BAB 4 PEMBAHASAN Evaluasi pengendalian internal merupakan suatu proses pengendalian yang dilakukan perusahaan agar menciptakan keyakainan yang memadai serta menghasilkan rekomendasi perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari operasional perusahaan. Dalam skripsi ini, penulis akan membatasi ruang lingkup pemeriksaan sebatas survei pendahuluan atas prosedur penerimaan, pengeluaran dan administrasi persediaan barang fisik, penilaian keandalan pengendalian intern perusahaan dimana ditemukan beberapa permasalahan yang menjadi pembahasan didalam bab ini. Persediaan barang yang akan dibahas terkait dengan aset perusahaan dan transaksi penjualan yang menjadi sumber pendapatan perusahaan. Pada pembahasan evaluasi pengendalian internal atas Penerimaan, Pengeluaran dan Administrasi persediaan barang fisik pada PT. Simpatindo Multimedia dilakukan berdasarkan hasil pengumpulan data dan pengujian bukti audit pada tahap survei pendahuluan (preliminary survey). Penulis akan mengumpulkan informasi-informasi yang terkait dengan sistem penerimaan, pengeluaran dan administrasi persediaan barang fisik. Agar dapat mengetahui kelemahan serta kebaikan yang terjadi atas penerimaan, pengeluaran, dan administrasi persediaan barang fisik pada PT. Simpatindo Multimedia. 4.1 Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Dalam tahap survei pendahuluan pelaksanaan audit operasional pada PT. Simpatindo Multimedia yang berlokasi di Jl. K.H Hasyim Ashari No. 125. Penulis melakukan survei pendahuluan yang dilaksanakan untuk memperoleh informasi dan gambaran mengenai penerimaan, pengeluaran, administrasi persediaan barang dagang fisik dan pengelolaan persediaan barang pada PT. Simpatindo Multimedia. Tujuan dari kegiatan survei pendahuluan adalah untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan yang akan diperiksa, meminta informasi mengenai prosedur dan kebijakan perusahaan atas pembelian dan pengelolaan persediaan barang, serta akan mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang diajukan, dan untuk menilai 1 2 apakah proses penerimaan dan pengeluaran dan administrasi persediaan barang fisik telah dilaksanakan secara efektif dan efisien. Prosedur survei pendahuluan yang dilakukan pada PT. Simpatindo Multimedia adalah berkunjung ke perusahaan untuk bertemu dengan manajer Accounting sebagai wakil dari perusahaan. Kemudian melakukan pembicaraan atau mewawancarai dengan manajer Accounting, selanjutnya manajer Accounting memperkenalkan kepada beberapa pihak yang terkait yaitu kepala bagian pembelian, bagian gudang, dan bagian accounting. Selanjutnya mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan untuk penelitian ini mengenai sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, bidang usaha yang dijalankan perusahaan, produk-produk pembelian, struktur organisasi bagian penerimaan, pengeluaran, dan administrasi persediaan barang serta uraian tugas pada PT. Simpatindo Multimedia. Lalu melakukan wawancara dengan pihak yang terkait atas pengelolaan persediaan barang seperti bagian pembelian, gudang, dan akuntansi untuk mengetahui dan mempelajari prosedur pembelian dan pengelolaan persediaan barang yang diterapkan pada perusahaan apakah telah efektif dan efisien atau perlu dilakukan adanya perbaikan. Kemudian melakukan wawancara mengenai prosedur maupun kebijakan penerimaan, pengeluaran dan administrasi persediaan barang untuk dapat mengetahui sejauh mana pembelian dan pengelolaan persediaan barang berjalan dengan efektif dan efisien. Serta untuk mentahui sejauh mana pengendalian internal persediaan barang dagang fisik berperan dalam menunjang efektifitas pengelolaan persediaan barang dagang fisik pada PT. Simpatindo Multimedia. Lalu setelah itu penulis mengunjungi gudang PT. Simpatindo Multimedia untuk mengamati secara langsung cara kerja karyawan yang terkait dan untuk mempelajari tata cara penyimpanan persediaan barang di gudang serta dapat mempelajari penerimaan barang dari dalam gudang. Selanjutnya memberikan kuesioner yang berkaitan dengan pembelian, penerimaan, penyimpanan tata letak, pendistribusian dan pengawasan fisik persediaan. Adapun langkah yang diambil dalam melakukan survei pendahuluan sebagai berikut : 3 a. Wawancara. Dengan melakukan wawancara pada Manager Accounting, Kepala bagian pembelian, dan bagian gudang pada persediaan barang dengan menggunakan kuesioner yang telah dirancang oleh penulis agar mendapatkan hasil yang benar terjadi pada bagian pembelian dan pengelolaan persediaan barang. b. Observasi. Melakukan pengamatan langsung ke bagian pembelian dan gudang dengan mengamati aktivitas-aktivitas yang dilakukan terkait penerimaan, pengeluaran dan administrasi persediaan barang fisik. c. Dokumentasi. Penulis mempelajari prosedur penerimaan, pengeluaran dan administrasi persediaan barang dagang fisik pada PT. Simpatindo Multimedia dan melakukan pemeriksaan atas bukti yang ada pada aktivitas pembelian dan pengelolaan persediaan barang di perusahaan, yaitu : Purchase Order, Bukti Penerimaan Barang, dan Bukti Pengeluaran Barang. 4.2 Aktivitas perusahaan PT. Simpatindo Multi Media merupakan perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi, PT. Simpatindo Multimedia hanya memfokuskan diri pada pendistribusian produk Telkomsel dan Telkom Flexi dengan target market ke pasar hilir langsung sampai wilayah kecamatan di suatu Regional. Dari sisi pengelolaan keuangan, PT. Simpatindo Multimedia selalu berusaha untuk melakukan pembayaran DOA (Dealer Operating Account) dengan segera sesuai ketentuan Telkomsel. Untuk mendukung perputaran cash flownya maka PT. Simpatindo Multimedia membuat kebijakan dengan secepatnya mendistribusikan produk-produk yang telah didapat dari Telkomsel dan memperhatikan ketepatan pembayaran dari Mitra RS, SD, KiosHALO maupun OBIN. Pendistribusian barang tidak dilakukan ke beberapa agen besar saja tetapi melakukan penyebaran ke jaringan jaringan kecil di area yang luas sehingga pembayaran / flow uangnya tidak terpaku pada orang tertentu saja. 4 4.3 Sistem SGVT ( Sarindo Group Visual Trading) Sarindo Group Visual Trading (SGVT) adalah program trading dan inventory berbasis windows pengembangan dari SVT ( Simpatindo Virtual Trading ). Program ini menggabungkan antara data penjualan, data customer, data penyebaran dan data inventory baik di masing - masing daerah / outlet maupun bersifat sentral (nasional). Dengan data tersebut kita dapat memantau penjualan, penyebaran produk dan jumlah stock beserta expired datenya setiap saat. Selain itu Sarindo Group Visual Trading (SGVT) memiliki beberapa fungsi antara lain : 1. Dapat melakukan pencatatan atas persediaan dan mutasi barang 2. Berfungsi sebagai transaksi penjualan 3. Memiliki kegunaan dalam membantu memonitoring piutang 4. Membuat laporan penjualan 5. Membuat kartu Stock 4.3.1 Siklus Pengeluaran (Expenditure Cycle) Siklus pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran persediaan barang fisik. Pada PT. Simpatindo Multimedia, siklus pengeluaran lebih berfokus pada sistem SGVT terkait perolehan penerimaan, pengeluaran dan administrasi persediaan barang fisik. Di dalam siklus pengeluaran, pertukaran informasi utama adalah dengan pemasok barang (vendor). Di dalam perusahaan, informasi mengalir ke siklus pengeluaran dari siklus pendapatan dan produksi, pengendalian persediaan, dan berbagai departemen tentang kebutuhan untuk membeli persediaan barang. Tujuan utama dalam siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan biaya total dan memelihara persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang dibutuhkan perusahaan. Sebagai tambahan, pihak manajemen harus mampu mengawasi dan mengevaluasi efisiensi serta efektivitas proses siklus pengeluaran, yang membutuhkan akses ke data terinci mengenai sumber daya yang di gunakan dalam siklus pengeluaran, kegiatan yang mempengaruhi sumber daya tersebut, serta pelaku yang terlibat dalam 5 kegiatan tersebut. Berikut ini adalah tiga fungsi dasar dalam siklus pengeluaran (Expenditure Cycle) antara lain : 1. Memperoleh dan memproses data mengenai berbagai aktivitas bisnis 2. Menyimpan dan mengatur data untuk mendukung pengambilan keputusan 3. Menyediakan fungsi pengendalian untuk memastikan keandalan data dan penjagaan atas sumber daya organisasi Selanjutnya, agar dapat berguna dan relevan untuk pengambilan keputusan, data harus akurat, andal, dan tepat waktu. 4.4 Evaluasi Pengendalian Internal PT. Simpatindo Multimedia Pengujian Sistem Pengendalian Internal bertujuan untuk mengevaluasi dan menguji efisiensi dan efektivitas dari pengendalian yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, mengidentifikasi kelemahan SPI dan dampaknya, serta memanfaatkan TAO ( Tentative Audit Objective) menjadi FAO (Fixed Audit Objective). Dalam melakukan Evaluasi Pengendalian Internal PT. Simpatindo Multimedia penulis melakukan analisa dan evaluasi terhadap hasil wawancara, pengamatan dan kuesioner. Berdasarkan dari hasil analisa dan evaluasi yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa PT. Simpatindo Multimedia sebenarnya sudah memiliki sistem dan prosedur yang cukup memadai. Hal ini dapat dilihat dari jawaban yang diperoleh dari wawancara, kuesioner maupun dari pengamatan yang menunjukkan adanya kebaikankebaikan dalam kegiatan operational perusahaan. Namun semua itu belum tentu dapat dikatakan bahwa Sistem Pengendalian Intern yang dimiliki perusahaan tidak memiliki kelemahan atas kegiatan pembelian dan pengelolaan persediaannya. Kelemahan-kelemahan inilah yang nantinya akan diberikan saran-saran perbaikan. Kuesioner yang dibuat oleh penulis berisikan daftar pertanyaan yang dapat dijawab oleh pihak terkait dengan beberapa pilihan jawaban seperti : - “Ya”, yang menunjukkan adanya kebaikan terhadap salah satu internal control terkait dari sistem SGVT (Sarindo Group Visual Trading) terhadap penerimaan, pengeluaran, dan administrasi persediaan barang fisik pada perusahaan Simpatindo Multimedia hal 6 ini telah dibuktikan penulis melalui wawancara terhadap bagian accounting salah satunya sistem SGVT (Sarindo Group Visual Trading) dapat menampung langsung data secara detail terkait persediaan barang fisik yang bertujuan memonitoring langsung penjualan secara detail dan dapat mengetahui piutang dan umur piutang customer. - “Tidak”, yang menunjukkan adanya kelemahan terhadap salah satu internal control terkait dari sistem SGVT (Sarindo Group Visual Trading) terhadap penerimaan, pengeluaran, dan administrasi persediaan barang fisik pada perusahaan Simpatindo Multimedia dalam hal ini penulis telah melakukan observasi dan survey langsung ke perusahaan. salah satunya adalah sistem SGVT (Sarindo Group Visual Trading) yang tidak online sistem ini melakukan input data dengan proses tarik data,apabila hari ini melakukan transakti data baru akan diupload besok hari. Berikut ini beberapa kelemahan yang ada di sistem SGVT antara lain : 1. Sistem ini tidak dapat menjurnal transakti (maksudnya tidak ada menu untuk melakukan jurnal/posting ke akun perkiraan). 2. Tidak dapat menampilkan laporan laba/rugi 3. Tidak bisa membuat neraca 4. Tidak dapat melakukan penyusutan dan belum terkoneksi ke laporan keuangan perusahaan. Berdasarkan hasil internal control questioners maka ditemukan unsur-unsur pengendalian intern sebagai berikut: 1. Lingkungan pengendalian (contol environment) Berdasarkan hasil internal control questioners ditemukan bahwa manajemen PT. Simpatindo Multimedia sudah cukup memadai dalam mengelola pengendalian lingkungan. Dalam hal ini penulis telah melakukan survey ke perusahaan dan mengambil kesimpulan bahwa Perusahaan telah mempunyai integritas dan nilai etika, kebijakan dan prosedur, serta struktur organisasi yang menunjang aktiivitas penerimaan, pengeluaran dan administrasi 7 persediaan barang fisik serta pemberian wewenang dan tanggung jawab yang diterapkan dalam perusahaan telah memadai. Hal ini dapat telah terbukti dengan adanya penerapan standar etis dan perilaku yang dikomunikasikan kepada karyawan dan diperkuat dengan praktik setiap harinya. Perusahaan mengomunikasikan integritas dan perilaku etis melalui suatu kebijakan dan aturan perilaku. 2. Penaksiran Risiko (risk assessment) Dalam hal yang berkaitan dengan penerimaan, pengeluaran dan administrasi persediaan barang fisik dengan sistem SGVT resiko yang dapat timbul dalam perusahaan relatif kecil karena pengendalian intern dalam perusahaan sudah cukup memadai. Hal ini terlihat dari kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi, mengelola dan mengevaluasi risiko dengan adanya pelaksanaan pengendalian internal yang diterapkan di dalam perusahaan sehingga perusahaan dapat mengatasi dan meminimalisir risiko yang akan terjadi. Namun masi ada hal yang perlu diperhatikan yaitu prosedur dan kebijakan atas penerimaan, pengeluaran administrasi persediaan barang fisik dengan sistem SGVT belum dibuat secara tertulis. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak mengkodifikasi prosedur dan kebijakan penerimaan, pengeluaran administrasi persediaan barang fisik dengan sistem SGVT secara tertulis dalam sebuah dokumen. 3. Aktivitas Pengendalian (control activities) Aktivitas pengendalian dalam perusahaan sudah cukup memadai hal ini dapat dilihat dari poin – poin sebagai berikut : a. Setiap fungsi dalam perusahaan telah dikelola oleh orang yang berbeda dan berkompeten terutama dibidang penerimaan, pengeluaran, dan administrasi persediaan barang fisik. b. Terdapat pemisahan tugas dan tanggung jawab secara tertulis. c. Terdapat otorisasi transaksi. d. Pendokumentasian dan pencatatan yang cukup baik, detail, akurat dan relevan . e. Ada pengendalian secara fisik terhadap penerimaan dan pengeluaran persediaan barang fisik. 8 4. Informasi dan Komunikasi (information and communication) Informasi dan komunikasi dalam perusahaan sudah cukup memadai hal ini terlihat dari setiap karyawan perusahaan PT. Simpatindo Multimedia telah mampu mengidentifikasi, memahami, dan melakukan pertukaran informasi sehingga karyawan yang terlibat bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya. Hal yang masih perlu diperhatikan untuk kebaikan perusahaan yaitu informasi dari pihak luar perusahaan terkait perkembangan persediaan barang fisik yang menunjang efekifitas dan efisiensi perusahaan karena dapat berpengaruh dalam pengambilan keputusan. 5. Pemantauan (monitoring) Pemantauan yang ada dalam perusahaan dilakukan oleh pihak manajemen sudah cukup memadai. Setiap manajer memonitoring pekerjaan karyawan untuk menilai apakah pengendalian intern yang berjalan sudah efektif dan efisien. Perusahaan belum mempunyai internal auditor yang secara khusus bekerja untuk mengaudit intern perusahaan. Adapun kebaikan-kebaikan yang ditemukan dalam kegiatan operational terkait pengendalian internal perusahaan atas penerimaan, pengeluaran, dan administrasi pengelolaan persediaan baran fisik PT. Simpatindo Multimedia adalah sebagai berikut: 1. Struktur organisasi pada PT. Simpatindo Multimedia sudah digambarkan dengan jelas dalam suatu bagan organisasi dan menunjukkan garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas. 2. Bagian pembelian terpisah dari bagian penerimaan ataupun bagian akuntansi. 3. Dokumen yang berhubungan dengan kegiatan pembelian dan pengelolaan persediaan disimpan berdasarkan nomor urutnya. 4. Bagian gudang selalu memeriksa persediaan barang yang datang dari pemasok untuk memeriksa apakah persediaan barang yang datang telah sesuai dengan kriteria yang dipesan. Hal ini juga berlaku untuk penerimaan barang jadi yang akan disimpan di dalam gudang. 5. Persediaan barang diletakkan ditempat yang terpisah untuk memudahkan dalam mencari barang yang diperlukan. 9 6. Bagian gudang selalu melaporkan kejadian yang berhubungan dengan aktivitas keluar masuknya persediaan milik perusahaan. 7. Gudang memiliki fasilitas yang memadai seperti penerangan dan alat pemadam kebakaran yang tersedia diseluruh titik penting tempat penyimpanan persediaan barang 8. Bagian akuntansi telah melakukan pencatatan berdasarkan standar akuntansi yang berlaku umum. Namun dari beberapa kebaikan Sistem Pengendalian Intern yang ada pada PT. Simppatindo Multimedia, terdapat pula beberapa kelemahan yang harus diperhatikan oleh pihak manajemen. Kelemahan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan telah memiliki prosedur untuk pembelian ataupun pengelolaan persediaan tetapi tidak dituangkan dalam bentuk manual operation. Perusahaan sudah memiliki prosedur yang dijalankan berupa SOP dari tahun ketahun namun tidak memiliki prosedur yang dibukukan (manual operation). Dari hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan pada tanggal 26 Maret 2014, kenyataannya banyak pernyataanpernyataan dari pihak-pihak kenyataannya. Seharusnya terkait perusahaan yang tidak mempunyai sesuai prosedur dengan yang tertulis agar kinerja perusahaan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya kendala yang ditimbulkan dari tidak terdapatnya prosedur yang dibukukan tersebut. Pihak manajemen mengatakan bahwa karyawan yang bekerja di perusahaan telah mengabdi selama sekian tahun sehingga untuk urusan prosedur mereka sudah hapal diluar kepala. 2. Akibat yang mungkin ditimbulkan dari tidak dimilikinya prosedur yang dibukukan adalah kemungkinan karyawan yang telah bekerja selama bertahun-tahun tersebut mengundurkan diri, ataupun sudah hampir menjalani masa pensiun maka perusahaan harus segera mengganti karyawan tersebut dengan karyawan yang baru. Disini tentu saja pihak manajemen membutuhkan adanya prosedur yang dibukukan untuk menjelaskan apa-apa saja yang harus dilakukan dalam mengerjakan kegiatan operational perusahaan terkait penerimaan, 10 pengeluaran dan administrasi persediaan barang fisik dengan sistem SGVT. 3. Menjelaskan prosedur kepada karyawan baru membutuhkan waktu dan sumber daya rnanusia yang lebih agar karyawan baru tersebut dapat mengerti dan bekerja dengan baik sesuai dengan prosedur yang biasa dilakukan. Belum tentu semua prosedur yang harus dijelaskan dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat. Jika demikian adanya maka kegiatan operasional dalam hal penerimaan,pengeluaran dan administrasi persediaan barang fisik perusahaan dapat terganggu. Dan jikalau sampai terjadi kesalahan dalam proses pengerjaannya tidak ada standar yang jelas dan dapat dilihat untuk menentukan standar yang benar karena semua dikerjakan menurut kebenaran yang diyakini oleh pelakunya. Hal ini pastinya membuat kinerja perusahaan menjadi tidak efektif. Sebaiknya pihak manajemen segera membukukan prosedur kinerja operasional milik perusahaan secara keseluruhan agar kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik dan maksimal. 4.5 Penilaian Efektifitas, Efisiensi dan Ekonomis Terhadap Penerimaan, Pengeluaran, dan Administrasi Persediaan Barang Fisik pada PT. Simpatindo Multimedia Dalam memperoleh informasi yang berhubungan dengan penilaian terhadap Penerimaan, Pengeluaran, dan Administrasi Persediaan Barang Fisik. penulis melakukan pengamatan langsung terhadap proses tersebut dan juga melakukan pemberian kuesioner. Pemberian kuesioner ini ditujukan kepada pihak yang terkait yang berisikan daftar pertanyaan mengenai Penerimaan, Pengeluaran, dan Administrasi Persediaan Barang Fisik untuk dapat menilai internal control dari sistem yang sudah berjalan apakah sudah efektif, efisien dan ekonomis didalam perusahaan. Melalui kuesioner ini akan dapat mengidentifikasikan kebaikan serta kelemahan yang terdapat dalam PT. Simpatindo Multimedia terkait masalah penerimaan, pengeluaran, dan administrasi persediaan barang. Berdasarkan dari hasil kuesioner internal control, penulis menemukan beberapa kebaikan pada perusahaan yang berkaitan dengan penerimaan, 11 pengeluaran dan administrasi pengelolaan persediaan barang fisik pada PT. Simpatindo Multimedia. a) Bagian Pengeluaran Pengelolaan Persediaan Barang • Perusahaan sudah memiliki prosedur penerima dan penyimpanan barang menggunakan work instruction serta mempunyai daftar uraian tugas (jobdesk) secara tertulis untuk para karyawannya. • Semua kebijakan pada persediaan telah dikomunikasikan dengan baik. • Pada sistem gudang penyimpanan barang tidak terpisah dari sistem penerimaan barang, sistem pembelian, sistem akuntansi, dan sistem pembayaran. Karena sudah digabungkan dengan SOP dan terintegrasi. • Perusahaan sudah memiliki safety stock. • Stock opname akan dilakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada pihak gudang. • Setiap penerimaan barang dalam gudang sudah didasarkan purchase order & surat jalan • Perusahaan melakukan audit pada persediaan pertahun dan melibatkan accounting. • Barang yang sudah diterima langsung disimpan dalam gudang lalu penyusunan barang dipisahkan berdasarkan jenisnya dan didalam gudang di awasi oleh security gudang. • Gudang selalu membuat laporan penerimaan barang setelah menerima barang. b) Bagian Penerimaan Terkait Pembelian Persediaan Barang fisik • Pada bagian pembelian sudah memiliki prosedur atau kebijakan serta mempunyai daftar uraian tugas (jobdesk) untuk para karyawannya. • Purchase order dibuat didasarkan Form permintaan pembelian yang bernomor urut, diotorisasi oleh kepala bagian pembelian, dan manajer yang berwenang. • Bagian pembelian akan selalu meminta surat permintaan penawaran harga kepada supplier sebelum membuat purchase order. 12 • Pembelian dalam perusahaan dilakukan untuk mendapatkan keuntungan. • Bagian pembelian sudah melakukan konfirmasi ulang kepada supplier setelah mengirimkan purchase order melalui fax. • Semua kebijakan dalam pembelian sudah dikomunikasikan dengan baik antara manajer dengan bagian pembelian yang terkait. c) Bagian Administrasi Pembayaran • Bagian Administrasi pembayaran mempunyai daftar uraian tugas (jobdesk) untuk para karyawannya. • Didalam dokumen hutang adanya pemisahan yang sudah dibayar dengan yang belum dibayarkan. • Bagian Administrasi pembayaran perusahaan sudah memiliki prosedur dan kebijakan pada pembayaran utang secara tertulis. • Semua informasi yang berkaitan dengan pembelian sudah dikomunikasikan dengan baik. Bagian Administrasi pembayaran akan mendapatkan konfirmasi dari bagian penerimaan apabila terjadi retur pembelian dan laporan pengeluaran kas diberikan secara berkala ke manajemen. • Copy bukti pembayaran akan dikirimkan ke bagian accounting dan pembayaran hutang sudah berjalan dengan lancar. • Dalam pembayaran hutang perusahaan sudah berjalan lancar dan selalu tepat waktu. • Saat akan menyerahkan penyerahan giro harus ada tanda tangan dari supplier untuk bukti pengeluaran bank sebagai bukti pembayaran. • Sebelum perusahaan melakukan pembayaran, bagian pembayaran sudah mengacu pada dokumen-dokumen yang terkait seperti invoice, kwitansi bermaterai, faktur pajak, purchase order, dan surat jalan. d) Bagian Accounting • Bagian accounting sudah memliki prosedur atau kebijakan yang mengatur transaksi pembelian serta sudah mempunyai daftar uraian tugas (jobdesk) secara tertulis untuk para karyawannya. 13 • Hanya bagian accounting yang dapat mengakses pencatatan akuntansi. • Sistem accounting tidak terpisah dengan sistem pembelian dan sistem keuangan. • Bagian accounting akan selalu melakukan update status piutang. Bagian accounting akan melakukan pengechekkan ulang atas kelengkapan dan kesesuaian dokumen-dokumen yang terkait. • Bagian accounting selalu membuat Form sebagai bukti bahwa ada hutang yang telah siap untuk dibayarkan. • Laporan keuangan akan dilaporkan kepada manajemen secara tiap bulan, per 3 bulan, dan secara tahunan. • Bagian accounting akan melakukan pengechekkan ulang secara periodik terhadap buku besar & neraca saldo atas transaksi serta dilakukan secara rutin pada pengechekkan rekonsiliasi bank, laporan keuangan bulanan dan laporan keuangan tahunan. Namun selain beberapa kebaikan dari hasil kuesioner yang berkaitan dengan penerimaan,pengeluaran,dan administrasi persediaan barang fisik, Adapun kelemahan yang terdapat pada perusahaan. Yaitu : 1) Pada bagian pembelian tembusan arsip purchase order tidak diberikan kepada bagian gudang. Melainkan hanya memberikan tembusan arsip pada bagian finance. 2) Saat perusahaan akan membeli barang ke vendor. Jumlah barang yang dikirim ke perusahaan terkadang tidak sesuai dengan jumlah barang yang dipesan oleh perusahaan. 3) Saat pengiriman barang yang dipesan oleh perusahaan terkadang tidak tepat waktu dan terjadi keterlambatan dalam mengirim barang ke perusahaan. 4) Pada bagian pembayaran perusahaan tidak melakukan rekonsiliasi secara berkala antara check register dengan rekening koran oleh pihak yang membuat check register tersebut. 5) Pada bagian pembayaran tidak dibuat pencatatan check register dan voucher register. 14 4.6 Prosedur Audit Rinci atas Penerimaan, Pengeluaran dan Administrasi Persediaan Barang Fisik pada PT. Simpatindo Multimedia. Dalam melakukan prosedur audit akan dapat membantu untuk mengaudit dengan tujuan akan mendapatkan bukti audit yang mendukung dalam pelaksanaan pemeriksaan operasional. Pada tahap ini, penulis akan menyusun program audit atas penerimaan, pengeluaran, dan administrasi persediaan barang fisik pada PT. Simpatindo Multimedia. 1. Pemeriksaan atas Transaksi Pembelian. Tujuan pemeriksaan adalah : untuk dapat menilai keefektifan dan keefisienan pada perusahaan dari proses pembelian barang yang dilakukan oleh perusahaan. Prosedur Audit : a) Melakukan wawancara dengan bagian pembelian untuk dapat mengetahui prosedur audit. b) Melakukan evaluasi apakah terdapat kelemahan dalam prosedur pembelian. c) Melakukan observarsi dalam pelaksanaan kegiatan pembelian. d) Memeriksa apakah perusahaan telah memiliki safety stock atau reorder point untuk setiap barang dan diriview secara berkala. e) Memeriksa apakah ada otorisasi atas survei permintaan pembelian dan purchase order oleh pejabat yang berwenang. f) Memeriksa apakah bagian pembelian melaksanakan kegiatan pesanan sudah sesuai dengan spesifikasi permintaan dari produksi dengan mencocokkan surat permintaan barang dengan purchase order. g) Diskusikan temuan dan membuat kesimpulan atas hasil dari pemeriksaan serta memberikan saran untuk memperbaiki kelemahan yang terjadi. 15 Hasil pemeriksaan : Dari hasil pemeriksaan pada tahap prosedur audit mengenai pemeriksaan atas transaksi pembelian pada PT. Simpatindo Multimedia. Perusahaan tersebut sudah memiliki prosedur dan kebijakan tertulis mengenai transaksi pembelian hal tersebut juga sudah tercatat jelas dalam SOP perusahaan. Serta perusahaan sudah memiliki daftar uraian tugas (jobdesk) secara tertulis untuk para karyawannya. Perusahaan tersebut sudah menjalankan prosedur dan kebijakan yang berlaku pada perusahaan dengan baik. Perusahaan menerapkan suatu kebijakan atas transaksi pembelian dimana kebutuhan akan barang lebih diutamakan meskipun terdapat perbedaan harga yang jauh berbeda. hal tersebut dikarenakan perusahaan membutuhkan barang yang dipesan dengan kecepatan cepat dalam pengiriman barang tersebut ke perusahaan agar dapat memuaskan pihak customer. Selain itu perusahaan juga sudah memiliki safety stock atau reorder point untuk setiap barang yang akan direview secara berkala. Pada bagian pembelian akan menentukan jumlah pesanan ekonomis setiap akan melakukan pembelian dan survei dalam pembelian akan diotorisasi terlebih dahulu oleh pejabat yang berwenang. Bagian pembelian sudah melaksanakan kegiatan pesanan sesuai dengan spesifikasi permintaan dari produksi. Karena, bagian pembelian tidak berwenang dalam menentukan spesifikasi barang. Perusahaan sudah melakukan kegiatan transaksi pembelian dengan baik. 2. Pemeriksaan atas Penerimaan Barang. Tujuan pemeriksaan adalah untuk menilai keefektifan pada prosedur penerimaan barang yang dilakukan oleh bagian gudang. Prosedur Audit : a) Memeriksa dalam penerimaan barang serta mendeteksi kelemahan yang terdapat. b) Memeriksa dan memastikan apakah telah menerapkan kebijakan dan prosedur berlaku. 16 c) Memeriksa purchase order perusahaan yang berfungsi sebagai pesanan pembelian dan surat jalan yang berfungsi sebagai surat bukti penerimaan barang. d) Lakukan crosschek antara purchase order dengan surat jalan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya ketidaksesuaian spesifikasi dan kuantitas barang yang dipesan dengan barang yang dipesan. e) Memeriksa apakah barang diterima sesuai dengan tanggal penerimaan yang tertera pada purchase order. f) Memeriksa apakah purchase order dan surat jalan, didistribusikan kebagian akuntansi. g) Memeriksa kualitas barang. h) Diskusikan temuan dan membuat kesimpulan atas hasil dari pemeriksaan serta memberikan saran untuk memperbaiki kelemahan yang terjadi. Hasil pemeriksaan : Setelah menjalankan prosedur audit pemeriksaan atas penerimaan barang. Perusahaan sudah memiliki prosedur dan kebijakan secara tertulis yang terdapat pada SOP perusahaan. Sehingga para karyawan dapat menjalankan kegiatan operasi dengan baik. Tetapi, saat penerimaan barang terkadang adanya keterlambatan dalam pengiriman barang sehingga dapat menyulitkan pihak gudang dalam membutuhkan barang yang diperlukan. Seharusnya perusahaan saat ingin memesan barang harus adanya perjanjian dalam waktu pengiriman barang agar sewaktu-waktu jika ada memerlukan barang pihak gudang sudah menyediakan barang tersebut. Setelah melakukan pemeriksaan Purchase order pada perusahaan sudah berfungsi sebagai pesanan pembelian dan surat jalan sebagai surat bukti penerimaan barang. Serta purchase order dan surat jalan akan didistribusikan kebagian akuntansi. Kelemahan yang ditemukan dalam perusahaan ditandai dengan ketidaksesuaian pada kuantitas barang. Karena, pihak pembuat voucer fisik atau modem atas barang tersebut memiliki peraturan pembelian minimum, misalnya pihak gudang membutuhkan voucer fisik dan modem 17 sebanyak 50 unit, tetapi pihak pembuat voucer fisik dan modem barang tersebut mengeluarkan minimum pembelian voucer dan modem adalah 100 unit. Maka perusahaan tetap membeli barang yang dibutuhkan dan kelebihan barang dalam pembelian tersebut harus disimpan dengan baik dalam gudang. 3. Pemeriksaan atas Penyimpanan Persediaan Tujuan pemeriksaan adalah untuk menilai keefektifan dan keefisienan serta ekonomis dari aktifitas penyimpanan barang digudang. Prosedur Audit : a) Melakukan observasi atas proses penyimpanan barang dan fasilitas yang tersedia. b) Melakukan evaluasi proses penyimpanan barang dan fasilitas dan mendeteksi adanya kelemahan yang terdapat dalam proses tersebut. c) Memeriksa apakah barang tersebut telah disimpan dengan baik. d) Memeriksa secara sampling apakah barang telah diberi keterangan produk untuk memudahkan pengidentifikasian. e) Memeriksa secara sampling apakah setiap barang telah dikelompokkan sudah sesuai dengan jenis dan ukurannya. f) Diskusikan temuan dan membuat kesimpulan atas hasil dari pemeriksaan serta memberikan saran untuk memperbaiki kelemahan yang terjadi. Hasil pemeriksaan : Dari hasil pemeriksaan atas penyimpanan persediaan pada perusahaan, perusahaan sudah melakukan penyimpanan barang dengan cukup memadai. seperti suhu dan kelembapan dalam gudang terkontrol melalui fasilitas yang tersedia. Setiap barang yang ada juga telah diberikan kode sesuai dengan produk masing-masing untuk memudahkan proses identifikasi. Persediaan barang yang ada di perusahaan PT. Simpatindo Multimedia itu tidak semua barang milik perusahaan melainkan ada on stock, dan consignment. On stock adalah barang yang dibeli oleh perusahaan kita. Consignment adalah kerjasama dengan perusahaan lain yang menaruh 18 persediaan diperusahaan kita untuk kegiatan operasional dan akan ditagihkan jika barang itu terpakai. Barang tersebut bisa berupa modem selular handphone dan merchandise handpphone lainnya. Kelemahan yang ditemukan adalah dari harga nilai jual consignment bukan harga rata-rata yang ditentukan oleh PT. Simpatindo Multimedia. Tetapi, tergantung dari kontrak kesepakatan. Sebaiknya barangbarang yang akan di consignment kan di PT. Simpatindo Multimedia sudah mempresentasikan sesuai dengan kebutuhan pihak perusahaa sehingga PT. Simpatindo Multimedia tidak mengeluarkan biaya yang lebih tinggi. 4. Pemeriksaan atas Pencatatan Persediaan Tujuan pemeriksaan adalah untuk dapat menilai metode pencatatan dan metode penilaian barang yang diterapkan oleh perusahaan sudah terciptanya pengelolaan persediaan barang yang efektif dan efisien. Prosedur Audit : a) Melakukan wawancara untuk mengetahui metode pencatatan dan penilaian persediaan yang diterapkan oleh perusahaan. b) Melakukan evaluasi pada metode pencatatan dan penilaian persediaan tersebut dan mendeteksi apakah terdapat kelemahan didalamnya. c) Memeriksa secara sampling atas pelaksanaan pencatatan persediaan dilakukan oleh pihak terkait. Apakah pencatatan yang dilakukan telah mengikuti kebijakan dan prosedur yang berlaku dalam perusahaan. d) Memeriksa apakah jumlah persediaan barang yang rusak telah dikurangkan dari total persediaan yang tertera dalam kartu stock gudang dan kartu stock persediaan. e) Diskusikan temuan dan membuat kesimpulan atas hasil dari pemeriksaan serta memberikan saran untuk memperbaiki kelemahan yang terjadi. Hasil pemeriksaan : Dari hasil pemeriksaan atas pencatatan persediaan ditemukan adanya kebijakan manajemen yang kurang memadai yang diterapkan pada PT. 19 Simpatindo Multimedia. Sehingga tidak semua barang menggunakan pencatatan dengan metode FIFO. Perusahaan memiliki persediaan Voucer fisik maupun Modem. Voucer fisik ada yang memiliki dan juga tidak ada yang memiliki expired date. Kebijakan manajemen yang diterapkan oleh perusahaan adalah lebih mengutamakan barang yang memiliki expired date lebih cepat dibanding barang yang dibeli terlebih dahulu. Metode pencatatan dan penilaian persediaan yang diterapkan oleh perusahaan dinilai efektif. Meskipun adanya kebijakan yang kurang memadai atas pencatatan dan penilaian persediaan. Pada jumlah persediaan barang yang rusak pasti akan dikurangkan dari total persediaan yang tertera pada kartu stock di gudang. Perusahaan sudah efektif dalam jumlah persediaan barang. Karena, persediaan barang yang rusak tidak dipergunakan kembali. 5. Pemeriksaan atas prosedur pengeluaran persediaan Tujuan Pemeriksaan : Untuk dapat mengetahui dan memastikan bahwa prosedur pengeluaran barang telah dilaksanakkan dengan efektif dan efisien. Prosedur Audit : a) Melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengeluaran persediaan untuk mengetahui pengeluaran yang diterapkan oleh perusahaan. b) Melakukan evaluasi pengeluaran barang yang diterapkan oleh perusahaan dan mendeteksi apakah terdapat kelemahan didalamnya. c) Melakukan observasi terhadap aktifitas permintan barang yang dilakukan oleh bagian produksi kepada bagian gudang. d) Memeriksa secara sampling apakah setiap pengeluaran barang selalu didasarkan atas bukti permintaan barang. e) Melakukan perbandingan antara jumlah persediaan yang tercantum dalam bukti pengeluaran barang dengan jumlah yang tercantum dalam bukti penerimaan barang. 20 f) Diskusikan temuan dan membuat kesimpulan atas hasil dari pemeriksaan serta memberikan saran untuk memperbaiki kelemahan yang terjadi. Hasil Pemeriksaan : Setelah melakukan pemeriksaan atas prosedur pengeluaran persediaan ditemukan adanya barang berupa modem yang dikeluarkan dari gudang itu tidak langsung diakui sebagai piutang perusahaan. Tetapi, menunggu aktivasi registrasi IP address yang dilakukan pihak customer yang menandakan barang tersebut telah digunakan oleh pihak customer sehingga baru dapat diakui sebangai piutang perusahaan. Metode pencatatan jurnal pengakuan barang bukan saat barang akan keluar dari gudang tetapi, akan dicatat saat barang tersebut telah diaktivasi IP addressnya oleh pihak customer sebagai tand bukti kalau barang tersebut telah aktif dan bisa digunakan. Sebaiknya pencatatan akuntansi pada pengeluaran persediaan sesuai dengan prosedur perusahaan yang berlaku. Kegiatan aktifitas permintaan barang yang dilakukan oleh bagian produksi kepada bagian gudang sudah berjalan dengan baik. Karena, yang berwenang setiap akan ada permintaan barang adalah bagian produksi. Pengeluaran barang pada gudang sudah efektif. Karena, sudah didasarkan atas bukti permintaan barang. 6. Pemeriksaan atas Prosedur Perhitungan persediaan barang Fisik Persediaan. Tujuan Pemeriksaan : untuk dapat menilai apakah perhitungan fisik terhadap persediaan telah dilakukakn secara efektif dan efisien. Prosedur Audit : a) Melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang melakukan perhitungan fisik persediaan barang yang diterapkan oleh perusahaan dalam melakukan perhitungan persediaan. b) Memeriksa secara sampling atas laporan stock opname yang dibuat oleh bagian akuntansi dan bagian gudang. c) Melakukan observasi terhadap aktifitas perhitungan fisik barang yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait untuk 21 memastikan apakah kebijakan dan prosedur yang berlaku telah ditaati. d) Memeriksa apakah telah dilakukan cut-off atas penerimaan dan pengeluaran baranga ketika akan melakukan stock opname. e) Memeriksa apakah kemungkinan terjadinya ketidakefisienan dan ketidakefektifan dalam prosedur perhitungan fisik barang. f) Melakukan evaluasi perhitungan fisik barang serta mendeteksi apakah terdapat kelemahan didalamnya. g) Diskusikan temuan dan membuat kesimpulan hasil dari pemeriksaan audit serta saran-saran yang diberikan untuk memperbaiki kelemahan yang terjadi. Hasil Pemeriksaan : Setelah melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang melakukan perhitungan fisik persediaan barang sudah mengikuti prosedur dan kebijakan yang berlaku pada SOP perusahaan. Laporan stock opname yang dibuat oleh bagian akuntansi dan bagian gudang sudah baik dan berjalan dengan baik. Kelemahan yang terjadi ditemukan dari cuttoff yang kurang efektif. Selama cut-off atas penerimaan dan pengeluaran barang yang kebetulan barang tersebut akan dibutuhkan oleh perusahaan. Maka, pihak gudang akan menggunakan dan membuat bon pinjam sementara. Apabila petugas tidak disiplin dalam melakukan transaksi, setelah masa cut-off berakhir. Maka, barang stock yang ada digudang akan berkurang. Sebaiknya pihak-pihak yang terkait harus disiplin dalm melakukan transaksi penerimaan dan pengeluaran barang selama cut-off. 7. Pemeriksaan atas Efisiensi dan efektifitas penggunaan barang. Tujuan Pemeriksaan : untuk dapat mengidentifikasi apakah barang didalam perusahaan telah digunakan secara efisiensi dan efektifitas. Prosedur Audit : a) Melakukan pemeriksaan secara sampling atas penggunaan barang yang dibuat oleh bagian produksi. catatan 22 b) Memeriksa apakah dalam aktifitas produksi terdapat barang sisa yang tidak digunakan lagi. c) Menganalisa apakah barang sisa tersebut masih bisa dapat dimanfaatkan kembali. d) Melakukan analisis atas kemungkinan terjadinya ketidakefisienan dan ketidakefektifitas dalam penggunaan barang. e) Diskusikan temuan dan membuat kesimpulan hasil dari pemeriksaan audit serta saran-saran yang diberikan untuk memperbaiki kelemahan yang terjadi. Hasil Pemeriksaan : Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh penulis secara sampling atas catatan penggunaan barang yang dibuat oleh bagian produksi sudah cukup memadai. Karena, setiap adanya pengurangan barang dari gudang itu akan langsung dicatat oleh bagian produksi. Jika ditemukan ada barang sisa yang masih baik dalam gudang dan barang yang sudah rusak. Barang-barang sisa yang masih baik dan layak dipakai itu akan dapat dimanfaatkan kembali. Misalnya seperti Voucer yang expired datenya masi tersisa atauu modem yang hanya rusak segel luarnya saja dan masi bisa dikemas ulang agar menjadi seperti baru kembali, akan tetapi jika barang yang sudah rusak atau tidak layak dipakai itu akan dikeluarkan dari gudang. 4.7 Hasil Penelitian atas Penerimaan, Pengeluarann dan Administrasi persediaan barang fisik pada PT. Simpatindo Multimedia. Terdapat adanya beberapa permasalahan kelemahan-kelemahan yang ditemukan oleh penulis dalam proses penerimaan, pengeluaran dan administrasi persediaan barang fisik pada PT. Simpatindo Multimedia dari hasil evaluasi terhadap wawancara, pengamatan dan kuisoner PT. Simpatindo Multimedia yang akan dituangkan dalam bentuk temuan audit. 1. Pada bagian pembelian tembusan arsip purchase order tidak diberikan kepada bagian gudang. Melainkan hanya memberikan tembusan arsip pada bagian finance. 23 Pada bagian pembelian tembusan arsip purchase order tidak diberikan kepada bagian gudang. Melainkan hanya memberikan tembusan arsip pada bagian finance. Kriteria seharusnya semua arsip purchase order dapat dimonitor dan diotorisasi oleh bagian gudang dengan baik. setiap perusahaan akan melakukan transaksi dan membuat purchase order harusnya dilampirkan ke bagian gudang juga. Ketika di tanyakan pada bagian pembelian terjadinya sistem prosedur perusahaan yang masih kurang update dalam proses menyerahkan arsip purchase order dikarenakan sistem SGVT yang tidak online. Akibatnya karena tidak dilakukan pada bagian pembelian untuk menyerahkan arsip purchase order ke bagian gudang. Sering terjadi pengarsipan perusahaan menjadi berantakan dan tidak jelas. Rekomendasi yang diberikan sebaiknya bagian pembelian melakukan konfirmasi ke bagian gudang juga. Agar bagian gudang juga mengetahui dalam pemesanan barang. Dengan demikian perusahaan dapat melakukan control terhadap dokumen-dokumen yang telah dibuat sehingga secara otomatis aktivitas dan kegiatan pembelian dapat berjalan dengan efektif. 2. Saat perusahaan akan membeli barang ke vendor. Jumlah barang yang dikirim ke perusahaan terkadang tidak sesuai dengan jumlah barang yang dipesan oleh perusahaan. Ketika perusahaan akan memesan dan membeli barang ke vendor. Jumlah barang yang dikirimkan ke perusahaan terkadang tidak sesuai dengan jumlah barang yang dipesan oleh perusahaan. Jumlah barang yang dipesan oleh perusahaan seharusnya sesuai dengan jumlah barang yang dibutuhkan oleh perusahaan. Vendor penjual barang tersebut mempunyai peraturan dalam pembelian minimum barang. Perusahaan memiliki kelebihan barang dari yang dibeli. Sehingga perusahaan harus menyimpan kelebihan barang tersebut dengan baik didalam gudang. Rekomendasi yang diberikan sebaiknya perusahaan melakukan konfirmasi kembali kepada vendor atas pembelian barang tersebut. Dan perusahaan harus dapat menyimpan kelebihan barang dalam pembelian tersebut dengan baik didalam gudang. Sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian atau kekurangan 24 3. Saat pengiriman barang yang dipesan oleh perusahaan terkadang tidak tepat waktu dan terjadi keterlambatan dalam mengirim barang ke perusahaan. Saat pada pengiriman barang keperusahaan terkadang terjadi keterlambatan atau tidak tepat waktu. Karena, PT. Simpatindo Multimedia akan memesan barang ke vendor yag merupakan PT. Telkomsel yang berada di luar negeri lalu barang akan dikirim melalu perjalanan laut sehingga akan memakan waktu banyak. Perusahaan lebih peka didalam pengiriman barang sehingga konsumen tidak merasa dirugikan. Bagian pembelian kurang cepat dalam menangani pending material. Sehingga ditemukannya beberapa armada yang bermasalah sehingga dapat menyebabkan kerugian pada perusahaan. Akibatnya terjadinya keterlambatan di dalam pengiriman barang kepada perusahaan. Bagian produksi tidak bekerja dengan semaksimal mungkin. Karena, harus menunggu barang sampai ke perusahaan. Rekomendasi yang diberikan sebaiknya perusahaan melakukan konfirmasi sebelum dan sesudah pengiriman sehingga proses pengiriman barang dapat berjalan dengan baik. Dan bagian pembelian harus mengutamakan pekerjaan mereka dalam memesan barang agar dapat berjalan dengan efektif. 4. Pada bagian pembayaran perusahaan tidak melakukan rekonsiliasi secara berkala antara check register dengan rekening koran oleh pihak yang membuat check register tersebut. Setelah melakukan pemeriksaan ternyata PT. Simpatindo Multimedia tidak melakukan rekonsiliasi berkala antara check register dengan rekening koran pada perusahaan. Kriteria seharusnya PT. Simpatindo Multimedia melalukan rekonsiliasi secara berkala terhadap check register dengan rekening koran. Dokumen-dokumen check register harus ditandatangani oleh pihak yang berwenang dalam melakukan pembelian barang. Bagian pembayaran tidak melakukan rekonsiliasi dikarenakan pekerjaan yang terlampau sangat banyak sehingga mereka tidak mengerjakannya dengan efektif. Akibatnya dalam pembayaran sering ditemukan ketidaksesuaian dipelaporan keuangan. Sehingga dapat 25 mengakibatkan check register dengan rekening koran yang tidak sesuai. Rekomendasi yang diberikan sebaiknya pada perusahaan harus diadakan rekonsiliasi secara berkala. Dan dokumen-dokumen harus ditandatangani oleh pihak yang berwenang. Sehingga pembayaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. 5. Pada bagian pembayaran tidak dibuat pencatatan check register dan voucher register. Setelah melakukan wawancara ke pada bagian pembayaran. Pada bagian pembayaran tidak dibuatkan pencatatan check register dan voucher register pada perusahaan. Kriteria seharusnya dibuatkan check register untuk lebih mempermudah pengarsipan dalam pencatatan jurnal barang dan jasa serta jurnal pengeluaran kas. Bagian melakukan pekerjaan. mengerjakannya dalam pembayaran banyak Sehingga mereka sering melakukan pencatatan. lupa untuk Akibatnya sering diketemukan ketidakcocokan data. Sehingga dapat membuat kekeliruan dalam pencatatan. Rekomendasi yang diberikan sebaiknya bagian pembayaran harus secara konsisten dalam bekerja. Mereka harus bisa menjalankan pekerjaan mereka dengan sesuai bidang yang mereka miliki. Bagian pembayaran harus efektif dalam melakukan pencatatan check register dan voucher register. 26 27