73 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil

advertisement
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebagaimana terurai dalam
bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Sistem pembuktian terhadap suatu tindakan debitur dapat dinyatakan
memenuhi syarat-syarat berlakunya actio pauliana adalah diawali
terlebih dahulu dengan adanya gugatan yang diajukan ke Pengadilan
Niaga oleh Kurator sebagai pihak yang diberikan kewenangan menurut
ketentuan Undang-Undang No. 37 tahun 2004. Pada kasus PT. Metro
Batavia, Tim Kurator beranggapan ada pelanggaran yang dilakukan
oleh Yudiawan Tansari selaku Direktur Utama PT. Metro Batavia.
Pihak kurator PT Metro Batavia menilai penjualan aset Batavia
menjelang pailit adalah perbuatan melawan hukum (PMH) dan
merugikan kreditur, karena itu Kurator mengajukan gugatan actio
pauliana untuk menggugat penjualan dua aset properti milik maskapai
penerbangan yang sudah pailit tersebut dan membatalkan penjualan aset
tersebut karena menjadi boedoel pailit. Sistem pembuktian dalam
gugatan
actio
pauliana
tidak
mudah,
karena
Kurator
harus
membuktikan tindakan Debitur memang benar merugikan Kreditor
Pailit. Dalam Pasal 47 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 yang
menyatakan bahwa tuntutan hak berdasarkan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 41 sampai dengan Pasal 46 Undang-Undang
73
No.37 Tahun 2004 adalah ketentuan yang mengatur mengenai
pembatalan terhadap perbuatan hukum debitur dinyatakan pailit dan
dapat merugikan kepentingan kreditur.
2.
Kelemahan-kelemahan actio pauliana dalam memberikan perlindungan
hukum kepada Kreditur, yaitu adalah bahwa pembuktian actio pauliana
tersebut tidak sederhana karena legal standing Kurator baru muncul
ketika putusan pailit dibacakan. Padahal banyak Debitur pailit justru
mengalihkan asetnya jauh hari sebelum putusan Pailit. Kelemahan dari
actio pauliana adalah pembuktiannya yang tidak sederhana. Pembuktian
dalam actio pauliana tidak dapat dilakukan dengan cara pembuktian
sederhana sebagaimana dalam permohonan pernyataan pailit. Dengan
demikian, Kurator harus bisa lebih membuktikan bahwa debitur telah
melakukan itikad tidak baik dan aset yang dialihkan tersebut termasuk
dalam bedoel pailit. Permasalahannya sekarang adalah di dalam
Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 itu sendiri tidak ditentukan secara
tegas mengenai indikator suatu perbuatan dilandasi dengan itikad baik
atau tidak. Pembuktian itikad baik atau tidak ini akan menjadi beban
bagi Kurator dalam perkara actio pauliana, mengingat bahwa itikad baik
ini merupakan suatu konsep yang abstrak meskipun dapat didefinisikan
secara limitatif. Beban ini bertambah terlebih untuk membuktikan itikad
baik dalam pengertian subjektif yang memang bisa dinilai dari segi
tindakan, tapi selebihnya pribadi masing-masing yang mengetahui.
Pembuktian mengenai itikad baik ini juga akan menghambat langkah
74
Kurator untuk membatalkan perbuatan hukum debitur tersebut.
Pembatalan perbuatan hukum yang dilakukan oleh Kurator dengan
pengembalian aset yang sudah beralih ke harta pailit tersebut sangat
dibutuhkan untuk terlaksananya pelunasan piutang para kreditur,
khususnya kreditur konkuren yang tidak mempunyai jaminan apa-apa.
B. Saran
Berdasarkan uraian–uraian diatas maka beberapa saran yang dapat
penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1.
Bagi para pembentuk Undang-Undang
Penulis menyarankan untuk mulai melakukan evaluasi dan pembenahan
terhadap Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 secara umum dan
ketentuan yang terkait dengan actio pauliana dalam Undang-Undang
tersebut secara khusus dan selanjutnya melakukan revisi terhadap
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004. Berdasarkan analisis yang
penulis
lakukan,
penulis
menemukan
bahwa
terdapat
banyak
kelemahan-kelemahan dari Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004
yang salah satunya ada beberapa pasal yang menyangkut actio pauliana
tersebut kurang tegas atau multitafsir. Undang-Undang Nomor 37
Tahun 2004 harus segera diperbaiki mengingat bahwa perkembangan
perekonomian ke arah pasar bebas menghendaki adanya suatu
mekanisme penyelesaian utang piutang secara cepat, efektif, serta
75
memberikan perlindungan kepada semua pihak khususnya pihak
kreditor.
2.
Bagi para Kurator
Penulis menyarankan agar para Kurator lebih berani dan jeli dalam
mengusut aset yang termasuk dalam bedoel pailit, karena dengan
semakin maju perkembangan teknologi, maka dengan mudah aset dan
cepat aset tersebut dialihkan oleh debitur. Kurator juga harus lebih
cermat dan teliti dalam pembuktian gugatan actio pauliana, karena
Kurator diberi wewenang dan kepercayaan dari pihak kreditur.
76
Download