asuhan kebidanan keluarga berencana pada ny. s p2a0 umur 26

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. S
P2A0 UMUR 26 TAHUN AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN
DENGAN AMENORE DI BPM TRI RESITI
JUWIRING KLATEN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Endah Sukmawati
NIM B13 014
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
1
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. S
P2A0 UMUR 26 TAHUN AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN
DENGAN AMENORE DI BPM TRI RESITI
JUWIRING KLATEN
Diajukan Oleh :
Endah Sukmawati
NIM B13 014
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal
Juli 2016
Pembimbing
Arista Apriani, SST., M. Kes
NIK. 201188069
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. S
P2A0 UMUR 26 TAHUN AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN
DENGAN AMENORE DI BPM TRI RESITI
JUWIRING KLATEN
Diajukan Oleh :
Endah Sukmawati
NIM B13 014
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
Program Studi Diploma III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta
Pada tanggal
Penguji I
Juli 2016
Penguji II
Yunia Renny Andhikatias, SST., MPH
NIK 201188092
Arista Apriani, SST., M. Kes
NIK. 201188069
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui
Ka.Prodi D III Kebidanan
Siti Nurjanah, SST., M.Keb
NIK. 201188093
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul ”Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada Ny. S P2A0
Umur 26 tahun Akseptor KB Suntik 1 Bulan dengan Amenore di BPM Tri Resiti
Juwiring Klaten”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Ibu Siti Nurjanah, SST, M.Keb selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta .
3. Ibu Arista Apriani, SST., M.Kes selaku Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan pada penulisan Karya Tulis Ilmiah.
4. Tri Resiti selaku Pimpinan BPM Tri Resiti Juwiring Klatenyang telah
memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam pembuatan
Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas
segala bantuan yang telah diberikan.
6. Ny. S selaku responden yang telah bersedia menjadi subjek penelitian dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Semua teman-teman angkatan 2013 yang telah membantu dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi
kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta,
Juni 2016
Penulis
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016
Endah Sukmawati
B13014
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. S
P2A0 UMUR 26 TAHUN AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN
DENGAN AMENORE DI BPM TRI RESITI
JUWIRING KLATEN
xi + 64 halaman + 13 lampiran
INTISARI
Latar Belakang : Kontrasepsi 1 bulan merupakan jenis kontrasepsi hormonal,
kombinasi 2 jenis hormon yang terdiri dari 25 mg depo medroksiprogesteron
asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan secara parental (injeksi) IM
sebulan sekali. Efek samping dan penanggulangan pemakaian kontrasepsi KB
Suntik 1 bulan yaitu gangguan haid salah satunya amenore yaitu tidak datangnya
haid selama akseptor mengikuti suntikan KB selama 3 bulan berturut-turut atau
lebih. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis di BPM Tri Resiti
Juwiring Klaten pada tanggal 9 November 2015 didapatkan data jumlah Akseptor
KB bulan Oktober 2014 – Oktober 2015telah mencapai 1143 akseptor
Tujuan : Diperolehnya pengamalan nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan
Keluarga berencana pada Ny. S P2A0 Umur 26 tahun akseptor KB suntik 1 bulan
dengan amenore melalui pendekatan proses manajemen kebidanan menurut
Varney.
Metode Penelitian : Jenis laporan ini adalah penelitian observasionl deskriptif
dengan pendekatan studi kasus. Tempat pengambilan kasus ini telah dilaksanakan
di BPM Tri Resiti Dukuh 10/3 Kelurahan Juwiran, Kecamatan Juwiring,
Kabupaten Klaten. Subjek studi kasus ini adalah Ny. S. Studi kasus ini telah
dilaksanakan pada 20 - 26 April 2016. Instrumen yang digunakan adalah format
asuhan kebidanan KBdan catatan perkembangan yang didokumentasikan
menggunakan SOAP. Data primer meliputi pemeriksaan fisik, wawancara,
observasi dan data sekunder meliputi studi dokumentasi dan studi kepustakaan
Hasil Studi Kasus :Ibu mengatakan sudah haid pada tanggal 25 April 2016
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/80mmHg,
respirasi 24x/menit, nadi 84x/menit, suhu 36,6 0C. Ibu tetap menggunakan KB
suntik 1 Bulan
Kesimpulan : setelah dilakukan asuhan selama 6hari pada tidak didapatkan
kesenjangan antara teori dan praktek.
Kata Kunci : Asuhan kebidanan, keluarga berencana, akseptor, amenore
Kepustakaan : 22 literatur (tahun 2007 – 2014)
MOTTO
1. Sesunguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan
(QS.AL-insyiroh :6)
2. Jangan berkhayal menyentuh langit bila memegang lidi pun tak mampu
(penulis)
3. Apa yang telah berlalu,sudah berlalu apa yang telah pergi tidak akan
kembali .oleh karena itu jangan pikirkan apa yang telah berlalu karena
sesungguhnya ia telah pergi dan tidak akan kembali (kahlil Giban )
4. Beri satu kunci untuk mengenal hidup ,jadikan setiap langkah kita sebagai
ibadah insyaallah akan tau tujuan hidup yang sesungguhnya (penulis)
PERSEMBAHAN
Karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan :
1. Allah SWT,yang selalu melimpahkan rahmad dan
hidayahNya sehingga Karya Tulis ilmiah ini bisa
terselesaikan .
2. Ayah dan bunda tercinta terimakasih atas doa dan
restunya dan cinta kasihnya selama ini yang selalu
menyayangi dan mengorbankan tetes keringatnya hanya
untuk bagaimana membuat anak anaknya bahagia .
3. Adiku Lilik Wulandari dan saudara saudaraku yang
selalu memberikan semangat untuk maju terus dan kuat
menghadapi semuanya
4. Ibu Arista Apriyani SST,M.kes selaku Dosen
pembimbing KTI , ibu Siti Nurjanah SST,M.Keb selaku
pembimbing Akademik terimakasih atas bimbinganya.
5. Sahabatku “The ganks ningrat Elsa,Rais,Heni ‘’ yang
selalu memberikan semangat dan motivasi untuk
maju,bangkit,dan kuat menghadapi semuanya.
6. Teman teman kelas 3A dan Dayu Ery,Febri Fitria,Dyan
Sulistiani yang tidak bisa di sebutkan satu persatu ,
terimakasih sudash membantu dalam proses pembuatan
Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Mas Ari Nugroho yang selalu memberiku semangat ,
kekuatan dan kesabaran untukku .
8. Almamaterku
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama
: Endah Sukmawati
Tempat / Tanggal Lahir
: Sragen, 28 Maret 1994
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
:Grasak RT 38/10 Gondang Sragen
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri 7 Gondang
Lulus tahun 2007
2. SMP Negeri 1 Gondang
Lulus tahun 2010
3. SMK PGRI Karangmalang
Lulus tahun 2013
4. Prodi DIII Kebidanan STIKesKusuma Husada SurakartaAngkatan 2013
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
INTISARI ....................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
CURRICULUM VITAE ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan Studi Kasus ...................................................................... 3
D. Manfaat Studis Kasus .................................................................. 4
E. Keaslian Studi Kasus .................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis ................................................................................. 7
1. Keluarga Berencana (KB) ...................................................... 7
2. Kontrasepsi Suntik 1 Bulan ................................................... 9
3. Amenore ................................................................................ 12
B. Teori Manajemen Kebidanan ....................................................... 15
C. Landasan Hukum ........................................................................ 31
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus ........................................................................ 32
B. Lokasi Studi Kasus ...................................................................... 32
C. Subjek Studi Kasus ..................................................................... 32
D. Waktu Studi Kasus ...................................................................... 32
E. Instrumen Studis Kasus ............................................................... 33
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 33
G. Alat dan Bahan yang digunakan ................................................. 36
H. Jadwal Studi Kasus ..................................................................... 37
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan kasus ............................................................................. 39
B. Pembahasan ................................................................................ 54
BABA V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
Lampiran 2.
Surat Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 3.
Surat Balasan dari Lahan pengambilan Data Awal
Lampiran 4.
Surat Ijin Penggunaann Lahan
Lampiran 5.
Surat Balasan Penggunaan Lahan
Lampiran 6.
Lembar Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 7.
Lembar persetujuan Responden
Lampiran 8.
Format Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana (KB)
Lampiran 9.
SAP dan Leaflet Alat Kontrasespi
Lampiran 10. SAP dan Leaflet Amenore
Lampiran11. Dokumentasi
Lampiran 12. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah
visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi Keluarga Berkualitas tahun
2015. Keluarga Berencana (KB) adalah mewujudkan keluarga berkualitas
tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat,
maju, mandiri, mempunyai jumlah anak ideal, berwawasan ke depan,
bertanggung jawab, harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
(Affandi, 2012).
Berdasarkan data dari BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional) tahun 2012 tercatat jumlah 35.845.298 KB aktif
akseptor pengguna KB suntik sebanyak 16.791047 (46,84%), pil sebanyak
9.009.608 (25,13%), IUD sebanyak 4232672 (11,53%), implant sebanyak
3.288.557 (8,17%), MOW sebanyak 1.249.929 (3,49%), kondom sebanyak
1.123.606 (3,13%), dan MOP sebanyak 249.870 (0,70%). Menurut BKKBN
(Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) Provinsi Jawa Tengah
tahun 2012, jumlah akseptor KB aktif sebanyak 5,403,576 terdiri dari
akseptor KB Suntik sebanyak 3.060.828 akseptor (56,64%), akseptor KB pil
sebanyak 835.365 (15.46%), akseptor KB Implant sebanyak 563.934 aksetor
(10,44%), akseptor KB IUD Sebanyak 471,560 (8,73%), akseptor MOW
sebanyak 294,512 akseptor (5,45%), akseptor Kondom sebanyak 119.992
(2,22%) dan akseptor MOP sebanyak 57.385 akseptor (1,06%)(Pusat Data
dan Informasi Kemenkes RI, 2013).
1
2
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, 2012
Kepesertaan KB menurut penggunaan metode kontrasepsi pada tahun 2012
menunjukkan bahwasebagian besar peserta KB memilih untuk menggunakan
metode kontrasepsi suntik yaitu sebesar 46,84%
Kontrasepsi 1 bulan merupakan jenis kontrasepsi hormonal, kombinasi
2 jenis hormon yang terdiri dari 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan
5 mg estradiol sipionat yang diberikan secara parental (injeksi) IM sebulan
sekali (Syafrudin dkk, 2011).
Menurut Suratun (2008), efek samping dan penanggulangan pemakaian
kontrasepsi KB Suntik 1 bulanyaitugangguan haid salah satunya amenore
yaitu tidak datangnya haid selama akseptor mengikuti suntikan KB selama 3
bulan berturut-turut atau lebih.
Peran bidan dalam hal ini yaitu memberikan informasi yang tepat,
lengkap serta obyektif mengenai berbagai metode kontrasepsi sehingga klien
mengetahui manfaat penggunaan kontrasepsi bagi dirinya sendiri maupun
keluarganya dan membantu klien agar dapat menggunakan kontrasepsi yang
mereka pilih secara aman dan efektif (Sulistyawati, 2014).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis di BPM Tri
Resiti Juwiring Klaten pada tanggal 9 November 2015 didapatkan data
jumlah Akseptor KB bulan Oktober 2014 – Oktober 2015telah mencapai
1143 akseptor, terdiri dari 580 akseptor KB suntik (50,7%), 315 akseptor KB
IUD (27,6%), 134 akseptor KB implant (11,7%), 110 akseptor KB pil (9,6%)
dan MOW sebanyak 4 akseptor (0,35%). Akseptor KB suntik terbagi menjadi
2 yaitu KB suntik 3 bulan sebanyak 310 akseptor (53,4%) dan Akseptor KB
3
suntik 1 bulan sebanyak 270akseptor (46,6%). Dari akseptor KB Suntik 1
bulan yang mengalami efek samping peningkatan berat 84akseptor (31,1%),
timbul jerawat sebanyak 64 akseptor (23,7%), menometroragia sebanyak 52
akseptor (19,3%), amenore sebanyak 33 akseptor (12,2%), spotting sebanyak
25 akseptor (9,3%) dan keputihan sebanyak 12 akseptor (4,4%).Berdasarkan
data tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Asuhan
Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny. S P2A0 Umur26 tahun Akseptor KB
Suntik 1 Bulan dengan Amenore di BPM Tri Resiti Juwiring Klaten”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan
yaitu “Bagaimana penatalaksanaanasuhan kebidanan keluarga berencana pada
Ny. S P2A0 Umur26 tahun akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenore di
BPM Tri Resiti Juwiring Klaten melalui pendekatan proses manajemen
kebidanan menurut Varney?”.
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Diperolehnya pengamalan nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan
keluarga berencana pada Ny. S P2A0 Umur26 tahun akseptor KB suntik 1
bulan dengan amenoremelalui pendekatan proses manajemen kebidanan
menurut Varney.
4
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu
1) Melaksanakan pengkajian pada akseptor KB suntik 1 bulan dengan
amenore di BPM Tri Resiti Juwiring Klaten.
2) Melakukan interpretasi data serta merumuskan diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan pada akseptor KB suntik 1 bulan dengan
amenore di BPM Tri Resiti Juwiring Klaten.
3) Merumuskan diagnosa potensial akseptor KB suntik 1 bulan dengan
amenore di BPM Tri Resiti Juwiring Klaten.
4) Mengindentifikasi tindakan segera pada akseptor KB suntik 1 bulan
dengan amenore di BPM Tri Resiti Juwiring Klaten.
5) Menyusun perencanaan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan
pengkajian pada akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenore di
BPM Tri Resiti Juwiring Klaten.
6) Melaksanaan perencanaan tindakan asuhan kebidanan pada akseptor
KB suntik 1 bulan dengan amenore di BPM Tri Resiti Juwiring
Klaten.
7) Melakukan evaluasi tindakan secara teliti dan cermat pada akseptor
KB suntik 1 bulan dengan amenore di BPM Tri Resiti Juwiring
Klaten.
b. Mahasiswa mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus
nyata di lapangan pada kasus akseptor KB suntik 1 bulan dengan
amenore di BPM Tri Resiti Juwiring Klaten.
5
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Diri Sendiri
Dapat menambah wawasan dan pengalaman penulis dalam memberikan
asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenore.
2. Bagi Profesi
Memberi masukan dalam upaya mengembangkan asuhan kebidanan pada
akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenore.
3. Bagi Institusi
a. Instansi
Dapat memberikan masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan
kebidanan khususnya pada akseptor akseptor KB suntik 1 bulan dengan
amenore.
b. Pendidikan
Untuk menambah referensi mengenai asuhan kebidanan pada akseptor
KB suntik 1 bulan dengan amenore.
E. Keaslian Studi Kasus
Keaslian studi kasus pada Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul asuhan
kebidanan pada akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenore sudah pernah
dilakukan oleh mahasiswa :
1. Ningsih S (2013), Program Studi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. T Akseptor KB
Suntik Cyclofem Dengan Amenore Di Klinik Griya Husada 2
6
Karanganyar”. Jenis laporan studi kasus adalah metode deskriptif. Hasil:
Ny. T, P1A0 umur 29 tahun akseptor KB suntik Cyclofemdengan
Amenore. Terapi obat secara teratur, pemberian pil kombinasi25 mg
Estradiol 3 kali sehari untuk 3 hari. Keadaan umum ibu baik, tidak ada
kecemasan, KIE tentang Amenore, ibu diharapkan untuk menjaga personal
hygiene danmengkonsumsi makanan yang bergizi. Ibu bersedia kontrol
bila
masih
ada
keluhan.
Ibu
tetap
menggunakan
KB
suntik
Cyclofem.Kesimpulan: Setelah pelaksanaan tindakan dilakukan evaluasi
hasil asuhan kebidanan selama 5 hari yang didapat yaitu keadaan umum
ibu baik, tidak ada kecemasan, ibu mengerti bahwa tidak haid selama 4
bulan berturut-turut yang dialaminya adalah efek samping dari KB suntik,
ibu merasa senang karena sudah bisa haid lagi dan ibu tetap menggunakan
KB suntik Cyclofem. Pada studi kasus ini terdapat kesenjangan antara
toeri dan praktek. Ibu tetap menggunakan KB suntik Cyclofem
2. HidayatullahN(2015), Program Studi DIII Kebidanan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret dengan judul “Asuhan Kebidanan Keluarga
Berencana Pada Ny.R P1A0 Akseptor Suntik Cyclofem Dengan Amenorea
Di Puskesmas Sangkrah Surakarta”. Hasil data secara deskriptif berdasar
7 langkah Varney. Hasil: Ny.R akseptor suntik cyclofem mengeluh tidak
menstruasi selama 3 bulan. Palpasi abdomen tidak teraba massa. Klien
diberikan informasi penyebab amenorea dan terapi linestrenol 0,5 mg 2x1
selama 7 hari kemudian klien mengalami menstruasi. Terdapat
kesenjangan yaitu tidak dilakukan tes kehamilan, pemeriksaan USG, dan
7
kolaborasi tidak dengan dokter Sp.OG. Kesimpulan: Ny.R akseptor suntik
cyclofem dengan amenorea mengalami menstruasi pada kunjungan hari
ketujuh dan tetap menggunakan suntik cyclofem. Tidak dilakukan tes
kehamilan, pemeriksaan USG, dan kolaborasi tidak dengan dokter Sp.OG.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Keluarga Berencana (KB)
a. Pengertian
Keluarga Berencana adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya
kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi,
ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan
kerugian
sebagai
akibat
langsung
dari
kehamilan
tersebut
(Suratun dkk, 2009).
Keluarga Berencana adalah mengatur jumlah anak sesuai
kehendak
dan
menentukan
sendiri
kapan
ingin
hamil
(Syafrudin dkk, 2011).
b. Manfaat KB
Menurut Syafrudin dkk (2011), manfaat KB adalah melahirkan
kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang
diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran, mengontrol waktu saat
kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri, menentukan
jumlah anak dalam keluarga.
c. Macam-macam Metode KB
Menurut Syafrudin (2011), alat kontrasepsi ada beberapa jenis yaitu:
9
1) KB alamiah, yaitu:
Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang
mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif.
Senggama terputus adalah metode KB tradisional, dimana pria
mengeluarkan alat kelaminya dari vagina sebelum pria mencapai
ejakulasi.
2) KB Barier
Kondom merupakan selubung atau sarung terbuat dari karet
sintestis yang tipis berbentuk silinder dengan muara berpinggir tebal
yang bila digulung berbentuk rata. Diafragma adalah kap berbentuk
bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukkan ke
dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
Spermisida
adalah
bahan
kimia
yang
digunakan
untuk
menonaktifkan atau membunuh sperma, dikemas dalam bentuk
aerosol (busa), tablet vagina, supositoria atau dissolvable film, krim.
3) KB Hormonal
KB Pil terdiri dari KB pil Kombinasi dan KB Pil Progestin (Mini
Pil). KB Suntik terdiri dari suntik kombinasi (suntik 1 bulan) dan
suntik progestin (suntik 3 bulan) dan Implan, terdiri dari 6 kapsul
secara total bermuatan 216 mg levonogestrel.
4) KB Non hormonal
KB Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD adalah
sejenis bahan yang terbuat dari tembaga yang biasanya disebut
10
Copper T, bisa bertahan dalam jangka waktu lama yaitu selama 10
tahun
5) KB Steril atau Kontrasepsi Mantap
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan
fertilitas (kesuburan perempuan). Kontrasepsi ini sangat efektif dan
bersifat permanen dan semi permanen. Vasektomi adalah prosedur
klinik untuk menghentikan kapasistas reproduksi pria dengan jalan
melakukan penutupan pada saluran vas deferens sehingga alur
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi
2. Kontrasepsi Suntik 1 Bulan
a. Pengertian
Kontrasepsi suntik 1 bulan yaitu kontrasepsi suntik bulanan
merupakan metode suntkan yang pemberiannya tiap bulan dengan jalan
penyuntikan secara muscular sebagai usaha pencegahan kehamilan
berupa hormon progesteron dan estrogen pada wanita usia subur
(Mulyani dan Rinawati, 2013).
Kontrasepsi 1 bulan merupakan jenis kontrasepsi hormonal,
kombinasi
2
jenis
hormon
yang terdiri
dari
25
mg depo
medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan
secara parental (injeksi) IM sebulan sekali (Syafrudin dkk, 2011).
b. Cara kerja
KB suntik satu bulan atau KB kombinasi bekerja dengan cara menekan
ovulasi membuat lendir serviks menjadi lebih kental sehingga
mengganggu pergerakan sperma, mengganggu proses penempelan hasil
11
konsepsi akibat atrofi endometrium dan menghambat transformasi
gamet oleh tuba (Syafrudin dkk, 2011).
c. Efektivitas kontrasepsi 1 bulan
Menurut Mulyani dan Rinawati (2013), efektifitas KB suntik 1
bulan sangat efektif yaitu sebesar 0,1 – 04 kehamilan per 100
perempuan selama setahun pertama penggunaan.
d. Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi 1 bulan
Keuntungan dan kerugian menurut Syafrudin dkk (2011), yaitu:
1) Keuntungan
Keuntungan KB suntik 1 bulan yang cukup banyak, yaitu risiko
terhadap kesehatan kecil, tidak mengganggu hubungan suami istri,
tidak perlu periksa dalam, Merupakan jenis kontrasepsi jangka
panjang, efek samping kecil, klien tidak perlu menyimpan obat dan
alat sendiri
2) Kerugian
Disamping keuntungan yang ada juga kekurangan penggunaan KB
suntik 1 bulan, yaitu: efek samping awal penggunaan seperti
gangguan pola haid (tidak teratur, perdarahan bercak, atau
perdarahan sela hingga 10 hari) dan rasa mual, sakit kepala dan
nyeri payudara ringan, klien sangat bergantung kepada pelayanan
kesehatan, efektifitas akan berkurang saat dibarengi dengan
penggunaan obat epilepsi atau obat tbc, tidak mencegah ims
(Infeksi
Menular
Seksual),
butuh
waktu
lama
untuk
mengembalikan kesuburan, penambahan berat badan, mengganggu
produksi ASI.
12
e. Indikasi dan Kontraindikasi KB suntik 1 bulan
Menurut Syafrudin dkk (2011), dalam penggunaan KB suntik 1 bulan
tidak semua wanita dapat menggunakan, yang boleh dan yang tidak
boleh menggunakan KB suntik 1 bulan, yaitu:
1) Indikasi yang boleh menggunakan KB suntik 1 bulan usia
reproduktif dari mulai haid hingga premenopause, yang ingin ber
KB dengan efektivitas tinggi, sesudah bersalin dan tidak menyusui,
anemia , nyeri haid hebat, riwayat kehamian ektopik
2) Kontraindikasi KB suntik 1 bulan yaitu hamil atau diduga hamil,
menyusui, perdarahan dari kemaluan denga sebab yang belum
jelas, penyakit hati, contohnya hepatitis, usia lebih dari 35 tahun
dan merokok, riwayat penyakit jantung, stroke dan hipertensi,
kelainan pembekuan darah dan diabetes mellitus, keganasan
payudara
f. Efek Samping KB Suntik 1 Bulan
Menurut Suratun (2009), efek samping dan penanggulangan pemakaian
kontrasepsi KB Suntik 1 bulanyaitu:
1) Gangguan haid
Gejala dan keluhan:
a) Amenore tidak datangnya haid selama akseptor mengikuti
suntikan KB selam 3 bulan berturut-turut atau lebih.
b) Spotting adalah bercak perdarahan di luar haid yang terjadi
selama akseptor mengikuti KB suntik
c) Metroragia adalah perdarahan yang berlebihan di luar siklus haid
13
d) Menometroragia adalah datangnya darah haid yang berlebihan
jumlahnya tetapi masi dalam siklus haid.
2) Depresi dengan gejala rasa lesu, tak bersemangat untuk bekerja dan
melakukan aktiviatas sehari-hari
3) Keputihan adalah adanya cairan putih berlebihan yang keluar dari
liang senggama dan terasa menggangu.
4) Timbul jerawat di muka atau badan dapat disertai infeksi atau tidak
5) Perubahan libido yaitu menurunnya atau meningkatnya libido
akseptor.
6) Peningkatan berat badan yaitu berat badan bertambah atau turun
beberapa kilogram dalam beberapa
bulan setelah pemakaian
suntikan KB.
7) Pusing dan sakit kepala yaitu rasa berputar yang dapat terjadi pada
satu sisi atau kedua sisi atau seluruh bagian kepala biasanya bersifat
sementara
3. Amenore
a. Pengertian
Amenore adalah tidak terjadinya menstruasi. Amenore yang
normalnya terjadi sebelum masa pubertas, selama kehamilan dan
setelah menopause (Syafrudin, 2011).
Amenore adalah wanita yang sudah pernah menstruasi namun tidak
mengalami menstruasi dalam waktu yang berkisar antara 3 sampai 6
bulan (Varney, 2007).
14
b. Etiologi
Menurut Manuaba (2007), penyebabnya kemungkinan gangguan
gizi dan metabolisme, gangguan hormonal, terdapat tumor alat kelamin
atau terdapat penyakit menahun.
Menurut Syafrudin dkk (2011), penyebab amenore diakibatkan
oleh beberapa keadaan seperti hipotensi, anemia, infeksi, atau
kelemahan kondisi tubuh secara umum. Selain itu bisa juga disebabkan
oleh stres psikologis.
c. Klasifikasi amenore
Menurut Syafrudin (2011), klasifikasi amenore yaitu:
1) Amenore primer yaitu jika menstruasi tidak pernah terjadi.
Penyebab amenore primer yaitu:
a) Hymen imperforata yaitu selaput dara tidak berlubang sehingga
darah menstruasi terhambat untuk keluar.
b) Menstruasi anovulatoire yaitu rangsangan hormon-hormon yang
tidak mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim
sehingga tidak terjadi haid atau hanya sedikit. Kurangnya
rangsangan hormon ini menyebabkan endometrium tidak
terbentuk dan keadaan ini menyebabkan perempuan tidak
mengalami masa subur karena sel telur tidak terbentuk.
2) Amenore sekunder, biasanya penderita sudah pernah menstruasi
sebelumnya. Hal ini diakibatkan oleh kehamilan, kecemasan akan
kehamilan, penurunan berat badan, lemak tubuh kurang dari 15 –
17%, olah raga yang berelebihan, mengkonsumsi hormon tambahan,
15
obesitas, stres emosional, menopause, kelainan endokrin, obatobatan misalnya busulfan, klorambusil, siklofosmad, pil KB
fenolisid.
d. Gejala
Menurut Nugroho dan Utama (2014), gejala amenore bervariasi
tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah kegagalan
mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda-tanda pubertas
seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut ketiak serta
perubahan bentuk tubuh. Jika penyebabnya adalah kehamilan akan
ditemukan morning sickness dan pembesaran perut. Jika penyebabnya
adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut
jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.
Sindroma cushing menyebabkan wajah bulat (moon face), perut buncit
dan lengan serta tungkai yang kurus. Gejala lain yang mungkin
ditemukan, yaitu Sakit kepala, galaktore (pembekuan air susu pada
wanita yang tidak hamil dan tidak sedang menyusui, gangguan
penglihatan (pada tumor hipofisa), penurunan atau penambahan berat
badan yang berarti, vagina yang kering, hirsutisme (pertumbuhan
rambut yang berlebihan yang mengikuti pola pria), perubahan suara dan
perubahan ukuran payuara.
e. Penanganan
Menurut Affandi (2012) penanganan KB Suntik dengan amenore yaitu:
1) Berikan konseling kepada akseptor tentang penyebab amenore.
16
2) Jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim.
3) Bila klien tidak dapat menerima kelainan haid hentikan suntikan
jangan dilanjutkan. Anjurkan pemakaian jenis kotrasepsi yang lain.
4) Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan,
karena tidak akan berhasil. Tunggu 3 – 6 bulan kemudian, bila
tidak terjadi perdarahan rujuk ke klinik.
B. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan, keterampilan dalam
rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang
berfokus pada klien (Varney, 2007).
2. Langkah Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan,
dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi,
langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap sehingga
dapat diaplikasikan dalam semua situasi, akan tetapi setiap langkah
tersebut bisa dipecah-pecah sehingga sesuai dengan kondisi pasien
(Varney, 2007).
17
a. Langkah I : Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi
keadaan pasien. Data ini termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan
fisik. Data yang dikumpulkan meliputi data subjektif dan data objektif
serta data penunjang (Nursalam, 2009).
1) Data Subjektif
Data subjektif adalah data didapat dari klien sebagai suatu
pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak
dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independent tetapi
melalui suatu sistem interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2009).
a) Biodata
Biodata menurut Nursalam (2009), meliputi :
(1) Nama
: Untuk mengenal dan mengetahui pasien.
(2) Umur
: Untuk mengetahui faktor risiko.
(3) Agama
: Untuk memberikan motivasi dorongan
moril sesuai dengan agama yang dianut.
(4) Suku Bangsa
: Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras.
(5) Pendidikan
: Perlu dinyatakan karena tingkat pendidikan
berpengaruh pada pengetahuan pola makan
nutrisi pada ibu.
(6) Pekerjaan
: Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh
pekerjaan
terhadap
permasalahan
18
kesehatan, serta dapat menunjukkan tingkat
keadaan ekonomi keluarga.
(7) Alamat
: Untuk mengetahui tempat tinggal serta
mempermudah pemantauan.
b) Alasan datang atau keluhan utama
Keluhan utama adalah untuk mengetahui masalah yang
dihadapi pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Akseptor KB
Suntik dengan amenore mengeluh tidak terjadi menstruasi selama
3 bulan berturut-turut atau lebih (Suratun, 2009).
c) Data kebidanan
(1) Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui berapa kali menikah, status menikah syah
atau tidak (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(2) Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui kapan mulai menstruasi, siklus
mentruasi, lamanya menstruasi, banyaknya darah menstruasi,
teratur/tidak menstruasinya, sifat darah menstruasi, keluhan
yang dirasakan, sakit, waktu menstruasi (disminorea)
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada kasus KB suntik 1
bulan dengan amenore secara umum merupakan masalah
yang berkaitan dengan aliran darah, masalah sumbatan,
sementara masalah ovarium, hipofisis, SSP dikaitkan dengan
adanya gangguan dalam aksis hipotalamus hipofisis ovarium
19
(HHO) yang mengendalikan proses neuroendokrin yang
dibutuhkan dalam siklus menstruasi (Varney, 2007).
(3) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Untuk mengetahui jumlah kehamilan dan kelahiran :
gravidarum, para, abortus, hidup. Riwayat persalinan yaitu
jarak antara dua kelahiran, tempat kelahiran, lamanya
melahirkan,
dan
cara
melahirkan.
Masalah/gangguan
kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan.
Riwayat kelahiran anak, mencangkup berat badan bayi
sewaktu lahir, adakah kelainan bawaan bayi, jenis kelamin
bayi,
keadaan
bayi
hidup/mati
saat
dilahirkan
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(4) Riwayat KB
Dikaji untuk mengetahui alat kontrasepsi apa yang
pernah dipakai dan berapa lama memakai alat kontrasepsi,
dan adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi
(Ambarwati&Wulandari, 2008). Pada kasus akseptor KB
suntik 1 bulan didapatkan tidak datangnya menstruasi selama
3 bulan berturut-turut atau lebih (Suratun, 2009).
(5) Riwayat Kesehatan
(a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Diperlukan untuk mngetahui kemungkian adanya
penyakit
yang
diderita
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
pada
saat
ini
20
(b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat
atau penyakit akut misalnya jantung, DM, hipertensi dan
asma(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkiann
adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan
kesehatan pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
d) Data kebiasaan sehari-hari
(1) Nutrisi
Menggambarkan rentang pola makan dan minum,
frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(2) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan
buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan
bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna
dan jumlah (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(3) Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa
jam pasien tidur, kebiasaan seblum tidur misalnya membaca,
mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur,
21
kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang (Ambarwati
dan Wulandari, 2010).
(4) Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga
kebersihan
tubuh
terutama
pada
daerah
genetalia
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(5) Pola Aktivitas
Menggambarkan pola aktiviatas pasien sehari-hari. Pola
ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatan
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
2) Data Objektif
Data objektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi
dan dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2008).
a) Pemeriksaan Umum
(1) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu. Menurut
Prihardjo (2007), meliputi :
(a) Composmentis (kesadaran penuh dengan memberikan
respon yang cukup terhadap stimulus yang diberikan)
(b) Somnolen (kesadaran yang mau tidur saja. Dapat
dibangunkan dengan rangsang nyeri, tetapi jatuh tidur
lagi).
22
(c) Koma (tidak dapat bereaksi terhadap stimulus atau
rangsangan apapun, reflek pupil terhadap cahaya tidak
ada).
(d) Apatis (acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya).
(2) Keadaan umum
Keadaan
umum
meliputi
composmentis(sadar
sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang
keadaan sekelilingny), apatis (kesadaran yang segan untuk
berhubungan dengan kehidupan sekitarnya, sikapnya acuh tak
acuh), somnolen (keadaan kesadaran yang mau tidur saja,
dapat dibangunkan dengan rangsan nyeri tetapi jatuh tidur
lagi), delirium, semi koma dan koma (kesadaran yang
menyerupai koma) (keadaan kesadaran yang hilang sama
sekali dan tidak dapat dibangunkan dengan rangsang apapun)
(Prihardjo, 2007).
(3) Tekanan darah
Untuk
hipotensi.
mengetahui
Normalnya
faktor
resiko
hipertensi
dan
120/80
mmHg
(Tarwoto
dan
Wartonah, 2011).
(4) Suhu
Untuk mengetahui suhu badan apakah ada peningkatan
atau tidak ada, normalnya 36,6°C -37,6°C (Tarwoto dan
Wartonah, 2011).
23
(5) Nadi
Untuk mengetahui denyut nadi akseptor dalam keadaan
santai normalnya 60 – 80 x/menit (Ambarwati dan
Wulandari, 2010).
(6) Respirasi
Untuk mengetahui fungsi pernafasan berada dalam
rentang normalnya 20-30x/menit
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(7) Tinggi badan
Tinggi badan untuk
(Nursalam,
mengetahui
tinggi
badan
ibu
2008). Tinggi badan wanita normal 150 cm
(Ambarwati dkk, 2009).
(8) Berat badan
Berat badan untuk
mengetahui
penambahan berat
badan ibu (Tarwoto dan Wartonah, 2011).
b) Pemeriksaan Sistematis
Pemeriksaan sistematis yaitu pemeriksaan dengan melihat
klien dari ujung rambut sampai ujung kaki menurut Nursalam
(2009), meliputi :
(1) Kepala
(a) Rambut
Meliputi
warna,
kebersihannya.
mudah
rontok
atau
tidak
dan
24
(b) Muka
Keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan, adakah
oedema.
(c) Mata
Untuk mengetahui apakah konjungtiva warna merah
muda atau pucat dan sklera warna putih atau tidak.
(d) Hidung
Bagaimana kebersihannya, simetris, ada benjolan atau
tidak.
(e) Telinga
Bagaimana kebersihannya, simetris, ada serumen atau
tidak
(f) Mulut
Ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi, gusi berdarah
atau tidak.
(2) Leher
Untuk mengetahui pembesaran tyroid, nyeri atau kekakuan
pada leher, keterbatasan gerak leher, pembesaran atau nyeri
tekan pada kelenjar getah bening, kesimetrisan trakea. Hal ini
untuk mengetahui adanya
peradangan atau gangguan
metabolisme tubuh (Varney, 2007).
(3) Dada dan axilla
Untuk mengetahui kesimetrisan, ukuran, massa, lesi jaringan
perut pada struktur dan dinding dada. Hal ini untuk
25
mengetahui
apakah
ada
tumor
atau
kanker/tidak
(Varney, 2007).
(4) Abdomen
Untuk mengetahui riwayat penyakit kandungan. Hal ini untuk
mengetahui adanya kelainan pada abdomen (Varney, 2007).
(5) Genetalia
Pada kasus amenore untuk mengetahui keadaan vagina
kering atau ada perdarahan.
(a) Inspekulo
Dilakukan untuk memastikan bahwa dari mana asal
perdarahan tersebut, apakah ada infeksi/kelainan pada
servik/portio. Pada kasus akseptor KB suntik 1 bulan
dengan
amenore
didapatkan
vagina
kering
(Nugroho dan Utama, 2014).
(b) Pemeriksaan dalam
Untuk mengetahui apakah ada nyeri sentuh, adakah
benjolan atau tidak (Prihardjo, 2007).
(c) Anus
Apakah ada haemorhoid atau tidak (Prihardjo, 2007).
(6) Ekstremitas atas dan bawah
Ada
cacat
atau
tidak,
oedema
atau tidak, terdapat
varices atau tidak (Wiknjsastro, 2010).
c) Pemeriksaan penunjang
Data penunjang adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mendukung pemeriksaan yang tak dapat diketahui dengan
26
pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan laboratorium serta
terapi
(Nursalam,
2009).
Pemeriksaanlaboratorium
dan
penggunaan terapi hormon untuk pemeriksaan penyebab lain.
Pada kasus KB suntik satu bulan dengan amenore test kehamilan
negatif (Varney, 2007).
b. Langkah II : Interpretasi Data
Mengidentifikasi
diagnosa
kebidanan,
masalah,
kebutuhan
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Dalam langkah ini data yang telah dikumpulkan
diinterpretasikan menjadi diagnosa kebidanan dan masalah. Keduanya
digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti
diagnosa tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam
rencana asuhan terhadap pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
1) Diagnosa kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam
lingkup praktek kebidanan (Varney, 2007).
Diagnosa : Ny. …. umur …. tahun, P …. A … Akseptor KB Suntik
1 bulandengan amenore.
Data Dasar
Data Subyektif :
a) Ibu mengatakan bernama Ny.X
b) Ibu mengatakan umur … tahun
c) Ibu mengatakan memakai KB Suntik 1 bulan sejak …
27
d) Ibu mengeluh tidak menstruasi selama 3 bulan berturut-turut atau
lebih (Suratun, 2009)
Data obyektif :
Menurut (Affandi, 2011) yaitu :
a) Keadaan umum baik
b) Kesadaran composmentis
c) Pemeriksaan inspekulo didapati vagina kering.
d) Pemeriksaan penunjang: PP Test negatif
(Varney, 2007).
2) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman
klien yang ditemukan dari haril pengkajian atau yang menyertai
diagnosa (Rukiyah, 2014).
Masalah yang sering muncul pada akseptor KB Suntik 1 bulan
dengan amenoremenurut Varney (2007), yaitu rasa tidak nyaman
pada daerah kemaluan dan rasa cemas.
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapat dengan
melakukan analisa data (Rukiyah, 2014). Pada kasus akseptor KB
suntik 1 bulan dengan amenore kebutuhan yang diperlukan yaitu :
pemberian informasi kepada wanita mengenai penyebab potensial
dan kecenderungannya dapat memberi banyak pengaruh dalam
mengurangi kecemasan (Varney, 2007).
28
c. Langkah III : Diagnosa Potensial
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,
sambil mengamati klien. Bidan diharapkan bersiap-siap bila diagnosa
atau masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2007).
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
berdasarkan
masalah
yang
sudah
diidentifikasi.
Langkah
ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,
sambil mengamati klien. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2007).
Pada kasus KB suntik 1 bulan dengan amenore tidak ada diagnosa
potensial (Affandi, 2011).
d. Langkah IV : Antisipasi /Intervensi
Dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah
atau kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah merumuskan tindakan
yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa potensial pada langkah
sebelumnya harus merumuskan tindakan emergency/ segera. Dalam
rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara
mandiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan (Varney, 2007).
Menurut Affandi (2012) pada kasus KB Suntik 1 bulan dengan
amenoreberi KIE bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim.
29
e. Langkah V : Rencana Tindakan
Rencana tindakan adalah merupakan kelanjutan manajemen
terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak
lengkap dapat dilengkapi, semua keputusan yang dikembangkan dalam
asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid
berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan
asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien
(Varney, 2007). Menurut Affandi (2011), rencana tindakan yang dapat
dilakukan pada akseptor KB Suntik dengan amenore, dapat diberikan
penanganan :
1) Anjurkan untuk mengurangi kelelahan fisik dan stress fisiologi
2) Berikan KIE tentang KB suntik 1 bulan
3) Berikan dukungan moril (baik dari pihak tenaga kesehatan maupun
pihak keluarga)
4) Berikan KIE tentang gizi seimbang
5) Beri tahu akseptor untuk kontrol ulang 1 minggu lagi atau bila ada
keluhan.
f. Langkah VI : Implementasi
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
diuraikan pada langkah ke 6 dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi
oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak
30
melakukan
sendiri
ia
tetap
memikul
tanggung
jawab
untuk
mengarahkan pelaksanaanya (misalnya memastikan langkah-langkah
tersebut benar-benar terlaksana (Varney, 2007).
Menurut Affandi (2011), implementasi evaluasi asuhan kebidanan
pada akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenore, yaitu:
1) Menganjurkan untuk mengurangi kelelahan fisik dan stress fisiologi
2) Memberikan KIE tentang KB Suntik 1 bulan
3) Memberikan dukungan moril (baik dari pihak tenaga kesehatan
maupun pihak keluarga)
4) Memberikan KIE tentang gizi seimbang
5) Memberi tahu akseptor untuk kontrol ulang 1 minggu lagi atau bila
ada keluhan.
g. Langkah VII : Evaluasi
Langkah ini adalah mengevaluasi keefektifan dari tindakan yang
sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana
rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang efektif dalam
pelaksanaannya (Varney, 2007). Menurut Affandi (2011), evaluasi
asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenore
adalah :
1) Klien sudah tahu bahwa amenore adalah efek samping KB suntik 1
bulan
2) Ibu tetap menggunakan KB Suntik 1 bulan.
31
DATA PERKEMBANGAN
Data perkembangan menggunakan pedoman SOAP. Adapun konsep SOAP
menurut Varney (2007), adalah :
S : Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data melalui
anamnesa.
O : Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus
untuk mendukung asuhan langkah satu Varney.
A : Assement
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subyektif dan obyektif dalam suatu lingkungan indentifikasi :
a. Diagnosa atau masalah
b. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial
c. Perlunya tindakan segera setelah bidan atau dokter, konsultasi atau
kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah interpretasi data, diagnosa
potensial dan intervensi.
P: Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assessment sebagai langkah rencana tindakan, implementasi
dan evaluasi.
32
C. Landasan Hukum
Menurut Permenkes Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 pasal 9 bidan
dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang
meliputi :
1. Pelayanan kesehatan ibu
2. Pelayanan kesehatan anak; dan
3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
Pasal 12 Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
huruf c, berwenang untuk :
1. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana;
2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.
Pasal 13 Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Pasal
11, dan Pasal 12 Bidan yang menjalankan program Pemerintah berwenang
melakukan pelayanan kesehatan meliputi :
1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan
memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit;
2. Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit hanya dapat dilakukan oleh bidan
yang dilatih.
33
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus
Jenis laporan ini adalah penelitian observasionl deskriptif
dengan
pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk
mempelajari, menerangkan atau menginterpretasikan suatu kasus dalam
konteksnya
secara
natural
tanpa
adanya
intervensi
pihak
luar
(Nasir dkk, 2011).
Studi kasus yang digunakan penulis dalam membuat studi kasus ini
adalah dengan menggunakan asuhan kebidanan menurut tujuh langkah Varney
dari pengkajian sampai dengan evaluasi dan data perkembangan menggunakan
SOAP.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi studi kasus merupakan tempat dimana interaksi dalam situasi
sosial sedang berlangsung (Sugiyono, 2009). Tempat pengambilan kasus ini
telah dilaksanakan di BPM Tri Resiti Dukuh 10/3 Kelurahan Juwiran,
Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten.
C. Subyek Studi Kasus
Subjek studi kasus adalah orang yang akan dijadikan subjek untuk
dilakukan studi kasus (Notoatmodjo, 2010). Subjek studi kasus ini adalah Ny.
S P2A0 Umur 26 tahun akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenore.
34
D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus merupakan kapan pelaksanaan pengambilan studi
kasus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini telah dilaksanakan
pada 20 - 26 April 2016.
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan
data (Notoatmodjo, 2010). Pada kasus ini instrumen yang digunakan untuk
mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan dengan 7 langkah Varney
pada akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenoredan catatan perkembangan
yang didokumentasikan menggunakan SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada klien adalah dengan cara mengambil
data primer dan data sekunder :
1. Data primer
Data primer adalah yang diperoleh langsung dari subyek penelitian
dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data
langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar, 2011)
Data primer diperoleh dengan cara :
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat teknik, yaitu :
35
1) Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi yang dilaksanakan
secara sistematik. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan indera
penglihatan, pendengaran dan penciuman sebagai alat untuk
mngumpulkan data (Nursalam, 2009). Inspeksi dilakukan secara
berurutan dimulai dari kepala sampai kaki.
2) Palpasi
Palpasi adalah teknik pemeriksaan menggunakan indera
peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif dan
dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang suhu, turgor,
bentuk, kelembaban, vibrasi dan ukuran (Nursalam, 2009).
3) Perkusi
Merupakan teknik pemeriksaan dengan mengetuk-ngetukkan
jari ke bagian tubuh klien yang akan dikaji untuk membandingkan
bagian yang kiri dengan yang kanan (Nursalam, 2009).
4) Auskultasi
Adalah pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop untuk
mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh (Nusalam, 2009).
b. Wawancara
Yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data,
dimana peneliti mendapatkan keterangan atau peneliti secara lisan dari
seseorang responden atau sasaran peneliti atau bercakap-cakap
36
berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Notoatmodjo,
2010). Pada studi kasus ini wawancara dengan pedoman wawancara
menurut 7 langkah Varney, dilakukan pada pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan.
c. Pengamatan (Observasi)
Kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek dengan
menggunakan seluruh alat indera mengobservasi dapat dilakukan
melalui penglihatan, penciuman, pendengaran peraba dan pengecap
(Arikunto, 2010). Dalam studi kasus ini observasi pada akseptor KB
suntik dengan amenore dilakukan pemeriksaan umum, pemeriksaan
fisik yaitu keluhan umum, kesadaran, tanda-tanda vital, pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan haemoglobin (Hb).
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya (Azwar, 2011).
a. Studi dokumentasi
Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2010).
Dalam kasus ini dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan
data yang diambil dari catatan rekam medik klien di BPM Tri Resiti
Juwiring Klaten yang berupa data akspetor KB.
37
b. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat
penting dalam menunjang latar belakang teoritis dalam suatu penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Studi kasus pada penelitian ini mengambil dari
buku-buku kesehatan tahun 2005 – 2014.
G. Alat-alat yang Dibutuhkan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara lain :
1. Alat dan bahan dalam pengambilan data
a. Format pengkajian pada Akseptor KB
b. Buku tulis + Bolpoint
2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi
a. Timbangan berat badan
b. Alat pengukur tinggi badan
c. Spighmomanometer
d. Stetoskop
e. Sarung tangan
f. Korentang
g. Termometer
h. Jam tangan
i. Bengkok
j. Spekalam
3. Alat untuk pendokumentasian adalah menggunakan lembar observasi.
38
H. Jadwal Studi Kasus
Bagian ini menguraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun
proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta
waktu
berjalannya
atau
berlangsungnya
setiap
(Notoatmodjo, 2010). Jadwal studi kasus terlampir.
kegiatan
tersebut
39
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjuan Kasus
1. Pengkajian
Tanggal : 20 April 2016
Pukul : 09.15WIB
a. Identitas Pasien
Identitas Suami
1) Nama
: Ny. S
Nama
: Tn. A
2) Umur
: 26 tahun
Umur
: 30 tahun
3) Agama
: Islam
Agama
: Islam
4) Suku Bangsa : Jawa/WNI
Suku Bangsa : Jawa/WNI
5) Pendidikan
: SLTP
Pendidikan
: SLTP
6) Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Karyawan Pabrik
7) Alamat
: Dukuh RT 10/03 Juwiran Juwiring Klaten
b. Anamnese (Data Subyektif)
1) Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaannya yang sudah tidak haid selama 4
bulan dan ibu mengatakan harusnya menstruasi tanggal 25 Desember 2015.
2) Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan kawin 1 kali syah, pada umur 19 tahun dengan suami umur 23
tahun, lama pernikahan 7 tahun dan sudah memiliki 2 orang anak.
3) Riwayat Menstruasi
40
a) Menarche
: Ibu mengatakan menstruasi pertama kali
pada umur 12 tahun.
b) Siklus
: Ibu mengatakan siklus menstruasinya ±
28 hari.
c) Banyaknya
: Ibu mengatakan setiap menstruasi 2-3
kali ganti pembalut / hari.
d) Teratur atau tidak
: Ibu mengatakan menstruasinya tidak
teratur.
e) Sifat darah
: Ibu mengatakan sifat darah setiap
menstruasi darhanya berwarna merah
kecoklatan dan cair.
f)
Dismenorhea
:
Ibu
mengatakan
tidak
nyeri
saat
menstruasi.
4) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Tabel 4.1 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No
Tgl/th
partus
Tempat
partus
Umur
kehmlan
Jenis
partus
Penolo
ng
Jnis
1
2
2009
2014
Bidan
Bidan
39
39+2
Spontan
Spontan
Bidan
Bidan
♂
♀
Anak
BB
(gr)
3000
2900
Nifas
PB
(cm)
50
49
Kea
d
Baik
Baik
laktasi
Baik
Baik
5) Riwayat KB
Ibu mengatakan peserta KB baru dengan metode KB yaitu KB suntik 1 bulan
lama penggunaan selama 17 bulan. Selama pemakaian ibu mengatakan selama 4
bulan berturut-turut tidak haid.
Tabel 4.2 Riwayat Keluarga Berencana
No
Jenis
Kontrasepsi
Mulai memakai
Tahun Oleh Tempat
Keluhan
Berhenti/ Ganti cara
Tahun Berhenti Oleh
Alasan
Keadaan
anak
sekarang
Hidup
Hidup
41
1
2
KB alamiah
KB alamiah
2010
2014
-
-
-
-
Ya
-
3
KB Suntik 1
bulan
2015
Bidan
BPM
Amenore
2016
Tidak
-
Tidak
Ingin
Hamil
-
6) Riwayat penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan tidak nyaman dan agak terganggu dengan keadannya sekarang.
b) Riwayat penyakit sistemik
(1) Jantung
: Ibu mengatakan dadanya tidak berdebar debar cepat, tidak mudah lelah saat
beraktifitas ringan, dan tidak pernah
mengalami nyeri dada
(2) Ginjal
: ibu mengatakan tidak ada keluhan saat
BAK, dan tidak sakit pada pinggang
(3) Asma/TBC
: ibu mengatakan tidak pernah batuk atau
batuk berdahak lebih dari 2 minggu, tidak
pernah mengalami sesak napas dan nyeri
pada bagian dada, tidak pernah mengalami
deman (meriang panas dingin) lebih dari
sebulan,
tidak
pernah
mengalami
berkeringat pada waktu malam hari tanpa
penyebab
yang
mengalamipenurunan
jelas,
dan
berat
dikarenakan hilangnya nafsu makan.
tidak
badan
42
(4) Hepatitis
: ibu mengatakan tidak ada masalah dalam
nafsu makan, tidak cepat lelah dan pada
mata, kuku tidak kuning.
(5) DM
: ibu mengatakan tidak mengalami merasa
mudah haus, mudah lapar dan sering BAK
serta sering berkeringat dingin di malam
hari
(6) Hipertensi
: ibu mengatakan tidak pernah sering
pusingmaupun nyeri tengkuk dan tekanan
darahnya
tidak
pernah
tinggi
(>140/90mmHg)
(7) Epilepsi
: ibu mengatakan tidak pernah kejangkejang dan mengeluarkan busa dari mulut
(8) Lain-lain
: ibu mengatakan tidak sedang hamil,
tidakada penyakit kanker, infeksi panggul
7) Data Psikososial
a) Data psikologis
Ibu mengatakan cemas karena tidak menstruasi selama 4 bulan.
b) Data sosial
Ibu mengatakan tinggal dengan suami, hubungan dengan suami serta anak baik,
suami selalu memberi dukungan kepada ibu.
c) Data Spiritual
Ibu mengatakan beragama Islam, tidak percaya dengan hal yang takhayul.
43
8) Pola kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi
Selama amenore
: Ibu mengatakan makan : 3x / hari, porsi sedangdihabiskan
dengan komposisi nasi, sayur, lauk pauk, minum : 5 – 6 gelas air putih/ hari.
b) Istirahat
Sebelum amenore : Ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam dan tidur malam ± 8 jam
dan tidak ada gangguan
Selama amenore
: Ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam dan tidur malam ± 5 jam,
karena ibu merasa tidak nyaman dengan keadannya.
c) Personal hygiene
Ibu mengatakan sehari mandi 2 kali, gosok gigi 3 kali sehari, keramas 2 kali
seminggu, ganti pakaian 2 kali sehari.
d) Eliminasi
BAB
: BAB 1 kali sehari konsistensi padat berwarna
kuning kecoklatan, tidak ada keluhan
BAK
: BAB 5-6 kali per hari, konsistensi cair warna
kekuningan, tidak ada keluhan
e) Aktivitas
Sebelum amenore : Ibu mengatakan melakukan aktivitas
sehari-hari yaitu ,mengurus rumah tangga,
mengurus anak dilakukan sendiri.
Selama
amenore
:
Ibu
mengatakan
melakukan
yaitu,mengurus rumah tangga dilakukan sendiri.
c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
aktivitas
sehari-hari
44
1) Status generalis
a) Keadaan umum
: Baik
b) Kesadaran
: composmentis
c) TTV
: TD : 110/80mmHg
R: 20x/menit
S : 36,5 0C
N : 82x/menit
d) TB
: 157 cm
e) BB
: 56 kg
2) Pemeriksaan sistematis
a) Kepala
(1) Rambut
: Warna hitam, bersih, tidak rontok, tidak
berketombe.
(2) Muka
: Tidak oedema, tidak ada cloasma
(3) Mata
: Conjungtiva merah muda, sklera putih
(4) Hidung
: Bersih, tidak ada benjolan
(5) Telinga
: Simetris kanan dan kiri, tidak ada
serumen.
(6) Mulut/gigi/gusi : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada
caries, tidak berdarah
b) Leher
: Tidak ada pembesaran kelenjar gondok,
tidak ada tumor, tidak ada kelenjar
limfe
c) Dadat dan Axilla
45
(1) Mammae
: Normal, tumor tidak ada tumor,
simetris kanan dan kiri
(2) Axilla
: Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan.
d) Abdomen
: Tidak ada pembesaran uterus
(1) Benjolan / Tumor
: Tidak ada benjolan/tumor
(2) Nyeri tekan
: Tidak ada nyeri tekan
(3) Luka bekas operasi
: Tidak ada luka bekas operasi
e) Anogenital
(1) Vulva Vagina
(a) Varices
: Tidak ada varices
(b) Luka
: Tidak ada luka
(c) Kemerahan
: Tidak kemerahan
(d) Pengeluaran pervaginam : Tidak ada
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
: Tidak dilakukan
2) Pemeriksaan penunjang lain : PP test hasilnya negatif
2. Interpretasi Data
Tanggal : 20 April 2016
Pukul : 09.55WIB
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. S Umur 26 tahun P2A0 akseptor KB Suntik 1 bulan dengan amenorea.
Data Dasar
46
1) Data Subjektif
a) Ibu mengatakan bernama Ny. S dan berumur 26 tahun
b) Ibu mengatakan mempunyai 2 orang anak dan belum pernah
keguguran.
c) Ibu mengatakan memakai KB Suntik 1 bulan dan belum
mendapat haid selama 4 bulan.
2) Data Objektif
a) Keadaan Umum : baik
b) Kesadaran
TTV
: composmentis
: TD :110/80mmHg
N : 82x/menit
R: 20x/menit
S : 36,5 0C
c) TB
: 157 cm
d) BB
: 56 kg
e) Anogenital : tidak ada pengeluaran pervaginam
f) PP test
: negatif
b. Masalah
Ibu mengatakan cemas karena tidak menstruasi selama 4 bulan.
c. Kebutuhan
1) Beri support mental pada ibu
2) Beri KIE tentang efek samping KB suntik 1 bulan serta penyebab
amenore.
3. Diagnosa Potensial
Tidak ada diagnosa potensial.
47
4. Antisipasi Tindakan Segera
Tidak ada tindakan segera
5. Perencanaan
Tanggal : 20 April 2016
Pukul 10.00 WIB
a. Beri informasi tentang keadaan ibu
b. Beri informasi tentang KB suntik 1 bulan
c. Beri KIE tentang penyebab tidak haid selama 4 bulan atau amenore
d. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan personal hygiene terutama
daerah kemaluan.
e. Beri tahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi
f. Beri terapi 1 siklus pil kombinasi etinilestradiol 50 mg perhari untk 3
hari sebanyak 10 tablet dilanjutkan ibuprofen 2x1 400 mg selama 3
hari.
g. Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 2 hari lagi.
6. Pelaksanaan
Tanggal 20 April 2016
a. Pukul 10.15 WIB memberi informasi tentang keadaan ibu
b. Pukul 10.25 WIB memberi informasi tentang KB suntik 1 bulan,
diantaranya gangguan haid, depresi, keputihan, timbul jerawat,
perubahan libido, peningkatan berat badan, pusing, sakit kepala dan
timbul jerawat.
48
c. Pukul 10.30 WIB memberi KIE tentang penyebab tidak haid selama 4
bulan, karena adanya ketidakseimbangan hormon estrogen dan
progesteron dalam tubuh sehingga mempengaruhi endometrium.
d. Pukul 10.40 WIB menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan
personal
hygiene
terutama
daerah
kemaluan,
yaitu
dengan
membersihkan dari arah depan ke belakang.
e. Pukul 10.50WIB memberi tahu ibu untuk tetap mengkonsumsi
makanan yang bergizi, yaitu nasi, sayur, lauk dan buah di tambah susu.
f. Pukul 10.55 WIB memberi terapi 1 siklus pil kombinasi etinilestradiol
50 mg perhari untuk 3 hari sebanyak 10 tablet dilanjutkan ibuprofen
2x1 400 mg selama 3 hari.
g. Pukul 11.15 WIB, menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 2 hari lagi
pada tanggal 22 April 2016.
7. Evaluasi
Tanggal : 20 April 2016
jam : 11.30WIB
a. Ibu mengerti keadaannya
b. Ibu dapat menjelaskan kembali tentang efek samping KB suntik 1
bulan
c. Ibu dapat menjelaskan kembali penyebab tidak menstruasi selama 4
bulan
d. Ibu sudah diberi 1 siklus pil kombinasi untuk 3 hari
49
e. Ibu bersedia menjaga kebersihan personah hygiene
f. Ibu bersedia makan makanan bergizi.
g. Ibu bersedia kontrol ulang 2 lagi.
DATA PERKEMBANGAN I
(Kontrol Ulang)
Tanggal 22 April 2014
S
Jam : 14.00 WIB
: Subjektif
1. Ibu mengatakan setelah minum obat masih belum haid
2. Ibu mengatakan obatnya masih
O
: Objektif
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran
: Composmentis
50
3. TTV
N
A
: TD : 110/80mmHg
: 84x/menit
R : 24x/menit
S : 36,6 0C
: Assesment
Ny. S Umur 26 tahun P2A0akseptor KB Suntik 1 bulan dengan amenore.
P
: Planning
1. Pukul 14.15 WIB memberitahu ibu bahwa keadaan ibu saat ini
dalam kondisi baik
2. Pukul 14.25 WIB memberikan dukungan pada ibu agar tidak cemas,
karena amenore tersebut dapat ditangani dan meyakinkan pada ibu
akan kesembuhan dirinya.
3. Pukul 14.30WIB menganjurkan ibu untuk melanjutkan terapi
selanjutnya dan minum obat secara teratur 1 siklus pil kombinasi
etinilestradiol 50 mg perhari untuk 3 hari sebanyak 10 tablet dan
ibuprofen 2x1 400 mg sebanyak 10 tablet.
4. Pukul 14.35 menganjurkan ibu untuk menghentikan terapi jika sudah
haid.
5. Pukul 14.40 WIB, menganjurkan ibu untuk kembali bila ada keluhan
dan akan dilakukan kunjungan rumah pada tanggal 26 April 2016.
Evaluasi :
Tanggal 22 April 2014
jam : 14.50 WIB
1. Ibu mengerti keadaannya saat ini
2. Ibu bersedia menjalani pengobatan secara teratur.
3. Ibu mengerti dan bersedia menghentikan terapi bila haid sudah datang
4. Ibu bersedia minum obat secara teratur.
51
5. Ibu bersedia dilakukan kunjungan rumah 4 hari lagi.
DATA PERKEMBANGAN II
(Kunjungan Rumah)
Tanggal 26 April 2014
S
O
Jam : 15.00 WIB
: Subjektif
1.
Ibu mengatakan sudah haid pada tanggal 25 April 2016
2.
Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi
3.
Ibu mengatakan sudah tidak minum obat lagi.
: Objektif
1.
Keadaan umum : baik
52
N
A
2.
Kesadaran
: composmentis
3.
TTV
: TD : 110/80mmHg
: 84x/menit
R : 24x/menit
S : 36,6 0C
: Assesment
Ny. S Umur
26 tahun
P2A0 akseptor KB Suntik 1 bulan dengan riwayat
amenore.
P
: Planning
1.
Pukul 15.15 WIB, memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan.
2.
Pukul 15.20 WIB, menganjurkan ibu untuk menghentikan terapi
3.
Pukul 15.25 WIB, menanyakan pada ibu apa masih ingin
menggunakan alat kontrasepsi suntik 1 bulan.
4.
Pukul 15.30 WIB, menganjurkan ibu untuk kontrol bila tidak haid
lagi dan bila ada efek samping lain dari KB suntik 1 bulan.
Evaluasi :
Tanggal 26 April 2014
jam : 15.35 WIB
1.
Ibu sudah tahu dan mengerti tentang hasil pemeriksaan
2.
Ibu bersedia untuk tetap menggunakan kontrasepsi 1 bulan.
3.
Ibu bersedia untuk menghentikan terapi jika sudah haid.
4.
Ibu bersedia kontrol bila masih ada keluhan.
53
B. PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan bagian dari karya tulis yang akan dibahas kesenjangan
antara teori yang didapat dengan praktek langsung di lapangan selama melakukan
asuhan kebidanan pada Ny. S P2A0 umur 26 tahun Akseptor KB Suntik 1 Bulan
dengan Amenore di BPM Tri Resiti Juwiring Klaten Kesenjangan-kesenjangan
yang diberikan juga memerlukan pemecahan masalah, adapun pemecahan
masalahnya dilakukan dengan melaksanakan asuhan kebidanan sebagai salah satu
cara yang dilakukan oleh bidan dalam menangani masalah kebidanan.
54
Pembahasan dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Varney yang
dirumuskan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan pasien.
Data ini termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Data yang
dikumpulkan meliputi data subjektif dan data objektif serta data penunjang
(Nursalam, 2009). Data subyektif meliputi keluhan utama akseptor KB Suntik
dengan amenore mengeluh tidak terjadi menstruasi selama 3 bulan berturut-turut
atau lebih (Suratun, 2009). Pada kasus didapatkan ibu mengatakan sudah tidak
haid selama 4 bulan. Sehingga pada kasus ini tidak terjadi kesenjangan antara
teori dan praktek. Riwayat menstruasi pada kasus KB suntik 1 bulan dengan
amenore secara umum
merupakan masalah sumbatan, sementara masalah
ovarium, hipofisis, SSP dikaitkan dengan adanya gangguan dalam aksis
hipotalamus hipofisis ovarium (HHO) yang mengendalikan proses neuroendokrin
yang dibutuhkan dalam siklus menstruasi (Varney, 2007).
Pada kasus didapatkan riwayat menstruasi ibu mengatakan menstruasinya tidak
teratur. Sehingga pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek. Riwayat KB pada kasus akseptor KB suntik 1 bulan didapatkan tidak
datangnya menstruasi selama 3 bulan berturut-turut atau lebih (Suratun, 2009).
Pada kasus riwayat KB ibu mengatakan peserta KB baru dengan metode KB yaitu
KB suntik 1 bulan lama penggunaan selama 17 bulan. Selama pemakaian ibu
mengatakan selama 4 bulan berturut-turut tidak haid. Sehingga pada kasus ini
tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek
55
Data objektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan dilihat oleh
tenaga kesehatan (Nursalam, 2008). Data objektif didapatkan pemeriksaan
genetalia pada kasus amenore keadaan vagina kering. Pemeriksaan penunjang
data penunjang adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendukung
pemeriksaan yang tak dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik yang meliputi
pemeriksaan
laboratorium
serta
terapi
(Nursalam,
2009).
Pemeriksaan
laboratorium dan penggunaan terapi hormon untuk pemeriksaan penyebab lain.
Pada kasus Ny. S akseptor KB suntik satu bulan dengan amenore test kehamilan
negatif (Varney, 2007).
Data objektif pada kasus Ny. S dengan akseptor KB suntik 1 bulan dengan
amenorea pada pemeriksaan anogenital didapatkan tidak ada pengeluaran
pervaginam dan pemeriksaan penunjang tidak dilakukan PP test hasilnya serta
hasilnya negatif. Sehingga pada langkah pengkajian tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktek di lahan.
2. Interpretasi data pada kasus
a. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek
kebidanan (Varney, 2007). Menurut Suratun (2009), diagnosa Ny. …. umur ….
tahun, P …. A … Akseptor KB Suntik 1 bulan dengan amenore. Pada kasus
didapatkan data Ny. S P2A0 Umur 26 tahun akseptor KB Suntik 1 bulan dengan
amenorea. Sehingga pada kasus Ny. S diagnosa kebidanan tidak didapatkan
kesenjangan antara teori dan praktek.
b. Masalah
56
Menurut Varney (2007), masalah yang sering muncul pada akseptor KB Suntik 1
bulan dengan amenore, yaitu rasa tidak nyaman pada daerah kemaluan dan rasa
cemas. Pada kasus Ny. S P2A0 Umur 26 tahun akseptor KB Suntik 1 bulan dengan
amenorea didapatkan ibu cemas karena tidak haid selama 4 bulan berturut-turut.
Sehingga pada
kasus Ny. S umur 26 tahun P2A0 akseptor KB Suntik 1 bulan dengan amenorea
tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan praktek.
c. Kebutuhan yaitu beri support mental pada ibu, beri KIE tentang efek
samping KB suntik 1 bulan serta penyebab amenore. Pada kasus
akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenore kebutuhan yang
diperlukan yaitu : pemberian informasi kepada wanita mengenai
penyebab potensial dan kecenderungannya dapat memberi banyak
pengaruh dalam mengurangi kecemasan (Varney, 2007). Pada Ny.S
kebutuhan yaitu beri support mental pada ibu dan beri KIE tentang
efek samping Kb suntik 1 bulan. Sehingga pada kasus Ny. S umur 26
tahun P2A0 akseptor KB Suntik 1 bulan dengan amenorea ini tidak
terjadi kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.
3. Diagnosa Potensial pada kasus tidak terjadi diagnosa potensial.
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan
masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien. Bidan diharapkan
dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi
(Varney, 2007). Menurtu Varney (2007), pada kasus KB suntik 1 bulan dengan
amenore tidak ada diagnosa potensial. Pada kasus Ny. S umur 26 tahun P2A0
57
akseptor KB Suntik 1 bulan dengan amenorea tidak ada diagnosa potensial.
Sehingga pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan teori dan praktek.
4. Antisipasi
Dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah atau kebutuhan
yang dihadapi kliennya. Setelah merumuskan tindakan yang dilakukan untuk
mengantisipasi diagnosa potensial pada langkah sebelumnya harus merumuskan
tindakan emergency/ segera. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang
mampu dilakukan secara mandiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan (Varney,
2007).
Menurut Affandi (2012) pada kasus KB Suntik 1 bulan dengan amenore beri KIE
bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim. Tindakan Segera pada kasus Ny.
S Umur 26 tahun P2A0 tidak ada antisipasi. Sehingga pada langkah ini tidak
terjadi kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.
5. Rencana tindakan
Rencana tindakan adalah merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa
atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi
atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi, semua keputusan yang
dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid
berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi
tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien (Varney, 2007).
Menurut Affandi (2011), rencana tindakan yang dapat dilakukan pada akseptor
KB Suntik dengan amenore, dapat diberikan penanganan :anjurkan untuk
mengurangi kelelahan fisik dan stress fisiologi, Berikan KIE tentang KB suntik 1
bulan, berikan dukungan moril (baik dari pihak tenaga kesehatan maupun pihak
58
keluarga), berikan KIE tentang gizi seimbang, beri tahu akseptor untuk kontrol
ulang 1 minggu lagi atau bila ada keluhan.
Rencana tindakan pada kasus Ny. S umur 26 tahun P2A0 akseptor KB Suntik 1
bulan dengan amenorea yaitu beri informasi tentang keadaan ibu, beri informasi
tentang KB suntik 1 bulan, beri KIE tentang penyebab tidak haid selama 4 bulan
atau amenore, anjurkan ibu untuk menjaga
kebersihan personal hygiene terutama daerah kemaluan, beri tahu ibu untuk tetap
mengkonsumsi makanan yang bergizi, beri terapi 1 siklus pil kombinasi
etinilestradiol 50 mg perhari untk 3 hari sebanyak 10 tablet, anjurkan ibu untuk
kontrol ulang 2 hari lagi.
Sehingga pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek di
lahan.
6. Pelaksanaan
Menurut Varney (2007), pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang diuraikan pada langkah ke 6 dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh
klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia
tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya (misalnya
memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana, sehingga pada
langkah ini tidak terjadi kesenjangan.
7. Evaluasi
Langkah ini adalah mengevaluasi keefektifan dari tindakan yang sudah diberikan,
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
59
sesuai dengan kebutuhan sebagaimana rencana tersebut dapat dianggap efektif
jika memang efektif dalam pelaksanaannya (Varney, 2007). Menurut Affandi
(2011), evaluasi asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 1 bulan dengan
amenore adalah klien sudah tahu bahwa amenore adalah efek samping KB suntik
1 bulan dan ibu tetap menggunakan KB Suntik 1 bulan.
Evaluasi pada kasus Ny. S P2A0 Umur 26 tahun akseptor KB Suntik 1 bulan
dengan amenorea yaitu ibu mengatakan sudah haid pada tanggal 25 April 2016,
ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi, ibu mengatakan sudah tidak minum obat
lagi. Keadaan umum baik, kesadaran composmentis ,
tekanan
darah
110/80mmHg, respirasi 24x/menit, nadi 84x/menit, suhu 36,6 0C, ibu tetap
menggunakan KB suntik 1 bulan. Sehingga pada langkah ini tidak terjadi
kesenjangan antara teori dan praktek.
60
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini penulis akan menyimpulkan serta saran asuhan kebidanan
pada Ny. S P2A0 Umur 26 tahun Akseptor KB Suntik 1 Bulan dengan Amenore di
BPM Tri Resiti Juwiring Klaten
B. Kesimpulan
8. Pengkajian didapatkan data subyektif pada kasus Ny. S dengan akseptor
KB suntik 1 bulan dengan amenorea. Alasan kunjungan ibu mengatakan
ingin memeriksakan keadaannya yang sudah tidak haid selama 4 bulan.
Riwayat KB Ibu mengatakan peserta KB baru dengan metode KB yaitu
KB suntik 1 bulan lama penggunaan selama 17 bulan. Selama pemakaian
ibu mengatakan selama 4 bulan berturut-turut tidak haid. Data objektif
pada kasus Ny. S dengan akseptor KB suntik 1 bulan dengan amenorea
pada
pemeriksaan
Anogenital
didapatkan
tidak
pervaginam dan pemeriksaan penunjang dilakukan
ada
pengeluaran
PP test hasilnya
negatif.
9. Interpretasi data pada kasus Ny. S P2A0 Umur 26 tahun akseptor KB
Suntik 1 bulan dengan amenorea. Masalah pada kasus didapatkan Ibu
cemas karena tidak haid selama 4 bulan berturut-turut. Pada kasus akseptor
KB suntik 1 bulan dengan amenore kebutuhan yang diperlukan yaitu :
pemberian informasi kepada wanita mengenai penyebab potensial dan
61
kecenderungannya dapat memberi banyak pengaruh dalam mengurangi
kecemasan.
10. Diagnosa potensial pada kasus ini tidak ada.
11. Tindakan segera pada kasus yaitu berikan terapi 1 siklus pil kombinasi
etinilestradiol 50 mg selam 3 hari, kemudian dilanjutkan ibuprofen 2 x 1
400 mg selama 3 hari.
12. Rencana tindakan pada kasus Ny. S P2A0 Umur 26 tahun akseptor KB
Suntik 1 bulan dengan amenorea yaitu beri informasi tentang keadaan ibu,
beri informasi tentang KB suntik 1 bulan, beri KIE tentang penyebab tidak
haid selama 4 bulan atau amenore, anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan
personal hygiene terutama daerah kemaluan, beri tahu ibu untuk tetap
mengkonsumsi makanan yang bergizi, beri terapi 1 siklus pil kombinasi
etinilestradiol 50 mg perhari untk 3 hari sebanyak 10 tablet, anjurkan ibu
untuk kontrol ulang 2 hari lagi.
13. Pelaksanaandilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien,
atau anggota tim kesehatan lainnya.
14. Evaluasi pada kasus Ny. S P2A0 Umur 26 tahun akseptor KB Suntik 1
bulan dengan amenorea ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi, ibu
mengatakan sudah tidak minum obat lagi. Keadaan umum baik, kesadaran
composmentis , tekanan darah 110/80mmHg, respirasi 24x/menit, nadi
84x/menit, suhu 36,6 0C. Ibu tetap menggunakan KB Suntik 1 Bulan
62
15. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. S P2A0 Umur 26 tahun
Akseptor KB Suntik 1 Bulan dengan amenore selama 6 hari tidak
didapatkan kesenjangan antara teori dan praktek.
C. Saran
1. Bagi Bidan
Disarankan untuk senantiasa meningkatkan pemberian asuhan kebidanan
pada Akseptor KB khususnya KB Suntik 1 bulan dengan amenore dengan
efek samping secara komprehensif dan profesional sesuai standar prosedur
kebidanan.
2. Bagi Institusi
a. Bagi BPM Tri Resiti Juwiring Klaten
Diharapkan memberikan pelayanan yang maksimal yaitu pelayanan
yang komprehensif, efisien dan sesuai dengan kode etik kebidanan
dengan cara meningkatkan mutu pelayanan dengan pendekatan
kebidanan secara komprehensif, tepat dan profesional, sehingga pasien
merasa senang dan nyaman terhadap pelayanan yang telah diberikan.
b. Bagi pendidikan
Dapat dijadikan referensi tambahan sebagai alternatif pemecahan
masalah dan untuk membandingkan teori yang telah dipelajari dibangku
kuliah dan kenyataan di lapangan.
63
3. Bagi Pasien
Diharapkan pada Akseptor KB Suntik 1 Bulan dengan Amenore untuk
tetap menjaga kebersihan diri khususnya daerah genetalia, kontrol ulang
dan apabila ada keluhan segera datang ke tenaga kesehatan terdekat dan
diharapkan akseptor untuk mencari informasi tentang KB suntik 1 bulan.
64
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, B. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Ambarwati, E.R & Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan (Nifas). Yogyakarta :
Mitra Cendikia.
Arikunto, S. 2010. Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta
Azwar, S. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hidayatullah, N, 2015. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny.R P1A0
Akseptor Suntik Cyclofem Dengan Amenorea Di Puskesmas Sangkrah
Surakarta. Karya Tulis Ilmiah: Program Studi DIII Kebidanan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Manuaba, I.B.G, 2007. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC
Monroe, Anne, 2010. Haid, Mati Haid dan HIV. Jurnal Dokumen Yayasan
Spiritia. http//spiritiaor.id. diakses 3 Desember 2015.
Nasir dkk, 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika
Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nugroho dan Utama, 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta:
Medical Book.
Nursalam, 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Konsep dan Praktik.
Jakarta: Salemba Medika
Ningsih, S. 2013, Asuhan Kebidanan Pada Ny. T Akseptor KB Suntik Cyclofem
Dengan Amenore Di Klinik Griya Husada 2 Karanganyar”. Karya Tulis
Ilmiah: Program Studi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Prihardjo, R. 2007. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC
65
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012.
Kementerian Kesehatan. Pusat Data dan InformasiJakarta :Kementerian
Kesehatan RI. 2013. E-mail: pusdatin@depkes .go.id. Web site:
http://www.kemkes.go.id. Diakses tanggal 24 November 2015
Rukiyah, Y. 2014. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Tran Info Media
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sulistyawati, A. 2014. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika
Suratun dkk, 2009. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: Trans Info Media
Syafrudin dkk, 2011. Penyuluhan Kesehatan pada Remaja, Keluarga, Lansia dan
Masyarakat. Jakarta: Trans Info Media
Tarwoto dan Wartonah, 2011. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Vol.1. Jakarta : EGC
Wiknjsastro, H. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Download