6. Pertumbuhan, Perkembangan, Reproduksi dan Siklus Hidup Nematoda 6.1. Pertumbuhan dan perkembangan nematoda Nematoda parasit tumbuhan selalu mengalami 4 kali pergantian kulit (moulting): 4 stadia larva dan stadia dewasa (adult). Pada nematoda endoparasit, larva stadia kedua bersifat infektif. hidup di dalam tanah, sedangkan larva stadia 3 dan 4 serta dewasa berada di dalam jaringan tanaman inang. Stadia sebelum dewasa disebut juvenile atau larva. Pada Klas Adenophorea, larva yang menetas dari telur adalah larva stadia ke-1, sedangkan pada Secernentea merupakan larva stadia ke-2 (larva stadia pertama dan pergantian kulit ke-1 terjadi didalam telur). Pertumbuhan dan perkembangan nematoda pada Klas Adenophorea terjadi melalui bertambahnya ukuran tubuh yang diakibatkan karena bertambahnya jumlah sel-sel epidermal. Sedangkan pada Klas Secer-nentea, pertumbuhan dan perkembangan terjadi melalui membesarnya sel epidermi, yaitu banyak inti sel terbentuk tanpa diikuti adanya pertambahan jumlah sel. 6.2. Reproduksi : sex determinasi, tipe reproduksi Pada umumnya nematoda parasit tumbuhan berkembang biak secara bisexual, pembuahan silang antara inti sel telur pada nematoda betina dengan sperma dari nematoda jantan diperlukan untuk mengha-silkan individu baru. Meskipun juga dijumpai tipe reproduksi secar Sex determinasi diantara nematoda secara genetis dijumpai bebe-rapa variasi. Kebanyakan nematoda mempunyai sex determinasi dengan tipe XX untuk jenis betina dan khromosom XO pada jantan, sehingga terjadi mekanisme pembuahan antara khromosom XX dan XO. Sex determinasi dengan tipe X-O dimana khromosom jenis jantan adalah heterogamet banyak ditemukan pada kebanyakan nematoda anggota Secernentea. Sex determinasi tipe X-Y banyak dijumpai pada nematoda anggota Adenophorea dan beberapa anggota Secernentea, contoh khromosom pada Anguina XX= betina, sedangkan XY= jantan. Dikenal beberapa tipe reproduksi pada nematoda. Amphimixis adalah tipe reproduksi dimana zygote merupakan hasil fusi (peleburan) antara sel sperma dengan sel telur. Meleburnya sperma dengan sel telur disebut dengan istilah"plasmogamy", sedangan prosesnya disebut "karyogamy". Hermaphrodit adalah tipe reproduksi pada nematoda bahwa satu individu dapat menghasilkan sel telur dan sperma dan terjadi pembuahan sendiri (self-fertile). Parthenogenis adalah tipe reproduksi untuk menghasilkan individu baru tanpa terjadinya peleburan (fusi) Universitas Gadjah Mada antara sel telur dan sperma atau nematoda betina dapat menghasilkan telur tanpa dibuahi. 6.3. Diapause dan cara adaptasi nematoda Beberapa spesies nematoda parasit tumbuhan dapat mempertahankan diri untuk mengahadapi kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan dengan cara inaktif atau diapause atau quiescence. Stadia telur pada kebanyakan nematoda di dalam tanah merupakan stadia yang paling tahan terhadap perubahan lingkungan. Meskipun juga dijumpai beberapa nematoda endoparasit, mempertahankan hidup pada kondisi yang kurang baik secara inaktif pada stadia larva, contoh L-2 Anguina funesta inaktif di dalam puru biji tanaman inang, Ditylenchus dipsaci mempertahankan hidup didalam bibi, umbi dan batang tanaman inang pada larva stadia ke-4. 6.4. Siklus hidup Nematoda mempunyai siklus hidup yang relatif sederhana, terdiri atas stadia telur, 4 stadia larva, dan stadia dewasa. Setiap pergantian stadia selalu diawali dengan moulting atau pergantian kulit. Stadia larva tidak mempunyai organ reproduksi, sedangkan stadia dewasa merupakan stadia yang mempunyai sistem reproduksi lengkap. Durasi siklus hidup diantara spesies nematoda sangat bervariasi, karena nematoda adalah organisme poiikilothermic (=cold blooded), tingkat metabolisme tubuhnya sangat dipengaruhi oleh suhu di sekitarnya. Pada temperature rendah, siklus hidup nematoda menjadi lebih panjang dibandingkan pada suhu optimal. Secara skematis, siklus hidup nematoda digambarkan sebagai berikut: Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada