PENGANTAR Puji syukur kami naikan kehadirat Tuhan Yesus Kristus sang Diaken yang Agung. Berkat pimpinanNya bahan pembinaan bulan diakonia boleh hadir kembali menjumpai anggota jemaat se-sinode Gereja Kristen Sumatra Bagian Selatan ( GKSBS). Adapun tema bulan diakonia tahun 2016 adalah Menjadi Gereja yang Berdiakonia, tema ini diangkat sesuai dengan arah menggereja sinode GKSBS selama lima tahun ke depan ( 2015-2020 ) Dalam pelaksanaannya, bulan diakonia tahun ini dilaksanakan selama satu bulan, rentang waktunya jauh lebih panjang dari pada tahun lalu, hanya dua Minggu. Hal ini dilakukan dalam rangka pencapaian Visi GKSBS agar setiap anggota jemaat mengerti, sadar dan dapat menjadi pribadi yang berdiakonia, demikian juga dengan Gereja sebagai lembaga, kiranya menjadi gereja yang berdiakonia. Materi pembinaan bulan diakonia tahun ini terdiri dari bahan Saresehan, Kotbah Minggu. Panduan kebaktian anak, Renungan, PA umum, PA pemuda dan aktifitas kegiatan bulan diakonia. Untuk waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan ini tentu saja disesuaikan dengan kegiatan di masing-masing jemaat dan tidak harus sama. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Klasis Pugung Raharjo dan mengapresiasi para penulis materi pembinaan bulan diakonia, yaitu; Pdt. Karel Barus (KEPB), Pdt. Henriette Johana Nuwenhuis (HJN), Pdt. Indro Sugioto (ITS), Pdt. Prasetyanto Aji(PA), Pdt. Longgar ( LP), Pdt. Yohanes Eko Prasetyo ( YEP) dan Pdt. Teofilus Agus Rohadi (TAR). Kiranya Materi ini dapat bermanfaat untuk membangun gereja Tuhan, sehingga gereja Tuhanpun dapat menjadi berkat bagi sesama dan namaTuhan dimuliakan. Selamat menjalani bulan diakonia, selamat melayani dan Tuhan memberkati. Metro, 25 Mei 2016 Hormat kami Pdt. Alexius Haryanto, S.Pd, M.Div Sekretaris MPS GKSBS Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 1 BAHAN SARASEHAN Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016 Senin, 04 Juli 2016 MENJADI GEREJA YANG BERDIAKONIA Bapak, Ibu dan Saudara yang dikasihi Tuhan, Ungkapan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Sang Raja Gereja, yang telah menyertai kehadiran dan kebersamaan GKSBS dalam periode waktu 2010-2015. Dimana arah bersama GKSBS pada kurun ini disemangati Tema: Berapa roti ada padamu, cobalah periksa! Tentu selama lima tahun ada banyak hal yang dilakukan baik oleh Jemaat-Jemaat, Klasis dan Sinode untuk menemukan potensi dan jati-dirinya. Dengan potensi dan keberadaan yang disadari dimiliki, ini menjadi kekayaan yang tentunya dapat dibagikan dengan yang lain. Pertanyaannya sekarang adalah: Apakah kita sekarang sudah tahu pasti berapa roti yang ada pada kita? Jika kita tahu, maka akan memudahkan kita untuk memasuki periode waktu 20152020 dimana GKSBS akan memantapkan arah menggerejanya disemangati dengan Tema: Menjadi Gereja yang Berdiakonia. Namun jika kita belum menemukan atau merasa tidak memiliki roti, maka kita perlu untuk menata ulang hidup bergereja, agar dapat bersama-sama menjadi gereja yang berdiakonia. Apa itu diakonia? Diakonia secara etimologi dalam bahasa Yunani διακονεο (diakoneo) berarti melayani sebagai pelayan dapur, yang menantikan perintah di sekitar meja makan (Mat 8 :15; Efesus 4:12). Pekerjaan yang seperti ini bukanlah pekerjaan yang menyenangkan karena suatu saat akan menerima tekanan, hinaan, ataupun cacian dari orang yang merasa kurang puas dilayani. Jika ditinjau lebih luas lagi, arti kata ini menyatakan seseorang yang memperhatikan kebutuhan orang lain, kemudian berupaya untuk dapat menolong memenuhi kebutuhan tersebut. Arti pelayanan diakonia berbeda dengan arti pelayanan dari kata-kata lainnya dalam bahasa Yunani seperti doulos (bekerja sebagai budak), litourgikos (melayani di depan publik), dan lainnya. Apa perbedaannya? Bahwa pelayanan diakonia berkaitan erat dengan upaya menolong orang lain. GKSBS dan Diakonia: Kesadaran bahwa kita hidup di bumi. Memaknai kehadiran GKSBS di belahan bumi Sumatera Bagian Selatan, tentulah kita sudah sangat tahu. Mengapa yang digunakan disini kata „tahu‟. Ya, karena kita memang mengetahui baik dari penglihatan atau informasi yang kita dengar dari berbagai pihak. Namun „tahu‟ dan „mengetahui‟ belum tentu membuat kita memahami apa yang terjadi dalam konteks kita ber-GKSBS di Tanah Seberang ini. Tidak terlepas dengan konteks yang lebih luas yaitu bagian dari Indonesia, pergumulan yang dihadapi GKSBS di Sumatera Bagian Selatan belum bergeser dari masalah-masalah lama yaitu: kemiskinan yang belum ada tanda-tanda membaik. Hal ini lebih terasa lagi bagi kita yang hidup di pedesaan dan GKSBS sebagian besar hadir di sana. Menurunnya harga untuk Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 2 hasil produksi pertanian dan perkebunan masyarakat di tahun 2015 masih berlanjut di tahun 2016. Ini tentunya akan membuat pendapatan berkurang dan daya beli masyarakat juga menurun. Demikian juga dengan sektor usaha. Pelemahan ekonomi dunia berdampak pada penjualan produk ke luar negeri. Menurunnya penjualan produk ini membuat banyak perusahaan mengurangi karyawannya atau paling tidak sulit menambah kesempatan kerja baru. Dampaknya semakin banyak masyarakat usia produktif, hasil lulusan sekolah menengah dan kejuruan yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi tidak terserap ke lapangan kerja. Dampak lanjutannya adalah banyak pengangguran dan akhirnya para penganggur ini akan menjadi pemasok angka kriminalitas atau kejahatan meningkat. Dalam konteks yang lebih besar, Indonesia masih menjadi negara terkorup di dunia. Pengumuman Indeks Persepsi Korupsi di awal tahun 2016, Indonesia menempati peringkat 107 dari 124 negara yang diteliti. Ini artinya bahwa penyimpangan anggaran terjadi di semua sektor penyelengaraan negara. Dampak terbesar dari korupsi adalah berkurangnya kualitas pembangunan yang dibiayai karena sebagian dananya disimpangkan untuk kepentingankepentingan pribadi. Maka tidak heran jika menjumpai, khususnya infrastruktur jalan di berbagai wilayah di Sumbagsel usia pemakaiannya sering tidak sampai satu tahun dan sudah hancur. Konteks terbaru yang harus diperhatikan kita adalah bahwa Pemerintah mengalokasikan Dana Desa yang sangat besar di seluruh Indonesia dan tidak terkecuali di Sumbagsel. Besarnya anggaran desa tersebut jika tidak dikawal oleh masyarakat maka berpotensi terjadi penyalahgunaan oleh aparat pemerintahan di desa. Dan jika ini terjadi maka pembangunan yang sekarang menjadi tanggungjawab desa akan dirasakan oleh masyarakat. Pergumulan dan permasalahan di atas hanyalah sekelumit konteks yang menyekitari GKSBS. Masih banyak yang lain, semisal maraknya narkoba, kekerasan seksual terhadap anak, ketidakadilan terhadap buruh, konflik antar masyarakat, dan lain sebagainya. Lalu apa yang harus kita lakukan, GKSBS lakukan? Menjadi Gereja yang Berdiakonia Disemangati Tema Musyawarah Majelis Sinode XI: Menjadi Gereja yang berdiakonia, dan Sub Tema: Bersama Masyarakat, Gereja Berpartisipasi Membangun Spiritualitas Kedamaian Menuju Kesejahteraan yang Bermartabat, Jemaat, Klasis dan Sinode diajak untuk 5 tahun ke depan melakukan panggilan diakonia yaitu: 1. Memberdayakan diri: membangun spiritualitas damai; 2. Hadir di tengah situasi masyarakat mengerjakan misi Kerajaan Allah; dan 3. Mewujudkan masyarakat sejahtera dan bermartabat. Sebagai gereja yang adalah komunitas yang terdiri dari berbagai unsur dan latarbelakang yang berbeda-beda tetapi satu, kita harus berbuat baik. Komitmen dan itikad baik terhadap orang lain dengan saling berbagi dalam beban, agar kelebihan kita mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kita, supaya ada keseimbangan (2 Kor. 8: 14-15). Apa yang dapat kita lakukan? Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 3 Pertama, berbagi kesaksian hidup. Setiap anggota GKSBS pasti memiliki „roti‟ ini. Setiap kita memiliki ajaran kasih dan pengampunan. Mari di tengah-tengah masyarakat yang semakin permisif atau semakin tidak peduli dengan sesama, kita hadir dengan contoh hidup yang mengasihi. Bukan itu saja, mari kita tidak menjadi bagian yang menebarkan kebencian, tetapi pengampunan. Kedua, berbagi dengan „roti unyil‟. Kita dapat berbagi tidak menunggu menjadi kaya terlebih dahulu. Di sekeliling kita, ada banyak orang-orang yang membutuhkan uluran kasih. Lihatlah dan tengoklah, di sekeliling kita dan pelayanan kita, mungkin ada yang membutuhkan sekedar derma dari diakonia kita yang tidak besar. Sebagai contoh: di suatu desa, gereja memberi pelayanan diakonia setiap bulan Rp. 30.000,- kepada saudaranya yang bukan anggota gereja. Diberikan setiap 2 bulan sekali dan saat memberikan, Komisi Diakonia hadir – menyapa dan memohon ijin apakah boleh mendoakan simbah yang sudah renta. Dan yang terjadi luar biasa, mereka sukacita dengan kehadiran kita meski yang kita bagi baru „roti unyil‟ atau roti yang ukurannya kecil. Ketiga, berbagi harus direncanakan. Kita, GKSBS sudah sangat pandai memahami konsep diakonia. Baik dari yang karitatif, reformatif sampai yang transformatif. Persoalannya adalah apakah semua Jemaat GKSBS mempunyai program diakonia dengan anggaran yang cukup. Jangan-jangan diakonia masih menjadi program yang tidak diprioritaskan. Jangankan untuk menuju yang transformatif, mungkin yang karitatif saja belum serius dilakukan. Jika dalam Rencana Belanja Jemaat, Anggaran Diakonia belum 10% dari Total Anggaran gereja, mungkin kita harus mengakui bahwa kita baru sebatas wacana menuju gereja yang berdiakonia. Untuk didiskusikan oleh kita keluarga besar GKSBS: 1. Apakah kita telah menemukan „roti‟ di masing-masing gereja? 2. Pengalaman-pengalaman baik apa, yang telah kita bagikan berkaitan dengan „roti‟ yang kita miliki kepada orang lain? 3. Buatlah langkah konkrit untuk mengembangkan pelayanan diakonia, semisal: bagi gereja yang belum ada persembahan khusus untuk diakonia, agar mulai digumulkan bersama! Akhirnya, tidak ada yang tidak mungkin bagi kita yang hidup di dalam Tuhan. Mari kita sebagai warga gereja mengkonsentrasikan diri terhadap pelayanan kasih, merendahkan diri di hadapan Dia dan semuanya mengarah kepada Yesus Kristus yang memberi tugas suruhan membantu sesama jemaat dan warga masyarakat. Amin. ̴ (YEP) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 4 RENCANA AKSI BULAN DIAKONIA 2016 Pada bulan Diakonia GKSBS tahun 2016 ini, setiap jemaat boleh menentukan aksi kegiatan diakonia masing-masing sesuai dengan keadaan jemaat. Namun tidak menutup kemungkinan usulan aksi kegiatan bulan diakonia di bawah ini bisa diterapkan di lingkup jemaat ataupun klasis. Berikut usulan aksi kegiatan diakonia tahun 2016 : 1. NAMA AKSI Pendirian Bank Sampah GKSBS 2. DESKRIPSI KEGIATAN Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah. Bank sampah dikelola menggunakan sistem seperti perbankkan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan. Penyetor adalah warga jemaat yang tinggal di sekitar lokasi bank sampah serta mendapat buku tabungan sampah layaknya menabung di bank. 3. TUJUAN KEGIATAN Tujuan utama pendirian bank sampah adalah untuk membantu menangani pengolahan sampah di sekitar lingkungan kita berada. Tujuan bank sampah selanjutnya adalah untuk menyadarkan masyarakat akan lingkungan yang sehat, rapi, dan bersih. Bank sampah juga didirikan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dalam masyarakat, misalnya untuk kerajinan dan pupuk yang memiliki nilai ekonomis. 4. MANFAAT KEGIATAN Bank sampah memiliki beberapa manfaat bagi manusia dan lingkungan hidup, seperti membuat lingkungan lebih bersih, menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan, dan membuat sampah menjadi barang ekonomis. Manfaat bank sampah untuk masyarakat adalah dapat menambah penghasilan masyarakat karena saat mereka menukarkan sampah mereka akan mendapatkan imbalan berupa uang yang dikumpulkan dalam rekening yang mereka miliki. Masyarakat dapat sewaktu-waktu mengambil uang pada tabungannya saat tabungannya sudah terkumpul banyak. Bank sampah juga bermanfaat bagi siswa yang kurang beruntung dalam hal finansial, beberapa sekolah telah menerapkan pembayaran uang sekolah menggunakan sampah. 5. SIMULASI KEGIATAN Terlampir. Sumber Informasi : https://id. wikipedia. org/wiki/Bank_sampah Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 5 KOTBAH, 3 JULI 2016 Bahan Bacaan: II Raja 5:1-19 YANG DIANGGAP KECIL PUN BISA BERDIAKONIA Saudara-saudari dalam Yesus Kristus, syalom. Apakah ada yang tahu apa visi gereja GKSBS periode 5 tahun ini? (jemaat diberikan waktu untuk menjawab). Ya benar, „Gereja yang berdiakonia‟. Visi ini dipakai sebagai tema untuk Bulan Diakonia 2016 yang dimulai hari Minggu ini. Khususnya satu bulan ini kita akan dibekali dan disemangati untuk berdiakonia. Dengan PA, sekolah minggu, renungan dan aktifitas. Saya pernah bertanya kepada remaja sewaktu memimpin katekisasi tentang diakonia: siapa yang tahu orang terkenal yang berdiakonia? Saya mau bertanya dengan pertanyaan yang sama kepada saudara-saudari: siapa ya kira-kira? Adakah orang terkenal yang menginspirasi kita untuk berdiakonia? (jemaat diberikan waktu untuk menjawab) Semua (atau hampir semua, tergantung contoh yang diberikan) orang yang disebutkan adalah orang dewasa. Juga remaja waktu itu menyebut orang dewasa saja seperti Bunda Theresa dan Martin Luther King. Dari perikop hari Minggu ini kita justru mendapat inspirasi dari seorang perempuan yang masih gadis. Usia gadis ini antara 10-20 tahun. Kita tidak tahu namanya siapa. Dia adalah seorang budak di rumah Naaman, panglima raja Syria dan melayani isteri Naaman. Gadis ini asli dari Israel. Di ayat 2 kita mendengar bagaimana anak ini bisa sampai di negara asing; dia tertawan, diculik dan terpaksa melayani di rumah pak Naaman di Syria. Sebenarnya gadis ini adalah korban human trafficking (penjualan orang). Pasti sejumlah uang besar dibayar untuk mendapatkannya. Kita tahu dari banyak cerita di Alkitab bahwa menjual orang sebagai budak sering terjadi, ingatkan Yusuf misalnya. Tetapi juga sekarang ini, hal seperti itu masih terjadi. TKI dieksploitasi/dimanfaatkan atau anak-anak dipaksa untuk menjadi pelacur. Juga di tahun 2016 masih ada orang yang menjadi korban seperti gadis ini. Mungkin alasan saat ini tidak jauh beda dengan zaman itu: memanfaatkan orang lain demi duit. Tetapi dalam kasus anak dari Israel ini, satu alasan ditambahkan: sejak dari semula Syria dan Israel bermusuhan. Jadi tidak kebetulan orang Syria menculiknya. Gadis tanpa nama ini harus bekerja di rumah Naaman. Ternyata Naaman, orang yang penting dan kaya ini, selain menjadi seorang pahlawan tentara, dia menderita sakit kusta. Penyakit ini merusak bentuk tubuh dan luka-luka di tubuh sangat berbahaya dan menular. Suara pasiennya merubah menggaok. Penyakit pelan-pelan merusakkan tubuh orangnya. Penderita penyakit ini masih bisa hidup sekitar 10-20 tahun, tetapi tergatung macam penyakitnya. Mungkin gadis ini melihat kesakitan tuannya atau mendengar tentang keadaan Naaman lewat nyonya, isterinya. Bagaimanapun dia berkata kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan engkau dari penyakit tuan. " Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 6 Luar biasa. Korban human trafficking ini, si gadis kecil mau menolong musuhnya. Dia tidak menjadi orang yang lemah yang tidak bisa apa-apa lagi. Atau dia tidak dipaksa untuk mengatakan sesuatu tetapi memilih untuk mengatakan sesuatu yang akan menolong tuannya. Bayangkan bapak/ibu baru disakiti oleh keluarga atau suku tertentu: motornya dicuri atau apalah. Kemudian bapak/ibu tidak balas dendam atau bermusuhan, tetapi memutuskan untuk menolong mereka yang barusan menyakiti saudara. Wow. Meskipun gadis ini penuh dengan pengalaman jelek dengan orang Syria, meskipun kebebasan gadis ini diambil dan mungkin tidak pernah akan ketemu dengan orangtua dan saudaranya lagi… Dia memilihi untuk melakukan sesuatu yang baik untuk Naaman, seorang kafir dengan budaya dan agama yang lain, yang sebenarnya musuhnya. Dia mau menjadi alat yang bisa memberikan Naaman kesehatan kembali. Dia mau memberikan yang terbaik untuk dia. Menjadi alat yang memberikan kehidupan. Bagaimana gadis tanpa nama ini menjadi contoh untuk kita semua? Dia mau menolong atau berdiakonia untuk orang di luar golongannya. Orang yang di luar suku atau agamanya, bahkan musuhnya sendiri. Walaupun ada banyak pengalaman yang negatif, dst. Bagaimana kita? Apakah kita mau menjadi gereja yang berdiakonia hanya untuk orang tertentu atau untuk semua orang? Walaupun disakiti, walaupun ada pengalaman buruk? Kemudian: mungkin dalam mata kita gadis seperti ini justru membutuh pertolongan. Dia adalah korban, dia yang menderita juga. Ya betul, tetapi ternyata orang seperti ini, orang yang butuh diakonia tidak hanya objek saja. Mereka juga adalah subjek, mereka tetap bisa melakukan sesuatu. Lihatlah kekuatan anak kecil ini! Dia menjadi alat dalam tangan Tuhan, walaupun dalam mata kita dia adalah anak yang lemah. Kita belajar dari gadis tanpa nama ini untuk tidak hanya mengasihani orang yang kita tolong. Mereka tetap mempunyai kekuatan, tetap bisa melakukan sesuatu untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri, tetapi kita harus memberikan mereka kesempatannya. Nah menariknya, akhirnya Naaman dan juga tuannya, raja Syria mau mendengar nasihat budak kecil ini dan Naaman berangkat ke Israel. Sampai di Israel dia langsung pergi kepada rajanya. Dan di ayat 7 kita bisa membaca bahwa raja Israel ini penuh dengan kecurigaan dan ketakutan. Wajar! Panglima raja dari musuh Syria datang di Israel. Walaupun dia sakit, siapa tahu ada agenda yang tersebunyi dan Syria mau menyerang Israel lagi. Untuk menjadi gereja yang berdiakonia, ada juga banyak orang yang takut seperti raja Israel ini. Ada warga jemaat yang ragu untuk berdiakonia. Khususnya kalau mau berdiakonia untuk orang di luar golongan kita. Mencari alasan untuk tidak berdiakonia. Takut nanti disalahkan kristenisasi. Takut jemaat nanti protes kalau berdiakonia di luar gereja: “Bagaimana dengan orang jemaat kita?” Walaupun terkadang ketakutan kita wajar, karena berbasis pengalaman. Ya, ada banyak alasan untuk takut berdiakonia, tetapi kita tetap punya pilihan: untuk berdiakonia atau tidak untuk orang di luar gereja. Raja Israel dengan sinis mengatakan kepada Naaman: “Allahkah aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan”. Ini seperti menjadi pengakuan: memang hanya Tuhan sendiri yang dapat mematikan dan menghidupkan. Tuhan adalah sumber kehidupan, sumber Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 7 diakonia. Tetapi kita bisa menjadi alat dalam tangan Tuhan. Alat untuk berdiakonia. Alat untuk menghidupkan, seperti gadis muda ini. Diakonia adalah soal hidup dan mati. Dan kita memiliki pilihanan untuk mengambil peran. Kembali ke gadis Israel. Sekali lagi: kita tidak diberikan nama anak ini. Ternyata nama dia tidak penting. Akhirnya Tuhan mendapat semua pujian setelah Naaman sudah sembuh kembali. Naaman mengakui di ayat 15: “Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel”. Dalam kasus Naaman: dia setelah ditolong dan sembuh mengakui Tuhan sebagai Allah, tetapi tidak semua orang di luar gereja mengakui itu setelah kita menolong mereka. Dan itu tidak apa-apa. Kalau kita menjadi alat dalam tangan Tuhan, kalau kita berdiakonia, nama Tuhan tetap saja akan dimuliakan. Syukur kepada Tuhan kita boleh menjadi alat untuk berdiakonia untuk siapa saja. Pujilah Nama Tuhan. Amin. ̴ (HJN) ̴ Nats Pembimbing : Lukas 12:32 Nats Berita Anugerah : Mazmur 115: 12-13 Nats Persembahan : Lukas 21: 1-4 Nyanyian Jemaat : 1. KJ 320: 1-2 2. PKJ 12:1-2-3-4 3. PKJ 250:1-2-3 4. PKJ 185:1-2-5 5. KJ 428: 1-3-6 6. PKJ 4: 1-2 (persembahan) 7. KJ 259:1-2-3-4 Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 8 KEBAKTIAN ANAK, 3 JULI 2016 Bahan Bacaan : Yesaya 66: 10-24 “ AYO…BERGEMBIRA “ TUJUAN : Anak-anak gembira senantiasa dalam hidupnya karena keselamatan dan berkat Tuhan. LATAR BELAKANG TEKS Kitab Yesaya dibagi dalam 3 bagian berdasarkan peristiwa yang terjadi, bagian pertama ditulis dalam situasi ketika umat Israel berada di Yerusalem dengan pola kehidupan mereka yang lebih banyak melakukan hal-hal yang menyakitkan hati Tuhan. Keberadaan mereka bersama-sama dengan bangsa lain telah mempengaruhi hidup mereka sehari-hari, sehingga mereka jatuh dalam pemyembahan berhala dan melakukan tindakan yang menimbulkan dosa. Bagian kitab yang kedua adalah mencatat peristiwa mereka berada dalam pembuangan oleh karena Allah murka atas cara hidup mereka yang tidak sesuai dengan kehendaknya. Kesengsaraan dan penderitaan ditanah pembuangan telah membuat mereka cukup menderita, yang pada akhirnya semua penderitaan itu berkahir dengan kemurahan Allah melepaskan mereka dari tanah pembuangan. Bagian kitab yang ketiga adalah catatan sejarah yang penting berkaiatan mereka kembali ke tanah perjanjian yang sudah lama mereka tinggalkan, tentu dengan keadaan kota yang sudah hancur karena kekalahan yang besar atas bangsa lain dan ditinggalkan selama ratusan tahun. Yesaya 66 adalah panggilan kepada umat Irael untuk memiliki keyakinan kepada Allah akan karya keselamatan dan pemulihan atas Yerusalem yang telah hancur. Kota yang sudah lama ditinggalkan dan mengalami kehancuran telah mengalami perubahan yang luar biasa, yang akan membuat semua orang bahagia dan bersukacita. Panggilan untuk tinggal diam di Yerusalem ini ingin mengajak semua umat Allah mengalami pemulihan, keselamatan serta kebahagiaan seperti yang dialami oleh Yerusalem. PERSIAPAN a. Para pelayan ibadah anak hadir di ruang ibadah anak 15 menit sebelum ibadah dimulai b. Para pelayanan anak mempersiapkan diri dengan berdoa bersama dan mempersiapkan sarana dan prasarana ibadah. c. Para pelayana anak menyambut anak-anak di depan pintu ruang ibadah. LITURGI 1. Votum dan Salam Pelayan : Selamat pagi anak-anak, apa Kabar ? Tuhan Yesus memberkati kita semua, mari ibadah ini kita mulai dengan pengakuan iman kita. Tuhanlah yang telah memberikan kepada kita kebahagian, dan kesehatan selalu. Kasih karunia Tuhan Yesus memberkati kita semua amin. Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 9 2. Pujian Pembukaan Selamat Pagi Bapa Selamat pagi Bapa Selamat pagi Yesus Selamat pagi Roh Kudus Ku bersyukur atas anugrahMu Semalam tlah berlalu Ku memuji, ku bersyukur Ku muliakan namaMu Allah Bapa, Putra, Roh Kudus trima kasih. 3. Doa Pembukaan Pelayan memimpin anak-anak untuk berdoa dengan cara mengajak anak-anak untuk menirukan setiap kata dalam doa yag diucapkan oleh pelayan ibadah anak. 4. Pujian Syukur Aku Bahagia Aku bahagia bahagia bahagia bahagia Aku bahagia bahagia Karna Tuhan Yesus angkat bebanku Yesus angkat bebanku dan buang kelaut...byur Buang kelaut byur...buang kelaut 5. Ayat Hafalan Pelayanan anak meminta anak-anak secara bersama-sama mengucapakan hayat hafalan yang telah diberikan dalam kebaktian minggu yang lalu 6. Persembahan Pelayanan anak meminta salah satu anak untuk membaca ayat alkitab yang diambil dari Roma 12: 1. Kemudian menyayikan lagu pujian: BAWA PERSEMBAHAN PADA TUHANMU 7. Firman Pelayan anak mengajak anak-anak untuk membuka Alkitab yang tertulis dalam kitab Yesaya 66: 10-14, kemudian membacanya dengan bergantian ayat genap dibaca oleh anak laki-laki dan ayat ganjil akan dibaca anak-anak perempuan. Cerita Alkitab: Anak-anak yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus…. Pernahkan kita merasakan kesedihan, misalnya kita sedih karena bapak dan ibu pergi kerja; kita ditinggal sendiri di rumah, kita sedih binatang kesayangan kita mati, atau kita sedih alatalat sekolah kita seperti buku, pena, pensil hilang…Jika kita mengalami kesedihan apa yang bisa membuat anak-anak senang ? Sebagai contoh kalau pena kita hilang lalu bapak dan ibu kita berjanji mau membelikan yang baru kita senang tidak…? Adik-adik yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus…. Demikianlah yang terjadi dalam cerita Alkitab pagi ini, Nabi Yesaya mengajak seluruh umat Tuhan yang tinggal di kota Yerusalem untuk tetap gembira dan bersukacita, walaupun adik- Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 10 adik sekali kota Yerusalem pada waktu itu sedang dalam kehancuran, kota itu rusak parah karena dihancurkan oleh musuh, kota itu sudah lama ditinggalkan oleh mereka. Firman Tuhan ini memberikan semangat pada waktu itu agar umat Tuhan terus bersukacita dan bahagia…walaupun mereka sedang berada dalam keadaan yang tidak baik. Kenapa ya mereka di ajak bersukacita dan bahagia…bahkan diajak segirang-girangnya seperti yang tertulis pada ayat 10? Siapa yang tahu ?...... Anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, ada 2 hal yang Tuhan Allah sebutkan sebagai alasannya: Yang pertama: Keselamatan….. di ayat yang ke 12 ( pelayanan anak meminta salah satu anak untuk membacanya.) Tuhan berjanji akan memberikan keselamatan yang mengalir seperti sungai ke Yerusalem. Anak-anak waktu dulu mereka membangun itu tantangannya banyak; banyak orang tidak suka kalau Yerusalem di bangun kembali, ada banyak orang yang ingin menggagalkan pembangunan itu dengan cara mengganggu, mengancam, diajak perang dan lain sebagainnya. Jadi mereka itu membangun ya… sambil berjaga-jaga kalau-kalau ada musuh yang menyerang. Dalam keadaan seperti itulah ada janji Tuhan, Tuhan akan memberikan keselamatan kepada mereka seperti air yang mengalir, artinya Tuhan akan menolong dan melindungi mereka di Yerusalem. Inilah yang menjadi alasan bagi mereka untuk bersukacita dan bersyukur kepada Tuhan. Yang kedua: Janji Tuhan juga bahwa Ia akan mengirimkan berkat-Nya melalui bangsabangsa yang ada disekitar mereka. Anak-anak kalau ada orang yang membangun rumah kirakira membutuhkan uang tidak ?....Banyak atau sedikit ?........nah Tuhan berjanji akan memberikan berkat seperti mata air yang tidak akan pernah habis untuk memberikan kecukupan kepada mereka. Pada waktu mereka tinggal di Yerusalem, tanah yang mereka miliki juga belum ditanami dengan baik, karena sudah lama di tinggalkan. Tetapi mereka tidak perlu kuatir bahwa Allah akan menyediakan berkat bagi mereka. Anak-anak sekalian di dalam Alkitab ini, disebutkan sebanyak 2 kali, tentang bagaimana Allah menggambarkan umat-Nya akan diberkati. Nabi Yesaya mengambarkan seperti seorang anak yang menyusu kepada ibunya, karena dari susu ibu itulah kita bisa tumbuh besar dan sehat. Demikianlah kirannya Allah akan merawat mereka dengan segala berkat-Nya. Dengan demikian anak-anak sekalian sesuai dengan janji Allah ini, maka Yerusalem tidak akan mengalami kehancuran, Yerusalem akan bangkit, Yerusalem akan mengalami hal-hal yang baik kembali. Oleh sebab itulah umat Tuhan diajak untuk bersukacita dan bergembira. Anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus Saya bertanya kepada anak-anak sekalian, apa yang membuat kita bahagia dan gembira? Alkitab hari ini mengajarkan kepada kita paling tidak kita bahagia karena dua hal yang pertama karena kita diselamatkan, kita diselamat dari segala dosa-dosa kita. Siapa di antara kita yang ada di sini, yang tidak bahagia karena diselamatkan dari dosa ?...... Oleh karena itu, kita akan terus bersyukur kepada Tuhan Yesus atas keselamatan yang diberikan kepada kita. Yang kedua, kita bahagia karena berkat Tuhan Yang selalu mengalir dalam hdup kita. Berkat Tuhan itu apa saja anak-anak ? ayo.... coba kita sebutkan ........! Contohnya: kita selalu sehat, kita bisa makan dan minum, kita bisa melihat, kita bisa berjalan dan lain sebagainya…. Siapa Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 11 yang di sini tidak bahagia karena bisa melihat, bisa berjalan, masih sehat? Tentu kita akan merasa bahagia kalau kita terus menyadari bahwa Tuhan selalu memberkati kita. Hari ini kita memasuki bulan Diakonia, siapa yang tahu apa itu diakonia? Anak-anak, diakonia adalah pelayanan kasih kepada sesama. Sesuai dengan firman Tuhan ini, mari anak-anak walaupun kita kecil kita bisa melakukan diakonia atau pelayanan. Contohnya: kalau ada kawan yang sakit, kita datangi, kita doakan dan kasih semangat agar bersabar serta cepat sembuh. Kalau ada kawan kita yang susah, kita hibur mereka supaya tetap semangat sampai mereka bahagia. Nah anak-anak, mari kita tetap gembira walaupun ada yang kurang baik kita alami. Tuhan Yesus memberkati. Amin. 8. Pujian Respon Firman Firman Tuhan kudengar, kutanam di hatiku Kuingin bertumbuh subur berbuah lebat, Yesus tolong padaku 9. Aktifitas Permainan. “ Menghubung “ Pelayan ibadah anak menyediakan kertas yang sudah ada bahan bagi anak-anak untuk dihubungkan antara bagian yang kiri dan kanan, yang ada kaitannya antara kesedihan dan janji yang menghibur, dengan menghubungkan titik yang di kanan dengan titik yang ada di kiri (LIHAT LAMPIRAN). Pelayan memberikan ayat hafalan untuk minggu yang akan datang dari Filipi 4: 4-5 10. Pengakuan Iman Anak GKSBS Kami anak GKSBS mwngaku bahwa: “Allah yang menciptakan dan memelihara saya serta alam semesta, Tuhan yesus mengasihi saya dan memaafkan kesalahan saya. Roh kudus menghibur dan menuntun saya setiap hari. Saya dan teman-teman adalah saudara sepersekutuan, saya akan hidup bersama Yesus sekarang sampai selama-lamanya” 11. Pujian Penutup Ya Tuhan, bimbing aku di jalanku, sehingga „ku selalu bersamaMu. Engganlah „ku melangkah setapak pun, „pabila Kau tak ada disampingku. 12. Pengutusan dan Berkat Pulanglah dengan penuh sukacita, dan terimalah berkat Tuhan. Tuhan Allah memberkati anak-anak semua dengan cinta kasihnya didalam nama Bapa Putra dan Roh kudus. Amin 13. Warta Pelayan ibadah anak menyampaikan informasi penting, dan dilanjutkan dengan saling berjabatan tangan satu dengan yang lain. ̴ (TAR) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 12 LAMPIRAN KEADAAN YANG TIDAK BAIK HUBUNGAN JANJI YANG MENGHIBUR KU Sakit * * Di sayangi saudraku Kehilangan * * Kakakku membelikan nasi bungkus Lapar * * Tuhanku mengampuni Kehausan * * Orang tuaku akan membelikan yang baru Kelelahan * * Ibuku membalut lukaku dengan kain bersih Berdosa * * Aku dipijat ayah ketika dirumah Bersalah * * Dokterku akan menyembuhkan Dibeci * * Gerjaku memberikan bantuan beras Terluka * * Adiku memberikan aku es-jus mangga Terjatuh * * Pendetaku membantu mengangkat Kekurangan * * Ayahku yang memaafkan Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 13 RENUNGAN Selasa, 05 Juli 2016 Bahan Bacaan : Mazmur 30:1-13 HANYA BERHARAP PADA PERTOLONGAN TUHAN Bapak/ibu saudara yang dikasihi Tuhan Selama kita hidup di dunia ini kita tidak pernah lepas dari penderitaan, pergumulan dan kesulitan. Sama halnya juga dengan raja Daud. Sekalipun ia seorang raja, ia tidak pernah lepas dari penderitaan dan kesulitan. Hidupnya sebagai raja tidak menjamin hidupnya akan mulus-mulus saja. Hal ini menjadi contoh bahwa kesulitan dan pergumulan dapat datang pada siapa saja tanpa memandang kedudukan dan jabatan seseorang. Namun di tengah pergumulan yang dihadapinya, Daud berteriak minta tolong kepada Tuhan. Tuhan menjawab permohonannya dan hidup Daud dipulihkan. Atas pertolongan Tuhan itu, ia memuji dan memuliakan nama Tuhan. Pemulihan dari Tuhan mengubah ratapan Daud menjadi tarian penuh sukacita. Bapak/ibu saudara yang dikasihi Tuhan Tuhan tetap berkarya, menyelamatkan orang yang mau datang dan berserah kepada-Nya. Tidak seorangpun ditolak oleh Tuhan (ay 3). Daud memberitahukan dan mengajak semua orang agar bernyanyi dan memuliakan nama Tuhan. Ini dilakukan Daud sebab pengalamannya atas segala kebaikan Tuhan yang mendengar permohonan-Nya dan ia menerima kesembuhan dari penyakit yang dideritanya. Ia merasakan seperti diangkat dari dunia orang mati dan dihidupkan kembali. Kasih karunia Tuhan mengangkat hidup seseorang menjadi terhormat, disegani, tidak pernah dipermalukan. Sebaliknya musuhlah yang mendapat malu (ay 2,4). Memang Tuhan akan marah melihat tingkah laku kita yang tidak berkenan kepadaNya, namun bila kita segera menyesal dan mau bertobat maka kemarahan dan murka Tuhan tidak akan berlaku untuk selamanya. Kasih sayang Tuhan diberikan bagi mereka yang bertobat. Daud merasakan berkat Tuhan yang berkelimpahan dalam hidupnya. Harta, jabatan, kekuasaan telah ia peroleh. Hidupnya mapan, bahagia dan sejahtera. Namun berkat Tuhan yang berkelimpahan itu telah membuat Daud sombong sehingga ia merasa tidak ada yang bisa menggesernya dari kedudukannya yang kokoh, ia merasa kokoh dan menjadi lupa diri dan merasa bahwa kekuasaanya akan berlangsung selama-lamanya. Namun tanpa disangka penderitaan menyentuh hidupnya. Pemazmur menderita sakit yang parah dan ia sangat ketakutan menghadapi kematian. Daud menyadari bahwa tidak ada artinya kuasa, harta dan jabatannya apabila ia mati, apabila Tuhan meninggalkannya. Pada saat kritislah Daud mengingat Tuhan dan menyesali kesalahannya, lalu berseru dan memohon pertolongan Tuhan agar diselamatkan. Dalam kelemahan dan kerendahan hati Daud meminta tolong kepada Tuhan. Ia menyatakan bahwa hanya Tuhan penolongnya. Daud tidak bermegah atas dirinya sendiri, dia pasrah kepada Tuhan. Saat ini ia hanya mengharapkan kasih karunia Tuhan untuk menolongnya dari Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 14 keterpurukan itu. Daud menyadari bahwa hidupnya hanya karena pengasihan dari Tuhan saja, Ia mengaku dan berkomitmen dalam dirinya untuk menaikkan syukur dan puji-pujian kepada Tuhan untuk selama-lamanya. Semua yang kita miliki adalah kepunyaan Allah, yang diberikan kepada kita untuk dipakai demi kebaikan dan kepentingan hidup kita dan hidup orang lain. Kehidupan yang diberikan kepada kita baiklah kita pakai untuk memuliakan namaNya, supaya kita jangan menyombongkan diri dengan apa yang kita miliki melalui jabatan dan kedudukan kita. Kiranya Tuhan memberkati kehidupan kita. Amin. ̴ (ITS) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 15 PA UMUM Kamis, 07 Juli 2016 Bahan Bacaan: Galatia 6:1-10 A. Pengantar Diskusi: Bagian pertama dalam perikop ini menjelaskan tentang keseimbangan antara kualitas iman (kesalehan pribadi) dengan praktek mengasihi sesama serta hubungan antara manusia sebagai makhluk pribadi dan sosial. Pada ayat 1-5, keseimbangan antara kualitas iman pribadi dan kepedulian kepada sesama harus tetap dijaga dan dilakukan. Jangan sampai bentuk kepedulian kepada sesama malah membuat kualitas iman pribadi menjadi buruk. Ini bisa menjadi kegagalan iman dan bahkan mencelakakan diri sendiri oleh karena tidak sesuai dengan hukum Kristus. Berikutnya adalah setiap orang yang melakukan kepedulian dan melayani sesama, merupakan orang yang memahami bahwa dirinya tidak bisa hidup sendiri. Semua orang butuh orang lain, oleh karena itu semua orang harus saling tolong menolong. Konsep manusia sebagai makhluk sosial dijelaskan oleh rasul Paulus kepada jemaat Galatia. Dalam ayat 6, ada sebuah contoh kepedulian yakni hendaklah jemaat yang dilayani oleh hamba-hamba Tuhan yang melayani mereka, mereka juga harus memberikan sesuatu yang ada pada mereka untuk hamba-hamba Tuhan itu. Mungkin saja saat itu jemaat Galatia masih kurang peduli dalam memberi kebutuhan hidup hamba-hamba Tuhan yang melayani mereka. Bagian kedua dari perikop ini adalah kepedulian melayani sesama dihubungkan rasul Paulus dengan patokan beberapa prinsip yakni prinsip kesesatan, tabur tuai, ketekunan dan kesempatan. Tentang prinsip kesesatan dalam ayat 7a menjelaskan bahwa orang yang tidak peduli dalam pelayanan kepada sesama, maka dianggap sebagai orang yang mempermainkan Allah dan itu dianggap sesat. Pada ayat 7b-8 tentang prinsip tabur tuai, bila seseorang menabur yang baik yakni dalam Roh, ia akan menuai yang baik juga. Artinya kepedulian dan pelayanan kepada sesama yang membutuhkan pertolongan itu adalah sebagai menabur yang baik dalam Roh dan pastinya nanti orang tersebut akan menuai yang baik pula. Pada ayat 9 menyebutkan bahwa ketekunan itu sangat penting. Jangan jemu-jemu berbuat kebaikan kepada sesama. Jangan gampang putus asa untuk peduli pada sesama walaupun kadangkala hasilnya mengecewakan. Harus tetap kuat supaya suatu saat menuai hasil yang baik. Prinsip mumpung ada kesempatan dalam ayat 10, tentu menjadi perenungan tersendiri. Tatkala melihat kebutuhan dunia yang begitu menyedihkan saat ini, kita bisa menjadi bingung. Apa yang harus kita lakukan. Kita percaya bahwa tentu saja Allah tidak menuntut kita untuk membantu semua orang yang membutuhkan. Beban itu tentu saja terlalu besar. Ayat 10 berkata bahwa kita harus "berbuat baik kepada semua orang," tetapi itu tidak berarti kita harus menjangkau semua orang. Yang jelas, kita harus menolong setiap orang yang dapat kita tolong setiap saat kita mendapat kesempatan untuk melakukan hal itu. Mulai dengan yang dapat kita jangkau atau yang dekat dengan kita, terutama kepada saudara-saudara seiman. Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 16 B. Pertanyaan untuk Diskusi: 1. Dalam konteks diakonia (pelayanan peduli kasih) kepada sesama, dalam ayat 1, mengapa kita pribadi “harus menjaga diri sendiri” Apa yang dimaksud dalam ayat 1 ini? 2. Dalam konteks diakonia (pelayanan peduli kasih) kepada sesama, apa makna ayat 2 secara khusus kalimat “Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus”? 3. Bagaimanakah maksud ayat 4 dalam konteks pelayanan peduli kasih kepada sesama? 4. Bagaimanakah maksud ayat 9 tentang “janganlah kita jemu-jemu berbuat baik”, apakah ada hubungannya dengan kebosanan atau kekecewaan terhadap hasil melaksanakan diakonia? Mohon diberikan penjelasan. ̴ (PA) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 17 PA PEMUDA Jumat, 08 Juli 2016 Bahan Bacaan: Lukas 10:1-11, 16-20 A. Pengantar Diskusi Injil Lukas ditulis oleh seorang yang juga menulis Kitab Kisah Para Rasul dan ditujukan kepada Teofilus sahabatnya (Luk 1:1-4; Kis 1:1-5). Dalam menulis Injil Lukas, penulis mengacu pada tiga sumber, yaitu: 1) Injil Markus; 2) Kumpulan perkataan Yesus yang juga dipakai oleh penulis Injil Matius; 3) Kumpulan kisah yang tidak dipakai oleh penulis Injil lain. Injil Lukas ditulis kurang lebih setelah tahun 70, yaitu setelah pasukan Roma menghancurkan Yerusalem dan Bait Allah di kota itu (Luk 19:43-44). Tema utama yang diangkat Lukas adalah perhatian Yesus kepada orang-orang miskin. Melalui teks Lukas 10:1-11, 16-20, kita dapat mengerti bahwa Tuhan Yesus mengutus tujuh puluh murid ke dalam tugas pelayanan (ay.1-4). Mereka diutus berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat dimana Yesus juga akan mengunjunginya. Ketika mereka diutus berdua-dua memungkinkan sekali bagi mereka untuk saling memperlengkapi dan menyemangati satu dengan yang lain. sebab cepat atau lambat kekuatan mereka akan habis, sehingga menjadi kelelahan dan lemah. Di saat seperti itu, dukungan dari kawan-kawan sangat dibutuhkan. Apa yang akan dikerjakan para murid dalam memenuhi pengutusannya? Memberitakan damai sejahtera (ay. 5-11, 16). Damai sejahtera ini berkaitan dengan tindakan untuk kesembuhan bagi orang sakit dan berita Kerajaan Allah. Tindakan untuk kesembuhan orang sakit merupakan pelayanan kasih atau diakonia. Mereka yang sakit disembuhkan dan mengalami sukacita. Dengan demikian, mereka dibebaskan dari ketidakberdayaannya dan menjadi orang yang berdaya. Berdaya untuk melakukan kerja, sehingga berdampak pada kesejahteraan dirinya sendiri, keluarganya, bahkan banyak orang di sekitarnya. Demikian pemberitaan Kerajaan Allah yang sudah dekat disampaikan para murid. Kerajaan Allah hadir di dalam Yesus Kristus yang datang kepada manusia dan yang membawa damai sejahtera serta memulihkan kehidupan mereka. Ketika Tuhan mengutus para murid, Ia juga memperlengkapi mereka dengan kuasa-Nya, sehingga mampu mengerjakan tugas-tugas yang Yesus berikan pada mereka. Hal ini terlihat dari laporan pelayanan mereka bahwa mereka kembali dengan gembira dan melakukan pelepasan kepada mereka yang dikuasai setan demi nama Tuhan Yesus (ay.17-20). Mereka bisa melakukan semua itu karena Tuhan Yesuslah yang memberikan kuasa kepada mereka. Ia tidak hanya mengutus mereka, tetapi memberinya kuasa. Pemuda adalah murid Tuhan Yesus yang juga mendapat tugas untuk membagikan damai sejahtera Allah kepada orang lain. Kita berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Tuhan tidak hanya memberi kita tugas untuk melakukan pelayanan (diakonia), tetapi Ia juga menuntun dan memperlengkapi kita. Ketika kita melayani, hendaknya didasari atas syukur kita karena Tuhan terlebih dulu memberikan damai sejahtera-Nya kepada kita. Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 18 B. Pertanyaan untuk Diskusi 1. Mengapa Tuhan Yesus mengutus murid-murid pergi berdua-dua? Jelaskan! Apa maknanya bagi konteks masa kini? 2. Sebagaimana para murid melakukan tugas pelayanannya, pelayanan (diakonia) apa yang sudah saudara lakukan untuk gereja saudara dan sesama? Ceritakanlah! 3. Rencana pelayanan (diakonia) apa yang akan saudara lakukan ke depan untuk gereja dan sesama? Dan lakukanlah itu! ̴ (LP) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 19 KOTBAH, 10 JULI 2016 Bahan Bacaan: Kolose 1:1-14 MEMBERI BUAH DALAM SEGALA PEKERJAAN BAIK Jemaat yang dikasihi Tuhan, Perubahan hidup dan tuntutan demi tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup yang terus terjadi dalam kehidupan manusia terkadang membuat manusia semakin hari semakin harus bisa membagi kehidupannya. Waktu demi waktu terus diatur sedemikian rupa sehingga setiap tuntutan dan kebutuhan diharapkan bisa dipenuhi. Kedisiplinan pembagian waktu yang ketat bagi seeseorang ibaratnya adalah sebuah surat kabar, baik itu koran harian, tabloid maupun majalah yang dibagi dalam bagian per bagian disebut rubrik. Rubrik harus ditempatkan secara disiplin di posisinya masing-masing. Dengan demikian, isi dari tulisan dalam rubrik surat kabar tersebut tentulah harus sesuai. Misalnya tentulah tidak cocok jika tulisan atau berita tentang hasil pemilihan presiden diletakkan dalam rubrik kesehatan. Akan tetapi kenyataannya, ada yang begitu disiplin membagi waktunya agar memperoleh hasil yang maksimal, namun ada pula yang bersantai saja, dengan pemahaman bahwa hidup itu dibuat mengalir saja dan fleksibel. Tentu ini terserah masing-masing pribadi. Lalu bagaimana dengan kehidupan iman kita sehari-hari? Apakah kehidupan iman kita juga sama kita tempatkan sesuai dengan rubrik-rubrik surat kabar, dimana kehidupan rohani kita harus terpisah dengan kehidupan duniawi kita, sehingga kita harus sangat rohani disaat kita beribadah di gereja lalu kita bebas melakukan apa saja, bahkan berbuat curang sekalipun, disaat kita di luar gereja? Jemaat Kolose pun mengalami pergumulan iman dalam kehidupan mereka dalam ibadah rohani maupun menjalani kehidupan sehari-hari. Dan ini diketahui oleh rasul Paulus sehingga ia mengirimkan surat kepada mereka. Sebagaimana dalam perikop yang kita renungkan saat ini, rasul Paulus mengucap syukur kepada Tuhan oleh karena berita yang ia dengar tentang iman jemaat Kolose dan tentang kasih mereka kepada orang-orang kudus. Namun demikian rasul Paulus juga memberikan nasihat kepada mereka bagaimana agar mereka hidup semakin diperkenan Tuhan Allah. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat Kolose oleh sebab guru-guru palsu telah menyusup ke dalam gereja. Mereka mengajar bahwa penyerahan kepada Kristus dan ketaatan kepada ajaran para rasul tidak memadai untuk mendapat keselamatan penuh. Ajaran palsu ini mencampur "filsafat" dan "tradisi" manusia dengan Injil. Para guru palsu ini menuntut pelaksanaan beberapa syarat agama Yahudi serta membenarkan kekeliruan mereka dengan menyatakan bahwa mereka mendapat wahyu melalui penglihatan-penglihatan. Dengan demikian, jemaat Kolose semakin terdorong untuk fokus kepada kehidupan iman yang terbagi-bagi antara yang rohani dan duniawi. Dalam kehidupan rohani, mereka diajarkan harus saleh luar biasa dengan syarat-syarat ritual keagamaan Yahudi. Sedangkan jika kehidupan duniawi mereka tidak lagi menjadi bagian dari kehidupan iman mereka yang menyatu bersama kerohanian. Tentunya ini bukan menjadi pengajaran yang benar menurut rasul Paulus. Agar mereka tidak terpengaruh ajaran mereka maka mereka perlu hikmat yang benar. Oleh karena itu ia menulis dalam ayat 9b-10 “Kami meminta supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 20 sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapanNya serta berkenan kepadaNya dalam segala hal dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik....”. Ayat ini juga memastikan bahwa rasul Paulus menurut kehendak Tuhan ingin agar dalam segala hal yang dilakukan oleh jemaat Kolose harus ada dalam kebaikan dan menghasilkan buah yang baik. Tidak ada lagi pemisahan perkara rohani dan duniawi lagi. Semua yang rohani dan duniawi harus dilakukan sebagai perbuatan yang baik dan menghasilkan buah yang baik. Dengan kata lain tidak ada lagi dualisme, dimana jika menyangkut kegiatan rohani, orang akan berbuat sebaik-baiknya atau sekudus-kudusnya, sedangkan dalam kehidupan di luar ibadah, orang bebas melakukan apa saja. Jika nanti berdosa maka ritual agama akan dilakukan untuk menebus dosa, maka ini berlawanan dengan doa rasul Paulus agar jemaat Kolose “kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik...”. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Gereja secara organisasi maupun diri kita pribadi lepas pribadi, selalu berada dalam konteks dunia yang kompleks dengan pelbagai macam persoalan. Dengan sengaja Tuhan menempatkan kita semua berada di tengah-tengah dunia ini. Dalam bulan Diakonia ini, kita diingatkan Tuhan Yesus Kistus melalui surat rasul Paulus kepada jemaat Kolose tentang doanya agar “kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik...”. Diakonia adalah bentuk pekerjaan yang baik dan pastilah menghasilkan buah yang baik pula. Diakonia adalah bagian dari Tritugas Gereja yang tidak terpisahkan dengan persekutuan dan kesaksian. Artinya, diakonia adalah bagian yang harus kita lakukan seimbang dengan persekutuan dan kesaksian. Perbuatan kasih kepada sesama berimbang dengan tingkat kesalehan agamawi kita dan perilaku saleh kita dalam kehidupan sehari-hari. Kita bisa melakukan dengan cara-cara diakonia yang beragam, baik diakonia karitatif, reformatif maupun transformatif sesuai dengan konteks yang ada. Sesuai dengan doa rasul Paulus untuk jemaat Kolose, maka kitapun berdoa agar kita “menerima segala hikmat dan pengertian yang benar” untuk melaksanakan diakonia dengan cara yang tepat sekaligus tanpa kehilangan nilai ketaatan kegiatan ritual ibadah dan kesalehan hidup sebagai bentuk kesaksian kita. Selamat berdiakonia. Tuhan memberkati. Amin. ̴ (PA) ̴ Nats Pembimbing Berita Anugerah Persembahan Lagu-lagu 1. PKJ 13 2. PKJ 25 3. KJ 31 4. KJ 369 5. PKJ 145 6. KJ 226 : Amsal 19: 17. : 1 Yohanes 4: 8-9. : Roma 12:1 : Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 21 KEBAKTIAN ANAK, 10 JULI 2016 Bahan: Lukas 10:25-37 MENOLONG SESAMA DENGAN TULUS TUJUAN: Membiasakan anak-anak menolong dengan tulus. PERSIAPAN 1. Pelayan anak sudah hadir 30 menit sebelum ibadah dimulai, untuk berdoa bersama dan siap menyambut anak dengan sukacita. 2. Pelayan anak mempersiapkan ruangan, mendekorasi secara sederhana. LITURGI 1. Pujian Pembukaan Yesus Sayang Padaku 1. Yesus sayang padaku; Alkitab mengajarku. Walau 'ku kecil, lemah, aku ini milikNya. Reff: Yesus Tuhanku sayang padaku; Itu firmanNya di dalam Alkitab. 2. Yesus sayang padaku, Ia mati bagiku; dosaku dihapusNya, sorga pun terbukalah. 3. Yesus sayang padaku, waktu sakit badanku aku ditungguiNya dari sorga mulia. 4. Yesus sayang padaku, dan tetap bersamaku; nanti 'ku bersamaNya tinggal dalam rumahNya. 2. Votum & Salam Pelayan mengucapkan selamat datang dan menyalami anak-anak satu persatu. Pelayan menanyakan kabar anak-anak, apakah sudah sarapan dan menanyakan apakah ada temannya yang belum hadir? “Mari kita mulai kebaktian ini dengan menerima Votum dan Salam: Sumber keceriaan, kepintaran, dan kesehatan kita adalah TUHAN yang menciptakan langit dan bumi. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus menyertai anak-anak sekalian. Amin.” 3. Pembacaan Ayat Hafalan Minggu Sebelumnya Anak-anak dapat dibentuk dalam berkelompok dan diminta untuk bergantian maju ke depan untuk menyampaikan Hafalan. Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 22 4. Pujian Yesus Itulah Satu-Satunya Yesus itulah satu-satunya, Penolongku yang sungguh Dia berjanji akan kembali, untuk kita semua O.o.o.o....... Alleluya, Puji Tuhan. Upahmu besar di surga O.o.o.o....... Alleluya, Puji Tuhan. Upahmu besar di surga 5. Firman Pengantar Membagikan permen /bisa diganti dengan barang yang anak-anak suka. Guru membawa satu plastik permen sejumlah anak-anak yang ikut sekolah minggu. ”Hari ini adik-adik yang tepat waktu menghadiri sekolah minggu, kakak akan memberi hadiah, silahkan ambil jangan berebut (jumlah permen sesuai dengan anak yang datang sekolah minggu) jika ada anak yang mengambil lebih dari satu ada anak yang tidak dapat. Pertanyaan kepada anak ”siapa yang dengan rela hati mau membagikan permen yang mereka miliki untuk mereka yang belum mendapatkan permen. Nah lewat permen inilah kita akan mengajak anak untuk masuk kedalam bacaan tentang Orang Samaria yang baik hati Penjelasan Ada seorang bapak sedang berjalan menuju kota Yerikho, ia berangkat dari kota Yerusalem. Jalan itu amat sepi, yang terdengar hanya suara siulannya. Tanpa diduga datanglah sekawanan perampok yang merampas semua hartanya & memukuli bapak itu sampai babak belur. “Tolong, oh tolonglah aku” ia merintih kesakitan. Ada seorang Imam lewat, tapi ia segera berjalan menjauhi bapak itu. Beberapa waktu kemudian seorang lewat di jalan itu pula. Ia segera menjauhi bapak itu. “Oh sakit sekali, to ...long a..ku” Rasa sakit semakin menyengat. Datanglah seorang Samaria. Ia merasa kasihan melihat orang yang menderita ini. Orang Samaria adalah musuh orang Yahudi, tetapi ia tidak mengingat hal ini sebaliknya ia segera mengobati dan membawa bapak ini ke penginapan. Dan ia membayarkan uang kepada pemilik penginapan untuk perawatannya sampai ia pulih kembali. Itulah contoh kasih yang sejati, kasih yang diberikan kepada orang lain, bahkan terhadap orang yang dianggap musuh. Kasihilah sesamamu manusia, demikian Tuhan mengajar kita. Peneguhan Guru mengajukan pertanyaan kepada anak-anak; Contoh pertanyaan: Siapa yang di kelas pernah memberikan alat tulis kepada temannya yang tidak punya? Menolong dengan tulus tidak harus dilakukan dengan hal yang besar, tetapi bisa dilakukan dengan hal yang sederhana. Contoh: memberi alat tulis kepada teman yang membutuhkan di kelas. 6. Ayat hafalan Lukas 10:27 Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 23 7. Doa Syafaat dan Bapa Kami 8. Persembahan a. Pelayan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengedarkan kantong persembahan. b. Persembahan diiringi pujian Tuhan Cinta Semua Anak Tuhan cinta semua anak, semua anak di dunia kulit hitam, putih, kuning, semua tiada beda Tuhan cinta semua anak di dunia. c. Pelayan memimpin doa sambil diikuti anak-anak dan ditutup dalam Doa Bapa Kami. 9. Doa Penutup 10. Pujian Penutup Yesus Sayang Semua Yesus sayang semua, semua, semua Yesus sayang semua, semua sayang semua Sayang kakak, sayang adik, sayang kamu, sayang semua. ̴ (ITS) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 24 Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 25 RENUNGAN Selasa, 12 Juli 2016 Bahan Bacaan: Amos 7 : 7-15 BERDIAKONIA: MELAYANI DENGAN TEGAK LURUS Setiap orang yang melakukan sesuatu tentu menginginginkan keberhasilan. Ukuran atas pencapaian keberhasilan tersebut pasti berbeda dalam berbagai tanggungjawab yang ada. Ada orang yang mendapat tanggungjawab lebih banyak dikarenakan kemampuan pendidikan, keterampilan dan pengalamannya lebih dibanding yang lain. Sementara ada orang mendapat tanggungjawab lebih sederhana dikarenakan pendidikan, keterampilan dan pengalamannya terbatas. Namun semuanya pasti ingin berhasil. Demikian juga dengan orang Kristen yang melayani Tuhan. Semua orang Kristen adalah hamba-Nya Tuhan. Dan secara khusus ada yang dipakai-Nya untuk melayani umat dan Tuhan yang sering disebut sebagai hamba Tuhan atau pelayan Tuhan. Dalam keyakinan Kristen menjadi pelayan Tuhan dimaknai sebagai panggilan dan bukanlah pilihan. Artinya, sekalipun ada orang yang tidak bercita-cita menjadi pelayan Tuhan tetapi Tuhan memiliki cara yang unik dan khusus memanggil orang tersebut menjadi pelayan-Nya. Setiap pelayan Tuhan tentu memiliki latar belakang yang berbeda-beda; semua latar belakang itu tidak menjadi soal. Yang utama adalah apakah pelayan Tuhan itu melaksanakan tugas panggilannya dengan baik. Dalam perikop bacaan ini, dikisahkan tentang seorang Nabi yang bernama Amos. Ia bukanlah seorang yang memiliki pendidikan yang tinggi, ia hanya seorang anak desa dengan pekerjaan sebagai peternak dan pemungut anggur ara. Akan tetapi Tuhan berkenan memanggil Amos menjadi pelayan-Nya. Tuhan memanggil Amos untuk suatu tugas yang teramat berat. Amos dipanggil untuk memberi kritik atas ketidakadilan sosial yang terjadi di tengah-tengah bangsanya. Tuhan memperlihatkan betapa sudah jauh melencengnya gambaran umat Tuhan kepada Amos, melalui tali sipat. Tali Sipat adalah alat ukur atau alat penimbang yang digunakan oleh tukang bangunan yang kegunaanya untuk melihat apakah sebuah bangunan tersebut lurus atau tidak. Alat ini sangat penting untuk membantu mata kita melihat suatu kemiringan. Melalui alat ukur itu, Allah memperlihatkan kepada Amos, bahwa umat Tuhan sudah sangat menyimpang dari yang semestinya. Amos dipanggil Tuhan untuk mengingatkan umat yang menyimpang ini agar kembali ke jalan yang lurus. Kritik yang disampaikan Amos ini memang mengecilkan hati para pelaku ketidakadilan. Mungkin sebahagian ada yang dapat menerima kritik Amos untuk memperbaiki diri, tetapi ada yang tersinggung yaitu Amazia, seorang imam di Betel. Amazia bukannya menerima kritik Amos agar umat Tuhan mau bertobat. Amazia adalah imam yang curang, penjilat. Amazia justru memprovokasi Yerobeam, yang menjadi raja pada waktu itu. Amazia ingin agar Yerobeam yang otoriter itu mengusir Amos karena kevokalannya. Tetapi, Amos bukanlah seorang pelayan Tuhan yang mudah menyerah. Amos adalah seorang pelayan Tuhan yang benar dan memiliki keteguhan, sehingga Amos berkata kepada Amazia (15): Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 26 “Tuhan yang menyuruhku untuk bernubuat bagi umatNya.” Amos senantiasa melakukan kritiknya sebagai bagian dari panggilannya. Tuhan memanggil setiap orang percaya untuk tugas mulia di dunia ini. Tuhan memanggil Gereja dan mengutus umatnya untuk menyatakan keadilan di tengah dunia ini. Gereja dipanggil Tuhan untuk menciptakan keadilan dan membaharui bumi ini. Keadilan dapat kita lakukan pada lingkungan dimana kita berada ; dalam keluarga, gereja, dan di tempat kita bekerja. Firman Tuhan adalah Tali Sipat yang akan mengukur apakah kita masih lurus di hadapan Tuhan atau tidak. Jangan pernah mengukur diri dengan ukuran diri sendiri karena hanya akan menghasilkan ukuran yang salah dan kompromi. Pakailah ukuran Allah, yaitu Firman Tuhan. Dalam bulan diakonia sekarang ini mari kita terus belajar untuk berbagi kesetiaan hidup. Biarlah dengan kesetiaan itu ada banyak orang yang menerima sesuatu yang baik dari hidup kita yang sedang belajar terus memenuhi panggilan-Nya dengan setia. Tuhan akan menyertai kita jika kita sungguh-sungguh untuk menghadirkan dan memberlakukan kebenaran. Amin. ̴ (YEP) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 27 PA UMUM Kamis, 14 Juli 2016 Bahan Bacaan : Mazmur 82 A. Pengantar Diskusi Dalam bacaan Kitab Mazmur ini, sang penulis disebut sebagai Asaf. Asaf adalah anak dari Berekhya cucu dari Simea. Dalam sejarah AlKitab, ia adalah seorang yang ahli bermain musik dari suku Lewi. Dilihat dari sukunya yang biasanya dikaitkan dengan ke-imaman dalam ritual keagamaan, tentu ia adalah orang penting dalam peribadatan orang Israel. Asaf adalah orang yang setia dalam melayani ibadah-ibadah pada zaman raja Daud. Dalam catatan AlKitab ia telah menulis 12 Mazmur, dan dari tulisan itu ia mendapatkan ilham dari Allah sendiri maupun tulisan yang menceritakan persolalan pelajaran yang riil dari kehidupan sehari-hari. Khususnya dalam Kitab Mazmur 82 kita melihat bahwa seolah-olah Asaf melihat adanya persidangan ilahi yang dihadiri Allah Yang Maha Mulia dan para “allah”. Digambarkan oleh pemazmur dalam pesidangan itu Allah menghakimi mereka (para allah tersebut) karena mereka tidak menjalankan tugasnya dengan benar. Ketika mazmur ini ditulis, rupanya dalam pengalaman sang pemazmur ia menjumpai para hakim tidak hanya menjalankan tugas yudikatif (hukum), tapi juga eksekutif (pemerintahan) dan legislatif (pembuat undang-undang). Sebagai hakim, mereka seharusnya memerintah dengan adil dan menghukum kejahatan (Ulangan 25:1). Namun, pada kenyataannya, ada hakim yang justru memutarbalikkan kebenaran dan membela kelaliman (ayat 2). Dalam Kitab Mazmur yang kita baca ini, ALLAH sedang menghakimi para allah yang telah bertindak sebagai hakim yang lalim. Para „allah‟ ini sebenarnya telah bertindak sebagai hakim yang lupa diri, atas tugas dan tanggungjawabnya untuk memberikan keadilan bagi yang lemah. Itulah sebabnya kita melihat Allah berdiri di hadapan para "allah" untuk menghakimi mereka. Istilah "allah" (jamak, terjemahan dengan huruf latin kecil) bukan merupakan suatu pujian untuk status para hakim yang seharusnya menjadi wakil Allah. Mereka ini seakan-akan menjadi "Allah", namun ayat tsb merupakan sindiran yang keras atas tindakan mereka yang tidak benar. Bagaimana mungkin mereka dapat membela kaum tertindas dan lemah (ayat 3-4) jika mereka tidak mengenal hikmat Allah dan tidak berjalan dalam kesucian (ayat 5)? Pada bagian akhir perikop ini, sang pemazmur menaikkan sebuah doa yang berisi harapan kepada Allah. Isinya adalah kirannya Allah yang turun tangan sendiri untuk memberikan keadilan atas setiap peristiwa yang tidak adil yang terjadi terhadap orang-orang kecil yang ia lihat setiap hari. B. Pertanyaan untuk Diskusi: 1. Menurut bapak dan ibu saudara sekalian siapakah yang dimaksud oleh pemazmur sebagai “allah “ yang telah bertindak sebagai hakim yang lalim ? Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 28 2. Disekitar kita, adakah” allah” yang melakukan ketidak adilan, lalu apa sikap dan tindakan diakonia kita sebagai gereja? 3. Dalam hidup kita sehari-hari apakah kita bisa menjadi “ allah” yang bertindak sebagai hakim ? coba bapak dan ibu jelaskan dan berilah contohnya. ? 4. Menurut bapak dan ibu apakah masih ada harapan di zaman sekarang ini bagi orangorang miskin dan tertindas untuk mendapatkan keadilan, dan apa yang bisa kita lakukan untuk berdiakonia kepada mereka yang lemah di zaman sekarang ini? ̴ (TAR) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 29 PA PEMUDA Jumat, 15 Juli 2016 Bahan Bacaan: Ulangan 30:9-14 A. Pengantar Diskusi Sebelum membacakan pengantar, akan baik bila pemandu PA menanyakan pertanyaan dibawah ini kepada peserta PA: Adakah diantara saudara yang merasa terlalu sukar melakukan perintah Tuhan dalam kehidupan sehari-hari? Mengapa? (Pemandu PA mendengarkan jawaban peserta dan menyimpulkan jawaban mereka). Saudara-saudara yang terkasih. Teks bacaan kita saat ini merupakan kata-kata perpisahan Musa kepada umat Israel saat akhir perjalanan mereka selama 40 tahun dan sebelum memasuki tanah Kanaan. Musa menceritakan kembali kepada mereka tentang perbuatanperbuatan besar Tuhan Allah. Tujuannya agar umat pada waktu itu mengingat kembali apa yang Tuhan kehendaki dan melakukan perintah Tuhan dalam kehidupan umat Israel pada waktu itu (ayat 10) dan buah dari ketataan mereka akan perintah Tuhan adalah berkat yang dilimpahkan oleh Tuhan (ayat 9). Bagi Musa, perintah Tuhan bukanlah sesuatu yang sulit dan mustahil untuk dilakukan. Mari kita baca kembali dan perhatikan ungkapan Musa dalam ayat 11-12. Musa mengatakan : 11 "Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu jauh. 12 Tidak di langit tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan naik ke langit untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya? 13 Juga tidak di seberang laut tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan menyeberang ke seberang laut untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya? 14 Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan. Ungkapan “tidak di langit tempatnya” dan “tidak diseberang laut tempatnya” bisa dimaknai bahwa perintah Tuhan itu sesuatu yang dapat diraih oleh umat Israel pada waktu itu. Bahkan di ayat 14 dikatakan bahwa firman itu sangat dekat kepada mereka. Ada di dalam mulut dan di dalam hati mereka. Saudara-saudara yang terkasih. Sebenarnya saat ini kita dikuatkan kembali bahwa melakukan perintah Tuhan itu bukanlah hal yang terlalu sulit atau sukar. Tuhan memberikan perintah kepada umatnya tentu dikarenakan umat mampu melakukannya. Seandainya kita merasa sulit melakukan Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 30 perintah Tuhan, nampaknya saat ini, saat yang tepat untuk kita merenungkannya kembali. Mengapa saya sulit melakukan perintah Tuhan? Apakah masalahnya terletak pada perintah Tuhan yang sulit? Atau bagaimana sebenarnya? Mari kita renungkan pribadi lepas pribadi. (Karel) B. Pertanyaan untuk Diskusi 1. Saudara-saudara kita tahu bahwa Pelayanan (Diakonia) adalah salah satu tugas gereja dan juga merupakan perintah Tuhan. Menurut saudara, apa wujud pelayanan (Diakonia) dalam situasi Gereja kita saat ini? Mengapa kita memilih itu? 2. Manakah perbuatan-perbuatan pelayanan (diakonia) selama ini yang paling mudah dan yang paling sulit kita lakukan? Mengapa demikian? 3. Bagaimanakah caranya agar pelayanan (diakonia) di gereja kita mudah untuk dilakukan? ̴ (KEPB) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 31 KOTBAH, 17 JULI 2016 Bahan Bacaan: Amos 8:1-12 HIDUP DALAM KEADILAN Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Ada salah satu istilah yang sedang ngetop saat ini yaitu ”pengentasan kemiskinan”. Padahal istilah ini salah kaprah. Bukannya kemiskinan yang dientaskan (diangkat), melainkan orang yang miskin itulah yang harus kita angkat atau kita tolong! Kita entaskan! Yang penting memang bukan istilahnya, melainkan tindakannya atau wujudnya. Kalau kita ditanya oleh orang asing, apakah Indonesia itu kaya atau miskin? Apa jawaban saudar? Saya yakin kita mungkin akan bingung menjawabnya oleh karena perbandingan yang aneh. Mengapa aneh? Sebab pada satu pihak negeri kita kaya raya, namun ironis dan menyakitkannya adalah penduduknya miskin. Ibaratnya seperti ayam yang mati kelaparan di lumbung padi. Bagaimana sikap kita menghadapi situasi seperti ini? Inilah yang menjadi pelajaran penting bagi kita dalam rangka turut ambil bagian membawa manusia ke arah yang lebih baik. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Kitab Amos menekankan pentingnya orang beriman memperhatikan keseimbangan kesalehan ritual pribadi dan keadilan sosial bagi sesama. Amos mengungkapkan kehidupan umat beragama yang kaya dengan perayaan dan ritual, namun secara etis sangat mandul dalam aksi sosial. Perayaan dipersiapkan dengan baik dan dilaksanakan dengan teratur dan meriah, tetapi di luar ibadah situasinya berbeda. Banyak orang menjadi kaya, membangun rumah yang bagus (Amos 3:15) dan berpesta pora (4:1), sangat mengagungkan tradisi, adat-istiadat dan ritual keagamaan, tetapi pada sisi lain mereka ternyata mengabaikan nilai-nilai keadilan. Mereka tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan terhadap sesamanya yang lemah. Mereka gencar menyanyikan “nyanyian-nyanyian di tempat Suci” tetapi di tempat yang lain mereka juga bersikap sewenang-wenang. Mereka menginjak-injak orang miskin dan membinasakan orang sengsara (Amos 8: 4), berbuat curang dengan membuat neraca palsu (Amos 8:5). Mereka berusaha memperoleh keuntungan dengan sebanyak-banyaknya dengan cara menipu orang miskin, sampai orang miskin itu menjual sepasang kasutnya dan membeli terigu rosokan (Amos 8:6). Karena melalui perbuatan itu maka melalui nabi-Nya, yaitu Amos, Tuhan mengucapkan kata-kata hukuman yang keras terhadap orang Israel yang kaya namun tidak adil terhadap sesamanya. Harusnya Tuhan menginginkan umat-Nya tersebut melaksanakan tugas panggilan-Nya secara menyeluruh (holistik) baik secara ritual maupun sosial. Dalam Perjanjian Baru juga disebutkan bahwa Allah memerintahkan umat-Nya untuk menunjukkan perhatian yang mendalam terhadap orang miskin dan kekurangan. Sebagian besar pelayanan Yesus menunjukkan adanya kepedulian nyata kepada orang miskin yang kurang beruntung di dalam masyarakat Yahudi yang hidupnya tidak dipedulikan orang. Misalnya mereka yang tertindas (Luk 4:18-19), orang Samaria (Luk 17:11-19), orang yang berpenyakit kusta ( Mat 8:2-4), para janda ( Luk 7:11-15) dan sebagainya. Ia mengucapkan kata-kata hukuman yang keras kepada mereka yang berpegang teguh pada harta duniawi dan mengabaikan orang miskin ( Mark 10:17-25, Luk 6;24-25). Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 32 Bapak-ibu dan saudara yang dikasihi Tuhan. Keadilan Tuhan adalah mutlak. Ia berdaulat dan menguasai kehidupan kita semua sebagaimana yang dilakukanNya terhadap Israel dan suku bangsa lain. Bukan saja berkat yang sanggup Ia berikan, namun hukuman-Nya juga mampu menimpa kita, baik sebagai pribadi maupun bangsa. Waspadalah! Bapak-ibu dan saudara yang dikasihi Tuhan. Bercermin pada keadaan Israel di zaman nabi Amos dan situasi dan kondisi kita di Indonesia sekarang ini, seruan nabi Amos seakan-akan ditujukan kepada kita, mengapa? Mari kita buka mata dan melihat di sekeliling kita, niscaya kita akan terkejut dan merasakan bahwa di manamana begitu banyak kecurangan dan ketidak-perdulian terhadap orang miskin. Munculnya berbagai kasus korupsi membuktikan hal ini, melonjaknya harga-harga dengan tidak lagi mengingat kesusahan yang ditimbulkan oleh rakyat, keadilan yang begitu sulit diperoleh dan kemunafikan oleh pejabat diberbagai bidang usaha maupun pemerintah begitu mencolok bahkan menggejala pula pemakaian ibadah-ibadah oleh orang percaya untuk memperoleh keuntungan pribadi. Semua hal-hal tersebut merupakan suatu teguran atas apa yang dilakukan oleh Nabi Amos. Mari berhenti mengharapkan kasih Tuhan untuk diluputkan dari petaka kalau terus berbuat dosa. Kalau kita mau mengharapkan kasih Tuhan, mari kita mulai aktif membangun relasi yang mesra dengan Tuhan dalam ibadah sekaligus berbuat kasih kepada sesama. Tuhan memberkati. Amin ̴ (ITS) ̴ Nats Pembimbing Berita Anugerah Nats Persembahan Lagu-lagu 1. KJ 7:1-3 2. PKJ 46:1,2 3. KJ 397:3,4 4. PKJ 264:1,2 5. KJ 393:16. KJ 396:1,3 : Amos 3:13-15 : Amos 5:4-6a : Mazmur 116:12-14 : Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 33 KEBAKTIAN ANAK, 17 JULI 2016 Bahan Bacaan: Kejadian 18:20-32 BERDOA UNTUK ORANG LAIN TUJUAN : Anak belajar berdoa kepada Tuhan untuk orang lain PERSIAPAN : 1. Pelayan anak sudah hadir 20 menit sebelum ibadah dimulai untuk berdoa bersama dengan tim dan siap menyambut anak dengan sukacita. 2. Pelayan anak mempersiapkan ruangan ibadah. 3. Foto copy Lampiran 1 dan 2 untuk penyampaian firman. LITURGI: 1. Pembukaan Pelayan anak mengucapkan salam kepada anak-anak kemudian bertanya “apa kabar adik-adik?” (biarkan anak-anak menjawab sesuai dengan keadaan mereka; misalnya baik, sehat, tidak baik atau luar biasa). Pelayan anak mengajak anak-anak untuk bersalaman dengan teman-teman yang lain sambil berkata “apa kabar?” Pujian Pembukaan: Ku Daki Gunung Yang Tinggi Ku daki-daki, daki-daki gunung yang tinggi Ku turun-turun, turun-turun lembah yang dalam Ku melintasi padang rumput hijau membentang Yesus besertaku Ref: Di kanan Kau ada, di kiri Kau ada Di atas dan bawah Kau ada Di suka Kau ada, Di duka pun Kau ada Karena Engkalau Yesusku 2. Votum & Salam Mari kita mulai kebaktian ini dengan menerima Votum dan Salam: Sumber keceriaan, kepintaran, dan kesehatan kita adalah TUHAN yang menciptakan langit dan bumi. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus menyertai anak-anak sekalian. Amin. 3. Pujian (Nyanyikanlah lagu ini dengan gerakan) Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 34 Burung Pipit Yang Kecil 1. Burung pipit yang kecil dikasihi Tuhan Terlebih diriku dikasihi Tuhan 2. Bung bakung di padang diberi keindahan Terlebih diriku dikasihi Tuhan Bapa Abraham Bapa Abraham mempunyai banyak sekali anak-anak Aku anaknya dan kau juga mari puji Tuhan Tangan kanan, tangan kiri; goyang kanan goyang kiri Putar-putar lalu duduk 4. Ayat Hafalan Pelayanan anak meminta anak-anak secara bersama-sama mengucapakan hayat hafalan yang telah diberikan dalam kebaktian minggu yang lalu 5. Berita Sukacita Berikan kesempatan jika ada anak-anak yang ingin menyampaikan pujian, kesaksian atau bercerita. Undanglah maju ke depan jika ada anak yang berulang tahun untuk menerima selamat ulang tahun (menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun”) lalu didoakan. 6. Pujian Menyambut Firman Yesus Sayang Padaku Yesus sayang padaku, Alkitab mengajarku Walau ku kecil lemah, aku ini milik-Nya Ref: Ya Yesus Tuhanku, sayang padaku Itu firman-Nya di dalam Alkitab 7. Firman Doa Firman oleh pelayan Shalom adik-adik Hari ini kakak akan bercerita kisah tentang doa Abraham untuk orang-orang Sodom. Apakah adik-adik tahu dan ingat siapa itu Abraham? Abraham adalah orang Ur-Kasdim yang dipanggil Tuhan supaya pergi ke tanah Kanaan; tempat yang diberkati Tuhan. Abraham juga dikenal sebagai bapa orang percaya atau bapa orang beriman. Pembacaan teks Kitab Kejadian 18:20-32 Adik-adik kita akan membaca Kitab Kejadian 18:20-32 dengan mendramakan kisahnya. Ada yang berperan sebagai narator, Abraham dan Tuhan. Narator adalah orang yang menceritakan kisah drama. Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 35 (Pelayan meminta tiga anak untuk memerankan drama dan maju ke depan serta memberikan kertas lampiran 1) Ketiga teman kita ini akan memainkan drama tentang doa Abraham untuk orang-orang Sodom. Sedangkan kakak dan adik-adik yang lain membaca Kitab dalam hati. Penjelasan Adik-adik yang dikasihi Tuhan Yesus Ketika itu Tuhan menampakkan diri kepada Abraham. Tuhan dan Abraham ngobrol bersama sama seperti kita ngobrol dengan teman baik kita. Kemudian Tuhan hendak melihat Sodom dan Gomora. Sodom dan Gomora adalah daerah dengan air berlimpah untuk menumbuhkan tanaman ternak. Akan tetapi orang-orang di sana terkenal dengan kejahatannya. Tuhan tidak suka dengan orang-orang yang jahat. Sebab itu, Tuhan akan menghukum, melenyapkan orang-orang Sodom dan Gomora. Abraham kasihan dengan mereka yang akan dihukum, sehingga ia berdoa kepada Tuhan supaya Tuhan mengampuni mereka. Dalam permintaannya itu, Abraham mengandaikan jikalau ada orang baik di sana, apakah Tuhan akan mengampuninya? (Pelayan anak mengajak anak-anak mengingat angka-angka: 50, 45, 40, 30, 20 dan 10 yang disampaikan Abraham kepada Allah) Abraham berdoa agar Tuhan mengampuni dan membebaskan mereka dari hukuman. Syaratnya adalah ada orang baik di Sodom. Ia melakukan ini karena belas kasihannya kepada orang-orang yang akan dihukum oleh Tuhan sebab kejahatannya. Dan Tuhan pun mau membebaskan mereka dari hukuman. Adik-adik yang dikasihi Tuhan Yesus Tuhan kita memberikan kasih sayang-Nya kepada anak-anak-Nya. Kalau Tuhan kita mau menolong begitu banyak orang, kita sebagai anak-anak Tuhan juga dipanggil untuk menolong sesama kita. Adik-adik bisa berdoa untuk siapa saja. Doa kita tentu akan didengarkan Tuhan. Adik-adik juga bisa menolong siapa saja. (Guru mengajak teman untuk memilih satu gambar, kemudian siapa yang akan mereka bantu?) Tugas Guru meminta anak-anak untuk mencari gambar (dari gambar A – F) yang menunjukkan tindakan berdoa, menolong/membantu dan menjelaskan inti cerita gambar. Sebagai anak-anak Tuhan, kita dapat berdoa untuk sahabat-sahabat kita, orangtua, alam kita, orang sakit. Selain itu kita dapat membantu menjaga kebersihan di sekitar kita sebagai rasa cinta kita pada lingkungan sekitar kita. kita juga bisa berbagi makanan kepada sahabat kita. 8. Doa Syafaat dan Doa Bapa Kami Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 36 9. Komitmen : Ayat Hafalan Filipi 1:4 “Dan setiap aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita.” 10. Persembahan Mintalah satu anak untuk mengumpulkan persembahan Pujian persembahan: Ku Bri Persembahan Pada Tuhanku 1. Ku bri persembahan pada Tuhanku Sambil puji Yesus! Juru Slamatku. 2. Dengan Sukaria ku bri padaMu Dan merasa kaya dalam Tuhanku Mintalah satu anak untuk memimpin doa persembahan (untuk kelas kecil bisikkan kata-kata supaya diikuti) 11. Pujian Penutup Trima Kasih Tuhan Trima kasih Tuhan untuk kasih setiaMu Yang kualami dalam hidupku Trima kasih Yesus atas kebaikanMu Sepanjang hidupku Ref: Trima kasih Yesusku, buat anugrah yang bri S‟bab hari ini Tuhan adakan syukur bagiMu 12. Doa Penutup Pengumuman jika ada Doa Penutup oleh pelayan ̴ (LP) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 37 LAMPIRAN 1 Narator : 20 Sesudah itu berfirmanlah TUHAN TUHAN : “Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan 21 sesungguhnya sangat berat dosanya. Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengatahuinya.” Narator : 22 Lalu berpalinglah orang-orang dari situ dan berjalan ke Sodom, tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN. 23 Abraham datang mendekat dan berkata Abraham : “ Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik? 24 Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu. Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan Engkau tidak mengampuninya karena kelima puluh orang di dalamnya itu? 25 Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?” Narator : 26 TUHAN berfirman TUHAN : “Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka.” Narator : 27 Abraham menyahut Abraham : “Sesungguhnya aku membenarikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu. 28 Sekiranya kurang lima orang dari kelima puluh orang benar itu, apakaah Engkau memusnahkan seluruh kota itu karena yang lima itu?” Narator : Firman-Nya TUHAN : “Aku tidak memusnahkannya, jika Kudapati empat pulih lima di sana.” Narator : 29 Lagi Abraham melanjutkan perkataannya kepada-Nya Abraham : “Sekiranya empat puluh didapati di sana?” Narator : Firman-Nya TUHAN : “Aku tidak akan berbuat demikian karena yang empat puluh itu.” Narator : 30 Katanya Abraham : “Janganlah TUHAN murka kalau aku berkata sekali lagi. Sekiranya tiga puluh didapati di sana?” Narator : Firman-Nya TUHAN : “Aku tidak akan berbuat demikian, jika Kudapati tiga puluh di sana.” Narator : 31 Katanya Abraham : “Sesungguhnya aku membenarikan diri berkata kepada TUHAN. Sekiranya dua puluh didapati di sana?” Narator : Firman-Nya TUHAN : “Aku tidak akan memusnahkannya karena yang dua puluh itu.” Narator : 32 Katanya Abrahaam : “Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?” Narator : Firman-Nya TUHAN : “Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu.” Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 38 LAMPIRAN 2 A C B D E F Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 39 RENUNGAN Selasa, 19 Juli 2016 Bahan Bacaan: Lukas 10:38-42 LAKUKAN SAJA, MAKA DIAKONIA TERLAKSANA Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Agar keberhasilan maksimal, maka segala sesuatu yang akan kita lakukan untuk tujuan tertentu harus dilakukan dengan cara dan saat yang tepat. Demikian pula saat kita melakukan pelayanan. Cara dan saat yang tepat akan mempengaruhi hasil. Bila tidak tepat perhitungan kita, maka hasil yang akan kita capai tidak maksimal, bahkan bisa saja menimbulkan kegagalan. Ini mempengaruhi hasil nyata yang bisa kita ukur melalui pengamatan kita, maupun yang tidak bisa kita ukur yakni penilaian Tuhan Allah terhadap tindakan pelayanan kita. Agar cara dan waktunya tepat, maka perlu kepekaan yang berasal dari Tuhan. Kepekaan itu tentu kita dapat kita peroleh dari Tuhan melalui firman-Nya. Tentang hal itu, kita bisa bercermin dari kisah Maria dan Marta. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Pada umumnya, teks ini ditafsirkan bahwa tindakan yang lebih berkenan di hadapan Tuhan Yesus saat itu adalah tindakan Maria. Bahkan dalam kehidupan gerejawi, seseorang yang begitu aktif melayani dalam kegiatan-kegiatan fisik, misalnya melayani penyediaan konsumsi, menyediakan peralatan dan lainnya, terkadang diberi julukan “melakukan pekerjaan Marta” atau dijuluki “si Marta”. Kadangkala, jemaat mengukur derajat atau nilai pekerjaan Marta lebih rendah dari pekerjaan Maria. Apakah demikian penggolongannya? Apakah ini dampak dari perkataan Tuhan Yesus saat itu ketika menimpali “protes Marta” karena melihat Maria “hanya duduk di bawah” mendengar perkataan-perkataan (pengajaran) Tuhan Yesus Kristus? atau bagaimana? Yang pertama, Tuhan Yesus tidak serta merta menyalahkan perbuatan baik Marta dalam rencananya menyediakan konsumsi, namun lebih kepada apa yang harus dilakukan pada saat yang tepat dan yang utama yang harus dilakukan pada saat itu. Kembali bahwa ini masalah kepekaan menanggapi apa yang diinginkan Tuhan. Tuhan Yesus sepertinya belum memerlukan pelayanan makanan dan minuman bagi dirinya saat itu, namun lebih kepada Tuhan menginginkan mereka yang ada di rumah itu agar mendengar suaraNya terlebih dahulu. Dalam pemahaman kita, apa yang disuarakan Tuhan/ difirmankan Tuhan adalah dasar dari apa yang kita lakukan sebagai manusia yang beriman. Jika kita tidak mempunyai dasar apapun, maka tindakan pelayanan kita sebagus apapun bisa rubuh, tidak punya nilai yang indah dihadapan Tuhan maupun membawa damai sejahtera bagi sesama. Kedua, masalah “iri dan kuatir”. Kalau mau melakukan pelayanan ya lakukan saja, janganlah rasa iri dan kuatir menghalangi seseorang untuk berbuat kebaikan. Harusnya Marta membiarkan saja Maria duduk mendengar suara Tuhan, lalu dia melakukan pekerjaannya untuk menyiapkan konsumsi. Namun ternyata Marta menghalangi perbuatannya yang baik itu dengan rasa iri dan kuatir sehingga “protes” kepada Yesus...lalu Yesus menjawab “Marta engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara”. Rasa iri dan kuatir menghambat pekerjaan yang harusnya dilakukan. Kalau boleh kita nilai, harusnya Marta melakukan saja pekerjaannya dan tidak “protes” kepada Tuhan. Tidak perlu terlalu kuatir terhadap hasil kalau Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 40 didasari dengan niat dan ketulusan sesuai dengan firman Tuhan. Keberhasilan pasti dicapai dan Tuhan tentu tidak akan mengatakan bahwa apa yang dilakukan Marta bernilai “kelas dua” dibawah apa yang dilakukan Maria. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Bercermin dari kisah Marta dan Maria, kita sebagai gereja Tuhan memiliki salah satu tugas yakni berdiakonia. Diakonia yang kita lakukan tentu bisa didasari dengan dua hal diatas yakni kita mendasari diakonia dengan firman Tuhan, bukan dengan teori kita atau keinginan kita sendiri. Ini penting agar dalam melayani sesama, kita memiliki dasar yang kuat. Dasar yang kuat ini sebagai penyangga agar yang kita lakukan dapat berdiri kokoh dengan keberhasilan dan tentunya dipandang indah oleh Tuhan, apapun dan bagaimanapun cara kita melakukan diakonia. Diakonia yang kita lakukan juga didasari dengan ketulusan, dan tidak perlu memikirkan rasa iri dan kuatir. Lakukan saja sebisa kita sesuai dengan prinsip diakonia dan tidak perlu memusingkan atau iri “mengapa yang lain tidak melakukan diakonia” atau “mereka bisa melakukan lebih, sedangkan saya hanya bisa begini” dan seterusnya. Jika itu terjadi maka pekerjaan diakonia terhambat. Oleh karena itu mari kita lakukan saja, maka diakonia akan terlaksana. Tuhan pasti memberkati kita dalam melaksanakan diakonia dan sesama kita seluruh ciptaanNya terberkati. Amin. ̴ (PA) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 41 PA UMUM Kamis, 21 Juli 2016 Bahan Bacaan: Kolose 1:15-29 A. Pengantar Diskusi Jika melihat bacaan saat ini, Paulus ingin menunjukkan kepada jemaat di Kolose bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah yang terutama dalam pemahaman imannya dan juga pelayanannya. Kesan ini muncul jika kita memperhatikan ayat-ayat berikut : 1. Ayat 15, … lebih utama dari segala yang diciptakan. 2. Ayat 16, … segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. 3. Ayat 17, … Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu. 4. Ayat 18, …Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. 5. Ayat 19,… seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia. 6. Ayat 20,… oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu. Bahkan, Paulus juga menyemangati jemaat Kolose untuk menyadari bahwa mereka telah diperdamaikan oleh Kematian Yesus Kristus (Ayat 21-22) serta bertekun, teguh dan tidak bergoncang dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus (Ayat 23). Tidak hanya menyemangati jemaat Kolose, Paulus juga menegaskan kepada mereka bahwa semangatnya dalam melakukan semua tugas pelayanan hanyalah dikarenakan Tuhan Yesus. Dalam ayat 23, Paulus mengatakan bahwa Ia telah menjadi Pelayan Kristus (Dalam Bahasa Yunani Pelayan Kristus yaitu Diakonos). Meskipun Paulus mengalami penderitaan sebagai Pelayan Kristus, tetapi Paulus tetap bersukacita (ayat 24). Ia menjadi pelayan untuk meneruskan firman-Nya (ayat 25-26), dimana Tuhan Yesus menjadi pusat berita yang ia kabarkan ke semua orang (ayat 27-28). Saudara-saudara yang terkasih, Dari teks ini, sebenarnya ada banyak yang bisa kita dapatkan. Khususnya dalam mewujudkan Visi gereja kita, yaitu menjadi gereja yang berdiakonia. Salah satu yang bisa didapatkan misalnya, terkait dengan semangat/spiritualitas seorang pelayan (diakonos) dalam tugas pelayanannya (diakonia). Jika belajar dari Paulus sang diakonos dalam bacaan saat ini, Paulus sangat menempatkan Kristus sebagai pusat pelayanannya. Namun bagaimanakah dengan kita saat ini? Apakah kita serupa dengan Paulus? Maka marilah kita mendiskusikannya. (Karel) B. Pertanyaan untuk Diskusi : 1. Berdasarkan bacaan saat ini dan pengalaman bapak ibu sekalian, apakah maksudnya pelayanan yang berpusat pada Tuhan Yesus Kristus? 2. Menurut saudara adakah pelayan (diakonos) yang tidak berpusat pada Kristus? Mengapa dan seperti apa contohnya? 3. Apa tantangan atau hambatan bila kita melakukan diakonia yang berpusat pada Kristus dan bagaimanakah menghadapi tantangan atau hambatan tersebut? ̴ (KEPB) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 42 PA PEMUDA Jumat, 22 Juli 2016 Bahan Bacaan : Mazmur 52 A. Pengantar Diskusi Dalam dunia pemerintahan, yang namanya persaingan mungkin saja terjadi dalam rangka untuk merebutkan sebuah kekuasaan dan kedudukan. Banyak cara dilakukan untuk melancarkan sebuah mimpi dan harapan. Bahkan lawan bisa menjadi kawan dan sebaliknya kawan baik bisa jadi menjadi musuh dalam selimut. Mazmur ini ditulis oleh Daud ketika Doeg, orang Edom, memberitahu Saul mengenai keberadaan Daud di rumah Ahimelekh (1; bdk. 1Sam. 22:9-10). Dengan mengadukan Daud kepada Saul, Doeg pikir akan aman dari hukuman yang akan diberikan Saul bagi mereka yang tidak mau bekerja sama dan membelanya (lih. 1Sam. 22). Doeg adalah sahabat Daud yang pernah mengalami perjuangan bersama dalam menghadapi musuh-musuh Saul, namun ketika keberadaan berubah dengan sikap Saul yang membenci Daud dan memburunya untuk di bunuh. Daud dan Doeg sebenarnya adalah sama-sama pegawai Saul, namun oleh karena kebencian Saul kepada Daudlah yang pada akhirnya membuat relasi mereka tidak berjalan dengan baik. Saul sangat berambisi ingin menghabisi Daud karena ia dianggap sebagai musuhnya, dalam rangka mewujudkan misinya tersebut ia mencoba mempengaruhi para pegawainya dengan memberikan ancaman-ancaman. Dalam perjalanan waktu, Doeg dan Saul telah memiliki kesepakatan yang semakin kuat untuk melakukan kejahatan. Bahkan saul berpikir bahwa dengan membunuh beberapa orang penting yang dianggap sebagai lawan akan menjadikan dirinya aman termasuk membunuh para imam di Nob ( 1 sam 22: 13,17-19). Dalam rangka mempertahakan kekuasaan dan kedudukannya baik Saul maupun Doeg lebih mencintai kejahatan dari pada kebaikan. Keduanya berpikir bahwa mereka aman dengan segala kejahatan yang diperbuatnya. Sesungguhnya di mata Tuhan tidaklah demikian sebab hidup mereka akan roboh dan hancur. Bahkan kekayaan dan kejahatan mereka pada akhirnya tidak dapat melindungi mereka lagi, semua ini karena mereka tidak bersandar kepada Tuhan. Hal ini berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Daud, Ia sungguh percaya pada kasih setia dan kuasa Tuhan atas hidupnya. Ia percaya bahwa Allah yang ia kenal akan bertindak adil atas kesengsaraannya karena Allah itu baik adanya (11). Dalam hal ini, Daud menyadari bahwa bukan dengan mengandalkan kekuatan, kekayaan, dan kekuasaan maka hidupnya akan menjadi aman. Hanya dekat Tuhan sajalah ia akan memperoleh keamanan dan perlindungan. B. Pertanyaan untuk Diskusi: 1. Apakah kaitannya isi perikop ini dengan Diakonia? 2. Di zaman sekarang ini, tindakan “ menjilat”/mencari muka seperti apa yang sering kali kita jumpai dalam hidup sehari-hari? Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 43 3. Menurut saudara, apakah tindakan Doeg yang memberikan informasi tentang keberadaan Daud kepada raja Saul bisa disebut pelayanan/ diakonia? Mengapa demikian? 4. Bagaimana cara saudara bersandar kepada kekuatan Tuhan Allah agar merasakan aman? ̴ (TAR) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 44 KOTBAH, 24 JULI 2016 Bahan Bacaan: Lukas 11:1-13 DOAMU GAMBARAN KEPEKAAN HIDUPMU Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Jika mencermati orang Kristen berdoa, tentu kita akan mendapati cara dan isi yang berbedabeda. Ada anggota jemaat di suatu gereja yang begitu kagum dengan cara dan isi doa pendetanya, maka gaya berdoanya ditiru dan menjadi gaya doa bersama. Ada juga seorang pendeta yang masih muda yang mungkin juga kagum dengan pendeta seniornya kemudian mengimitasi gaya doanya dengan harapan ia akan serupa meski tidak sama. Demikian juga terjadi pada murid-murid Tuhan Yesus. Ketika mereka menyaksikan Yesus sedang berdoa dan ada kesempatan untuk menyampaikan sesuatu karena Ia sedang berhenti berdoa, seorang murid memohon, “Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." Ini menggambarkan bagaimana murid-murid ingin memiliki doa yang seperti Yesus lakukan. Berdasarkan perikop bacaan hari ini, kita akan belajar tentang doa yang semestinya dilakukan oleh orang Kristen sebagaimana yang dilakukan dan diajarkan Yesus kepada para muridmurid-Nya yaitu: Pertama: Doa bermacam-macam isinya (2-4) Doa orang Kristen dapat diasalkan kepada contoh dan petunjuk Tuhan Yesus. Doa yang dilakukan Yesus merupakan pendorong bagi murid-murid-Nya untuk bertanya tentang bagaimana berdoa. Dan pada kesempatan inilah Yesus menjawab dengan memberikan „Doa Bapa Kami‟ atau „Doa Tuhan‟ yang dalam perikop ini dalam bentuk yang berlainan dari bentuk yang lebih dikenal dalam Injil Matius. Bentuk yang ada dalam Injil Lukas lebih pendek, namun dalam doa yang lebih pendek ini tetap memuat berbagai-macam isi, ada sapaan dan permohonan. Mendengar pertanyaan murid-Nya, Yesus menjawab kepada mereka: "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu” (ay. 2). Dalam jawabanNya itu Yesus mengajarkan dalam doa yang pertama adalah menyapa Bapa. Dengan sapaan ini, Yesus sedang memasukkan murid-murid-Nya ke dalam hubungan mesra dengan Bapa, sama seperti hubungan yang dinikmati-Nya dengan Bapa-Nya itu. Ketika relasi atau hubungan yang mesra terbangun, sapaan-sapaan yang berkaitan dengan kebesaran, kemuliaan serta kekuasaan Allah akan mengalir dalam percakapan pribadi setiap orang yang berdoa dengan Bapa-nya. Doa-doa orang Kristen tidak terjebak hanya kepada permohonanpermohonan, akan tetapi pengagungan dan penyembahan sebagai sapaan mesra kepada Bapa di Sorga. Hal di atas bukan berarti bahwa dalam doa orang kristen tidak boleh menaikkan permohonanpermohonan. Yesus sendiri dalam jawaban-Nya kepada para murid juga memberi contoh permohonan. Ada permohonan yang berkaitan dengan Allah dan permohonan yang berkaitan dengan kebutuhan manusia. Dikuduskanlah nama-Mu adalah yang pertama dari dua Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 45 permohonan yang berkenaan dengan Allah. Permohonan ini merindukan agar nama-Nya yang mewakili pribadi-Nya dihormati dan diterima dalam dunia manusia. Pengudusan semacam itu merupakan dasar untuk permohonan berikutnya datanglah Kerajaan-Mu. Ini mau menegaskan harapan semoga terwujudlah dengan cepat pemerintahan Allah dalam damai sejahtera dan kebenaran. Ini adalah suatu doa, supaya Allah bertindak menyegerakan kedatangan hari Tuhan. Sesudah permohonan-permohonan yang berkaitan dengan Allah, maka Yesus mengajarkan doa permohonan yang berkenaan dengan kebutuhan manusia. Ada suatu doa yang berkenaan dengan permintaan agar diberikan setiap hari makanan kami yang secukupnya. Ada doa meminta pengampunan sehari-hari yang hanya diberikan kepada mereka yang mengampuni orang lain. Dan juga doa permohonan agar dilindungi terhadap bencana dan cobaan yang akan melemahkan imannya dan akan mengucilkan manusia dari kerajaan Allah. Kedua: Memintanya dengan tidak malu (5-8) Setelah kita memahami bahwa dalam doa itu terdiri dari berbagai macam isinya, lalu bagaimana doa itu dimohonkan kepada Allah. Apakah doa yang kita sampaikan kepada Allah cukup sekali saja disampaikan, atau harus berulang-ulang ketika jawabannya belum didapatkan. Tuhan Yesus menjelaskan tentang berapa banyak kita harus memohon dengan perumpamaan. Perumpamaan yang mendorong manusia untuk berdoa. Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya (5-8). Dalam perumpamaan ini, walaupun sahabat yang mempunyai roti di rumahnya itu sudah tidur dan tidak bersedia bangun, namun karena gigihnya secara tidak kenal malu meminta, maka roti itupun akhirnya diberikan. Ini adalah perumpamaan yang menonjolkan tentang keinginan yang kuat, yang tidak kenal malu. Kalau manusia saja dapat luluh hatinya dengan terus-menerus mendengar permohonan, terlebih pula Allah, kendatipun kelihatannya Ia mengulurkan waktu sebelum menolong. Ketiga: Dengan percaya, doa terwujud (9-13) Yakinkah saudara dengan doa yang dimohonkan kepada Allah, akan terwujud? Harusnya, jawabannya adalah: .........Yakin! Dalam ayat 9, Yesus mengajar murid-muridNya untuk “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Di sini Yesus mengajarkan tentang kepastian jawaban terhadap doa. Pasti diberikan, bukan mungkin diberikan atau mudah-mudahan diberikan. Kepastian jawaban doa ini diteguhkan dalam ayat-ayat berikutnya: “Karena setiap orang yang meminta, menerima.” Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 46 Kata „mintalah‟, „carilah‟ dan „ketoklah‟ adalah kata kerja. Ini artinya agar seseorang dapat menerima, menemukan atau dibukakan pintu, harus melakukan sesuatu. Tidak boleh hanya berdiam diri. Melakukannya secara terus menerus. Seperti seorang anak yang meminta sesuatu kepada orang tuanya. Adakalanya orang tua akan langsung memberikan sesuatu yang diminta oleh anaknya. Terkadang anak harus berkali-kali dan berulang-ulang memohon kepada bapaknya dan baru dikabulkan. Bahkan seorang anak dalam menyampaikan permintaannya sambil menangis dan bersimpuh dipelukan orang tuanya. Dan orang tua tentulah akan bertanggungjawab memenuhi kebutuhan anaknya, dia tahu yang diminta oleh anaknya, dan itu pastilah kebutuhannya. Jika permintaan yang disampaikan bukanlah kebutuhannya tentu juga tidak akan diberikannya. “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya" (ay.13). Tepat sama seperti bapa-bapa duniawi tidak akan menipu anak-anaknya dalam hal pemberian-pemberian, demikianlah juga Allah akan memberikan karunia-Nya berupa Roh Kudus kepada semua orang yang meminta. Dengan jaminan-jaminan ini, maka doa yang penuh percaya dapat merupakan kenyataan, dapat dikabulkan. Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Bagaimana dengan doa kita? Apakah saat ini ketika kita berdoa masih dikuasai permohonanpermohonan untuk diri sendiri? Jika ya, mari kita memulai dalam setiap doa pribadi, doa syafaat dalam persekutuan atau ibadah, mulai dengan menyapa Allah, memuliakan, menghormati dan menyembah-Nya. Mengucap syukur atas karya dan pekerjaan-Nya, dan mengucap syukur atas jawaban-jawaban doa yang telah kita mohonkan sebelumnya. Barulah....... kita memohonkan permohonan-permohonan. Namun........, permohonan kita juga tidak hanya untuk pribadi kita, akan tetapi kita belajar peduli dengan sekeliling kita. Kita berdoa untuk masalah-masalah yang terjadi di sekeliling kita, ada ketidak-adilan, ada korupsi yang merajalela, ada kekerasan seksual terhadap anak yang mengerikan, dan masalah-masalah lain yang mengajak kita peka dan peduli, setidaknya dalam kita berdoa kepada Allah di Sorga. Mari tidak menjadi pribadi dan gereja yang tidak egois dan mementingkan diri sendiri. Mari kita terus menerus, dengan setia membawa pergumulan-pergumulan atau masalah-masalah yang ada kepada Allah. Kita memohon dengan terus menerus dan tidak malu, bahwa kita merindukan akan ada perubahan yang terjadi. Kita yakin bahwa kerinduan kita itu bukan hanya untuk kepentingan dan kebutuhan pribadi dan kelompok. Bahkan kerinduan kita itu bukan untuk kepuasan diri sendiri, tatapi atas dorongan keyakinan, percaya bahwa Roh Kudus yang menolong kita untuk bermohon kepada Allah. Dia Sang Penguasa kehidupan pasti mengabulkan. Selamat belajar berbagi dan berpeduli. Selamat memulai dari doa. Mari kita menjadi Jemaat GKSBS yang peka dengan sekeliling kita. Dari doa yang benar, kita teruskan dengan tindakan nyata yang berkenan di hadapan Allah. Untuk perubahan dunia yang berpengharapan. Tuhan memberkati kita. Amin. ̴ (YEP) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 47 KEBAKTIAN ANAK, 24 JULI 2016 Bahan Bacaan: Kolose 2:6-7 KRISTUS ADALAH DASAR RUMAH KITA TUJUAN - Anak-anak belajar bahwa Kristus adalah dasar rumah/hidup mereka. - Anak-anak belajar bahwa hidup mereka adalah bentuk ucapan syukur. LATAR BELAKANG Paulus menulis surat ini kepada jemaat di Kolose ketika dia di penjara. Kolose adalah kota di Turki bagian barat-daya saat ini. Tujuan dari surat ini adalah untuk menyemangati jemaat dalam iman mereka dan untuk memperingatkan adanya ajaran yang menyesatkan. Kol. 2:6-7 adalah pengantar dari peringatan untuk ajaran yang menyesatkan. Misalnya, ada orang yang mengatakan harus mengikuti aturan tertentu mengenai makanan dan minuman (Kol. 2:16). Paulus mengingatkan jemaat Kolose untuk tetap dalam Yesus Kristus (Kol.2:6). Paulus memakai istilah dari dunia tanaman (berakar) dan pembangunan (dibangun). Dengan dua istilah ini Paulus mau mengatakan kalau jemaat Kolose di dalam Dia seperti akar pohon, dan di atas Dia, seperti fondasi bangunan, pasti mereka akan bertambah teguh. Mereka tidak perlu sibuk dengan aturan tertentu seperti orang yang menyesatkan pengajaran. Pentingnya mereka membangun hidupnya dengan Kristus sebagai dasarnya seperti telah diajarkan kepada mereka. Kalau jemaat seperti itu mereka akan melimpah dengan syukur. Dalam konteks bulan diakonia sekarang ini berarti kita dapat berdiakonia sebagai bentuk syukur karena sudah membangun hidup dalam Kristus Yesus. Kol.2:6-7 (Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari/BIS) 2:6 Saudara-saudara sudah menerima Kristus Yesus sebagai Tuhan. Sebab itu hendaklah kalian hidup bersatu dengan Dia, 2:7 dan berakar di dalam Dia. Hendaklah kalian membangun hidupmu dengan Kristus sebagai dasarnya. Hendaklah kalian makin percaya kepada Kristus, menurut apa yang sudah diajarkan kepadamu. Dan hendaklah hatimu meluap-luap dengan ucapan terima kasih. PERSIAPAN 1. Pelayan anak sudah hadir 30 menit sebelum ibadah dimulai, untuk berdoa bersama dan siap menyambut anak dengan sukacita. 2. Pelayan anak mempersiapkan ruangan, mendekorasi secara sederhana dan dapat menambahkan tanaman hias dalam pot, gambar-gambar, dll sesuai dengan tema hari itu. 3. Mempersiapkan perlengkapan penyampaian firman yang dibutuhkan. Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 48 LITURGI: 1. Votum & Salam Pelayan mengucapkan selamat datang dan menyalami anak-anak satu persatu. Pelayan menanyakan kabar anak-anak, apakah sudah sarapan dan menanyakan apakah ada temannya yang belum hadir? Mari kita mulai kebaktian ini dengan menerima Votum dan Salam: Sumber keceriaan, kepintaran, dan kesehatan kita adalah TUHAN yang menciptakan langit dan bumi. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus menyertai anak-anak sekalian. Amin. 2. Pujian Pembukaan Aku Anak Terang Aku anak terang tugasku memberi terang Aku anak terang aku Yesus yang jadikanku Aku anak terang aku tak suka berdusta Aku anak terang taat yang Tuhan suka Terang dirumah terang disekolah Terang digereja kemanapun ku pergi Terang dirumah terang disekolah Terang digereja kemanapun ku pergi (untuk melodi dan gerakan: http://www.lagupujian.com/aku-anak-terang/) Baca Kitab Suci Baca kitab suci doa tiap hari; Doa tiap hari doa tiap hari Baca kitab suci doa tiap hari kalau mau tumbuh.. Refrein: Kalau mau tumbuh, kalau mau tumbuh (Glory haleluya) Baca kitab suci doa tiap hari kalau mau tumbuh 3. Doa Pembukaan 4. Pembacaan Ayat Hafalan Minggu Sebelumnya Anak-anak dapat dibentuk dalam berkelompok dan diminta untuk bergantian maju ke depan untuk menyampaikan Hafalan. 5. Pujian Pengakuan dosa, syukur atau penyembahan Terima Kasih Tuhan, Untuk Kasih Setiamu Terima kasih Tuhan, untuk kasih setiaMu Yang kualami dalam hidupku Terima kasih Yesus, untuk kebaikanMu Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 49 Sepanjang hidupku Terima kasih, Yesusku, buat anug‟rah yang Kau bri S‟bab hari ini Tuhan adakan, syukur bagiMu. Happy Ya, Ya, Ya Happy ya, ya, ya, happy ye, ye, ye Saya senang jadi anak Tuhan Siang jadi kenangan, malam jadi impian Cintaku semakin mendalam 6. Persembahan a. Pelayan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengedarkan kantong persembahan. b. Persembahan diiringi pujian Kub‟ri Persembahan 1. Kub‟ri persembahan pada Tuhanku sambil puji Yesus, Jurus‟lamatku. 2. Dengan sukaria kub‟ri padaMu dan merasa kaya dalam Tuhanku. 3. Mari kawan-kawan, rela hatilah bawa persembahan; datanglah seg‟ra. c. Pelayan memimpin doa sambil diikuti anak-anak dan ditutup dengan Doa Bapa Kami. 7. Pelayanan Firman dan Aktifitas ANAK KECIL: Alat peraga: - Alat pembangunan di lampiran 1 - Dua rumah di lampiran 2 - Rumah di lampiran 3 (akan lebih baik kalau diprint pakai kertas tebal) - Pensil/krayon - Lem/lakban - Karton kecil untuk setiap rumah di lampiran 3 Proses belajar: Pelayan bertanya kepada anak-anak apa saja yang dibutuhkan untuk membangun rumah? Bahan apa, alat apa? Pelayan bisa memakai lampiran 1 dan bertanya apakah mereka tahu nama alat tersebut Pelayan bertanya rumah anak-anak sudah berapa umurnya? Pelayan menjelaskan bahwa kalau orang membangun rumah pasti harapan bertahan sampai lama. Pelayan bertanya menurut mereka rumah yang mana akan tahan lebih lama (memakai dua rumah di lampiran 2)? Yang sebelah kiri atau kanan? Mengapa? (karena dasar/fondasi) Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 50 Pelayan bercerita bahwa di Alkitab hidup kita sering dibandingkan dengan rumah. Dan menurut Tuhan rumah/hidup kita akan kuat dan tahan lama kalau kita membangunnya dengan Kristus sebagai dasarnya. Itu berarti kita harus mencintai Tuhan Yesus dan sesama dan melakukan apa yang Tuhan inginkan. Satu hal yang Tuhan inginkan adalah kita berterimakasih kepada Tuhan. Kalau masih ada waktu pelayan bisa bertanya mereka berterimakasih untuk apa saja dalam hidup mereka. Kemudian anak-anak mewarnai rumah yang di lampiran 3 dan membangun rumahnya. Sebaiknya anak-anak menulis nama sendiri di tembok dan menempelkan rumah di karton kecil. Di karton itu nama Yesus ditulis sebagai dasar rumah anak-anak. ANAK BESAR Alat peraga: - Batu bata atau kayu balok - Kertas besar atau papan dengan Kolose 2:6-7 (Alkitab BIS) - Beberapa kertas besar - Spidol berwarna-warni Proses belajar: Sebagai pengantar pelayan mengajak dua anak untuk mencoba membangun menara yang paling tinggi dari batu/kayu atau apa yang disedikan. Anak yang menang dapat applaus dari anak-anak lain. Pelayan bertanya kepada anak-anak: Apa yang membuat menara bisa tinggi? Hal apa saja diperlukan dalam membangun sebuah rumah?‟ (bahan dan alat yang dipakai, fondasi, kerjasama dll) Pelayan membaca Kolose 2:6-7 (versi Alkitab BIS) bersama dengan anak-anak dari papan atau kertas besar. Pelayan bertanya kepada anak-anak: Apa yang menurut kalian dimaksudkan dengan “Hendaklah kalian membangun hidupmu dengan Kristus sebagai dasarnya?” Pelayan mendengar masukan-masukan dari anak-anak dulu kemudian menambah penjelasan bahwa di Alkitab hidup kita sering dibandingkan dengan rumah. Dan menurut Tuhan rumah/hidup kita akan kuat dan tahan lama kalau kita membangunnya dengan Kristus sebagai dasarnya. Itu berarti kita harus mencintai Tuhan Yesus dan sesama dan melakukan apa yang Tuhan inginkan. Atau seperti ditulis di ayat 7 dari Kolose 2: dengan ucapan terima kasih, dengan hidup penuh dengan syukur. Pelayan bertanya mereka berterimakasih untuk apa saja dalam hidup mereka. Sebaiknya ditulis. Kalau ada aksi diakonia rehab rumah, anak-anak bisa diajak untuk menolong membangun rumah minggu ini. Saat di kelas Sekolah Minggu, anak-anak diajak untuk membangun komunitas/kelompok. Bisa komunitas belajar, komunitas damai, komunitas cinta, komunitas ramah lingkungan dll. Terserah anak-anak dan pelayan komunitas apa. Pelayan bersama dengan anak harus memikirkan tujuan, aturan dan komitmen apa dalam komunitas ini. Dan apakah komunitas ini cocok sebagai bentuk upacan syukur kepada Tuhan. Anak-anak bisa menulis nama, tujuan, Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 51 komitmen dll. Di kertas yang besar dengan warna-warni misalnya. Pelayan dan anak membuat kesepakatan kapan bertemu lagi dalam rangka membangun komunitas ini. 8. Doa Syafaat Untuk anak 7 tahun ke bawahdiawali dengan lagu: Ibu jari, jari t‟lunjuk, jari tengah yang panjang, jari manis untuk cincin, jari k‟lingking tuk saya Mari hitung: satu, dua, tiga, empat dan lima Lipat tangan, tutup mata, mari kita berdoa Akan baik kalau dalam doa ini ada ruang untuk ucapan syukur untuk apa yang disebutkan tadi, untuk rumah masing-masing, dll. 9. Pujian Respon Firman Yesus Dalam Rumahku Yesus di dalam rumahku Senang senanglah } 3X Yesus di dalam rumahku Senang senanglah } 2X With Jesus in the family Happy happy home } 3X With Jesus in the family Happy happy home } 2X 10. Komitmen – Ayat hafalan Ayat hafalan minggu ini : 1 Petrus 2:5a „Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani‟. 11. Pengakuan Iman Anak Kami anak GKSBS mengaku bahwa: “Allah yang menciptakan dan memelihara saya serta alam semesta. Tuhan Yesus mengasihi saya dan mau memaafkan kesalahan saya. Roh kudus menghibur dan menuntun saya setiap hari. Saya dan teman-teman adalah saudara saudara sepersekutuan. Saya akan hidup bersama Yesus, sekarang sampai selama-lamanya” 12. Pujian Pengutusan Jalan Serta Yesus Jalan serta Yesus; Jalan sertaNya setiap hari Jalan serta Yesus; Serta Yesus slamanya Refrein: Jalan dalam suka; Jalan dalam duka Jalan sertaNya setiap hari Jalan serta Yesus; Serta Yesus slamanya Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 52 13. Pengutusan dan berkat Pulanglah dengan sukacita dan terimalah berkat Tuhan: ”Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa, keselamatan dan persekutuan dengan Tuhan Yesus Kristus, pimpinan dan penghiburan Roh Kudus menyertai anakanak sekalian sekarang ini sampai selama-lamanya.” Amin. 14. Warta ̴ (HJN) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 53 LAMPIRAN 1 Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 54 LAMPIRAN 2 Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 55 LAMPIRAN 3 Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 56 RENUNGAN, Selasa, 26 Juli 2016 Bahan Bacaan: Hosea 1:2-10 TETAP BERBAGI MESKIPUN TIDAK MUDAH Pandangan umum mengatakan bahwa orang baik akan menikmati apa yang baik, sedangkan orang jahat akan menerima ganjaran sesuai kejahatannya. Pandangan ini sama dengan apa yang tertulis dalam Alkitab bahwa apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya (Galatia 6:7). Dengan demikian, jikalau seseorang menginginkan hal yang baik, maka ia haruslah melakukan hal baik dalam hidupnya. Berbeda dengan apa yang dialami oleh Hosea. Ia menerima hal yang “buruk”, meskipun ia baik di mata Allah. Sebagai seorang yang dipercaya Allah untuk menyampaikan firman-Nya kepada Israel, tentu saja Hosea memiliki sikap hidup yang benar di hadapan Allah. Ia menerima perintah Allah untuk menikahi Gomer, perempuan pelacur. Hosea mengetahui bahwa perempuan itu tidak memiliki sikap setia terhadap pasangannya nanti dan ini membuatnya bergumul, mungkinkah ia akan menikahinya? Ia yang benar hidupnya harus menikahi perempuan yang cemar hidupnya. Meskipun demikiam Hosea tetap menikahi perempuan itu, sebab Allah yang menyuruhnya. Ia mengasihi isterinya yang tidak setia. Hal ini menunjukkan kesetiaannya kepada Allah. Kemudian Gomer memperanakkan anak laki-laki dan perempuan. Hosea memberi nama anak-anaknya berdasarkan nama yang diberikan oleh Tuhan. Anak laki-laki pertama diberinya nama Yizreel yang berarti “Allah menabur/menyebar (benih)”. Nama itu dipakai sebagai ancaman – Tuhan akan menghukum Israel dengan menyebar atau menceraiberaikan mereka seperti petani menyebar benih. Anak perempuan diberinya nama Lo-Ruhama yang berarti “tidak ada belas-kasihan”. Allah akan menghukum mereka karena tidak setia kepada-Nya; mereka menyembah ilah-ilah lain. Kemudian lahirlah juga anak lakilaki dan diberi nama Lo-Ami yang berarti “bukan umat-Ku”. Allah murka kepada mereka dengan tidak mengakui mereka sebagai umat-Nya. Tuhan menyuruh Hosea menikahi seorang perempuan pelacur; perempuan yang tidak setia untuk menunjukkan betapa tidak setianya umat Israel. Kemudian Tuhan menyuruh Hosea memberi anak-anaknya nama untuk menolong orang Israel mengingat hukuman yang akan menimpa mereka. Hosea mengasihi isterinya yang tidak setia menjadi gambaran kasih Tuhan terhadap Israel yang tidak setia. Betapa pun umat tidak menunjukkan kesetiaannya kepada Allah, Allah tetap mengasihi mereka. Kasih Allah justru dinyatakan kepada mereka yang berdosa, yang lemah, mereka yang membutuhkan kasih tersebut. Ia memberikan janji bahwa Israel akan bertumbuhkembang dan mereka tidak lagi disebut “bukan umat-Nya,” namun akan disebut “anak-anak Allah yang hidup.” Sebagai orang-orang yang dikasihi-Nya, kita pun perlu menunjukkan kesetiaan kita kepada Allah dan membagikannya kepada orang lain. Kesetiaan kita dapat diwujudkan dalam berdiakonia. Allah menghendaki kita agar dapat berbagi dengan orang lain, terutama kepada mereka yang membutuhkan, meskipun kadangkala itu sulit bagi kita. Mengapa demikian? Terkadang orang yang didampingi dengan baik pun belum tentu dapat menerima apa yang Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 57 kita berikan dengan baik, bahkan bisa saja mereka menolaknya. Kita berbagi kepada siapa saja, bahkan kepada mereka yang buruk sekalipun; orang-orang yang dipenjara misalnya. Kita bersyukur kepada para diakonos yang mempedulikan mereka; memberikan pelayanan kasih kepada mereka yang dipandang buruk oleh orang pada umumnya. Bukankah akan semakin indah jikalau kehidupan berbagi ini menjadi budaya kita? Budaya berbagi dimana kita tidak lagi hanya berharap untuk diberi namun berdaya untuk memberi. Berbagi kepada mereka yang membutuhkan berdasarkan apa yang kita punya dengan setia. Semoga ketika kita berbagi kepada sesama, kita memiliki motivasi bahwa segala kemuliaan hanya bagi Allah. Amin ̴ (LP) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 58 PA UMUM Kamis, 28 Juli 2016 Bahan Bacaan: Kejadian 18:20-32 A. Pengantar Diskusi (saat PA bagian ini tidak perlu dibacakan, penjelasan teks ini adalah bagian dari persiapan Pemandu PA) 1. Latar belakang teks Kejadian 18:20-32 adalah bagian dari penampakan TUHAN kepada Abraham (Kej 18:1). Di ayat 1-15 Tuhan mengulangi perjanjian seorang anak laki-laki kepada Abraham. Dari ayat 16 perikop berubah fokusnya: dari rumah Abraham ke kota Sodom (ayat 16). 2. Penjelasan teks Ayat 20; Alasan Tuhan untuk turun (ayat 21) adalah keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan karena sangat berat dosanya. Dosa itu mengacu Kej. 13:13: „Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN‟. Dosa berlawan dengan melakukan keadilan dan kebenaran, dengan „orang benar‟ (ayat 23). Ayat 22; „Tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN‟ bisa ditafsirkan sebagai sikap doa: Abraham mau menaikkan doa syafaatnya. Ada juga penjelasan yang mengatakan bahwa teks semula berbunyi „Tetapi TUHAN masih tetap berdiri di hadapan Abraham‟. Dalam versi ini sikap TUHAN sebagai Hakim segenap bumi (ayat 25b dan Kel 17:6). Posisi Abraham dalam versi ini sebagai pembela/pengacara. Ayat 24 dan 26; Dalam pembelaan atau doa Abraham, nama Lot tidak disebutkan. Fokus Abraham adalah „tempat itu‟ (ayat 24) dan „seluruh tempat‟ (ayat 26), bukan keluarganya sendiri. Ayat 32; Setiap kali kalau Abraham bertanya kalau ada 50, 45, 40, 30, 20 atau 10 orang benar Tuhan berjanji tidak akan memusnahkan tempat itu karena orang benar itu. Ini berarti bahwa pertanyaan Abraham di ayat 25b bisa dijawab dengan positif. Hakim segenap bumi menghukum dengan adil. Di ayat 32 Abraham menggarisbawahi dia tidak akan bertanya lagi („aku berkata lagi sekali ini saja‟). Angka 10 di Alkitab adalah angka kesempurnaan (10 hukum, 10 tulah). Dan angka 10 juga adalah jumlah sedikit-dikitnya (Kel. 18:21 dan Bil. 11:32). Dialog dengan TUHAN sudah selesai dengan mengatakan jika ada 10 orang benar „seluruh tempat‟ tidak akan dimusnahkan. Tujuan dari dialog antara Abraham dengan Tuhan tercapai: karena semua kemungkinan diperiksa dan didoakan untuk tidak melenyapkan tempat itu. Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 59 B. Alur Proses PA 1. Pembukaan : a. Pemandu PA membuka acara dan memberi salam kepada peserta PA. Pemandu PA mengucapkan terima kasih kepada peserta yang hadir dan tuan rumah yang sudah menyediakan tempat untuk ber PA. b. Pujian pembukaan c. Doa Pembukaan d. Pembacaan teks Kejadian 18:20-32 2. Diskusi kelompok: b. Peserta PA dibagi dalam kelompok dengan makismal 6 orang dan mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut: 1. Di gereja atau secara pribadi saudara biasanya doa syafaat untuk siapa saja? 2. Apa tujuannya dari doa syafaat Abraham menurut ayat 23-26 khususnya? 3. Apa pendapat saudara tentang doa syafaat Abraham? Apakah “orang Sodom dan Gomora” sekarang ini perlu didoakan menurut saudara? Mengapa? 4. Di mana doa syafaat gereja atau saudara pribadi mirip dengan doa syafaat Abraham dan di mana tidak? 5. Menurut saudara apa tempatnya doa syafaat kalau GKSBS mau menjadi “Gereja yang berdiakonia”? 6. Kumpulkan poin doa syafaat (khususnya yang terkait dengan perikop ini dan diakonia) dan naikkan doa syafaat ini bersama-sama dalam kelompok masingmasing. 3. Rangkuman (kalau dibutuhkan): a. Pemandu PA minta ringkasan yang singkat dari setiap kelompok. b. Pemandu PA membuat rangkuman tentang PA perikop ini. C. Pujian dan persembahan D. Doa persembahan dan penutup ̴ (HJN) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 60 PA PEMUDA Jumat, 29 Juli 2016 Bahan Bacaan: Mazmur 85 A. Pengantar Diskusi Mazmur ini menurut para ahli sebagai Mazmur liturgi yang biasa dinyayikan di Bait Suci. Kemungkinan besar Mazmur ini berasal dari zaman setelah pembuangan. Nasib Israel sudah dipulihkan, namun keadaan belum pulih total seperti yang diharapkan. Mazmur 85 dapat dibagi menjadi 3 bagian: 1. Pengakuan iman (ayat 2-4) 2. Permohonan dan keluh kesah (5-8) 3. Penegasan iman dan panggilan ( 9-14) 1. Pengalaman iman Mazmur dibuka dengan suatu pengakuan bahwa Tuhan telah berkenan kepada tanahNya yang juga menunjuk pada perkenanan-Nya kepada umat yang hidup di atas tanah milik-Nya itu. Tuhan telah memulihkan keadaaan Yakub. Pemulihan terjadi karena Tuhan sudah mengampuni kesalahan dan dosa umat-Nya. Tuhan tidak lagi murka kepada umat-Nya ( 2-4). 2. Permohonan dan Keluh kesah Belum pulihnya keadaan seperti yang diharapkan menjadi keluhan umat kepada Allah. Pemulihan itu terasa berhenti, jalan berhenti atau jalan ditempat. Umat masih menderita karena kasih setia Tuhan sepertinya berhenti. Apa sebabnya? Janganjangan Tuhan masih menyimpan kemarahan-Nya atas umat. Pergumulan ini yang melahirkan keluh-kesah dan permohonan umat agar Tuhan menghentikan murka-Nya dan meniadakan sakit hati-Nya. Lebih daripada itu mereka memohon agar Tuhan ”menghidupkan kembali” umat-Nya. Secara positif, umat memohon agar Tuhan memulihkan kasih setia dan keselamatan-Nya kepada umat. Umat merindukan sukacita yang bersumber dari kasih setia dan keselamatan yang datang dari Allah. 3. Penegasan iman dan panggilan Dalam pergumulan itu pada akhirnya umat meyakini bahwa Allah pasti akan memulihkan mereka. Yang dikehendaki Allah bagi umat-Nya adalah damai bukan hidup tanpa pengharapan. Allah akan memberikan damai-Nya kepada orang yang dikasihi-Nya. Siapa yang dimaksud dengan orang yang dikasihi-Nya? Orang yang tidak kembali kepada jalan kebodohan (ayat 9) yakni orang-orang yang hidup takut akan Tuhan. Allah dekat dengan orang-orang yang takut akan Dia. Allah akan memberi pemulihan yang sempurna. Pemulihan yang sempurna itu bukan saja bersifat vertikal antara bumi dan langit atau antara manusia dan Allah. Namun yang bersifat horisontal perdamaian diantara umat dan Tuhan, ada hubungan yang erat antara pemulihan Tuhan dengan umat-Nya dan pemulihan hubungan antara umat dan sesamanya. Artinya pengampunan dan kasih Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 61 setia Tuhan mendorong umat untuk hidup berdamai dan saling memulihkan. Itulah sebuah proses yang menuju pemulihan yang sempurna. Karena itu semua orang didorong untuk mengikuti jejak Allah. Hidup berdamai, saling mengampuni serta memberlakukan kasih dan keadilan. B. Pertanyaan untuk Diskusi: 1. Apa pengharapan pemazmur kepada Tuhan? 2. Mengapa Pemazmur merindukan apa yang akan segera Tuhan berikan? 3. Pengharapan yang bagaimana yang pemazmur harapkan akan terjadi sebelum kedatangan Tuhan? 4. Sebagai pemuda/pemudi, apa yang kita harapkan terjadi dalam kehidupan kita pada masa menjelang kedatangan Tuhan? ̴ (ITS) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 62 KOTBAH MINGGU, 31 JULI 2016 Bahan Bacaan: Pengkotbah 1:2, 12-14; 2:18-23 “HIDUP YANG BERARTI” Bapak Ibu, Suadara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kritus Isi Kitab Pengkhotbah pada umumnya menceritakan kegiatan umat manusia di atas muka bumi ini. Namun semua jerih lelah tersebut tidak ada artinya dan tidak ada tujuannya ketika dilakukan terlepas dari kehendak Allah, persekutuan, dan kegiatan kasih Allah di dalam kehidupan kita. Kitab ini juga menekankan bahwa ciptaan itu sendiri berada dalam lingkaran kesia-siaan dan kerusakan alam semesta. Tujuan penulis Kitab Pengkotbah ini ingin menghancurkan semua harapan palsu umat manusia kepada kemewahan dunia semata-mata; ia ingin para pembacanya melihat kenyataan-kenyataan serius dari kejahatan, ketidakadilan, dan kematian serta menginsafi bahwa hidup terlepas dari Allah itu sia-sia dan tidak akan menghasilkan kebahagiaan sejati. Menurut para penafsir, Kitab ini ditulis oleh raja Salomo. Kita tentu mengenal baik siapa raja Salomo, dia kita kenal dalam Alkitab sebagai raja yang luar biasa karena ia punya hikmat yang berasal dari Allah. Itu mampu memberikan kebijaksanaan pada dirinya untuk memimpin kerajaannya yang sangat besar dengan segala persoalannya. Dia juga dikenal sebagai raja yang memiliki kekuasaan yang sangat berpengaruh di dunia pemerintahan, sehingga beberapa kerajaan di sekitarnya memberikan upeti atau persembahan kepadanya. Namun demikian, ia juga dikenal sebagi raja yang luar biasa karena ia punya isteri yang juga luar biasa banyaknya. Kepandaian ia punya, kekuasaan dan harta ia punya, keluarga ia punya apa yang kurang ? Tentu kita berpikir tidak ada bukan? Bapak Ibu, Saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kritus Sebagai seorang raja, sang pengkotbah mencoba mendalami dan mempelajari proses kehidupan yang terjadi di muka bumi, ia menyatakan bahwa apa yang ia lihat dan amati ini dia perhatikan dengan serius sekali (ayat ke 13). Dia memperhatikan bahwa apa yang dilakukan oleh umat manusia di bawah matahari adalah usaha sia-sia dan seperti orang yang menjaring angin yang tak mungkin akan berhasil dan mendapatkan angin tersebut (band. Pengkotbah 1:14). Sang pengkotbah melihat bahwa apa yang dilakukan oleh manusia pada akhirnya tidak dapat dirasakan dan dinikmati. Seluruh pengorbanan yang dilakukan untuk meraih sesuatu menjadi terbuang sia-sia. Bapak, ibu, saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, Dibalik kebesaran raja Salomo ternyata kini dia mengungkapkan keluhannya yang mendalam tentang kehidupan ini, seperti apa yang telah kita baca dalam Kitab Pengkhotbah tadi. Hikmat, kejayaan serta kekayaan telah dia miliki, namun dia merasakan itu semuanya sia-sia. Perhatikan teriakannya di dalam Pengkhotbah 1:2 “Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia.” Sang pengkotbah dengan tegas dan berani mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh manusia di muka bumi ini adalah kesiasiaan belaka. Dalam pengkotbah 2:14, ia menegaskan bahwa segala sesuatu adalah usaha untuk menjaring angin, seperti angin yang bisa dirasa, namun tidak bisa dipegang atau Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 63 ditangkap. Demikian proses kehidupan ini dengan semua aktivitasnya bisa dirasakan tetapi tidak bisa dipegang dalam keutuhan, akan berlalu kemana kehidupan itu akan mengalir. Mengapa ia mengatakan demikian ? Sang pengkotbah melihat bahwa jerih lelahnya adalah kesia-sian belaka karena apa yang ia hasilkan dan ia raih dengan susah payah akan ditinggalkannya kepada orang lain. Ketika ia merenungkan ini, maka ia merasa benci dengan usaha keras yang ia telah lakukan. Dalam pasal 2 ayat ke 18 ia merasa marah atas dirinya sendiri yang telah bekerja dengan susah payah; ia telah mengeluarkan banyak tenaga, waktu dan materi untuk meraih kejayaannya tersebut. Alasan ia membeci pekerjaannya itu karena ia berpikir tidak bisa menikmati selamannya apa yang telah ia raih dengan susah payah tersebut. Ia akan meninggalkan semua kekayaanya dan apa yang ia miliki selama ini. Alasan selanjutnya harta kekayaan yang telah ia peroleh dengan susah payah akan jatuh kepada orang-orang yang akan datang, dan ia tidak tahu apakah orang yang akan menerima hartannya itu adalah orang yang baik dan berhikmat seperti dirinya. Bisa jadi orang yang menerima hartanya sesudah dirinya adalah orang yang malas dan bukan pekerja keras seperti dirinya. Alangkah enaknya orang yang demikian pikir sang pengkotbah. Dia muak bukan saja terhadap hidup ini, tetapi juga terhadap kerja keras, sebab dia melihat bahwa itu tidak ada gunanya. Suatu hari dia pasti meninggalkan semua hasil kerja kerasnya kepada seseorang yang mungkin bersifat sembrono, atau barangkali kepada orang yang tidak pernah melakukan apa-apa untuk layak mendapatkan semua itu. Bapak, ibu, saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, Pada titik inilah sang pengkotbah sampai pada keputusasaan, apabila ia memikirkan semua yang akan terjadi dalam kehidupannya. Ayat 20 “Dengan demikian aku mulai putus asa terhadap segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari. Ayat ini merupakan ungkapan keputusasaan yang mendalam bahwa pada akhirnya apa yang dilakukan oleh manusia juga dirinya, di bawah matahari tidak ada untungnya sama sekali. Mengapa hal ini bisa dialami oleh raja Salomo yang hebat itu? Pertama : Fokus pada diri sendiri, Kalau kita perhatikan dari sejak awal bapak ibu saudara sekalian…. Bahwa sang pengkotbah memfokuskan semua pikirannya kepada dirinya sendiri. Semua yang ia perhatikan mengenai segala perbuatan yang dilakukan oleh manusia untuk kepentingan dirinya sendiri. Kedua: Fokus pada Tuhan. Sang pengkotbah seolah-olah tidak memperhatikan ada kehidupan lain yang berpusat kepada Allah dan kehendaknya. Hidup dan pekerjaan manusia tidak akan berakhir sia-sia jika ia dilakukannya sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebab hidup di dalam Tuhan sebenarnya tidak ada yang siasia melainkan bermakna. Jadi jika manusia hidupnya berfokus pada dirinya sendiri, ia hidup untuk dirinya sendiri; ia bekerja untuk dirinya sendiri, bahkan seluruh aktivitas yang dikerjakan untuk dirinya sendiri. Ia tidak melihat Tuhan dalam seluruh kehidupannya, bahkan melibatkan Tuhan dalam hidupnya sekalipun, maka orang akan sampai pada kesia-siaan, kemarahan, dan pada akhirnya mengalami keputusasaan. Bapak, ibu, saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, Mungkin kita pernah juga mengalami kodisi seperti sang pengkotbah yang merasa bahwa hidup kita ini tidak ada artinya; jerih lelah kita ini seoalah-olah sia-sia dan tidak ada artinya. Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 64 Keputusasaan bisa saja merasuki kehidupan semua orang. Tidak perduli ia orang kaya, orang miskin, orang besar orang atau kecil, orang berpendidikan dan mungkin orang tidak terpelajar sekalipun. Sia-sia, putus asa itu yang terjadi atas hidup kita jikalau pikiran kita selama kita hidup ini hanya berfokus pada diri kita sendiri. Kita akan menjadi orang yang tidak berarti kalau seluruh hidup kita ini hanya berorientasi pada kepentingan kita sendiri. Hidup kita ini akan terasa hampa dan tidak ada tujuan kalau kita tidak mau berpikir masih ada kehendak Allah yang harus terjadi atas hidup kita, bukan hanya kehendak kita yang harus terus terjadi. Di dalam penghayatan bulan diakonia GKSBS ini, marilah kita merenungkan bagaimana seharusnya kehidupan kita ini berarti dan tidak sia-sia. Sia-sia karena kita pasti mengalami kematian, tidak ada hidup yang abadi di dunia ini. Oleh karena itu agar hidup kita ini bermakna dan berarti maka yang harus kita lakukan adalah: a) Tidak memikirkan diri sendiri Kita menyadari bahwa kita hidup di dunia ini tidak seoarang diri, kita hidup bersama dengan orang lain. Bisa jadi orang-orang yang ada di sekitar kita adalah orang-orang yang tidak seberuntung seperti kita baik kesehatan, pendidikan, ekonomi dan lain sebagiannya. Hidup kita akan menjadi lebih berarti kalau kita mampu menolong mereka untuk mengalami kehidupan yang lebih baik. Apa yang kita miliki yang paling terkecil sekalipun, mungkin bisa menjadi sebuah mutiara yang berharga bagi orang lain yang benar-benar membutuhkannya. Hidup kita tidak akan ada artinya jika hanya untuk kepentingan diri sendiri. Hidup kita akan berarti manakala kita berguna dan bermanfaat bagi orang lain. Inilah diakonia melalui kehidupan kita. Penghayatan kita dalam bulan diakonia ini adalah bagaimana menjadikan seluruh hidup kita, berguna dan berarti bagi orang lain dan bukan hanya dipakai untuk memuaskan kepentingan sendiri. b) Hidup takut akan Tuhan Belajar dari sang pengkotbah bahwa hidupnya terasa akan sia-sia manakalah Tuhan sama sekali tidak dilibatkan dalam hidupnya. Justru kita dapat melihat bahwa segala kesuksesan yang dimiliki sang pengkotbah adalah karena campur tangan Tuhan semata. Demikian hidup kita mari kita menyadari bahwa hidup manusia itu amatlah kecil dan bisa jadi tidak ada artinya. Namun hidup kita akan berbeda manakala kita menghadirkan Tuhan Allah dalam hidup kita, sehingga karya dan kehendak Tuhan itu dinyatakan atas seluruh kehidupan kita. Jika Tuhan Allah kita libatkan dan hadirkan dalam hidup kita maka ia yang akan mengerak hidup kita untuk melakukan tindakan-tindakan yang Tuhan mau, bukan melakukan tindakan-tindakan yang saya mau semata. Bapak, ibu, saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, Sekali lagi dalam rangka bulan diakonia pada saat ini, marilah kita jadikan kehidupan kita ini menjadi kehidupan yang bermakna dan berarti. Seluruh aspek kehidupan kita dapat kita jadikan diakonia dan menjadi sangat berarti bagi orang lain dengan tidak memfokuskan kehidupan ini pada diri sendiri. Hidup kita ini akan berarti dan tidak sia-sia jika Allah turut hadir dalam seluruh kehidupan yang kita jalani. Allah bisa memakai kehidupan kita ini untuk kemuliaan nama-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Amin. ̴ (TAR) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 65 Nats Pembimbing Nats Berita Anugerah Nats Persembahan Nyanyian Jemaat 1. Pujian Pembukaan 2. Pujian Syukur 3. Pujian Kesanggupan 4. Pujian Respon Firman 5. Pujian Persembahan 6. Pujian Penutup : Efesus 4: 17-20 : Kolose 3:1-4 : Ibrani 9: 14 : : PKJ 05 2x : PKJ 27:1-5 : PKJ 129: 1-3 : PKJ 264: 1-3 : PKJ 264: 1: PKJ 274:1-3 Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 66 KEBAKTIAN ANAK, 31 JULI 2016 Bahan Bacaan: Hosea 11:1-11 KASIH TUHAN „NGGAK ADA BATASNYA TUJUAN: 1. Anak memahami bahwa Tuhan itu senantiasa mengasihi umat-Nya. 2. Anak dapat meneladani kasih Allah dalam kehidupannya. LITURGI: 1. Pembukaan Pelayan anak menyapa anak-anak dengan salam; Selamat pagi adik-adik, bagaimana kabarnya hari ini? (Ajarkan anak-anak menjawab: Saya sehat, saya diberkati dan saya bersuka-cita, Yes, Yes, Yes....! Ketika menjawab saya sehat dengan memperagakan kedua tangan dikepalkan dan digerakkan seperti Cristiano Ronaldo habis mencetak gol; ketika menjawab, saya diberkati dengan menengadahkan tangan; dan ketika menjawab saya bersukacita dengan meletakkan kedua jari telunjukk ke pipi sambil tersenyum; serta ketika mengucapkan Yes, Yes, Yes dengan menggerakkan tangan terkepal kedepan dan belakang). 2. Pujian Pembukaan Dalam Yesus kita bersaudara Dalam Yesus kita bersaudara, dalam Yesus kita bersaudara Dalam Yesus kita bersaudara, sekarang dan selamanya Dalam Yesus kita bersaudara. Dalam Yesus ada sukacita, dalam Yesus ada sukacita Dalam Yesus ada sukacita, sekarang dan selamanya Dalam Yesus ada sukacita. Yesus Sayang Semua Yesus sayang semua, semua, semua. Yesus sayang semua, sayang semua. Sayang papa, sayang mama, sayang adik; sayang kakak, sayang kamu, sayang semua. 3. Doa Pembukaan Doa pembukaan dapat dipimpin oleh seorang pelayan anak ataupun salah satu anak sekolah minggu. 4. Pujian Menyambut Firman Kasih-Nya Seperti Sungai Kasih-Nya seperti sungai, kasih-Nya seperti sungai Kasih-Nya seperti sungai dihatiku. Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 67 Mengalir di waktu siang, mengalir di waktu malam Kasih-Nya seperti sungai dihatiku. ***Damai-Nya ***Berkat-Nya 5. Firman Tema: “Kasih Tuhan Tiada Batas” Adik-adik yang cantik dan ganteng, yang dikasihi Tuhan Yesus. Hayo..... tau tidak, cerita tentang anak yang dikutuk ibunya menjadi batu. Siapa adik-adik......? Malin Kun......dang! Cerita tentang seorang anak yang melupakan kebaikan ibu yang telah membesarkannya. Setelah kaya, ia malu mengakui ibunya yang sudah tua dan miskin. Ibunya berusaha menyadarkan, tetapi ia tetap tidak mau mengakui. Akhirnya kesabaran sang ibu habis. Maka Malin Kundang dikutuk oleh ibunya menjadi batu. Pada waktu itu kesabaran sang ibu, sebagai manusia, ada ba.......tas......nya. Pada hari ini, kakak akan bercerita tentang Tuhan dari seorang Nabi yang bernama Hosea. Nabi Hosea ini menggambarkan tentang hati Allah yang penuh belas kasih dengan begitu indah. Meski begitu, kebaikan dan belas kasih-Nya sering kali dilupakan umat Israel. Mereka lupa bahwa Tuhanlah yang telah membebaskan mereka ketika masih dijadikan budak di Mesir, dan menolong mereka di sepanjang perjalanan ketika mereka menuju tanah perjanjianyaitu tanah Kanaan. Tetapi apa yang terjadi adik-adik, ternyata umat Tuhan sering melupakan kebaikan Tuhan. Bukannya mensyukuri kemurahan dan pertolongan Tuhan, mereka malah menjauh dari Tuhan. Mereka berbuat dosa dan menyembah ilah yang lain. Apa kira-kira Tuhan terus marah kepada umat yang nakal itu adik-adik......? Sungguh bersyukur adik-adik, bahwa Tuhan tidak seperti manusia. Tuhan tak pernah kehabisan kesabaran seperti ibu Malin Kundang. Tuhan memberi pelajaran agar umat-Nya berubah, dan tidak mau kalau umat-Nya itu dihabisi atau dimusnahkan. Tuhan itu baik, penuh belas kasihan yang mau umat-Nya bertobat. Adik-adik, setelah mendengar cerita tentang Tuhan yang mengasihi kita yang tidak ada batasnya melalui nabi Hosea, kita diajari untuk selalu mengingat kasih Tuhan. Bahwa Tuhan itu terus baik kepada kita, kepada orang tua kita, kepada saudara-saudara kita dan kepada semua orang di sekeliling kita. Nanti kita akan bersama-sama membuat sesuatu yang dapat mengingatkan kita terus kepada orang-orang yang kita kasihi dan mengasihi kita. Supaya apa.....? Supaya kita belajar mengingat dan menghargai kebaikan dan kasih dari orang di sekeliling kita. Adik-adik pasti mengasihi Tuhan. Tanda yang bisa kita lakukan sekarang adalah dengan cara mengasihi orang lain di sekeliling kita. Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 68 Semoga adik-adik akan terus menjadi anak-anak yang baik, yang tidak lupa mengucap syukur kepada Tuhan, sekaligus juga mengucap syukur kepada orang-orang yang mengasihi kita ya. Selamat menjadi anak yang baik dan penuh kasih. Tuhan memberkati adik-adik. 6. Aktivitas Dalam aktivitas ini anak-anak diajak untuk membuat hiasan gantung yang terbuat dari bahan yang sederhana seperti dalam contoh di bawah ini. Anak anak diajak untuk menuliskan namanama orang yang mereka kasihi dan yang mengasihi mereka, dan dituliskan di kertas yang berbentuk hati dan digantungkan dalam tali pada hiasan utama (lihat LAMPIRAN 1). 7. Aktivitas Pelayan anak mengajak anak sekolah minggu berdiri dan menyanyikan lagu dengan disertai gerakan sesuai syair. Menyanyikan lagu respon: Setinggi-Tingginya Langit Setinggi-tingginya langit, lebih tinggi kasih Yesus-Ku. Sedalam-dalam lautan, lebih dalam kasih Yesus-Ku. Seindah-indah pelangi, lebih indah kasih Yesus-ku. Kasih Yesus, O...... Kasih Yesus mengalahkan segalanya Kasih Yesus, O...... Kasih Yesus mengalahkan segalanya 8. Persembahan Pujian: KJ 299 Bersyukur Kepada Tuhan Bersyukur kepada Tuhan, bersyukur kepada Tuhan; Sebab Ia baik, bersyukur kepada Tuhan. Doa Persembahan dipimpin oleh seorang anak sekolah minggu. 9. Pujian Penutup Saya Mau Ikut Yesus Saya mau ikut Yesus, saya mau ikut Yesus, Sampai slama-lamanya. Meskipun saya saya susah, menderita dalam dunia Saya mau ikut Yesus, sampai slama-lamanya. 10. Doa Penutup dan Berkat Doa penutup dan berkat dipimpin oleh pelayan anak. ̴ (YEP) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 69 LAMPIRAN 1 1 2 3 4 5 6 7 Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 70 RENUNGAN Selasa , 2 Agustus 2016 Bahan Bacaan: Mazmur 49:1-13 BETAPA BERHARGANYA NYAWA Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Mazmur 49 ini ditujukan bagi semua orang tanpa kecuali. Berlaku bagi semua yang mendengarkan hikmat dan amsal, baik yang hina maupun mulia, kaya maupun miskin. Pemazmur ingin menyatakan bahwa dihadapan Tuhan, semua yang dimiliki manusia itu tidak ada yang bisa diandalkan, baik harta benda, kekayaan, hikmatnya, kebodohan, kedunguan, ladang-ladang dan lainnya dalam rangka mempertahankan hidupnya, membebaskan dan menebus nyawanya kepada Tuhan. Terlalu mahal harga pembebasan/ menebus nyawa, tidak seorangpun sanggup dengan apa saja yang dimilikinya. Nyawa sama dengan hidup. Kehidupan tidak bisa dibeli dengan apapun yang dimiliki manusia. Betapa rendahnya manusia yang tidak mau memahami dan mengerti betapa pentingnya nyawa atau hidup dalam konteks ini. Bahkan dalam ayat 13 dan 21, menurut pemazmur, sebenarnya manusia yang memegahkan diri dengan segala yang dimilikinya, dalam konteks ini sama saja dengan hewan yang dibinasakan. Tentu saja ini sebagai kiasan perbandingan antara makhluk ciptaan dengan Penciptanya. Pemazmur menyatakan bahwa orang yang hidupnya berdiri atas harta berlimpah-limpah, kesenangan dan kemasyhuran duniawi serta bukan mencari Allah dan kerajaan-Nya, manusia itu akan musnah. Dalam ayat-ayat berikutnya dikatakan bahwa manusia yang hidupnya sejalan dengan kehendak Pencipta yaitu Tuhan Allah, nyawa atau kehidupannya begitu berharga di mataNya. Orang yang hidup bagi Allah akan dibebaskan dari dunia orang mati. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Inti dari perikop yang kita renungkan ini adalah betapa berharganya nyawa atau hidup. Nyawa disini tidak hanya dipandang dalam konteks hidup matinya manusia secara fisik di kehidupan pertama di dunia ini. Nyawa dalam konteks ini bisa dipahami sebagai kehidupan kita yang terus menerus/ kekal. Artinya bahwa kekekalan hidup itulah yang harusnya kita dapatkan, bukan hidup di dunia orang mati. Dengan demikian, kekekalan hidup dalam damai sejahtera itulah yang harusnya kita peroleh. Yang sungguh luar biasa, kita memperoleh kehidupan atau nyawa kita dari anugerah Allah melalui diri Yesus. Ia begitu menghargai pribadi kita demi hidup kita dan bukan memandang harta kekayaan dan lainnya yang kita miliki. Betapa bersyukurnya kita karena Allah telah datang dalam diri Yesus ke dunia sebagai manusia. Dia bertumbuh besar dan kemudian mati di kayu salib untuk membayar harga penebusan kita. Dia melayani kita dengan hidupnya demi menyelamatkan hidup manusia. Sikap melayani dari Yesus inilah yang tentunya menjadi inspirasi kita dalam berdiakonia, dimana hidup manusia itu dipandang sangat berharga oleh Tuhan Allah. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Nyawa atau hidup manusia itu sangat berharga di mata Tuhan Allah. Inilah prinsip diakonia yang harusnya kita pegang mengacu pada tindakan diakonia Tuhan Allah dalam diri Yesus Kristus. Dia terlebih dulu melayani kita dengan segenap jiwa dan raga karena berharganya Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 71 hidup manusia itu. Sebagai manusia yang telah Ia layani, apa balasan kita? Apakah kita mampu membalasNya? Tentu kita tidak akan bisa melayani secara langsung kepada Tuhan Allah yang tidak bisa kita lihat. Namun ada yang kelihatan yang bisa kita layani sebagaimana yang Tuhan Yesus inginkan dalam perumpamaan dalam Matius 25:34-40 “ketika Aku lapar engkau memberi Aku makan, ketika Aku haus engkau memberi aku minum...” dan seterusnya. Nyawa atau hidup manuia itu sangat berharga di mata Tuhan, oleh karena itu kita sebagai orang-orang yang berhutang kepada Tuhan atas pemberian hidup dariNya, kitapun bisa dipakai Tuhan menjadi alatNya untuk memelihara kehidupan sesama. Oleh karena itu, mari kita berdiakonia dengan prinsip bahwa nyawa atau hidup begitu berharga dan yang kita lakukan adalah wujud syukur oleh karena Tuhan sudah memberi hidup kepada kita. Selamat berdiakonia. Tuhan memberkati kita semua. Amin. ̴ (PA) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 72 PA UMUM Kamis, 4 Agustus 2016 Bahan Bacaan : Kolose 3:1-13 A. Pengantar Diskusi Dari tulisan rasul Paulus kepada jemaat di Kolose ini sepertinya mengungkapkan bahwa jemaat tersebut hidup melakukan hal-hal buruk dimana Allah tidak dipermuliakan. Pada ayat 5-9 disebutkan ada percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat, dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala dst.“ Paulus katakan bahwa segala sesuatu yang duniawi itu harus dimatikan dari diri jemaat. Meskipun demikian, itu tidak berarti kehidupan jemaat adalah buruk. Paulus mengetahui bahwa jemaat Kolose memiliki iman dalam Kristus Yesus dan kasih terhadap semua orang kudus (Kol. 1:2-8). Mereka telah meninggalkan manusia lama serta kelakuannya dan memperolah hidup yang terus-menerus diperbarui oleh Allah. Paulus mendorong jemaat agar tetap mempraktekkan apa yang berkenan kepada Allah (Kol. 3:12-13). Paulus menunjukkan cara berpikir yang berbeda. Apa yang baik, benar penting dilakukan oleh semua orang. Sebagai umat yang telah diperbarui, maka kasih jemaat perlu diterapkan bukan hanya kepada orang-orang kudus, tetapi kepada semua orang. Jemaat harus melihat bahwa semua orang adalah obyek kasih-Nya. Dengan demikian, hidup jemaat di tengah-tengah masyarakat yang berbeda-beda budayanya, status sosialnya, jemaat tidak lagi membeda-bedakan sesamanya ketika mereka mewujudkan belas kasihan, kemurahan. Hidup berbagi kepada mereka yang membutuhkan sebagaimana Kristus telah berbagi kehidupan pada manusia. Kita pun hidup di tengah-tengah masyarakat luas yang berbeda-beda status sosialnya. Tentu saja, kita perlu berperan atas mereka. Dalam mewujudkan diakonia gereja, kita tidak lagi hanya memperhatikan jemaat kita saja, tetapi kita juga perlu memperhatikan masyarakat yang menyekitari kita; berbagi kepada mereka berdasarkan kasih dan apa yang kita punya. B. Pertanyaan untuk Diskusi 1. Menurut saudara, apa nasihat Rasul Paulus bagi jemaat di Kolose terkait dengan orang lain (ayat 11-13)? 2. Bagaimana dengan kita yang sudah hidup baru, sikap diakonia seperti apa yang kita bangun? 3. Melihat situasi dan kondisi (konteks) yang menyekitari kita saat ini, apakah hidup berbagi terhadap sesama masih relevan (sesuai)? Jelaskan! 4. (Jika jawaban no. 3 masih sesuai, maka dapat dilanjutkan ke pertanyaan no. 4) Menurut saudara, apa yang menjadi penghalang untuk berbagi terhadap sesama? ̴ (LP) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 73 PA PEMUDA Jumat, 5 Agustus 2016 Bahan Bacaan : Lukas 12:13-21 A. Pengantar Diskusi (saat PA bagian ini tidak perlu dibacakan, penjelasan teks ini adalah bagian dari persiapan Pemandu PA) 1. Latar belakang teks Perikop ini adalah bagian dari pengajaran Yesus kepada beribu-ribu orang dan kepada murid-murid-Nya (Luk. 12:1). Dengan pertanyaan „seorang dari orang banyak‟ (ayat 13) tema pengajaran diubah: dari kesetiaan dalam situasi penyiksaan (ayat 1-12) ke tema kepemilikan (ayat 13-34). 2. Penjelasan teks Ayat 13-15 – Salah satu orang dari beribu-ribu orang punya pertanyaan tentang warisan (ayat 13). Yesus tidak mau memberikan solusi dalam kasus ini (ayat 14). Di Luk. 12:1 Yesus memperingatkan kemunafikan orang Farisi. Juga di ayat 15 Yesus memperingatkan orang untuk berjaga-jaga dan waspada. Kali ini tidak terkait dengan orang Farisi, tetapi terhadap ketamakan. Tetapi secara tidak langsung Yesus melanjutkan peringatan kepada orang Farisi (Luk. 11:37-12:1). Orang Farisi digambarkan oleh Yesus sebagai para koruptor yang tidak setia kepada Tuhan. Ketamakan memiliki dua makna di sini: keinginan besar untuk naik kelas status sosial dan keinganan besar untuk menjadi kaya. Ayat 15b menujukkan pertentangan antara „hidup‟ dan „harta‟. Ayat 16-21 – Petani yang kaya dalam perumpamaan Yesus adalah gambaran dari ayat 15 dan 21. Orang kaya ini mengutamakan harta daripada hidup yang kaya di hadapan Allah. Petani ini tidak mempercayakan kehidupannya kepada Tuhan dan tidak memakai hartanya penuh dengan iman. Sebenarnya petani ini adalah pembisnis yang hemat: dia mengumpulkan panennya supaya harga di pasar akan naik. Apa masalahnya dengan pembisnis seperti ini? (1) Lukas mau memakai contoh petani ini sebagai contoh ketamakan bukan contoh pembisnis. (2) Petani kaya ini sibuk dengan berbicara dengan dirinya: „Ia bertanya dalam hatinya‟ (ayat 17). Di Lukas orang seperti itu digambarkan secara negatif (misalnya Luk. 5:2122 dan Luk. 9:46-47). Mengapa dia tidak melibatkan orang di sekitarnya kalau keputusan dia sangat akan mempengaruhi komunitasnya. (3) Karena orang ini memiliki banyak tanah menyimpan hasil panennya pasti akan mempengaruhi ekonomi wilayah ini secara negatif. Kekuatan ekonomis dan posisi statusnya diyakinkan karena orang yang lain akan tergantung dari dia. Di balik semua ini: petani ini menjalani hidupnya tanpa Tuhan („orang bodoh‟), dia tidak sadar bahwa kehidupan ini diberikan Tuhan. Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 74 Persiapan Pemandu PA: - Lampiran 1 perlu diprint sesuai dengan jumlah peserta PA - Lcd, laptop dan salon (jika ada) - Lagu SLANK dapat didownload dari www.gksbs.org B. Alur Proses PA 1. Pembukaan : a. Pemandu PA membuka acara dan memberi salam kepada peserta PA. Pemandu PA mengucapkan terima kasih kepada peserta yang hadir dan tuan rumah yang sudah menyediakan tempat untuk ber PA. b. Pujian pembukaan c. Doa Pembukaan d. Pembacaan teks: Lukas 12: 13-21 e. Mendengarkan lagu SLANK „Seperti Para Koruptor‟ (https://www.youtube.com/watch?v=2-40OKr7XOk) 2. Diskusi kelompok: a. Peserta PA dibagikan dalam kelompok dengan makismal 6 orang dan mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut (tolong jawabannya dicatat): 1) Apakah saudara ingin menjadi kaya? Mengapa? 2) Bandingkan teks perikop dengan teks lagu Slank (lampiran 1). Menurut saudara ada perbedaan dan kesamaan apa saja antara: - „seorang dari orang banyak‟ (ayat 13) dan „Aku‟ (SLANK) - „seorang kaya (ayat 16) dan „Aku‟ (SLANK)? 3) Menurut SLANK apakah orang boleh menjadi kaya? Mengapa? 4) Menurut Yesus apakah orang boleh menjadi kaya? Mengapa? 5) Menurut SLANK siapa sebenarnya kaya? 6) Menurut Yesus siapa sebenarnya kaya? 7) Bagaimana saudara bisa memakai kekayaan yang dimaskud Yesus (dan SLANK?) untuk menjadi „gereja yang berdiakonia‟? 3. Rangkuman (kalau dibutuhkan): a. Pemandu PA minta ringkasan yang singkat dari setiap kelompok. b. Pemandu PA membuat rangkuman tentang PA perikop ini. C. Pujian dan persembahan D. Doa syafaat, persembahan dan penutup ̴ (HJN) ̴ Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 75 LAMPIRAN 1 Lirik SLANK – Seperti para koruptor Aku gak butuh uangmu Aku gak butuh hartamu Yang kubutuh hanya cintamu Setulus cintaku padamu Aku gak mau warisanmu Aku gak mau kekayaanmu Yang ku mau rasa sayangmu Sesayang aku padamu Reff: Hidup sederhana Gak punya apa-apa tapi banyak cinta Hidup bermewah-mewahan Punya segalanya tapi sengsara Seperti para koruptor 2x Aku gak perlu make-up mu Aku gak perlu bajumu Yang ku perlu isi dadamu Sepenuh kasihku padamu Aku gak penting warna lipstikmu Aku gak penting perhiasanmu Yang penting jujur hatimu Sejujurnya aku falling in love padamu Lukas 12:13-21 13 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." 14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" 15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpahlimpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari 16 pada kekayaannya itu." Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpahlimpah hasilnya. 17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. 18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbunglumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. 19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan 20 bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? 21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 76 LAMPIRAN AKSI DIAKONIA Bulan Diakonia GKSBS Tahun 2016. 77