perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan media yang semakin pesat serta seiring berkembangnya teknologi yang begitu pesat, mendorong banyak pihak menggunakan perkembangan-perkembangan tersebut untuk menguasai pasar. Terlebih dengan munculnya media televisi, kini semakin mempermudah khalayak untuk memperoleh informasi ataupun hiburan karenanya. Dari hal tersebut memaksakan para pelaku media berlomba lomba untuk menyajikan program program acara ataupun sajian audio visual yang dibutuhkan serta disukai oleh masyarakat pada umumnya. Dengan adanya media televisi di mana mampu memenuhi kebutuhan akan informasi ataupun hiburan, sangat berdampak bagi khalayak luas baik itu sebuah program acara ataupun hanya melalui sebuah iklan. Hal tersebut mampu membuat orang secara langsung mendapatkan informasi yang dibutuhkan tanpa waktu yang lama, disinilah peran televisi demikian penting dan dibutuhkan oleh khalayak luas. Di dalam perkembangannya, televisi sendiri juga tidak lepas dari peranan individuindividu yang berpotensi, trampil dan berbakat, didalamnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan khalayak akan informasi dan hiburan. Televisi sendiri berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele(Bahasa Yunani) yang berarti jauh, dan visi (videre bahasa latin) berarti commit to user 1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2 penglihatan. Dengan demikian televisi yang dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan gambar, dan suara yang diproduksi disuatu tempat (studio televisi) dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah perangkat penerima (televiset).Istilah television sendiri dicetuskan pada tanggl 25 Agustus 1900 di kota Paris, yang saat itu di kota tersebut berlangsung pertemuan para ahli bidang elektronika dari berbagai Negara.( J.B. Wahyudi, 1989 ) Sedangkan definisi televisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pesawat sistem penyiaran gambar obyek yang bergerak yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar, digunakan untuk penyiaran pertunjukan, berita, dan lain sebagainya. Menurut UndangUndang Penyiaran nomor 24 tahun 1997,BAB IIpasal 4 televisi sendiri memiliki tujuan, bahwa penyiaran bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap mental masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan membangun masyarakat yang adil dan makmur. Fungsi,televisi pada dasarnya adalah sebagai alat atau media massa elektronik yang digunakan untuk memperoleh sejumlah informasi, hiburan, pendidikan dan sebagainya.Sesuai dengan Undang-undang Penyiaran nomor 24 tahun 1997 BAB II pasal 5 berbunyi, “Penyiaran commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3 mempunyai fungsi sebagai media informasi dan penerangan , pendidikan dan hiburan, yang memperkuat idiologi,politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan keamanan”. Dari hal tersebut fungsi televisi secara umum menurut Undang-undang sangat baik karena memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Media informasi dan penerangan 2. Media pendidikan dan hiburan 3. Media untuk memperkuat idiologi,politik, ekonomi, sosial budaya 4. Media pertahanan dan keamanan Dari penjelasan diatas tentu juga tidak luput juga tentang pengaruh televisi terhadap khalayaknya, dengan media televisi seseorang dapat memberi informasi terlebih juga mampu mempengaruhi orang lain agar masuk dalam sebuah maksut yang diinginkan orang tersebutn dengan melalui iklan. Melalui sajian audio visual yang disajikan diharapkan akan mampu membangun sebuah citra atau image akan sebuah tayangan program ataupuin iklan. Dari hal tersebut kita mampu menilai kesuksesan sebuah iklan atau program acara melihat akan seberapa respon yang diberikan oleh khalayak akan hal tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebuah televisi mampu hidup karena peran sebuah iklan, hal tersebut tentunya semakin memicu para produsen iklan untuk menyajikan sebuah iklan yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4 berkualitas dan berbobot bahkan dengan tujuan untuk menciptakan brand aware dalam benak setiap pemirsanya. Seiring dengan berkembangnya media sendiri tenbtu tidak luput kaitannya dengan kelangsungan peoses komunikasi. Disini media sangatlah berpengaruh dalam penyampaian komunikasi dari satu individu keindividu lainnya, seperti yang kita tahu terdapat beberapa komponen komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Harold Lasswell (Lasswell 1960). Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960): 1. Who? (siapa/sumber). Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator. 2. Says What? (pesan). Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan penerima(komunikan),dari sumber(komunikator)atau kepada isi informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan. 3. In Which Channel? (saluran/media). Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5 langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dll). 4. To Whom? (untuk siapa/penerima). Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan darisumber.Disebuttujuan(destination)/pendengar(listener)/khalaya k(audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik(decoder). 5. With What Effect? (dampak/efek). Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll. Pemasar memanfaatkan berbagai media iklan sebagai alat untuk mengkomunikasikan produknya dengan tujuan untuk mempengaruhi sikap konsumen dengan tujuan agar tercipta keputusan pembelian konsumen terhadap produk. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, sikap, dan keyakinan konsumen terhadap suatu produk atau merek dan akhirnya akan mempengaruhi konsumen untuk membeli produk.Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku dengan cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu objek tertentu. Sarana utama pada terbentuknya sikap terhadap barangbarang dan jasa-jasa adalah melalui pengalaman langsung konsumen dalam mencoba dan menilai barang atau jasa tersebut (Schiffman & Kanuk, 2008: 222). Untuk itu pemasar memanfaatkan berbagai media commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6 sebagai alat penunjang untuk mengkomunikasikan produk dan jasanya, salah satunya melalui media iklan.(http://ejournal.unsrat.ac.id) Sebagai contoh nyata yang dapat kita jumpai sekarang ini adalah munculnya berbagai iklan gedget yang mulai menjamur. Melihat dari konsepnya dibuat sedemikian rupa agar khalayak tertarik dan mau membeli produk tersebut, disamping itu produsen iklan juga memiliki tujuan utama yakni menciptakan “brand aware” pada benak khalayak akan produk mereka. Selain itu juga tak sedikit para produsen bersaing untuk menawarkan produk mereka tentunya dengan menyajikan berbagai fitur canggih serta dikemas dalam balutan iklan yang menarik pula. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut : 1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan smartphone (gadget) di televisi dengan pengambilan keputusan pembelian smartphone (gadget) dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih angkatan 20122013? 2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dalam lingkungan sekolah dengan pengambilan keputusan pembelian smartphone (gadget) dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih angkatan 20122013 ? commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7 3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan smartphone (gadget) di televisi dan interaksi sosial dalam lingkungan sekolah dengan pengambilan keputusan keputusan pembelian smartphone (gadget) dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih angkatan 2012-2013 ? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan atas rumusan masalah diatas, penulis menyimpulkan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mendapatkan data tentang hubungan antara terpaan iklan smartphone (gadget) di televisi dengan pengambilan keputusan pembelian smartphone (gadget) dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih angkatan 2012-2013 2. Untuk mendapatkan data tentang hubungan antara interaksi sosial dalam lingkungan sekolah dengan pengambilan keputusan pembelian smartphone (gadget) dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih angkatan 20122013 3. Untuk mendapatkan data tentang hubungan terpaan iklan smartphone (gadget) di televisi dan interaksi sosial dalam lingkungan sekolah secara bersama-sama dengan pengambilan pengambilan keputusan pembelian smartphone (gadget) dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih angkatan 2012-2013 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8 D. Batasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah diatas penulis memberikan batasan masalahterhadap penelitian ini, Adapun tujuan dari batasan masalah adalah supaya penelitian tidak melebar dan tetap fokus terhadap ulasan.dengan ini berikut batasan masalah: 1. Penelitian berpusat pada khalayak pengguna dan penikmat media televisi 2. Penelitian berpusat pada khalayak yang berada di SMP Pelita Nusantara Kasih Surakarta sehingga tidak melibatkan khalayak yang berada di lokasi lain. E. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sebuah karya ilmiah yang akurat terhadap masalah yang diteliti yakni tentang hubungan “ terpaan iklan smartphone pada televisi dan interaksi lingkungan terhadap keputusan pembelian smartphone dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih”, sehingga dapat memberikan sumbangsing dan masukan bagi pengembangan ilmu penelitian dibidang komunikasi. 2. Praktis Penelitian ini diharapkan mampu menjadi dokumen rekomendasi yang tepat sebagai bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan terhadap masalah serupa apabila dimasa yang akan datang dilakukan lagi penelitian seperti ini. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9 F. Landasan Teori 1. Teori Periklanan Pada tahun 1923 Claude Hopkins menulis sebuah buku yang berjudul “Scientific Advertising”. Dibagian awal Ia menulis : “Telah tiba saatnya bagi iklan menjadi sebuah ilmu tersendiri”. Hopkins yang dikenal sebagai penulis naskah (copywriter) iklan kelas satu, hanya mengartikan sebuah iklan sebagai pengiriman lembar penawaran atau promosi lewat pos. di masanya, iklan memang masih sangat sederhana, meskipun demikian Hopkins melalui bukunya sangat yakin bahwa banyak potensi yang dapat digali melalui sebuah iklan. Pengiriman penawaran produk lewat pos sampai sekarang masih penting, namun seperti yang diperlihatkan media massa, cara beriklan kini sudah sangat bervariasi. Seperti yang dikemukakan oleh Hopkins, kegiatan beriklan tidak sepenuhnya intuitif, karena pada kenyataannya banyak menerapkan kaidah-kaidah ilmu sosial dalam memperkirakan dan mencoba mempengaruhi perilaku konsumen. Seiring berkembangnya zaman periklanan kini dirasa telah sangat jauh berkembang dan sangatlah canggih, dan terlalu rumit diuraikan disini. Dalam bukunya yang berjudul “Advertising” Albert Frey meneruskan pemikiran dari teori Hopkins, Ia menyebutkan tentang empat jenis bujukan dari sebuah iklan terhadap para konsumennya, yaitu: Bujukan Primer, dimaksutkan agar konsumen membeli satu jenis produk tertentu. Bujukan Selektif, agar konsumen membeli merek tertentu. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10 Bujukan Emosional, menggugah emosi konsumen agar membeli sesuatu. Bujukan Rasional, agar konsumen mau berfikir dalam memilih suatu produk. Pada dasarnya iklan sendiri adalah sebuah penyampaian sebuah komunikasi persuasive yang dibuat oleh produsen iklan itu sendiri dengan tujuan menyampaikan pesan yang akan disampaikan kepada khalayak, dan tak jarang sebuah iklan mampu mengubah sebuah perilaku dari khalayak itu sendiri. Sebuah iklan dapat digunakan untuk menggiring pola piker serta tindakan dari khalayak yang tentunya diinginkan oleh sang pembuat iklan. Kekuatan sebuah iklan juga mampu menghipnotis khalayak untuk menggunakan sebuah merek atau juga menngikat pola pikir khalayak terhadap sebuah brand tertentu. Seperti penjelasan dibawah ini, bahwa terdapat pembagian ekuitas dari sebuah brand: Gambar1.0 (Sumber :Kotler, P. dan Keller, K.L. dalam Handayani, 2010 : 62) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11 Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa ekuitas merek terdiri dari 5 atribut yaitu: 1) Brand Awareness (Kesadaran Merek) Aaker dalam Handayani (2010:64) mendefinisikan brand awareness sebagai kemampuan dari seorang pelanggan potensial untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori atau produk tertentu. Bagian dari suatu kategori produk perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan. Kemampuan pelanggan untuk mengenali atau mengingat suatu merek produk tergantung pada tingkat komunikasi atau persepsi pelanggan terhadap merek produk yang ditawarkan. Berikut adalah tingkatan dari brand awareness (Handayani, 2010:64): a) Unware of brand Pada tahapan ini, pelanggan merasa ragu atau tidak yakin apakah sudah mengenali merek yang disebutkan atau belum. b) Brand recognition Pada tahapan ini, pelanggan mampu mengenditifikasi merek yang disebutkan. c) Brand recall Pada tahapan ini, pelanggan mampu mengingat merek tanpa diberikan stimulus. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12 d) Top of mind Pada tahapan ini, pelanggan mengingat merek sebagai yang pertama kali muncul di pikiran saat berbicara mengenai kategori produk tertentu. 2) Perceived Quality (Persepsi Kualitas) Menurut Durianto (2004:96) “perceived quality adalah persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau jasa layanan dengan maksud yang diharapkan konsumen”. David Aaker mendefinisikan perceived quality sebagai „persepsi pelanggan terhadap kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa sehubungan dengan tujuan yang diinginkannya, dibandingkan dengan alternatif lain” (Handayani, 2010 : 73). Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas terhadap merek. 3) Brand Association (Asosiasi Merek) David Aaker dalam bukunya Managing Brand Equity seperti yang diikuti oleh Handayani (2010:66) mendefinisikan brand association sebagai “Segala sesuatu yang terhubung di memori pelanggan terhadap suatu merek”. Asosiasi merek merupakan kesan yang muncul di benak konsumen yang terkait dengan ingatan mengenai suatu merek (Durianto, 2004:69). Kesan tersebut akan semakin meningkat seiring dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13 dalam mengkonsumsi suatu merek. Merek yang memiliki kesan kuat di benak konsumen akan memengaruhi konsumen dalam menentukan pilihan dalam pembelian. 4) Brand Loyalty (Loyalitas Merek) Menurut Durianto (2004:126) brand loyalty merupakan ukuran kedekatan pelanggan pada sebuah merek. Konsumen yang loyal pada umumnya akan melanjutkan penggunaan merek tersebut walaupun dihadapkan dengan banyak alternatif merek produk pesaing yang menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul. Dari penjelasan di atas diuraikan beberapa ekuitas suatu merek terhadap khalayak, dalam hal ini peneliti mengartikan bahwa dari ekuitas tersebut dirasa akan memunculkan rangsangan terhadap khalayak untuk mengetahui atau bahkan bergerak pada tahapan berikutnya yakni terjadinya proses pembelian suatu produk yang diakibatkan oleh dorongan atau terpaan iklan itu sendiri. Dari penjelasan tentang ekuitas merek seperti yang ada diatas dapat kita analogikan sesuai dengan fenomena yang tengah terjadi dalam penelitian ini sendiri, tahapan ekuitas lebih condong pada tahapan Brand Image terhadap suatu produk, hal tersebut dapat dilihat ketika konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk sebenarnya mereka memiliki alasan-alasan tertentu dalam memilih sebuah produk, misalnya merasa puas dengan kualitas dan pelayanan yang ditawarkan produk tersebut. Ada pula konsumen yang membeli barang berdasarkan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14 kebutuhan akan suatu barang dan tidak sedikit konsumen yang membeli suatu produk secara spontanitas, maksudnya konsumen membeli produk tersebut tanpa ada rencana untuk membeli sebelumnya atau tanpa adanya pertimbangan-pertimbangan khusus ketika memutuskan untuk membeli. Menurut Peter dan Olson (2000:162) keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Jika konsumen tidak memiliki pengalaman dengan suatu produk, mereka cenderung untuk mempercayai merek yang disukai atau yang terkenal (Schiffman dan Kanuk 2008:173). Alasan inilah yang mendorong perusahaan untuk memperkuat posisi mereknya agar tercipta brand image yang positif dan menancap kuat di benak konsumen karena melalui brand image (citra merek), konsumen mampu mengenali sebuah produk, mengevaluasi kualitas, mengurangi resiko pembelian, dan memperoleh pengalaman dan kepuasan dari diferensiasi produk tertentu (Lin dkk, 2007:122). Brand image adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut (Ferrinadewi, 2008:165). Komponen dari brand image menurut Biel (1992) dalam jurnal Xian, dkk (2011:1876) terdiri dari citra perusahaan, citra pemakai dan citra produk. Citra perusahaan merupakan gambaran perusahaan di mata konsumen berdasarkan pengetahuan, tanggapan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15 serta pengalaman konsumen terhadap perusahaan yang bersangkutan. Citra pemakai merupakan sekumpulan karakteristik dari konsumen yang dihubungkan dengan ciri khas dari konsumen suatu merek. Sedangkan citra produk merupakan gambaran produk di mata konsumen berdasarkan pengetahuan, tanggapan serta pengalaman konsumen terhadap produk yang bersangkutan. 2. Teori Komunikasi Pemasaran Dengan mengacu fenomena di atas kita dapat melihat teori yang mampu menjadi dasar dari fenomena tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sebuah teori tentang teori komunikasi pemasaran, Komunikasi pemasaran merupakan elemen penting dalam berjalannya suatu perusahaan.Hal ini seperti yang sebutkan oleh Kotler dan Keller (2007) bahwa komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk dan mengingatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual. Menurut Sulaksana komunikasi pemasaran ialah mengkomunikasikan produk atau perusahaan kepada pasar sasaran dengan memberikan informasi apa yang hendak ditawarkan inilah yang disebut dengan komunikasi pemasaran (Sulaksana, 2003, p.23). Sedangkan menurut Nickles (Dharmmesta, 1990: 56), komunikasi pemasaran merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran, serta commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16 mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik. Dalam hal ini komunikasi pemasaran memiliki peranan sangat vital dalam memfasilitasi hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan dan konsumen, karena komunikasi pemasaran mendorong konsumen untuk melakukan pembelian yang menguntungkan bagi pemasaran dan kepuasan bagi konsumen. Melakukan kegiatan komunikasi pemasaran, terdapat enam alat yang disebut promotional tools. Promotional tools terdiri dari penjualan perorangan (Personal Selling), Iklan (Advertising), Promosi Penjualan (Sales Promotion), Pemasaran Internet (Internet Marketing), Publisitas (Publicity/Public Relation), dan Pemasaran Langsung (Direct Marketing) (Belch, 2004, p.16). Menggunakan keenam alat promosi ini sebuah perusahaan mengaplikasikannya untuk mengkomunikasikan perusahaan tersebut atau produk dari perusahaan tersebut kepada masyarakat. Pengaplikasian alat komunikasi pemasaran dalam sebuah perusahaan, menggunakan Integrated Marketing Communication (IMC). IMC merupakan perpaduan antar alat-alat komunikasi pemasaran agar kekuatan dari sebuah kegiatan promosi dapat menghasilkan komunikasi yang maksimal dan sebuah konsistensi dari sebuah kegiatan promosi (“the American Association of Advertising Agency”, Belch,2004,p.9). Komunikasi pemasaran merupakan suatu dialog yang berkesinambungan antara pembeli dan penjual dalam suatu segmen pasar commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17 (Delozier, 1976:168). Hal ini menekankan informasi kedua arah dan persuasi yang menunjang proses pemasaran agar berfungsi secara lebih efektif dan efisien (Nickles, 1984:7). Kotler (1989, 40-46) menjelaskan bahwa komunikasi pemasaran merupakan proses pengolahan, produksi, dan penyampaian pesan-pesan melalui satu atau lebih saluran kepada kelompok khalayak sasaran, yang dilakukan secara berkesinambungan dan bersifat dua arah dengan tujuan menunjang efektivitas dan efisiensi pemasaran suatu produk. Proses ini berkesinambungan, mulai dari tahap perencanan (desain) produk, distribusi, sampai ke kegiatan promosi (melalui iklan, pemasaran langsung, dan special event) dan tahap pembeli dan pengguna di kalangan konsumen. Komunikasi pemasaran melalui kegiatan promosi periklanan merupakan salah satu strategi dalam memperkenalkan atau menjelaskan produk yang dipasarkan. Strategi yang sering dipergunakan dalam membidik pasar sasaran adalah adanya pengelompokan pasar/segmen sebagai wilayah calon pembeli/pemakai. Pemilihan kelompok pasar yang spesifik akan lebih mudah mengkomunikasikan produk melalui media periklanan. Ciri atau karakter pada sekelompok segmen pasar merupakan data untuk memudahkan memasarkan produk. Iklan yang berarti pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media. Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak, orisinal, serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasive commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18 sehingga para konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan (Jefkins, 1997:18). Ralph S. Alexander dalam Jefkins (1997:110) merumuskan dengan Association Marketing Association (AMA), bahwa iklan menegaskan empat pokok batasan, yaitu : 1. Penyajian gagasan terhadap barang, yaitu suatu bentuk iklan yang ditampilkan berdasarkan konsep produknya. 2. Iklan ditujukan kepada khalayak, yaitu iklan dapat menjangkau masyarakat kelompok besar yang dipersempit menjadi kelompok pasar. 3. Iklan mempunyai sponsor yang jelas, yaitu terciptanya iklan atas pemrakarsa perusahaan yang membiayainya. 4. Iklan dikenai biaya penyajian, yaitu dalam penyebaran, penerbitan dan penayangan atas biaya perusahaan. Fungsi iklan dalam pemasaran adalah memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan kepuasannya. Agar iklan berhasil meransang tindakan pembeli, menurut Djayakusumah (1982:60) setidaknya harus memenuhi kriteria AIDA yaitu: Attention : mengandung daya tarik Interest : mengandung perhatian dan minat Desire : memunculkan keinginan untuk mencoba atau memiliki commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19 Action : mengarah tindakan untuk membeli Kotler & Amstrong (2001:65) mengemukakan bahwasanya daya tarik iklan (attention) harus mempunyai tiga sifat: Pertama iklan harus bermakna (meaningful), menunjukkan manfaat manfaat yang membuat produk lebih diinginkan atau lebih menarik bagi konsumen. Kedua, pesan iklan harus dapat dipercaya (believable), konsumen percaya bahwa produk tersebut akan memberikan manfaat seperti yang dijanjikan dalam pesan iklan. Ketiga distinctive, bahwa pesan iklan lebih baik dibanding iklan merek pesaing. Assael (2002: 60) menjelaskan Interest yaitu munculnya minat beli konsumen tertarik terhadap objek yang dikenalkan oleh suatu pemasar. Desire yaitu tahap setelah merasa tertarik, timbul hasrat atau keinginan untuk memiliki objek produk tersebut. Dalam tahap ini khalayak telah mempunyai motivasi untuk memiliki produk iklan. Sampai pada tahap ini, anda telah berhasil menciptakan kebutuhan calon pembeli. Sejumlah calon pembeli sudah mulai goyah dan emosinya mulai tersentuh. Namun demikian timbul perlawanan dalam diri calon pembeli berupa keraguan, benarkah produk atau jasa yang bersangkutan memberikan sesuatu seperti yang dijanjikan iklannya? Pengalaman pada masa lalu serta kebiasaan iklan yang menipu turut mempengaruhi keragu-raguan ini. Untuk menimbulkan rasa percaya pada calon pembeli, sebuah iklan dapat ditunjang dengan berbagai kegiatan peragaan seperti pembuktian, membagi bagikan contoh secara gratis, menyampaikan pandangan pandangan positif dari tokoh masyarakat terkemuka (testimonial) serta commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20 hasil pengujian oleh pihak ketiga misalnya dari departemen kesehatan, laboratorium swasta terkenal atau dari perguruan tinggi. Keputusan (decision) sangat baik bila mampu menciptakan keinginan untuk membeli, memiliki atau menikmati produk atau jasa yang diiklankan, namun juga perlu menciptakan iklan yang mampu memunculkan keyakinan bahwa memang layak untuk melakukan pembelian dan hal itu akan memberikan kepuasan sebagaiman yang mereka inginkan, tentu saja keputusan di sini mungkin dapat diraih dengan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk yang diiklankan. Pada tahap ini sikap sesungguhya khalayak terhadap produk iklan mulai terlihat.Di tahap ini juga konsumen mengambil keputusan untuk menyukai atau membenci hal tersebut.Akhirnya kita sampai pada upaya terakhir untuk membujuk calon pembeli agar sesegera mungkin melakukan suatu tindakan pembelian atau bagian dari itu. Bujukan yang diajukan berupa harapan agar calon pembeli segera pergike toko, melihat-lihat di showroom terdekat, mengambil percontohan, mengangkat telepon, mengisi formulir pesanan atau setidak-tidaknya menyimpan dalam ingatan mereka sebagai catatan untuk membelinya kelak (Kasali, 2007, 83-86). Tindakan (action) adalah upaya terakhir untuk membujuk calon pembeli agar sesegera mungkin melakukan tindakan pembelian atau bagian dari proses itu. Memilih kata yang tepat agar calon pembeli melakukan respon sesuai dengan yang diharapkan adalah suatu pekerjaan yang sangat sulit.Harus digunakan kata perintah agar calon commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21 pembeli bergerak.Penggunaan kata perintah harus diperkirakan dampak psikologisnya, jangan menyinggung perasaan atau menimbulkan antipati. Selain kata perintah, penggunaan batas waktu penawaran dan kupon/formulir yang harus diisi bisa merupakan cara untuk meimbulkan tindakan. Pada tahap ini tercermin action atau tindakan khalayak untuk memakai, mengkonsumsi atau menggunakan produk iklan.yaitu bagaimana iklan mampu menimbulkan respon. Iklan di media massa mampu membuat khayalak melakukan tindakan sesuai yang diinginkan, yang mengarah pada tindakan pembelian nyata dan atau pembelian ulang bagi konsumen yang mempunyai loyalitas. 3. Interaksi sosial Mengingat fenomena ini berkaitan dengan keputusan untuk membeli sebuah produk, konsumen tidak hanya akan terpengaruh dari hal tersebut saja, disamping itu ada faktor lain yang dirasa juga memiliki andil dalam penentuan pembelian oleh konsumen, yaitu faktor interaksi sosial. Faktor ini dirasa juga sangat berpengaruh dalam menunjang fenomena pembelian oleh konsumen, mengingat konsumen adalah manusia yang tak luput dari sebuah interaksi sosial. Sebuah lingkungan akan sangat mempengaruhi pola pikir dan keputusan seorang manusia,seperti yang dikemukakan oleh Albert Bandura bahwa “Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku dan perilaku mempengaruhi lingkungan”, menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dari sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22 3.1. Teori Bandura Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi timbale balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan.Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada pola belajar sosial jenis ini.(Singgih Gunarsa 1982:183) Semisal dalam suatu lingkup sosial dengan pola hidup yang mewah tentu didalamnya terdapat pola hidup konsumerisme yang selalu up to date tentang barang-barang baru. Dengan hal tersebut mau tidak mau juga mempengaruhi perilaku orang yang berada didalamnya, apabila seseorang didalam lingkungan tersebut memiliki barang baru, tentu akan bercerita kepada orang lain yang berada dilingkungan itu pula. Dari hal tersebut tentu menjadi masukan dalam benak orang lain yang ada dalam lingkungan tersebut, dan nantinya akan mendorong orang tersebut mengikuti apa yang tengah booming dalam lingkungan tersebut. 4. Keputusan Pembelian Setelah membahas tentang pengaruh interaksi sosial terlebih faktor lingkungan terhadap klahayak, kini bergeser tentang pengambilan keputusan oleh konsumen. Tahapan ini adalah tahapan dimana seorang konsumen telah terpengaruh oleh kekuatan iklan dan tinggal mermutuskan untuk mengambil atau tidak. Pada dasarnya secara umum, istilah membuat keputusan adalah penyeleksian tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif (Schiffman dan Kanuk, 2004). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23 Dengan kata lain, keputusan dapat dibuat hanya jika ada beberapa alternatif yang dipilih. Apabila alternatif pilihan tidak ada maka tindakan yang dilakukan tanpa adanya pilihan tersebut tidak dapat dikatakan membuat keputusan. Proses pengambilan keputusan melibatkan tiga tahapan, antara lain: input, proses, dan output. Tahapan input mempengaruhi rekognisi terhadap kebutuhan produk dan terdiri dari dua sumber utama, yaitu usaha pemasaran perusahaan (produk, tempat, harga, dan promosi) dan pengaruh sosioekternal konsumen (keluarga, teman, tetangga, kelas sosial, budaya). Tahapan proses fokus terhadap bagaimana konsumen membuat keputusan yang mencakup faktor psikologis (motivasi, persepsi, belajar, kepribadian, dan sikap) yang mempengaruhi rekognisi terhadap kebutuhan, pencarian alternatif sebelum pembelian, dan evaluasi alternatif. Tahapan output merupakan pembelian dan perilaku setelah pembelian (Schiffman dan Kanuk, 2004). Selain itu menurut jurnal teknologi Informasi oleh Yohanes Suhari terdapat faktor-faktor yang mempengaruhiperilaku membeli, menurut Engel, et al. (1994 )adalah: (1) pengaruh lingkungan, yaitu: budaya,kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, situasi,(2) perbedaan individu, yaitu: sumber dayakonsumen, motivasi, pengetahuan, sikap,kepribadian, gaya hidup, demografi, (3) prosespsikologis, yaitu: pemrosesan informasi,pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku.Disamping tiga faktor di atas terdapat stimulilain, yaitu stimuli pemasaran dan stimuli lain. Kembali lagi pada variabel yang terdapat dalam penelitian ini yakni commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 24 tentang pengaruh lingkungan, dalam hal ini juga dijelaskan bahwa Lingkungan sosial budaya adalah kelompok sosial budaya yang hidup dalam batas-batas tertentu yang ditata berdasarkan norma sosial budaya yang membedakannya dengan lingkungan alam (Muhammad, 2005:6). Lingkungan sosial adalah semua interaksi sosial yang terjadi antara konsumen dengan orang sekelilingnya atau antara banyak orang (Sumarwan, 2003:271). Budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbul yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, kebiasaan seseorang dan masyarakat (Sumarwan,2003:170). Lingkungan sosial budaya terdiri dari keluarga, sumber informal, sumber non komersial yang lain, klas sosial, subbudaya dan budaya (Schiffman & Kanuk, 2000:444) (http://www.unisbank.ac.id/bank/jurnal/Jurnal_Teknologi_Informasi_DIN AMIK.pdf) Demikian penjabaran tentang beberapa teori yang mendukung dalam penelitian ini. Melihaat fenomena ini, menarik bagi penulis untuk dijadikan sebagai bahan dalam penelitiannya yakni “ Terpaan Iklan Smartphone Dan Hubungan Interaksi Sosial terhadap Keputusan Membeli smartphone di Kalangan Siswa SMP Pelita Nusantara Kasih Surakarta” G. Kerangka Konsep Penelitian Pada bahasan kali ini peneliti hendak menyampaikan tentang skema ataupun kerangka konsep penelitian ini sedniri, mengingat dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang Berdasarkan akan uraian commitmenyusunnya. to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25 diatas, terdapat tiga buah variabel yakni dua variabel independen dan satu variabel dependen. Untuk lebih memperjelas akan pembahasan tersebut, maka peneliti mengaplikasikannya kedalan kerangka konseptual yang akan dijelaskan sebagai berikut: Dalam penelitian ini akan menggunakan dua macam variable yaitu variable bebas dan variable terikat,dan penjelasannya adalah: 1. Variabel bebas (Independent Variable) atau variable X, adalah variable yang variasinya mempengaruhi variable lain, dapat pula dikatakan bahwa variable bebas adalah variable yang pengaruhnya terhadap variable lain yang ingin diketahui. Variable ini sengaja dipilih dan dimanipulasi oleh peneliti agar efeknya terhadap variable lain tersebut dapat diamati dan diukur (Azwar,2004:62) 2. Variabel terikat (Dependent Variable) atau variabel Y, adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain. Besar efek dari hal tersebut dapat diamati dari adatidaknya, timbulhilangnya, besar-kecilnya atau berubahnya variasi yang tampak sebagai akibat dari perubahan pada variabel lain termaksut (Azwar,2004:62) Berdasar dari pembagian variabel diatas, peneliti hendak menjelaskan tentang pembagian variabel pada penelitian ini, diantaranya adalah: a. Variabel bebas (X1) = terpaan iklan (X2) = interaksi sosial di sekolah commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 26 b. Variabel terikat (Y ) = Keputusan membeli (X1) terpaan iklan r1 (Y) Keputusan membeli R r2 (X2) Pengaruh interaksi sosial Gambar 1.1 Keterangan : r1 :Hubungan antara Variabel Independen Pertama ( terpaan iklan) terhadap Variabel Dependen (pengambilan keputusan membeli) r2: Hubungan antara Variabel Independen Kedua (interaksi sosial di sekolah) terhadap Variabel Dependen (pengambilan keputusan membeli) R : Hubungan antara Variabel Independen Pertama ( terpaan iklan) dan Variabel Independen Kedua (interaksi sosial di sekolah) terhadap Variabel Dependen (pengambilan keputusan membeli) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27 H. HIPOTESIS Berdasarkan acuan penelitian di atas, maka peneliti dapat menarik suatu hipotesa sebagai berikut: 1. Ha: Ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan smartphone (gadget) di televisi dengan pengambilan keputusan pembelian smartphone (gadget) dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih angkatan 20122013. Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan smartphone (gadget) di televisi dengan pengambilan keputusan pembelian smartphone (gadget) dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih angkatan 20122013 2. Ha: Ada hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dalam lingkungan sekolah dengan pengambilan keputusan pembelian smartphone (gadget) sekarang ini dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih angkatan 2012-2013 Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dalam lingkungan sekolah dengan pengambilan keputusan pembelian smartphone (gadget) sekarang ini dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih angkatan 2012-2013 3. Ha: Ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan smartphone (gadget) di televisidengan interaksi sosial dalam lingkungan sekolah secara bersama-samaterhadap pengambilan commit to user keputusan keputusan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 28 pembelian smartphone(gadget) dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih angkatan 2012-2013 4. Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara terpaan iklan smartphone (gadget) di televisidengan interaksi sosial dalam lingkungan sekolah secara bersama-samaterhadap pengambilan keputusan keputusan pembelian smartphone(gadget) dikalangan siswa SMP Pelita Nusantara Kasih angkatan 2012-2013 I. Definisi Konseptual Penelitian Definisi konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik, keadaan, kelompok, individu tertentu.(Singarimbun,1989:34) Dalam penelitian ini berisi kajian terhadap beberapa variabel yang secara konseptual didefinisikan sebagai berikut : 1. terpaan iklan Pengertian dalam kehidupan sehari-hari dapat dipahami sebagai ukuran atau tingkatan. terpaan adalah proses persepsi yang terjadi karena adanyarangsangan terhadap panca indra. Proses tersebut diawali oleh penafsiran terhadap masukan sensoris yang dipengaruhi oleh pengalaman masa lampau seseorang yang terlibat kecerdasaan, emosi, dan berfikir. (Sudiana 1986:11) Dalam Sari (2011 : 21) menurut Lowery dan De Fleur (1983) setiap individu memiliki perilaku tertentu dalam menggunakan media commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29 massa. Perilaku tersebut selanjutnya dapat dijadikan sebagai dasar untuk melihat pengaruh media massa terhadap individu tersebut. Lowery dan De Fleur (1983) mengungkapkan bahwa terdapat tiga hal yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mengidentifikasi perilaku dalam terpaan televisi, yaitu: a. Total waktu rata-rata (durasi) yang dihabiskan untuk menyaksikan televisi perhari, b. Frekuensi terpaan program acara tertentu (tingkat keseringan terpaan acara televisi). c. Pilihan program acara yang ditonton dalam sehari,(ketertarikan) 2. Interaksi sosial Menurut Soerjono Soekanto (2002 : 61) menyebutkan pengertian interaksi sosial adalah : Hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat menegur, berjabat tangan atau cara salam lainnya (cium pipi), atau bahkan saling melirik, tersinggung yang mengakibatkan orang lain mengumpat lalu terjadilah adu mulut. Bahkan tidak jarang orang sebelumnya tidak kenal, karena merasa diperhatikan dengan sinis, tanpa say hello langsung memukul, maka terjadilah perkelahian.Interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial yang ditandai adanya hubungan timbal balik antara bidang-bidang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30 kehidupan dalam masyarakat, melalui interaksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, antar warga masyarakat atau kelompok. Dengan demikian syarat utama terjadinya aktivitas sosial adalah adanya interaksi sosial.Interaksi sosial akan terwujud apabila ada aksi dari seseorang atau kelompok dan direspon (ada reaksi) dari orang lain atau kelompok lain. Dalam hubungan interaksi sosial sendiri juga tidak luput dalam mempengaruhi orang lain, dengan interaksi ini juga akan terwujud suatu perubahan sosial mengingat mayoritas dalam lingkungan tersebut melakukan atau mempunyai kesamaan, sehingga secara tidal kangsung akan membawa setiap orang masuk dalam lingkup tersebut. Menurut Soerjono SoekantoFaktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial yaitu : 1. Imitasi Berarti meniru atau menduplikasi perilaku dan tindakan orang lainyang dirasa lebih baik. Syarat yang harus dimiliki seseorang sebelum melakukan imitasi yaitu : a. Minat dan perhatian yang cukup besar terhadap hal yang akan ditiru. b. Sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang diimitasi. c. Hal yang akan ditiru mempunyai penghargaan sosial yang tinggi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 31 2. Sugesti. Secara harfiah, sugesti berarti anjuran atau saran. Secara terminologinya dapat dilihat merupakan suatu proses dimana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. Sehingga penerima saran tanpa berpikir panjang menerima anjuran tersebut .Misalnya seorang peserta didik rajin bersekolah karena anjuran guru yang menjadi idolanya. 3. Identifkasi. Merupakan mempersamakan kecenderungan dirinya dengan atau orang keinginan untuk lain..prosesnya dapat berlangsung dengan sendirinya secara sadar/sengaja karena seseorang memrlukan contoh-contoh ideal didalam kehidupannya 4. Simpati. Simpati dapat dirumuskan sebagai perasaan terarik kepada orang lain. Peranan simpati sangat penting dalam interaksi social karena menimbulkan saling pengertian yang mendalam antar individu yang satu dengan yang lain. Dari keempat faktor diatas, ada yang menambahkan satupoin yaitu : 5. Motivasi Merupakan dorongan atau rangsangan yang dapat timbul dari dalam diri seseorang (motivasi intrinsik), serta dapat muncul dari luar commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 32 yang mengakibatkan kemauan seseorang untuk melakukan interaksi (motivasi kestrinsik). 3. Keputusan Membeli Dikutip dari Junidah Alfianasari (2010), keputusan pembelian konsumen merupakan sikap konsumen dalam menentukan arah dan tujuan akhir dalam proses pembelian suatu produk. Terdapat beberapa faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian konsumen: 1. Motivasi (motivation) 2. Persepsi (perception) 3. Pembentukan sikap (attitude formation) 4. Integrasi (integration) J. Definisi Operasional Pada dasarnya definisi operasional menurut Singarimbun, adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur variabel. Petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur. Petunjuk tentang langkah-langkah mengukur variabel dari menetapkan variabel yang hendak diukur, mendefinisikan arti variabel (definisi konseptual), menetapkan jenis dan jumlah indikator (atribut), membuat sejumlah kuesioner dari setiap indikator, menetapkan skala pengukuran, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 33 menetapkan jumlah pilihan jawaban, dan skor tiap pilihan jawaban (Singarimbun1989:34). Berikut ini akan diuraikan variabel yang diteliti beserta indikator-indikator yang dipakai sebagai alat pengukurnya : 1. Terpaan Iklan di Televisi Berbicara mengenai tentunya tidak bisa dipisahkan dari frekuensi dan durasi, juga ada salah satu hal juga yang mempengaruhi, yakni ketertraikan audience itu sendiri, berikut beberapa indikator yang diturunkan dari variabel menurut Lowery dan De Fleur yakni: a. Frekuensi Merupakan tingkat keseringan dalam penggunaan sebuah media, dalam hal ini penggunaan televisi, seberapa sering audience menggunakan media ini terutama yang berkaitan dengan iklan. Yang dimaksud peneliti dalam penelitian ini adalah tingkat keseringan menggunakan media televisi terlebih kaitannya dengan iklan smartphone. - Tingkat keseringan penggunaan untuk mencari informasi - Tingkat keseringan penggunaan untuk mencari hiburan - Tingkat perhatian atas iklan Smartphone Seberapa sering responden terpaan iklan Smartphone - Seberapa besar perhatian yang ditujukan oleh responden dalam terpaan iklan Smartphone. Yang dioperasionalkan dengan 5 pernyataan dan diberikan 5 pilihan jawaban yaitu : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 34 a. Jika responden Sangat Setuju berdasarkan indikator frekuensi, durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 5 b. Jika responden Setuju berdasarkan indikator frekuensi, durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 4 c. Jika responden Cukup Setuju berdasarkan indikator frekuensi, durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 3 d. Jika responden Tidak Setuju berdasarkan indikator frekuensi, durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 2 e. Jika responden Sangat Tidak Setuju berdasarkan indikator frekuensi, durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 1 b. Durasi Adalah lama waktu dalam penggunaan sebuah media, dimaksutkan dalam hal ini adalah seberapa lama audience menggunakan ataupun menikmati media ini, dalam hal ini adalah media televisi terkhusus berkaitan dengan iklan smartphone. - Cukup lama dalam penggunaan untuk mencari informasi - Cukup lama dalam penggunaan untuk mencari hiburan Yang dioperasionalkan dengan 5 pernyataan dan diberikan 5 pilihan jawaban yaitu : a) Jika responden Sangat Setuju berdasarkan indikator frekuensi, durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 5 b) Jika responden Setuju berdasarkan indikator frekuensi, durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 4 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 35 c) Jika responden Cukup Setuju berdasarkan indikator frekuensi, durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 3 d) Jika responden Tidak Setuju berdasarkan indikator frekuensi, durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 2 e) Jika responden Sangat Tidak Setuju berdasarkan indikator frekuensi, durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 1 c. Ketertarikan Diartikan seberapa besar perhartian audience terhadap media ini, terlebih dengan mengacu pada ketertarikan konten dalam suatu produk media tersebut. - Seberapa besar perhatian yang diberikan setelah terpaan iklan Smartphone - Seberapa besar ketertarikan yang diberikan setelah terpaan iklan Smartphone - Seberapa besar keinginan untuk menggunakan Smartphone - Seberapa besar iklan Smartphone telah mempengaruhi pengambilan keputusan untuk membeli dan menggunakan Smartphone Yang dioperasionalkan dengan 5 pernyataan dan diberikan 5 pilihan jawaban yaitu : a. Jika responden Sangat Setuju berdasarkan indikator frekuensi, durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 5 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 36 b. Jika responden Setuju berdasarkan indikator frekuensi, durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 4 c. Jika responden Cukup Setuju berdasarkan indikator frekuensi, durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 3 d. Jika responden Tidak Setuju berdasarkan indikator frekuensi, durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 2 e. Jika responden Sangat Tidak Setuju berdasarkan indikator frekuensi, durasi, dan ketertarikan yang disebutkan. Diberi skor 1 2. Interaksi Sosial Menurut Soerjono Soekanto Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial yaitu : 1. Imitasi Berarti meniru atau menduplikasi perilaku dan tindakan orang lain yang dirasa lebih baik. - Dari interaksi lingkungan dapat membentuk kebiasaan baru - Terjadi perubahan perilaku diperhadapkan dengan interaksi sosial yang lebih baik. 2. Sugesti. Pada indikator ini dapat berarti anjuran atau saran dari lingkungan sekitarnya. - Bujukan dari teman sekitar tentang fitur yang dimiliki oleh smartphone yang mereka gunakan. - Saran dan ajakan untuk menggunakan smartphone juga commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 37 3. Identifkasi. Dalam hal ini merupakan kecenderungan atau keinginan untuk mempersamakan dirinya dengan orang lain. - Dipicu karena interaksi sosial sekitar yang mayoritas pengguna smartphone. 4. Simpati. Simpati dapat dirumuskan sebagai perasaan tertarik kepada orang lain atau suatu hal tertentu. - Mulai muncul minat untuk mencari informasi tentang smartphone. - Muncul keinginan untuk menggunakan smartphone 5. Motivasi Merupakan dorongan atau rangsangan yang dapat timbul dari dalam diri seseorang (motivasi intrinsik). - Mengingat fitur-fitur menarik yang ditawarkan oleh smartphone. - Coba-coba untuk menggunakan produk smartphone. Yang dioperasionalkan dengan 5 pernyataan dan diberikan 5 pilihan jawaban yaitu : a. Jika responden menjawab Sangat Setuju berdasarkan indikatorindikator dalam variabel interaksi sosial yang disebutkan. Diberi skor 5 b. Jika responden menjawab Setuju berdasarkan indikator-indikator dalam variabel interaksi sosial yang disebutkan. Diberi skor 4 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 38 c. Jika responden menjawab Cukup Setuju berdasarkan indikatorindikator dalam variabel interaksi sosial yang disebutkan. Diberi skor 3 d. Jika responden menjawab Tidak Setuju berdasarkan indikatorindikator dalam variabel interaksi sosial yang disebutkan. Diberi skor 2 e. Jika responden menjawab Sangat Tidak Setuju berdasarkan indikator-indikator dalam variabel interaksi sosial yang disebutkan. Diberi skor 1 3. Keputusan Membeli Dalam variabel ini terdapat indikator yang mampu member petunjuk dalam pencarian data dan penyusunan kuisioner, dikutip dari Junidah Alfianasari (2010), menerangkanbeberapa faktor penyusun keputusan pembelian, yaitu: 1. Motivasi (motivation) Merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Persepsi (perception) Merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 39 3. Pembentukan sikap (attitude formation) Merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal. 4. Integrasi (integration) Merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut. Yang dioperasionalkan dengan 5 pernyataan dan diberikan 5 pilihan jawaban yaitu : a. Jika responden menjawab Sangat Setuju berdasarkan indikatorindikator (sangat tertarik terhadap fitur Smartphone) dalam variabel keputusan pemembelian yang disebutkan. Maka diberi skor 5 b. Jika responden menjawab Setuju berdasarkan indikator-indikator dalam variabel keputusan pemembelian yang disebutkan. Maka diberi skor 4 c. Jika responden menjawab Cukup Setuju berdasarkan indikatorindikator dalam variabel keputusan pemembelian yang disebutkan. Maka diberi skor 3 d. Jika responden menjawab Tidak Setuju berdasarkan indikatorindikator dalam variabel keputusan pemembelian yang disebutkan. Maka diberi skor 2 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 40 e. Jika responden menjawab Sangat Tidak Setuju berdasarkan indikator-indikator dalam variabel keputusan pemembelian yang disebutkan.Maka diberi skor 1 Dari penjabaran keterkaitan ketiga variabel diatas dapan dianalogikan sebuah logika berfikir oleh peneliti, yakni : Apabila semakin tinggi variabel X1 ( terpaan iklan) dan didukung dengan semakin tingginya variabel X2(interaksi sosial) akan berdampak pada munculnya variabel Y (keputusan membeli dalam hal ini pembelian Smartphone). Dengan demikian peneliti hendak menjabarkan tentang hubungan antara variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y. Seperti yang dijabarkan pula diatas tentang pemberian skor pada setiap poin pernyataan yang disediakan oleh peneliti pada tiap variabel indikator, disini akan diulas juga tentang ukuran keputusan pembelian oleh peneliti, adalah sebagai berikut: 1. Motivasi - Tinggi: Apabila responden merasa sangat tertarik dan ingin memiliki Smartphone setelah melihat iklan dan interaksi pengguna Smartphone dilingkungan sekitarnya. - Sedang : Apabila responden merasa tertarik dan ingin memiliki Smartphone setelah melihat iklan dan interaksi pengguna Smartphone dilingkungan sekitarnya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 41 - Rendah : Apabila responden merasa tidak tertarik dan tidak ingin memiliki Smartphone setelah melihat iklan dan interaksi pengguna Smartphone dilingkungan sekitarnya. 2. Persepsi - Tinggi : Apabila responden merasa sangat berminat dengan fitur-fitur yang dimiliki Smartphone dan ingin memilikinya. - Sedang : Apabila responden merasa berminat dengan fitur-fitur yang dimiliki Smartphone dan ingin memilikinya. - Rendah : Apabila responden merasa tidak berminat dengan fitur-fitur yang dimiliki Smartphone dan tidak ingin memilikinya. 3. Pembentukan Sikap - Tinggi : Apabila responden merasa sangat ingin memiliki Smartphone setelah mempertimbangkan tentang apa yang dijumpai pada media dan lingkungan sekitar. - Sedang : Apabila responden merasa ingin memiliki Smartphone setelah mempertimbangkan tentang apa yang dijumpai pada media dan lingkungan sekitar. - Rendah: Apabila responden merasa tidak Smartphone commit to user ingin memiliki perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 42 4. Integrasi - Tinggi: Apabila responden merasa sangat ingin membeli Smartphone setelah mengetahui Smartphone dari media dan lingkungan sekitarnya mengunakannya juga. - Sedang : Apabila responden merasa ingin membeli Smartphone setelah mengetahui Smartphone dari media dan lingkungan sekitarnya mengunakannya juga. - Rendah : Apabila responden merasa tidak ingin membeli Smartphone K. Tabel Indikator Variabel VARIABEL Terpaan INDIKATOR Frekuensi DIMENSI ITEM PERTANYAAN Responden sering melihat iklan Iklan a. Saya cukup sering mengamati iklan smartphone di TV, untuk membantu mencari informasi tentang smartphone Ketertarikan Responden pesan iklan perhatian dengan a. Saya mengetahui smartphone dari iklan TV b. Saya cukup terkesan setelah melihat iklan smartphone di TV, sehingga meningkatkan minat saya terhadap smartphone Durasi Lama waktu Responden dalam a. Saya cukup lama saat melihat TV, commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 43 memperhatikan iklan dalam satu hari b. Saya cukup lama saatmemperhatikan iklan, sehingga saya selalu melihatnya hingga selesai. Interaksi Imitasi Sosial Responden menyadari bahwa Karena kebanyakan teman banyak dari teman mereka yang menggunakan smartphone, menggunakan smartphone ikut Saya juga saya maka menggunakan smartphone juga. Sugesti Responden mengetahuipengaruh Saya merasa tertarik dan ingin lingkungan sosial memici minat memiliki smartphone ketika melihat beli mereka. banyak dari menggunakan teman Saya yang smartphone dan terlihat mengasikkan. Identifikasi Responden meyakini banyak teman bahwa Melihat keunggulan fitur yang ditawarkan smartphone yang teman- menggunakan teman Saya miliki, membuat saya smartphohnemendorong tertarik ingin memilikinya juga. responden ingin menyamainya juga. Simpati yang Responden merasa tertarik Melihat teman-teman saya lebih dengan apa yang dialami teman- mudah berinteraksi melalui commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 44 teman responden, yang smartphone, mendorong saya untuk menggunakan smarphone Motivasi Responden memiliki smartphone juga. memilih mengapa mereka alasan Saya merasa ingin memiliki membeli smartphone,setelah melihat teman- smartphone. teman saya menggunakan smartphone dan mendapat berbagai kemudahan ataupun untuk karna berinteraksi fitur lain yang ditawarkan oleh smartphone . Keputusan Motivasi Responden merasa tertarik dan a. Saya membeli (motivation) berminat membeli setelah melihat iklan smatphone merasa tertarik dengan banyaknya fitur yang ditawarkan oleh smartphone. b. Kini banyak smartphone yang dijual dengan terjangkau, dan harga hal yang tersebut membuat saya cukup tertarik pada smartphone. Persepsi Responden merasa (perception) membeli setelah berminat Banyak fitur canggih(jejaring melihat sosial,game dll) yang kini ditawarkan lingkungan sekitarnya mayoritas oleh smartphone, dan hal tersebut menggunakan smartphone commit to user membuat smartphone. anda tertarik pada perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 45 Pembentukan Responden mempertimbangkan sikap (attitude alasan formation) untuk membeli smarphone Banyak dari berceritatentang teman Saya, keunggulan dari smartphone mereka, dan hal tersebut membuat Saya ingin memilikinya juga. Integrasi Responden mengetahui alasan- Setelah melihat iklan smartphone dan (integration) alasan untuk membeli kebanyakan teman-teman smartphone, yang dilihat dari menggunakannya lingkunga sekitarnya. juga, membuat saya tertarik dan ingin membeli smartphone juga. Tabel 1.1 Indikator Variabel L. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis atau tipe penelitian adalah jenis penelitian explanatory reseacrh karena studi ini berusaha menyoroti dan menganalisa hubungan antar beberapa variabel dan menguji hipotesa sebelumnya (Singarimbun, 1995:5), dengan menggunakan teknik commit to user saya perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 46 survey yakni penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai pengumpulan data yang pokok. 2. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini telah berlangsung selama bulan Juli hingga September 2013. Berlokasi di SMP Pelita Nusantara Kasih Surakarta,Jawa Tengah. Alasan penggunaan lokasi ini, dikarenakan memiliki latar belakang strata atau tingkat ekonomi yang sesuai dengan fenomena yang hendak peneliti teliti, disamping itu terdapat keterjangkauan data oleh peneliti secara ekonomis dan secara sosial. 3. Populasi dan Sampel 3.1.Populasi Menurut Sugiono (2002: 55) menjelaskan bahwa populasi adalah sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan. Populasi (kumpulan objek riset) bisa berupa orang, organisasi, katakata dan kalimat, simbol-simbol nonverbal, surat kabar, radio, televisi, iklan, dan lainnya. Objek riset ini juga disebut satuan analisis (unit of analysis) atau unsur-unsur populasi. Sehingga, unit analisis ini merupakan unit yang nantinya akan digunakan sebagai objek yang diriset. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 47 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMP Pelita Nusantara Kasih Surakarta, angkatan 2013 – 2014 yang berjumlah 76 orang. 3.2.Sampel Dari populasi yang ada, penulis menggunakan semua siswa sebagai sample, atau secara skematis peneliti menggunakan sensus, atau total sampling, dikarenakan melihat jumlah keseluruhan responden yang tidak terlalu banyak, dan apabila diaplikasikan kedalam rumus sampling lainnya, akan memperoleh jumlah responden yang sangat sedikit serta dibawah rata-rata jumlah responden dalam sebuah penelitian kuantitatif, dan dikhawatirkan dengan jumlah tersebut tidak akan mendapatkan hasil yang valid dalam penelitian ini. Siswa Kelas VII-IX Populasi Sampel VII 20 20 VIII 32 32 IX 24 24 Jumlah 76 76 Angkatan tahun 2013-2014 Tabel 1.2. Populasi dan Sampel 4. Sumber Data Metode pengumpulan data dalam penelitia ini menggunakan metode kuesioner. Metode kuesioner atau angket merupakan sejumlah commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 48 pertanyaan yang secara tertulis digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang pribadinya.dalam metode ini terdapat dua data yang mendukung, yakni : 4.1. Primer Data primer diperoleh dari pengumpulan kuisioner yang telah dijawab oleh responden. Instrumen penelitian yaitu kuisioner yang akan dibagikan kepada responden dan diisi sesuai data yang sebenarnya. Setelah pengisian data tersebut, instrumen penelitian dikumpul. 4.2. Sekunder Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder yang diperoleh dari referensi buku, internet, dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian ini. 5. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan metode : a. Kuesioner Mengumpulkan data dengan pernyataan tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawab. Responden dapat memberikan jawaban dengan memberi tanda centang pada salah satu atau beberapa jawaban yang telah disediakan. Peneliti menggunakan kuesioner ini commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 49 sebagai alat pengumpulan data yang paling utama yang dikembangkan berdasarkan indikator yang telah ditentukan sebelumnya. b. Kepustakaan Mengumpulkan data melalui buku-buku referensi dan literatur yang mendukung kelengkapan data dalam penelitian. 6. Validitas dan Realibilitas Data Instrument pengumpulan data atau instrument periset adalah alat bantu dalam pengumpulan data. Agar data yang diperoleh sesuai dengan tujuan dari riset itu sendiri, atau agar data yang terkumpul nantinya akan valid maka instrument periset itu sendiri haruslah baik juga. Melihat dari hal tersebutlah, maka harus kita perhatihan mengenai apa itu validitas dan realibilitas, dan penjabarannya adalah sebagai berikut: Pada dasarnya pengertian realibilitas adalah memiliki sifat dapat dipercaya,tepat,handal. Dengan kata lain, suatu alat ukur memiliki realibilitas bila hasil pengukurannya relatif konsisten apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti lainnya. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Reabilitas diukur dengan uji statistik cronbach’s alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach’ alpha > 0,60. Rumus Alpha digunakan untuk mencari commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 50 reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0 tapi berupa rentang skala. Adapun rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach sebagai berikut: r = Keterangan : ∑s ² k {1− } (k − 1) s² k = Banyaknya butir pernyataan atau soal ∑s ² = Jumlah Varian Item s² = Varians total Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan alat ukur Product Moment Pearson yakni melakukan korelasi antara masing-masing skor indikator dengan total skor variabel. = .∑ – (∑ )(∑ ) [ . ∑ ² − (∑ )²] [ . ∑ ² − ( ∑ )²] Keterangan : ∑ ∑ = Jumlah skor item = Jumlah skor total (seluruh item) = Jumlah responden Dalam penelitian ini untuk mengukur variabel-variabelnya peneliti menggunakan model skala Linkert, seperti yang dikemukakan oleh commit to user Sugiyono (2009 : 132) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 51 pendapat, dam persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Sehingga untuk mengetahui pengukuran jawaban responden pada penelitian ini yang mana menggunakan instrument penelitian berupa kuisioner, penulis menggunakan metode skala Likert (Likert’s Summated Ratings). Dalam pengukuran jawaban responden, pengisian kuesioner pengaruh periklanan terhadap pengambilan keputusan pembelian konsumen diukur dengan menggunakan skala likert, dengan tingkatan sebagai berikut : a. Jawaban Sangat Setuju diberi bobot 5 b. Jawaban Setuju diberi bobot 4 c. Jawaban Ragu-ragu diberi bobot 3 d. Jawaban Tidak Setuju diberi bobot 2 e. Jawaban Sangat Tidak Setuju diberi bobot 1 Instrumen penelitian (kuisioner) yang baik harus memenuhi persyaratan yaitu valid dan reliabel.Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner perlu dilakukan pengujian atas kuisioner dengan menggunakan uji validitas danuji reliabilitas. Karena validitas dan reliabilitas ini bertujuan untuk menguji apakah kuesioner yang disebarkan untuk mendapatkan data penelitian adalah valid dan reliabel, maka untuk itu, penulis juga akan melakukan kedua uji ini terhadap instrumen penelitian (kuisioner). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 52 7. Teknik Analisis Data 1. Uji Hipotesis Dalam penelitian ini alat analisis statistik yang dipergunakan adalah analisa kuantitatif.Alat analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif. Untuk membuktikan hipotesis yang sudah dijelaskan didepan dan mengukur ada tidaknya hubungan/korelasi antara dua variabel penilitian yang diteliti, dalam mencari uji validitas variabel penelitian ini menggunakan alat ukur Product Moment Pearson. Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap. Rumus dari alat ukur tersebut adalah(Sugiyono, 2010:228) : rxy = Σ ( Keterangan : )( ) rxy = koefisien korelasi antara variabel x dengan y x = (xi – Ẋ) y = (yi – Ӯ) Dan untuk mengukur ada tidaknya hubungan/korelasi antara dua variabel independen dengan satu variabel dependen yang diteliti commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 53 digunakan alat analisis korelasi ganda dengan koefisien korelasi diberi simbol R (Sugiyono, 2010:233), rumusnya : Ry.x1x2 = Keterangan : Ry.x1x2 = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersamasama dengan variabel Y ryx1 = korelasi Pearson Product Moment antara X1 dengan Y ryx2 = korelasi Pearson Product Moment antara X2 dengan Y rx1x2 = korelasi Pearson Product Moment antara X1 dengan X2 1 = Angka konstan Prosedur ujinya diberikan dalam tahap-tahap sebagai berikut : - Ho berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitan terpaan iklan dan interaksi sosial secara bersama-sama dengan pengambilan keputusan pembelian. - Ha berarti ada hubungan yang signifikan antara intensitan terpaan iklan dan interaksi sosial secara bersama-sama dengan pengambilang keputusan pembelian. Atau dapat ditulis singkat : - Ho : ρ = 0 - Ha : ρ ≠ 0 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 54 Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap nilai koefisen korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel berikut (sugiyono, 2010: 231) : Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisisen Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Tabel 1.3 Dalam penelitian ini proses perhitungan korelasi dilakukan menggunakan programMicrosoft Excel. Ouput data berupa tabel akan dibahas didalam analisis data lebih lajut dan mendalam. commit to user