MENCARI RUMAH (Baca: Yoh. 14:1-9)

advertisement
VACARE DEO
Bahan Pengajaran Pertemuan Sel
Februari 2014
Minggu 4
MENCARI RUMAH
(Baca: Yoh. 14:1-9)
Sekarang ini begitu banyak propaganda mengenai rumah tinggal. Semua orang tentu ingin memiliki rumah
yang nyaman untuk didiami dan berusaha keras untuk mendapatkan rumah tersebut. Namun, apakah usaha
manusia untuk mendapatkan rumah surgawinya juga sama kerasnya? Yesus memang telah menyediakan tempat
tinggal bagi kita. Walaupun demikian, dibutuhkan usaha dari kita untuk memasuki jalan yang dapat mencapai rumah
abadi tersebut. Jalan itu tidak lain adalah Yesus sendiri. Dan karena Yesus selalu menyertai kita sejak kita masih
hidup di dunia, kita bisa mengalami keberduaan kita dengan Dia di dalam hati kita. Itulah rumah surgawi kita selama
kita masih hidup di dunia, yang tidak lain di pusat jiwa kita sendiri.
Dalam bukunya Puri Batin, Santa Teresa Avila menguraikan tentang keindahan jiwa. Jiwa begitu indah karena
diciptakan menurut gambaran Allah dan diciptakan oleh Allah. Ia memandang jiwa sebagai suatu puri yang
seluruhnya berasal dari satu batu permata tunggal atau kristal yang sangat jernih. Dan puri ini melampaui segala
sesuatu yang lain dalam keindahan, kemuliaan, dan besarnya. Teresa juga mengatakan, “Saya tidak bisa melihat
sesuatu pun yang bisa dibandingkan dengan keindahan puri ini.” Teresa menggambarkan bahwa pada pusat jiwa
ada suatu sumber air yang terus-menerus mengalir dan ada matahari yang bersinar tanpa pernah kehilangan
cahayanya. Sumber air dan matahari itu bukan lain adalah Allah sendiri. Allah bersemayam di Ruang ke-7, lubuk
terdalam hati manusia. Seluruh keindahan jiwa itu diterimanya karena Allah tinggal di dalam dirinya dan menerangi
jiwa itu. Oleh karena itu, perkembangan hidup rohani berarti membiarkan diri diterangi terus-menerus oleh Allah
dan membiarkan seluruh jiwa digenangi oleh air kehidupan itu.
Teresa menggambarkan jiwa itu seperti suatu puri yang memiliki 7 ruangan yang berbeda. Digambarkan
bahwa ruangan itu sebagai ruangan yang konsentris (semakin kedalam). Dalam Ruang 1, yang terluar, matahari
tampak remang-remang karena tirai-tirai yang memisahkan ruangan-ruangan dari pusat. Oleh karena itu makin
dekat orang pada pusatnya makin teranglah ia. Ruang ke-7 adalah yang paling terang. Kalau seseorang berada
dalam dosa berat berarti dia berada di luar diri sendiri, berarti gelap gulita karena diluar puri. Teresa tidak mencari
Allah di luar dirinya jauh disana, tetapi dia mencari Allah di pusat jiwanya yang terdalam. Jadi, kita harus masuk ke
dalam diri sendiri dan menyadari kekayaan yang terkandung di dalamnya, yaitu Allah.
Jalan masuk ke dalam ruangan-ruangan itu adalah doa. Orang yang tidak berdoa digambarkan seperti orang
yang lumpuh, maka dia itu tidak bisa masuk ke pusat puri itu. Oleh karena itu perlu kita sadari, bahwa doa itulah
pintu masuk kedalam istana jiwa. Tumbuh dalam doa berarti juga tumbuh dalam kesucian. Dalam Karmel, orang juga
bekerja, tetapi perhatian yang pertama ditujukan kepada Allah dan untuk tinggal dalam Allah. Oleh karena itu apa
yang ditulis oleh William of Saint Thierry (1085 – 1148) kepada para rahib Kartusia, berlaku juga bagi para Karmelit,
“Orang-orang lain dipanggil untuk melayani Tuhan, tetapi kamu dipanggil untuk berpaut kepada Tuhan. Yang lain
dipanggil untuk memuji, mengenal, mengasihi dan memuliakan Tuhan, tetapi kamu dipanggil untuk menikmati,
mengerti dan mengenal Tuhan; suatu panggilan yang sangat luhur tetapi suatu tugas yang sulit juga.”
Oleh karena itu sebagai suatu konsekuensi dari panggilan ini, kita harus berusaha untuk selalu memiliki
hubungan yang sadar dengan Allah. Doa bukan hanya suatu latihan tapi juga suatu tujuan, yaitu untuk hidup di
hadirat Allah dan bersatu dengan Dia. Bila kita sadar bahwa di dalam Karmel segala sesuatu tergantung pada doa,
maka kita juga akan lebih menghargai keheningan dan kesunyian. Mereka yang tidak bisa menghargai keheningan
dan kesunyian, udah kehilangan semangat doanya. Demikianlah dalam keheningan dan kesunyian, kita dapat tinggal
di hadirat Allah, di rumah sejati kita selama masih hidup di dunia ini. Menuju ke rumah tidak lain adalah berjalan
dalam doa dari ruang ke ruang untuk mencapai Ruang ke-7 dan bersatu dengan-Nya.
Sharing:

Pernahkah Anda mengalami betapa pentingnya tempat tinggal bagi Anda? Jika bagi
tubuh yang bisa rusak ini saja rumah begitu penting, betapa lebih laginya jiwa kita
yang baka. Sharingkanlah perjuangan Anda untuk menemukan rumah sejati bagi jiwa
Anda.
Download