analisis strategi bisnis dalam meningkatkan daya

advertisement
ANALISIS STRATEGI BISNIS DALAM
MENINGKATKAN DAYA SAING PADA PT
TIGAS DESAIN INDONESIA
Jordy Mufti Prasetyo
Binus University, Jakarta, Indonesia, [email protected]
Darman, SE., MM
Binus University, Jakarta, Indonesia
ABSTRACT
PT Tiga Design Indonesia is a company that belongs to the category of the construction industry in
the field of architectural planning consultant. PT Tiga Design Indonesia is a newly established
company for 1 year since May 7th, 2015. This study aims to determine the condition of the internal
and external environment of the company in order to formulate the right business strategy for the
company. The method used is descriptive case study method. The techniques of data collection using
questionnaires and interviews to the leaders of company. The data collected are factors internal and
external environment then analyzed through the Input Stage by using the EFE matrix, IFE matrix, the
matrix CPM, Matching Stage using SWOT matrix, IE matrix, The matrix Grand Strategy, then The
Decision Stage using a matrix QSPM, and Positioning Maps to determine the company's competitive
position. From the research QSPM matrix, market penetration strategy is the right alternative
strategies to apply in the company. The Expectation from these results that the company can use or
implement a market penetration strategy to improve competitiveness by providing the best quality
service in the construction industry in the field of architectural planning consultant in Indonesia.
Keyword: Input Stage, Matching Stage, Decision Stage, QSPM, Positioning Maps, Market
Penetration.
ABSTRAK
PT Tiga Desain Indonesia adalah perusahaan yang termasuk dalam kategori industri konstruksi yang
bergerak dibidang konsultan perencanaan arsitektur. PT Tiga Desain Indonesia merupakan
perusahaan yang baru berdiri selama 1 tahun terhitung sejak tanggal 7 Mei 2015. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kondisi lingkungan internal dan eksternal dari perusahaan guna
merumuskan strategi bisnis yang tepat bagi perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif studi kasus. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan
wawancara kepada pimpinan perusahaan. Data-data yang dikumpulkan yaitu faktor lingkungan
internal dan eksternal perusahaan kemudian dianalisis melalui tahap masukan (input stage) dengan
menggunakan matriks EFE, matriks IFE, matriks CPM, tahap pencocokan (matching stage) dengan
menggunakan matriks SWOT, matriks IE, matriks Grand Strategy, lalu tahap keputusan (decision
stage) menggunakan matriks QSPM, dan Positioning Maps untuk menentukan posisi daya saing
perusahaan. Dari hasil penelitian matriks QSPM, strategi penetrasi pasar adalah strategi alternatif
yang tepat untuk di terapkan di perusahaan. Dari hasil penelitian ini diharapkan bahwa perusahaan
dapat menggunakan atau menerapkan strategi penetrasi pasar untuk meningkatkan daya saing
dengan memberikan kualitas pelayanan terbaik pada industri konstruksi dibidang konsultan
perencanaan arsitektur di Indonesia.
Kata Kunci: Tahap input, Tahap Pencocokan, Tahap Keputusan, QSPM, Positioning Maps, Penetrasi
Pasar.
PENDAHULUAN
Mencermati industri konstruksi di Indonesia, terlihat bahwa industri ini telah berkembang
seiring perkembangan Indonesia. Industri konstruksi adalah sebuah sektor yang memegang peran
penting dalam pembangunan Indonesia. Melalui sektor inilah, secara fisik kemajuan pembangunan
Indonesia dapat dilihat langsung, keberadaan gedung-gedung yang tinggi, perumahan, jembatan,
infrastruktur seperti jalan tol, sarana telekomunikasi adalah hal-hal aktual yang menandakan denyut
ekonomi Indonesia tengah berlangsung. Menurut Badan Pusat Statistik (2015), jumlah perusahaan
konstruksi di Indonesia tahun 2013 mencapai 131.080 perusahaan. Maka dari itu, dapat dikatakan
persaingan bisnis dalam industri konstruksi cukup ketat.
Salah satu bidang usaha yang termasuk dalam industri konstruksi adalah bidang konsultan
arsitektur. Sebelum krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998, perusahaan konsultan
arsitektur yang banyak berkembang adalah perusahaan konsultan dengan lingkup perusahaan yang
cukup besar yaitu memiliki jumlah karyawan yang banyak, lingkup pekerjaan yang dilayani cukup
luas dari perencanaan tapak, perancangan bangunan, struktur, sampai mekanikal elektrikal, contohnya
seperti PT Arkonin dan PT Encona Inti Industri. Setelah krisis ekonomi tahun 1998, dimana bidang
industri konstruksi mengalami penurunan permintaan yang cukup signifikan dan perusahaan
konsultan arsitektur besar banyak yang mengalami kesulitan dalam menjalankan perusahaannya,
bahkan beberapa diantaranya dibubarkan. Setelah beberapa saat kemudian, bermunculanlah
perusahaan-perusahaan konsultan arsitektur kecil dengan jumlah pegawai yang sedikit dan lingkup
pekerjaan yang spesifik, seperti hanya pada perancangan tapak saja, landscape saja, perancangan
bangunan saja, dan sebagainya, seperti PT Urbane Indonesia dan PT Atelier Una Indonesia.
PT Tiga Desain Indonesia merupakan perusahaan yang termasuk kedalam industri konstruksi
karena bergerak dibidang konsultan perencanaan arsitektur. PT Tiga Desain Indonesia didirikan pada
tanggal 7 Mei 2014 yang artinya merupakan perusahaan yang baru berdiri. PT Tiga Desain Indonesia
memiliki visi “Menjadi perusahaan yang memiliki kredibilitas, kualitas, serta portofolio terbaik
disemua segmen bisnis arsitektur dan interior. Memiliki klien-klien terbaik dalam bisnis domestik
maupun internasional baik residensial, komersial, retail, dan institusional”. Sedangkan misi dari PT
Tiga Desain Indonesia “Memberikan servis dan harga yang bersaing dengan diiringi kualitas dalam
setiap pelaksanaan proyek. Memberikan kualitas kontrol proyek untuk memastikan karya yang
dihasilkan sesuai dengan ekspektasi klien”. Produk yang dihasilkan PT Tiga Desain Indonesia
meliputi detail engineering design (gambar kerja), ilustrasi 3D, maket studi, maket final, dan sketsa
konstruksi. Sebagai perusahaan yang baru berdiri, PT Tiga Desain Indonesia memiliki strategi
perusahaan yang sedang dijalankan yaitu strategi penetrasi pasar yang dimana perusahaan sedang
gencar-gencarnya memperkenalkan brand perusahaan dengan cara promosi word of mouth (mulut ke
mulut) dan memberikan harga yang bersaing dengan para kompetitornya.
Direktur utama PT Tiga Desain Indonesia mengatakan bahwa kondisi perusahaan saat ini
memiliki permasalahan dalam menghadapi persaingan diruang lingkup bisnis desain arsitektur. Dari
kondisi internal, permasalahan yang dimiliki yaitu dari segi karakteristik pada produk karya yang
dihasilkan. Perusahaan juga belum memiliki SDM yang cukup dan kekuatan finansial yang besar,
sehingga perusahaan belum mampu menggarap proyek-proyek yang besar seperti high rise building.
Dari kondisi eksternal, tantangan yang dihadapi PT Tiga Desain Indoneia yaitu persaingan terhadap
perusahaan kompetitor sekelas dan sebidangnya yang dimiliki oleh founder-founder yang berasal dari
perusahaan lama dikarenakan mereka memiliki pengalaman yang lebih banyak bahkan dapat meniru
atau menggunakan desain dari perusahaan lama tersebut.
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa masalah utama yang dihadapi oleh
PT Tiga Desain Indonesia adalah persaingan dalam ruang lingkup bisnis arsitektur. Maka dari itu
dibutuhkan rekomendasi strategi bisnis yang tepat bagi PT Tiga Desain Indonesia untuk menghadapi
persaingan dalam industri konstruksi. Perusahaan juga harus merencanakan dan menyusun strategi
bisnis, pertama menganalisa faktor internal dengan Matrik IFE lalu perusahaan mencari faktor
eksternal menggunakan EFE dan Matriks CPM setelah itu perusahan juga harus mengetahui kekuatan
kelemahan peluang dan ancaman dengan Matrik SWOT, Matriks Grand Strategy dan Matriks IE.
Untuk tahap terakhir yaitu tahap keputusan yaitu mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang
sudah mengalami keberhasilan dengan menggunakan Matriks QSPM.
Pengertian Strategi
Menurut Pearce dan Robinson (2008:6) strategi adalah rencana berskala besar, bertujuan ke
masa depan untuk berinteraksi dengan kondisi persaingan demi mencapai tujuan perusahaan.
Menurut David (2011:18) strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang
hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan
produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau joint venture.
Menurut Pendapat Porter dari buku Rangkuti (2009:4) strategi adalah alat yang sangat
penting untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Umar (2008:8), strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh pelanggan di masa depan.
Pengertian Manajemen Strategis
Menurut Robbins dan Coulter (2007:218) manajemen strategis adalah sekelompok keputusan
dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka panjang organisasi.
Manajemen Strategi menurut David (2011:5) didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan
dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas
fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Jadi manajemen strategi
berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi,
produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai
keberhasilan organisasional.
Kerangka Perumusan Strategi yang Komprehensif
Menurut David (2011:323-324), teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat
diintegrasikan ke dalam kerangka pengambilan keputusan tiga tahap. Alat yang ditampilkan dalam
kerangka ini bisa diterapkan untuk semua ukuran dan jenis organisasi serta dapat membantu para
penyusun strategi mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih strategi.
Sumber: David (2011:324)
Gambar 1 Kerangka Analisis Perumusan Strategi
Tabel 1 Jenis-Jenis Strategi
Jenis Strategi
Integrasi ke Depan
Integrasi ke Belakang
Definisi
Memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih
besar atas distributor atau paritel
Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang
lebih besar atas pemasok perusahaan
Integrasi Horizotal
Penetrasi Pasar
Pengembangan Pasar
Pengembangan Produk
Diversifikasi Terkait
Diversifikasi Tak Terkait
Penciutan
Divestasi
Likuidasi
Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang
lebih besar atas pesaing perusahaan
Meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa
yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya
pemasaran yang lebih baik
Memperkenalkan produk atau jasa yang ada saat
ini ke wilayah geografis yang baru
Meningkatkan penjualan dengan cara memperbaiki
atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat
ini atau pengembangan produk atau jasa yang baru.
Menambah produk atau jasa yang baru, namun
masih berkaitan
Menambah produk atau jasa yang baru, namun
tidak berkaitan
Pengelompokkan ulang melalui pengurangan biaya
dan aset untuk membalik penjualan dan laba yang
menurun
Penjualan suatu divisi atau bagian dari sebuah
organisasi
Penjualan seluruh aset perusahaan, secara terpisahpisah, untuk kekayaan berwujudnya.
Sumber: David (2011:251)
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut
Sugiyono (2008:105), metode deskriptif adalah metode dengan cara mengumpulkan data sesuai
dengan yang sebenarnya kemudian data tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk memberikan
gambaran mengenai masalah yang ada. Unit analisis dalam penelitian ini adalah PT Tiga Desain
Indonesia. Time horizon atau dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional, yang dimaksud
cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan dimana data yang dikumpulkan hanya satu kali dalam
kurun waktu tertentu. Misalnya, data penelitian yang menggunakan kuesioner.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik, yaitu:
1.
Riset Kepustakaan
Riset Kepustakaan segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi
yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat
diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan
disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumbersumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain. Riset Kepustakaan dilakukan di
perpustakaan Universitas Bina Nusantara dan Perpustakaan Nasional untuk membantu
penulis dalam memperoleh beberapa informasi yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai
landasan teori.
2.
Riset Lapangan
Riset lapangan merupakan penelitian dimana kondisi data yang diamati tidak dibuat-buat
melainkan langsung terjadi di lapangan. Lapangan yang dimaksud adalah PT Tiga Desain
Indonesia.
Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan untuk melakukan penelitian mengenai strategi bisnis pada
PT Tiga Desain Indonesia adalah dengan menganalisis dan mengidentifikasi faktor internal dan faktor
eksternal secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan yang dapat memaksimalkan
kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman dari
lingkungannya. Teknik perumusan strategi bisnis dimasukkan ke dalam hasil Matriks SWOT, Matriks
IE, dan Matriks Grand Strategy yang kemudian dilanjutkan ke dalam QSPM untuk perumusan strategi
akhir yang dianjurkan untuk perusahaan. Untuk melakukan pembobotan pada matriks IFE, Matriks
EFE, dipergunakan software expert choice. Expert Choice menggunakan metode pairwise
comparison (perbandingan berpasangan) untuk pembobotan.
HASIL DAN BAHASAN
Tahap Input PT Tiga Desain Indonesia
Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)
Berdasarkan hasil dari Matriks IFE, diperoleh total skor bobot untuk PT Tiga Desain
Indonesia adalah sebesar 2,548. Skor ini berada diatas rata-rata yaitu 2,50, sehingga menunjukkan
bahwa PT Tiga Desain Indonesia memiliki posisi internal yang cukup kuat. Dan skor ini juga
menunjukkan bahwa PT Tiga Desain Indonesia sudah mampu memaksimalkan kekuatan dan
meminimalkan kelemahan yang ada.
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
Berdasarkan hasil dari Matriks EFE, diperoleh total skor bobot untuk PT Tiga Desain
Indonesia adalah sebesar 2,801. Skor ini berada diatas rata-rata yaitu 2,50, sehingga menunjukkan
bahwa PT Tiga Desain Indonesia memberikan respons yang baik terhadap peluang dan ancaman yang
ada dalam industrinya. Dan skor ini juga menunjukkan bahwa PT Tiga Desain Indonesia sudah
mampu memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada.
Matriks Profil Kompetitif (CPM)
Berdasarkan hasil Matriks CPM, diketahui bahwa ada dua pesaing utama bagi PT Tiga
Desain Indonesia, yaitu PT Metaphor Indonesia dan Subvisionary. Total skor bobot untuk PT Tiga
Desain Indonesia berada pada urutan kedua yaitu dengan perolehan angka sebesar 3,140 kemudian
pada urutan ketiga diperoleh oleh PT Metaphor Indonesia dengan perolehan angka sebesar 2,926 dan
raihan tertinggi diperoleh oleh Subvisionary dengan perolehan angka sebesar 3,434. Skor ini
menunjukkan bahwa posisi kompetitif PT Tiga Desain Indonesia berada ditengah-tengah yaitu
dibawah Subvisionary dan diatas PT Metaphor Indonesia. Hal ini juga menunjukkan bahwa PT Tiga
Desain Indonesia masih kalah profil kompetitifnya dengan salah satu pesaing utamanya.
Tahap Pencocokan PT Tiga Desain Indonesia
Matriks SWOT (Strenght-Weakness-Opportunities-Threat)
Tabel 2 Matriks SWOT PT Tiga Desain Indonesia
Kekuatan (S)
1. Proses pengerjaan proyek
on time
2. Manajemen tim yang solid
3. One stop service
4. Memiliki desainer yang
berpengalaman
5. Selalu
memberikan
pelayanan yang fleksibel
dan berkualitas
6. Word of mouth menjadi
andalan
Kelemahan (W)
1. Memiliki modal yang
terbatas
2. Jumlah
SDM
yang
kurang
3. Tidak memiliki website
4. Tidak
memiliki
tim
marketing
5. Tidak memiliki ciri khas
desain
6. Brand image perusahaan
belum dikenal
Peluang (O)
1. Kebijakan
pemerintah
tentang pembangunan 1
juta rumah per tahun
2. Gaya hidup masyarakat
yang semakin modern
3. Kebutuhan akan jasa
konsultan arsitektur
4. Banyaknya perusahaan
pengembang di Indonesia
5. Arus informasi dan sosial
media yang terbuka luas
6. Kebutuhan rumah di
Indonesia
7. Loyalitas klien
Strategi SO
1. Melakukan kerja sama
dalam bentuk kontrak
secara jangka panjang
kepada
perusahaan
pengembang
untuk
meningkatkan
revenue
bagi perusahaan (S1, S4,
O3, O4) Pengembangan
Pasar
2. Memaksimalkan
pelayanan serta menjaga
hubungan
yang
baik
dengan para klien untuk
menciptakan
hubungan
jangka panjang yang akan
mempengaruhi
repeat
order terhadap perusahaan
(S5,
O2,
O3,
O7)
Penetrasi Pasar
Ancaman (T)
1. Asean Free Trade Area
2. Masuknya
konsultan
independen dari negara
asing
3. Banyaknya perusahaan
atau
pribadi
yang
bergerak
dibidang
konsultan perencanaan
arsitektur
4. Perusahaan yang sudah
memiliki ciri khas desain
5. Perusahaan pengembang
dan kontraktor yang
sudah
memiliki
konsultan arsitek pribadi
Sumber : Hasil Penelitian (2015)
Strategi ST
1. Menciptakan desain baru
yang
inovatif
dan
mengikuti perkembangan
desain terkini (S2, S4, T2,
T3, T4) Pengembangan
Produk
2. Melakukan promosi mulut
ke
mulut
mengenai
layanan one stop service
yang dimiliki perusahaan
agar menjadi daya tarik
bagi para konsumen (S3,
S6, T1, T2, T3, T5)
Penetrasi Pasar
Strategi WO
1. Membuat tim marketing
dalam
upaya
meningkatkan kegiatan
promosi perusahaan (W4,
W6, O2, O5) Penetrasi
Pasar
2. Membuat situs website
perusahaan
agar
konsumen
mudah
mendapatkan informasi
mengenai
perusahaan
serta
meningkatkan
brand image perusahaan
(W3, W6, O2, O5)
Pengembangan Pasar
3. Menambah jumlah SDM
yang kurang dan yang
memiliki
kompetensi
dibidang desain arsitek
dan interior (W2, O2, O3,
O6) Penetrasi Pasar
Strategi WT
1. Merekrut konsultan dari
Negara asing yang masuk
ke
Indonesia
yang
berfungsi
untuk
mengurangi kompetitor
perusahaan (W2, T2)
Penetrasi Pasar
2. Mengamati, meniru, dan
memodifikasi
desaindesain yang dimiliki
kompetitor agar dapat
terciptanya ciri khas
desain perusahaan (W5,
T4)
Pengembangan
Produk
Matriks IE (Internal-Eksternal)
Sumber : Hasil Penelitian (2015)
Gambar 2 Matriks IE PT Tiga Desain Indonesia
Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix)
Sumber : Hasil Penelitian (2015)
Gambar 3 Matriks Grand Strategy PT Tiga Desain Indonesia
Tahap Keputusan PT Tiga Desain Indonesia
Matriks QSPM
Tabel 3 Matriks QSPM PT Tiga Desain Indonesia
Alternatif Strategi
I
Penetrasi
Pasar
II
Pengembangan
Produk
III
Pengembangan
Pasar
Faktor-faktor Utama
Peluang
1. Kebijakan pemerintah tentang pembangunan 1 juta
rumah per tahun
2. Gaya hidup masyarakat yang semakin modern
3. Kebutuhan akan jasa konsultan arsitektur
4. Banyaknya perusahaan pengembang di Indonesia
5. Arus informasi dan sosial media yang terbuka luas
6. Kebutuhan rumah di Indonesia
Bobot
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0,035
4
0,140
2
0,070
3
0,105
0,087
0,100
0,088
0,050
0,103
2
4
4
3
4
0,174
0,400
0,352
0,150
0,412
4
3
3
1
2
0,348
0,300
0,264
0,050
0,206
3
2
2
2
3
0,261
0,200
0,176
0,050
0,309
7.
0,102
3
0,306
4
0,408
2
0,204
0,131
0,103
2
-
0,262
-
3
-
0,393
-
4
-
0,524
-
0,077
3
0,231
4
0,308
3
0,231
0,064
2
0,128
4
0,256
3
0,192
0,060
-
-
-
-
-
-
0,083
0,073
0,067
0,119
4
2
3
4
0,332
0,146
0,201
0,476
3
4
4
3
0,249
0,292
0,268
0,357
2
3
1
1
0,166
0,219
0,067
0,119
0,088
4
0,352
3
0,264
2
0,176
0,107
4
0,428
2
0,214
3
0,321
0,078
0,099
0,041
0,092
0,070
0,083
1
4
4
4
4
3
4
0,312
0,396
0,164
0,368
0,210
0,332
6,272
2
2
2
2
4
2
0,156
0,198
0,082
0,184
0,280
0,166
5,313
3
3
3
3
2
3
0,234
0,297
0,123
0,276
0,140
0,249
4,689
Loyalitas klien
Ancaman
1. Asean Free Trade Area
2. Masuknya konsultan independen dari negara asing
3. Banyaknya perusahaan atau pribadi yang bergerak
dibidang konsultan perencanaan arsitektur
4. Perusahaan yang sudah memiliki ciri khas desain
5. Perusahaan pengembang dan kontraktor
6. yang sudah memiliki konsultan arsitek pribadi
TOTAL
Kekuatan
1. Proses pengerjaan proyek on time
2. Manajemen tim yang solid
3. One stop service
4. Memiliki desainer yang berpengalaman
5. Selalu memberikan pelayanan yang fleksibel dan
berkualitas
6. Word of mouth menjadi andalan
Kelemahan
1. Memiliki modal yang terbatas
2. Jumlah SDM yang kurang
3. Tidak memiliki website
4. Tidak memiliki tim marketing
5. Tidak memiliki ciri khas desain
6. Brand image perusahaan belum dikenal
TOTAL
Sumber : Hasil Penelitian (2015)
1
Berdasarkan hasil tabel Matriks QSPM pada PT Tiga Desain Indonesia yang telah dievaluasi
diatas (Tabel 4.12), diperoleh total nilai daya tarik pada strategi penetrasi pasar sebesar 6,272, strategi
pengembangan produk sebesar 5,313, dan strategi pengembangan pasar sebesar 4,689. Terlihat bahwa
strategi penetrasi pasar memiliki total nilai daya tarik lebih tinggi dibandingkan dengan total nilai
daya tarik untuk strategi pengembangan produk dan strategi pengembangan pasar. Hal ini
menunjukkan bahwa strategi penetrasi pasar lebih menarik untuk diterapkan bagi perusahaan pada
bagian rumah produksi nya.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis pengolahan data pada PT Tiga Desain Indonesia, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Dapat diketahui kondisi faktor internal dan eksternal pada PT Tiga Desain Indonesia
adalah:
a. Kekuatan (strength) yang berasal dari faktor internal perusahaan:
Proses pengerjaan proyek on time, manajemen tim yang solid, one stop service,
memiliki desainer yang berpengalaman, selalu memberikan pelayanan yang
fleksibel dan berkualitas, word of mouth menjadi andalan.
b. Kelemahan (weakness) yang berasal dari faktor internal perusahaan:
Memiliki modal yang terbatas, jumlah SDM yang kurang, tidak memiliki website,
tidak memiliki tim marketing, tidak memiliki ciri khas desain, brand image
perusahaan belum dikenal.
c. Peluang (opportunity) yang berasal dari faktor eksternal perusahaan:
Kebijakan pemerintah tentang pembangunan 1 juta rumah per tahun, gaya hidup
masyarakat yang semakin modern, kebutuhan akan jasa konsultan arsitektur,
banyaknya perusahaan pengembang di Indonesia, arus informasi dan sosial media
yang terbuka luas, kebutuhan rumah di Indonesia, loyalitas klien.
d. Ancaman (threat) yang berasal dari faktor eksternal perusahaan:
Asean Free Trade Area, masuknya konsultan independen dari negara asing,
banyaknya perusahaan atau pribadi yang bergerak dibidang konsultan perencanaan
arsitektur, perusahaan yang sudah memiliki ciri khas desain, perusahaan
pengembang dan kontraktor yang sudah memiliki konsultan arsitek pribadi.
2.
Cara merumuskan alternatif strategi bisnis pada PT Tiga Desain Indonesia yaitu
dilakukan tahap masukan (input stage), tahap pencocokan (matching stage), dan tahap
keputusan (decision stage) :
a. Tahap masukan terdiri dari matriks IFE, matriks EFE, dan matriks CPM.
• Berdasarkan hasil dari matriks IFE, jumlah total peringkat bobot PT.
Pamapersada Nusantara adalah sebesar 2,548. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang cukup kuat. Hal ini
didasarkan pada nilai yang diperoleh berada di atas nilai 2,5 sebagai nilai
rata-rata.
• Berdasarkan hasil dari matriks EFE, jumlah total peringkat bobot PT.
Pamapersada Nusantara adalah sebesar 2,801. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa perusahaan dapat dikategorikan cukup berhasil dalam menarik
keuntungan dari peluang eksternal dan menghindari ancaman yang
dihadapi perusahaan.
• Berdasarkan hasil matriks CPM, total skor bobot PT Tiga Desain Indonesia
yaitu sebesar 3,140, total skor bobot PT Metaphor Indonesia sebesar 2,926,
sedangkan total skor bobot Subvisionary sebesar 3,434. Hal ini juga
menunjukkan bahwa PT Tiga Desain Indonesia masih kalah profil
kompetitifnya dengan salah satu pesaing utamanya.
b. Tahap pencocokan terdiri dari matriks SWOT, matriks Internal-Eksternal (IE), dan
matriks grand strategy atau strategi besar.
• Berdasarkan hasil matriks SWOT, alternatif strategi yang diperoleh yaitu
strategi penetrasi pasar, strategi pengembangan pasar, dan strategi
pengembangan produk
• Berdasarkan hasil matriks IE, alternatif strategi yang diperoleh dari sel V
adalah strategi menjaga dan mempertahankan, antara lain strategi penetrasi
pasar dan pengembangan produk.
•
c.
•
Berdasarkan hasil matriks grand strategy, alternatif strategi yang diperoleh
dari kuadran 1 adalah strategi pengembangan pasar, penetrasi pasar,
pengembangan produk, integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi
horizontal, dan diversifikasi terkait.
Tahap pengambilan keputusan terdiri dari matriks QSPM. Alternatif strategi yang
diperoleh pada matriks ini berdasarkan hasil frekuensi terbanyak dari semua hasil
alternatif strategi pada tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap keputusan.
Alternatif strategi yang memiliki frekuensi terbanyak adalah strategi penetrasi
pasar, pengembangan produk dan pengembangan pasar.
Dari hasil pengolahan Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) pada PT Tiga
Desain Indonesia terlihat bahwa strategi penetrasi pasar berada di peringkat satu, memiliki
total nilai daya tarik sebesar 6,272. Nilai ini lebih tinggi di bandingkan nilai daya tarik dua
alternatif strategi lainnya yaitu pengembangan produk di peringkat dua sebesar 5,313 dan
pengembangan pasar di peringkat tiga sebesar 4,689. Hal ini menunjukan bahwa alternatif
strategi yang sebaiknya di terapkan oleh PT Tiga Desain Indonesia dalam meningkatkan
daya saing adalah strategi penetrasi pasar.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, disarankan strategi bisnis yang diterapkan oleh PT Tiga
Desain Indonesia adalah strategi penetrasi pasar. Beberapa saran yang dapat di lakukan perusahaan
dalam menerapkan strategi penetrasi pasar antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
Menambah jumlah SDM yang masih kurang memadai, yaitu karyawan pada bagian
drafter dan marketing. Dalam proses perekrutan, perusahaan harus memilih SDM yang
berkompeten misalnya pada calon karyawan bagian drafter dengan menetapkan
standarisasi seperti: sudah pernah sekolah kursus dibidang arsitektur, pengalaman kerja
selama 2 tahun diperusahaan arsitektur, mampu mengoperasikan software-software yang
berkaitan dengan arsitektur dan interior seperti software autocad dan software sketchup.
Untuk calon karyawan pada bagian marketing dengan menetapkan standarisasi seperti:
memiliki pengalaman kerja sebagai marketing sebuah perusahaan selama 2 tahun.
Disarankan juga perusahaan merekrut karyawan pada bagian desainer arsitek dan
interior yang berpengalaman dibidangnya masing-masing
Lebih fokus pada kegiatan promosi, yaitu dengan melakukan kegiatan promosi yang
lebih efektif dan intensif untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar. Misalnya
dengan membuat program-program promosi seperti mengikuti pameran-pameran arsitek
dan memasang iklan melalui media cetak seperti majalah atau surat kabar. Dalam hal
ini, perusahaan harus menyiapkan anggaran iklan yang lebih besar. PT Tiga Desain
Indonesia dapat juga membuat akun situs di jejaring sosial seperti Facebook, Instagram,
dan Twitter untuk pengenalan profil perusahaan dan memasarkan produk jasa yang
dimiliki. Ini merupakan sebuah cara yang terbilang murah untuk melakukan pemasaran.
Dengan kegiatan promosi informasi terbaru mengenai perusahaan dapat tersampaikan
kepada para klien maupun calon klien.
Menerapkan electronic word-of-mouth (eWOM) sebagai pengembangan dari kekuatan
yang dimiliki perusahaan yaitu word of mouth menjadi andalan. Perusahaan bisa
menggunakan microblogging dengan layanan Web komunikasi sosial yang ada seperti
Facebook, Instagram, dan Twitter untuk memberikan informasi tentang perusahaan.
Perbedaannya adalah informasi mengenai perusahaan yang disebar luaskan melalui
eWOM lebih cepat tersampaikan kepada para konsumen dibanding menerapkan eWOM
tradisional.
Memberikan harga yang terbaik kepada klien. Artinya perusahaan bisa menyesuaikan
budget yang dimiliki klien namun tetap sesuai dengan konsep desain yang diinginkan
klien. Kualitas desain maupun bahan material yang nantinya digunakan dalam proses
pembangunan juga sesuai dengan harga yang diberikan.
Berupaya untuk menambah dan mempertahankan tingkat loyalitas klien dengan cara
memberikan harga khusus untuk klien yang sudah menggunakan jasa perusahaan lebih
dari 2 kali serta memberikan diskon bagi klien yang memberikan rekomendasi kepada
rekannya untuk menggunakan jasa konsultan arsitek di PT Tiga Desain Indonesia.
Upaya ini juga akan berpengaruh dalam menjaga hubungan yang baik dengan klienklien yang sudah loyal.
6.
7.
Mempertahankan kualitas desain yang dimiliki dengan cara terus meng-update desain
baik rumah, interior sebuah kafe, maupun bangunan lainnya dengan mengikuti trend
masa kini dengan tujuan agar desain yang dimiliki perusahaan tidak hanya
dipertahankan kualitasnya, namun juga dikembangkan dengan tetap menyesuaikan
konsep desain yang diinginkan oleh klien.
Meningkatkan proses monitoring serta updating dalam proses pengerjaan proyek kepada
karyawan bagian drafter yang dikerjakan untuk mendapatkan penjadwalan yang paling
realistis agar alokasi sumber daya dan penetapan durasinya sesuai dengan sasaran dan
tujuan proyek.
Perusahaan sebaiknya tidak mengabaikan dua alternatif strategi lainnya yang sesuai untuk diterapkan
oleh perusahaan yaitu strategi pengembangan produk dan pengembangan pasar. Kedua alternatif
strategi ini sebaiknya diterapkan atau dilaksanakan setelah perusahaan mengimplementasikan strategi
penetrasi pasar, dengan tujuan agar perusahaan lebih fokus sehingga mencapai hasil yang maksimal.
Saran yang dapat di lakukan perusahaan dalam menerapkan strategi pengembangan produk antara
lain:
1.
Pengembangan produk dalam rangka meningkatkan kualitas desain yang dimiliki PT
Tiga Desain Indonesia. Dalam hal ini, kreatifitas yang memiliki peran penting.
Perusahaan bisa merekrut karyawan atau desainer arsitek dan interior yang sebelumnya
pernah bekerja diperusahaan ternama seperti PT Sekawan Designinc Arsitek. Dengan
memiliki desainer-desainer yang berkualitas, perusahaan akan mampu menciptakan
desain-desain yang berkarakter dan memiliki ciri khas. Namun perusahaan harus
memberikan gaji yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki karyawan tersebut.
Selanjutnya saran yang dapat di lakukan perusahaan dalam menerapkan strategi pengembangan pasar
antara lain:
1.
2.
Optimalisasi layanan internet dengan cara membuat situs website agar perusahaan
memiliki media untuk menampilkan portofolio proyek-proyek yang telah dikerjakan
perusahaan, menampilkan contoh-contoh desain yang pernah dibuat, serta menampilkan
company profile. Dalam membuat situs website perusahaan, tampilan halaman website
juga harus menarik misalnya seperti menampilkan desain-desain rumah berkonsep
minimalis dan klasik. Hal ini bertujuan agar calon klien mendapatkan visualisasi dari
tampilan desain rumah diwebsite perusahaan. Tentunya di era globalisasi yang semakin
maju, perusahaan sudah seharusnya memiliki situs website karena hal ini bermanfaat
untuk mempermudah akses calon klien dari wilayah manapun untuk menghubungi
contact person perusahaan serta juga akan membantu meningkatkan brand image
perusahaan.
Menjalin kerja sama dalam bentuk kontrak kerja dengan menetapkan harga yang sesuai
dalam bentuk penawaran dengan klien-klien ‘besar’ seperti perusahaan pengembang
yang berguna meningkatkan pendapatan terhadap perusahaan yang sifatnya lebih pasti.
REFERENSI
David, Fred R. (2011). Strategic Management. Jakarta: Salemba Empat.
Pearce II, John A. dan Robinson Richard B. Jr. (2008) Manajemen Strategis 10. Jakarta: Salemba
Empat.
Rangkuti, Freddy. (2009). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Robbins, S dan Coulter, M. (2007). Manajemen. Jakarta: PT. Indeks.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Umar, Husein. (2008). Strategic Management in Action. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
RIWAYAT PENULIS
Jordy Mufti Prasetyo lahir di Jakarta, 4 Maret 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di
Universitas Bina Nusantara (Binus University), Jakarta dalam jurusan Manajemen, program studi
Entrepreneurship pada tahun 2015.
Download