Taman Nasional Baluran (TNB) merupakan salah satu

advertisement
Taman Nasional Baluran (TNB) merupakan salah satu kawasan taman
nasional yang sangat menarik dengan sejumlah jenis ekosistemnya. Kesembilan
jenis ekosistem tersebut antara lain: hutan hijau sepanjang tahun (evergreen),
hutan musim, hutan savana, hutan pegunungan, hutan pantai, hutan mangrove,
hutan jati alam, hutan jati buatan, dan ecotone. Luas wilayah Taman Nasional
Baluran sekitar 25.000 Ha sehingga sangat sulit untuk mengamati seluruh jenis
dan macam ekosistem tersebut.
Hutan pegunungan yang terletak di gunung Baluran cukup sulit untuk
dapat diamati karena medan dan letak yang sangat jauh. Beberapa tipe hutan yang
dapat diamati dan memiliki nilai kajian ekologi tumbuhan yang signifikan, antara
lain savana, evergreen, hutan pantai, hutan mangrove, hutan musim, dan ecotone.
Keenam tipe hutan tersebut memiliki ciri khas tertentu baik ditinjau dari
komponen biotik, abiotik, dan keanekaragaman jenis tumbuhan penyusun masingmasing ekosistem. Faktor abiotik meliputi : suhu, kelembaban tanah, kelembaban
udara, pH tanah sedangkan besar kecepatan anginnya tidak diukur karena tidak
adanya alat anemometer pada setiap kelompok. Sedangkan faktor biotik meliputi
jenis penyusun vegetasi pada ekosistem tersebut.
Berikut hasil pengamatan yang kami lakukan pada setiap ekosistem yang
ada di Taman Nasional Baluran :
1. Hutan hijau sepanjang tahun ( Hutan Evergreen)
Evergreen merupakan ekosistem yang paling subur dengan curah hujan
yang besar sekitar 200-400 mm/tahun. Evergreen selalu hijau sepanjang tahun
baik pada musim hujan atau kemarau, karena dipengaruhi faktor biotik dan
abiotik. Faktor biotik meliputi semut, kupu-kupu, serangga kecil, lalat, perdu
(Citrus), gebang, timongo, kendal dan gebang. Ketebalan seresah sekitar 8 cm.
Sedangkan faktor abiotik antara lain: suhu, kelembaban, pH, intensitas cahaya,
kecepatan angin, dan tekstur tanah.
Evergreen
memiliki
fotoperiode
(lamanya
pencahayaan)
seragam
sepanjang tahun, memiliki kelembaban yang tinggi karena ketebalan seresahnya
yang tebal, gugurnya daun dan pertumbuhan terjadi tidak bersamaan dan konstan,
reproduksi pada pohon-pohon memiliki jarak yang sama sepanjang tahun.
Pada pengamatan di Evergreen dilakukan pada Sabtu, 1 Desember 2012.
Kami menggunakan metode plot yaitu, dengan memasuki kawasan hutan kurang
lebih 50 m dari jalan utama kemudian membuat plot berukuran 25 × 25 m
menggunakan tampar. Pengamatan
meliputi faktor abiotik, biotik, dan
keanekaragaman jenis tumbuhan penyusun ekosistem yang ada.
Dari hasil pengamatan diketahui bahwa suhu di Evergreen adalah sekitar
37,8ºC dengan 3 kali pengukuran (38ºC, 37,5ºC, 38ºC), hal ini dikarenakan cuaca
yang panas di siang hari. Kelembaban udaranya sekitar 43,16% dengan 3 kali
pengukuran (43%, 34%, 42,5º%). Memiliki tekstur tanah berupa tanah debu yang
berstruktur bongkaha dengan kisaran pH 8-9. dengan ciri-ciri: dapat dibentuk
dengan baik, dapat dipilin sampai sebesar hitamnya (karbon) pada pensil, sangat
nyata memberi warna pada jari tangan. Hal ini sangat mendukung hutan hijau
sepanjang tahun karena debu berpasir memiliki rongga aerasi yang cukup
sehingga memudahkan pertukaran O2 dalam proses respirasi tumbuhan.
Jenis tumbuhan di hutan evergreen sangat beragam dan padat mulai dari
pohon, perdu, dan semak. Tumbuhan yang teridentifikassi dari plot kami antara
lain: gebang (Corypha utan), Citrus sp, timongo, dan kendal. Tumbuhan yang ada
di evergreen merupakan tumbuhan yang khas dari daerah tersebut. Intensitas
cahaya adalah 4466. Cahaya kurang dapat menembus hutan evergreen, karena
didominasi oleh pohon yang luas kanopinya besar sehingga lantai Evergreen tidak
banyak ditumbuhi tumbuhan kecil atau rerumputan, tetapi dipenuhi oleh serasah
yang sangat tebal.
Dari hasil pengamatan secara ekologi hutan evergeen memiliki komponen
biotik berupa hewan-hewan kecil yang mana mengindikasikan dalam ekositem
evergrin termasuk dalam ekosistem lengkap yaitu adanya produsen dan konsumen
dari aspek biotik, dari aspek abiotik sudah dibahas sebelumnya tentang suhu,
cahaya tanah dll. Ditinjau dari ekologi tumbuhan banyak tumbuhan menahun
yang selalu hijau spanjang tahun sehingga hutan ini diberi nama evergreen, dan
hampir tidak ada tumbuhan rumput yang tumbuh. Dari hasil pengamatan yang kita
lakukan dilihat dari jumlah spesies pohon yang ada pada plot kami, vegetasi yang
paling mendiminasi adalah pohon kendal dengan jumlah populasi mencapai 43
buah pada 1 area plot 25 x 25 cm, namun dari aspek luas penutupan belum dapat
teridentifikasi.
Deskripsi tumbuhan yang berada (ditemukan) plot pada Evergreen antara
lain:
1) Citrus sp: merupakan tumbuhan dominan dengan ciri-ciri: batang berkayu
simpodial berlekuk-lekuk, permukaan batang kasar berduri, daun bentuk telur
dengan filotaksis berhadapan, permukaan daun mengkilap (berlapis lilin),
tulang daun sejajar, dan buah tipe buah buni batu.
Klasifikasi Citrus sp.
Kingdom
: Plantae
Subkingdom
: Tracheobionta
Superdivisio
: Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Sapindales
Famili
: Rutaceae
Ganus
: Citrus
Spesies
: Citrus sp.
2) Gebang (Corypha utan): bentuk pohon seperti palm, berbatang satu bentuk
tiang 10-30 m, monopodial herba seperti pohon. Pembentukan buah lambat
lalu mati, daun berjejal-jejal tajuk yang lebar (seperti kipas), tongkol
panjangnya 2-7 m, pada tepi daun terdapat duri temple yang hitam, helaian
daun bulat sampai bulat telur, tebal, roset batang.
Klasifikasi dari tanaman gebang (Corypha utan)
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Arecales
Famili
: Arecaceae
Genus
: Corypha
Spesies
: Corypha utan
3) Timongo (Kleinhovia hospita) adalah termasuk tanaman yang selalu hijau,
pohonnya lebat, dan dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 20 m. Akar :
Tunjang dan berpapan. Batang : Berkayu, keabu-abuan diluar, kekuningkuningan didalam. Daun : Tunggal Berseling, Membulat telur sampai
menjantung, gundul di kesua permukaan. Bunga : Perbungaan malai terminal,
renggang muncul dari mahkota, bunga lebar sekitar 5 mm, pink muda. Daun
muda memita lanset, daun mahota kuning. Buah: Kapsul berselaput yang
membulat, merekah pada rongganya, masing-masing rongga berbiji 1-2. Biji:
Membulat, keputihan, berkutil dan exalbuminous. Stipulanya ada yang
ensiformis, ada yang linearis dengan panjang sekitar 8 mm. Petiolus
panjangnya 2.5-3 cm. Tangkai bunga panjangnya 2-10 mm; bracteola bentuk
lanceolatus, panjangnya 2-4 mm. Dapat ditemukan di Sulawesi Selatan dan
beberapa daerah lain di Indonesia.
Klasifikasi Kleinhovia hospita (timongo)
Kingdom
: plantae
Filum
:-
Kelas
:-
Ordo
:-
Familia
: Malvaceae
Genus
: Kleinhovia
Spesies
: Kleinhovia hospita
Synonim
: Kleinhovia serrata blanco, Grewia meyeniana Walp
4) Pohon kendal atau Cordia dichotoma, merupakan tanaman semak (pohon
kecil). Kendal merupakan tanaman semak (pohon kecil) dengan daun
berseling berbentuk lonjong hingga bulat telur dan berwarna hijau. Ujung
daun dan batang daun meruncing atau lancip hingga membulat dengan tepi
agak berombak. Bunga kendal berupa bunga majemuk yang terdapat di ketiak
daun. Warna bunga mulai putih kekuningan hingga hijau. Buahnya berbentuk
bulat telur berwarna putih kekuningan hingga orange dan menjadi berwarna
merah muda ketika matang. Buah kendal berukuran kecil dengan panjang
sekitar 0,5-1,5 cm. Selain di Indonesia pohon kendal juga dapat ditemukan
mulai dari India, China bagian selatan, Asia Tenggara, Australia, hingga
Kaledonia Baru. Kendal (Cordia dichotoma) tumbuh di bukit-bukit pantai, di
pinggir hutan bakau, juga di hutan terbuka, belukar dan savana. Semak yang
menjadi flora identitas Kabupaten Kendal ini dapat tumbuh sampai ketinggian
500 m dpl. Bahkan jika dibudidayakan mampu hidup hingga ketinggian 1500
m dpl, sebagai pohon tepi jalan.
Klasifikasi Ilmiah pohon kendal:
Kerajaan
: Plantae;
Filum
: Tracheophyta;
Kelas
: Magnoliopsida;
Ordo
: Lamiales;
Famili
: Boraginaceae;
Genus
: Cordia;
Spesies
: Cordia dichotoma.
Sinonim
: Cordia obliqua, Cordia myxa, Cordia bantamensis.
Nama Indonesia : Kendal
Download