perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB I

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan
media
yang
semakin
pesat
serta
seiring
berkembangnya teknologi yang begitu pesat, mendorong banyak pihak
menggunakan perkembangan-perkembangan tersebut untuk menguasai
pasar. Terlebih dengan munculnya media televisi, kini semakin
mempermudah khalayak untuk memperoleh informasi ataupun hiburan
karenanya. Dari hal tersebut
memaksakan para pelaku media berlomba
lomba untuk menyajikan program program acara ataupun sajian audio
visual yang dibutuhkan serta disukai oleh masyarakat pada umumnya.
Dengan adanya media televisi di mana mampu memenuhi
kebutuhan akan informasi ataupun hiburan, sangat berdampak bagi
khalayak luas baik itu sebuah program acara ataupun hanya melalui sebuah
iklan. Hal tersebut mampu membuat orang secara langsung mendapatkan
informasi yang dibutuhkan tanpa waktu yang lama, disinilah peran televisi
demikian penting dan dibutuhkan oleh khalayak luas. Di dalam
perkembangannya, televisi sendiri juga tidak lepas dari peranan individuindividu yang berpotensi, trampil dan berbakat, didalamnya sehingga dapat
memenuhi kebutuhan khalayak akan informasi dan hiburan.
Televisi sendiri berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu
tele(Bahasa Yunani) yang berarti jauh, dan visi (videre bahasa latin) berarti
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
penglihatan. Dengan demikian televisi yang dalam bahasa Inggrisnya
television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan
dengan gambar, dan suara yang diproduksi disuatu tempat (studio televisi)
dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah perangkat penerima
(televiset).Istilah television sendiri dicetuskan pada tanggl 25 Agustus
1900 di kota Paris, yang saat itu di kota tersebut berlangsung pertemuan
para ahli bidang elektronika dari berbagai Negara.( J.B. Wahyudi, 1989 )
Sedangkan definisi televisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah pesawat sistem penyiaran gambar obyek yang bergerak yang
disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan
menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara)
menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas
cahaya dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar, digunakan untuk
penyiaran pertunjukan, berita, dan lain sebagainya. Menurut UndangUndang Penyiaran nomor 24 tahun 1997,BAB IIpasal 4 televisi sendiri
memiliki tujuan, bahwa penyiaran bertujuan untuk menumbuhkan dan
mengembangkan sikap mental masyarakat Indonesia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa dan membangun masyarakat yang adil dan makmur.
Fungsi,televisi pada dasarnya adalah sebagai alat atau media massa
elektronik yang digunakan untuk memperoleh sejumlah informasi,
hiburan, pendidikan dan sebagainya.Sesuai dengan Undang-undang
Penyiaran nomor 24 tahun 1997 BAB II pasal 5 berbunyi, “Penyiaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
mempunyai fungsi sebagai media informasi dan penerangan , pendidikan
dan hiburan, yang memperkuat idiologi,politik, ekonomi, sosial budaya
serta pertahanan dan keamanan”. Dari hal tersebut fungsi televisi secara
umum menurut Undang-undang sangat baik karena memiliki fungsi
sebagai berikut:
1. Media informasi dan penerangan
2. Media pendidikan dan hiburan
3. Media untuk memperkuat idiologi,politik, ekonomi, sosial
budaya
4. Media pertahanan dan keamanan
Dari penjelasan diatas tentu juga tidak luput juga tentang pengaruh
televisi terhadap khalayaknya, dengan media televisi seseorang dapat
memberi informasi terlebih juga mampu mempengaruhi orang lain agar
masuk dalam sebuah maksut yang diinginkan orang tersebutn dengan
melalui iklan.
Melalui sajian audio visual yang disajikan diharapkan akan mampu
membangun sebuah citra atau image akan sebuah tayangan program
ataupuin iklan. Dari hal tersebut kita mampu menilai kesuksesan sebuah
iklan atau program acara melihat akan seberapa respon yang diberikan
oleh khalayak akan hal tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah
televisi mampu hidup karena peran sebuah iklan, hal tersebut tentunya
semakin memicu para produsen iklan untuk menyajikan sebuah iklan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
berkualitas dan berbobot bahkan dengan tujuan untuk menciptakan brand
aware dalam benak setiap pemirsanya.
Seiring dengan berkembangnya media sendiri tenbtu tidak luput
kaitannya dengan kelangsungan peoses komunikasi. Disini media
sangatlah berpengaruh dalam penyampaian komunikasi dari satu individu
keindividu lainnya, seperti yang kita tahu terdapat beberapa komponen
komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Harold Lasswell (Lasswell
1960). Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):
1. Who? (siapa/sumber).
Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu
komunikasi,bisa
seorang
individu,kelompok,organisasi,maupun
suatu negara sebagai komunikator.
2. Says What? (pesan).
Apa
yang
akan
disampaikan/dikomunikasikan
penerima(komunikan),dari
sumber(komunikator)atau
kepada
isi
informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang
mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3
komponen pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan
makna,dan bentuk/organisasi pesan.
3. In Which Channel? (saluran/media).
Wahana/alat
untuk
menyampaikan
pesan
dari
komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media
cetak/elektronik dll).
4. To Whom? (untuk siapa/penerima).
Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan
darisumber.Disebuttujuan(destination)/pendengar(listener)/khalaya
k(audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik(decoder).
5. With What Effect? (dampak/efek).
Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah
menerima
pesan
dari
sumber,seperti
perubahan
sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.
Pemasar memanfaatkan berbagai media iklan sebagai alat untuk
mengkomunikasikan produknya dengan tujuan untuk mempengaruhi sikap
konsumen dengan tujuan agar tercipta keputusan pembelian konsumen
terhadap produk. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan,
pengetahuan, sikap, dan keyakinan konsumen terhadap suatu produk atau
merek dan akhirnya akan mempengaruhi konsumen untuk membeli
produk.Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku
dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu
objek tertentu. Sarana utama pada terbentuknya sikap terhadap barangbarang dan jasa-jasa adalah melalui pengalaman langsung konsumen
dalam mencoba dan menilai barang atau jasa tersebut (Schiffman &
Kanuk, 2008: 222). Untuk itu pemasar memanfaatkan berbagai media
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
sebagai alat penunjang untuk mengkomunikasikan produk dan jasanya,
salah satunya melalui media iklan.(http://ejournal.unsrat.ac.id)
Sebagai contoh nyata yang dapat kita jumpai sekarang ini adalah
munculnya berbagai iklan gedget yang mulai menjamur. Melihat dari
konsepnya dibuat sedemikian rupa agar khalayak tertarik dan mau
membeli produk tersebut, disamping itu produsen iklan juga memiliki
tujuan utama yakni menciptakan “brand aware” pada benak khalayak akan
produk mereka. Selain itu juga tak sedikit para produsen bersaing untuk
menawarkan produk mereka tentunya dengan menyajikan berbagai fitur
canggih serta dikemas dalam balutan iklan yang menarik pula.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
masalahnya sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan smartphone
(gadget) di televisi dengan pengambilan keputusan pembelian smartphone
(gadget) dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih angkatan 20122013?
2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dalam
lingkungan sekolah dengan pengambilan keputusan pembelian smartphone
(gadget) dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih angkatan 20122013 ?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan smartphone
(gadget) di televisi dan interaksi sosial dalam lingkungan sekolah dengan
pengambilan keputusan keputusan pembelian smartphone (gadget)
dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih angkatan 2012-2013 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan atas rumusan masalah diatas, penulis menyimpulkan tujuan
penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan data tentang
hubungan antara terpaan iklan
smartphone (gadget) di televisi dengan pengambilan keputusan pembelian
smartphone (gadget) dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih
angkatan 2012-2013
2. Untuk mendapatkan data tentang hubungan antara interaksi sosial dalam
lingkungan sekolah dengan pengambilan keputusan pembelian smartphone
(gadget) dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih angkatan 20122013
3. Untuk mendapatkan data tentang hubungan terpaan iklan smartphone
(gadget) di televisi dan interaksi sosial dalam lingkungan sekolah secara
bersama-sama dengan pengambilan pengambilan keputusan pembelian
smartphone (gadget) dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih
angkatan 2012-2013
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
D. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas penulis memberikan batasan
masalahterhadap penelitian ini, Adapun tujuan dari batasan masalah adalah
supaya penelitian tidak melebar dan tetap fokus terhadap ulasan.dengan ini
berikut batasan masalah:
1. Penelitian berpusat pada khalayak pengguna dan penikmat media televisi
2. Penelitian berpusat pada khalayak yang berada di SMP Pelita Nusantara
Kasih Surakarta sehingga tidak melibatkan khalayak yang berada di lokasi
lain.
E. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sebuah karya ilmiah
yang akurat terhadap masalah yang diteliti yakni tentang hubungan “
terpaan iklan smartphone pada televisi dan interaksi lingkungan terhadap
keputusan pembelian smartphone dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara
Kasih”, sehingga dapat memberikan sumbangsing
dan masukan bagi
pengembangan ilmu penelitian dibidang komunikasi.
2. Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi dokumen rekomendasi yang
tepat sebagai bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan terhadap
masalah serupa apabila dimasa yang akan datang dilakukan lagi penelitian
seperti ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
F. Landasan Teori
1. Teori Periklanan
Pada tahun 1923 Claude Hopkins menulis sebuah buku yang
berjudul “Scientific Advertising”. Dibagian awal Ia menulis : “Telah tiba
saatnya bagi iklan menjadi sebuah ilmu tersendiri”. Hopkins yang dikenal
sebagai penulis naskah (copywriter) iklan kelas satu, hanya mengartikan
sebuah iklan sebagai pengiriman lembar penawaran atau promosi lewat
pos. di masanya, iklan memang masih sangat sederhana, meskipun
demikian Hopkins melalui bukunya sangat yakin bahwa banyak potensi
yang dapat digali melalui sebuah iklan.
Pengiriman penawaran produk lewat pos sampai sekarang masih
penting, namun seperti yang diperlihatkan media massa, cara beriklan kini
sudah sangat bervariasi. Seperti yang dikemukakan oleh Hopkins, kegiatan
beriklan tidak sepenuhnya intuitif, karena pada kenyataannya banyak
menerapkan kaidah-kaidah ilmu sosial dalam memperkirakan dan
mencoba mempengaruhi perilaku konsumen. Seiring berkembangnya
zaman periklanan kini dirasa telah sangat jauh berkembang dan sangatlah
canggih, dan terlalu rumit diuraikan disini. Dalam bukunya yang berjudul
“Advertising” Albert Frey meneruskan pemikiran dari teori Hopkins, Ia
menyebutkan tentang empat jenis bujukan dari sebuah iklan terhadap para
konsumennya, yaitu:
Bujukan Primer, dimaksutkan agar konsumen membeli satu jenis
produk tertentu. Bujukan Selektif, agar konsumen membeli merek tertentu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
Bujukan Emosional, menggugah emosi konsumen agar membeli sesuatu.
Bujukan Rasional, agar konsumen mau berfikir dalam memilih suatu
produk.
Pada dasarnya iklan sendiri adalah sebuah penyampaian sebuah
komunikasi persuasive yang dibuat oleh produsen iklan itu sendiri dengan
tujuan menyampaikan pesan yang akan disampaikan kepada khalayak, dan
tak jarang sebuah iklan mampu mengubah sebuah perilaku dari khalayak
itu sendiri. Sebuah iklan dapat digunakan untuk menggiring pola piker
serta tindakan dari khalayak yang tentunya diinginkan oleh sang pembuat
iklan. Kekuatan sebuah iklan juga mampu menghipnotis khalayak untuk
menggunakan sebuah merek atau juga menngikat pola pikir khalayak
terhadap sebuah brand tertentu. Seperti penjelasan dibawah ini, bahwa
terdapat pembagian ekuitas dari sebuah brand:
Gambar1.0
(Sumber :Kotler, P. dan Keller, K.L. dalam Handayani, 2010 : 62)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa ekuitas merek terdiri dari 5 atribut
yaitu:
1) Brand Awareness (Kesadaran Merek)
Aaker dalam Handayani (2010:64) mendefinisikan brand
awareness sebagai kemampuan dari seorang pelanggan potensial untuk
mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan
bagian dari kategori atau produk tertentu. Bagian dari suatu kategori
produk perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat
antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.
Kemampuan pelanggan untuk mengenali atau mengingat suatu
merek produk tergantung pada tingkat komunikasi atau persepsi
pelanggan terhadap merek produk yang ditawarkan. Berikut adalah
tingkatan dari brand awareness (Handayani, 2010:64):
a) Unware of brand
Pada tahapan ini, pelanggan merasa ragu atau tidak yakin
apakah sudah mengenali merek yang disebutkan atau belum.
b) Brand recognition
Pada tahapan ini, pelanggan mampu mengenditifikasi
merek yang disebutkan.
c) Brand recall
Pada tahapan ini, pelanggan mampu mengingat merek
tanpa diberikan stimulus.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
d) Top of mind
Pada tahapan ini, pelanggan mengingat merek sebagai yang
pertama kali muncul di pikiran saat berbicara mengenai kategori
produk tertentu.
2) Perceived Quality (Persepsi Kualitas)
Menurut Durianto (2004:96) “perceived quality adalah persepsi
konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau jasa layanan dengan
maksud yang diharapkan konsumen”. David Aaker mendefinisikan
perceived quality sebagai „persepsi pelanggan terhadap kualitas atau
keunggulan suatu produk atau jasa sehubungan dengan tujuan yang
diinginkannya, dibandingkan dengan alternatif lain” (Handayani, 2010 :
73). Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa
dapat menentukan nilai dari produk atau jasa dan berpengaruh secara
langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas terhadap
merek.
3) Brand Association (Asosiasi Merek)
David Aaker dalam bukunya Managing Brand Equity seperti
yang diikuti oleh Handayani (2010:66)
mendefinisikan brand
association sebagai “Segala sesuatu yang terhubung di memori
pelanggan terhadap suatu merek”. Asosiasi merek merupakan kesan
yang muncul di benak konsumen yang terkait dengan ingatan mengenai
suatu merek (Durianto, 2004:69). Kesan tersebut akan semakin
meningkat seiring dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
dalam mengkonsumsi suatu merek. Merek yang memiliki kesan kuat di
benak konsumen akan memengaruhi konsumen dalam menentukan
pilihan dalam pembelian.
4) Brand Loyalty (Loyalitas Merek)
Menurut Durianto (2004:126) brand loyalty merupakan ukuran
kedekatan pelanggan pada sebuah merek. Konsumen yang loyal pada
umumnya akan melanjutkan penggunaan merek tersebut walaupun
dihadapkan dengan banyak alternatif merek produk pesaing yang
menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul. Dari penjelasan di
atas diuraikan beberapa ekuitas suatu merek terhadap khalayak, dalam
hal ini peneliti mengartikan bahwa dari ekuitas tersebut dirasa akan
memunculkan rangsangan terhadap khalayak untuk mengetahui atau
bahkan bergerak pada tahapan berikutnya yakni terjadinya proses
pembelian suatu produk yang diakibatkan oleh dorongan atau terpaan
iklan itu sendiri.
Dari penjelasan tentang ekuitas merek seperti yang ada diatas
dapat kita analogikan sesuai dengan fenomena yang tengah terjadi
dalam penelitian ini sendiri, tahapan ekuitas lebih condong pada
tahapan Brand Image terhadap suatu produk, hal tersebut dapat dilihat
ketika konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk sebenarnya
mereka memiliki alasan-alasan tertentu dalam memilih sebuah produk,
misalnya merasa puas dengan kualitas dan pelayanan yang ditawarkan
produk tersebut. Ada pula konsumen yang membeli barang berdasarkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
kebutuhan akan suatu barang dan tidak sedikit konsumen yang membeli
suatu produk secara spontanitas, maksudnya konsumen membeli
produk tersebut tanpa ada rencana untuk membeli sebelumnya atau
tanpa adanya pertimbangan-pertimbangan khusus ketika memutuskan
untuk membeli.
Menurut Peter dan Olson (2000:162) keputusan pembelian
adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan
untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah
satu diantaranya. Jika konsumen tidak memiliki pengalaman dengan
suatu produk, mereka cenderung untuk mempercayai merek yang
disukai atau yang terkenal (Schiffman dan Kanuk 2008:173). Alasan
inilah yang mendorong perusahaan untuk memperkuat posisi mereknya
agar tercipta brand image yang positif dan menancap kuat di benak
konsumen karena melalui brand image (citra merek), konsumen mampu
mengenali sebuah produk, mengevaluasi kualitas, mengurangi resiko
pembelian, dan memperoleh pengalaman dan kepuasan dari diferensiasi
produk tertentu (Lin dkk, 2007:122).
Brand image adalah persepsi tentang merek yang merupakan
refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut
(Ferrinadewi, 2008:165). Komponen dari brand image menurut Biel
(1992) dalam jurnal Xian, dkk (2011:1876) terdiri dari citra perusahaan,
citra pemakai dan citra produk. Citra perusahaan merupakan gambaran
perusahaan di mata konsumen berdasarkan pengetahuan, tanggapan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
serta pengalaman konsumen terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Citra pemakai merupakan sekumpulan karakteristik dari konsumen
yang dihubungkan dengan ciri khas dari konsumen suatu merek.
Sedangkan citra produk merupakan gambaran produk di mata
konsumen berdasarkan pengetahuan, tanggapan serta pengalaman
konsumen terhadap produk yang bersangkutan.
2. Teori Komunikasi Pemasaran
Dengan mengacu fenomena di atas kita dapat melihat teori yang
mampu menjadi dasar dari fenomena tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti
mengambil sebuah teori tentang teori komunikasi pemasaran, Komunikasi
pemasaran
merupakan
elemen
penting
dalam
berjalannya
suatu
perusahaan.Hal ini seperti yang sebutkan oleh Kotler dan Keller (2007)
bahwa komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan
dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk dan mengingatkan
konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk dan merek yang
mereka
jual.
Menurut
Sulaksana
komunikasi
pemasaran
ialah
mengkomunikasikan produk atau perusahaan kepada pasar sasaran dengan
memberikan informasi apa yang hendak ditawarkan inilah yang disebut
dengan komunikasi pemasaran (Sulaksana, 2003, p.23). Sedangkan menurut
Nickles (Dharmmesta, 1990: 56), komunikasi pemasaran merupakan
kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual yang sangat
membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran, serta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan
semua pihak untuk berbuat lebih baik.
Dalam hal ini komunikasi pemasaran memiliki peranan sangat vital
dalam memfasilitasi hubungan yang saling menguntungkan antara
perusahaan dan konsumen, karena komunikasi pemasaran mendorong
konsumen untuk melakukan pembelian yang menguntungkan bagi
pemasaran dan kepuasan bagi konsumen. Melakukan kegiatan komunikasi
pemasaran, terdapat enam alat yang disebut promotional tools. Promotional
tools terdiri dari penjualan perorangan (Personal Selling),
Iklan
(Advertising), Promosi Penjualan (Sales Promotion), Pemasaran Internet
(Internet Marketing), Publisitas (Publicity/Public Relation), dan Pemasaran
Langsung (Direct Marketing) (Belch, 2004, p.16). Menggunakan keenam
alat
promosi
ini
sebuah
perusahaan
mengaplikasikannya
untuk
mengkomunikasikan perusahaan tersebut atau produk dari perusahaan
tersebut kepada masyarakat. Pengaplikasian alat komunikasi pemasaran
dalam
sebuah
perusahaan,
menggunakan
Integrated
Marketing
Communication (IMC). IMC merupakan perpaduan antar alat-alat
komunikasi pemasaran agar kekuatan dari sebuah kegiatan promosi dapat
menghasilkan komunikasi yang maksimal dan sebuah konsistensi dari
sebuah kegiatan promosi (“the American Association of Advertising
Agency”, Belch,2004,p.9).
Komunikasi
pemasaran
merupakan
suatu
dialog
yang
berkesinambungan antara pembeli dan penjual dalam suatu segmen pasar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
(Delozier, 1976:168). Hal ini menekankan informasi kedua arah dan
persuasi yang menunjang proses pemasaran agar berfungsi secara lebih
efektif dan efisien (Nickles, 1984:7). Kotler (1989, 40-46) menjelaskan
bahwa komunikasi pemasaran merupakan proses pengolahan, produksi, dan
penyampaian pesan-pesan melalui satu atau lebih saluran kepada kelompok
khalayak sasaran, yang dilakukan secara berkesinambungan dan bersifat dua
arah dengan tujuan menunjang efektivitas dan efisiensi pemasaran suatu
produk. Proses ini berkesinambungan, mulai dari tahap perencanan (desain)
produk, distribusi, sampai ke kegiatan promosi (melalui iklan, pemasaran
langsung, dan special event) dan tahap pembeli dan pengguna di kalangan
konsumen.
Komunikasi pemasaran melalui kegiatan promosi periklanan
merupakan salah satu strategi dalam memperkenalkan atau menjelaskan
produk yang dipasarkan. Strategi yang sering dipergunakan dalam
membidik pasar sasaran adalah adanya pengelompokan pasar/segmen
sebagai wilayah calon pembeli/pemakai. Pemilihan kelompok pasar yang
spesifik akan lebih mudah mengkomunikasikan produk melalui media
periklanan. Ciri atau karakter pada sekelompok segmen pasar merupakan
data untuk memudahkan memasarkan produk.
Iklan yang berarti pesan yang menawarkan suatu produk yang
ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media. Iklan merupakan media
informasi yang dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat
khalayak, orisinal, serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasive
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
sehingga para konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk
melakukan suatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan
(Jefkins, 1997:18).
Ralph S. Alexander dalam Jefkins (1997:110) merumuskan dengan
Association Marketing Association (AMA), bahwa iklan menegaskan
empat pokok batasan, yaitu :
1. Penyajian gagasan terhadap barang, yaitu suatu bentuk iklan
yang ditampilkan berdasarkan konsep produknya.
2. Iklan ditujukan kepada khalayak, yaitu iklan dapat menjangkau
masyarakat kelompok besar yang dipersempit menjadi kelompok
pasar.
3. Iklan mempunyai sponsor yang jelas, yaitu terciptanya iklan atas
pemrakarsa perusahaan yang membiayainya.
4. Iklan dikenai biaya penyajian, yaitu dalam penyebaran, penerbitan dan
penayangan atas biaya perusahaan.
Fungsi iklan dalam pemasaran adalah memperkuat dorongan
kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk
mencapai pemenuhan kepuasannya. Agar iklan berhasil meransang
tindakan pembeli, menurut Djayakusumah (1982:60) setidaknya harus
memenuhi kriteria AIDA yaitu:
Attention : mengandung daya tarik
Interest : mengandung perhatian dan minat
Desire : memunculkan keinginan untuk mencoba atau memiliki
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
Action : mengarah tindakan untuk membeli
Kotler & Amstrong (2001:65) mengemukakan bahwasanya daya
tarik iklan (attention) harus mempunyai tiga sifat: Pertama iklan harus
bermakna (meaningful), menunjukkan manfaat manfaat yang membuat
produk lebih diinginkan atau lebih menarik bagi konsumen. Kedua, pesan
iklan harus dapat dipercaya (believable), konsumen percaya bahwa produk
tersebut akan memberikan manfaat seperti yang dijanjikan dalam pesan
iklan. Ketiga distinctive, bahwa pesan iklan lebih baik dibanding iklan
merek pesaing. Assael (2002: 60) menjelaskan Interest yaitu munculnya
minat beli konsumen tertarik terhadap objek yang dikenalkan oleh suatu
pemasar. Desire yaitu tahap setelah merasa tertarik, timbul hasrat atau
keinginan untuk memiliki objek produk tersebut. Dalam tahap ini khalayak
telah mempunyai motivasi untuk memiliki produk iklan. Sampai pada
tahap ini, anda telah berhasil menciptakan kebutuhan calon pembeli.
Sejumlah calon pembeli sudah mulai goyah dan emosinya mulai tersentuh.
Namun demikian timbul perlawanan dalam diri calon pembeli berupa
keraguan, benarkah produk atau jasa yang bersangkutan memberikan
sesuatu seperti yang dijanjikan iklannya? Pengalaman pada masa lalu
serta kebiasaan iklan yang menipu turut mempengaruhi keragu-raguan ini.
Untuk menimbulkan rasa percaya pada calon pembeli, sebuah iklan dapat
ditunjang dengan berbagai kegiatan peragaan seperti pembuktian,
membagi bagikan contoh secara gratis, menyampaikan pandangan
pandangan positif dari tokoh masyarakat terkemuka (testimonial) serta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
hasil pengujian oleh pihak ketiga misalnya dari departemen kesehatan,
laboratorium swasta terkenal atau dari perguruan tinggi. Keputusan
(decision) sangat baik bila mampu menciptakan keinginan untuk membeli,
memiliki atau menikmati produk atau jasa yang diiklankan, namun juga
perlu menciptakan iklan yang mampu memunculkan keyakinan bahwa
memang layak untuk melakukan pembelian dan hal itu akan memberikan
kepuasan sebagaiman yang mereka inginkan, tentu saja keputusan di sini
mungkin dapat diraih dengan meningkatkan kepercayaan konsumen
terhadap produk yang diiklankan. Pada tahap ini sikap sesungguhya
khalayak terhadap produk iklan mulai terlihat.Di tahap ini juga konsumen
mengambil
keputusan
untuk
menyukai
atau
membenci
hal
tersebut.Akhirnya kita sampai pada upaya terakhir untuk membujuk calon
pembeli agar sesegera mungkin melakukan suatu tindakan pembelian atau
bagian dari itu.
Bujukan yang diajukan berupa harapan agar calon pembeli segera
pergike toko, melihat-lihat di showroom terdekat, mengambil percontohan,
mengangkat telepon, mengisi formulir pesanan atau setidak-tidaknya
menyimpan dalam ingatan mereka sebagai catatan untuk membelinya
kelak (Kasali, 2007, 83-86). Tindakan (action) adalah upaya terakhir untuk
membujuk calon pembeli agar sesegera mungkin melakukan tindakan
pembelian atau bagian dari proses itu. Memilih kata yang tepat agar calon
pembeli melakukan respon sesuai dengan yang diharapkan adalah suatu
pekerjaan yang sangat sulit.Harus digunakan kata perintah agar calon
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
pembeli bergerak.Penggunaan kata perintah harus diperkirakan dampak
psikologisnya, jangan menyinggung perasaan atau menimbulkan antipati.
Selain
kata
perintah,
penggunaan
batas
waktu
penawaran
dan
kupon/formulir yang harus diisi bisa merupakan cara untuk meimbulkan
tindakan. Pada tahap ini tercermin action atau tindakan khalayak untuk
memakai,
mengkonsumsi
atau
menggunakan
produk
iklan.yaitu
bagaimana iklan mampu menimbulkan respon. Iklan di media massa
mampu membuat khayalak melakukan tindakan sesuai yang diinginkan,
yang mengarah pada tindakan pembelian nyata dan atau pembelian ulang
bagi konsumen yang mempunyai loyalitas.
3. Interaksi sosial
Mengingat fenomena ini berkaitan dengan keputusan untuk
membeli sebuah produk, konsumen tidak hanya akan terpengaruh dari hal
tersebut saja, disamping itu ada faktor lain yang dirasa juga memiliki andil
dalam penentuan pembelian oleh konsumen, yaitu faktor interaksi sosial.
Faktor ini dirasa juga sangat berpengaruh dalam menunjang
fenomena pembelian oleh konsumen, mengingat konsumen adalah
manusia yang tak luput dari sebuah interaksi sosial. Sebuah lingkungan
akan
sangat
mempengaruhi
pola
pikir
dan
keputusan
seorang
manusia,seperti yang dikemukakan oleh Albert Bandura bahwa “Faktor
lingkungan
mempengaruhi
perilaku
dan
perilaku
mempengaruhi
lingkungan”, menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dari
sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
3.1. Teori Bandura
Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks
interaksi timbale balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku
dan pengaruh lingkungan.Kondisi lingkungan sekitar individu sangat
berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini.(Singgih Gunarsa 1982:183)
Semisal dalam suatu lingkup sosial dengan pola hidup yang mewah
tentu didalamnya terdapat pola hidup konsumerisme yang selalu up to date
tentang barang-barang baru. Dengan hal tersebut mau tidak mau juga
mempengaruhi perilaku orang yang berada didalamnya, apabila seseorang
didalam lingkungan tersebut memiliki barang baru, tentu akan bercerita
kepada orang lain yang berada dilingkungan itu pula. Dari hal tersebut
tentu menjadi masukan dalam benak orang lain yang ada dalam
lingkungan tersebut, dan nantinya akan mendorong orang tersebut
mengikuti apa yang tengah booming dalam lingkungan tersebut.
4. Keputusan Pembelian
Setelah membahas tentang pengaruh interaksi sosial terlebih faktor
lingkungan terhadap klahayak, kini bergeser tentang pengambilan
keputusan oleh konsumen. Tahapan ini adalah tahapan dimana seorang
konsumen telah terpengaruh oleh kekuatan iklan dan tinggal mermutuskan
untuk mengambil atau tidak. Pada dasarnya secara
umum, istilah
membuat keputusan adalah penyeleksian tindakan dari dua atau lebih
pilihan alternatif (Schiffman dan Kanuk, 2004).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
Dengan kata lain, keputusan dapat dibuat hanya jika ada beberapa
alternatif yang dipilih. Apabila alternatif pilihan tidak ada maka tindakan
yang dilakukan tanpa adanya pilihan tersebut tidak dapat dikatakan
membuat keputusan. Proses pengambilan keputusan melibatkan tiga
tahapan, antara lain: input, proses, dan output. Tahapan input
mempengaruhi rekognisi terhadap kebutuhan produk dan terdiri dari dua
sumber utama, yaitu usaha pemasaran perusahaan (produk, tempat, harga,
dan promosi) dan pengaruh sosioekternal konsumen (keluarga, teman,
tetangga, kelas sosial, budaya). Tahapan proses fokus terhadap bagaimana
konsumen membuat keputusan yang mencakup faktor psikologis
(motivasi, persepsi, belajar, kepribadian, dan sikap) yang mempengaruhi
rekognisi terhadap kebutuhan, pencarian alternatif sebelum pembelian, dan
evaluasi alternatif. Tahapan output merupakan pembelian dan perilaku
setelah pembelian (Schiffman dan Kanuk, 2004).
Selain itu menurut jurnal teknologi Informasi oleh Yohanes Suhari
terdapat faktor-faktor yang mempengaruhiperilaku membeli, menurut
Engel, et al. (1994 )adalah: (1) pengaruh lingkungan, yaitu: budaya,kelas
sosial, pengaruh pribadi, keluarga, situasi,(2) perbedaan individu, yaitu:
sumber dayakonsumen, motivasi, pengetahuan, sikap,kepribadian, gaya
hidup,
demografi,
(3)
prosespsikologis,
yaitu:
pemrosesan
informasi,pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku.Disamping tiga
faktor di atas terdapat stimulilain, yaitu stimuli pemasaran dan stimuli lain.
Kembali lagi pada variabel yang terdapat dalam penelitian ini yakni
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
tentang pengaruh lingkungan, dalam hal ini juga dijelaskan bahwa
Lingkungan sosial budaya adalah kelompok sosial budaya yang hidup
dalam batas-batas tertentu yang ditata berdasarkan norma sosial budaya
yang membedakannya dengan lingkungan alam (Muhammad, 2005:6).
Lingkungan sosial adalah semua interaksi sosial yang terjadi antara
konsumen dengan orang sekelilingnya atau antara banyak orang
(Sumarwan, 2003:271). Budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbul
yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, kebiasaan seseorang
dan masyarakat (Sumarwan,2003:170). Lingkungan sosial budaya terdiri
dari keluarga, sumber informal, sumber non komersial yang lain, klas
sosial, subbudaya dan budaya (Schiffman & Kanuk, 2000:444)
(http://www.unisbank.ac.id/bank/jurnal/Jurnal_Teknologi_Informasi_DIN
AMIK.pdf)
Demikian penjabaran tentang beberapa teori yang mendukung
dalam penelitian ini. Melihaat fenomena ini, menarik bagi penulis untuk
dijadikan sebagai bahan dalam penelitiannya yakni “
Terpaan Iklan
Smartphone Dan Hubungan Interaksi Sosial terhadap Keputusan Membeli
smartphone di Kalangan Siswa SMP Pelita Nusantara Kasih Surakarta”
G. Kerangka Konsep Penelitian
Pada bahasan kali ini peneliti hendak menyampaikan tentang skema
ataupun kerangka konsep penelitian ini sedniri, mengingat dalam penelitian ini
terdapat beberapa variabel yang
Berdasarkan akan uraian
commitmenyusunnya.
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
diatas, terdapat tiga buah variabel yakni dua variabel independen dan satu
variabel dependen. Untuk lebih memperjelas akan pembahasan tersebut, maka
peneliti mengaplikasikannya kedalan kerangka konseptual yang akan
dijelaskan sebagai berikut:
Dalam penelitian ini akan menggunakan dua macam variable yaitu variable
bebas dan variable terikat,dan penjelasannya adalah:
1. Variabel bebas (Independent Variable) atau variable X, adalah variable
yang variasinya mempengaruhi variable lain, dapat pula dikatakan bahwa
variable bebas adalah variable yang pengaruhnya terhadap variable lain
yang ingin diketahui. Variable ini sengaja dipilih dan dimanipulasi oleh
peneliti agar efeknya terhadap variable lain tersebut dapat diamati dan
diukur (Azwar,2004:62)
2. Variabel terikat (Dependent Variable) atau variabel Y, adalah variabel
penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh
variabel lain. Besar efek dari hal tersebut dapat diamati dari adatidaknya,
timbulhilangnya, besar-kecilnya atau berubahnya variasi yang tampak
sebagai
akibat
dari
perubahan
pada
variabel
lain
termaksut
(Azwar,2004:62)
Berdasar dari pembagian variabel diatas, peneliti hendak menjelaskan tentang
pembagian variabel pada penelitian ini, diantaranya adalah:
a. Variabel bebas
(X1)
= terpaan iklan
(X2)
= interaksi sosial di sekolah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
b. Variabel terikat
(Y )
= Keputusan membeli
(X1)
terpaan iklan
r1
(Y)
Keputusan membeli
R
r2
(X2)
Pengaruh interaksi
sosial
Gambar 1.1
Keterangan :
r1 :Hubungan antara Variabel Independen Pertama (
terpaan iklan)
terhadap Variabel Dependen (pengambilan keputusan membeli)
r2: Hubungan antara Variabel Independen Kedua (interaksi sosial di
sekolah) terhadap Variabel Dependen (pengambilan keputusan membeli)
R : Hubungan antara Variabel Independen Pertama (
terpaan iklan) dan
Variabel Independen Kedua (interaksi sosial di sekolah) terhadap Variabel
Dependen (pengambilan keputusan membeli)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
H. HIPOTESIS
Berdasarkan acuan penelitian di atas, maka peneliti dapat menarik
suatu hipotesa sebagai berikut:
1. Ha: Ada hubungan yang signifikan antara
terpaan iklan smartphone
(gadget) di televisi dengan pengambilan keputusan pembelian smartphone
(gadget) dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih angkatan 20122013.
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan smartphone
(gadget) di televisi dengan pengambilan keputusan pembelian smartphone
(gadget) dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih angkatan 20122013
2. Ha: Ada hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dalam
lingkungan sekolah dengan pengambilan keputusan pembelian smartphone
(gadget) sekarang ini dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih
angkatan 2012-2013
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dalam
lingkungan sekolah dengan pengambilan keputusan pembelian smartphone
(gadget) sekarang ini dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih
angkatan 2012-2013
3. Ha: Ada hubungan yang signifikan antara
terpaan iklan smartphone
(gadget) di televisidengan interaksi sosial dalam lingkungan sekolah
secara
bersama-samaterhadap
pengambilan
commit to user
keputusan
keputusan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
pembelian smartphone(gadget) dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara
Kasih angkatan 2012-2013
4. Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan smartphone
(gadget) di televisidengan interaksi sosial dalam lingkungan sekolah
secara
bersama-samaterhadap
pengambilan
keputusan
keputusan
pembelian smartphone(gadget) dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara
Kasih angkatan 2012-2013
I. Definisi Konseptual Penelitian
Definisi konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang
dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik, keadaan,
kelompok, individu tertentu.(Singarimbun,1989:34) Dalam penelitian ini berisi
kajian terhadap beberapa variabel yang secara konseptual didefinisikan
sebagai berikut :
1.
terpaan iklan
Pengertian
dalam kehidupan sehari-hari dapat dipahami sebagai
ukuran atau tingkatan. terpaan adalah proses persepsi yang terjadi karena
adanyarangsangan terhadap panca indra. Proses tersebut diawali oleh
penafsiran terhadap masukan sensoris yang dipengaruhi oleh pengalaman
masa lampau seseorang yang terlibat kecerdasaan, emosi, dan
berfikir.
(Sudiana 1986:11)
Dalam Sari (2011 : 21) menurut Lowery dan De Fleur (1983)
setiap individu memiliki perilaku tertentu dalam menggunakan media
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
massa. Perilaku tersebut selanjutnya dapat dijadikan sebagai dasar untuk
melihat pengaruh media massa terhadap individu tersebut. Lowery dan De
Fleur (1983) mengungkapkan bahwa terdapat tiga hal yang dapat
dijadikan sebagai alat untuk mengidentifikasi perilaku dalam terpaan
televisi, yaitu:
a. Total waktu rata-rata (durasi) yang dihabiskan untuk menyaksikan
televisi perhari,
b. Frekuensi terpaan program acara tertentu (tingkat keseringan terpaan
acara televisi).
c. Pilihan program acara yang ditonton dalam sehari,(ketertarikan)
2. Interaksi sosial
Menurut Soerjono Soekanto (2002 : 61) menyebutkan pengertian
interaksi sosial adalah :
Hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut
hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia,
maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua
orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat menegur, berjabat tangan
atau cara salam lainnya (cium pipi), atau bahkan saling melirik,
tersinggung yang mengakibatkan orang lain mengumpat lalu terjadilah adu
mulut. Bahkan tidak jarang orang sebelumnya tidak kenal, karena merasa
diperhatikan dengan sinis, tanpa say hello langsung memukul, maka
terjadilah perkelahian.Interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial
yang ditandai adanya hubungan timbal balik antara bidang-bidang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
kehidupan dalam masyarakat, melalui interaksi antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, antar warga masyarakat atau
kelompok. Dengan demikian syarat utama terjadinya aktivitas sosial
adalah adanya interaksi sosial.Interaksi sosial akan terwujud apabila ada
aksi dari seseorang atau kelompok dan direspon (ada reaksi) dari orang
lain atau kelompok lain. Dalam hubungan interaksi sosial sendiri juga
tidak luput dalam mempengaruhi orang lain, dengan interaksi ini juga akan
terwujud suatu perubahan sosial mengingat mayoritas dalam lingkungan
tersebut melakukan atau mempunyai kesamaan, sehingga secara tidal
kangsung akan membawa setiap orang masuk dalam lingkup tersebut.
Menurut Soerjono SoekantoFaktor yang mendasari terjadinya
interaksi sosial yaitu :
1. Imitasi
Berarti meniru atau menduplikasi perilaku dan tindakan orang
lainyang dirasa lebih baik.
Syarat yang harus dimiliki seseorang sebelum melakukan imitasi
yaitu :
a. Minat dan perhatian yang cukup besar terhadap hal yang akan
ditiru.
b. Sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang diimitasi.
c. Hal yang akan ditiru mempunyai penghargaan sosial yang tinggi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
2. Sugesti.
Secara harfiah, sugesti berarti anjuran atau saran. Secara
terminologinya dapat dilihat merupakan suatu proses dimana seorang
individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman tingkah laku
dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. Sehingga penerima saran
tanpa berpikir panjang menerima anjuran tersebut .Misalnya seorang
peserta didik rajin bersekolah karena anjuran guru yang menjadi
idolanya.
3. Identifkasi.
Merupakan
mempersamakan
kecenderungan
dirinya
dengan
atau
orang
keinginan
untuk
lain..prosesnya
dapat
berlangsung dengan sendirinya secara sadar/sengaja karena seseorang
memrlukan contoh-contoh ideal didalam kehidupannya
4. Simpati.
Simpati dapat dirumuskan sebagai perasaan terarik kepada
orang lain. Peranan simpati sangat penting dalam interaksi social karena
menimbulkan saling pengertian yang mendalam antar individu yang
satu dengan yang lain.
Dari keempat faktor diatas, ada yang menambahkan satupoin yaitu :
5. Motivasi
Merupakan dorongan atau rangsangan yang dapat timbul dari
dalam diri seseorang (motivasi intrinsik), serta dapat muncul dari luar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
yang mengakibatkan kemauan seseorang untuk melakukan interaksi
(motivasi kestrinsik).
3. Keputusan Membeli
Dikutip dari Junidah Alfianasari (2010), keputusan pembelian
konsumen merupakan sikap konsumen dalam menentukan arah dan tujuan
akhir dalam proses pembelian suatu produk. Terdapat beberapa faktor
internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian
konsumen:
1. Motivasi (motivation)
2. Persepsi (perception)
3. Pembentukan sikap (attitude formation)
4. Integrasi (integration)
J. Definisi Operasional
Pada dasarnya definisi operasional menurut Singarimbun, adalah unsur
penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.
Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan
bagaimana caranya mengukur variabel. Petunjuk bagaimana sebuah variabel
diukur. Petunjuk tentang langkah-langkah mengukur variabel dari menetapkan
variabel yang hendak diukur, mendefinisikan arti variabel (definisi
konseptual), menetapkan jenis dan jumlah indikator (atribut), membuat
sejumlah kuesioner dari setiap indikator, menetapkan skala pengukuran,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
menetapkan jumlah pilihan jawaban, dan skor tiap pilihan jawaban
(Singarimbun1989:34). Berikut ini akan diuraikan variabel yang diteliti beserta
indikator-indikator yang dipakai sebagai alat pengukurnya :
1.
Terpaan Iklan di Televisi
Berbicara mengenai tentunya tidak bisa dipisahkan dari frekuensi
dan durasi, juga ada salah satu hal juga yang mempengaruhi, yakni
ketertraikan audience itu sendiri, berikut beberapa indikator yang
diturunkan dari variabel menurut Lowery dan De Fleur yakni:
a. Frekuensi
Merupakan tingkat keseringan dalam penggunaan sebuah
media, dalam hal ini penggunaan televisi, seberapa sering audience
menggunakan media ini terutama yang berkaitan dengan iklan. Yang
dimaksud peneliti dalam penelitian ini adalah tingkat keseringan
menggunakan media televisi terlebih kaitannya dengan iklan
smartphone.
-
Tingkat keseringan penggunaan untuk mencari informasi
-
Tingkat keseringan penggunaan untuk mencari hiburan
-
Tingkat perhatian atas iklan Smartphone Seberapa sering
responden terpaan iklan Smartphone
-
Seberapa besar perhatian yang ditujukan oleh responden dalam
terpaan iklan Smartphone.
Yang dioperasionalkan dengan 5 pernyataan dan diberikan 5
pilihan jawaban yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
a. Jika responden Sangat Setuju berdasarkan indikator frekuensi,
durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 5
b. Jika responden Setuju berdasarkan indikator frekuensi, durasi, dan
ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 4
c. Jika responden Cukup Setuju berdasarkan indikator frekuensi,
durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 3
d. Jika responden Tidak Setuju berdasarkan indikator
frekuensi,
durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 2
e. Jika responden Sangat Tidak Setuju berdasarkan indikator
frekuensi, durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 1
b. Durasi
Adalah lama waktu dalam penggunaan sebuah media,
dimaksutkan
dalam
hal
ini
adalah
seberapa
lama
audience
menggunakan ataupun menikmati media ini, dalam hal ini adalah
media televisi terkhusus berkaitan dengan iklan smartphone.
-
Cukup lama dalam penggunaan untuk mencari informasi
-
Cukup lama dalam penggunaan untuk mencari hiburan
Yang dioperasionalkan dengan 5 pernyataan dan diberikan 5
pilihan jawaban yaitu :
a) Jika responden Sangat Setuju berdasarkan indikator frekuensi,
durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 5
b) Jika responden Setuju berdasarkan indikator frekuensi, durasi, dan
ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
c) Jika responden Cukup Setuju berdasarkan indikator frekuensi,
durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 3
d) Jika responden Tidak Setuju berdasarkan indikator
frekuensi,
durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 2
e) Jika responden Sangat Tidak Setuju berdasarkan indikator
frekuensi, durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 1
c. Ketertarikan
Diartikan seberapa besar perhartian audience terhadap media
ini, terlebih dengan mengacu pada ketertarikan konten dalam suatu
produk media tersebut.
-
Seberapa besar perhatian yang diberikan setelah terpaan iklan
Smartphone
-
Seberapa besar ketertarikan yang diberikan setelah terpaan iklan
Smartphone
-
Seberapa besar keinginan untuk menggunakan Smartphone
-
Seberapa besar iklan Smartphone telah mempengaruhi
pengambilan keputusan untuk membeli dan menggunakan
Smartphone
Yang dioperasionalkan dengan 5 pernyataan dan diberikan 5 pilihan
jawaban yaitu :
a. Jika responden Sangat Setuju berdasarkan indikator frekuensi,
durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
b. Jika responden Setuju berdasarkan indikator frekuensi, durasi, dan
ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 4
c. Jika responden Cukup Setuju berdasarkan indikator frekuensi,
durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 3
d. Jika responden Tidak Setuju berdasarkan indikator
frekuensi,
durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 2
e. Jika responden Sangat Tidak Setuju berdasarkan indikator
frekuensi, durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 1
2. Interaksi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto Faktor yang mendasari terjadinya
interaksi sosial yaitu :
1. Imitasi
Berarti meniru atau menduplikasi perilaku dan tindakan orang
lain yang dirasa lebih baik.
-
Dari interaksi lingkungan dapat membentuk kebiasaan baru
-
Terjadi perubahan perilaku diperhadapkan dengan interaksi sosial
yang lebih baik.
2.
Sugesti.
Pada indikator ini dapat berarti anjuran atau saran dari
lingkungan sekitarnya.
-
Bujukan dari teman sekitar tentang fitur yang dimiliki oleh
smartphone yang mereka gunakan.
-
Saran dan ajakan untuk menggunakan smartphone juga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
3. Identifkasi.
Dalam hal ini merupakan kecenderungan atau keinginan untuk
mempersamakan dirinya dengan orang lain.
-
Dipicu karena interaksi sosial sekitar yang mayoritas pengguna
smartphone.
4. Simpati.
Simpati dapat dirumuskan sebagai perasaan tertarik kepada
orang lain atau suatu hal tertentu.
-
Mulai muncul minat untuk mencari informasi tentang smartphone.
-
Muncul keinginan untuk menggunakan smartphone
5. Motivasi
Merupakan dorongan atau rangsangan yang dapat timbul dari
dalam diri seseorang (motivasi intrinsik).
-
Mengingat fitur-fitur menarik yang ditawarkan oleh smartphone.
-
Coba-coba untuk menggunakan produk smartphone.
Yang dioperasionalkan dengan 5 pernyataan dan diberikan 5 pilihan
jawaban yaitu :
a. Jika responden menjawab Sangat Setuju berdasarkan indikatorindikator dalam variabel interaksi sosial yang disebutkan. Diberi
skor 5
b. Jika responden menjawab Setuju berdasarkan indikator-indikator
dalam variabel interaksi sosial yang disebutkan. Diberi skor 4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
c. Jika responden menjawab Cukup Setuju berdasarkan indikatorindikator dalam variabel interaksi sosial yang disebutkan. Diberi
skor 3
d. Jika responden menjawab Tidak Setuju berdasarkan indikatorindikator dalam variabel interaksi sosial yang disebutkan. Diberi
skor 2
e. Jika responden menjawab Sangat Tidak Setuju berdasarkan
indikator-indikator dalam variabel interaksi sosial yang disebutkan.
Diberi skor 1
3. Keputusan Membeli
Dalam variabel ini terdapat indikator yang mampu member
petunjuk dalam pencarian data dan penyusunan kuisioner, dikutip dari
Junidah Alfianasari (2010), menerangkanbeberapa faktor penyusun
keputusan pembelian, yaitu:
1. Motivasi (motivation)
Merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk
mencapai tujuan tertentu.
2. Persepsi (perception)
Merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau
kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya
terhadap rangsangan tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
3. Pembentukan sikap (attitude formation)
Merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang
mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4. Integrasi (integration)
Merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.Integrasi
merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan
mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan
membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
Yang dioperasionalkan dengan 5 pernyataan dan diberikan 5
pilihan jawaban yaitu :
a. Jika responden menjawab Sangat Setuju berdasarkan indikatorindikator (sangat tertarik terhadap fitur Smartphone) dalam variabel
keputusan pemembelian yang disebutkan. Maka diberi skor 5
b. Jika responden menjawab Setuju berdasarkan indikator-indikator
dalam variabel keputusan pemembelian yang disebutkan. Maka
diberi skor 4
c. Jika responden menjawab Cukup Setuju berdasarkan indikatorindikator dalam variabel keputusan pemembelian yang disebutkan.
Maka diberi skor 3
d. Jika responden menjawab Tidak Setuju berdasarkan indikatorindikator dalam variabel keputusan pemembelian yang disebutkan.
Maka diberi skor 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
e. Jika responden menjawab Sangat Tidak Setuju berdasarkan
indikator-indikator dalam variabel keputusan pemembelian yang
disebutkan.Maka diberi skor 1
Dari penjabaran keterkaitan ketiga variabel diatas dapan
dianalogikan sebuah logika berfikir oleh peneliti, yakni : Apabila
semakin tinggi variabel X1 (
terpaan iklan) dan didukung dengan
semakin tingginya variabel X2(interaksi sosial) akan berdampak pada
munculnya variabel Y (keputusan membeli dalam hal ini pembelian
Smartphone). Dengan demikian peneliti hendak menjabarkan tentang
hubungan antara variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y.
Seperti yang dijabarkan pula diatas tentang pemberian skor pada
setiap poin pernyataan yang disediakan oleh peneliti pada tiap variabel
indikator, disini akan diulas juga tentang ukuran keputusan pembelian
oleh peneliti, adalah sebagai berikut:
1. Motivasi
-
Tinggi: Apabila responden merasa sangat tertarik dan ingin
memiliki Smartphone setelah melihat iklan dan interaksi
pengguna Smartphone dilingkungan sekitarnya.
-
Sedang : Apabila responden merasa tertarik dan ingin memiliki
Smartphone setelah melihat iklan dan interaksi pengguna
Smartphone dilingkungan sekitarnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
-
Rendah : Apabila responden merasa tidak tertarik dan tidak
ingin memiliki Smartphone setelah melihat iklan dan interaksi
pengguna Smartphone dilingkungan sekitarnya.
2. Persepsi
-
Tinggi : Apabila responden merasa sangat berminat dengan
fitur-fitur yang dimiliki Smartphone dan ingin memilikinya.
-
Sedang : Apabila responden merasa berminat dengan fitur-fitur
yang dimiliki Smartphone dan ingin memilikinya.
-
Rendah : Apabila responden merasa tidak berminat dengan
fitur-fitur
yang
dimiliki
Smartphone
dan
tidak
ingin
memilikinya.
3. Pembentukan Sikap
-
Tinggi : Apabila responden merasa sangat
ingin memiliki
Smartphone setelah mempertimbangkan tentang apa yang
dijumpai pada media dan lingkungan sekitar.
-
Sedang
:
Apabila
responden
merasa
ingin
memiliki
Smartphone setelah mempertimbangkan tentang apa yang
dijumpai pada media dan lingkungan sekitar.
-
Rendah: Apabila responden merasa tidak
Smartphone
commit to user
ingin memiliki
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
4. Integrasi
-
Tinggi: Apabila responden merasa sangat
ingin membeli
Smartphone setelah mengetahui Smartphone dari media dan
lingkungan sekitarnya mengunakannya juga.
-
Sedang
:
Apabila
responden
merasa
ingin
membeli
Smartphone setelah mengetahui Smartphone dari media dan
lingkungan sekitarnya mengunakannya juga.
-
Rendah : Apabila responden merasa tidak ingin membeli
Smartphone
K. Tabel Indikator Variabel
VARIABEL
Terpaan
INDIKATOR
Frekuensi
DIMENSI
ITEM PERTANYAAN
Responden sering melihat iklan
Iklan
a. Saya cukup sering mengamati
iklan smartphone di TV, untuk
membantu mencari informasi
tentang smartphone
Ketertarikan
Responden
pesan iklan
perhatian
dengan a. Saya mengetahui smartphone dari
iklan TV
b. Saya
cukup
terkesan
setelah
melihat iklan smartphone di TV,
sehingga
meningkatkan
minat
saya terhadap smartphone
Durasi
Lama waktu Responden dalam a. Saya cukup lama saat melihat TV,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
memperhatikan iklan
dalam satu hari
b. Saya
cukup
lama
saatmemperhatikan
iklan,
sehingga saya selalu melihatnya
hingga selesai.
Interaksi
Imitasi
Sosial
Responden menyadari
bahwa Karena
kebanyakan
teman
banyak dari teman mereka yang menggunakan
smartphone,
menggunakan smartphone
ikut
Saya
juga
saya
maka
menggunakan
smartphone juga.
Sugesti
Responden mengetahuipengaruh Saya
merasa tertarik
dan ingin
lingkungan sosial memici minat memiliki smartphone ketika melihat
beli mereka.
banyak
dari
menggunakan
teman
Saya
yang
smartphone
dan
terlihat mengasikkan.
Identifikasi
Responden
meyakini
banyak
teman
bahwa Melihat
keunggulan
fitur
yang ditawarkan smartphone yang teman-
menggunakan
teman Saya miliki, membuat saya
smartphohnemendorong
tertarik ingin memilikinya juga.
responden ingin menyamainya
juga.
Simpati
yang
Responden
merasa
tertarik Melihat teman-teman saya lebih
dengan apa yang dialami teman- mudah berinteraksi melalui
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
teman
responden,
yang smartphone, mendorong saya untuk
menggunakan smarphone
Motivasi
Responden
memiliki smartphone juga.
memilih
mengapa
mereka
alasan Saya
merasa
ingin
memiliki
membeli smartphone,setelah melihat teman-
smartphone.
teman
saya
menggunakan
smartphone dan mendapat berbagai
kemudahan
ataupun
untuk
karna
berinteraksi
fitur
lain
yang
ditawarkan oleh smartphone .
Keputusan
Motivasi
Responden merasa tertarik dan a. Saya
membeli
(motivation)
berminat
membeli
setelah
melihat iklan smatphone
merasa
tertarik
dengan
banyaknya fitur yang ditawarkan
oleh smartphone.
b. Kini banyak smartphone yang
dijual
dengan
terjangkau,
dan
harga
hal
yang
tersebut
membuat saya cukup tertarik pada
smartphone.
Persepsi
Responden
merasa
(perception)
membeli
setelah
berminat Banyak
fitur
canggih(jejaring
melihat sosial,game dll) yang kini ditawarkan
lingkungan sekitarnya mayoritas oleh smartphone, dan hal tersebut
menggunakan smartphone
commit to user
membuat
smartphone.
anda
tertarik
pada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
Pembentukan
Responden mempertimbangkan
sikap (attitude alasan
formation)
untuk
membeli
smarphone
Banyak
dari
berceritatentang
teman
Saya,
keunggulan
dari
smartphone mereka, dan hal tersebut
membuat Saya ingin memilikinya
juga.
Integrasi
Responden mengetahui alasan- Setelah melihat iklan smartphone dan
(integration)
alasan
untuk
membeli kebanyakan
teman-teman
smartphone, yang dilihat dari menggunakannya
lingkunga sekitarnya.
juga,
membuat
saya tertarik dan ingin membeli
smartphone juga.
Tabel 1.1 Indikator Variabel
L. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis atau tipe penelitian
adalah jenis penelitian explanatory reseacrh karena studi ini berusaha
menyoroti dan menganalisa hubungan antar beberapa variabel dan menguji
hipotesa sebelumnya (Singarimbun, 1995:5), dengan menggunakan teknik
commit to user
saya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
survey yakni penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai pengumpulan data yang pokok.
2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah berlangsung selama bulan Juli hingga
September 2013. Berlokasi di SMP Pelita Nusantara Kasih Surakarta,Jawa
Tengah. Alasan penggunaan lokasi ini, dikarenakan memiliki latar
belakang strata atau tingkat ekonomi yang sesuai dengan fenomena yang
hendak peneliti teliti, disamping itu terdapat keterjangkauan data oleh
peneliti secara ekonomis dan secara sosial.
3. Populasi dan Sampel
3.1.Populasi
Menurut Sugiono (2002: 55) menjelaskan bahwa populasi
adalah sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh periset untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan.
Populasi (kumpulan objek riset) bisa berupa orang, organisasi, katakata dan kalimat, simbol-simbol nonverbal, surat kabar, radio, televisi,
iklan, dan lainnya. Objek riset ini juga disebut satuan analisis (unit of
analysis) atau unsur-unsur populasi. Sehingga, unit analisis ini
merupakan unit yang nantinya akan digunakan sebagai objek yang
diriset.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMP
Pelita Nusantara Kasih Surakarta, angkatan 2013 – 2014 yang
berjumlah 76 orang.
3.2.Sampel
Dari populasi yang ada, penulis menggunakan semua siswa
sebagai sample, atau secara skematis peneliti menggunakan sensus,
atau total sampling, dikarenakan melihat jumlah keseluruhan
responden yang tidak terlalu banyak, dan apabila diaplikasikan
kedalam rumus sampling lainnya, akan memperoleh jumlah responden
yang sangat sedikit serta dibawah rata-rata jumlah responden dalam
sebuah penelitian kuantitatif, dan dikhawatirkan dengan jumlah
tersebut tidak akan mendapatkan hasil yang valid dalam penelitian ini.
Siswa Kelas VII-IX
Populasi
Sampel
VII
20
20
VIII
32
32
IX
24
24
Jumlah
76
76
Angkatan tahun 2013-2014
Tabel 1.2. Populasi dan Sampel
4. Sumber Data
Metode pengumpulan data dalam penelitia ini menggunakan
metode kuesioner. Metode kuesioner atau angket merupakan sejumlah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
pertanyaan yang secara tertulis digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden tentang pribadinya.dalam metode ini terdapat dua data yang
mendukung, yakni :
4.1. Primer
Data primer diperoleh dari pengumpulan kuisioner yang telah
dijawab oleh responden. Instrumen penelitian yaitu kuisioner yang
akan dibagikan kepada responden dan diisi sesuai data yang
sebenarnya. Setelah pengisian data tersebut, instrumen penelitian
dikumpul.
4.2. Sekunder
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder yang
diperoleh dari referensi buku, internet, dan lain-lain yang berkaitan
dengan penelitian ini.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan
metode :
a. Kuesioner
Mengumpulkan data dengan pernyataan tertulis yang diberikan
kepada responden untuk dijawab. Responden dapat memberikan
jawaban dengan memberi tanda centang pada salah satu atau beberapa
jawaban yang telah disediakan. Peneliti menggunakan kuesioner ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
sebagai alat pengumpulan data yang paling utama yang dikembangkan
berdasarkan indikator yang telah ditentukan sebelumnya.
b. Kepustakaan
Mengumpulkan data melalui buku-buku referensi dan literatur
yang mendukung kelengkapan data dalam penelitian.
6. Validitas dan Realibilitas Data
Instrument pengumpulan data atau instrument periset adalah alat
bantu dalam pengumpulan data. Agar data yang diperoleh sesuai dengan
tujuan dari riset itu sendiri, atau agar data yang terkumpul nantinya akan
valid maka instrument periset itu sendiri haruslah baik juga. Melihat dari
hal tersebutlah, maka harus kita perhatihan mengenai apa itu validitas dan
realibilitas, dan penjabarannya adalah sebagai berikut:
Pada dasarnya pengertian realibilitas adalah memiliki sifat dapat
dipercaya,tepat,handal. Dengan kata lain, suatu alat ukur memiliki
realibilitas bila hasil pengukurannya relatif konsisten apabila alat ukur
tersebut digunakan berulang kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti
lainnya.
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Reabilitas diukur dengan uji statistik
cronbach’s alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai cronbach’ alpha > 0,60.
Rumus Alpha digunakan untuk mencari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0 tapi berupa rentang
skala. Adapun rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach sebagai berikut:
r =
Keterangan :
∑s ²
k
{1−
}
(k − 1)
s²
k
= Banyaknya butir pernyataan atau soal
∑s ²
= Jumlah Varian Item
s²
= Varians total
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan alat ukur
Product Moment Pearson yakni melakukan korelasi antara masing-masing
skor indikator dengan total skor variabel.
=
.∑
– (∑ )(∑ )
[ . ∑ ² − (∑ )²] [
. ∑ ² − ( ∑ )²]
Keterangan :
∑
∑
= Jumlah skor item
= Jumlah skor total (seluruh item)
= Jumlah responden
Dalam penelitian ini untuk mengukur variabel-variabelnya peneliti
menggunakan model skala Linkert, seperti yang dikemukakan oleh
commit to user
Sugiyono (2009 : 132) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
pendapat, dam persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Sehingga untuk mengetahui pengukuran jawaban
responden pada penelitian ini yang mana menggunakan instrument
penelitian berupa kuisioner, penulis menggunakan metode skala Likert
(Likert’s Summated Ratings).
Dalam pengukuran jawaban responden, pengisian kuesioner
pengaruh
periklanan
terhadap
pengambilan
keputusan
pembelian
konsumen diukur dengan menggunakan skala likert, dengan tingkatan
sebagai berikut :
a. Jawaban Sangat Setuju diberi bobot 5
b. Jawaban Setuju diberi bobot 4
c. Jawaban Ragu-ragu diberi bobot 3
d. Jawaban Tidak Setuju diberi bobot 2
e. Jawaban Sangat Tidak Setuju diberi bobot 1
Instrumen penelitian (kuisioner) yang baik harus memenuhi
persyaratan yaitu valid dan reliabel.Untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas kuesioner perlu dilakukan pengujian atas kuisioner dengan
menggunakan uji validitas danuji reliabilitas. Karena validitas dan
reliabilitas ini bertujuan untuk menguji apakah kuesioner yang disebarkan
untuk mendapatkan data penelitian adalah valid dan reliabel, maka untuk
itu, penulis juga akan melakukan kedua uji ini terhadap instrumen
penelitian (kuisioner).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
7. Teknik Analisis Data
1. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini alat analisis statistik yang dipergunakan
adalah analisa kuantitatif.Alat analisis statistik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisa kuantitatif. Untuk membuktikan hipotesis
yang sudah dijelaskan didepan dan mengukur ada tidaknya
hubungan/korelasi antara dua variabel penilitian yang diteliti, dalam
mencari uji validitas variabel penelitian ini menggunakan alat ukur
Product Moment Pearson. Analisis ini dengan cara mengkorelasikan
masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah
penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang
berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item
tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang
ingin diungkap. Rumus dari alat ukur tersebut adalah(Sugiyono,
2010:228) :
rxy =
Σ
(
Keterangan :
)(
)
rxy
= koefisien korelasi antara variabel x dengan y
x
= (xi – Ẋ)
y
= (yi – Ӯ)
Dan untuk mengukur ada tidaknya hubungan/korelasi antara
dua variabel independen dengan satu variabel dependen yang diteliti
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
digunakan alat analisis korelasi ganda dengan koefisien korelasi diberi
simbol R (Sugiyono, 2010:233), rumusnya :
Ry.x1x2 =
Keterangan :
Ry.x1x2 = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersamasama dengan variabel Y
ryx1
= korelasi Pearson Product Moment antara X1 dengan Y
ryx2
= korelasi Pearson Product Moment antara X2 dengan Y
rx1x2 = korelasi Pearson Product Moment antara X1 dengan X2
1
= Angka
konstan
Prosedur ujinya diberikan dalam tahap-tahap sebagai berikut :
-
Ho berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitan
terpaan iklan dan interaksi sosial secara bersama-sama dengan
pengambilan keputusan pembelian.
-
Ha berarti ada hubungan yang signifikan antara intensitan terpaan iklan
dan interaksi sosial secara bersama-sama dengan pengambilang
keputusan pembelian.
Atau dapat ditulis singkat :
-
Ho : ρ = 0
-
Ha : ρ ≠ 0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap nilai koefisen korelasi yang
ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang
tertera pada tabel berikut (sugiyono, 2010: 231) :
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisisen Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Tabel 1.3
Dalam penelitian ini proses perhitungan korelasi dilakukan menggunakan
programMicrosoft Excel. Ouput data berupa tabel akan dibahas didalam analisis
data lebih lajut dan mendalam.
commit to user
Download