sambutan menteri agama ri pada pembukaan temu

advertisement
SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI
PADA PEMBUKAAN TEMU KARYA ILMIAH DAN
LOMBA KETERAMPILAN AKADEMIK KEAGAMAAN
PERGURUAN TINGGI HINDU SELURUH INDONESIA
TANGGAL 20 MEI 2009 DI DENPASAR
Yth. Sulinggih yang saya sucikan;
Yth. Gubernur Bali beserta Ibu;
Sdr. Direktur Jenderal Bimas Hindu beserta Ibu;
Para Rektor dan Pimpinan Perguruan Tinggi se Bali;
Undangan dan Peserta Temu Karya Ilmiah yang berbahagia.
Om Swastiastu,
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas perkenan-Nya kita dapat berkumpul di gedung Ksirarnawa,
Art Centre ini untuk menghadiri upacara pembukaan Temu Karya Ilmiah dan Lomba
Keterampilan Akademik Perguruan Tinggi Hindu seluruh Indonesia.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya menyampaikan apresiasi yang amat
mendalam kepada saudara Dirjen Bimas Hindu dan seluruh jajarannya serta panitia
penyelenggara atas pelaksanaan kegiatan ini, yang salah satunya diisi dengan
memperebutkan piala bergilir Menteri Agama RI untuk pertama kalinya. Semoga
Temu Karya Ilmiah dan Lomba Keterampilan Akademik ini mampu menghasilkan
prestasi akademik dan mampu membentuk umat Hindu yang terampil dalam
melaksanakan ajaran agamanya. Dengan demikian, kegiatan seperti ini dapat
dijadikan motivator dan dinamisator dalam mewujudkan penjaminan mutu Perguruan
Tinggi Hindu.
Gubernur Bali dan Hadirin yang berbahagia,
Temu Karya Ilmiah ini hendaknya dapat menjadi wahana dalam meningkatkan
kualitas dan prestasi dosen serta mahasiswa, sehingga mampu melahirkan ide-ide
kreatif dan inovatif bagi pengembangan Perguruan Tinggi Hindu, sesuai dengan
konteksnya. Pertimbangan kontekstual menjadi demikian penting dalam
pengembangan dan aplikasi agama, karena jika agama tidak menyentuh kebutuhan
umat, maka agama itu berangsur-angsur dipinggirkan oleh umatnya sendiri. Agama
akan dianggap sebagai beban bagi masyarakat bukan sebagai knopi bagi
masyarakatnya. Itu sebabnya dalam setiap pembinaan agama perlu diperhatikan
aspek kontekstual, terlebih lagi kondisi umat masing-masing agama terdiri atas
berbagai latar belakang etnis dan kebudayaan yang beragam.
Melalui Temu Karya Ilmiah ini, saya juga berharap kepada para Pengelola
Perguruan Tinggi agar termotivasi untuk memelihara semangat dan pengabdian
dalam dunia Pendidikan. Regulasi mengenai pendidikan senantiasa digulirkan dengan
target yang labih baik. Akibatnya, setiap pengelola Perguruan Tinggi diharuskan
untuk mengikuti regulasi yang ada, jika tidak ingin ketinggalan mutu pendidikannya.
Jadikan momentum ini sebagai sarana mengejar kemajuan dan prestasi. Sebab,
kompetisi dalam arti pengembang ilmu dan`wawasan pengetahuan merupakan aspek
penting yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas
pengelolaan Perguruan Tinggi.
Gubernur dan Hadirin yang berbahagia,
Penjaminan mutu pendidikan merupakan suatu konsep dalam manajemen mutu
pendidikan yang sedang kita kembangkan. Dalam penerapannya, setiap lembaga
pendidikan diarahkan agar memberi jaminan bahwa pelayanan pendidikan yang
diberikan kepada masyarakat, baik internal maupun eksternal telah memenuhi bahkan
dapat melebihi harapan masyarakat (user). Untuk menghindari disparitas mutu
pendidikan lintas Perguruan Tinggi dan lintas daerah, maka para Pengelola Perguruan
Tinggi harus mampu mengembangkan proses pembelajaran serta kurikulum yang
komprehensif, sehingga Pendidikan Tinggi Hindu tidak hanya menghasilkan
kecerdasan intelektual (IQ), tetapi juga kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan
spiritual (SQ) secara harmonis. Saya yakin "Temu Karya Ilmiah dan Lomba
Keterampilan Akademik Perguruan Tinggi Hindu Seluruh Indonesia" ini mampu
mensinergikan ketiga kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Dengan
demikian, Perguruan Tinggi Hindu dapat berperan sebagai pendorong pertumbuhan
dan daya saing bangsa melalui pemanfaatan inovasi pengetahuan, teknologi dan seni.
Gubernur dan Hadirin yang berbahagia,
Temu Karya Ilmiah dan Lomba Keterampilan, menyiratkan bahwa kegiatan yang
dilaksanakan penuh dengan kompetisi. Oleh karena itu, saya berharap semua peserta
mampu menjujung tinggi sportivitas, objektivitas, dan rasa persaudaraan. Sebagai
penganut Hindu yang baik, sudah seharusnya saudara-saudara mampu memelihara
dan mengembangkan prinsip dasar Tat Twam Asi yang menganjurkan bagi
pemeluknya agar memperlakukan orang seperti memperlakukan diri sendiri. Sebagai
akhir kata, kepada seluruh peserta lomba saya sampaikan selamat mengikuti lomba,
semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan karunia-Nya, sehingga
penyelenggaraan kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan sukses.
Om Shanti, Shanti, Shanti, Om.
Jakarta, 20 Mei 2009
Menteri Agama RI
ttd
Muhammad M. Basyuni
Download