PENGARUH CELEBRITY ENDORSER, BRAND ASSOSIATION DAN BRAND PERSONALITY TERHADAP INTENSI PEMBELIAN SAMPOO CLEAR MENTHOL DI KOTA PADANG (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta) Adi Kurniawan¹, Irda¹, Rika Desiyanti¹ ¹Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta E-mail : [email protected] E-mail pbb 1 : [email protected] E-mail pbb 2 : [email protected] Abstract This study aims to determine how the effect of celebrity endorsers, brand associations and brand personality on purchase intention Sampoo Clear Menthol. Data used in the study came from questionnaire (primary data). The analysis technique used is multiple linear regression. The results showed that the celebrity endorcer and the brand personality have a significant effect on the intention to buy Sampoo Clear Menthol, while the brand association no significant effect on the intention to buy Sampoo Clear Menthol. Thus, the Clear Menthol should increase consumer purchase itentions with more attention to benefits, competitive pricing and the ability of other product that will be marketed . Keywords : celebrity endorser, brand association, brand personality, purchase intentions . I. PENDAHULUAN dengan A. Latar Belakang Masalah produknya. Persaingan dunia bisnis pesaingnya dalam Keberhasilan dewasa ini sebuah ditentukan perusahaan sejenis yang menawarkan produk tersebut melakukan strategi pemasaran yang dan jasa yang sama. Masyarakat membutuhkan efesien dan mempelajari apa yang dibutuhkan produk dan produk yang berkualitas dan diinginkan memenuhi kebutuhanya, mereka semakin jeli mengetahui faktor dalam melihat produk yang berkualitas dan mempengaruhinya. bagaimana perusahaan dirasakan semakin ketat, seiring bertambahnya - melalui memenangkan oleh - perusahaan konsumen faktor lain serta yang mana yang tidak. Hal ini menjadi pertimbangan Sebelum menciptakn dan menawarkan bagi perusahaan supaya mampu berkompetisi produknya ke pasar, produsen terlebih dahulu mencari tahu apa yang dibutuhkan oleh 1 konsumen, sehingga menyesuaikan produsen produknya dengan dapat membagun strategi bisnis untuk menciptakan yang keunggulan dibutuhkan oleh konsumen bersaing Oleh sebab itu pada saat ini begitu banyak bersaing. yang Salah satu dikembangkan program konsumen di tanah air, mulai dari merek yang menggunalan telah lama eksis hingga merek pendatang baru mempromosikan sebuah merek. pioneer. Salah satu shampoo yang telah lama eksis dan mengisi relung pasar konsumen di tanah air adalah Shampoo Clear. Produk Shampoo Clear merupakan salah satu produk shampoo dengan siklus hidup yang panjang. Keberhasilan dalam menjaga siklus hidup tidak yang dilakukan perusahaan yang menghasilkan shampoo Clear. Berdasarkan ketombe, meski sebelumnya pihaknya tidak segmen pasar sampoo. Karena itu setiap perusahaan dituntut agar mampu bertahan didalam persaingan yang semakin bisnis kompetitif. akibat Tingginya masuknya persaingan berbagai merek Shampoo baru yang begitu inovatif dan siap menguasai pangsa pasar konsumen merek produk pioneer membuat Clear mencoba untuk 2 celebrities adalah dalam kepada latar belakang sebagai berikut: 1. Apakah celebrity endorser berpengaruh terhadap intensi pembelian pada shampoo Clear Menthol di kota Padang. 2. Apakah brand association berpengaruh terhadap intensi pembelian pada shampoo Clear Menthol di kota Padang. 3. Apakah brand personality berpengaruh terhadap intensi pembelian pada shampoo Clear Menthol di kota Padang. Menurut riset dan clear hidrologi segmen pasar pangsa pasar terbesar, mencapi 40% dari satunya yang akan dibahas didalam penelitian yaitu membedakan target pasar pria maupun wanita. sampoo anti ketombe di Indonesia menduduki salah masalah maka diajukan beberapa permasalahan Pangsa pasar sampoo anti ketombe clear menduduki posisi tertinggi dikelas sampoo anti promosi, B. Perumusan Masalah terlepas dari jitunya strategi pengembangan merek adalah meningkatkan kualitas dari merek melalui merek shampoo yang bermunculan dipasar yang siap mengambil pangsa pasar merek strategi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Celebrity Endorser Selebriti merupakan spokesperson untuk sebuah brand. Selebriti secara definisi adalah orang-orang yang dikenal secara luas oleh masyarakat, baik itu seorang bintang film, penyanyi, atlit, maupun model. Seperti yang kita ketahui, iklan sebenarnya merupakan bentuk penyampaian pesan suatu merek kepada semakin kuat seiring dengan bertambahnya konsumen. pengalaman konsumsi atau eksposur dengan Menurut Simp (2003) defenisi celebrity merek spesifik. endorser adalah tokoh (aktor, penghibur atau Nilai yang mendasari merek seringkali atlet) yang dikenal kerena prestasinyadidalam didasarkan pada asosiasi-asosiasi spesifik yang bidang – bidang yang berbeda dari golongan berkaitan dengannya. Menurut Aaker (2002), produk yang didukungnya. asosiasi Ketepatan segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah (endorser) dapat didasarkan pada atribut yang merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis namun melekat pada endorser tersebut. Karakteristik juga mempunyai suatu tingkatan kekuatan. ada dalam diri sumber adalah pesan yang memilih merek endorser dapat Menurut Rangkuti (2004) asosiasi merek mempengaruhi respons terhadap iklan. Royan adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan (2004) menyebutkan, pilihan bintang iklan yang mengenai tepat akan dapat mempengaruhi tumbuhnya merupakan atribut yang ada di dalam merek itu market share, diharapkan personality (atribut) dan sang bintang akan melekat pada merek dan Keterkaitan pada suatu merek akan lebih besar diharapkan sang bintang menjadi endorser yang apabila handal sehingga dapat menarik minat konsumen pengalaman yang berhubungan dengan merek untuk membeli. tersebut. Brand association adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait ingatannya mengenai suatu merek. (Durianto, Sugiarto, Sitinjak, 2001). Menurut Tjiptono (2005), brand association adalah segala sesuatu yang terkait dengan memori terhadap suatu merek. Brand association berkaitan erat dengan brand image, yang didefinisikan sebagai serangkaian asosiasi merek dengan makna tertentu. Asosiasi merek memiliki tingkat kekuatan tertentu dan akan 3 memiliki merek. suatu pelanggan Berbagai Asosiasi tingkat kekuatan. mempunyai asosiasi ini yang banyak diingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk Brand Assosiatian dengan sebuah kesan terhadap merek (brand image). Brand pendapat Association dari Durianto juga (2004) memiliki Brand Association atau asosiasi merek adalah segala kesan yang muncul dibenak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Suatu merek yang telah kuat akan memiliki posisi yang menonjol dalam persaingan bila didukung oleh berbagai asosoasi yang kuat. Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut brand image. Semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, melakukan pembelian. Hasil akhir dari intensi semakin kuat brand image yang dimiliki oleh membeli yaitu merencanakan membeli produk merek tersebut. maupun jasa atau tidak. Maka dapat dilihat bahwa Brand Assael (2002) juga menyatakan bahwa Association adalah segala hal dan kesan yang intensi membeli merupakan tahap terakhir dari dapat ingat konsumen sebagai pencitraan akan rangkaian merek lewat artribut yang ada di dalam merek konsumen. Proses ini dimulai dari munculnya itu sendiri. kebutuhan akan suatu produk atau merek (need arousal), Brand Personality Pengertian brand personality menurut Kotler & Keller (2006), adalah sebagai berikut: Brand personality as the specific mix of human traits that may be attributed to a particular brand. Menurut Kotler & Amstrong (2006), brand personality adalah suatu gabungan dari sifat manusia yang dapat diterapkan pada suatu merek. Jadi berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat kita simpulkan bahwa brand personality adalah karakter psikologis unik yang diterapkan dalam merek sehingga tercipta kedekatan yang proses bersifat pribadi antara pelanggan dengan merek yang digunakannya. Intensi Pembelian keputusan dilanjutkan informasi oleh pembelian dengan pemrosesan konsumen (consumer information processing). Selanjutnya konsumen akan mengevaluasi produk atau merek tersebut. Hasil evaluasi ini yang akhirnya memunculkan niat atau intense untuk membeli, sebelum akhirnya benar – benar melakukan pembelian. Howard dan Sheth (dalam Tirtiroglu & Elbeck, 2008) mendefinisikan intensi membeli sebagai sebuah kemungkinan konsumen berencana membeli produk tertentu pada jangka waktu tertentu. Intensi membeli terbentuk setelah konsumen menyimpan informasi yang relevan untuk membuat yang berkaitan dengan keputusan membeli suatu produk tertentu. Menurut Anoraga (2000), intensi membeli merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen Intensi membeli dijelaskan oleh Assael sebelum mengadakan pembelian atas produk (2002) sebagai kecenderungan konsumen untuk yang ditawarkan atau yang dibutuhkan oleh membeli suatu merek produk barang dan jasa konsumen tersebut. maupun mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan 4 tingkat kemungkinan konsumen B. Kerangka Konseptual Sesuai dengan landasan teori maka dapat mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas dibuat sebuah model penelitian yang dapat Bung Hatta. Menurut Sekaran (2006) sampel dipedomani dalam pembuatan skripsi ini yaitu merupakan bagian dari populasi yang dianggap terlihat pada gambar 1 dibawah ini, yaitu : mewakili, didalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah beberapa mahasiswa/i yang Celebrity Endorcer (X1) menggunakan shampoo Clear Menthol. Brand Assosiation (X2) Adapun Intensi Pembelian (Y) jumlah responden 80 orang, yang di dasari oleh Roscoe dalam Uma Sekaran (2006) mengusulkan aturan untuk menentukan Brand Personality (X3) ukuran sampel adalah sebagai berikut “Dalam penelitian multivariat (termasuk analisis regresi Gambar 2.1 : Model Kerangka Berfikir berganda), ukuran sampel sebaiknya beberapa kali (lebih di sukai 10 atau 20 kali atau lebih) C. Pengembangan Hipotesis Berdasarkan teori yang ada, maka dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai lebih besar dari jumlah variabel”. Teknik pengambilan ini adalah sampel metode dalam berikut : penelitian purposive H1 : Celebrity Endorcer berpengaruh signifikan sampling. Menurut Santoso (2010) purposive terhadap intensi pembelian sampoo Clear sampling adalah metode pengambilan sampel Menthol di kota Padang yang didasarkan pada ciri – ciri atau sifat H2 : Brand Assosiation berpengaruh signifikan khusus yang terdapat pada populasi. Didalam terhadap intensi pembelian sampoo Clear penelitian ini diseleksi orang – orang yang Menthol di kota Padang memiliki kriteria sesuai dengan penelitian. H3 : Brand Personality berpengaruh signifikan terhadap intensi pembelian sampoo Clear Menthol di kota Padang B. Definisi dan Operasional Variabel Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan III. METODE PENELITIAN oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik A. Populasi dan Sampel Menurut Sekaran kesimpulannya (Sugiyono, 2008). (2006) populasi merupakan kesatuan item yang saling bekerja sama untuk mencapai satu tujuan. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah 5 dalam penelitian ini terdiri atas : Variabel Celebrity Endorser (X1) 4. Ruggedness (ketangguhan) Seorang bintang iklan yang digunakan untuk mengkomunikasikan pesan pemasaran sebuah produk yang dipromosikan. Untuk mengukur celebrities endrcer maka digunakan indikator yang diadopsi dari Shimp (2003) yaitu: Intensi Pembelian Intensi pembelian adalah kemungkinan subyektif untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Indikator yang digunakan untuk mengukur intensi pembelian (Assael, 2002) : 1. Sikap terhadap perilaku membeli 1. Kredibilitas 2. Norma subjektif atas perilaku membeli 2. Daya Tarik 3. Kontrol perilaku membeli 3. Kecocokan Teknis Analisis Brand Assosiation (X2) merupakan segala hal dan kesan yang dapat ingat konsumen sebagai pencitraan akan merek lewat artribut yang ada di dalam merek itu sendiri. Atribut produk merupakan dimensi yang terlihat secara nyata pada sebuah merek produk. Untuk mengukur brand assosiation di adopsi indikator dari Durianto (2004) yaitu: 1. Harga Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda, dengan penyelesaian menggunakan program SPSS versi 17,0. Teknik analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan variable dependen (terikat) bila dua atau lebih variable independen (bebas) sebagai faktor predictor dimanipulasi. Variabel independen dari regresi 2. Manfaat dari produk berganda harus lebih dari dua (Sugiyono, 3. Kemampuan bersaing 2001). Dalam penelitian ini analisis regresi Brand Personality (X3) Adalah karakter psikologis unik yang berganda digunakan untuk mengidentifikasikan diterapkan dalam merek sehingga tercipta pengaruh dari masing-masing faktor yaitu kedekatan antara Celebrity endorcer, Brand association, Brand pelanggan dengan merek yang digunakannya. personality, Product Characteristic terhadap Terdapat lima indikator brand personality yang Intensi membeli. Model persamaan regresi dikemukakan oleh Kotler &Amstrong (2006): berganda, berdasarkan pada gambar 2, yang 1. Sincerity (ketulusan) digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai 2. Excitement (semangat) berikut. 3. Competence (kemampuan) Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e 6 yang bersifat pribadi Keterangan : Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa total Y = Intensi Pembelian responden yang berjenis kelamin pria sebanyak X1 = Celebrities endorcer 43 orang dengan persentase 53.80% dan total X2 = Brand assosiation responden wanita sebanyak 37orang dengan X3 = Brand personality persentase 46.20%. Tabel 4.1 juga menunjukan a = konstanta jumlah responden yang berusia 18 – 22 tahun b1 = Koefisien Regresi Variabel celebrities endorcer b2 b4 e sebanyak 62 orang dengan persentase 77.50% dan responden yang berusia >22 tahun = Koefisien Regresi Variabel brand berjumlah 18 orang dengan persentase 22.50% assosiation dan menunjukan responden dengan uang saku < = Koefisien Regresi Variabel brand Rp personality persentase 13.80%, responden dengan uang = Erorr term saku Rp 500,000 – 1,000,000 sebanyak 49 500,000 sebanyak 11 orang dengan orang dengan persentase 61.20% dan responden IV. HASIL DAN PEMBAHASAN dengan uang saku > Rp 1,000,000 berjumlah 20 Dari hasil penyebaran kuesioner yang orang dengan persentase 25%. telah diberikan kepada 80 orang responden, yaitu responden yang pernah melihat iklan sampoo Clear Menthol maka diperoleh data yang akan digunakan untuk B. Pengujian Instrumental Penelitian Uji Validitas menjawab Uji validitas digunakan untuk mengukur persoalan penelitian. sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. A. Analisa Deskriptif Karakteristik Tabel 4.2 Pengujian Validitas Variabel Responden Tabel 4.1 Karakteristik Responden No Kategori Sub Kategori 1 Jenis Kelamin Pria Wanita 2 Usia 18 – 22 Tahun > 22 Tahun 3 Uang Saku < Rp 500.000 Rp 500.000 – Rp 1.000.000 > Rp 1.000.000 Sumber : Data primer diolah 2013 7 F 43 37 62 18 11 49 20 % 53,80 46,20 77,50 22,50 13,80 61,20 25,00 Ite m Pe rtanyaan Factor loading Cut Off K e s impulan X1.1 0,863 0,40 Valid X1.2 0,752 0,40 Valid X1.3 0,724 0,40 Valid X2.1 0,872 0,40 Valid X2.2 0,691 0,40 Valid X2.3 0,791 0,40 Valid X3.1 0,723 0,40 Valid X3.2 0,824 0,40 Valid X3.3 0,826 0,40 Valid X3.4 0,597 0,40 Valid Sumber : Data primer diolah 2013 Pada tabel terlihat bahwa masing masing item pertanyaan yang digunakan association, brand personality dan intensi untuk pembelian telah memiliki cronbach alpha diatas mengukur variabel celebrity endorser, brand 0,50, oleh sebab itu seluruh variabel penelitian association dan brand personality valid, masing yang digunakan dapat terus digunakan kedalam masing item pertanyaan tersebut telah memiliki proses pengolahan data lebih lanjut. factor loading diatas atau sama dengan 0,40 didalam tahapan pengujian masing masing item pertanyaan yang diolah tidak satu pun yang tidak memenuhi. Pengujian Normalitas Pada penelitian ini, masing masing variabel penelitian yang digunakan harus Pengujian Reliabilitas Menurut C. Uji Asumsi Klasik berdistribusi normal terlebih dahulu. Pengujian pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan mengetahui bantuan uji One Sample Kolmogorov Smirnov kehandalan dari masing masing item pertanyaan Test. Berdasarkan hasil pengujian normalitas yang valid bila digunakan pada waktu dan yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil tempat yang berbeda. Pada penelitian ini terlihat pada tabel 4.4 dibawah ini: reliabilitas Ghozali dilakukan digunakan pengujian (2011) untuk Cronbach Alpha. Berdasarkan hasil penguian reliabilitas yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada Tabel 4.3 dibawah ini: Tabel 4.3 Pengujian Reliabilitas Variabel Penelitian Variabe l Pene litian Celebrities endorser Cronbach Alpha 0,682 0,50 Reliable Brand Assosiation 0,682 0,50 Reliable Brand personality 0,718 0,50 Reliable Intensi Pembelian 0,534 0,50 Reliable Cut Off Ke simpulan Tabel 4.4 Hasil Pengujian Normalitas Variabe l Pe ne litian Celebrities endorser Brand Assosiation Brand personality Intensi Pembelian As ymp Sig (2-Taile d) Alpha Ke s impulan 0,181 0,05 Normal 0,187 0,05 Normal 0,070 0,05 Normal 0,055 0,05 Normal Sumber : Data primer diolah 2013 Pada tabel terlihat bahwa masing masing variabel penelitian yang digunakan didalam penelitian saat ini telah memiliki nilai asymp Sumber : Data primer diolah 2013 Pada tabel 4.3 terlihat bahwa masing masing item pertanyaan yang valid, dan mendukung variabel celebrities endorser, brand 8 sig (2-tailed) diatas atau sama dengan 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa bahwa variabel celebrities endorser, Brand association, brand personality dan intensi pembelian telah berdistribusi normal, oleh Pengujian Heteroskedastisitas sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan. yang (2011) pengujian multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui keterikatan antar variabel independen, didalam sebuah model regresi yang baik dan akurat, masing masing variabel independen harus terbebas dari gejala yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada Tabel 4.5 dibawah ini: Tabel 4.5 Hasil Pengujian Normalitas Pengujian dilakukan dengan Berdasarkan hasil pengujian heteroskedastisitas yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada gambar 4.1 berikut ini: Scatterplot Dependent Variable: Intensi Pembelian 3 2 1 0 -1 -2 -2 -1 0 1 2 3 Regression Studentized Residual VIF Tolerance Kesimpulan 0,740 1,350 Tidak Terjadi 0,669 1,494 Tidak Terjadi 0,794 1,260 Tidak Terjadi Gambar 4.1 : Pengujian Heteroskedastisitas Pada gambar terlihat bahwa masing masing variabel penelitian yang akan dibentuk varianbel penelitian yang digunakan didalam penelitian ini memiliki nilai tolerance diatas 0,10 dan variance influence factor telah berada dibawah 10. Oleh sebab itu seluruh variabel independen yang digunakan didalam model saat ini terbebas kedalam model regresi telah memiliki variance yang menyebar baik diatas maupun dibawah Pada tabel terlihat bahwa masing masing dari gejala titik 0, dan tidak membentuk sebuah pola yang jelas, oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa masing masing digunakan terbebas variabel didalam dari penelitian model gejala penelitian data lebih lanjut dapat terus digunakan didalam tahapan pengolahan data lebih lanjut. yang ini heteroskedastisitas sehingga tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan. multikolinearitas, sehingga tahapan pengolahan 9 gejala -3 Sumber : Data primer diolah 2013 penelitian adalah menggunakan skala grafik atau scuterplot. multikolinearitas. Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas Variabel Penelitian Celebrities endorser Brand Assosiation Brand personality didalam heteroskedastisitas Regression Standardized Predicted Value Ghozali digunakan heteroskedastisitas. Pengujian Multikolinearitas Menurut Model pengujian asumsi klasik kedua D. Analisa Regresi Linier Berganda Analisis regresi berganda ditujukan untuk Berdasarkan tabel 4.16 di atas maka menentukan hubungan linier antar beberapa diketahui variabel bebas dengan veriabel terikat yaitu yaitu : persamaan regresi bergandanya Y = 2,270 + 0,405 X₁ - 0,155 X₂ + 0,355 X₃ + pengaruh celebrity endorcer (X₁), brand e Persamaan diatas mempunyai arti sebagai berikut : a. Nilai konstan (a) adalah 2,270 yang artinya personality (X₂) dan Brand Assosiation (X₃) jika celebrity endorcer, brand personality dan brand association bernilai nol (0), maka terhadap Intensi Pembelian Sampoo Clear intensi pembelian bernilai 2,270. Menthol (Y). Didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.6 Regresi Linier Berganda b. Nilai koefisien regresi berganda variabel X₁ bernilai positif yaitu 0,405 yang artinya setiap peningkatan celebrity endorcer sebesar satu satuan akan meningkatkan Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda keputusan pembelian sebesar 0,405 dengan Pengaruh Celebrity Endorcer, Brand Assosiation, Brand Personality Terhadap Intensi Pembelian Variabel Konstanta Celebrity Endorcer (X₁) Brand Peronality (X₂) Brand Assosiation (X₃) N = 80 R = 0.575 R square = 0.330 Adjus R square = 0.304 B BETA t hitung Koefisien (regresi) 2.27 ₋ 1.411 0.405 0.377 3.452 -0.155 -0.13 0.355 0.409 t tabel Sig t Hipotesis 0.162 ₋ 0.001 Ho ditolak Ha diterima -1.135 1.991 0.26 Ho diterima Ha ditolak 3.88 1.991 0 Ho ditolak Ha diterima F hitung ₌ 12.504 F tabel ₌ 2.725 ₌ 0.000 Sig F ₌ 0.05 Alpha asumsi variabel (X₂ dan X₃) = 0 1.991 c. Nilai koefisien regresi berganda variabel X₂ Sumber : Data primer diolah 2013 bernilai negatif yaitu – 0,155 yang artinya 10 setiap setiap peningkatan brand association Untuk mengetahui apakah Celebrity sebesar satu satuan maka akan menurunkan intensi pembelian sebesar 0.155 dengan Endorcer (X₁), Brand Personality (X₂) dan asumsi (X₁ dan X₃) = 0 Brand Assosiation (X₃) secara bersamaan d. Nilai koefisien regresi berganda variabel X₃ berpengaruh signifikan atau tidak terhadap Intensi Pembelian Sampoo Clear Menthol (Y), bernilai positif yaitu 0,355 yang artinya maka setiap setiap peningkatan brand personality menggunakan uji F (uji koefisien regresi secara sebesar bersama-sama) dengan tingkat signifikansi satu satuan maka akan meningkatkan intensi pembelian sebesar harus diuji signifikansinya dengan 0,05. Tabel 4.7 Uji F 0.355 dengan asumsi (X₁ dan X₂) = 0 Sumber : Data primer diolah 2013 E. Pengujian Hipotesis Pada bagian ini akan dipaparkan Melihat tabel 4.7 di atas dapat diketahui mengenai hasil pengujian hipotesis simultan bahwa nilai Fhitung sebesar 12,504 dan untuk (Uji F) dan hipotesis parsial (Uji t) dari nilai Ftabel pada tingkat signifikansi 0,05 penelitian yang penulis lakukan kepada 80 dengan derajat kebebasan (df) 3 ; 76 {(jumlah orang responden. variabel – 1 = 4 – 1 = 3) ; (n – k - 1 = 80 – 3 - 1 = 76)}, maka diperoleh Ftabel sebesar 2,725. Berdasarkan Uji Simultan (Uji F) 11 hasil yang diperoleh tersebut, maka dapat dilihat bahwa nilai Fhitung > Ftabel (12,504 > 2,725). Hal tersebut berarti Kriteria Pengambilan Keputusan menunjukkan bahwa hasil dari pengujian a. Jika thitung < ttabel, maka menerima Ho hipotesis simultan adalah Ho ditolak. Apabila dan menolak Ha, artinya tidak ada pengaruh Ho ditolak artinya bahwa celebrity endorser, signifikan variabel bebas terhadap variabel brand association dan brand personality secara terikat. bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap intensi pembelian sampoo clear menthol. menerima Ha, artinya ada pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel Uji Parsial (Uji t) Untuk b. Jika thitung > ttabel, maka menolak Ho dan mengetahui apakah Celebrity terikat. Hasil yang didapat dari pengujian hipotesis parsial yaitu sebagai berikut : Endorcer (X₁), Brand Personality (X₂) dan a. Variabel Celebrity Endorcer (X₁) Nilai thitung celebrity endorser adalah Brand Assosiation (X₃) secara bersamaan sebesar 3,452 sedangkan nilai ttabel pada pada tingkat signifikansi 0,05 dengan berpengaruh signifikan atau tidak terhadap derajat kebebasan (df) 76 (df = n – k – 1 = Intensi Pembelian Sampoo Clear Menthol (Y), 80 – 3 – 1 = 76), maka diperoleh ttabel maka dengan sebesar 1,991, artinya thitung > ttabel menggunakan uji t (uji koefisien regresi secara (3,452 > 1,991). Berdasarkan hasil yang parsial) dengan tingkat signifikansi 0,05. didapatkan Tabel 4.8 Uji t menunjukkan bahwa Ho ditolak. Apabila harus diuji signifikansinya Ho ditolak tersebut, berarti maka celebrity hal itu endorcer berpengaruh signifikan terhadap intensi pembelian sampoo clear menthol (Y). b. Variabel Brand Assosiation (X₂) Sumber : Data primer diolah 2013 12 Nilai thitung brand assosiation adalah Untuk mengetahui kontribusi pengaruh sebesar – 1,135 sedangkan nilai ttabel pada celebrity endorser, brand association dan tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat brand personality terhadap intensi pembelian kebebasan (df) 76 (df = n – k – 1 = 80 – 3 – sampoo clear menthol maka, perlu dihitung 1 = 76), maka diperoleh ttabel sebesar berapa nilai koefisien determinasinya (KD). 1,991, artinya thitung < ttabel (-1,135 < Tabel 4. 9 Koefisien Determinasi 1,991). Berdasarkan hasil yang didapatkan tersebut, maka hal itu menunjukkan bahwa Ho diterima. Apabila Ho diterima berarti brand association signifikan terhadap tidak intensi berpengaruh pembelian sampoo clear menthol (Y). Sumber : Data primer diolah 2013 Berdasarkan tabel 4.19 model summary c. Variabel Brand Personality (X₃) dapat diketahui bahwa nilai R² adalah sebesar 0,330, maka nilai koefisien determinasi (KD) celebrity endorser, brand association dan brand personality terhadap intensi pembelian sampoo Nilai thitung brand personality adalah clear menthol, yaitu sebagai berikut : sebesar 3,880 sedangkan nilai ttabel pada KD tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat = 0,330 x 100% kebebasan (df) 76 (df = n – k – 1 = 80 – 3 – = 33% 1 = 76), maka diperoleh ttabel sebesar 1,991, artinya thitung > ttabel (3,880 >1,991). Berdasarkan hasil yang didapatkan tersebut, maka hal itu menunjukkan bahwa Ho ditolak. Apabila Ho ditolak berarti brand personality berpengaruh signifikan terhadap intensi pembelian sampoo clear menthol (Y). Koefisien Determinasi 13 = R² x 100% Melihat hasil perhitungan yang diperoleh di atas, menunjukkan bahwa celebrity endorser, brand association dan brand secara bersamasama memiliki kontribusi pengaruh sebesar 33% terhadap intensi pembelian sampoo clear menthol. Adapun sisanya sebesar 67% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. KESIMPULAN Berdasarkan dan a. Jumlah responden yang digunakan sebagai pembahasan hasil pengujian hipotesis yan telah sampel masih relatif kecil dan belum dilakukan maka diajukan beberapa kesimpulan mewakili penting pengguna shampoo merek Clear secara yang penelitian kepada analisis merupakan yang inti diperoleh dari pada hasil tahapan total populasi keseluruhan, sehingga pengujian statistik yaitu sebagai berikut: akurasi yang a. Hasil penelitian ini. pengujian hasil konsumen mempengaruhi diperoleh didalam hipotesis pertama celebrities endorser b. Masih terdapatnya sejumlah variabel yang yang signifikan juga mempengaruhi intensi pembelian yang terhadap intensi pembelian konsumen pada tidak digunakan didalam model penelitian shampoo merek Clear di Kota Padang. ini seperti mutu dan kualitas produk hingga ditemukan bahwa berpengaruh positif b. Hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa Brand association tidak berpengaruh positif yang signifikan terhadap intensi pembelian konsumen pada shampoo merek Clear di Kota Padang. c. Hasil pengujian hipotesis ketiga ditemukan bahwa brand personality berpengaruh positif yang signifikan terhadap intensi pembelian konsumen pada shampoo merek Clear di Kota Padang. kepuasan yang dirasakan konsumen dalam menggunakan sebuah merek. SARAN Berdasarkan kepada kesimpulan dan keterbatasan penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat memberikan manfaat positif bagi: a. Peneliti dimasa menyarankan mendatang bagi untuk peneliti mencoba menambah jumlah sampel penelitian, saran tersebut dapat dilakukan dengan cara mengganti metode pengambilan sampel, saran tersebut penting untuk meningkatkan KETERBATASAN PENELITIAN Sesuai hipotesis dengan yang menyadari tahapan telah bahwa dilakukan masih ada ketepatan dan akurasi hasil penelitian yang pengujian peneliti sejumlah diperoleh. b. Peneliti dimasa mendatang juga disarankan untuk mencoba menambahkan keterbatasan dan kekurangan didalam penelitian beberapa ini, digunakan didalam penelitian ini seperti secara meliputi: 14 umum keterbatasan tersebut kepuasan, variabel dan baru kualitas yang produk, belum saran tersebut penting untuk meningkatkan ketepatan dan akurasi hasil penelitian yang diperoleh dimasa mendatang. c. Perusahaan disarankan terus mencari figur iklan yang berasal dari kalangan celebrities yang memiliki reputasi dan image yang baik didalam persepsi masyarakat, saran tersebut penting untuk meningkatkan keinginan dan intensitas konsumen dalam membeli produk shampoo Clear Menthol di kota Padang. Kotler, P, Amstrong. 2006. Prinsip Prinsip Pemasaran 2 Edisi 13. Jakarta. Erlangga. Kotler, P, Keller. 2007. Manajemen Pemasaran 1 Edisi 12. Jakarta. Indeks. Kotler, P, Keller. 2007. Manajemen Pemasaran 2 Edisi 12. Jakarta. Indeks. Rangkuti, Freddy. 2004. The Power of Brands : Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. Rangkuti, Freddy. 2004, Riset Pemasaran. Cetakan Kelima. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Ajzen. 2005. Attitudes, Personality and Behavior, New York. Open University Press. Rangkuti, Freddy (2009). Measuring Custumer Satisfaction : Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. Aaker, David and Erich. 2002. Brand Leadership. New York: The Free Press. Royan, Frans M. 2004. Marketing Selebritis. Jakarta. PT. Alex Media Komputindo. Anogara, Pandji. 2000. Manajemen Bisnis. Jakarta. PT. Rineka Cipta. Santoso, Singgih. 2010. Statistik Multivariat, Jakarta. PT Gramedia. Durianto, Darmadi, Sugiarto, & Sitinjak. 2004. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui. Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta. PT. Gramedia Santoso, Singgih. 2003. SPSS Versi 10, ‘Mengolah Data Statistik Secara Profesional’. Penerbit PT.Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Durianto, Darmadi, Sugiarto, dan Lie Joko Budiman. 2004. Brand Equity Ten. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS IBM SPSS19. Edisi 5. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Kotler, P, Amstrong. 2006. Prinsip Prinsip Pemasaran 1 Edisi 13. Jakarta. Erlangga. 15 Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1. Jakarta. Salemba Empat. Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 2. Jakarta. Salemba Empat. Shimp, Terence, A. 2003. Peiklanan, Promo, Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Edisi Kelima, Diterjemahkan oleh Revyani Sjahrial dan Dyah, Jakarta. Erlangga Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi. Jakarta. Erlangga. Shimp, Terence, A. 2007. Integrated Marketing Communication In Advertising and Promotion, Edisi Ketujuh, New York, McGrawHill. 16 Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Ketujuh, Bandung. Alfabeta.