Penerapan Bagi Hasil .... (Sriyati)1 PENERAPAN BAGI HASIL UNTUK DEPOSITO MUDHARABAH DENGAN PERDOMAN PSAK NO. 105 PADA PT BPRS BANGUN DRAJAT WARGA YOGYAKARTA APPLICATION OF PROFIT SHARING FOR MUDHARABA DEPOSIT DIRECTIVE BY PSAK NO. 104 ON PT BPRS BANGUN DRAJAT WARGA YOGYAKARTA Oleh: Sriyati Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta [email protected] Amanita Novi Yusitha Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengakuan, Pengukuran, Penyajian, dan Pengungkapan Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah pada PT BPRS Bangun Drajat Warga Yogyakarta. Penelitian ini merupakan jenis deskriptif kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menentukan tingkat kecenderungan yang dilakukan melalui perhitungan mean ideal dan standar deviasi ideal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pengakuan akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah pada PT BPRS Bangun Drajat Warga telah sesuai dengan PSAK No. 105. (2) Pengukuran akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah pada PT BPRS Bangun Drajat Warga telah sesuai dengan PSAK No.105. (3) Penyajian akuntansi atas Bagi Hasil untuk DepositoMudharabah pada PT BPRS Bangun Drajat Warga telah sesuai dengan PSAK No. 105. (4) Pengungkapan akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah pada PT BPRS Bangun Drajat Warga telah sesuai dengan PSAK No. 105. Kata kunci: Bagi Hasil, Deposito Mudharabah, PSAK No. 105 Abstract This research aims to know the Recognition, Measurement, Presentation and Disclosure Of Profit Sharing for Mudharaba Deposit on PT BPRS Bangun Drajat Warga Yogyakarta. This research is a descriptive qualitative type. Data analysis techniques used are descriptive analysis by determining the level of trend that carried through the calculation of the mean and the ideal standard deviation. The results of the research show that: (1) Recognition of Profit Sharing for Mudharaba Deposit on PT BPRS Bangun Drajat Warga Yogyakarta have been in accordance with PSAK No. 105. (2) Measurement of Profit Sharing for Mudharaba Deposit on PT BPRS Bangun Drajat Warga Yogyakarta have been in accordance with PSAK No. 105. (3) Presentation of Profit Sharing for Mudharaba Deposit on PT BPRS Bangun Drajat Warga Yogyakarta have been in accordance with PSAK No. 105. (4) Disclosure of Profit Sharing for Mudharaba Deposit on PT BPRS Bangun Drajat Warga Yogyakarta have been in accordance with PSAK No. 105. Keywords: Profit Sharing, Mudharaba Deposit, PSAK No. 105 PENDAHULUAN menerapkan syariah Islam di setiap Kegiatan perbankan memiliki peran aktivitas perbankannya. Bank Islam atau yang penting dalam sebuah negara. Sebagai bank syariah lahir di Indonesia yang lembaga keuangan bank memiliki peran gencarnya pada sekitar tahun 1990-an atau dalam menunjang perekonomian. Dalam tepatnya setelah ada Undang-undang No. 7 dunia perbankan, bank syariah merupakan Tahun 1992 yang direvisi dengan Undang- industri jasa yang relatif baru, di mana undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, 2 Jurnal Profita Edisi 7 Tahun 2016 dalam bentuk yang karena mayoritas penduduk Indonesia beroperasinya dengan sistem Bagi Hasil beragama Islam, tetapi lebih kepada atau prinsip-prinsipnya yang berbasis Bagi disebut sebuah dengan bank bank syariah Hasil” (Krisna Wijaya, 2010:10). Bank (Muhammad, 2002: 94). Bank syariah beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang syariah dengan sistem Bagi Hasil dirancang untuk terbinanya kebersamaan dalam mengacu pada ketentuan-ketentuan Islam. menanggung risiko usaha dan berbagi hasil Dalam tata cara tersebut dijauhi praktik- usaha antara bank dengan nasabah. praktik yang dikhawatirkan mengandung Bagi Hasil adalah suatu sistem yang unsur-unsur riba (Hasibuan, 2006:39). meliputi tata cara pembagian hasil usaha Mengelola bank syariah memang harus pemilik dana (shohibul maal) dengan berbeda bank pengelola dana (mudharib). Pembagian daya hasil usaha ini dapat terjadi antara bank manusia yang memiliki keahlian dalam dengan nasabah penyimpan dana, maupun perbankan syariah masih terbatas. Sebagian antara bank dengan nasabah penerima dana besar pengelola bank syariah berasal dari (Muhammad, 2005:176). Bagi Hasil dalam bank konvensional, yang sebagian dari sistem perbankan syariah merupakan ciri mereka sulit untuk melepaskan tradisi bank khusus konvensional masyarakat, dan di dalam aturan syariah dengan konvensional. mendarah mengelola Namun yang daging. sumber sudah luas ditawarkan kepada lagi yang berkaitan dengan pembagian hasil masyarakat juga telah terbiasa dengan usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada pelayanan karena awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya memang sudah ada lebih dulu (Muhammad, penentuan nisbah Bagi Hasil antara kedua 2005: 175). belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bank Lebih terlanjur yang konvensional Bank syariah yang berdasarkan bersama, dan harus terjadi dengan kerelaan pada prinsip syariah Islam tidak mengenal di masing-masing pihak tanpa adanya unsur adanya bunga karena dianggap riba dan paksaan. dilarang dalam agama, sehingga produk Saat ini pendapatan Bagi Hasil yang atau jasa pada bank syariah berbeda dengan diberikan oleh bank syariah terhadap bank konvensional. Sebagian besar produk simpanan masyarakat diindikasikan masih bank syariah menggunakan prinsip Bagi merujuk pada tingkat bunga yang diberikan Hasil.“Bank syariah mempunyai arti dan oleh bank konvensional. Di samping itu peranan di sebagian besar pembiayaan pada bank kembangkan di Indonesia, bukan hanya syariah berupa pembiayaan dengan prinsip yang strategis untuk Penerapan Bagi Hasil .... (Sriyati)3 jual beli. Tingginya porsi pembiayaan non yang Bagi Hasil tersebut menimbulkan kesan di merupakan suatu tulang punggung (basic) masyarakat bahwa pembiayaan melalui dari dana yang harus diolah atau dikelola bank syariah sama saja dengan pembiayaan oleh bank untuk memperoleh keuntungan. melalui bank konvensional. Meskipun Bagi Sumber dana ini merupakan sumber dana Hasil satu-satunya terpenting bagi operasi suatu bank dan prinsip pendanaan dan pembiayaaan pada merupakan ukuran keberhasilan bank jika perbankan syariah, namun penggunaan mampu membiayai operasinya dari sumber prinsip Bagi Hasil merupakan karakteristik dana ini. Dalam dunia perbankan, dana dari utama sehingga masyarakat luas atau sering disebut sebagai hendaknya prinsip ini diterapkan dengan dana pihak ketiga terdiri dari tabungan, baik oleh bank syariah (Tarsidin: 2010). giro, dan deposito. Pertumbuhan suatu bank bukan merupakan perbankan syariah Sebagai lembaga keuangan bank berasal dari sesungguhnya sangat memiliki tugas pokok berupa menghimpun pertumbuhan dana dana yang kemudian disalurkan kembali (Kasmir, 2012: 68-72). kepada masyarakat untuk jangka waktu tertentu. Fungsi pihak ketiga dari ini Salah satu produk penghimpunan dana dari bank adalah deposito. Deposito dalam merupakan simpanan yang penarikannya sangat hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menentukan pertumbuhan suatu bank. Hal berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan tersebut disebabkan karena volume dana dengan bank. Bagi bank, keuntungan yang berhasil dihimpun atau disimpan menghimpun dana lewat deposito adalah tentunya akan menetukan pula volume dana uang yang tersimpan relatif lebih lama, yang dapat dikembangkan oleh bank dengan demikian bank dapat lebih leluasa tersebut dalam bentuk penanaman dana untuk menggunakan kembali dana tersebut yang menghasilkan, misalnya dalam bentuk untuk keperluan penyaluran dana (Kasmir, pemberian kredit dan pembelian efek-efek 2012: 102). Selain itu kelebihan dana atau surat berharga dalam pasar uang. deposito bagi bank adalah bank mempunyai bentuk menghimpun simpanan mencari bergantung luas dan selanjutnya untuk masyarakat dana (deposit), Dalam garis besarnya sumber dana kepastian tentang kapan dana itu akan bagi sebuah bank ada tiga yaitu,dana yang ditarik, sehingga bank dapat mengantisipasi bersumber dari bank sendiri, dana yang kapan harus menyediakan dana dalam berasal dari masyarakat luas, dan dana yang jumlah tertentu (Sigit Triandaru dan Totok berasal dari lembaga keuangan lain, baik Budisantoso, 2006:98). bank maupun non bank. Idealnya, dana 4 Jurnal Profita Edisi 7 Tahun 2016 Namun di sisi lain, bagi nasabah, dan akuntansi harus mencari dasar bagi jangka waktu yang relatif panjang dan penerapan dan pengembangan standar frekuensi penarikan yang jarang menjadi akuntansi yang berbeda dengan standar pertimbangan akuntansi tersendiri sebelum bank konvensional. Ikatan memutuskan untuk memilih produk berupa Akuntan Indonesia (IAI) sejauh ini telah deposito. Dilihat dari cara dan waktu menerbitkan standar yang terkait dengan penarikan, tabungan dapat ditarik dengan akuntansi syariah. Salah satunya adalah cara-cara dan dalam waktu yang relatif Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan lebih (PSAK) No. 105 yang mengatur tentang fleksibel dibandingkan dengan deposito berjangka. Hal ini menjadi salah Akuntansi Mudharabah. satu penyebab nasabah yang menyimpan diterbitkannya PSAK tersebut maka bank dananya dalam bentuk deposito masih syariah sebagai lembaga keuangan yang sedikit bila dibandingkan dengan nasabah berpegang yang menyimpan dananya dalam bentuk syariah sudah seharusnya menerapkan tabungan. prinsip syariah dalam perlakuan akuntansi teguh pada Dengan prinsip-prinsip Dalam perbankan syariah dikenal yang sesuai dengan PSAK No. 105. PSAK produk deposito yang berdasarkan prinsip tersebutlah yang sekarang dijadikan dasar Bagi Hasil yaitu Deposito Mudharabah. untuk akuntansi mudharabah terhadap “Deposito transaksi-transaksi yang dipraktikkan di Mudharabah adalah dana mudharabah pada bank yang penarikannya perbankan hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu keuangan syariah non bank. Selain itu dengan pembagian hasil sesuai dengan PSAK No. 105 tersebut juga menjadi acuan nisbah yang telah disepakati di muka antara dalam praktik akuntansi bagi lembaga nasabah pemilik dana (shahibul maal) keuangan syariah di Indonesia dalam dengan bank yang bersangkutan” (PAPSI, menyusun laporan keuangan. 2013). Dalam perhitungan Bagi Hasil syariah Beberapa maupun hasil lembaga penelitian kepada deposan, bank syariah dituntut menunjukkan bahwa lembaga keuangan transparan dalam memberikan informasi bank maupun non bank yang bersifat hasil yang diperoleh serta pembagiannya, formal sehingga bisa diketahui besarnya perolehan umumnya tidak dapat menjangkau lapisan bagi para deposan. masyarakat dan beroperasi dari di golongan pedesaan ekonomi Hadirnya bank syariah sebagai menengah ke bawah. Ketidakmampuan organisasi yang relatif baru menimbulkan tersebut terutama dari sisi penanggungan tantangan besar. Para pakar syariah Islam risiko dan biaya operasi, juga dalam Penerapan Bagi Hasil .... (Sriyati)5 identiifikasi usaha dan pemantauan baik terhadap debitur maupun krediturnya, penggunaan kredit yang layak usaha. menghimpun dana dari masyarakat dalam Ketidakmampuan lembaga keuangan ini bentuk deposito berjangka dan tabungan, menjadi penyebab terjadinya kekosongan memberikan pembiayaan bagi pengusaha pada segmen pasar keuangan di wilayah kecil dan atau masyarakat pedesaan. pedesaan. Akibatnya 70% sampai 90% kekosongan ini diisi oleh lembaga Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di BPRS Bangun Drajat Warga keuangan non formal, termasuk yang ikut Yogyakarta, beroperasi adalah para rentenir dengan melakukan prinsip Bagi Hasil kepada para mengenakan suku bunga yang tinggi. nasabahnya. Untuk menanggulangi kejadian-kejadian penerapannya dan apakah sudah sesuai seperti ini perlu adanya suatu lembaga yang dengan PSAK belum diketahui. Untuk itu mampu menjadi jalan tengah. Wujud penulis mengambil judul “Penerapan Bagi nyatanya adalah dengan memperbanyak Hasil untuk Deposito Mudharabah dengan mengoperasionalkan lembaga keuangan Pedoman PSAK No. 105 pada PT BPRS berprinsip Bangun Drajat Warga Yogyakarta”. bagi hasil, yaitu Bank bank memang Namun sejauh sudah mana Perkreditan Rakyat Syariah dan Baitul Maal wa Tamwil (Muhamad: 2000). PT. Bank Perkreditan METODE PENELITIAN Rakyat Jenis Penelitian Syariah Bangun Drajat Warga Yogyakarta Penelitian ini menggunakan teknik merupakan salah satu Lembaga Keuangan analisis deskriptif kualitatif yaitu studi Syariah yang telah berdiri sejak tahun 1993. deskriptif untuk mengkaji data secara Namun mendalam, di mana data yang telah dengan adanya perubahanAnggaranDasarsesuaidenganKe dikumpulkan kemudian dijabarkan dan putusanMentriHukumdanHakAsasiManusi dinyatakan dalam kalimat-kalimat yang a No. AHU-36165.AH.01.02, makatahun dapat dipahami. 2009 nama Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah dirubah Pembiayaan Rakyat menjadi Bank Waktu dan Tempat Penelitian Syari’ah(BPRS) Lokasi untuk penelitianiniadalah di Bangun Drajat Warga Yogyakarta. Maksud PT dan tujuan Perseroan, menjalankan usaha Yogyakarta, yang beralamat di jalan dalam Gedongkuning bidang usaha sebagai Bank BPRS Bangun Selatan Drajat No Warga 131, Pembiayaan Rakyat yang semata–mata Yogyakarta. Penelitian akan dilaksanakan akan beroperasi dengan sistim bagi hasil, pada bulan Februari dan Maret 2014 untuk 6 Jurnal Profita Edisi 7 Tahun 2016 proses pengambilan data, untuk analisis shohibul maal dan bank syariah bertindak data dan penyusunan laporan penelitian. sebagai mudharib. Target/Subjek Penelitian Teknik Pengumpulan Data Subjek pada penelitian ini adalah PT BPRS Bangun Drajat Warga Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Yogyakarta yang merupakan pelaku yang dokumentasi, kuesioner, dan wawancara. menjalankan Objek Teknik dokumentasi digunakan untuk penelitiannya adalah data berupa data dari memperoleh data berupa data umum, yaitu kuesioner, catatan-catatan dan dokumen- data yang berkaitan dengan data mengenai dokumen dengan profil perusahaan, misalnya data tentang penerapan Bagi Hasil untuk Deposito pendirian perusahaan, struktur organisasi Mudharabah pada PT BPRS Bangun Drajat perusahaan, maupun produk dan jasa yang Warga Yogyakarta. ada di perusahaan. Sedangkan kuesioner proses yang syariah. berhubungan dan Definisi Operasional Variabel wawancara untuk memperoleh data khusus berupa data tentang Penelittian digunakan perlakuan akuntansi terkait Dalam penelitian ini, variabel yang penerapan Bagi Hasil untuk Deposito digunakan oleh peneliti adalah Bagi Hasil Mudharabah pada PT BPRS Bangun Drajat dan Deposito Mudharabah. Bagi Hasil Warga Yogyakarta. adalah sebuah sistempengelolaan dan pembagian dana hasil usaha antara pemilik Teknik Analisis Data dana (shohibul maal) dengan pengelola Teknik analisis data yang digunakan dana (mudharib) dari usaha yang telah dalam penelitian ini adalah metode analisis berjalan. Pembagian hasil usaha harus deskriptif sesuai dengan nisbah yang telah disepakati mendeskripsikan di awal akad. Deposito Mudharabah adalah kondisi objek yang terjadi di PT BPRS investasi melalui simpanan pihak ketiga Bangun (perseorangan atau badan hukum) dengan kemudian disesuaikan dengan poin-poin akad mudharabah dalam yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam waktu-waktu tertentu dengan mendapat imbalan berupa kualitatif. Drajat pedoman dan Metode ini membandingkan Warga PSAK Yogyakarta 105 tentang Akuntansi Mudharabah. Analisis data dalam penelitian Bagi Hasil. Dalam Deposito Mudharabah dilakukan dengan menentukan tingkat nasabah atau deposan bertindak sebagai kecenderungan tiap indikator, yaitu Penerapan Bagi Hasil .... (Sriyati)7 pengakuan, pengukuran, penyajian, dan distribusi pengungkapan, yang dilakukan melalui Pengakuan akuntansi atas Bagi Hasil untuk perhitungan mean/ rerata ideal dan standar Deposito Mudharabah dapat dilihat pada deviasi ideal yang dihitung dengan acuan tabel berikut: sebagai berikut: Tabel 2. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Pengakuan Akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah Mean ideal (Mi)= ½ (Nilai maksimum+ Nilai minimum) StandarDeviasi Ideal (Sdi) = 1/6 (Nilai maksimum - Nilai minimum) Nilai maksimum dan nilai minimum diperoleh dari penilaian skala Likert yang digunakan untuk pedoman dalam penelitian ini yaitu 4 untuk skor tertinggi dan 1 untuk skor terendah, kemudian skor tersebut N o 1 Sko r <12 kategori kecenderungan Frekuen si - Presenta se - 3 20% 12 15 80% 100% Tinggi tabel distribusi 2 12 s/d 18 3 >18 Total Berdasarkan Katego ri Renda h Sedang dikalikan dengan jumlah butir pernyataan. kecenderungan Pengakuan akuntansi atas Berdasarkan perhitungan Mi dan Sdi akan Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah di diperoleh pengkategorian kecenderungan atas dapat digambarkan dalam diagram Pie variabel sebagai berikut: sebagai berikut: Tabel 1. Kategori Kecenderungan Variabel Kategori Keterangan Rendah < {Mi – 1(Sdi)} Sedang {Mi– 1(Sdi)}s/d{Mi+1(Sdi)} Tinggi > {Mi + 1(Sdi)} Sumber: Sutrisno Hadi (2004:135) Data yang dihasilkan bentuk diagram lingkaran atau pie chart. PENELITIAN 20% Rendah Sedang 80% Tinggi dari perhitungan tersebut akan disajikan dalam HASIL Pengakuan DAN Gambar 1. Pie-Chart Indikator Pengakuan Akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah Berdasarkan tabel dan gambar di PEMBAHASAN atas dapat diketahui bahwa Pengakuan Pengakuan Akuntansi atas Bagi Hasil Akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito untuk Deposito Mudharabah Mudharabah dalam kategori rendah perhitungan sebanyak 0 responden, kategori sedang kategorisasi yang telah dilakukan, maka sebanyak 3 responden (20%), dan kategori Berdasarkan 8 Jurnal Profita Edisi 7 Tahun 2016 tinggi sebanyak 12 responden (80%), Pengukuran sehingga dapat disimpulkan Pengakuan akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah dalam kategori tinggi. Rendah 27% Sedang 73% Tinggi Pengukuran Akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah Berdasarkan perhitungan kategorisasi yang telah dilakukan, maka distribusi kategori Gambar 2. Pie-Chart Indikator Pengukuran Akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah kecenderungan Pengukuran akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah dapat dilihat Berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat diketahui bahwa Pengukuran Akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito pada tabel berikut: Mudharabah Tabel 3. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Pengukuran Akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah No Skor Frekuensi Prese Kategor ntase i 1 <12 Rendah dalam kategori rendah sebanyak 0 responden, kategori sedang sebanyak 4 responden (27%), dan kategori tinggi sebanyak 11 responden (73%), sehingga dapat disimpulkan Pengukuran akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito 2 3 12 s/d 18 >18 4 27% Sedang 11 73% Tinggi Total 15 100% Mudharabah dalam kategori tinggi. Penyajian Akuntansi atas Bagi Hasil Berdasarkan tabel untuk Deposito Mudharabah Berdasarkan distribusi perhitungan kategorisasi yang telah dilakukan, maka kecenderungan Pengukuran akuntansi di distribusi atas Deposito Penyajian akuntansi atas Bagi Hasil untuk Mudharabah di atas dapat digambarkan Deposito Mudharabah dapat dilihat pada dalam diagram Pie sebagai berikut: tabel berikut: Bagi Hasil untuk kategori kecenderungan Penerapan Bagi Hasil .... (Sriyati)9 Tabel 4. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Penyajian Akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah No Skor Freku Present Kategori ensi ase 1 <6 Rendah 2 6 1 7% Sedang s/d 9 3 >9 14 93% Tinggi Total 15 100% Berdasarkan tabel distribusi kecenderungan Penyajian akuntansi di atas Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah di atas dapat digambarkan dalam diagram Pie sebagai berikut: Penyajian 7% Rendah Sedang 93% Tinggi Pengungkapan Akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah Berdasarkan kategorisasi yang telah dilakukan, maka distribusi Berdasarkan tabel dan gambar di kategori kecenderungan Pengungkapan akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Pengungkapan Akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah N Sko Frekuen Presenta Katego o r si se ri 1 <6 Renda h 2 6 6 40% Sedang s/d 9 3 >9 9 60% Tinggi Total 15 100% Berdasarkan tabel distribusi kecenderungan Pengungkapan akuntansi di atas Gambar 3. Pie-Chart Indikator Penyajian Akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah perhitungan Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah di atas dapat digambarkan dalam diagram Pie sebagai berikut: Pengungkapan atas dapat diketahui bahwa Penyajian 40% Akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah dalam kategori rendah Rendah Sedang 60% Tinggi sebanyak 0 responden, kategori sedang sebanyak 1 responden (7%), dan kategori akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito Gambar 4. Pie-Chart Indikator Pengungkapan Akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah Berdasarkan tabel dan gambar di Mudharabah dalam kategori tinggi. atas dapat diketahui bahwa Pengungkapan tinggi sebanyak 14 responden (93%), sehingga dapat disimpulkan Penyajian akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah dalam kategori rendah 10 Jurnal Profita Edisi 7 Tahun 2016 sebanyak 0 responden, kategori sedang dalam perhitungan. Apabila Bagi Hasil sebanyak 6 responden (40%), dan kategori untuk tinggi sebanyak 9 responden (60%), diperhitungkan tetapi belum dibagikan sehingga dapat disimpulkan Pengungkapan kepada pemilik dana maka oleh bank diakui akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito sebagai kewajiban. Kerugian yang terjadi Mudharabah dalam kategori tinggi. pada Pembahasan disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian a. bank diakui sebagai beban bagi bank. Pengakuan Akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah Berdasarkan data penelitian diketahui bahwa pada PT BPRS Bangun Drajat Warga Yogyakarta, Deposito Deposito Mudharabah sudah Mudharabah yang Pengakuan tehadap Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah ini sesuai dengan PSAK No. 105 paragraf 28-30. Deposito Berdasarkan uraian di atas dapat Mudharabah diakui sebagai dana syirkah diketahui bahwa dasar pengakuan Bagi temporer (dana investasi tidak terikat). Hasil atas Deposito Mudharabah adalah Ketika nasabah mengajukan permohonan PSAK No. 105. Selain itu, hasil penelitian pembukaan terhadap pengakuan akuntansi atas Bagi rekening Deposito Mudharabah dan menyetorkan sejumlah Hasil uang, pihak bank akan memcatatnya menunjukkan bahwa Pengakuan akuntansi sebagai transaksi dan dana tersebut diakui atas sebagai investasi tidak terikat. Jika bank Mudharabah tingkat kecenderungannya menyalurkan dana tersebut maka oleh bank berada dalam kategori tinggi. Hal ini dilihat diakui sebagai aset. Pendapatan atas dari penyaluran dana tersebut diakui oleh bank frekuensi menunjukkan frekuensi kategori secara bruto sebelum dikurangi dengan sedang sebanyak 3 responden dengan bagian hak pemilik dana. Pengakuan persentase sebesar 20% dan kategori tinggi tehadap Deposito Mudharabah ini sesuai sebanyak 12 responden dengan persentase dengan PSAK No. 105 paragraf 25-27. sebesar Bagi Hasil atas Deposito untuk Deposito Bagi tabel Hasil untuk distribusi 80%. Mudharabah Deposito kecenderungan Dengan demikian disimpulkan bahwa pengakuan akuntansi Mudharabah diakui oleh bank setiap atas bulannya sesuai dengan nisbah yang telah Mudharabah telah sesuai dengan pedoman ditetapkan. yang digunakan, dalam hal ini adalah Ketika bank melakukan Bagi Hasil untuk Deposito perhitungan Bagi Hasil, Bagi Hasil diakui PSAK No. 105. sebagai Bagi Hasil yang belum dibagikan. b. Bagi Hasil ini diakui sebesar yang tercatat Hasil untuk Deposito Mudharabah Pengukuran Akuntansi atas Bagi Penerapan Bagi Hasil .... (Sriyati)11 Berdasarkan penelitian dan kategori tinggi sebanyak 11 responden diketahui bahwa pada PT BPRS Bangun dengan persentase sebesar 73%. Dengan Drajat Deposito demikian disimpulkan bahwa pengukuran Mudharabah diukur sebesar jumlah kas akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito yang diterima. Pada akhir periode akuntansi Mudharabah telah sesuai dengan pedoman Deposito Mudharabah diukur sebesar nilai yang digunakan yaitu PSAK No. 105. tercatatnya. Pengukuran tehadap Deposito c. Mudharabah ini sesuai dengan PSAK No. Hasil untuk Deposito Mudharabah Warga data Yogyakarta, 105 paragraf 25. Penyajian Akuntansi atas Bagi Berdasarkan data penelitian Pendapatan yang diukur untuk diketahui bahwa PT BPRS Bangun Drajat melakukan perhitungan Bagi Hasil adalah Warga Yogyakarta menyajikan Deposito pendapatan yang benar-benar diterima oleh Mudharabah dalam pos investasi tidak bank, atau diakui secara cash basic. terikat dan disajikan sejumlah nilai nominal Apabila Deposito yang tercatat secara administrasi. Deposito Mudharabah sudah diperhitungkan tetapi Mudharabah disajikan dalam pos yang belum dibagikan kepada pemilik dana maka berbeda dengan Tabungan Mudharabah diukur sebesar bagi hasil yang menjadi walaupun keduanya merupakan investasi porsi hak pemilik dana. Ketika bank tidak terikat. Masing-masing disajikan melakukan perhitungan Bagi Hasil, Bagi sebesar nominal yang tercatata untuk Hasil yang belum dibagikan diukur sebesar masing-masing bentuk produk. Deposito nilai tercatat. Pengukuran tehadap Bagi Mudharabah disajikan sebagai investasi Hasil untuk Deposito Mudharabah ini tidak terikat pada neraca sisi kredit. Hal ini sesuai dengan PSAK No. 105 paragraf 28- sesuai dengan PSAK No. 105 paragaraf 37 29. (a). Bagi Hasil Hasil untuk penelitian terhadap Bagi Hasil disajikan setiap bulannya pengukuran akuntansi atas Bagi Hasil untuk sebagai Deposito menunjukkan kepada pemilik dana. Dalam menyajikan bahwa pengukuran akuntansi atas Bagi Bagi Hasil yang diperoleh nasabah, bank Hasil untuk Deposito Mudharabah tingkat menyajikannya dalam laporan keuangan kecenderungannya berada dalam kategori sebesar nilai yang tercatat. Bagi Hasil untuk tinggi. Hal ini dilihat dari tabel distribusi Deposito kecenderungan menunjukkan diperhitungkan tetapi belum diserahkan frekuensi kategori sedang sebanyak 4 kepada pemilik dana disajikan oleh bank responden dengan persentase sebesar 27% dalam kewajiban. Bagi Hasil yang sudah Mudharabah frekuensi bentuk pertanggungjawaban Mudharabah yang sudah 12 Jurnal Profita Edisi 7 Tahun 2016 diperhitungkan tetapi belum diserahkan aktivitas usaha mudharabah. Selain itu kepada pemilik dana tersebut disajikan bank sebagai pos bagi hasil yang belum rincian dana investasi tidak terikat yang dibagikan. Penyajian Bagi Hasil untuk diterima Deposito Mudharabah ini sesuai dengan laporan keuangan syariah. Pengungkapan PSAK No. 105 paragraf 37 (b). yang dilakukan oleh PT BPRS Bangun juga mengungkapkan berdasarkan mengenai jenisnya dalam Berdasarkan perlakuan akuntansi Drajat Warga Yogyakarta ini sesuai dengan mengenai penyajian Bagi Hasil untuk PSAK No. 105 paragraf 38, sehingga dapat Deposito Mudharabah yang telah diuraikan diketahui bahwa dasar yang digunakan di atas diketahui bahwa dasar penyajian untuk pengungkapan adalah PSAK No. yang digunakan adalah PSAK No. 105. 105. Selain itu, hasil penelitian terhadap Hasil penelitian terhadap penyajian akuntansi atas Bagi Hasil untuk pengungkapan akuntansi atas Bagi Hasil Deposito menunjukkan untuk Deposito Mudharabah menunjukkan bahwa penyajian akuntansi atas Bagi Hasil bahwa pengungkapan akuntansi atas Bagi untuk tingkat Hasil untuk Deposito Mudharabah tingkat kecenderungannya berada dalam kategori kecenderungannya berada dalam kategori tinggi. Hal ini dilihat dari tabel distribusi tinggi. Hal ini dilihat dari tabel distribusi kecenderungan kecenderungan Mudharabah Deposito Mudharabah frekuensi menunjukkan frekuensi menunjukkan frekuensi kategori sedang sebanyak 1 frekuensi kategori sedang sebanyak 6 responden dengan persentase sebesar 7% responden dengan persentase sebesar 40% dan kategori tinggi sebanyak 14 responden dan kategori tinggi sebanyak 9 responden dengan persentase sebesar 93%. Dengan dengan persentase sebesar 60%. Dengan demikian disimpulkan bahwa penyajian demikian akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito pengungkapan akuntansi atas Bagi Hasil Mudharabah telah sesuai dengan pedoman untuk Deposito Mudharabah telah sesuai yang digunakan yaitu PSAK No. 105. dengan pedoman yang digunakan dalam d. penelitian ini, yaitu PSAK No. 105. Pengungkapan Akuntansi atas Bagi disimpulkan Hasil untuk Deposito Mudharabah Pada PT BPRS Bangun Drajat Warga Yogyakarta, bank mengungkapkan isi kesepakatan utama usaha mudharabah dalam laporan keuangan syariah, seperti SIMPULAN DAN SARAN porsi dana, pembagian hasil usaha, dan Simpulan bahwa Penerapan Bagi Hasil .... (Sriyati)13 Berdasarkan hasil penelitian dan ditunjukkan dengan tingkat pembahasan, maka diperoleh kesimpulan kecenderungan pengungkapan akuntansi sebagai berikut: atas a. Pengakuan akuntansi atas Bagi Hasil Mudharabah untuk Deposito Mudharabah pada PT BPRS Bangun Drajat Warga telah sesuai dengan PSAK No. 105. Hal ditunjukkan dengan Bagi Hasil yang untuk Deposito berada kategori tinggi yaitu 60%. Saran ini Saran yang dapatdiberikanberkaitan tingkat dengan penelitian yang telah dilakukan di kecenderungan pengakuan akuntansi PT atas Yogyakarta adalahsebagaiberikut: Bagi Mudharabah Hasil yang untuk berada dalam Deposito dalam kategori tinggi yaitu 80%. BPRS a. PT BPRS Yogyakarta Bangun Bangun Drajat Warga Drajat sebaiknya Warga tetap b. Pengukuran akuntansi atas Bagi Hasil menjalankan kegiatan operasional untuk untuk Deposito Mudharabah pada PT Deposito Mudharabah sesuai dengan BPRS Bangun Drajat Warga telah sesuai apa yang telah dijalankan saat ini karena dengan PSAK No. 105. Hal ini telah sesuai dengan pedoman yang tingkat berlaku bagi lembaga keuangan syariah, ditunjukkan dengan kecenderungan pengukuran akuntansi atas Bagi Mudharabah Hasil yang untuk berada Deposito dalam kategori tinggi yaitu 73%. yaitu PSAK No. 105. b. Sebaiknya pemahaman lebih ditingkatkan mengenai perlakuan akuntansi yang mencakup pengakuan, c. Penyajian akuntansi atas Bagi Hasil pengukuran, penyajian, dan untuk Deposito Mudharabah pada PT pengungkapan atas Bagi Hasil untuk BPRS Bangun Drajat Warga telah sesuai Deposito dengan PSAK No. 105. Hal ini karyawan, khusunya kepada karyawan tingkat baru, agar penerapan Bagi Hasil untuk kecenderungan penyajian akuntansi atas Deposito Mudharabah tetap berjalan Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah sesuai dengan pedoman yang berlaku. ditunjukkan dengan Mudharabah kepada yang berada dalam kategori tinggi yaitu DAFTAR PUSTAKA 93%. d. Pengungkapan akuntansi atas Bagi Hasil untuk Deposito Mudharabah pada PT BPRS Bangun Drajat Warga telah sesuai dengan PSAK No. 105. Hal ini Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. “Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 105 tentang Akuntansi 14 Jurnal Profita Edisi 7 Tahun 2016 Mudharabah”. Akuntan Jakarta: Graha Hasibuan, Malayu. (2006). Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Kasmir. (2012). Dasar-dasar Perbankan Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers Krisna Wijaya. (2010). Analisis Kebijakan Perbankan Nasional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Muhamad. (2000). Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer. Yogyakarta: UII Press. ________. (2002). Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam. Jakarta: Salemba Empat. ________. (2005). Pengantar Akuntansi Syariah. Yogyakarta: Salemba Empat. Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso. (2006). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat. Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/26/DPbS tanggal 10 Juli 2013 perihal Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia. Jakarta. Sutrisno Hadi. (2004). Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset. Tarsidin. (2010). Bagi Hasil: Konsep dan Analisis. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia