BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi

advertisement
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
2.1.1 Definisi Komunikasi
Pengertian
komunikasi
dapat
diterjemahkan
sebagai
proses
penyampaian ide atau pesan dari komunikator kepada komunikan dan
mempunyai tujuan untuk menyamakan persepsi untuk mengubah perilaku
komunikan. Dapat dikatakan komunikasi tidak hanya mengandung unsur
informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu tetapi juga persuasif, yakni
agar orang bersedia menerima suatu paham untuk melakukan suatu kegiatan.
Carl I.Hovland sebagaimana dikutip H.A.W Widjadja dalam bukunya,
mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain.
Akan tetapi, seseorang dapat mengubah sikap, pendapat atau perilaku orang lain
apabila komunikasi yang dilakukan memang efektif.1Komunikasi yang efektif
dihasilkan dari penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada
orang lain. Komunikasi akan berhasil dengan baik apabila diantara kedua belah
pihak dapat saling memahami sehingga menghasilkan respon yang diharapkan.
William F. Glueck, dalam H.A.W Widjadja menyebutkan bahwa komunikasi
dapat dibagi dalam dua bagian yakni : 1) Interpersonal communications,
komunikasi antar pribadi yaitu proses pertukaran informasi serta pemindahan
1
H.A.W Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Bumi Aksara. Jakarta. 2010, hal.8
14
pengertian antara 2 (dua) orang atau lebih di dalam suatu kelompok kecil
manusia; 2) Organizational communication,yaitu dimana pembicara secara
sistematis memberikan informasi dan memindahkan pengertian kepada orang
banyak di dalam organisasi dan kepada pribadi-pribadi dan lembaga-lembaga di
luar yang ada hubungan.2
Komunikasi adalah suatu proses dimana dalam usaha mencapai
pemahaman yang sama antar kedua belah pihak dibutuhkan unsur-unsur
komunikasi yang saling terkaitagar terjadi proses penyampaian informasi yang
efektif. Berbicara mengenai teknik komunikasi yang efektif tidak terlepas dari
teori komunikasi oleh Harold Laswell dalam buku Effendy bahwa untuk
menjelaskan proses komunikasi terlebih dahulu menjawab pertanyaan sebagai
berikut:
1. Who (komunikator)
Dalam proses komunikasi ada komunikator, yaitu orang yang mengirim dan
menjadi sumber informasi. Penyampaian informasi dapat sengaja maupun
tidak sengaja
2. Says What (Pesan)
Komunikator menyampaiakn pesan –pesan kepada sasaran yang dituju. Pesan
yaitu sesuatu yang dikirim atau disampaikan. Pesan dapat disampaiakn secara
2
H.A.W Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Bumi Aksara. Jakarta. 2010, hal.8
15
langsung maupun tidak langsung dan dapat bersifat verbal maupun non
verbal.
3. In Which Channel (Media yang digunakan)
Dalam menyampaikan pesan-pesannya, komunikator harus menggunakan
media komunikasi yang sesuai keadaan pesan yang disampaikan. Adapun
media adalah sarana yang digunakan untuk menyalurkan pesan-pesan yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
4. To Whom (Komunikan)
Komunikan merupakan individu atau kelompok tertentu yang merupakan
sasasran pengiriman seseorang yang dalam proses komunikasi ini sebagai
penerima pesan. Dalam hal ini, komunikator harus cukup mengenal
komunikan yang dihadapinya sehingga diharapkan mendapatkan hasil yang
maksimal dari pesan yang disampaikan.
5. With What Effect (Efek)
Efek adalah respon, tanggapan atau reaksi komunikasi ketika komunikan
menerima pesan dari komunikator. Sehingga efek dapat dikatakan sebagai
akibat dari proses komunikasi.3,
Pertanyaan tersebut seolah menjelaskan bahwa komunikasi meliputi kelima
unsur, yakni komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek4. Jadi
3
Effendy , Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktik).Bandung: KPT Remaja
Rosdakarya. 2007, hal.10
16
bedasarkan
paradigma
Laswell
tersebut
komunikasi
adalah
proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu. Efek yang ditimbulkan bisa muncul dalam waktu
seketika ataupun membutuhkan waktu yang lebih lama.
2.1.2 Fungsi Komunikasi
Komunikasi adalah bagian dari sistem sosial karena proses berbagi ide,
informasi dan berbagi sikap antar satu orang dengan lainnya, maka dapat
dinyatakan fungsi komunikasi adalah:
1) Informasi
:
Pengumpulan,
penyimpanan,
pemrosesan,
penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan opini dan
komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi
secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat
mengambil keputusan yang tepat.
2) Sosialisasi
: Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang
memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota
masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya
sehingga ia dapat aktif di masyarakat.
3) Motivasi
: Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka
pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan
pilihannyadan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan
kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.
17
4) Perdebatan dan diskusi : Menyediakan dan saling menukar fakta
yang
diperlukan
untuk
memungkinkan
persetujuan
atau
menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik,
menyediakan bukti-bukti yang relevan yang digunakan untuk
kepentingan umum agar masyarakat leih melibatkan diri dalam
masalah yang menyangkut kepentingan bersama di tingkat nasional
dan lokal.
5) Pendidikan
: Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong
perkembangan intelektual, pembentuk watak dan pendidikan
keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang
kehidupan.
6) Memajukan kebudayaan : Penyebaran hasil kebudayaan dan seni
dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan
kebudayaan dengan memperluan horison seseorang, membangun
imajinasi dan mendorong kreativitas dan kebutuhan estetikanya.
7) Hiburan
: Penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan image
dari drama, tari, kesenian, kesusasteaan, musik, olah raga,
permainan dan lain-lain untuk rekreasi, kesenangan kelompokdan
individu.
8) Integrasi
: Menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu
kesempatn untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka
18
perlukan agar mereka dapat saling kenal dan mengerti dan
menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.5
2.1.3 Tujuan Komunikasi
Menurut H.A.W Widjaja dalam bukunya Komunikasi dan Hubungan
Masyarakat, komunikasi mempunyai beberapa tujuan yakni :
1) Supaya informasi yang disampaikan dapat dimengerti. Sebagai
komunikator kita harus dapat menjelaskan kepada komunikan
dengan sebaik-baiknya sehingga mereka dapat mengikuti dengan
apa yang dimaksudkan.
2) Memahami orang lain. Selain menyampaikan informasi juga harus
dapat mencari informasi kepada komunikan agar mengetahui
tentang apa yang diinginkannya.
3) Gagasan dapat diterima. Komunikator harus berusaha agar gagasan
yang dikirimkan dapat diterimaoleh orang lain dengan pendekatan
persuasif bukan dengan memaksakan kehendak.
4) Menggerakan orang lain untuk mendapatkan sesuatu. Menggerakan
sesuatu ada bermacam-macam jenisnya salah satunya berupa
kegiatan. Kegiatan yang dimaksudkan yang lebih banyak
5
H.A.W Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Bumi Aksara. Jakarta. 2010 hal.9-10
19
mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana
cara yang baik untuk melakukannya.6
Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa komunikasi bertujuan
mengharapkan pengertian, dukungan dan gagasan.7
2.2 Komunikasi Organisasi
Wiryanto MA dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi
pengertian komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi. Bila organisasi semakin besar maka akan mengakibatkan semakin
kompleks pula proses komunikasinya8. Organisasi kecil, yang anggotanya hanya
tiga orang, proses komunikasinya berlangsung sederhana. Tetapi organisasi yang
anggotanya seribu orang menjadikan komunikasinya sangat komlpeks.
DeVito dalam bukunya H.M Burhan Bungin mengatakan bahwa
organisasi sebagai sebuah kelompok yang diorganisasi untuk mencapai tujuan
tertentu. Jumlah anggota organisasi bervariasi dari tiga atau empat sampai ribuan
anggota. Organisasi juga memiliki struktur formal dan informal. Organisasi
memiliki tujuan umum untuk meningkatkan pendapatan tetapi juga memiliki
tujuan-tujuan spesifik yang dimiliki orang-orang dalam organisasi itu. Dan untuk
6
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya,
2003.hlm.10
7
H.A.W Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Bumi Aksara. Jakarta. 2010 hal.10-11
8
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi. Grasindo. Jakarta. 2004 hal.54
20
mencapai tujuan, organisasi membuat norma aturan yang dipatuhi oleh semua
anggota organisasi. 9
2.2.1
Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Kegiatan komunikasi dalam organisasi mempunyai empat fungsi
diantaranya yakni :
1) Fungsi Informatif : organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem
pemrosesan informasi (information processing systems). Artinya
seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh
informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi
yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat
melaksanakan pelekerjaannya secara lebih pasti.
2) Fungsi Regulatif : berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku
dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua
hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu :
a. Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen
yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan
semua informasi yang disampaikan. Mereka juga memiliki
kewenangan untuk memberi instruksi atau perintah sehingga
dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan
pada lapisan position of authority agar perintah-perintahnya
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
9
H.M Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi. Kencana. Jakarta. 2006 hal.273
21
b. Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif
pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya bawahan
membutuhkan kepastian tentang pekerjaan yang boleh dan
tidak boleh.
3) Fungsi Persuasif : Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan
kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang kita
harapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih
suka mempersuasif bawahannya daripada perintah. Sebab pekerjaan
yang dilakukan sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian
lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan
kekuasaan dan kewenangannya.
4) Fungsi Integratif : Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan
saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan
pekerjaan dengan baik.10
2.3
Public Relations
2.3.1 Definisi Public Relations
Public Relations atau hubungan masyarakat yang biasa disebut humas
mempunyai peranan untuk menyelenggarakan komunikasi ke luar dan ke dalam
organisasi, ke dalam berusaha menyelenggarakan komunikasi ke dalam tubuh
organisasi, keluar memberikan informasi kepada masyarakat dan lingkungan.
Penyelenggaraan komunikasi ke dalam dan keluar berfungsi menyaring
10
H.M Burhan Bungin, Sosiologi Komunikas. Kencana. Jakarta. 2006 hal.274
22
(filterisasi), mengelola dan menyajikan informasi yang diperlukan sehingga sesuai
dengan kebutuhan komunikasi dari kelompok sasaran yang dituju. 11
Dalam buku karangan Neni Yulianita “Dasar-dasar Public Relations”
mengatakan bahwa Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap
publik, menyatakan kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau organisasi atas
dasar kepentingan publik, dan melaksanakan program kerja untuk memperoleh
pengertian dan pengakuan dari publiknya.12 Dari definisi tersebut dapat dilakukan
suatu analisis bahwa Public Relations sebagai suastu sistem manajemen harus
terlembaga atau institusional.
Sedangkan menurut Frank Jefkins definisi Public Relations adalah semua
bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara
suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.Tujuan-tujuan spesifik yang
dimaksud
meliputi
penanggulangan
masalah-masalah
komunikasi
yang
memerlukan suatu perubahan tertentu, misalnya mengubah sikap yang negatif
menjadi positif, lalu maksud dari berlandaskan pada saling pengertian adalah
memastikan bahwa organisasi tersebut senantiasa dimengerti oleh pihak-pihak
lain yang turut berkepentingan. Dengan adanya kata ‘saling’, maka itu berarti
11
H.A.W Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Bumi Aksara. Jakarta. 2010 hal.52
12
Neni Yulianita, Dasar-dasar Public Relation.Pusat Penerbitan Universitas Bandung. 2005 hal 25
23
organisasi juga harus memahami setiap kelompok atau individu yang terlibat
dengannya.13
Pengertian Public Relations Institute of Public Relations (IPR) adalah
keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam
rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian
antara suatu organisasi dengan khalayaknya.Upaya yang terencana dan
berkesinambungan berarti Public Relations adalah rangkaian kegiatan yang
diorganisasikan sebagai suatu rangkaian kampanyeatau program terpadu yang
belangsung secara berkesinambungan dan teratur.14
Menurut Cutlip, Center and Broom dalam Buku Neni Yulianita yang
berjudul Dasar-Dasar Public Relations definisi Public Relations adalah fungsi
manajemen yang menyatakan, membentuk, dan memelihara hubungan yang saling
menguntungkan antara organisasi dengan berbagai macam publik, dimana hal
tersebut dapat menentukan sukses atau gagalnya organisasi.15
13
Frank Jefkins & Daniel Yadin,Public Relations.Erlangga. Jakarta. Edisi ke-5. 2004 hal.10
14
Institute of Public Relations dikutip dari Buku Karangan Frank Jefkins dan Daniel Yadin.Erlangga.
Jakarta. Edisi ke-5. 2004. hal 9
15
Dikutip dari Neni Yulianita . Dasar-Dasar Public Relations.Pusat Penerbitan Universitas Bandung.
2005 hal 25
24
2.3.2 Peran Public Relations
Ruslan (2005) mengutip Dozier dan Broom (1995) bahwa peranan
Public Relations di bagi empat kategori dalam suatu organisasi,yaitu:
1. Tenaga ahli (expert prescriber)
Sebagai
praktisi
public
relations
yang
berpengalaman
dan
berkemampuan tinggi dapat untuk mencari solusi dalam penyelesaian
masalah hubungan dengan publiknya.
2.
Fasilitator Komunikasi (Communications fasilitator)
Dalam hal ini, praktisi public relations bertindak sebagai komunikator
atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal unutk
mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya dari
organisasi yang bersangkutan, sekaligus harus mampu menjelaskan
kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi pada pihak
publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbale balik tersebut
dilaksanakan oleh public relations bersangkutan dapat tercipta saling
pengeritan, mempercayai, menghargai, dan toleransi yang baik dari
kedua belah pihak
3. Proses fasilitator pemecahan masalah (problem solving process
fasilitator)
Peranan ini merupakan bagian tim manajemen untuk membantu
pimpinan organisasi baik sebagai penasehat sehingga mengambil
25
tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis
yang tengah dihadapai secara rasional dan professional.
4.Tekhnisi Komunikasi (Communication technician)
Kegiatan Public Relations pada hakikatnya merupakan bagian dari
tehnik kegiatan berkomunikasi dengan cirri khas komunikasi dua arah
(two ways communication) antara lembaga atau organisasi yang
diwakilinya dengan publiknya atau sebaliknya. Setelah melakukan
kegiatan komunikasi tersebut, pihak Public Relations menganalisa
untuk mengetahui efeknya atau feed back, apakah berdampak baik
terhadap citra, atau sebaliknya menjadi negatif sehingga kurang
menguntungkan bagi perusahaan atau organisasi yang bersangkutan.16
Sedangkan menurut Dimock dan Koening dalam Rosady Ruslan
mengatakan bahwa tugas dan kewajiban pihak humas lembaga pemerintahan
adalah sebagai berikut :
1. Berupaya memberikan penerangan atau informasi kepada
masyarakat tentang pelayanan masyarakat (public services),
kebijaksanaan, serta tujuan yang akan dicapai oleh pihak
pemerintah dalam melaksankan program kerja pembangunan
tersebut.
16
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi. RajaGrafindo Persada. 2005
hal. 34
26
2. Mampu menanamkan keyakinan dan kepercayaan, serta
mengajak masyarakat dalam partisipasinya untuk melaksanakan
program pembangunan di berbagai bidang, seperti sosial, ekonomi,
hukum, politik, serta menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban
nasional.
3. Keterbukaan dan kejujuran dalam memberikan pelayanan serta
pengabdian dari aparatur pemerintah bersangkutan perlu dijaga
atau dipertahankan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
masing-masing secara konsisten serta professional.17
2.3.3 Fungsi Public Relations
Secara garis besar, Humas/ PR instansi pemerintah memiliki peran ganda.
Fungsi keluar adalah berupaya memberikan informasi atau pesan-pesan sesuai
dengan kebijaksanaan dan tujuan dari lembaga yang bersangkutan terhadap
kepentingan masyarakat sebagai khalayak sasaran.Fungsi ke dalam adalah pihak
humas wajb menyerap aspirasi atau keinginan publik/ masyarakat yang
diselaraskan dengan kepentingan bagi instansinya demi tercapainya tujuan
bersama.Edward L. Bernay dalam Rosady Ruslan menyatakan terdapat tiga fungsi
utama humas, yaitu sebagai berikut :
1. Memberikan penerangan kepada masyarakat.
17
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi.RajaGrafindo Persada.
Jakarta. 2005 hal. 108
27
2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan
masyarakat secara langsung.
3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu
badan/ lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat
atau sebalikya.18
Fungsi public relations atau humas menurut pakar humas Internasional,
Cutlip & Center, and Canfield (1982) dalam Rosady Ruslan adalah sebagai
berikut:
1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan
bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/ organisasi).
2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/ organisasi
dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran.
3. Mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan
opini, persepsi, dan tanggapan masyarakat terhadap badan/
organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran
kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.
18
Rosady Ruslan, Etika kehumasan konsepsi & Aplikasi. RajaGrafindo Persada.Jakarta. 2006 hal.
18
28
5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur
arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/ organisasi ke
publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi
kedua belah pihak.19
2.3.4 Khalayak Public Relation
Sasaran atau khalayak Public Relations meliputi dua hal yaitu :
Khalayak Publik Intern
1.
Publik adalah kelompok masyarakat yang harus selalu dihubungi dalam
menjalankan humas (PR). Sasaran ini berada di lingkungan sendiri, yaitu
seluruh pegawai mulai dari karyawan terendah sampai karyawan tertinggi
seperti supervisor, karyawan pelaksana, manajer, pemegang saham dan
direksi perusahaan.
2.
Khalayak Publik Ekstern
Sasaran
ini
merupakan
orang-orang
yang
berada
di
luar
lingkungan/jajaran, seperti masyarakat, pers, pemerintah, pendidik/dosen,
pelanggan, komunitas dan pemasok, wartawan.20
2.4
Stakeholder Internal
Stakeholders merupakan individu, sekelompok manusia, yang memiliki
hubungan dan kepentingan dengan perusahaan. Menurut Rhenald Kasali dalam
19
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi. RajaGrafindo Persada.
Jakarta. 2005 hal. 19
20
H.A.W Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Bumi Aksara. Jakarta. 2010 hal.55
29
bukunya
yang berjudul
Manajemen
Public
Relation,menuturkan
bahwa
stakeholders adalah setiap kelompok yang berada di di dalam maupun luar
perusahaan yang mempunyai peran dalam mementukan perusahaan. Stakeholders
bisa berarti setiap orang yang mempertaruhkan hidupnya pada perusahaan. Masih
menurut Rhenald Kasali dalam Manajemen Public Relations, menyebutkan bahwa
stakeholders dibagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal.
1. Stakeholders
Internal
adalah
orang
dalam
dari
suatu
perusahaan, orang atau instansi yang secara langsung terlibat
dalam kegiatan perusahaan, seperti pemegang saham, top
manajemen, dan karyawan.
2. Stakeholders Eksternal adalah orang luar dari suatu perusahaan,
orang atau instansi yang tidak secara langsung terlibat dalam
kegiatan perusahaan seperti para konsumen, masyarakat,
pemerintah dan komunitas.21
2.5 Sosialisasi
Pengertian sosialisasi secara sederhana adalah merupakan sebuah proses
dimana seseorang mempelajari pola-pola hidup dalam masyarakat sesuai dengan
nilai, norma dan kebiasaan yang berlaku untuk berkembang sebagai anggota
masyarakat dan sebagai individu (pribadi), proses ini harus dilalui oleh setiap
individu agar dapat diterima oleh masyarakatnya. Menurut Onong Uchjana
Effendi sosialisasi adalah suatu penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang
21
Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya. Pusaka Utama
Grafiti.Jakarta. 2004 hal.63
30
memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota yang efektif, yang
menyebabkan orang sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di
masyarakat. 22
Bruce J. Cohen dalam mengartikan sosialisasi adalah proses-proses
manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat untuk memperoleh
kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi dengan baik sebagai
individu ataupun sebagai anggota.
Tujuan pokok sosialisasi terdiri dari:
1. Memberikan
keterampilan
yang
dibituhkan
seseorang
dalam
kehidupan di tengah masyarakat
2. Menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada di
masyarakat
3. Mengembankan
kemampuan
individu
untuk
berbicara
dan
berkomunikasi dengan baik
4. Mengembangkan kemampuan individu untuk mengendalikan diri
sesuai fungsinya sebagai bagian dari masyarakat dengan seringnya ia
mengoreksi perbuatan yang sudah dilakukan apakah itu benar atau
salah
Dalam proses sosialisasi, diperlukan agen sosialisasi untuk melakukannya.
Proses ini melibatkan banyak orang karena adanya interaksi seseorang dengan
22
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. PT.Citra Aditya Bakti. Bandung.
2003 hal.275
31
orang lain dalam kelompok. Kelompok tempat terjadinya sosialisasi disebut pula
agen sosialisasi. Lingkungan pekerjaan di sebuah perusahaan merupakan salah
satu agen sosialisasi. Bentuk umum dari proses sosialisasi adalah interaksi sosial.
Di lingkungan pekerjaan, seseorang akan berinteraksi dengan teman sekerja,
pimpinan, dan relasi bisnis. Dalam melakukan interaksi di lingkungan kerja,
setiap orang harus menjalankan peranan sesuai dengan kedudukannya. Misalnya
seorang pemimpin akan menjalankan peranannya untuk mengarahkan para
karyawannya, sedangkan seorang pekerja akan melaksanakan pekerjaannya sesuai
dengan kedudukannya.
Sehingga bila disimpulkan proses sosial adalah cara-cara berhubungan
yang dilihat apabila perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu
dan menentukan sistem serta bentuk – bentuk hubungan tersebut atau apa yang
akan terjadi apabila ada perubahan yang menyebabkan goyahnya pola – pola
kehidupan yang telah ada23.
2.5.1
Jenis Sosialisasi dan Media Sosialisasi
1. Sosialisasi primer
Pengertian sosialisasi primer menurut Peter L Berger dan Luckmann
adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar
menjadi anggota keluarga (masyarakat). Sosialisasi primer berlangsung saat
berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah.
23
Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu Pengantar. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Cetakan ke-33,
2002 hal 34
32
2. Sosialisasi sekunder
Pengertian sosialisasi sekunder adalah proses sosialisasi lanjutan setelah
sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu
dalam masyarakat.
Media sosialisasi sangat dibutuhkan dalam pembentukan kepribadian
seorang individu. Media sosialisasi ialah pihak yang melaksanakan sosialisasi.
Jenis-jenis media sosialisasi menurut Peter L Berger dan Luckmann24 dalam buku
Soerjono Soekanto sangat beragam, yakni:
1.
Keluarga
Keluarga adalah lembaga paling terkait erat dengan sosialisasi
sosial. Dalam kehidupan manusia, biasanya agen sosialisasinya terdiri atas
orang tua dan saudara kandung. Pada masyarakat perkotaan yang telah
padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orabng yang berada
di luar anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala terdapat agen
sosialisasi yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya
pengasuh bayi (baby sitter). Peranan para agen sosialisasi dalam sistem
keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada
dalam lingkugan keluarganya terutama orang tuanya sendiri. Sang anak
sangat tergantung pada orang tua dan apa yang terjadi antara orang tua dan
anak pada tahap ini jarang diketahui oleh pihak luar. Arti penting agen
24
Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu Pengantar. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Cetakan ke-33,
2002 hal 51
33
sosialisasi pertama pun terletak pada pentingnya kemampuan yang
diajarkan pada tahap ini. Untuk dapat berinteraksi dengan significant
others (orang dengan siapa orang berinteraksi dalam proses sosialisasi),
pada tahap ini seorang bayi belajar komunikasi secara verbal dan non
verbal.
2.
Sekolah
Agen sosialisasi yang juga dapat mempengaruhi yaitu pendidikan
formal atau sering disebut sekolah. Sekolah mempersiapkannya untuk
penguasaan peran-peran baru dikemudian hari, dikala seseorang tidak
bergantung lagi pada orang tua. Di lingkungan rumah seorang anak
mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai
pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan
sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab. Sekolah adalah dunia sosial
anak-anak untuk memasukkan orang dengan latar belakang yang berbeda
dari mereka sendiri. Hanya karena mereka bertemu orang-orang yang
berbeda dari diri mereka sendiri bahwa anak-anak datang untuk
memahami pentingnya faktor seperti ras dan posisi sosial. Seperti yang
mereka lakukan, mereka cenderung di kelompok bermain yang terdiri dari
satu, ras kelas dan gender.
3. Teman Bermain atau Teman Sebaya
Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali
didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada
awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat
34
rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses
sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada
masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam
membentuk kepribadian seorang individu. Berbeda dengan proses
sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak sederajat
(berbeda usia, pengalaman, dan peranan) sosialisasi dalam kelompok
bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan orangorang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok
bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan
orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilainilai keadilan.
4. Lingkungan Kerja
Di lingkungan kerja, seseorang akan berinteraksi dengan teman
sekerja, pimpinan dan relasi bisnis. Dalam melakukan interaksi di
lingkungan kerja, setiap orang harus menjalankan peranannya untuk
mengelola atau mengarahkan para karyawannya, sedangkan sebagai
pekerja ia melaksanakan perintah dan tugas sesuai kedudukannya. Nilai
dan norma pergaulan sehari-hari tidak dapat diterapkan pada lingkungan
kerja karena posisi atau jabatan seseorang dapat mempengaruhi hubungan
yang harus dijalankan. Seorang pemimpin suatu perusahaan walaupun
umurnya lebih muda tetap harus dipatuhi oleh bawahannya yang mungkin
umurnya lebih tua. Jadi, lingkungan kerja telah melahirkan peranna
35
seseorang
sesuai
dengan
jabatannnya
atau
kedudukannya
yang
mempengaruhi tindakannya sebagai anggota masyarakat.
5. Media Masa
Media massa merupakan bentuk komunikasi dan rekreasi yang
menjangkau masyarakat secara luas sehingga pesan informasi yang sama
dapat diterima secara serentak dan sesaat. Media massa terdiri dari
1.
Media cetak. Jenis media cetak yang sering dijadikan media
sosialisasi adalah surat kabar, brosur, pamphlet, baliho, majalah, dan
tabloid.
2.
Media elektronik. Jenis media massa elektronik modern yakni radio,
film, kaset, video, dan televisi. Media masa yang paling berpengaruh
dalam sosialisasi adalah televisi. Dengan membaca menonton TV,
cakrawala pengetahuan minat dan cara panjang seseorang akan
diperluas. Bimbingan orang tua atau guru dalam menyikapi dan
menikmati informasi yang dimuat dalam media masa sangat
diperlukan. Dengan bimbingan orang tua diharapkan anak-anak
terhindar dari pengaruh negatif pemberitaan media masa dan
sekaligus dapat menyerap hal-hal positif dari media massa
3.
Media Cyber. Jenis media cyber yakni, website, blog, Portal Berita,
Sosial Media. Jenis media sosialiasi cyber termasuk yang paling
modern disbanding media cetak dan media elektronik. Kemudahan
mengakses informasi menjadikan pemakaian media cyber sangat
digemari oleh masyarakat.
36
Media massa diidentifikasikan sebagai media sosialisasi yang
berpengaruh pula terhadap sosialisasi masyarakat. Pesan-pesan yang
ditayangkan melalui media elektronik dapat mengarahkan masyarakat ke
arah perilaku prososial maupun antisosial. Media massa diyakini dapat
menggambarkan realitas sosial dalam berbagai aspek kehidupan. Meskipun
untuk itu, informasi atau pesan (message) yang ditampilkannya
sebagaimana dapat dibaca di surat kabar atau majalah, didengarkan di
radio, dilihat di televisi atau internet telah melalui suatu saringan (filter)
dan seleksi dari pengelola media itu untuk berbagai kepentingannya,
misalnya untuk kepentingan bisnis atau ekonomi, kekuasaan atau politik,
pembentukan opini publik, hiburan, hingga pendidikan.
Terlepas
dari
berbagai
kepentingan
yang
melatarbelakangi
pemunculan suatu informasi atau pesan yang disajikan oleh media massa,
kiranya tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pada masa kini pertemuan orang
dengan media massa sudah tidak dapat dielakkan lagi. Tidaklah berlebihan
kiranya apabila abad ke-21 disebut sebagai era komunikasi massa. Pesatnya
perkembangan media informasi dan komunikasi, baik perangkat keras
(hardware) maupun perangkat lunak (software), akan membawa perubahan
peranan sebagai penyampai pesan/informasi.
2.6 Program Public Relations (PR)
Program Public Relations selalu dimulai dan diakhiri dengan penelitian.
Cutlip dalam bukunya Efektif Public Relations juga memberikan penjelasan
37
bahwa PR adalah bagian dari proses perubahan dan pemecahan masalah di
organisasi yang dilakukan secara ilmiah. Berikut adalah empat langkah dalam
melakukan program PR25:
1.
Mendefinisikan Problem (atau Peluang)
Langkah pertama ini mencakup penyelidikan atau memantau pengetahuan,
opini, sikap dan perilaku pihak-pihak yang terkait dengan, dan dipengaruhi
oleh tindakan dan kebijakan organisasi. Pada dasarnya ini adalah fungsi
intelijen organisasi. Fungsi ini menyediakan dasar untuk semua langkah
dalam proses pemecahan problem dengan menentukan “Apa yang sedang
terjadi saat ini?”
2.
Perencanaan dan Pemrograman
Informasi yang dikumpulkan dalam langkah pertama digunakan untuk
membuat keputusan tentang program publik, strategi tujuan, tindakan dan
komunikasi, taktik, dan saran. Langkah ini akan mempertimbangkan temuan
dari langkah dalam membuat kebijakan dan program organisasi. Langkah
kedua ini akan menjawab pertanyaan “Berdasarkan apa kita tahu tentang
situasi, dan apa yang harus kita lakukan atau apa yang harus kita ubah, dan
apa yang harus kita katakan?”
25
Scott M. Cutlip, Allen H. Center dan Glen M. Broom, Effective Public Relations, 1985,
hal 320
38
3.
Mengambil Tindakan dan Berkomunikasi
Langkah ketiga ini adalah mengimplementasikan program aksi dan
komunikasi yang didesain untuk mencapai tujuan spesifik untuk masingmasing publik dalam rangka mencapai tujuan program. Pertanyaan dalam
langkah ini adalah “Siapa yang harus melakukan dan menyampaikannya,
dan kapan, dimana, dan bagaimana caranya?”
4.
Mengevaluasi Program
Langkah terakhir dalam proses ini adalah melakukan penilaian atas
persiapan, implementasi, dan hasil dari program. Penyesuaian akan
dilakukan sambil program diimplementasikan, dan didasarkan pada evaluasi
atas umpan balik tentang bagaimana program ini berhasil atau tidak.
Program akan dilanjutkan atau dihentikan setelah menjawab pertanyaan
“Bagaimana keadaan kita sekarang atau seberapa baik langkah yang telah
kita lakukan?”
Dari setiap langkah yang dilakukan dalam management program PR
mempunyai hubungan antara langkah pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.
Peneliti melihat bahwa setiap proses yang dilaksanakan harus jelas baik dari mulai
identifikasi masalah, perencanaan, aksi dan komunikasi, dan evaluasi program.
Identifikasi masalah harus jelas sehingga program yang akan dilakukan
tidak salah sasaran tetapi sesuai dengan kebutuhan perusahaan misalnya dengan
melakukan riset. Kemudian dengan adanya riset ini dilanjutkan dengan sasaran
program yang sesuai dengan hasil riset yang kemudian akan menetapkan untuk
39
apa, sasaran program, tahap-tahap, dan hasil yang akan dicapai program tersebut.
Kemudian menetapkan pelaksanaan program tersebut. Selanjutnya adanya
tindakan dan komunikasi untuk memastikan kapan, dimana, dan bagaimana
program itu akan dilaksanakan.
Evaluasi sangat penting dalam setiap program agar ada acuan dan penilaian
terhadap program yang dilaksanakan apakah sesuai yang diharapkan. Dengan
demikian proses PR yang diharapkan bisa berjalan dengan baik dan dapat
melanjutkan pada program selanjutnya.
Menurut pengertian umum program adalah instrumen kebijakan yang berisi
satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah/lembaga
untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau
kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Instansi Pemerintah.Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Pengertian Program adalah instrumen kebijakan yang
berisi
satu
atau
lebih
kegiatan
yang
dilaksanakan
oleh
instansi
pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi
anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi
Pemerintah. 26
Dari pengertian tersebut diketahui bahwa program merupakan kumpulan
kegiatan-kegiatan nyata, sistematis dan terpadu dalam rangka mencapai tujuan
26
Sistem Perencanaan Pembangunan . Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2004.
40
dan strategi yang telah ditetapkan, program juga menjadi pegangan unit-unit di
dalamnya untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari.Sedangkan kegiatan
merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu program sebagai arah dari
pencapaian kinerja yang memberikan kontribusi bagi pencapaian tugas pokok dan
fungsi. Kegiatan mempunyai jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Manfaat
dengan adanya program tersebut kegiatan yang dilakukan di instansi
Pemerintah/lembaga menjadi lebih efisien dan efektif.
Download