BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profile Responden Penelitian ini menggunakan responden perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman dimana perusahaan-perusahaan ini masuk ke dalam industri barang konsumsi yang telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan berjumlah 14 perusahaan. Berikut ini adalah nama-nama dari 14 perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta: 1. PT. Ades Waters Indonesia Tbk (ADES) 2. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk (AQUA) 3. PT. Cahaya Kalbar Tbk (CEKA) 4. PT. Delta Jakarta Tbk (DLTA) 5. PT. Indofood Sukses Makmur (INDF) 6. PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) 7. PT. Multi Bintang Indonesia (MLBI) 8. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) 9. PT. Sari Husada Tbk (SHDA) 10. PT. Sekar Laut Tbk (SKLT) 11. PT. Siantar TOP Tbk (STTP) 12. PT. SMART Tbk (SMAR) 13. PT. Suba Indah Tbk (SUBA) 14. PT. Ultra Jaya Milk Tbk (ULTJ) 4.2 Perhitungan EVA (Economic Value Added) pada PT Ades Waters Indonesia Tbk. Tabel 4.2 PERHITUNGAN EVA PT ADES WATERS INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 (Disajikan dalam Rupiah) NOPAT Invested Capital WACC Capital Charges EVA (1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5)=(1)-(4) 2005 (116,617,000,000) 190,990,000,000 7.867% 15,025,183,300 (101,591,816,700) 2004 (142,481,000,000) 78,159,000,000 12.470% 9,746,427,300 (132,734,572,700) 2003 3,519,000,000 171,225,000,000 5.299% 9,073,212,750 (5,554,212,750) 2002 7,391,854,300 148,282,157,301 4.194% 6,218,953,677 1,172,900,623 2001 (5,628,379,315) 152,802,604,463 8.297% 12,678,032,092 (7,409,652,777) Tahun (Sumber: Pengolahan Laporan Keuangan PT ADES WATERS INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Ades Waters Indonesia Tbk mempunyai nilai EVA (Rp 7,409,652,777) pada tahun 2001, Rp 1,172,900,623 pada tahun 2002, (Rp 5,554,212,750) pada tahun 2003, (Rp 138,843,572,700) pada tahun 2004, dan (Rp 101,591,816,700) pada tahun 2005. PT Ades Waters Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang kurang baik bila investor ingin menanamkan sahamnya dalam perusahaan tersebut. Perusahaan ini mempunyai kinerja keuangan yang kurang baik karena nilai EVA nya banyak yang negatif sehingga nilai perusahaan berkurang sebagai akibat tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah dari pada tingkat pengembalian yang dituntut investor (Adiningsih dan Sumarni,2005). PT Ades Waters Indonesia Tbk. kurang memperhitungkan biaya modal atas investasi yang dilakukan pemilik modal dan EVA mengindikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal. Kinerja PT Ades Waters Indonesia Tbk. kurang baik karena nilai EVA yang diciptakan banyak yang negatif. Dan tingkat pengembalian yang dilakukan oleh perusahaan lebih rendah dari pada tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. 4.2.1 Perhitungan MVA (Market Value Added) pada PT Ades Waters Indonesia Tbk. Tabel 4.2.1 PERHITUNGAN MVA PT ADES WATERS INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 Harga Pasar Nilai Buku Jumlah Saham yang Market Value Added Saham Ekonomis Beredar MVA (1) (2) (3) 2005 1,660 (148.984) 590,000,000 1,067,300,560,000 2004 3,000 116.506 150,000,000 432,524,100,000 2003 1,000 601.626 150,000,000 59,756,100,000 2002 725 579.179 150,000,000 21,873,150,000 2001 1,300 529.900 150,000,000 115,515,000,000 Tahun (Sumber: Hasil Pengolahan Data) (4) = (1)-(2) X (3) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Ades Waters Indonesia Tbk mempunyai nilai MVA 115,515,000,000 59,756,100,000 pada pada tahun 2001, 21,873,150,000 tahun 2003, 432,524,100,000 pada pada tahun tahun 2004, 2002, dan 1,067,300,560,000 pada tahun 2005. PT Ades Waters Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang baik, terlihat dari nilai MVA nya semuanya positif, berarti nilai pasar perusahaan lebih besar daripada nilai bukunya, sehingga apresiasi investor tinggi terhadap perusahaan (Adiningsih dan Sumarni,2005). Dengan nilai MVA positif menunjukkan kinerja yang baik, di mana perusahaan tersebut mempunyai market value yang tinggi di mata investor. Semakin tinggi MVA, semakin tinggi pula nilai perusahaan di mata investor, artinya investor bersedia mengeluarkan uang lebih banyak lagi untuk membeli saham perusahaan tersebut (Widjaja dan Natalia, 2006). 4.3 Perhitungan EVA (Economic Value Added) pada PT Aqua Golden Mississippi Tbk. Tabel 4.3 PERHITUNGAN EVA PT AQUA GOLDEN MISSISSIPPI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 (Disajikan dalam Rupiah) NOPAT Invested Capital WACC Capital Charges EVA (1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5)=(1)-(4) 2005 63,217,625,728 472,631,149,988 5.690% 26,892,712,434 36,324,913,294 2004 88,351,152,141 448,409,639,795 5.351% 23,994,399,825 64,356,752,316 2003 65,780,551,428 318,378,894,094 4.167% 13,226,848,516 52,513,702,912 2002 73,218,565,605 376,672,443,034 4.582% 17,259,131,339 55,959,434,266 2001 55,830,322,037 497,349,158,847 5.987% 29,776,294,140 26,054,027,897 Tahun (Sumber: Pengolahan Laporan Keuangan PT AQUA GOLDEN MISSISSIPPI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Aqua Golden Mississippi Tbk mempunyai nilai EVA Rp 26,054,027,897 pada tahun 2001, Rp 55,959,434,266 pada tahun 2002, Rp 52,513,702,912 pada tahun 2003, Rp 64,356,752,316 pada tahun 2004, dan Rp 36,324,913,294 pada tahun 2005. PT Aqua Golden Mississippi Tbk merupakan perusahaan yang baik bila investor ingin menanamkan sahamnya dalam perusahaan tersebut. Perusahaan ini mempunyai kinerja keuangan yang sangat baik karena nilai EVA nya yang semuanya positif sehingga perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah (create value) bagi pemilik modal, di mana tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi biaya modal, sesuai dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan atau meningkatkan kemakmuran pemodal (Adiningsih dan Sumarni,2005). PT Aqua Golden Mississippi Tbk memperhitungkan biaya modal atas investasi yang dilakukan pemilik modal dan EVA mengindikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal. Kinerja PT Aqua Golden Mississippi Tbk sudah sangat baik karena nilai EVA yang diciptakan semuanya positif. Dan tingkat pengembalian yang dilakukan oleh perusahaan melebihi tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. 4.3.1 Perhitungan MVA (Market Value Added) pada PT Aqua Golden Mississippi Tbk. Tabel 4.3.1 PERHITUNGAN MVA PT AQUA GOLDEN MISSISSIPPI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 Harga Pasar Nilai Buku Jumlah Saham yang Market Value Added Saham Ekonomis Beredar MVA (1) (2) (3) 2005 63,000 9.007,196 45,000,000 2,429,676,180,000 2004 38,000 7.877,717 45,000,000 1,355,502,735,000 2003 47,800 6.016,967 45,000,000 1,880,236,485,000 2002 37,500 4.905,890 45,000,000 1,466,734,950,000 2001 15,500 3.664,274 45,000,000 532,607,670,000 Tahun (Sumber: Hasil Pengolahan data) (4) = (1)-(2) X (3) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Aqua Golden Mississippi Tbk mempunyai nilai MVA 532,607,670,000 pada tahun 2001, 1,466,734,950,000 pada tahun 2002, 1,880,236,485,000 pada tahun 2003, 1,355,502,735,000 pada tahun 2004, dan 2,429,676,180,000 pada tahun 2005. PT Aqua Golden Mississippi Tbk merupakan perusahaan yang baik, terlihat dari nilai MVA nya semuanya positif, berarti nilai pasar perusahaan lebih besar daripada nilai bukunya, sehingga apresiasi investor tinggi terhadap perusahaan (Adiningsih dan Sumarni,2005). Dengan nilai MVA positif menunjukkan kinerja yang baik, di mana perusahaan tersebut mempunyai market value yang tinggi di mata investor. Semakin tinggi MVA, semakin tinggi pula nilai perusahaan di mata investor, artinya investor bersedia mengeluarkan uang lebih banyak lagi untuk membeli saham perusahaan tersebut (Widjaja dan Natalia,2006). 4.4 Perhitungan EVA (Economic Value Added) pada PT Cahaya Kalbar Tbk. Tabel 4.4 PERHITUNGAN EVA PT CAHAYA KALBAR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 (Disajikan dalam Rupiah) NOPAT Invested Capital WACC Capital Charges EVA (1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5)=(1)-(4) 2005 (16,978,538,639) 269,866,078,316 12.478% 33,673,889,252 (16,695,350,613) 2004 (30,650,161,709) 270,847,003,452 13.364% 36,195,993,541 (5,545,831,832) 2003 2,118,421,159 282,848,669,760 14.056% 39,757,209,021 (37,638,787,862) 2002 16,196,863,681 287,592,612,988 5.048% 14,517,675,103 1,679,188,578 2001 (4,034,109,485) 284,183,652,320 4.978% 14,146,662,212 (10,112,552,727) Tahun (Sumber: Pengolahan Laporan Keuangan PT CAHAYA KALBAR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Cahaya Kalbar Tbk mempunyai nilai EVA (Rp 10,112,552,727) pada tahun 2001, Rp 1,679,188,578 pada tahun 2002, (Rp 37,638,787,862) pada tahun 2003, (Rp 5,545,831,832) pada tahun 2004, dan (Rp 16,694,960,969) pada tahun 2005. PT Cahaya Kalbar Tbk merupakan perusahaan yang kurang baik bila investor ingin menanamkan sahamnya dalam perusahaan tersebut. Perusahaan ini mempunyai kinerja keuangan yang kurang baik karena nilai EVA nya banyak yang negatif sehingga nilai perusahaan berkurang sebagai akibat tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah dari pada tingkat pengembalian yang dituntut investor (Adiningsih dan Sumarni,2005). PT Cahaya Kalbar Tbk. kurang memperhitungkan biaya modal atas investasi yang dilakukan pemilik modal dan EVA mengindikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal. Kinerja PT Cahaya Kalbar Tbk. kurang baik karena nilai EVA yang diciptakan banyak yang negatif. Dan tingkat pengembalian yang dilakukan oleh perusahaan lebih rendah dari pada tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. 4.4.1 Perhitungan MVA (Market Value Added) pada PT Cahaya Kalbar Tbk. Tabel 4.4.1 PERHITUNGAN MVA PT CAHAYA KALBAR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 Harga Pasar Nilai Buku Jumlah Saham yang Market Value Added Saham Ekonomis Beredar MVA (1) (2) (3) 2005 600 376.197 476,000,000 106,530,228,000 2004 245 429.732 476,000,000 (87,932,432,000) 2003 215 480.347 476,000,000 (126,305,172,000) 2002 235 476.916 476,000,000 (115,152,016,000) 2001 210 456.431 476,000,000 (117,301,156,000) Tahun (4) = (1)-(2) X (3) (Sumber: Hasil Pengolahan data) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Cahaya Kalbar Tbk mempunyai nilai MVA (117,301,156,000) pada tahun 2001, (115,152,016,000) pada tahun 2002, (126,305,172,000) pada tahun 2003, (87,932,432,000) pada tahun 2004, dan 106,530,228,000 pada tahun 2005. PT Cahaya Kalbar Tbk merupakan perusahaan yang kurang baik, terlihat dari nilai MVA nya banyak yang negatif, berarti nilai pasar perusahaan lebih rendah dibandingkan nilai buku perusahaan karenanya apresiasi investor terhadap perusahaan buruk (Adiningsih dan Sumarni,2005). Dengan nilai MVA negatif menunjukkan kinerja yang kurang baik, di mana nilai saham untuk perusahaan tersebut masih dalam nilai yang sangat rendah atau jumlah saham yang beredar untuk perusahaan tersebut dalam jumlah yang kecil. Dengan MVA yang negatif berarti perusahaan harus terus berusaha meningkatkan market value, lebih banyak menjual sahamnya, dan mempertahankan harga saham di angka yang aman. (Widjaja dan Natalia,2006). 4.5 Perhitungan EVA (Economic Value Added) pada PT Delta Jakarta Tbk. Tabel 4.5 PERHITUNGAN EVA PT DELTA JAKARTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 (Disajikan dalam Rupiah) NOPAT Invested Capital WACC Capital Charges EVA (1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5)=(1)-(4) 2005 62,546,035,000 510,496,166,000 11.751% 59,988,404,466 2,557,631,534 2004 42,169,828,000 426,427,055,000 9.234% 39,376,274,258 2,793,553,742 2003 38,427,890,000 371,246,255,000 9.754% 36,211,359,712 2,216,530,288 2002 46,474,226,000 348,672,082,000 13.862% 48,332,924,006 (1,858,698,006) Tahun 2001 47,883,343,000 328,259,723,000 15.352% 50,394,432,674 (2,511,089,674) (Sumber: Pengolahan Laporan Keuangan PT DELTA JAKARTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Delta Jakarta Tbk mempunyai nilai EVA (Rp 2,511,089,674) pada tahun 2001, (Rp 1,858,698,006) pada tahun 2002, Rp 2,216,530,288 pada tahun 2003, Rp 2,793,553,742 pada tahun 2004, dan Rp 2,557,631,534 pada tahun 2005. PT Delta Jakarta Tbk merupakan perusahaan yang baik bila investor ingin menanamkan sahamnya dalam perusahaan tersebut. Perusahaan ini mempunyai kinerja keuangan yang sangat baik karena nilai EVA nya banyak yang positif sehingga perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah (create value) bagi pemilik modal, di mana tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi biaya modal, sesuai dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan atau meningkatkan kemakmuran pemodal (Adiningsih dan Sumarni,2005). PT Delta Jakarta Tbk memperhitungkan biaya modal atas investasi yang dilakukan pemilik modal dan EVA mengindikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal. Kinerja PT Delta Jakarta Tbk sudah sangat baik karena nilai EVA yang diciptakan sudah banyak yang positif. Dan tingkat pengembalian yang dilakukan oleh perusahaan melebihi tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. 4.5.1 Perhitungan MVA (Market Value Added) pada PT Delta Jakarta Tbk. Tabel 4.5.1 PERHITUNGAN MVA PT DELTA JAKARTA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 Harga Pasar Nilai Buku Jumlah Saham yang Market Value Added Saham Ekonomis Beredar MVA (1) (2) (3) 2005 36,000 20.302,6 20,000,000 313,948,000,000 2004 10,000 17.668,788 20,000,000 (153,375,760,000) 2003 9,200 16.014,209 20,000,000 (136,284,180,000) 2002 8,200 14.754,223 20,000,000 (131,084,460,000) 2001 7,600 12.832,535 20,000,000 (104,650,700,000) Tahun (4) = (1)-(2) X (3) (Sumber: Hasil Pengolahan data) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Delta Jakarta Tbk mempunyai nilai MVA (104,650,700,000) pada tahun 2001, (131,084,460,000) pada tahun 2002, (136,284,180,000) pada tahun 2003, (153,375,760,000) pada tahun 2004, dan 313,948,000,000 pada tahun 2005. PT Delta Jakarta Tbk merupakan perusahaan yang kurang baik, terlihat dari nilai MVA nya banyak yang negatif, berarti nilai pasar perusahaan lebih rendah dibandingkan nilai buku perusahaan karenanya apresiasi investor terhadap perusahaan buruk (Adiningsih dan Sumarni,2005). Dengan nilai MVA negatif menunjukkan kinerja yang kurang baik, di mana nilai saham untuk perusahaan tersebut masih dalam nilai yang sangat rendah atau jumlah saham yang beredar untuk perusahaan tersebut dalam jumlah yang kecil. Dengan MVA yang negatif berarti perusahaan harus terus berusaha meningkatkan market value, lebih banyak menjual sahamnya, dan mempertahankan harga saham di angka yang aman. (Widjaja dan Natalia,2006). 4.6 Perhitungan EVA (Economic Value Added) pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Tabel 4.6 PERHITUNGAN EVA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 (Disajikan dalam Rupiah) NOPAT Invested Capital WACC Capital Charges EVA (1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5)=(1)-(4) 2005 326,480,011,819 9,156,048,189 4.512% 413,120,894 326,066,890,925 2004 545,708,071,123 9,379,358,744 6.769% 634,888,793 545,073,182,330 2003 770,987,853,007 8,420,716,857 6.458% 543,809,894 770,444,043,113 2002 1,206,488,314 8,879,678,191 6.578% 584,105,231 622,383,083 2001 741,598,552 10,375,742,645 9.479% 983,516,645 (241,918,093) Tahun (Sumber: Pengolahan Laporan Keuangan PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Indofood Sukses Makmur Tbk mempunyai nilai EVA (Rp 241,918,093) pada tahun 2001, Rp 622,383,083 pada tahun 2002, Rp 770,444,043,113 pada tahun 2003, Rp 545,073,182,330 pada tahun 2004, dan Rp 326,066,890,925 pada tahun 2005. PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan perusahaan yang baik bila investor ingin menanamkan sahamnya dalam perusahaan tersebut. Perusahaan ini mempunyai kinerja keuangan yang sangat baik karena nilai EVA nya banyak yang positif sehingga perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah (create value) bagi pemilik modal, di mana tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi biaya modal, sesuai dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan atau meningkatkan kemakmuran pemodal (Adiningsih dan Sumarni,2005). PT Indofood Sukses Makmur Tbk memperhitungkan biaya modal atas investasi yang dilakukan pemilik modal dan EVA mengindikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal. Kinerja PT Indofood Sukses Makmur Tbk sudah sangat baik karena nilai EVA yang diciptakan sudah banyak yang positif. Dan tingkat pengembalian yang dilakukan oleh perusahaan melebihi tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. 4.6.1 Perhitungan MVA (Market Value Added) pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Tabel 4.6.1 PERHITUNGAN MVA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 Harga Pasar Nilai Buku Jumlah Saham yang Market Value Added Saham Ekonomis Beredar MVA (1) (2) (3) 2005 910 143.614 30,000,000,000 22,991,580,000,000 2004 675 141.868 30,000,000,000 15,993,960,000,000 2003 675 136.462 30,000,000,000 16,156,140,000,000 2002 600 122.089 30,000,000,000 14,337,330,000,000 2001 725 118.719 30,000,000,000 18,188,430,000,000 Tahun (4) = (1)-(2) X (3) (Sumber: Hasil Pengolahan data) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Indofood Sukses Makmur Tbk mempunyai nilai MVA 18,188,430,000,000 pada tahun 2001, 14,337,330,000,000 pada tahun 2002, 16,156,140,000,000 pada tahun 2003, 15,993,960,000,000 pada tahun 2004, dan 22,991,580,000,000 pada tahun 2005. PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan perusahaan yang baik, terlihat dari nilai MVA nya semuanya positif, berarti nilai pasar perusahaan lebih besar daripada nilai bukunya, sehingga apresiasi investor tinggi terhadap perusahaan (Adiningsih dan Sumarni,2005). Dengan nilai MVA positif menunjukkan kinerja yang baik, di mana perusahaan tersebut mempunyai market value yang tinggi di mata investor. Semakin tinggi MVA, semakin tinggi pula nilai perusahaan di mata investor, artinya investor bersedia mengeluarkan uang lebih banyak lagi untuk membeli saham perusahaan tersebut (Widjaja dan Natalia,2006). 4.7 Perhitungan EVA (Economic Value Added) pada PT Mayora Indah Tbk. Tabel 4.7 PERHITUNGAN EVA PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 (Disajikan dalam Rupiah) NOPAT Invested Capital WACC Capital Charges EVA (1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5)=(1)-(4) 2005 48,733,506 1,102,283,975 7.642% 84,236,541 (35,503,035) 2004 102,036,116 1,007,322,795 6.458% 65,052,906 36,983,212 2003 101,796,295,982 884,535,784,464 5.667% 50,126,642,905 51,669,653,077 2002 124,093,947,180 866,448,431,453 7.866% 68,154,833,618 55,939,113,562 2001 34,792,543,170 766,691,607,141 8.146% 62,454,698,317 (27,662,155,147) Tahun (Sumber: Pengolahan Laporan Keuangan PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Mayora Indah Tbk mempunyai nilai EVA (Rp 27,662,155,147) pada tahun 2001, Rp 55,939,113,562 pada tahun 2002, Rp 51,669,653,077 pada tahun 2003, Rp 36,983,212 pada tahun 2004, dan (Rp 35,503,035) pada tahun 2005. PT Mayora Indah Tbk merupakan perusahaan yang baik bila investor ingin menanamkan sahamnya dalam perusahaan tersebut. Perusahaan ini mempunyai kinerja keuangan yang sangat baik karena nilai EVA nya banyak yang positif sehingga perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah (create value) bagi pemilik modal, di mana tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi biaya modal, sesuai dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan atau meningkatkan kemakmuran pemodal (Adiningsih dan Sumarni,2005). PT Mayora Indah Tbk memperhitungkan biaya modal atas investasi yang dilakukan pemilik modal dan EVA mengindikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal. Kinerja PT Mayora Indah Tbk sudah sangat baik karena nilai EVA yang diciptakan sudah banyak yang positif. Dan tingkat pengembalian yang dilakukan oleh perusahaan melebihi tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. 4.7.1 Perhitungan MVA (Market Value Added) pada PT Mayora Indah Tbk. Tabel 4.7.1 PERHITUNGAN MVA PT MAYORA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 Harga Pasar Nilai Buku Jumlah Saham yang Market Value Added Saham Ekonomis Beredar MVA (1) (2) (3) 2005 820 298.340 3,000,000,000 1,564,980,000,000 2004 900 289.747 3,000,000,000 1,830,759,000,000 2003 900 268.125 3,000,000,000 1,895,625,000,000 2002 380 247.726 3,000,000,000 396,822,000,000 Tahun (4) = (1)-(2) X (3) 2001 400 209.174 3,000,000,000 572,478,000,000 (Sumber: Hasil Pengolahan data) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Mayora Indah Tbk mempunyai nilai MVA 572,478,000,000 pada tahun 2001, 396,822,000,000 pada tahun 2002, 1,895,625,000,000 pada tahun 2003, 1,830,759,000,000 pada tahun 2004, dan 1,564,980,000,000 pada tahun 2005. PT Mayora Indah Tbk merupakan perusahaan yang baik, terlihat dari nilai MVA nya semuanya positif, berarti nilai pasar perusahaan lebih besar daripada nilai bukunya, sehingga apresiasi investor tinggi terhadap perusahaan (Adiningsih dan Sumarni,2005). Dengan nilai MVA positif menunjukkan kinerja yang baik, di mana perusahaan tersebut mempunyai market value yang tinggi di mata investor. Semakin tinggi MVA, semakin tinggi pula nilai perusahaan di mata investor, artinya investor bersedia mengeluarkan uang lebih banyak lagi untuk membeli saham perusahaan tersebut (Widjaja dan Natalia,2006). 4.8 Perhitungan EVA (Economic Value Added) pada PT Multi Bintang Indonesia Tbk. Tabel 4.8 PERHITUNGAN EVA PT MULTI BINTANG INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 (Disajikan dalam Rupiah) NOPAT Invested Capital WACC Capital Charges EVA (1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5)=(1)-(4) 2005 97,882,000,000 542,360,000,000 6.050% 32,812,780,000 65,069,220,000 2004 90,645,000,000 522,482,000,000 7.180% 37,514,207,600 53,130,792,400 2003 90,932,000,000 462,668,000,000 5.890% 27,251,145,000 63,680,855,000 2002 85,761,000,000 455,572,000,000 6.580% 29,976,637,600 55,784,362,400 2001 113,836,185,000 501,649,037,000 9.877% 49,547,875,384 64,288,309,616 Tahun (Sumber: Pengolahan Laporan Keuangan PT MULTI BINTANG INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Multi Bintang Indonesia Tbk mempunyai nilai EVA Rp 64,288,309,616 pada tahun 2001, Rp 55,810,683,000 pada tahun 2002, Rp 63,680,855,000 pada tahun 2003, Rp 53,130,792,400 pada tahun 2004, dan Rp 65,069,220,000 pada tahun 2005. PT Multi Bintang Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang baik bila investor ingin menanamkan sahamnya dalam perusahaan tersebut. Perusahaan ini mempunyai kinerja keuangan yang sangat baik karena nilai EVA nya yang semuanya positif sehingga perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah (create value) bagi pemilik modal, di mana tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi biaya modal, sesuai dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan atau meningkatkan kemakmuran pemodal (Adiningsih dan Sumarni,2005). PT Multi Bintang Indonesia Tbk memperhitungkan biaya modal atas investasi yang dilakukan pemilik modal dan EVA mengindikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal. Kinerja PT Multi Bintang Indonesia Tbk sudah sangat baik karena nilai EVA yang diciptakan semuanya positif. Dan tingkat pengembalian yang dilakukan oleh perusahaan melebihi tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. 4.8.1 Perhitungan MVA (Market Value Added) pada PT Multi Bintang Indonesia Tbk. Tabel 4.8.1 PERHITUNGAN MVA PT MULTI BINTANG INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 Harga Pasar Nilai Buku Jumlah Saham yang Market Value Added Saham Ekonomis Beredar MVA (1) (2) (3) 2005 50,000 10.816,896 21,070,000 825,588,001,280 2004 38,000 11.843,141 21,070,000 551,125,019,130 2003 33,000 12.733,602 21,070,000 427,013,005,860 2002 27,500 13.428,618 21,070,000 296,484,018,740 2001 20,500 13.855,031 21,070,000 140,009,496,830 Tahun (Sumber: Hasil Pengolahan data) (4) = (1)-(2) X (3) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Multi Bintang Indonesia Tbk mempunyai nilai MVA 140,009,496,830 427,013,005,860 pada pada tahun tahun 2003, 2001, 296,484,018,740 551,125,019,130 pada pada tahun tahun 2002, 2004, dan 825,588,001,280 pada tahun 2005. PT Multi Bintang Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang baik, terlihat dari nilai MVA nya semuanya positif, berarti nilai pasar perusahaan lebih besar daripada nilai bukunya, sehingga apresiasi investor tinggi terhadap perusahaan (Adiningsih dan Sumarni,2005). Dengan nilai MVA positif menunjukkan kinerja yang baik, di mana perusahaan tersebut mempunyai market value yang tinggi di mata investor. Semakin tinggi MVA, semakin tinggi pula nilai perusahaan di mata investor, artinya investor bersedia mengeluarkan uang lebih banyak lagi untuk membeli saham perusahaan tersebut (Widjaja dan Natalia,2006). 4.9 Perhitungan EVA (Economic Value Added) pada PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. Tabel 4.9 PERHITUNGAN EVA PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 (Disajikan dalam Rupiah) Tahun 2005 NOPAT Invested Capital WACC Capital Charges EVA (1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5)=(1)-(4) 114,488,236,315 119,956,728,946 16.046% 19,248,256,726 95,239,979,589 2004 414,621,500 9,184,504,318 13.307% 1,222,181,989 (807,560,489) 2003 804,741,283,458 10,958,664,572 13.023% 1,427,146,887 803,314,136,571 2002 (403,027,007,217) 345,677,458,342 15.766% 54,499,508,082 (348,527,499,135) 2001 (260,003,911,487) 333,189,257,009 17.079% 56,905,393,204 (203,098,518,283) (Sumber: Pengolahan Laporan Keuangan PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Prasidha Aneka Niaga Tbk mempunyai nilai EVA (Rp 203,098,518,283) pada tahun 2001, (Rp 348,527,499,135) pada tahun 2002, Rp 803,314,136,571 pada tahun 2003, (Rp 807,560,489) pada tahun 2004, dan Rp 95,239,979,589 pada tahun 2005. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk merupakan perusahaan yang kurang baik bila investor ingin menanamkan sahamnya dalam perusahaan tersebut. Perusahaan ini mempunyai kinerja keuangan yang kurang baik karena nilai EVA nya banyak yang negatif sehingga nilai perusahaan berkurang sebagai akibat tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah dari pada tingkat pengembalian yang dituntut investor (Adiningsih dan Sumarni,2005). PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. kurang memperhitungkan biaya modal atas investasi yang dilakukan pemilik modal dan EVA mengindikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal. Kinerja PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. kurang baik karena nilai EVA yang diciptakan banyak yang negatif. Dan tingkat pengembalian yang dilakukan oleh perusahaan lebih rendah dari pada tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. 4.9.1 Perhitungan MVA (Market Value Added) pada PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. Tabel 4.9.1 PERHITUNGAN MVA PT PRASIDHA ANEKA NIAGA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 Harga Pasar Nilai Buku Jumlah Saham yang Market Value Added Saham Ekonomis Beredar MVA (1) (2) (3) 2005 80 55.784 1,440,000,000 34,871,040,000 2004 105 (68.594) 1,440,000,000 249,975,360,000 2003 105 (69.239) 1,440,000,000 250,904,160,000 2002 125 (1.008,243) 1,440,000,000 1,631,869,920,000 2001 90 (739.646) 1,440,000,000 1,194,690,240,000 Tahun (4) = (1)-(2) X (3) (Sumber: Hasil Pengolahan data) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Prasidha Aneka Niaga Tbk mempunyai nilai MVA 1,194,690,240,000 250,904,160,000 pada pada tahun tahun 2001, 2003, 1,631,869,920,000 249,975,360,000 pada pada tahun tahun 2004, 2002, dan 34,871,040,000 pada tahun 2005. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk merupakan perusahaan yang baik, terlihat dari nilai MVA nya semuanya positif, berarti nilai pasar perusahaan lebih besar daripada nilai bukunya, sehingga apresiasi investor tinggi terhadap perusahaan (Adiningsih dan Sumarni,2005). Dengan nilai MVA positif menunjukkan kinerja yang baik, di mana perusahaan tersebut mempunyai market value yang tinggi di mata investor. Semakin tinggi MVA, semakin tinggi pula nilai perusahaan di mata investor, artinya investor bersedia mengeluarkan uang lebih banyak lagi untuk membeli saham perusahaan tersebut (Widjaja dan Natalia,2006). 4.10 Perhitungan EVA (Economic Value Added) pada PT Sari Husada Tbk. Tabel 4.10 PERHITUNGAN EVA PT SARI HUSADA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 (Disajikan dalam Rupiah) NOPAT Invested Capital WACC Capital Charges EVA (1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5)=(1)-(4) 2005 346,873,000 118,999,519 16.687% 19,857,449 327,015,551 2004 231,376,000 169,475,647 17.989% 30,486,974 200,889,026 2003 245,160,000 1,280,306,000 17.580% 225,077,794 20,082,206 2002 221,223,000 1,067,901,000 17.360% 185,387,613 35,835,387 2001 272,766,000 784,396,000 15.780% 123,777,688 148,988,312 Tahun (Sumber: Pengolahan Laporan Keuangan PT SARI HUSADA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Sari Husada Tbk mempunyai nilai EVA Rp 148,988,312 pada tahun 2001, Rp 35,835,387 pada tahun 2002, Rp 20,082,206 pada tahun 2003, Rp 200,889,026 pada tahun 2004, dan Rp 327,015,551 pada tahun 2005. PT Sari Husada Tbk merupakan perusahaan yang baik bila investor ingin menanamkan sahamnya dalam perusahaan tersebut. Perusahaan ini mempunyai kinerja keuangan yang sangat baik karena nilai EVA nya yang semuanya positif sehingga perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah (create value) bagi pemilik modal, di mana tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi biaya modal, sesuai dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan atau meningkatkan kemakmuran pemodal (Adiningsih dan Sumarni,2005). PT Sari Husada Tbk memperhitungkan biaya modal atas investasi yang dilakukan pemilik modal dan EVA mengindikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal. Kinerja PT Sari Husada Tbk sudah sangat baik karena nilai EVA yang diciptakan semuanya positif. Dan tingkat pengembalian yang dilakukan oleh perusahaan melebihi tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. 4.10.1 Perhitungan MVA (Market Value Added) pada PT Sari Husada Tbk. Tabel 4.10.1 PERHITUNGAN MVA PT SARI HUSADA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 – 2001 Harga Pasar Nilai Buku Jumlah Saham yang Market Value Added Saham Ekonomis Beredar MVA (1) (2) (3) 2005 3,550 125.935 7,500,000,000 25,680,487,500,000 2004 2,100 136.486 7,500,000,000 14,726,355,000,000 2003 14,300 1.303,022 750,000,000 9,747,733,500,000 2002 10,000 3.641,473 230,000,000 1,462,461,210,000 2001 9,400 2.956,082 230,000,000 1,482,101,140,000 Tahun (Sumber: Hasil Pengolahan data) (4) = (1)-(2) X (3) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Sari Husada Tbk mempunyai nilai MVA 1,482,101,140,000 pada tahun 2001, 1,462,461,210,000 pada tahun 2002, 9,747,733,500,000 pada tahun 2003, 14,726,355,000,000 pada tahun 2004, dan 25,680,487,500,000 pada tahun 2005. PT Sari Husada Tbk merupakan perusahaan yang baik, terlihat dari nilai MVA nya semuanya positif, berarti nilai pasar perusahaan lebih besar daripada nilai bukunya, sehingga apresiasi investor tinggi terhadap perusahaan (Adiningsih dan Sumarni,2005). Dengan nilai MVA positif menunjukkan kinerja yang baik, di mana perusahaan tersebut mempunyai market value yang tinggi di mata investor. Semakin tinggi MVA, semakin tinggi pula nilai perusahaan di mata investor, artinya investor bersedia mengeluarkan uang lebih banyak lagi untuk membeli saham perusahaan tersebut (Widjaja dan Natalia,2006). 4.11 Perhitungan EVA (Economic Value Added) pada PT Sekar Laut Tbk. Tabel 4.11 PERHITUNGAN EVA PT SEKAR LAUT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 (Disajikan dalam Rupiah) NOPAT Invested Capital WACC Capital Charges EVA (1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5)=(1)-(4) 2005 94,035,660,271 58,834,965,296 7.580% 4,459,690,369 89,575,969,902 2004 (39,074,237,543) 162,737,845,831 8.135% 13,238,723,758 (25,835,513,785) 2003 13,246,501,405 142,093,381,543 8.198% 11,648,815,418 1,597,685,987 Tahun 2002 45,099,146,230 146,728,665,345 8.171% 11,989,199,245 33,109,946,985 2001 (74,716,487,639) 112,014,021,762 12.811% 14,350,116,327 (60,366,371,312) (Sumber: Pengolahan Laporan Keuangan PT SEKAR LAUT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Sekar Laut Tbk mempunyai nilai EVA (Rp 60,366,371,312) pada tahun 2001, Rp 33,109,946,985 pada tahun 2002, Rp 1,597,685,987 pada tahun 2003, (Rp 25,835,513,785) pada tahun 2004, dan Rp 89,575,969,902 pada tahun 2005. PT Sekar Laut Tbk merupakan perusahaan yang baik bila investor ingin menanamkan sahamnya dalam perusahaan tersebut. Perusahaan ini mempunyai kinerja keuangan yang sangat baik karena nilai EVA nya banyak yang positif sehingga perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah (create value) bagi pemilik modal, di mana tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi biaya modal, sesuai dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan atau meningkatkan kemakmuran pemodal (Adiningsih dan Sumarni,2005). PT Sekar Laut Tbk memperhitungkan biaya modal atas investasi yang dilakukan pemilik modal dan EVA mengindikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal. Kinerja PT Sekar Laut Tbk sudah sangat baik karena nilai EVA yang diciptakan semuanya positif. Dan tingkat pengembalian yang dilakukan oleh perusahaan melebihi tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. 4.11.1 Perhitungan MVA (Market Value Added) pada PT Sekar Laut Tbk. Tabel 4.11.1 PERHITUNGAN MVA PT SEKAR LAUT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 Harga Pasar Nilai Buku Jumlah Saham yang Market Value Added Saham Ekonomis Beredar MVA (1) (2) (3) 2005 400 17.271 1,000,000,000 382,729,000,000 2004 450 (1.261,737) 300,000,000 513,521,100,000 2003 280 (1.119,715) 300,000,000 419,914,500,000 2002 400 (1.155,341) 300,000,000 466,602,300,000 2001 400 (1.295,789) 300,000,000 508,736,700,000 Tahun (4) = (1)-(2) X (3) (Sumber: Hasil Pengolahan data) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Sekar Laut Tbk mempunyai nilai MVA 508,736,700,000 pada tahun 2001, 466,602,300,000 pada tahun 2002, 419,914,500,000 pada tahun 2003, 513,521,100,000 pada tahun 2004, dan 382,729,000,000 pada tahun 2005. PT Sekar Laut Tbk merupakan perusahaan yang baik, terlihat dari nilai MVA nya semuanya positif, berarti nilai pasar perusahaan lebih besar daripada nilai bukunya, sehingga apresiasi investor tinggi terhadap perusahaan (Adiningsih dan Sumarni,2005). Dengan nilai MVA positif menunjukkan kinerja yang baik, di mana perusahaan tersebut mempunyai market value yang tinggi di mata investor. Semakin tinggi MVA, semakin tinggi pula nilai perusahaan di mata investor, artinya investor bersedia mengeluarkan uang lebih banyak lagi untuk membeli saham perusahaan tersebut (Widjaja dan Natalia,2006). 4.12 Perhitungan EVA (Economic Value Added) pada PT Siantar TOP Tbk. Tabel 4.12 PERHITUNGAN EVA PT SIANTAR TOP Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 (Disajikan dalam Rupiah) NOPAT Invested Capital WACC Capital Charges EVA (1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5)=(1)-(4) 2005 12,520,078,326 435,895,064,307 7.167% 31,240,599,258 (18,720,520,932) 2004 31,891,915,402 428,259,302,757 7.169% 30,701,909,414 1,190,005,988 2003 35,817,389,583 466,443,304,978 9.680% 45,151,711,921 (9,334,322,338) 2002 34,232,789,116 438,883,833,039 6.802% 29,852,878,323 4,379,910,793 2001 26,043,016,656 376,834,881,634 6.752% 25,443,891,207 599,125,449 Tahun (Sumber: Pengolahan Laporan Keuangan PT SIANTAR TOP Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Siantar TOP Tbk mempunyai nilai EVA Rp 599,125,449 pada tahun 2001, Rp 4,379,910,793 pada tahun 2002, (Rp 9,334,322,338) pada tahun 2003, Rp 1,190,005,988 pada tahun 2004, dan (Rp 18,720,520,932) pada tahun 2005. PT Siantar TOP Tbk merupakan perusahaan yang baik bila investor ingin menanamkan sahamnya dalam perusahaan tersebut. Perusahaan ini mempunyai kinerja keuangan yang sangat baik karena nilai EVA nya banyak yang positif sehingga perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah (create value) bagi pemilik modal,di mana tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi biaya modal, sesuai dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan atau meningkatkan kemakmuran pemodal (Adiningsih dan Sumarni,2005). PT Siantar TOP Tbk memperhitungkan biaya modal atas investasi yang dilakukan pemilik modal dan EVA mengindikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal. Kinerja PT Siantar TOP Tbk sudah sangat baik karena nilai EVA yang diciptakan sudah banyak yang positif. Dan tingkat pengembalian yang dilakukan oleh perusahaan melebihi tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. 4.12.1 Perhitungan MVA (Market Value Added) pada PT Siantar TOP Tbk. Tabel 4.12.1 PERHITUNGAN MVA PT SIANTAR TOP Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 Harga Pasar Nilai Buku Jumlah Saham yang Market Value Added Saham Ekonomis Beredar MVA (1) (2) (3) 2005 150 109.533 3,000,000,000 121,401,000,000 2004 175 105.987 3,000,000,000 207,039,000,000 2003 190 100.166 3,000,000,000 269,502,000,000 2002 260 89.772 3,000,000,000 510,684,000,000 2001 1,350 79.683 3,000,000,000 3,810,951,000,000 Tahun (Sumber: Hasil Pengolahan data) (4) = (1)-(2) X (3) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Siantar TOP Tbk mempunyai nilai MVA 3,810,951,000,000 269,502,000,000 pada pada tahun tahun 2001, 2003, 510,684,000,000 207,039,000,000 pada pada tahun tahun 2002, 2004, dan 121,401,000,000 pada tahun 2005. PT Siantar TOP Tbk merupakan perusahaan yang baik, terlihat dari nilai MVA nya semuanya positif, berarti nilai pasar perusahaan lebih besar daripada nilai bukunya, sehingga apresiasi investor tinggi terhadap perusahaan (Adiningsih dan Sumarni,2005). Dengan nilai MVA positif menunjukkan kinerja yang baik, di mana perusahaan tersebut mempunyai market value yang tinggi di mata investor. Semakin tinggi MVA, semakin tinggi pula nilai perusahaan di mata investor, artinya investor bersedia mengeluarkan uang lebih banyak lagi untuk membeli saham perusahaan tersebut (Widjaja dan Natalia,2006). 4.13 Perhitungan EVA (Economic Value Added) pada PT Smart Tbk. Tabel 4.13 PERHITUNGAN EVA PT SMART Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 (Disajikan dalam Rupiah) NOPAT Invested Capital WACC Capital Charges EVA (1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5)=(1)-(4) 2005 235,774,775 2,969,118,846 8.121% 241,122,141 (5,347,366) 2004 (56,963,531,693) 421,988,492,301 7.499% 31,644,917,037 (25,318,614,656) 2003 69,742,973 1,456,202,485 8.001% 116,510,760 (46,767,787) Tahun 2002 281,425,919 1,158,538,161 16.471% 190,822,820 90,603,099 2001 (600,666,837) 1,777,405,397 16.463% 292,614,250 (308,052,587) (Sumber: Pengolahan Laporan Keuangan PT SMART Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT SMART Tbk mempunyai nilai EVA (Rp 308,052,587) pada tahun 2001, Rp 90,603,099 pada tahun 2002, (Rp 46,767,787) pada tahun 2003, Rp 25,318,614,656 pada tahun 2004, dan (Rp 5,347,366) pada tahun 2005. PT SMART Tbk merupakan perusahaan yang kurang baik bila investor ingin menanamkan sahamnya dalam perusahaan tersebut. Perusahaan ini mempunyai kinerja keuangan yang kurang baik karena nilai EVA nya banyak yang negatif sehingga nilai perusahaan berkurang sebagai akibat tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah dari pada tingkat pengembalian yang dituntut investor (Adiningsih dan Sumarni,2005). PT SMART Tbk. kurang memperhitungkan biaya modal atas investasi yang dilakukan pemilik modal dan EVA mengindikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal. Kinerja PT SMART Tbk. kurang baik karena nilai EVA yang diciptakan banyak yang negatif. Dan tingkat pengembalian yang dilakukan oleh perusahaan lebih rendah dari pada tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. 4.13.1 Perhitungan MVA (Market Value Added) pada PT Smart Tbk. Tabel 4.13.1 PERHITUNGAN MVA PT SMART Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 Harga Pasar Nilai Buku Jumlah Saham yang Market Value Added Saham Ekonomis Beredar MVA (1) (2) (3) 2005 950 385.714 5,000,000,000 2,821,430,000,000 2004 2,900 (348.599) 1,000,000,000 3,248,599,000,000 2003 2,900 (253.293) 1,000,000,000 3,153,293,000,000 2002 700 (334.626) 1,000,000,000 1,034,626,000,000 2001 800 (599.753) 1,000,000,000 1,399,753,000,000 Tahun (4) = (1)-(2) X (3) (Sumber: Hasil Pengolahan data) A. Analisis Berdasarkan tabel 1,399,753,000,000 di pada atas, maka tahun 2001, PT SMART Tbk mempunyai 1,034,626,000,000 pada nilai tahun MVA 2002, 3,153,293,000,000 pada tahun 2003, 3,248,599,000,000 pada tahun 2004, dan 2,821,430,000,000 pada tahun 2005. PT SMART Tbk merupakan perusahaan yang baik, terlihat dari nilai MVA nya semuanya positif, berarti nilai pasar perusahaan lebih besar daripada nilai bukunya, sehingga apresiasi investor tinggi terhadap perusahaan (Adiningsih dan Sumarni,2005). Dengan nilai MVA positif menunjukkan kinerja yang baik, di mana perusahaan tersebut mempunyai market value yang tinggi di mata investor. Semakin tinggi MVA, semakin tinggi pula nilai perusahaan di mata investor, artinya investor bersedia mengeluarkan uang lebih banyak lagi untuk membeli saham perusahaan tersebut (Widjaja dan Natalia,2006). 4.14 Perhitungan EVA (Economic Value Added) pada PT Suba Indah Tbk. Tabel 4.14 PERHITUNGAN EVA PT SUBA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 (Disajikan dalam Rupiah) NOPAT Invested Capital WACC Capital Charges EVA (1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5)=(1)-(4) 2005 (314,046,878,751) 736,833,774,137 15.410% 113,546,084,594 (200,500,794,157) 2004 (131,095,696,137) 854,619,966,656 15.860% 135,542,726,711 (4,447,030,574) 2003 (142,142,647,803) 844,713,465,636 10.809% 91,305,078,500 (50,837,569,303) 2002 (24,771,292,742) 618,872,165,806 8.655% 53,563,385,950 (28,792,093,208) 2001 7,613,340,214 571,679,808,458 7.698% 44,007,911,655 (36,394,571,441) Tahun (Sumber: Pengolahan Laporan Keuangan PT SUBA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Suba Indah Tbk. mempunyai nilai EVA (Rp 36,394,571,441) pada tahun 2001, (Rp 28,792,093,208) pada tahun 2002, (Rp 50,837,569,303) pada tahun 2003, (Rp 4,447,030,574) pada tahun 2004, dan (Rp 200,500,794,157) pada tahun 2005. PT Suba Indah Tbk. merupakan perusahaan yang kurang baik bila investor ingin menanamkan sahamnya dalam perusahaan tersebut. Perusahaan ini mempunyai kinerja keuangan yang kurang baik karena nilai EVA nya semuanya negatif sehingga nilai perusahaan berkurang sebagai akibat tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah dari pada tingkat pengembalian yang dituntut investor (Adiningsih dan Sumarni,2005). PT Suba Indah Tbk. kurang memperhitungkan biaya modal atas investasi yang dilakukan pemilik modal dan EVA mengindikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal. Kinerja PT Suba Indah Tbk. kurang baik karena nilai EVA yang diciptakan semuanya negatif. Dan tingkat pengembalian yang dilakukan oleh perusahaan lebih rendah dari pada tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. 4.14.1 Perhitungan MVA (Market Value Added) pada PT Suba Indah Tbk. Tabel 4.14.1 PERHITUNGAN MVA PT SUBA INDAH Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 Harga Pasar Nilai Buku Jumlah Saham yang Market Value Added Saham Ekonomis Beredar MVA (1) (2) (3) 2005 140 (309.266) 292,500,000 131,410,305,000 2004 105 810.090 292,500,000 (206,238,825,000) 2003 115 508.686 720,000,000 (283,453,920,000) 2002 30 87.393 5,760,000,000 (330,583,680,000) 2001 40 91.266 5,760,000,000 (295,292,160,000) Tahun (Sumber: Hasil Pengolahan data) (4) = (1)-(2) X (3) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Suba Indah Tbk mempunyai nilai MVA (295,292,160,000) pada tahun 2001, (330,583,680,000) pada tahun 2002, (283,453,920,000) pada tahun 2003, (206,238,825,000) pada tahun 2004, dan 131,410,305,000 pada tahun 2005. PT Suba Indah Tbk merupakan perusahaan yang kurang baik, terlihat dari nilai MVA nya banyak yang negatif, berarti nilai pasar perusahaan lebih rendah dibandingkan nilai buku perusahaan karenanya apresiasi investor terhadap perusahaan buruk (Adiningsih dan Sumarni,2005). Dengan nilai MVA negatif menunjukkan kinerja yang kurang baik, di mana nilai saham untuk perusahaan tersebut masih dalam nilai yang sangat rendah atau jumlah saham yang beredar untuk perusahaan tersebut dalam jumlah yang kecil. Dengan MVA yang negatif berarti perusahaan harus terus berusaha meningkatkan market value, lebih banyak menjual sahamnya, dan mempertahankan harga saham di angka yang aman. (Widjaja dan Natalia,2006). 4.15 Perhitungan EVA (Economic Value Added) pada PT Ultrajaya Milk Tbk. Tabel 4.15 PERHITUNGAN EVA PT ULTRAJAYA MILK Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 (Disajikan dalam Rupiah) Tahun 2005 NOPAT Invested Capital WACC Capital Charges EVA (1) (2) (3) (4)=(2)x(3) (5)=(1)-(4) 5,022,417,675 1,078,124,846 15.777% 170,095,756 4,852,321,919 2004 7,921,074,083 899,561,395 15.684% 141,087,209 7,779,986,874 2003 4,362,895,931 842,823,053 15.545% 131,016,843 4,231,879,088 2002 14,084,308,691 702,001,318 16.993% 119,291,083 13,965,017,608 2001 34,103,846,535 652,458,820 16.960% 110,657,015 33,993,189,520 (Sumber: Pengolahan Laporan Keuangan PT ULTRAJAYA MILK Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Ultrajaya Milk Tbk mempunyai nilai EVA Rp 33,993,189,520 pada tahun 2001, Rp 13,965,017,608 pada tahun 2002, Rp 4,231,879,088 pada tahun 2003, Rp 7,779,986,874 pada tahun 2004, dan Rp 4,852,321,919 pada tahun 2005. PT Ultrajaya Milk Tbk merupakan perusahaan yang baik bila investor ingin menanamkan sahamnya dalam perusahaan tersebut. Perusahaan ini mempunyai kinerja keuangan yang sangat baik karena nilai EVA nya yang semuanya positif sehingga perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah (create value) bagi pemilik modal,di mana tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi biaya modal, sesuai dengan tujuan memaksimumkan nilai perusahaan atau meningkatkan kemakmuran pemodal (Adiningsih dan Sumarni,2005). PT Ultrajaya Milk Tbk memperhitungkan biaya modal atas investasi yang dilakukan pemilik modal dan EVA mengindikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik modal. Kinerja PT Ultrajaya Milk Tbk sudah sangat baik karena nilai EVA yang diciptakan semuanya positif. Dan tingkat pengembalian yang dilakukan oleh perusahaan melebihi tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. 4.15.1 Perhitungan MVA (Market Value Added) pada PT Ultrajaya Milk Tbk. Tabel 4.15.1 PERHITUNGAN MVA PT ULTRAJAYA MILK Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 Desember 2005 - 2001 Harga Pasar Nilai Buku Jumlah Saham yang Market Value Added Saham Ekonomis Beredar MVA (1) (2) (3) 2005 310 108.595 7,500,000,000 1,510,537,500,000 2004 400 107.991 7,500,000,000 2,190,067,500,000 2003 450 74.760 7,500,000,000 2,814,300,000,000 2002 600 70.097 7,500,000,000 3,974,272,500,000 2001 725 67.577 7,500,000,000 4,930,672,500,000 Tahun (4) = (1)-(2) X (3) (Sumber: Hasil Pengolahan data) A. Analisis Berdasarkan tabel di atas, maka PT Ultrajaya Milk Tbk mempunyai nilai MVA 4,930,672,500,000 pada tahun 2001, 3,974,272,500,000 pada tahun 2002, 2,814,300,000,000 pada tahun 2003, 2,190,067,500,000 pada tahun 2004, dan 1,510,537,500,000 pada tahun 2005. PT Ultrajaya Milk Tbk merupakan perusahaan yang baik, terlihat dari nilai MVA nya semuanya positif, berarti nilai pasar perusahaan lebih besar daripada nilai bukunya, sehingga apresiasi investor tinggi terhadap perusahaan (Adiningsih dan Sumarni,2005). Dengan nilai MVA positif menunjukkan kinerja yang baik, di mana perusahaan tersebut mempunyai market value yang tinggi di mata investor. Semakin tinggi MVA, semakin tinggi pula nilai perusahaan di mata investor, artinya investor bersedia mengeluarkan uang lebih banyak lagi untuk membeli saham perusahaan tersebut (Widjaja dan Natalia,2006). 4.16 Analisis Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka: 4.16.1 Nilai EVA (Economic Value Added) dan kinerja keuangan perusahaan Nilai EVA dan kinerja keuangan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ periode tahun 2001-2005 adalah: Nilai EVA pada PT Aqua Golden Mississippi Tbk, PT Multi Bintang Indonesia Tbk, PT Prasidha Aneka Niaga Tbk, dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk adalah positif dan kinerja keuangan pada perusahaan tersebut sangat baik karena nilai rata-rata EVA-nya melebihi nilai rata-rata EVA keseluruhan sehingga perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah bagi pemilik modal. Sedangkan PT. Delta Jakarta Tbk, PT. Mayora Indah Tbk, PT. Sari Husada Tbk, PT. Sekar Laut Tbk, dan PT. Ultrajaya Milk Tbk adalah perusahaan yang EVA-nya bernilai positif, tetapi nilai EVA rata-ratanya tidak melebihi nilai ratarata EVA keseluruhan. Pada kesembilan perusahaan makanan dan minuman di atas, berarti para manajer bertindak seperti halnya pemegang saham, dengan memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai EVA yang dihasilkan banyak yang negatif dan nilai perusahaan kurang dapat dimaksimumkan. (Rahmawati,2004). Nilai EVA yang positif yang menandakan bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi tingkat biaya modal sendiri atau tingkat pengembalian yang diinginkan oleh investor atas investasi yang ditanamkan. Keadaan ini menunjukkan menciptakan nilai (create value) bahwa perusahaan berhasil bagi pemilik modal, konsisten dengan tujuan perusahaan adalah memaksimalkan nilai dari pada perusahaan itu sendiri. (Samsi,2006). Economic Value Added (EVA) adalah salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. EVA merupakan indikator tentang adanya perubahan nilai dari suatu investasi. EVA yang positif menunjukkan perusahaan berhasil meningkatkan nilai perusahaan bagi pemilik perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen keuangan yaitu memaksimumkan nilai perusahaan. (Sawir,2001) Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA, para manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham, yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan. (Rahmawati,2004). Nilai EVA pada PT Ades Waters Indonesia Tbk, PT Cahaya Kalbar Tbk, PT Siantar TOP Tbk, PT SMART Tbk, dan PT Suba Indah Tbk adalah negatif dan kinerja keuangan pada perusahaan tersebut kurang baik karena nilai EVAnya yang negatif, sehingga perusahaan tidak memberikan nilai tambah bagi pemilik modal. EVA yang negatif menandakan bahwa nilai perusahaan akan berkurang sebagai akibat tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor lebih rendah dari pada tingkat pengembalian yang dituntut investor itu sendiri (Samsi,2006). Pada kelima perusahaan makanan dan minuman di atas, berarti para manajer tidak bertindak seperti halnya pemegang saham, para manajer kurang memperhatikan kepentingan pemegang saham dalam memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai EVA yang dihasilkan banyak yang negatif dan nilai perusahaan kurang dapat dimaksimumkan. (Rahmawati,2004). 4.16.2 Nilai MVA (Market Value Added) dan kinerja keuangan perusahaan Nilai MVA dan kinerja keuangan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ periode tahun 2001-2005 adalah: Nilai MVA pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Sari Husada Tbk, dan PT Ultrajaya Milk Tbk adalah positif dan kinerja keuangan pada perusahaan tersebut sangat baik, terlihat dari nilai rata-rata MVA-nya melebihi nilai ratarata MVA keseluruhan. Sedangkan PT. Ades Waters Indonesia Tbk, PT Aqua Golden Mississippi Tbk, PT. Mayora Indah Tbk, PT Multi Bintang Indonesia Tbk, PT Prasidha Aneka Niaga Tbk, PT. Sekar Laut Tbk, PT Siantar TOP Tbk, dan PT SMART Tbk adalah perusahaan yang MVA-nya bernilai positif, tetapi nilai MVA rata-ratanya tidak melebihi nilai rata-rata MVA keseluruhan. MVA positif menunjukkan bahwa nilai pasar perusahaan lebih besar daripada modal yang diinvestasikan. (Winarto,2005). Pada kesebelas perusahaan makanan dan minuman di atas, berarti para manajer berhasil menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Menurut Stern, Stewart & Co., yang meyakini dan mempopulerkan MVA sebagai satu- satunya alat ukur yang paling pas untuk sukses tidaknya suatu perusahaan dalam menciptakan kekayaan bagi pemilik. (Winarto,2005). MVA (Market Value Added) adalah salah satu metode lain selain EVA yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. MVA dihitung dengan cara mengalikan jumlah saham yang beredar dengan selisih antara harga saham dengan nilai buku ekonomis. Dengan kata lain, MVA adalah selisih absolut antara nilai pasar perusahaan dengan modal yang diinvestasikan. Nilai MVA pada PT Cahaya Kalbar Tbk, PT Delta Jakarta Tbk, dan PT Suba Indah Tbk adalah negatif dan kinerja keuangan pada perusahaan tersebut kurang baik karena nilai MVA-nya yang negatif. Dengan MVA yang negatif berarti nilai pasar perusahaan lebih kecil daripada modal yang diinvestasikan. (Winarto,2005). Pada ketiga perusahaan makanan dan minuman di atas, berarti para manajer gagal menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Dengan MVA yang negatif menunjukkan bahwa kinerja perusahaan kurang baik, sehingga perusahaan harus terus berusaha meningkatkan market value, lebih banyak menjual sahamnya, dan mempertahankan harga saham di angka yang aman. (Widjaja dan Natalia,2006). Perbandingan hasil perhitungan nilai EVA (Economic Value Added) dan MVA (Market Value Added) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ periode tahun 2001-2005 adalah: Æ Hasil dari Metode EVA Tabel 4.16.1 Perhitungan Nilai EVA Rata-rata Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di BEJ (Dalam Satuan Rupiah) No. Nama Perusahaan Nilai EVA Rata-rata EVA 1 PT. Ades Waters Indonesia Tbk (50,430,943,202) Negatif 2 PT. Aqua Golden Mississppi Tbk 47,041,766,137 Positif 3 PT. Cahaya Kalbar Tbk (13,662,666,891) Negatif 4 PT. Delta Jakarta Tbk 639,585,576 Positif 5 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 328,392,916,211 Positif 6 PT. Mayora Indah Tbk 15,989,618,333 Positif 7 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 60,390,707,883 Positif 8 PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk 69,224,107,650 Positif 9 PT. Sari Husada Tbk 146,562,096 Positif 10 PT. Sekar Laut Tbk 7,616,343,555 Positif 11 PT. Siantar TOP Tbk (4,377,160,208) Negatif 12 PT. SMART Tbk (5,117,635,859) Negatif 13 PT. Suba Indah Tbk (64,194,411,736) Negatif 14 PT. Ultrajaya Milk Tbk 12,964,479,001 Positif Rata-rata EVA Keseluruhan 28,901,662,039 (Sumber: Hasil Pengolahan Data) Dengan menggunakan metode EVA, ternyata ada 4 perusahaan makanan dan minuman yang kinerja keuangannya sangat baik karena nilai EVA-nya positif dan melebihi nilai rata- rata EVA keseluruhan yaitu PT Aqua Golden Mississppi Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Multi Bintang Indonesia Tbk, dan PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. Sedangkan PT Delta Jakarta Tbk, PT Mayora Indah Tbk, PT Sari Husada Tbk, PT Sekar Laut Tbk, dan PT Ultrajaya Milk Tbk adalah perusahaan yang EVA-nya bernilai positif. Sedangkan 5 perusahaan seperti PT Ades Waters Indonesia Tbk, PT Cahaya Kalbar Tbk, PT Siantar TOP Tbk, PT SMART Tbk, dan PT Suba Indah Tbk adalah perusahaan yang EVAnya bernilai negatif, sehingga kinerja keuangan dari perusahaan tersebut kurang baik. Æ Hasil dari Metode MVA Tabel 4.16.2 Perhitungan Nilai MVA Rata-rata Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di BEJ No. Nama Perusahaan Nilai MVA Rata-rata MVA 1 PT. Ades Waters Indonesia Tbk 33,939,378,200 Positif 2 PT. Aqua Golden Mississppi Tbk 153,295,160,400 Positif 3 PT. Cahaya Kalbar Tbk (68,032,109,600) Negatif 4 PT. Delta Jakarta Tbk (42,289,420,000) Negatif 5 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 1,753,348,800,000 Positif 6 PT. Mayora Indah Tbk 125,213,280,000 Positif 7 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk 44,804,390,836 Positif 8 PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk 67,246,214,400 Positif 9 PT. Sari Husada Tbk 1,061,982,767,000 Positif 10 PT. Sekar Laut Tbk 45,830,072,000 Positif 11 PT. Siantar TOP Tbk 98,391,540,000 Positif 12 PT. SMART Tbk 233,154,020,000 Positif 13 PT. Suba Indah Tbk (196,831,656,000) Negatif 14 PT. Ultrajaya Milk Tbk 308,397,000,000 Positif Rata-rata MVA Keseluruhan 258,460,674,882 (Sumber: Hasil Pengolahan Data) Dengan menggunakan metode MVA, ternyata ada 3 perusahaan makanan dan minuman yang kinerja keuangannya sangat baik karena nilai MVA-nya positif dan melebihi nilai rata-rata MVA keseluruhan yaitu PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Sari Husada Tbk, dan PT Ultrajaya Milk Tbk adalah perusahaan yang MVA-nya bernilai positif. Sedangkan PT. Ades Waters Indonesia Tbk, PT Aqua Golden Mississippi Tbk, PT. Mayora Indah Tbk, PT Multi Bintang Indonesia Tbk, PT Prasidha Aneka Niaga Tbk, PT. Sekar Laut Tbk, PT Siantar TOP Tbk, dan PT SMART Tbk adalah perusahaan yang MVA-nya bernilai positif, dengan MVA yang positif berarti nilai pasar perusahaan lebih tinggi dari nilai bukunya. (Adiningsih dan Sumarni,2005) PT. Cahaya Kalbar Tbk, PT. Delta Jakarta Tbk, dan PT. Suba Indah Tbk adalah perusahaan yang nilai MVA-nya negatif, sehingga kinerja keuangan perusahaan tersebut kurang baik. 4.16.3 Perbandingan kinerja keuangan dengan menggunakan metode EVA dan MVA Perbandingan kinerja keuangan dengan menggunakan metode EVA (Economic Value Added) dan MVA (Market Value Added) pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEJ periode tahun 2001-2005 adalah: Æ Perbandingan Kinerja Keuangan EVA dan MVA Tabel 4.16.3 Perbandingan Kinerja Keuangan EVA dan MVA Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di BEJ Nama Perusahaan No. EVA MVA 1 PT. Ades Waters Indonesia Tbk Negatif Positif 2 PT. Aqua Golden Mississippi Tbk Positif Positif 3 PT. Cahaya Kalbar Tbk Negatif Negatif 4 PT. Delta Jakarta Tbk Positif Negatif 5 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Positif Positif 6 PT. Mayora Indah Tbk Positif Positif 7 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk Positif Positif 8 PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk Positif Positif 9 PT. Sari Husada Tbk Positif Positif 10 PT. Sekar Laut Tbk Positif Positif 11 PT. Siantar TOP Tbk Negatif Positif 12 PT. SMART Tbk Negatif Positif 13 PT. Suba Indah Tbk Negatif Negatif 14 PT. Ultrajaya Milk Tbk Positif Positif (Sumber: Hasil Pengolahan Data) Pada PT Cahaya Kalbar Tbk, PT Suba Indah Tbk. Kinerja keuangannya adalah sama yaitu negatif, di mana perusahaan tersebut tidak memberikan nilai tambah bagi pemilik modal. PT Aqua Golden Mississippi Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Mayora Indah Tbk, PT Multi Bintang Indonesia Tbk, PT Prasidha Aneka Niaga Tbk, PT Sari Husada Tbk, PT Sekar Laut Tbk, dan PT Ultrajaya Milk Tbk adalah perusahaan yang kinerja keuangannya adalah sama-sama bernilai positif, di mana perusahaan tersebut memberikan nilai tambah bagi pemilik modal. PT Ades Waters Indonesia Tbk, PT Delta Jakarta Tbk, PT Siantar TOP Tbk, dan PT SMART Tbk adalah perusahaan yang berbeda kinerja keuangannya. Di mana kinerja EVA nya bernilai positif, sedangkan kinerja MVA nya bernilai negatif, begitu juga sebaliknya. Hal ini di karenakan EVA dan MVA terdapat hubungan atau korelasi yang tidak begitu kuat, karena EVA dan MVA adalah variabel independent yang tidak saling berhubungan satu sama lain, di mana besarnya nilai EVA tidak mencerminkan nilai MVA dan demikian pula sebaliknya. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Reilly (2003) bahwa antara EVA dan MVA tidak selalu terdapat korelasi. Ada tidaknya korelasi antara EVA dan MVA sangat ditentukan oleh waktu atau periode saat analisis dilakukan, seberapa cepat nilai EVA tercermin dalam harga saham, atau adanya faktor lain yang mempengaruhi besaran MVA selain EVA (seperti market interest rates dan perubahan ekspetasi perusahaan di masa yang akan datang). 4.17 Implikasi Hasil Penelitian Implikasi hasil penelitian menjelaskan mengenai hasil analisis peneliti, yaitu melihat nilai EVA dan MVA dari perusahaan makanan dan minuman. Ternyata dengan metode EVA perusahaan yang kinerja keuangannya baik, yaitu PT Aqua Golden Mississippi Tbk, PT Delta Jakarta Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Mayora Indah Tbk, PT Multi Bintang Indonesia, PT Prasidha Aneka Niaga Tbk, PT Sari Husada Tbk, PT Sekar Laut Tbk, dan PT Ultrajaya Milk Tbk adalah perusahaan yang nilai EVA-nya positif, karena penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Makin positif nilai EVA perusahaan menunjukkan makin baik pula kinerja yang dihasilkan. EVA merupakan indikator tentang adanya perubahan nilai dari suatu investasi, apabila Economic Value Added (EVA) positif, maka tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi tingkat biaya modal sendiri atau tingkat pengembalian yang diinginkan oleh investor atas investasi yang ditanamkan. Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai (create value) bagi pemilik modal, konsisten dengan tujuan adalah memaksimalkan nilai daripada perusahaan itu sendiri. Sebaliknya apabila Economic Value Added (EVA) bernilai negatif berarti bahwa nilai perusahaan akan berkurang dan sebagai akibat, maka pengembalian yang diharapkan oleh investor akan lebih rendah daripada yang dituntut oleh investor itu sendiri. (Samsi,2006). Menurut Mirza sebagaimana dikutip oleh Mulia (2002), Keunggulan Economic Value Added (EVA) dibandingkan beberapa pengukur akuntansi tradisional lainnya adalah : a. EVA memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban biaya modal sebagai resiko investasi. b. Konsep EVA sebagai pengukur kinerja perusahaan memperhatikan harapan penyedia dana secara adil di mana derajat keadilannya dinyatakan dengan ukuran tertimbang (weighted) struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar bukan pada nilai buku. c. EVA dapat diterapkan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding dari perusahaan lain maupun standar industri, sebagaimana konsep penilaian dengan menggunakan analisis rasio. d. Penerapan konsep EVA yang praktis merupakan salah satu bahan pertimbangan bagi pebisnis untuk mengambil keputusan dan kebijaksanaan permodalan. e. EVA dapat digunakan sebagai tolak ukur pemberian bonus pada karyawan. f. Konsep EVA mempengaruhi keputusan organisasi untuk keluar dari unit usaha yang mempunyai negative value added. Dimana kelemahan utama pengukur akuntansi tradisional sebagai pengukur penciptaan nilai adalah alat ukur tersebut mengabaikan adanya biaya modal, sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah menciptakan suatu nilai atau tidak.(Rahmawati, 2004). Pendekatan EVA ini membuat para eksekutif dan manajer perusahaan dipaksa untuk dapat menghasilkan keuntungan yang bernilai tambah. (Winarto,2004). Penilaian kinerja dengan dengan menggunakan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan EVA, para manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham, yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan. (Rahmawati,2004). Untuk perusahaan makanan dan minuman, seperti PT Ades Waters Indonesia Tbk, PT Cahaya Kalbar Tbk, PT Siantar TOP Tbk, PT SMART Tbk, dan PT Suba Indah Tbk mempunyai kinerja keuangan yang kurang baik karena nilai EVA-nya negatif, sehingga perusahaan tidak memberikan nilai tambah bagi pemilik modal, sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan kepentingan pemegang saham. Hasil penelitian dengan metode MVA, ternyata PT Ades Waters Indonesia Tbk, PT Aqua Golden Mississippi Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Mayora Indah Tbk, PT Multi Bintang Indonesia, PT Prasidha Aneka Niaga Tbk, PT Sari Husada Tbk, PT Siantar TOP Tbk, PT SMART Tbk, PT Sekar Laut Tbk, dan PT Ultrajaya Milk Tbk adalah perusahaan yang kinerja keuangannya baik, dilihat dari nilai MVA nya yang positif. Pengertian MVA menurut Sartono (2001) adalah kemakmuran pemegang saham dimaksimumkan dengan memaksimumkan kenaikan nilai pasar dari modal perusahaan di atas nilai modal yang disetor pemegang saham. Kenaikan ini disebut MVA. Perhitungan MVA didasarkan pada harga saham. MVA diperoleh dengan mengalikan selisih antara harga pasar saham dan nilai buku per lembar saham dengan jumlah saham yang dikeluarkan. MVA positif berarti nilai pasar perusahaan lebih tinggi dibandingkan nilai bukunya, sehingga apresiasi investor tinggi terhadap perusahaan. Sedangkan MVA negatif berarti nilai pasar lebih rendah dibandingkan nilai buku perusahaan karenanya apresiasi investor terhadap perusahaan buruk. (Adiningsih dan Sumarni,2005). MVA positif, menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tersebut baik, karena market value nya besar, semakin tinggi MVA, semakin tinggi pula nilai perusahaan di mata investor, artinya investor bersedia mengeluarkan uang lebih banyak lagi untuk membeli saham perusahaan tersebut. Sebaliknya, MVA negatif menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tersebut kurang baik, karena nilai saham untuk perusahaan tersebut masih dalam nilai yang sangat rendah atau jumlah saham beredar untuk perusahaan tersebut dalam jumlah yang kecil. (Widjaja dan Natalia,2006). Untuk perusahaan makanan dan minuman seperti PT Cahaya Kalbar Tbk, PT Delta Jakarta Tbk, dan PT Suba Indah Tbk adalah perusahaan yang kinerja keuangannya kurang baik dilihat dari nilai MVA-nya yang negatif, sehingga manajer tidak mementingkan kemakmuran pemegang sahamnya. (Winarto,2005). Perbandingan antara perusahaan dengan MVA tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai MVA rendah adalah : Memiliki nilai pasar (market value) lebih besar yang berarti perusahaan tersebut dihargai lebih baik di pasarnya daripada nilai bukunya. Memiliki nilai buku yang lebih rendah dari nilai pasarnya. Memiliki jumlah saham yang beredar lebih banyak. Kinerja harga saham yang lebih baik dan aktif dalam transaksi sehingga adanya rata-rata kenaikan harga saham perusahaan yang ditawarkan di pasar. Kinerja perusahaan yang lebih baik. (Jurnal Manajemen Maranatha, Vol.4, Mei 2005). EVA dan MVA terdapat hubungan atau korelasi yang tidak begitu kuat, karena EVA dan MVA adalah variabel independent yang tidak saling berhubungan satu sama lain, di mana besarnya nilai EVA tidak mencerminkan nilai MVA dan demikian pula sebaliknya. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Reilly (2003) bahwa antara EVA dan MVA tidak selalu terdapat korelasi. Ada tidaknya korelasi antara EVA dan MVA sangat ditentukan oleh waktu atau periode saat analisis dilakukan, seberapa cepat nilai EVA tercermin dalam harga saham, atau adanya faktor lain yang mempengaruhi besaran MVA selain EVA (seperti market interest rates dan perubahan ekspetasi perusahaan di masa yang akan datang). Menurut Dewanto sebagaimana dikutip oleh Adiningsih dan Sumarni (2005), EVA memang tidak berkorelasi secara signifikan terhadap MVA namun berkorelasi secara signifikan terhadap proporsi utang. Perubahan pada proporsi struktur modal sendiri ini mempengaruhi nilai EVA.