BAB V PENUTUP 5.1. Kelayakan Model Bisnis Penulis yakin bahwa Wedding Journal merupakan sebuah model bisnis yang layak dan dapat dilaksanakan. Berikut ini pemaparan mengenai beberapa alasannya. 1. Perspektif Pasar dan Industri Berdasarkan perspektif pasar dapat diketahui bahwa pasar yang dimiliki oleh Wedding Journal termasuk pasar yang besar dan memiliki peluang untuk berkembang kearah yang positif. Oleh karena itu, industri wedding organizer tentunya akan terus bertumbuh seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan masyarakat Indonesia yang sebagian besar berada pada status ekonomi menengah. Seseorang yang berada di status ekonomi menengah akan menganggap pernikahan bukan sekedar kebutuhan dasarnya, melainkan ada kebutuhan sosial dan aktualisasi diri melalui lifestyle dari tren pernikahan saat ini. Pernikahan dapat menjadi tren dan dapat mengalami pertumbuhan yang sangat cepat dan hal ini merupakan kebutuhan manusia yang mendasar untuk memiliki pasangan seumur hidup. Namun, dibalik semua itu, yang tidak akan mengalami penurunan dan terus bertumbuh adalah Wedding Expo yang menjadi wadah bagi para vendor wedding organizer untuk terus memasarkan dirinya untuk lebih dikenal oleh masyarakat luas sehingga calon pengantin akan memesan acara pernikahan melalui vendor-vendor tersebut. Selain itu, berdasarkan survei yang telah 238 239 dilakukan oleh Wedding Journal, secara keseluruhan minimal sebanyak 91% (48 dari 50 responden) calon pengantin tertarik dengan adanya aplikasi wedding organizer seperti Wedding Journal ini. Begitupun dengan para vendor, minimal sebesar 82% (41 dari 50 responden) menyatakan ingin bergabung ke dalam aplikasi Wedding Journal. Dari kesimpulan data diatas, dapat diketahui bahwa target pasar Wedding Journal sangat memungkinkan untuk diminati dari kedua belah pihak, baik pihak customer/pelanggan maupun dari pihak vendor. Dan untuk kedepannya, Wedding Journal dapat mengembangkan serta memperluas bisnisnya baik dalam skala domestik maupun internasional. Hal ini menunjukkan peluang yang besar bagi Wedding Journal. 2. Perspektif Acara Pernikahan Wedding Journal Berdasarkan perspektif acara pernikahan yang diadakan oleh Wedding Journal, penulis meyakini bahwa Wedding Journal akan dapat berkembang dengan baik. Hal itu karena Wedding Journal memiliki komitmen untuk fokus dalam menyelenggarakan acara-acara yang berkaitan dengan pernikahan calon pengantin. Dengan fokus tersebut tentu saja akan banyak inovasi yang dapat dikembangkan oleh Wedding Journal dalam menyelenggarakan sebuah acara. Lebih lanjut, Wedding Journal juga memberikan fasilitas yang akan memberikan kenyamanan kepada pelanggannya dan kepada vendor yang berpartisipasi seperti contohnya menerapkan sistem pembayaran cashless atau online transfer payment yang dapat terus dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas dari sistem 240 tersebut yang akhirnya akan memberikan kenyamanan yang baik kepada para pelanggan maupun para vendor. Selain itu, Wedding Journal juga memiliki konsep integrated customer experiences yang dapat mengakomodasi berbagai kebutuhan calon pengantin yang akan menyelenggarakan acara pernikahan melalui Wedding Journal baik dari segi usia, gender, dan lainnya. Selain itu, bisnis ini memudahkan calon pengantin yang sibuk dan tidak punya waktu banyak dalam beraktifitas dalam mempersiapkan pernikahan. Dalam aplikasi ini, Wedding Journal juga memiliki beberapa kelebihan seperti Just-In-Time, harga yang bersaing, dan bisa mendapatkan personal assistant dengan membeli paket pernikahan yang tersedia. Aplikasi sangatlah mudah untuk digunakan bagi masyarakat umum di Indonesia, sehingga bisnis ini sangatlah layak untuk diaplikasikan kedepannya. 3. Perspektif Keuangan Dari segi keuangan, penulis meyakini bahwa bisnis Wedding Journal ini sangat menjanjikan dan layak untuk dijalankan. Modal yang dibutuhkan untuk bisnis ini juga dapat diakatakan memang besar, namun dapat menghasilkan laba hingga milyaran rupiah. Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi laba rugi yang telah dikerjakan, bisnis ini memiliki tren pertumbuhan laba yang baik di mana margin laba kotor yang dihasilkan dapat mencapai 26%-40% per tahunnya tergantung dari skenario yang ada. Jangka waktu pengembalian investasi perusahaan juga cukup baik, dilihat dari perhitungan payback period perusahaan dari segi best case yang hanya berkisar 1,03 tahun (13 bulan) bila perusahaan dapat menjalankan bisnis ini 241 dengan maksimal. Dilihat dari nilai perhitungan IRR-nya dari segi normal case dan best case yakni berkisar antara 20% hingga 37% tergantung dari asumsi yang digunakan, terlihat jelas bahwa Wedding Journal memiliki prospek keuntungan investasi yang jauh lebih baik bila dibandingkan dengan investasi dalam bentuk deposito di bank. 5.2. Batasan Model Bisnis Setiap model bisnis mempunyai batasannya masing-masing, begitupun dengan model bisnis Wedding Journal. Adapun batasan dari Wedding Journal adalah sebagai berikut: 1. Batasan Sumber Daya Manusia Pada permulaan bisnis ini dilaksanakan, pekerja yang menjalankan pekerjaannya tidak terlalu banyak, sedangkan sebuah acara pernikahan memerlukan banyak sumber daya manusia untuk mengatur jalannya acara. Wedding Journal mungkin kedepannya akan melakukan outsourcing jika tambahan pekerja dibutuhkan. 2. Batasan Kepercayaan Karena bisnis ini merupakan bisnis jasa yang sangat membutuhkan kepercayaan dari pelanggan maupun vendor, oleh karena itu Wedding Journal membutuhkan nama baik dan pengalaman untuk dapat membuktikan hal tersebut. Diawal mula Wedding Journal didirikan ada batasan kepercayaan calon pengantin terhadap Wedding Journal. Untuk mengurangi batasan tersebut, Wedding Journal memilih untuk memaka strategi pemasaran yaitu promosi melalui sosial media maupun media-media lainnya dan experienced 242 marketing dalam bentuk testimonial untuk meningkatkan citra dan nama Wedding Journal. 5.3. Pengembangan Model Bisnis Berikut ini merupakan pengembangan usaha yang dapat Wedding Journal lakukan setelah lima tahun berjalan, sebagai berikut: 1. Program membership plus card, di mana Wedding Journal akan memberikan membership ID yang dapat digunakan konsumen sebagai sarana untuk menjaga hubungannya dengan Wedding Journal. Melalui program tersebut, konsumen akan diberikan informasi terbaru seputar acara-acara yang akan diadakan oleh Wedding Journal juga promosi-promosi yang diberikan oleh Wedding Journal kepada pengantin yang pernah atau telah memakai jasa ini. Contohnya yaitu pada program Wedding Anniversary atau Family Moment kedepannya, dimana dengan membership card ini, pelanggan akan mendapatkan diskon sesuai dengan acara yang mereka pilih. Atau bisa juga kepada sanak saudara yang ingin melangsungkan pernikahan yang direkomendasikan oleh pengantin yang telah memakai jasa Wedding Journal ini. Dalam hal ini, Wedding Journal dapat membangun Brand Community sehingga tercipta kesempatan baru dalam industry ini. 2. Program tambahan seperti Wedding Anniversary dan Family Moment. Tidak hanya tentang pernikahan yang akan di selenggarakan oleh Wedding Journal, tetapi para pasangan yang telah menikah pun dapat merayakan kembali hari jadi mereka yang kelima, kesepuluh, keduapuluh, atau bahkan kelimapuluh tahun mereka telah menjalin kebersamaan dalam keluarga. Juga, Wedding 243 Journal kedepannya ingin menambahkan family moment yaitu acara keluarga yang dapat diselenggarakan oleh keluarga besar sebagai hari peringatan kebersamaan mereka. 3. Penerapan sistem Premium Advertising. Seiring berjalannya waktu, penulis yakin bahwa Wedding Journal akan memiliki banyak konsumen di berbagai daerah. Hal ini tentunya akan membuat acara pernikahan yang diadakan melalui Wedding Journal semakin ramai, untuk itu perolehan pendapatan dari vendor yang hanya berupa komisi saja sudah tidak cukup, dengan begitu Wedding Journal akan mencoba untuk melakukan sistem premium advertising di saat Wedding Journal sudah terkenal di mata masyarakat. 4. Pengadaan acara di luar kota, seluruh Indonesia, dan bahkan internasional. Seiring berjalannya waktu, Wedding Journal tidak hanya membuat acara di daerah Jakarta saja, tetapi Wedding Journal ingin memperluas pasar dengan mengadakan acara di luar kota, seperti Bandung, Bogor, Jogja, Semarang, dan tempat-tempat lain di Indonesia atau bahkan internasional seperti Singapore, Thailand, Malaysia, dan Hong Kong. 5. Wedding Journal juga berencana untuk bekerja sama dengan Lembaga Pemerintahan, bank, maupun pihak asuransi untuk mengadakan acara-acara pernikahan yang berskala lokal, regional, nasional bahkan internasional untuk memberikan keuntungan bagi sebuah daerah tertentu di Indonesia yang daerahnya menjadi lokasi acara Wedding Journal. Tentu saja hal ini dapat terwujud saat Wedding Journal telah memiliki reputasi yang baik. 6. Crowd Surcing: Wedding Journal memberikan produk yang berbeda dari kebanyakan Wedding Organizer pada umumnya, dengan mengfokuskan 244 pilihan-pilihan atau tema acara pernikahan yang tidak seperti biasanya (niche). Kedepannya, Wedding Journal ingin menambahkan pilihan-pilihan atau tema-tema yang berkaitan dengan acara pernikahan sehingga memberikan inspirasi tambahan bagi para calon pengantin. 7. Revenue Sharing: Kedepannya, Wedding Journal akan bekerja sama dengan vendor dalam pembagian keuntungan apabila Wedding Journal mendapatkan banyak konsumen pada jumlah tertentu. Hal ini dapat memacu Wedding Journal dalam mendapatkan dan menarik calon pengantin yang lebih banyak.