Seabad mencari ETI di MWC-349 - FMIPA Personal Blogs

advertisement
Seabad mencari ETI di MWC-349
Oleh
Suryadi Siregar
KK-Astronomi Institut Teknologi Bandung
Pendahuluan
Bukan kejutan tapi konklusi logis dari suatu hipotese. Rasi Cygnus yang
selama ini menarik untuk berburu Nova, juga merupakan kawasan
eksotis bagi pencarian extraplanet (eksoplanet). Planet di luar Tata
Surya. Mencari eksoplanet merupakan target antara untuk mencari ETI
(extra terrestrial intelegence).
Yang dimaksud dengan ETI ialah mahluk angkasa luar berintelijen yang
bukan berasal dari Bumi. MWC-349 berarti objek dalam urutan ke 349
dalam katalog Mount Wilson yang terdapat di rasi Cygnus. Ditemukan
banyak kabut nebular. Kawasan yang menjanjikan, untuk mencari Tata
Surya…read more
Teori Nebular
Teori yang dipercaya tentang asal muasal Tata Suya dikenal sebagai teori
kabut, mencoba menelaah dari segumpal kabut gas pijar raksasa yang
berputar pada porosnya. Proses berlangsung dari saat ke saat, diikuti
oleh kondensasi, mendingin dan bertambah padat. Momentum sudut
gumpalan gas mengakibatkan sebagian materi terlepas, bagian yang
lebih ringan terlempar lebih jauh dibandingkan bagian yang lebih padat.
Gumpalan yang terlempar ini mengulangi proses yang sama, berotasi
dan berkondensasi. Dalam sistim Tata Surya kita bagian inti kemudian
menjadi Matahari dan gumpalan yang terlepas menjadi planet, bagian
yang tercecer menghuni ruang antar planet, sebagian menjadi komet dan
ada pula yang menjadi asteroid dan benda kecil Tata Surya lainnya.
1
Gaya gravitasi dikenal juga sebagai gaya sentral yang berasal dari
Matahari memaksa planet bergerak dalam tempo dan lintasan tertentu.
Panas yang berasal dari reaksi nuklir di inti matahari merupakan sumber
kehidupan di Bumi.
Karakteristk MWC-349
Pengamatan yang dilakukan oleh kelompok astronom dari Steward
Observatory, bekerja sama dengan NASA’s Ames Research
memberikan petunjuk bahwa bintang redup MWC-349 mempunyai
piringan gas dari berbagai jenis komposisi kimia. Juru bicara proyek Dr.
Rodger Thomson menggolongkan bintang redup tersebut dalam kelas
spectrum B. Ciri utama kelas ini adalah terlihatnya garis-garis terang
Hydrogen dan Helium netral, yang merupakan ciri dari bintang
bertemperatur 20000 K. Oleh sebab itu disebut juga bintang B-emisi
MWC-349 ditemukan tahun 1930 memperlihatkan cahaya lemah dengan
skala magnitudo 13,2. Magnitudo adalah skala yang menggambarkan
kuat cahaya suatu benda langit. Bintang yang terang mempunyai
magnitudo lebih kecil dari bintang redup. Pertambahan magnitudo satu
skala menyebabkan bintang bersangkutan meragakan cahaya lebih lemah
2,5 kali.
Gambar-1 Konstelasi Cygnus dapat dilihat
dengan mata bugil. Salib Utara terletak di
tengah konstelasi. MWC-349 dikenal juga
sebagai runaway star. Bintang yang lepas
dari asosiasi Cygnus. Exoplanet 51
Pegasus (lingkaran merah) merupakan
exoplanet pertama, ditemukan 6 Oktober
1995 oleh Michel Mayor dan Didier
Queloz
Tahun 1941, Otto Struve dan P. Swings mengamati pelat photografi
MWC-349 yang diambil dengan replektor 12-inci di Mc.Donald
Observatory memperlihatkan bahwa cahaya bintang itu lebih lemah dari
14 magnitudo. Dari garis spektrumnya terlihat bahwa dia mengalami
eksitasi yang tinggi, cahayanya mengalami pelemahan sebesar 10
magnitudo oleh debu antar bintang. Observasi infra merah dan
pengamatan dengan teleskop 30-inci dari observatorium angkasa
“Kuiper” dibantu dengan reflector 2,3 meter Steward Observatory
berhasil menyimpulkan bentuk global MWC-349. Diduga mempunyai
diameter 10 kali diameter matahari dan 30 kali lebih besar dari massa
matahari, merupakan bintang sangat muda, baru berumur 1000 tahun.
Dari laju materi yang dilepaskannya diperkirakan objek ini hanya
bertahan sampai satu milyard tahun bandingkan dengan Matahari yang
mampu mencapai umur 10 milyard tahun. Analisis lebih lanjut Tata
Surya itu akan berdimensi paling sedikit 200 juta kilometer, bintang
diselimuti oleh piringan gas terang dengan garis tengah kabut 20 kali
diameter bintang, memberikan sumbangan cahaya 10 kali lebih besar
dari cahaya bintang itu sendiri. Bila dilihat dari samping tebal
penampang irisan terluar sama dengan garis tengah bintang, tetapi bagian
yang menyinggung permukaan hanya 0,025 diameter bintang. Intensitas
cahaya total sistim menunjukkan devasi sekitar 1 prosen setiap bulan. Ini
diartikan sebagai gerak spiral partikel yang menuju inti. Perubahan akan
terus berlangsung sampai 100 tahun mendatang.
Mengacu teori kabut di atas, fenomena ini bermakna, planet yang
pertama kali terbentuk akan berasal dari bagian terluar piringan.
Selanjutnya secara berurutan mulai terbentuk planet-planet yang
mendekati bintang. Kalau kita bandingkan dengan Tata Surya kita, maka
piringan dalam yang teramati di MWC-349 akan mencapai lintasan Bumi
sedangkan bagian
yang gelap berada pada lintasan Neptunus.
Seandainya pengejawantahan ini benar maka piringan MWC-349 secara
berkesinambungan akan memperlihatkan perubahan karakter yang
spesifik, sebagai dampak masih berprosesnya pembentukan planet.
Kelanjutan riset ini diharapkan menjadi suatu test-ekstrapolatif untuk
teori kabut itu sendiri.
3
Bukan kawasan yang ideal
Objek dengan temperatur 20000 K bukanlah tempat ideal bagi bentuk
kehidupan berhabitat seperti di Bumi. Jarak MWC-349 adalah 10000
tahun cahaya (ada juga yang mengatakan 1400 ly) dengan kata lain
sinyal yang kita kirim ke sana, jawabannya baru kita terima 20000 tahun
dari sekarang. Namun tidak perlu dirisaukan masih ada 520 kandidat
untuk dilacak. Salah satunya HD219134b yang jaraknya hanya 21 ly.
Sambil menunggu perkembangan selanjutnya baiklah kita kutip kata
bijak Martin Rus “ absen of evidence is not evidence of absence”, tidak
adanya suatu bukti bukan bukti dari suatu ketiadaan.
Download