Mengenal Varietas Baru Kemiri Alor

advertisement
Kadar kalsium (Ca) yang tinggi
dalam tanah akan menghambat
kelarutan fosfat alam, sedangkan
tanah yang mempunyai kadar Ca
dan P rendah akan mendorong
pelarutan fosfat alam secara terusmenerus. Tanah Ultisol/Oxisol
umumnya mempunyai kadar Ca
dan P rendah sehingga aplikasi
fosfat alam efektif meningkatkan
ketersediaan Ca dan P tanah bagi
tanaman.
Jenis tanaman juga memengaruhi serapan hara P dari tanah.
Proses metabolisme perakaran
yang mengeluarkan eksudat berupa asam-asam organik menyebabkan daerah sekitar perakaran
menjadi masam sehingga akan
menstimulasi kelarutan pupuk
fosfat alam dalam tanah.
Aplikasi Fosfat Alam
Aplikasi pupuk fosfat alam pada
tanaman pangan dengan dosis 40
kg P2O5/ha/musim tanam dapat
memenuhi kebutuhan hara P tanaman. Pupuk diberikan dalam larikan
setiap barisan tanaman atau ditugal di samping lubang tanam
sedalam 5-7 cm. Aplikasi fosfat
alam dapat juga dilakukan dengan
teknologi rekapitulasi P, yaitu
memberikan pupuk fosfat alam
yang reaktif dengan dosis tinggi
untuk 4-6 musim tanam sebanyak
1 t/ha atau setara dengan 300 kg
P2O5/ha, dengan cara disebar dan
diaduk rata dengan tanah. Teknologi rekapitulasi fosfat alam mempunyai keunggulan, yaitu residunya
bersifat jangka panjang (4-6
musim), menghemat tenaga kerja
aplikasi pupuk, dan meningkatkan
produktivitas tanah dan tanaman.
Aplikasi fosfat alam Chrismast 1
t/ha meningkatkan P potensial dan
P tersedia dalam tanah serta hasil
palawija dan pendapatan petani.
Efisiensi pemupukan P pada lahan kering masam umumnya rendah, hanya15-20%. Sebagian
besar P (80-85%) tertinggal sebagai residu dalam tanah, yang terfiksasi oleh aluminium atau besi
oksida dalam bentuk senyawa AlP dan Fe-P dan pada tanah basa
dalam bentuk Ca-P sehingga
kurang tersedia bagi tanaman. Oleh
karena itu, pemberian fosfat alam
yang bersifat slow release dapat
meningkatkan efisiensi pemupukan
P.
SP-36; (4) meningkatkan efisiensi
pupuk P 10-20% dan bersifat slow
release sehingga residunya dapat
dimanfaatkan untuk musim tanam
berikutnya; dan (5) mengandung
hara Ca, Mg, dan hara mikro serta
sesuai untuk tanah masam. Namun,
penggunaan fosfat alam juga
mempunyai beberapa kendala, antara lain: (1) kadar P2O5 total dalam
fosfat alam sangat bervariasi sehingga menyulitkan dalam pengadaan, perdagangan, dan penggunaannya; (2) fosfat alam mempunyai kadar P2O5 total dan kelarutan
yang bervariasi sehingga respons
tanaman terhadap pemupukan
berbeda-beda; (3) ukuran butirnya
halus sehingga menyulitkan aplikasinya; (4) respons tanaman sangat dipengaruhi oleh sifat tanah,
tanaman, kondisi lingkungan, dan
cara pemupukan; serta (5) beberapa fosfat alam mengandung
logam berat cukup tinggi sehingga
dapat mencemari lingkungan
(Wiwik Hartatik) .
Keuntungan dan Kelemahan
Penggunaan Fosfat Alam
Keuntungan menggunakan fosfat
alam secara langsung yaitu: (1) dapat menghemat energi dan mengurangi pencemaran yang diakibatkan industri pupuk; (2) harga
per satuan hara lebih murah; (3)
efektivitasnya sama atau kadang
lebih tinggi dibandingkan dengan
Informasi lebih lanjut hubungi:
Balai Penelitian Tanah
Jalan Ir. H. Juanda 98
Bogor 16123
Telepon : (0251) 8336757
Faksimile : (0251) 8321608
E-mail
:
[email protected]
Mengenal Varietas Baru Kemiri Alor
Kemiri Alor diperkirakan telah berkembang di Kabupaten Alor lebih dari 80 tahun. Tetuanya diduga berasal
dari Maluku. Kemiri Alor memiliki ciri khas tempurungnya tipis sehingga mudah dipecahkan. Kadar minyaknya
sekitar 52%. Bentuk gelondongnya mirip kura-kura, bagian punggung agak bulat dan ujungnya runcing, Bagian
perut agak datar, warnanya coklat kehitaman, dan permukaannya tidak rata. Daging bijinya berwarna krem
mengkilap. Di pasaran, kemiri Alor termasuk kualitas satu.
K
emiri (Aleurites moluccana
Willd.) berasal dari Kepulauan
Maluku. Atas dasar itu maka spesies ini disebut moluccana, berasal
dari kata moluccas yang artinya
Maluku.
12
Di Kepulauan ALor, menurut
informasi penduduk setempat,
tanaman kemiri sudah menyebar
sejak zaman VOC. Saat itu, buahnya hanya digunakan untuk keperluan penerangan. Kemiri Alor
diduga berasal dari Maluku. Dugaan
tersebut cukup beralasan karena
Kepulauan Alor berbatasan dengan
Maluku sehingga memungkinkan
masyarakat kedua wilayah tersebut saling melintas. Selain itu,
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Daun dan mata daun
berwarna merah
Bentuk dan warna daun kemiri Alor.
Tanaman kemiri Alor umur 15 tahun.
secara alami kemiri dari Maluku
dapat terbawa melalui pergerakan
arus laut dan burung ke Kepulauan
Alor.
Luas areal tanaman kemiri di
Kabupaten Alor menempati urutan
kedua tertinggi (6.299 ha) setelah
jambu mete (9.817 ha). Luas areal
tanaman kemiri menghasilkan (TM)
mencapai 5.406 ha, melebihi jambu
mete yang hanya 3.361 ha. Produksi kemiri mencapai 4.217 t/
tahun, sedangkan jambu mete
hanya 1.424 t/tahun. Usaha tani
kemiri melibatkan 7.722 kepala
keluarga (KK). Hal ini mengindikasikan kemiri merupakan komoditas strategis di Kabupaten Alor.
Kemiri Alor mempunyai ciri
khas kulit gelondong atau tempurungnya tipis sehingga mudah
dipecahkan. Selain tempurungnya
tipis, kandungan minyaknya cukup
tinggi, yaitu sekitar 52%. Kemiri
Alor telah dilepas sebagai varietas
unggul spesifik lokasi pada
September 2010.
Karakteristik Vegetatif
Tanaman kemiri Alor yang berumur lebih dari 80 tahun berbentuk payung, dan ditemukan hampir
Volume 33 Nomor 1, 2011
di setiap lokasi. Tanaman yang
berumur sekitar 15 tahun berbentuk piramid dan umumnya tumbuh
di areal terbuka.
Daun tanaman kemiri Alor dewasa berbentuk delta, membesar
di bagian pangkal, agak memanjang dengan ujung meruncing. Pada
stadium benih, daun berbentuk jari
atau berlekuk. Bagian pucuk muda
ditumbuhi bulu-bulu daun yang
berwarna coklat muda. Warna,
bentuk, dan ukuran daun seragam,
kecuali warna dua mata pada bagian pangkal daun, yakni hijau dan
merah.
Ukuran daun bukan merupakan
ciri suatu aksesi kemiri, karena
ukuran daun lebih dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan, seperti kesuburan tanah dan musim. Pada lahan
marginal di musim kemarau, ukuran
daun relatif kecil dengan warna
agak kuning. Pada musim hujan,
daun berukuran agak besar dengan
warna lebih hijau. Setiap daun
kemiri Alor memiliki satu sampai
dua mata pada bagian pangkal tangkai daun dewasa dengan warna
hijau sampai merah muda. Mata
daun kemungkinan berasal dari
kelopak daun yang berubah bentuk
menjadi bola mata yang berwarna.
Kemiri yang tumbuh di luar Alor
umumnya mempunyai mata daun
berwarna hijau, seperti kemiri
sunan.
Karakteristik Generatif
Mahkota bunga kemiri Alor berwarna putih dan benang sarinya
kuning. Jumlah daun mahkota tiap
kuntum bunga 5 lembar/bunga dan
jumlah benang sari terbanyak 12.
Jumlah bunga per tangkai bekisar
antara 1.540-1.757 bunga. Namun, dari jumlah tersebut yang
menjadi buah muda hanya 108-140
buah atau sekitar 10% dan yang
menjadi buah matang petik hanya
8-13 buah/tangkai atau 0,7%.
Jumlah buah muda per tangkai yang
cukup tinggi membuka peluang
untuk meningkatkan produksi melalui peningkatan jumlah buah
matang per tangkai. Perlu pula
diteliti peluang meningkatkan
produksi melalui jumlah bunga per
tangkai.
Karakteristik Produksi
Produksi kemiri Alor selama tiga
tahun berturut-turut (2008-2010)
relatif stabil, hanya pada tahun
13
Bunga kemiri Alor.
2010 menurun karena pohon contoh belum dipanen seluruhnya
(Tabel 1). Di samping itu, curah
hujan yang tinggi dan berkepanjangan diduga berpengaruh
kurang baik terhadap produksi
buah. Kemiri Alor berbuah lebat
setahun sekali pada bulan AgustusOktober. Waktu berbuah setiap
pohon tidak bersamaan sehingga
terkesan waktu berbuah lebih dari
satu kali dalam setahun.
Buah kemiri Alor (atas) dan daging biji (bawah).
Karakteristik Buah dan Biji
Bobot buah kemiri Alor berkisar
antara 65,4-75,6 g dan daging
buahnya 43,2-53,2 g. Daging buah
dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
organik. Bobot gelondong biji berkisar antara 10,6-13,4 g/butir atau
72-95 butir/kg dengan ukuran panjang dan lebar antara 2,6-3,3 cm.
Buah kemiri Alor mudah dikenali karena jika ditelungkupkan
bentuknya menyerupai kura-kura.
Pangkal buahnya mirip pangkal
tempurung kura-kura. Demikian
pula ekornya meruncing mirip ekor
kura-kura dengan punggung dan
perut coklat kehitaman. Bentuk
Tabel 1. Produktivitas pohon induk terpilih kemiri Alor selama tiga tahun, 20082010.
2008
2009
20101)
Rata-rata
Bobot
gelondong/
butir
(g)
Abad
Pintu Mas
Morba
127
126
130
121
91
86
116,00
111,00
12,56
11,97
Kabola
Kopidil
Otvai
139
129
138
132
101
105
126,00
122,00
13,19
12,05
Abal
Alila Selatan
Alila
114
105
118
123
96
89
109,33
105,67
12,44
10,64
Lokasi
1)
14
Produktivitas gelondong basah
(kg/pohon)
Pohon contoh belum dipanen seluruhnya.
perut mendatar dengan permukaan
yang tidak rata. Bagian punggung
buah agak menggembung/membulat dengan permukaan yang
tidak rata.
Rendemen daging biji sekitar
35-39% atau setiap 2,56-2,86 kg
gelondong menghasilkan 1 kg daging biji. Kulit/tempurung gelondong
tergolong tipis, hanya 0,2-0,3 cm,
sehingga mudah dipecahkan dengan sekali pukul. Daging biji berwarna krem mengilap dengan
kandungan minyak 52%. Di pasaran, daging buah kemiri Alor termasuk ke dalam kualitas satu (Edi
Wardiana) .
Informasi lebih lanjut hubungi:
Balai Penelitian Tanaman Rempah
dan Aneka Tanaman Industri
Jalan Raya Pakuwon km 2,
Parungkuda
Sukabumi 43357
Telepon : (0266) 7070941
Faksimile : (0266) 6542087
E-mail
:
[email protected]
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Download