BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Manajemen Pemasaran Perusahaan membutuhkan suatu manajemen untuk mengelola program pemasaran yang telah ada, agar tujuan organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif, guna mendapatkan hasil yang maksimal. Kotler (2008:7) mendefinisikan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain”. Dan Kotler dan Keller (2009:6) lebih jauh menyatakan bahwa “Manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul”. Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulkan bahwa manajemen pemasaran merupakan suatu kegiatan sistematis dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk mengelola program pemasaran a. Pengertian Pemasaran Pemasaran menjadi suatu komponen penting dalam menjalankan roda suatu perusahaan. Karena, dalam kegiatan pemasaran produk dan jasa dapat sampai kepada konsumen. Kegiatan pemasaran yang baik tentunya akan berpengaruh terhadap perusahaan salah satunya adalah mendapatkan keuntungan bagi perusahaan khususnya berupa laba dan konsumen secara umumnya berupa manfaat produk. Menurut Kotler dan Keller (2012:27) “Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain”. Dan lebih jauh Kotler dan Keller (2009:38) menyatakan juga bahwa“Pemasaran adalah proses 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2 perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi”. Dari teori tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam menjalankan proses pemasaran, para pemasar harus terlebih dahulu mencari apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen. Baru kemudian menyusun rencana – rencana strategis seperti penentuan harga, promosi dan proses pendistribusian barang dan jasa sebagai usaha pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan perusahaan melalui proses pertukaran atau transaksi dan perusahaan harus secara penuh bertanggung jawab tentang kepuasan produk yang ditawarkan tersebut. Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan pemasaran dapat berjalan dengan baik. b. Konsep Pemasaran Konsep Pemasaran adalah suatu dasar pemikiran agar aktifitas pemasaran dapat dilaksanakan berdasarkan suatu cara yang sesuai dengan produk yang akan dihasilkan, sehingga diharapkan dapat memudahkan pengenalan produk pada pasar sasaran. Menurut Kotler dan Keller (2009:19), pada dasarnya kegiatan pemasaran mencakup konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan konsep pemasaran dan konsep pemasaran holistik. 1. Konsep produksi Konsep ini berorientasi pada proses produksi atau operasi. Produsen meyakini konsumen hanya akan membeli produk-produk yang murah dan mudah diperoleh. Para manajer mengansumsikan bahwa konsumen terutama tertarik pada ketersediaan produk dan harga yang rendah. Orientasi ini berguna ketika perusahaan ingin memperluas pasar. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3 2. Konsep produk Dalam konsep ini pemasar beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki produk-produk yang memiliki kualitas, kinerja, fitur atau penampilan superior. Para manajer organisasi memusatkan perhatian untuk menghasilkan produk yang unggul dan memperbaiki mutunya dari waktu ke waktu. 3. Konsep penjualan Konsep ini berorientasi pada tingkat penjualan, dimana pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi agar penjualan dapat meningkat. Konsep ini mengansumsikan bahwa konsumen umumnya menunjukkan keengganan atau penolakan untuk membeli sehingga harus dibujuk supaya membeli. 4. Konsep pemasaran Konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan dengan anggapan bahwa konsumen hanya akan bersedia membeli produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya serta memberikan kepuasan. Konsep pemasaran terdiri atas empat pilar yakni: pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu atau terintegrasi dan berkemampuan menghasilkan laba. 5. Konsep pemasaran holistik Konsep pemasaran holistik merupakan suatu pendekatan terhadap suatu pemasaran yang mencoba mengakui dan mendamaikan lingkup dan kompleksitas kegiatan pemasaran. Pemasaran holistik mengakui bahwa segala sesuatu bisa terjadi pada pemasaran dan pemasaran perspektif yang luas dan terpadu sering dibutuhkan empat komponen dari pemasaran holistik yaitu relationship marketing, integrated marketing, internal marketing dan social responsibility marketing. a. Relationship Marketing, mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4 utama (pelanggan, pemasok dan distributor) dalam rangka mendapatkan serta mempertahankan prefensi dan kelangsungan bisnis jangka panjang. b. Internal Marketing, tugas pemasaran internal ialah merekrut, melatih dan memotivasi karyawan yang mampu untuk melayani pelanggan dengan baik. Pemasaran internal berlangsung pada dua tingkatan, yang pertama berfungsi sebagai pemasaran sales force, advertising, layanan pelanggan manajemen produk, riset pemasaran. Yang kedua pemasaran berlangsung oleh departemen lain, departemen tersebut memerlukan pemikiran pemasaran yang berfikir pelanggan, dimana dapat menembus keseluruhan perusahaan. c. Social Responsibility Marketing, konsep pemasaran masyarakat yang menuntut para pemasar untuk memasukkan pertimbangan sosial dan etis ke praktik pemasaran mereka. Para pemasar harus menyeimbangkan dan mengaturatur kriteria yang sering bertentangan dengan laba perusahaan, pemuasan keinginan konsumen dan kepentingan publik. d. Integrated Marketing, lebih merencanakan kegiatan pemasaran dan merakit program pemasaran yang sepenuhnya terpadu untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai bagi konsumen. Dengan kata lain, rancangan dan penerapan dari suatu aktivitas pemasaran adalah dengan melakukan bisnis secara menyeluruh dalam manajemen permintaan, manajemen sumber daya dan manajemen jaringan. Dari kelima hal ini maka diambil kesimpulan bahwa konsep produksi, produk dan penjualan merupakan suatu konsep yang tidak berorientasi pada konsumen dan permintaan. Sedangkan, konsep pemasaran dan konsep pemasaran holistik berorientasi kepada konsumen (buyers market). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5 2. Perilaku Konsumen a. Definisi Perilaku Konsumen Dalam mengenal konsumen perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai sikap dari seluruh aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Definisi perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2008:214): Perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka. Menurut Schiffman dan Kanuk (2010:23), perilaku konsumen di definisikan sebagai perilaku menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Menurut Setiadi (2010) studi mengenai perilaku konsumen akan menghasilkan tiga informasi penting yaitu : 1. Orientasi pandang konsumen 2. Berbagai fakta tentang perilaku berbelanja 3. Konsep yang memberi acuan pada proses berpikirnya manusia dalam berkeputusan. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan mereka. Dimana hal tersebut akan menjadi pendekatan dalam penyelesaian masalah terhadap kebutuhan dan keinginan seseorang untuk membeli suatu produk. b. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam pemasaran, perusahaan atau pemasar sebaiknya harus mampu memahami calon konsumen sesuai dengan apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan. Untuk lebih memahami kebutuhan dan keinginan konsumen ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen, hal utama yang diharapkan pemasar adalah terjadinya pembelian yang dilakukan konsumen. Maka, faktor-faktor pembelian yang mempengaruhi perilaku konsumen perlu diketahui, menurut Kotler dan Keller (2009 : 214) faktor-faktor pembelian antara lain sebagai berikut : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6 1. Faktor Budaya a. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. b. Sub budaya, terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras dan daerah geografis. Banyak sub budaya yang membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan program pemasar yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. c. Kelas Sosial, merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, dan tersusun secara hierarkis dan anggotanya menganut nilai-nilai minat, dan perilaku yang sama. 2. Faktor Sosial a. Kelompok Referensi, seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. b. Keluarga, merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah menjadi objek penelitianyang luas. c. Peran dan Status, peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status, orang-orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat. 3. Faktor Pribadi a. Usia dan Tahap Siklus Hidup, orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Selera orang terhadap makanan, minuman, pakaian, parabot, dan rekreasi berhubungan dengan usia. b. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi, pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok profesi yang memiliki minat dia atas rata-rata atas produk dan jasa mereka. c. Kepribadian dan Konsep Diri, kepribadian merupakan karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7 d. Gaya Hidup dan Nilai, gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. 4. Faktor Psikologis a. Motivasi, seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Kebutuhan akan menjadi motif jika didorong hingga mencapai level intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan cukup mampu mendorong seseorang bertindak. b. Persepsi, adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi dan menginterprestasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. c. Pembelajaran, meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari sebuah pengalaman. d. Memori, semua informasi dan pengalaman yang dihadapi orang ketika mereka menjalani kehidupan dapat berakhir dalam memori jangka panjang. 1. Harga a. Definisi Harga Harga, dalam arti yang paling sempit adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang atau jasa. Dalam arti yang lebih luas, harga adalah jumlah semua nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat untuk memiliki atau menggunakan barang dan jasa. Menurut Kotler (2009) Pengertian harga sendiri adalah ”Jumlah uang yang pelanggan bayar untuk produk tertentu”. Dan Kotler dan Keller (2009) lebih jauh menyatakan bahwa“Harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain menghasilkan biaya. Harga merupakan elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan, fitur produk, saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan banyak waktu.” Sepanjang keseluruhan sejarah, harga terbentuk melalui negoisasi antara pembeli dan penjual. Harga adalah satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan penerimaan, semua elemen lain merupakan biaya. Harga juga http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel. Tidak seperti fitur produk dan kesepakatan dengan saluran pemasaran, harga dapat diubah dengan cepat. Pada waktu yang sama, penetapan harga dan persaingan harga adalah masalah nomor satu yang dihadapi oleh para eksekutif pemasaran. Ada beberapa faktor – faktor internal yang mempengaruhi keputusan harga mencakup tujuan pemasaran, strategi bauran pemasaran, biaya dan pertimbangan keorganisasian suatu perusahaan. Faktor – faktor Internal Faktor – faktor Eksternal Tujuan pemasaran Sifat pasar dan permintaan Strategi bauran pemasaran Keputusan Biaya pertimbangan keorganisasian harga penetapan Persaingan Faktor-faktor lingkungan lain (perekonomian, pedagang perantara, pemerintah). Gambar 2.1 Faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan harga (Kotler dan Amstrong, 2008) b. Dimensi Harga Menurut Schiffman dan Kanuk (2007, p173) ada dua dimensi harga,yaitu: 1. Harga yang dipersepsikan Yaitu persepsi pelanggan terhadap harga yang diterima, apakah tinggi, rendah atau adil. 2. Harga yang direferensikan Yaitu referensi dari pelanggan sebagai dasar perbandingan untuk menilai harga yang ditawarkan. Dari dimensi pada teori tersebut, peneliti menggunakan teori yang mengukur variabel harga, menurut Goenadhi (2011:159) variabel harga diukur melalui : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 1. Harga terjangkau daya beli konsumen 2. Harga bersaing dengan merek lain 3. Harga sesuai manfaat yang diperoleh 2. Kualitas Produk a. Definisi Kualitas Produk kualitas produk menurut Kotler (2008 : 272) adalah “karakteristik produk atau jasa yang tergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan”. Sedangkan Laksana (2008:89) lebih jauh menyatakan bahwa “kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk yang memenuhi keinginan pelanggan, dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk”. Ini artinya suatu produk dibuat atau dihasilkan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan, sehingga suatu produk dapat dikatakan berkualitas, jika produk tersebut sesuai dengan keinginan pelanggan. Menurut Kotler dan Keller (2009) kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. b. Dimensi Kualitas Produk Menurut Garvin (1988) dalam Fandy Tjiptono (2012:170-172), ia mengklasifikasikan kualitas produk ke dalam delapan dimensi kualitas yang meliputi performance, features, reliability, conformance, durability, serviceability, aesthetics dan perceived quality. Dan kedelapan dimensi ini dapat digunakan sebagai perencanaan dalam perusahaan manufaktur atau perusahaan jasa. Penjelasan mengenai delapan dimensi kualitas produk menurut Garvin, sebagai berikut: 1. Performance (Kinerja) Mengacu pada karakteristik operasi produk untuk menentukan tingkat efisiensipencapaian tujuan utama sebuah produk sesuai standar yang telah ditetapkan. Kinerja yang lebih baik identik dengan kualitas yang lebih baik pula. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 2. Features (Fitur) Merupakan ciri atau atribut yang diberikan kepada produk untuk membedakannya dengan produk lain, selain itu juga untuk melengkapi kinerja dasar suatu produk. Sehingga mampu menimbulkan kesan positif pada konsumen. 3. Reliability (Keandalan) Merupakan wujud konsistensi produk untuk tetap berfungsi secara konsisten sesuai usia desainnya. Hal ini juga dapat dibuktikan dengan kemampuan untuk meminimalisir kegagalan dan tingkat kerusakan dalam proses produksi, sehingga dapat memberikan kepercayaan pada kosumen terhadap produk tersebut. 4. Conformance to Specifications (Kesesuaian dengan Spesifikasi) Hal ini mengacu pada sejauh mana desain dan operasi karakteristik suatu produk dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya. 5. Durability (Daya Tahan) Mengacu pada ukuran hidup produk atau seberapa lama produk tersebut dapat digunakan. Berkaitan dengan tingkat kemampuan produk untuk mentolerir tekanan, stres, atau trauma tanpa mengalami kerusakan yang berarti. 6. Serviceability (Kemampuan Pelayanan) Mengacu pada kecepatan, kesopanan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan pemeliharaan, serta penanganan keluhan suatu produk secara mudah dan baik. 7. Aesthetics (Estetika) Merupakansuatuunsur daya tarik produk terhadap panca indera, yang meliputi berbagai penampilan seperti keindahan, corak, dan juga daya tarik. 8. Perceived Quality (Persepsi Kualitas) Merupakan suatu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 fitur produk yang akan dibeli, maka mereka akan mempersepsikan kualitasnya dari aspek-aspek seperti harga, nama merek, iklan, reputasi perusahaan, dan lain sebagainya. Setiap individu berhak untuk menyimpulkan persepsi dan opininya sendiri - sendiri. 3. Citra Merek a. Definisi Citra Merek Menurut (Kotler, 2008: 346) “Citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen”. Berarti konsumen yang telah menilai citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Sedangkan (Kertajaya,2007) lebih jauh menyebutkan bahwa brand image di benak konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Komunikasi dari sumber lain yang belum tentu sama dengan yang dilakukan pemasar.komunukasi bisa datang dari konsumen lain, pengecer dan pesaing. 2. Pengalaman konsumen melalui suatu eksperimen yang dilakukan konsumen dapat mengubah persepsi yang dimiliki sebelumnya. Oleh sebab itu, jumlah berbagai persepsi yang timbul itulah yang akan membentuk total image of brand (citra keseluruhan sebuah merek). 3. Pengembangan produk: posisi brand terhadap produk memang cukup unik. disatu sisi, merupakan payung bagi produk, artinya dengan dibekali brand tersebut, produk dapat naik nilainya. Di sisi lain, performa ikut membentuk brand image yang memayunginya dan tentunya konsumen akan membangdingkan antara performa produk yang telah dirasakan dengan janji brand dalam slogan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 b. Dimensi Citra Merek Menurut Kotler (2008), merek adalah suatu simbol rumit yang dapat menyampaikan hingga enam tingkat pengertian sebagai berikut : 1. Atribut : suatu merek dapat mengingatkan pada atribut – atribut tertentu. 2. Manfaat : atribut – atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional. 3. Nilai : suatu merek juga mengatakan sesuatu tentang nilai produsennya. 4. Budaya : suatu merek mungkin juga melambangkan budaya tertentu 5. Kepribadian : suatu merek dapat mencerminkan kepribadian tertentu. 6. Pemakai : suatu merek menyiratkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan suatu produk. 4. Keputusan Pembelian a. Definisi Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Amstrong (2008:181). Keputusan pembelian adalah keputusan pembeli tentang merek mana yang dibeli“. Dan lebih jauh (Kotler dan Amstrong,2008:179) menyatakan bahwa “Proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian sesungguhnya danberlanjut dalam waktu yang lama setelah pembelian. Pemasar harus memusatkan perhatian pada keseluruhan proses pembelian dan bukan hanya pada keputusan pembelian”. Pada keputusan pembelian, konsumen mengalami tahap evaluasi dengan menyusun peringkat merek dan membentuk niat pembelian. Secara umum, keputusan pembelian konsumen akan membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul diantara kecenderungan pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor kedua adalah faktor situasi yang tak terduga. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 b. Dimensi Keputusan Pembelian Pada dimensi keputusan pembelian, peneliti mengambil lima tahap proses pengambilan keputusan pembelian, dapat dilihat keterangannya pada gambar berikut : Pengenalan Kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi alternatif Keputusan pembelian Perilaku setelah pembelian Gambar 2.2 Proses pengambilan keputusan pembelian (Kotler dan Amstrong, 2009 : 184) a. Pengenalan masalah Merupakan tahap pertama pada proses keputusan pembelian dimana konsumen mengenali masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal misalnya untuk memenuhi rasa lapar dan haus. Sedangkan faktor eksternal misalnya seseorang melewati warung daging sapi panggang, sehingga memicu rasa laparnya. b. Pencarian informasi Pada konsumen yang ingin memenuhi kebutuhan atau keinginannya akan terdorong untuk mencari lebih banyak informasi. Karena, konsumen bisa lebih mudah melakukan pencarian informasi aktif, ketika lebih banyak sumber informasi yang diperoleh. Maka, kesadaran dan pengetahuan konsumen tentang barang atau jasa akan semakin meningkat. Sehingga konsumen dapat melakukan lebih banyak pemilihan pada suatu atribut atau produk. Sumber informasi konsumen dapat meliputi keluarga, teman, tetangga, media massa, organisasi dan pengalaman. c. Penilaian alternatif Konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek alternatif dalam himpunan pikiran, yang dipicu oleh sikap beragam dalam diri konsumen saat memandang suatu produk yang relevan dan penting menurut manfaat yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 mereka cari. Kumpulan keyakinan atas merek tertentu akan membentuk posisi merek dalam benak konsumen. d. Keputusan pembelian Keputusan seorang konsumen untuk mengubah, menangguhkan atau membatalkan keputusan membeli, banyak dipengaruhi oleh pandangan risiko seseorang. Besar kecilnya risiko yang ditanggapi seseorang adalah berbeda-beda sesuai dengan besar uang yang dibelanjakan, banyak ciri yang tidak pasti, dan tingkat kepercayaan diri konsumen. Seorang konsumen mengembangkan kebiasaan tertentu untuk mengurangi risiko, seperti membatalkan keputusan, menghimpun informasi dari teman-teman, dan memilih sebuah merek nasional dan memiliki jaminan. e. Perilaku setelah pembelian Setelah pembelian produk, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Jika produk sesuai harapan maka konsumen akan puas. Jika melebihi harapa, maka konsumen sangat puas. Jika kurang memenuhi harapan maka konsumen tidak puas. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen dengan suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Bila konsumen puas, dia akan menunjukkan probabilitas yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. 5. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu merupakan tinjauan pustaka yang diperoleh dari penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Dan di bawah ini penulis uraikan secara sistematis penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang saat ini dilakukan, diantaranya : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Penulis Judul Hasil Relevansi Agnes Ligia Pratisitia Walukow, Lisbeth Mananeke (2014) Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Bentenan Center Sonder Minahasa Hasil penelitian : Kualitas produk (X1) mempunyai pengaruh positif signifikan, harga (X2) mempunyai pengaruh positif signifikan, promosi (X3) mempunyai pengaruh positif signifikan dan lokasi (X4) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Dapat diartikan bahwa variable kualitas produk, harga dan promosi dapat dijadikan salah satu variable dependen, karena berperan dalam kaitannya terhadap keputusan pembelian konsumen. Doni Hariadi (2012) Pengaruh Produk, Harga, Promosi dan Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Projector Microvision Hasil penelitian : Produk (X1) mempunyai pengaruh signifikan, harga (X2) mempunyai pengaruh signifikan, promosi (X3) mempunyai pengaruh signifikan dan Distribusi (X4) mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Dapat diartikan bahwa variable produk, harga dan citra merek dapat dijadikan salah satu variable dependen, karena berperan dalam kaitannya terhadap keputusan pembelian konsumen. 16 Ian Antonius Ong dan Drs. Sugiono Sugiharto, M.M. (2013) Analisa Pengaruh Strategi Diferensiasi, Citra Merek, Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pelanggan di Cincau Station Surabaya Hasil penelitian : Strategi diferensiasi (X1) mempunyai pengaruh signifikan, citra merek (X2) mempunyai pengaruh signifikan, kualitas produk (X3) mempunyai pengaruh signifikan dan harga (X4) mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pelanggan. Dapat diartikan bahwa variable strategi diferensiasi, citra merek, kualitas produk dan harga dapat dijadikan salah satu variable dependen, karena berperan dalam kaitannya terhadap keputusan pembelian pelanggan. Maudy Marla Pengaruh Kualitas Produk, Tanihattu Citra Merek, (2013) Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Semen Tonasa di kota Ambon Hasil penelitian : Kualitas produk (X1) mempunyai pengaruh lebih signifikan, harga (X2) mempunyai pengaruh signifikan dan citra merek (X3) mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Dapat diartikan bahwa variable kualitas produk, harga dan citra merek dapat dijadikan salah satu variable dependen, karena berperan dalam kaitannya terhadap keputusan pembelian. Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Motor Honda Mati Beat (Studi Kasus pada PT. Nusantara Solar Sakti). Hasil penelitian : Harga (X1) mempunyai pengaruh signifikan, Kualitas Produk (X2) mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Dapat diartikan bahwa variable harga dan kualitas produk dapat dijadikan salah satu variable dependen, karena berperan dalam kaitannya terhadap keputusan pembelian. Purwati Heri Setiawan Rohmawati (2012) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 8. Hubungan Antar Variabel a. Hubungan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Harga adalah segala sesuatu yang diberikan oleh konsumen untuk mendapatkan keunggulan yang ditawarkan oleh bauran pemasaran perusahaan (Cannon,et all, 2008 :176). Dan Kotler dan Keller (2009) lebih jauh menyatakan bahwa“Harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain menghasilkan biaya. Umumnya konsumen terlebih dahulu menilai suatu produk dari harganya. Jika, harga yang diberikan perusahaan sesuai dengan nilai dan manfaat yang didapatkan konsumen pada suatu produk. Maka, umumnya konsumen akan mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut. b. Hubungan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya (Kotler dan Armstrong, 2008). Sedangkan Laksana (2008:89) lebih jauh menyatakan bahwa “kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk yang memenuhi keinginan pelanggan, dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk” Suatu perusahaan sebaiknya tidak hanya menjual produk itu sendiri, tetapi juga memberikan manfaat dari produk tersebut sehingga membantu perusahaan untuk meningkatkan penjualan, juga sebagai bentuk tanggung jawab kepada konsumen. Hal ini tentu saja akan berpengaruh pada keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. c. Hubungan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Merek merupakan identitas bagi suatu produk. Tanpa merek, konsumen akan sulit mengetahui dan mengenal produk suatu perusahaan. Menurut (Kotler, 2008: 346) “Citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen”. Penetapan merek yang tepat akan menimbulkan citra merek yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 kuat dibenak konsumen. Karena, merek yang sudah melekat di hati konsumen merupakan asset yang paling berharga bagi perusahaan. Dengan adanya keunggulan citra merek yang dimiliki perusahaan, konsumen umumnya akan menyukai merek. Karena, citra yang ditanamkan perusahaan pada benak konsumen tersebut, pada akhirnya diharapkan konsumen dapat menunjukkan perilaku yang loyal terhadap merek, sehingga menimbulkan sikap puas akan merek juga berkomitmen terhadap merek tersebut. Hal ini merupakan aspek penting dalam keputusan pembelian. B. Rerangka Pemikiran Dari uraian tersebut di atas, maka rerangka pemikiran dalam penelitian dapat digambarkan sebagai berikut : Harga (X₁) H2 Kualitas Produk (X₂) Citra Merek (X₃) H3 Keputusan Pembelian (Y) H4 H1 Gambar 2.3 Rerangka Pemikiran http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 Pada gambar di atas menunjukan bahwa proses keputusan konsumen dalam pembelian produk Buavita dapat dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap harga, kualitas produk dan citra merek. Ketiga faktor ini saling berhubungan sehingga membentuk suatu pilihan terhadap produk yang akan dipilih. Pilihan tersebut akan mempengaruhi perilaku yaitu untuk membeli suatu produk atau tidak. Keputusan konsumen setelah pembelian akan menghasilkan suatu respon yang positif atau negatif yang pada akhirnya akan menentukan kepuasan atau ketidakpuasan. C. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian (Sugiyono, 2006). Hipotesis dalam penelitian ini adalah H1 : Diduga harga, kualitas produk dan citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. H2 : Diduga harga berpengaruh signifikan terhadap keputusa pembelian. H3 : Diduga kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. H4 : Diduga citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/