I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum produk asuransi memerlukan penghitungan premi. Prinsip penghitungan premi saat ini semakin berkembang dengan berbagai pendekatan. Pendekatan paling sederhana adalah prinsip nilai harapan yaitu premi bersih sama dengan nilai harapan klaim dikalikan konstanta tertentu. Dalam menentukan harga premi asuransi disarankan menggunakan momen orde tertinggi dari sebaran klaim atau menggunakan teori utilitas. Kenyataannya, semua prinsip ini gagal untuk menghitung sifat kompetitif alami dari penentuan harga asuransi (Emms & Haberman 2005). Penjelasan mengenai permodelan premi asuransi yang harus ditentukan di pasar yang kompetitif dan reaksi mereka terhadap perubahan premi yang ditawarkan perusahaan kompetitor sangat sedikit dibahas dalam literatur asuransi. Walaupun faktanya bahwa siklus pertanggungan pada non-life insurance yang dikenal sekarang dan analisis objektif diperlukan untuk merumuskan strategi pertanggungan dengan baik dibandingkan dengan mengikuti trend (Emms & Haberman 2005). Kebijakan perusahaan asuransi dipengaruhi oleh harga yang ditawarkan oleh perusahaan lain. Selama siklus pertanggungan, masing-masing perusahaan asuransi mengikuti pasar. Ketika premi pasar menurun maka premi perusahaan asuransi juga menurun. Sebaliknya ketika premi pasar mengalami peningkatan maka premi perusahaan asuransi juga meningkat (Emms & Haberman 2005). Harga premi relatif yang lebih rendah menghasilkan resiko di dalam pasar asuransi pada keuntungan yang lebih rendah untuk perusahaan asuransi. Premi adalah sebuah bentuk yang ditetapkan dalam upaya mengoptimumkan kekayaan dengan cara menjual asuransi sesuai permintaan. Secara implisit, strategi masing-masing perusahaan asuransi tidak mempengaruhi pasar. Hal ini masuk akal sepanjang perusahaan asuransi relatif kecil dibanding dengan ukuran pasar (Emms & Haberman 2005). Taylor (1986) mengasumsikan bahwa kompetisi dapat memberikan pengaruh pada strategi premi perusahaan asuransi. Taylor meneliti perubahan drastis tingkat premi yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi di pasar asuransi Australia. Harga asuransi setelah kejadian bencana besar, misalnya bencana alam, sering diikuti oleh periode tingkat premi yang lebih tinggi dan memperhitungkan keuntungan. Masing-masing perusahaan asuransi cenderung mengikuti pasar daripada harga asuransi berdasarkan prediksi sebaran klaim. Permasalahan ini membawa ke suatu model formulasi yang berdasarkan permintaan dan sebaran klaim. Taylor menggunakan model deterministik diskret. Sebelumnya telah dibuat secara umum pendekatannya menggunakan model stokastik kontinu, dengan analisisnya menggunakan teori kontrol optimum (Emms & Haberman 2005). 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari karya tulis ini adalah menemukan strategi premi asuransi optimal yang memaksimumkan kekayaan akhir perusahaan asuransi dengan strategi deterministik. II LANDASAN TEORI Untuk memahami penentuan nilai umum asuransi menggunakan teori kontrol optimum, berikut ini diberikan beberapa definisi dan teorema-teorema yang berkaitan di antaranya 2.1 Asuransi dan Polis Asuransi Definisi 2.1.1 (Asuransi) Asuransi adalah suatu kontrak antara dua pihak dengan satu pihak menyetujui untuk mengganti kerugian dari pihak lain. Pihak yang menyetujui mengganti kerugian disebut penanggung dan pihak yang mengalami kerugian disebut tertanggung. Pihak tertanggung membayar klaim pembayaran yang disebut premi kepada pihak penanggung. (Dorfman 2004)