan kepada nasabah dalam pengajuan kredit.Analisis 5C dan 7P yang terdiri
dari analisis kualitatif dan kuantitatif.Analisa kualitatif dilakukan terhadap
kualitas dan stabilitas usaha dengan mempertimbangkan dengan posisi pasar
dengan pesaingan,prospek usaha, karakter pemohon, latar belakang dan kualitas
manajemennya. Analisa kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis kondisi
keuangan nasabah mengetahui usulan kredit yang dapat diterima atau ditolak.
2.2.6 Penggolongan Kredit
Dalam memberikan kredit, pihak bank pasti memperhatikan asas-asas
pemberian kredit yang sehat. Hal ini dilakukan agar dimasa yang akan datang,
nasabah dapat menunjukan performa yang bagus dengan selalu mengikuti perjanjian
15
yang sudah disetujui bersama sebelumnya. Meskipun pihak bank sudah
memperhatikan asas-asas pemberian kredit yang sehat namun, pada kenyataannya
masih ada nasabah yang tidak mengikuti perjanjian yang ada sehingga membuat
performa bank menjadi terganggu. Agar performa bank tidak terganggu maka bank
memerlukan suatu cara agar resiko kredit dapat diminimalisir, salah satunya dengan
menggolongkan kredit menurut performanya.
Menurut Ismail (2011:122), Bank melakukan penggolongan kredit menjadi dua
golongan, yaitu kredit performing dan non-performing. Kredit performing disebut
juga dengan kredit yang tidak bermasalah dibedakan menjadi dua ketegori, yaitu:
a. Kredit dengan kualitas lancar
Kredit lancar merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah dan tidak
terjadi tunggakan, baik tunggakan pokok dan bunga.Debitur melakukan
pembayaran angsuran tepat waktu sesuai perjanjian kredit.
b. Kredit dengan kualitas dalam perhatian khusus
Kredit dalam perhatian khusus merupakan kredit yang masih digolongkan
lancar, akan tetapi mulai ada tunggakan. Ditinjau dari segi kemampuan
membayar, yang tergolong dalam kredit dalam perhatian khusus apabila
terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang sampai
dengan 90 hari.
Kredit non-performing merupakan kredit yang sudah dikategorikan kredit
bermasalah, karena sudah terdapat tunggakan. Kredit non-performing disebut juga
dengan kredit bermasalah, dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a) Kredit kurang lancar
Kredit kurang lancar merupakan kredit yang telah mengalami tunggakan.
Yang tergolong kredit kurang lancar apabila:
1. Pengembalian pokok pinjaman dan bunganya telah mengalami
penundaan pembayarannya melampaui 90 hari sampai dengan kurang
dari 180 hari.
2. Pada kondisi ini hubungan debitur dengan bank memburuk.
3. Informasi keuangan debitur tidak dapat diyakini oleh pihak bank.
16
b) Kredit diragukan
Kredit diragukan merupakan kredit yang mengalami penundaan pembayaran
pokok dan/atau bunga.
Yang tergolong kredit diragukan apabila:
1. Penundaan pembayaran pokok dan/atau bunga antara 180 hingga 270
hari.
2. Pada kondisi ini hubungan debitur dengan bank memburuk.
3. Informasi keuangan debitur sudah tidak dapat dipercaya
c) Kredit macet
Kredit macet merupakan kredit yang menunggak melampaui 270 hari atau
lebih. Bank akan mengalami kerugian atas kredit macet tersebut.
2.3 Kredit Bermasalah
2.3.1 Pengertian Kredit Bermasalah
Pengertian kredit bermasalah adalah keadaan dimana nasabah sudah tidak
sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang
telah diperjanjikannya.(Kuncoro dan Suhardjono, 2000; 462).
Sedangkan kredit bermasalah menurut Rivai dan Veithzal (2007:398),
adalah sebagai berikut :
1. Kredit yang didalam pelaksanaannya belum mencapai/ memenuhi target
yang diinginkan oleh pihak bank.
2. Kredit yang memiliki kemungkinan timbulnya risiko dikemudian hari bagi
bank dalam arti luas
3. Mengalami kesulitan didalam penyelesaian kewajiban-kewajibannya, baik
dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya dan/atau pembayaran bunga,
denda keterlambatan serta ongkos-ongkos bank yang menjadi beban debitur
yang bersangkutan.
4. Kredit dimana pembayaran kembalinya dalam bahaya, terutama apabila
sumber-sumber pembayaran kembali yang diharapkan diperkirakan tidak
cukup untuk membayar kembali kredit, sehingga belum mencapai/memenuhi
target yang diinginkan oleh bank.
17
Bagi bank semakin dini menganggap kredit yang diberikan menjadi bermasalah,
semakin baik karena berdampak semakin dini pula dalam upaya penyelamatnannya
sehingga tidak terlanjur parah yang berakibat semakin sulit penyelesaiannya. (Rivai
dan Veithzal, 2005;398)
2.3.2 Penyebab Kredit Bermasalah
Kasmir (2007:126) mengemukakan penyebab kredit bermasalah terdiri dari dua
unsur sebagai berikut :
a. Dari pihak perbankan.
Artinya dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti sehingga apa
yang seharusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya. Dapat pula terjadi akibat
kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisisnya
dilakukan secara subyektif.
b. Dari pihak nasabah.
Dari pihak nasabah kredit bermasalah atau kredit macet diakibatkan dua hal,
yaitu:
1) Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak
bermaksud membayar kewajibannya kepada bank.
2) Adanya unsur tidak sengaja. Artinya, debitur mau membayar, tetapi tidak
mampu.
2.3.3 Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah
Penyelesaian kredit bermasalah dilakukan melalui perundingan kembali
antara kreditur dan debitur dengan memperingan syarat-syarat pengembalian kredit
sehigga dengan memperingan syarat-syarat kredit tersebut diharapkan debitur
memiliki kemampuan untuk menyelesaikan kredit tersebut. Ismail (2011:126-130)
mengemukakan rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan dalam upaya
penyelamatan kredit bermasalah adalah dengan cara sebagai berikut:
1. Rescheduling
Rescheduling merupakan upaya yang dilakukan bank untuk menangani kredit
bermasalah dengan membuat penjadwalan kembali. Beberapa alternatif
18
rescheduling yang dapat diberikan bank antara lain:
a) Perpanjangan jangka waktu kredit
b) Jadwal angsuran bulanan diubah menjadi triwulan
c) Memperkecil angsuran pokok dengan jangka waktu lebih lama
2. Recoditioning
Reconditioning merupakan upaya bank dalam menyelamatkan kredit dengan
mengubah sebagian atau seluruh perjanjian yang telah dilakukan oleh bank
dengan nasabah.Beberapa alternatif reconditioning yang dapat diberikan bank
antara lain:
a) Penurunan suku bunga
b) Pembebasan sebagian atau seluruh bunga yang tertunggak, sehingga
nasabah pada periode berikutnya hanya membayar pokok pinjaman
beserta bunga berjalan.
c) Kapitalisasi bunga, yaitu bunga yang tertunggak dijadikan satu
dengan pokok pinjaman.
d) Penundaan pembayaran bunga, yaitu pembayran kredit oleh nasabah
dibebankan sebagai pembayaran poko pinjaman sampai dengan
jangka waktu tertentu, kemudian pembayaran bunga dilakukan saat
nasabah sudah mampu.
3. Restructuring
Restructuring merupakan upaya
menyelamatkan
kredit
yang dilakukan oleh bank dalam
bermasalah
dengan
cara
mengubah
struktur
pembiayaan yang mendasari pemberian kredit. Beberapa cara yang dapat
dilakukan oleh bank dalam reksturisasi antara lain:
a) Bank dapat memberikan tambahan kredit
b) Tambahan dana tersebut berasal dari modal debitur
c) Kombinasi antara bank dan nasabah
4. Kombinasi
Upaya yang dilakukan bank dengan cara kombinasi antara lain:
a) Rescheduling dan Restructuring
Upaya gabungan anatara rescheduling dan restructuringdilakukan
misalnya, bank memperpanjang jangka waktu kredit dan menambah
19
jumlah kredit.
b) Rescheduling dan Reconditioning
Bank dapat melakukan kmbinasi dengan da cara yaitu dengan
memperpajang jangka waktu dan meringankan bunga.
c) Restructuring dan Reconditioning
Upaya penambahan kredit diikuti dengan keringanan bunga atau
pembebasan tuggakan bunga akan dapat mendorong pertumbuhan
usaha bank.
d) Rescheduling, Restructuring dan Reconditioning
Upaya gabungan ketiga cara tersebut merupaakn upaya maksimal
yang dilakukan oleh bank mislanya jangka waktu diperpanjang, kredit
ditambah, dan tunggakan bunga dibebaskan.
5. Eksekusi
Eksekusi merupakan alternative terakhir yang dapat dilakukan olehbank
untuk menyelamatkan kredit bermasalah. Eksekusi merupakan penjualan
angunan yang dimiliki oleh bank.Asil penjualan agunan yang dimiliki oleh
bank. Hasil penjualan agunan diperlukan untuk melunasi seluruh kewajiban
debitur baik kewajiban atas pinjaman pokok, maupun bunga.
Download